Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN

PRODUKSI
MODUL 3 PERENCANAAN PRODUKSI
METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)
Dosen Pengampu :
Budiharjo, MT.

Disusun oleh :
Kelompok 2
Kelas 6B-TQM

1. Panji Dewa Pamungkas (16012000008)


2. Rizki Mulyadi (16012000010)
3. Ajeng Dwi Pangestu (16012000012)
4. Zulfiqri Ramadhan (16012000014)
5. Mukholifan Pratama Putro (16012000017)
6. Teguh Mayong Laksono (16012000031)

Jurusan Teknik Industri


Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Bina Bangsa
2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam pertumbuhan nya yang semakin maju di dunia industri, perusahaan semakin
bersaing dalam memenuhi kebutuhan konsumen dan menjaga kestabilan perusahaan
dengan mendapatkan keuntungan yang maksimal. Perusahaan manufaktur merupakan salah
satu perusahaan yang memproduksi barang dengan bahan baku sebagai input nya. Bahan baku
tersebut perlu disediakan agar produksi berjalan dengan lancar untuk memenuhi
permintaan sehingga tidak mengalami out of stock juga dapat diperoleh biaya seminimal
mungkin untuk persediaan. Disamping itu, agar terpenuhinya permintaan yang tepat waktu
guna menjaga kepercayaan dari konsumen. Tetapi, apabila persediaan terlalu berlebih akan
menyebabkan penimbunan bahan baku yang berdampak pada dana yang seharusnya bisa
dialokasikan tersebut berhenti untuk keperluan yang lain. Sehingga salah satu cara
mengatasi kejadian tersebut adalah dengan menerapkan Material Requirement Planning
(MRP).

Material Requirement Planning (MRP) adalah sistem perencanaan yang digunakan untuk
mengelola persediaan bahan baku dengan lebih efektif. Dalam penerapannya, MRP
mempertimbangkan faktor-faktor seperti permintaan pelanggan, lead time pemasok, dan waktu
proses produksi untuk menghitung kebutuhan persediaan bahan baku yang diperlukan. Dengan
menggunakan MRP, perusahaan dapat melakukan perencanaan yang lebih terperinci terkait
dengan persediaan bahan baku yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan produksi. Sistem
ini membantu perusahaan menghindari kekurangan persediaan (out of stock) yang dapat
mengganggu kelancaran produksi dan kepuasan pelanggan. Sebaliknya, MRP juga membantu
perusahaan menghindari penimbunan bahan baku yang berlebihan, yang dapat menyebabkan
dana yang seharusnya dialokasikan untuk keperluan lain terjebak dalam persediaan yang tidak
terpakai.

Dengan penerapan MRP, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi operasional,


mengurangi biaya persediaan yang tidak perlu, dan meningkatkan kepuasan pelanggan dengan
memastikan ketersediaan produk tepat waktu. MRP memungkinkan perusahaan untuk
melakukan perencanaan yang lebih baik, mengoptimalkan penggunaan sumber daya, dan
menjaga keseimbangan antara kebutuhan produksi dan persediaan bahan baku. Namun, perlu
diingat bahwa penerapan MRP juga memerlukan data yang akurat dan sistem informasi yang
handal. Informasi yang tidak akurat atau kurang lengkap dapat mengakibatkan perencanaan
yang tidak optimal. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk memastikan keandalan
sistem informasi dan melakukan pemantauan serta evaluasi berkala terhadap kinerja MRP
untuk memastikan keberhasilan implementasinya. Secara keseluruhan, MRP merupakan alat
yang efektif dalam mengatasi tantangan persediaan bahan baku di perusahaan manufaktur.
Dengan menerapkan MRP dengan baik, perusahaan dapat memperoleh manfaat seperti
pengelolaan persediaan yang lebih efisien, produksi yang lebih lancar, dan kepuasan pelanggan
yang lebih tinggi.
1.2 Manfaat dan Tujuan Praktikum

Berdasarkan latar belakang di atas, adapun tujuan dari praktikum Perencanaan dan
Pengendalian Produksi modul ketiga yang berjudul perencanaan produksi dengan metode
Material Requirement Planning (MRP) dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Praktikan dapat menentukan perencanaan kebutuhan kapasitas untuk memprediksi
kebutuhan sumber daya material yang diperlukan dalam produksi.
2) Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan konsep perencanaan produksi dengan
Metode Material Requirement Planning (MRP).
3) Mahasiswa mampu membuat perencanaan produksi berdasar Metode Material
Requirement Planning (MRP) menggunakan software POM for Windows 3.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Material Requirement Planning (MRP)

Dalam kegiatan produksi, faktor utama yang paling penting adalah pengadaan
bahan baku sebagai penunjang pelaksanaan di perusahaan khususnya di industri
manufaktur. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan tinggi atau rendahnya kebutuhan
bahan baku. Jika terdapat kekurangan bahan baku material, hal tersebut menandakan adanya
stock out yang berdampak pada kegiatan proses produksi yang akan terhenti. Lain hal nya jika
kelebihan bahan baku yang mengakibatkan penumpukan yang terjadi digudang, sehingga
dibutuhkan juga biaya berupa inventory cost. Oleh karena itu, persediaan bahan baku
ini perlu direncanakan, dikendalikan serta diawasi guna menjaga kestabilan dan kelancaran
proses produksi perusahaan tanpa adanya keterlambatan pengiriman barang hingga
sampai ke tangan konsumen. Material Requirement Planning (MRP) ialah suatu sistem
yang dirancang bagi situasi pemenuhan permintaan, dimana permintaan tersebut bersifat
dependen artinya ada keterkaitan permintaan satu produk dengan produk lainnya dengan
kedudukan yang lebih tinggi. Sebagai contoh, permintaan akan otoped, besi penyambung ialah
permintaan dependen yang bergantung pada permintaan kerangka alas. MRP ini cocok dipakai
pada industry manufaktur yang telah menerapkan job – shop dimana menghasilkan
varian produk yang banyak dan bervariasi. MRP ini juga bisa digunakan sebagai alat
pengambil keputusan dalam merancang jadwal induk produksi menjadi kebutuhan
bersih untuk semua item yang dibutuhkan suatu perusahaan. Dengan kata lain, MRP
disebut juga sebagai system pengendalian dan perencanaan persediaan yang bergantung
pada permintaan semua material untuk memperoleh produk akhir yang diinginkan.

Dalam pengimplementasian nya, MRP ini sangat memperhatikan tenggang waktu atau
yang disebut dengan lead time pada saat proses produksi maupun pemesanan bahan
baku. Sehingga dengan acuan lead time tersebut, kapan komponen akan dipesan dan dibuat
akan terorganisir dengan baik. Diperlukan beberapa informasi pendukung untuk
membuat perencanaan menggunakan MRP, seperti yang terlihat pada gambar berikut.
2.2 Tujuan Material Requirement Planning (MRP)

Tujuan dari MRP itu sendiri adalah memberi informasi terkait dengan persediaan yang
akan dikelola sebagai alat pengambil keputusan dalam menjadwalkan pemesanan serta
pembuatan barang jadi yang tepat guna. Sehingga dengan adanya MRP ini dapat
meminimalisir terjadinya pembatalan pesanan yang dapat merugikan perusahaan.
Disamping itu, MRP juga sebagai acuan untuk memutuskan apakah perusahaan perlu
melakukan pembelian atau melakukan produksi. Beberapa tujuan MRP seperti
meminimalkan adanya persediaan, peningkatan pencapaian tujuan yang maksimal
dengan sumber daya yang minimal, meminimalisir adanya risiko keterlambatan
pengiriman barang baik bahan mentah maupun barang jadi. Sehingga disamping
penjadwalan persediaan yang tepat, dengan adanya MRP juga akan meningkatkan
pelayanan serta kepuasan konsumen terhadap produk yang dihasilkan perusahaan.

2.3 Input pada Material Requirement Planning (MRP)


Ada beberapa input yang dibutuhkan dalam cakupan MRP yaitu:
1) Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedules /MPS) MPS ialah rencana
produksi total barang yang diinginkan berkaitan dengan waktu yang tersedia. Hasil
peramalan jangka panjang, dibuat menjadi perencanaan jangka menengah melalui
metode perencanaan agregate. Selanjutnya dibuat menjadi perencanaan jangka
pendek untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. Perencanaan jangka pendek
dibuat terperinci untuk menentukan jumlah produksi dan jangka waktu yang
dibutuhkan.
2) Struktur Produk dan Bill of Materials (BOM) Masing – masing part yang ada wajib
memiliki identifikasi serta ciri – ciri yang jelas untuk mempermudah saat di baca di
computer maupun oleh manusia. Oleh karena itu, pembuatan struktur berguna
untuk menginformasikan tiap hubungan antara barang jadi dengan komponen
penyusunnya. Struktur tersebut dialokasikan menjadi beberapa level yaitu level 0
adalah tingkatan produk akhir atau produk yang diinginkan. Level 1 ialah
sub assembly yang apabila dirakit akan menghasilkan produk akhir. Level di
bawahnya lagi (level 2 dan seterusnya) ialah sub-subassembly yang akan
membentuk sub assembly jika dirakit.
3) Status Persediaan (Inventory Record Files) Persediaan ini perlu adanya informasi
mengenai keadaan dari masing – masing komponen yang ada berdasarkan ketepatan
data status persediaan yang dimiliki. Informasi tersebut meliputi jumlah persediaan
yang ada di awal periode (on hand inventory), total barang yang akan dipesan
dan kapan datangnya (on order inventory) serta waktu tenggang yang disediakan
atau yang disebut sebagai lead time. Jika terdapat perbedaan data yang sebenarnya
dengan yang ada di komputer, maka data stock dalam sistem komputer harus
segera dicari solusinya. Tanpa hadirnya status persediaan yang akurat, maka
MRP tidak akan bisa dijalankan dengan sebaik – baiknya.
4) Lead Time Syarat akhir yang harus dimiliki untuk menjalan MRP dengan baik adalah
dengan adanya lead time yang digunakan saat mulai pesanan item dilakukan hingga
item tersebut diterima dan siap untuk digunakan. Waktu ini juga yang akan
menentukan kapan rencana material harus dibuat sendiri atau dipesan dan
dibeli dari luar perusahaan.

2.4 Langkah-langkah pada Material Requirement Planning (MRP)


Langkah – langkah dasar dalam penyusunan MRP, yaitu:
1) Proses Netting (kebutuhan bersih), menentukan jumlah nett dari masing – masing
periode yang direncanakan. Hal ini bisa dihitung dengan memperoleh selisih antara
kebutuhan kotor dengan kondisi stock (yang ada dalam persediaan dan yang
sedang dipesan). Didapat dari data input MRP.
2) Proses Lotting (banyaknya pesanan), ialah proses untuk memperoleh banyaknya
pesanan yang optimal untuk setiap item produk dari hasil perhitungan kebutuhan
bersih yang telah dilakukan.
3) Proses Offsetting (rencana pemesanan), untuk menentukan saat yang tepat dalam
melakukan rencana pemesanan dengan kualitas terbaik sehingga dihasilkan proses
lotting. Dalam menentukan rencana ini perlu diperhatikan kuantitas serta kebutuhan
bersih yang ada di gudang dengan waktu tenggang atau lead time.
4) Proses Explosion, ialah proses mempertimbangkan kebutuhan kotor item yang ada di
level lebih bawah dilihat dari rencana pemesanan yang sudah buat saat proses
offsetting. Data yang digunakan berupa struktur produk serta Bill Of Materials pada
masing – masing komponen.

2.5 Output pada Material Requirement Planning (MRP)


Keluaran (output) MRP dapat juga tercermin kemampuan dan ciri dari MRP, yaitu:
1) Planned Order Schedule (Jadwal Pemesanan Terencana), adanya total pemesanan dan
kebutuhan untuk periode yang akan datang.
2) Order Release Report (Laporan Pengeluaran Pesanan), bermanfaat sebagai alat
bernegosiasi yang digunakan oleh perusahaan ke supplier serta mengendalikan
proses produksi.
3) Changes To Planning Orders (Perubahan Terhadap Pesanan yang Telah
Direncanakan), yaitu menginterpretasikan pembatalan pesanan, pembatasan
pesanan serta perubahan total pesanan. Sehingga, umumnya MRP tidak hanya terkait
manajemen material dan persediaan saja, tetapi juga mampu mempengaruhi
kegiatan perencanaan dan pengendalian produksi sehari-hari di perusahaan.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Soal-soal Praktikum


1)

Penyelesaian :
1) Produk Jadi – Troli Barang, TB

2) Rakitan Mode – Keranjang, KR

3) Rakitan Mode – Mode Tarik/Dorong, RM-TD


4) Rakitan Mode – Jinjing, RM-J

5) Rakitan Roda Rotasi 360º , RRR-360

2) Suatu pabrik spare part salah satu produknya adalah Clipboard. Untuk 1 unit Clipboard
terdiri atas 1 unit Pressboard, 2 unit Rivets, dan 1 unit rakitan Clip Ass’y. Sedang tiap 1 unit
Clip Ass’y membutuhkan komponen masing-masing sebuah Top Clip, Bottom Clip, Pivot,
dan 1 buah Spring. Data perencanaan di pabrik seuai tabel berikut:
Bila diketahui data lainnya untuk produk Clipboard antara lain Lead time selama 2
minggu dengan Lot size nya sebesar 50 unit, maka hasil perhitungan MRP sesuai output
Material Requirements Planning Results, pada software POM for Window 3, sebagai
berikut :
3) Suatu pabrik memproduksi barang A yang tersusun atas 1 unit komponen B, 3 unit
komponen C, dan 2 unit komponen D, dimana pabrik meramalkan permintaan produknya
sesuai tabel berikut :

Diketahui data lain yang diketahui, antara lain Lot size = 15 unit, Lead time = 2 bulan,
Beginning Onhand = 20 unit, danan minimum quantity = 15 unit, Buatlah perencanan
produksinya dengan metode MRP.

Penyelesaian :
DAFTAR PUSTAKA

1) Larasati, A.P.D (2021). Laporan Praktikum Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Studocu.
Diakses 04 Juni 2023 dari https://www.studocu.com/id/document/universitas-
pancasila/pengendalian-perencanaan-prduksi-p3/modul-4-material-requirement-planning-
mrp/46965627
2) Sudiro, N.Y (2018). Laporan Praktikum Sistem Produksi II Modul IV - Material Requierement
Planning (MRP). Academia. Diakses 04 Juni 2023 dari
https://www.academia.edu/38724126/Laporan_Praktikum_Sistem_Produksi_II_Modul_IV_M
aterial_Requierement_Planning_MRP_

Anda mungkin juga menyukai