Anda di halaman 1dari 11

MANAJEMEN OPRASIONAL

MATERIAL REQUEREMNT PLANNING (MRP)

DOSEN PENGAMPU

Ni Luh Gede Putu Purnawati, SE.,MM

Disusun Oleh:

Kelompok 10

Ni Putu Dewi Budiani 24/2102612011033

Ni Wayan Juniawangi 26/2102612011035

PRODI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

TAHUN 2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya makalah ini dapat kami selesaikan tepat pada waktu yang telah ditentukan.

Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Oprasional
yang berjudul “Material Requirement Planning (MRP)”.

Dalam pembuatan makalah ini, kami menemukan berbagai hambatan yang


dikarenakan terbatasnya ilmu pengetahuan kami mengenai hal-hal yang berkenaan dengan
penulisan makalah. Oleh karena itu kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu dosen
pembimbing mata kuliah Manajemen Oprasional yaitu Ibu Ni Luh Gede Putu Purnawati,
SE.,MM yang telah memberikan ilmu kepada kami.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, tetapi kami sudah
berusaha semaksimal mungkin. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
sehingga kedepannya kami dapat membuat makalah yang lebih baik dan kami juga berharap
makalah ini dapat berguna bagi orang lain yang membacanya.

Gianyar, 12 November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER........................................................................................................................ i

KATA PENGANTAR................................................................................................ ii

DAFTAR ISI............................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1

1.1 Latar Belakang...................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.3 Tujuan.................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................2

2.1 Karakteristik Dasar Sistem MRP.......................................................................2


2.2 Arus Informasi Sistem MRP..............................................................................3
2.3 Langkah Perhitungan MRP................................................................................4
2.4 Kesulitan Dalam MRP........................................................................................5

BAB III PENUTUP......................................................................................................7

3.1 Kesimpulan.........................................................................................................7
3.2 Saran...................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perencanaan kebutuhan material (Material Requirement Planning) merupakan suatu


konsep dalam manajemen produksi yang membahas cara yang tepat dalam merencanakan
kebutuhan barang dalam proses produksi. Dengan menggunakan teknik MRP ini, barang
yang dibutuhkan dapat direncanakan akan diterima pada waktu yang tepat, dengan jumlah
yang sesuai, dan tanpa menimbulkan persediaan yang berlebihan.

Jika suatu perusahaan mengaplikasikan sistem MRP ini, maka perusahaan dapat
melakukan perencanaan strategi dan langkah-langkah nyata untuk mengevaluasi proses
produksi. Selain itu, peningkatan produktivitas perusahaan yang sangat mendukung dalam
pencapaian tujuan utama bisnis, yaitu menghasilkan daya saing perusahaan dan menunjang
perkembangan perusahaan, karena dengan peningkatan produktivitas, maka perusahaan akan
memperoleh keuntungan dan dapat melakukan investasi baru lainnya. Dengan menerapkan
sistem MRP ini, diharapkan pemenuhan kebutuhan bahan baku dapat dilakukan sdengan
tepat, dan penentuan biaya persediannya dapat diterapkan seoptimal mungkin.

1.2 Rumusan Masalah

Terdapat beberapa rumusan masalah yang akan kami bahas pada makalah ini yaitu,
sebagai berikut:

1. Apa saja karakteristik dasar sistem MRP?


2. Bagaimana arus informasi sistem MRP?
3. Bagaimana langkah perhitungan MRP?
4. Apa saja kesulitan dalam MRP?
1.3 Tujuan
1. Agar kita mengetahui apa saja karakteristik dari sistem MRP.
2. Agar kita mengetahui mengenai arus informasi sistem MRP.
3. Agar kita mengetahui bagaimana langkah perhitungan MRP.
4. Agar kita mengetahui apa saja kesulitan yang terdapat dalam MRP.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Karakteristik Dasar Sistem MRP

Material Requirement Planning (MRP) merupakan suatu pendekatan yang mudah


dipahami untuk memecahkan suatu masalah terkait dengan penentuan jumlah bagian,
komponen, dan material yang diperlukan untuk menghasilkan produk akhir.

MRP ini juga memberikan skedul waktu yang terperinci kapan setiap komponen,
material, dan bagian harus dipesan atau diproduksi. Sistem MRP didasarkan pada permintaan
dependen, yaitu permintaan terhadap item level yang lebih tinggi.

Penerepan MRP ini memiliki beberapa tujuan. Menurut Efendi, dkk (2019,hlm. 140)
Material Requirement Planning bertujuan untuk:

1. Menjamin ketersediaan material, item dan/atau komponen yang diperlukan untuk


memenuhi skedul produksi, termasuk ketersediaan produk bagi konsumen.
2. Menjaga tingkat persediaan di kondisi yang minimum
3. Merencanakan penjadwalan, pembelian, dan pengiriman

Material requirement planning digunakan untuk pengadaan bahan baku. Dengan


demikian, sistem MRP bermanfaat untuk mengetahui jumlah bahan baku yang akan dipesan
sesuai dengan kebutuhan produksi dengan memperhitungkan biaya-biaya yang akan timbul
akibat dari persediaan, seperti biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Manfaat lain dari
MRP meliputi:

1. Meningkatkan pelayanan dan kepuasan konsumen


2. Meningkatkan pemanfaatan fasilitas dan tenaga kerja
3. Perencanaan dan penjadwalan persediaan yang lebih baik
4. Tanggapan yang lebih cepat terhadap perubahan dan pergeseran pasar
5. Tingkat persediaan menurun tanpa mengurangi pelayanan kepada konsumen

Sistem MRP juga memiliki beberapa karakteristik, menurut Efendi, dkk (2019,
hlm.40) karakteristik sistem MRP diuraikan dalam poin-poin sebagai berikut:

1. Perhatian terhadap kapan dibutuhkan


Integrasi pemikiran antara fungsi pengawasan produksi dan manajemen
persediaan mengakibatkan terjadinya pergeseran perhatian terhadap kapan

2
dibutuhkan daripada perhatian secara langsung terhadap kapan sebaiknya
melakukan pemesanan. Hal ini dapat saja terjadi jika manajemen oprasi memiliki
informasi tanggal permintaan sehingga pemesanan dan penjadwalan komponen
untuk merakit atau membentuk sebuah produk hanya merupakan masalah kapan
produk tersebut kiranya dibutuhkan.
2. Perhatian terhadap prioritas pemesanan
Adanya kesadaran bahwa semua pesanan yang dilakukan oleh konsumen tentu
saja tidak mempunyai skala prioritas yang sama sehingga terkadang produk yang
satu dianggap lebih penting jika dibandingkan dengan produk lain. Hal ini
memungkinkan dilakukannya proses penjadwalan untuk memenuhi prioritas
pesanan.
3. Penundaan pengiriman
Konsekuensi logis dari timbulnya prioritas pesanan akan menghasilkan konsep
penundaan pengiriman yaitu dengan menunda produksi atau order terhadap item
yang telah terjadwal untuk memaksimumkan keseluruhan proses oprasi.
4. Fungsi integrasi
Pengawasan produksi dan manajemen persediaan dipandang sebagai fungsi yang
terintegrasi.
2.2 Arus Informasi Sistem MRP

Arus informasi dalam sistem MRP dibagi dalam 3 proses atau alur yaitu:

1. Master Production Schedule (MPS)


Jadwal Produksi Induk atau MPS merupakan ringkasan skedul produksi produk jadi
untuk periode mendatang yang dirancang berdasarkan pesanan pelanggan atau
ramalan permintaan. Sistem MRP mengasumsikan bahwa pesanan yang dicatat dalam
MPS ini adalah pasti meskipun hanya merupakan ramalan.
2. Bill Of Material (BOM)
BOM atau daftar bahan ini merupakan rangkaian struktur semua komponen yang
digunakan untuk memproduksi barang jadi sesuai dengan MPS. Secara spesifik
struktur BOM ini tidak saja berisi komposisi komponen, tetapi juga memuat langkah
penyelesaian produk jadi. Tanpa adanya struktur BOM sangat mustahil untuk dapat
melaksanakan sitem MRP.

3
3. Inventory Master File (IMF)
IMF ini terdiri dari semua catatan tentang persediaan produk jadi, komponen dan sub-
komponen lainnya, baik yang sedang dipesan maupun persediaan pengaman.
2.3 Langkah Perhitungan MRP

Menurut yamit, 2007, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam proses
perhitungan MRP, yaitu sebagai berikut:

1. Menentukan kebutuhan bersih


Kebutuhan bersih (net requirement) adalah selisih antara kebutuhan kotor (gross
requirement) dengan persediaan yang ada di tangan (on hand). Data yang
diperlukan dalam menentukan kebutuhan bersih adalah kebutuhan kotor setiap
periode, persediaan yang ada di tangan dan rencana penerimaan (scheduled
recepts) pada periode mendatang sedangkan kebutuhan kotor yang dimaksudkan
adalah jumlah permintaan produk akhir.
2. Menentukan Jumlah Pesanan
Penentuan jumlah pesanan baik untuk item maupun komponen didasarkan
kebutuhan bersih. Alternatif yang dapat digunakan untuk menentukan besarnya
ukuran lot pemesanan yaitu penyeimbangan antara biaya set up dengan ongkos
simpan, fixed order quantity, lot for lot ordering, periodic order quantity dan
metode akumulasi.
3. Menentukan BOM dan Kebutuhan kotor setiap komponen
BOM ditentukan berdasarkan struktur produk dengan memuat informasi nomor
dan jenis komponen, jumlah kebutuhan komponen di atasnya dan sumber
diperolehnya komponen sedangkan kebutuhan kotor setiap komponen ditentukan
oleh rencana pemesanan (planned order releses) komponen yang berada di atasnya
dengan dikalikan kelipatan tertentu sesuai kebutuhan.
4. Menentukan Tanggal Pemesanan
Menentukan saat yang tepat untuk melakukan pemesanan dan dipengaruhi oleh
rencana penerimaan (planned order receipts) dan tenggang waktu pemesan (lead
time).

4
2.4 Kesulitan dalam MRP
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kesulitan dalam sistem MRP yaitu:
1. Struktur Produk
Semakin rumit struktur produk akan membuat perhitungan MRP semakin rumit pula.
Struktur produk yang kompleks terutama ke arah vertikal akan membuat proses
penentuan kebutuhan bersih, penentuan jumlah pesanan optimal, penentuan saat yang
tepat melakukan pesanan dan penentuan kebutuhan kotor menjadi berulang-ulang.
Proses penentuan kebutuhan bersih untuk tingkat yang lebih rendah membutuhkan
tehnik yang sangat sulit (multilevel lot size technique) sehingga membuat perhitungan
MRP semakin kompleks pula.
2. Ukuran Lot
Jika dilihat dari cara pendekatan masalah maka terdapat dua aliran dalam penentuan
ukuran lot yaitu pendekatan period by period dan level by level. Ukuran lot
khsususnya untuk struktur produk yang bertingkat banyak (multilevel case) masih
dalam tahap pengembangan sehingga tehnik ukuran lot merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi tingkat kesulitan dalam MRP.
3. Tenggang Waktu
Perbedaan dalam tenggang waktu akan menambahi kerumitan proses MRP. Suatu
perakitan belum dapat dilakukan apabila komponen-komponen pembentuknya belum
tersedia. Oleh karena itu kita dihadapkan pada masalah penentuan saat paling awal
dan saat paling lambat suatu komponen harus selesai atau disebut dengan lintasan
kritis. Kompleksnya masalah akan dirasakan pada tahapan penentuan kapan harus
melakukan pemesanan karena tidak hanya menentukan kapan harus melakukan
pemesanan tetapi juga harus menentukan besarnya lot pemesanan.
4. Perubahan Kebutuhan
MRP dirancang untuk menjadi suatu sistem yang peka terhadap perubahan baik
perubahan dari luar (permintaan) maupun perubahan dari dalam (kapasitas).
Kepekaan ini bukanlah tidak menimbulkan masalah, perubahan kebutuhan produk
akhir tidak hanya mempengaruhi rencana pemesanan tetapi juga mempengaruhi
jumlah kebutuhan yang diinginkan. Jika dihubungkan dengan tenggang waktu
pemesanan dan ukuran lot maka proses perhitungan harus diulang kembali sehingga
akan mengurangi efesiensi perhitungannya.

5
5. Komponen yang Bersifat Umum
Adanya komponen yang bersifat umum (dibutuhkan lebih dari satu induk item) akan
menimbulkan kesulitan apabila komponen umum tersebut berada pada level yang
berbeda sehingga diperlukan tingkat ketelitian yang tinggi baik dalam jumlah maupun
waktu pelaksanaan pemesanan.

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Material Requirement


planning atau MRP tersebut merupakan suatu pendekatan yang mudah dipahami untuk
memecahkan suatu masalah terkait dengan penentuan jumlah bagian, komponen, dan material
yang diperlukan untuk menghasilkan produk akhir.

MRP memiliki tujuan dimana salah satunya adalah Menjamin ketersediaan material,
item dan/atau komponen yang diperlukan untuk memenuhi skedul produksi, termasuk
ketersediaan produk bagi konsumen.

3.2 Saran

Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, belum lengkap dan ringkas. Dengan
makalah ini kami mengharapkan kritik dan saran untuk memaksimalkan keberhasilan
makalah selanjutnya, karena kritik dan saran dari berbagai pihak sangat berarti bagi
pembuatan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini berguna bagi Pendidikan kita
agar lebih maju untuk kedepannya.

7
DAFTAR PUSTAKA

https://serupa.id/material-requirements-planning-mrp-pengertian-tujuan-sistem-dsb/

https://repository.dinamika.ac.id/id/eprint/1347/5/BAB_III.pdf

https://sites.google.com/site/operasiproduksi/perencanaan-kebutuhan-bahan

http://wisynu.lecture.ub.ac.id/files/2010/12/Modul-13-MRP.docx

http://go-phelz.blogspot.com/2011/01/perencanaan-kebutuhan-bahan-mrp.html?m=1

http://staffnew.uny.ac.id/upload/132319413/pendidikan/Modul+MO+BAB+10+
+MATERIAL+REQUIREMENT+PLANNING+(MRP).pdf

Anda mungkin juga menyukai