Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Untuk dapat melakukan pengendalian terhadap inventori dalam konteks


permintaan yang dependen, salah satu dari beberapa sistim yang dapat digunakan
adalah Material Requirement Planning (MRP) System atau sering juga disebut
"Little" MRP. MRP merupakan sistim yang dirancang untuk kepentingan
perusahaan manufaktur termasuk perusahaan kecil.
Alasannya adalah bahwa MRP merupakan pendekatan yang logis dan
mudah dipahami untuk memecahkan masalah-masalah yang terkait dengan
penentuan jumlah bagian, komponen, dan material yang diperlukan untuk
menghasilkan produk akhir. MRP juga memberikan skedul waktu yang terinci
kapan setiap komponen, material dan bagian harus dipesan atau diproduksi.
MRP didasarkan pada permintaan dependen. Permintaan dependen adalah
permintaan yang disebabkan oleh permintaan terhadap item level yang lebih
tinggi. Misalnya permintaan akan mesin otomotif, roda merupakan permintaan
dependen yang tergantung pada permintaan otomobil.
MRP digunakan pada berbagai industri terutama yang berkarakteristik job-
shop, yakni industri yang memproduksi sejumlah produk dengan menggunakan
peralatan produksi yang relatif sama.. MRP tidak akan cocok bila diterapkan pada
perusahaan yang menghasilkan produk dalam jumlah yang relatif sedikit.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimanakah yang dimaksud dengan Material Requirement Planning
(MRP)?
2. Apa tujuan dari Material Requirement Planning (MRP)?
3. Keunggulan dan kelemahan Material Requirement Planning (MRP)?
4. Apa saja yang perlu diketahui mengenai Material Requirement Planning
(MRP)?

1
BAB II

PEMBAHASAN

1. Apa Itu Material Requirement Planning (MRP)?

Untuk menjamin kelancaran produksi, ketepatan waktu penerimaan bahan


baku dan bahan pendukung lainnya oleh pihak produksi merupakan faktor yang
sangat penting. Tanpa perencanaan yang matang serta pengendalian yang ketat,
resiko ketepatan waktu dalam pemasokan dan penerimaan material (bahan baku
dan bahan pendukungnya) akan menjadi semakin tinggi yang mengakibatkan
produksi tidak mampu untuk menghasilkan jumlah unit produk yang dibutuhkan
oleh Pelanggan/konsumen. Oleh karena itu, diperlukan suatu teknik ataupun
sistem yang berfungsi untuk merencanakan jadwal keperluan material yang
dibutuhkan. Teknik ataupun sistem tersebut biasanya disebut Material
Requirement Plan atau disingkat dengan MRP. Dalam Bahasa Indonesia MRP
atau Material Requirement Planning ini sering diterjemahkan menjadi
Perencanaan Kebutuhan Material.

Menurut Stevenson (2005), Material Requirement Planning (MRP) adalah


suatu sistem informasi berbasis komputer yang menterjemahkan Jadwal Produksi
Induk (Master Production Schedule) untuk barang Jadi (produk akhir) menjadi
beberapa tahapan kebutuhan sub-assy, komponen dan bahan baku. Dengan
demikian dapat kita katakan bahwa MRP adalah suatu rencana produksi untuk
sejumlah produk jadi dengan menggunakan tenggang waktu sehingga dapat
ditentukan kapan dan berapa banyak dipesan untuk masing-masing komponen
suatu produk yang akan dibuat.

2. Tujuan Material Requirement Planning (MRP)


Tujuan Sistim MRP adalah untuk mengendalikan tingkat inventori,
menentukan prioritas item, dan merencanakan kapasitas yang akan dibebankan

2
pada sistim produksi. Secara umum tujuan pengelolaan inventori dengan
menggunakan sistim MRP tidak berbeda dengan sistim lain yakni:
1. memperbaiki layanan kepada pelanggan,
2. meminimisasi investasi pada inventori, dan

3. memaksimisasi efisiensi operasi

Filosofi MRP adalah “menyediakan” komponen, material yang diperlukan


pada jumlah, waktu dan tempat yang tepat.

3. Keunggulan dan Kelemahan Material Requirement Planning (MRP)

Keunggulan MRP diantaranya 1) Memberikan kemampuan untuk


menciptakan harga yang lebih kompetitif, 2) Mengurangi harga jual, 3)
mengurangi persediaan, 4) Layanan yang lebih baik kepada pelanggan, 5) respon
yang lebih baik terhadap tuntutan pasar, 6) kemampuan mengubah skedul master,
7) mengurangi biaya set-up, dan waktu nganggur (idle time). Sedang kelemahan
yang pokok adalah menyangkut kegagalan MRP mencapai tujuan yang
disebabkan oleh 1) kurangnya komitmen dari manajemen puncak dalam
pengimplementasian MRP, 2) MRP dipandang sebagai sesuatu yang terpisah dari
sistim lain, lebih dipandang sebagai sistim yang berdiri sendiri dalam menjalankan
operasi perusahaan daripada sebagai suatu sistim yang terkait dengan sistim lain
dalam perusahaan atau suatu bagian dari keseluruhan sistim perusahaan, 3)
mencoba menggabungkan MRP dengan JIT tanpa memahami betul karakteristik
kedua pendekatan tersebut, 4) membutuhkan akurasi operasi, 5) kesulitan dalam
membuat skedul terinci.

4. Hal Penting yang Perlu Diketahui Mengenai MRP

Struktur Sistim Material Requirement Planning (MRP)

Cara kerja sistim MRP adalah sebagai berikut: pesanan produk dijadikan
dasar untuk membuat skedul produksi master atau Master Production Schedule
(MPS) yang memberikan gambaran tentang jumlah item yang diproduksi selama

3
periode waktu tertentu. MPS dibuat berdasarkan pada peramalan kebutuhan akan
peralatan yang diperlukan, merupakan proses alokasi untuk mengadakan sejumlah
peralatan yang diinginkan dengan memperhatikan kapasitas yang dipunyai
(pekerja, mesin, dan bahan).

Bill of Material mengidentifikasi material tertentu yang digunakan untuk


membuat setiap item dan jumlah yang diperlukan yang dapat disusun dalam
bentuk pohon produk (product structure tree). Bill of material ini merupakan
sebuah daftar jumlah komponen, campuran bahan dan bahan baku yang
diperlukan untuk membuat suatu produk. Bill of material tidak hanya
menspesifikasikan produksi, tetapi juga berguna untuk pembebanan biaya, dan
dapat dipakai sebagai daftar bahan yang harus dikeluarkan untuk karyawan
produksi atau perakitan. Bill of material digunakan dengan cara ini biasanya
dinamakan daftar pilih.

Pohon Struktur Produk (Product Structure Tree) Pohon Struktur Produk

4
(Product Structure Tree) adalah salah satu item informasi yang ada dalam Bill of
Material. Pohon Struktur Produk (Product Structure Tree) didefinisikan sebagai
bagan informasi tentang hubungan antara produk akhir dengan komponen-
komponen penyusun produk akhir. Struktur produk merupakan suatu informasi
tentang hubungan antara komponen dalam suatu perakitan, juga memberikan
informasi tentang semua item, seperti nomor komponen dan jumlah yang
dibutuhkan pada setiap pembelian. Struktur produk dibagi lagi menjadi dua jenis,
yaitu :
 Struktur produk single level yang menggambarkan hubungan antara
produk akhir komponen-komponen penyusunnya dimana komponen-
komponen tersebut langsung membentuk produk akhir atau berada satu
level di bawah produk akhir.

 Struktur produk multi level yang menggambarkan hubungan antara produk


akhir dengan komponen penyusunnya dimana komponen-komponen
tersebut memerlukan komponen-komponen lain untuk membuatnya dan
begitu seterusnya. Bila dimisalkan untuk membuat 1 unit produk akhir X
diperlukan 2 unit komponen A dan 1 unit komponen B. Sementara untuk
membuat 1 unit komponen B diperlukan 3 unit komponen C dan 1 unit
komponen D. Dari informasi tersebut dapat dibuat product structure tree
sebagimana tersaji pada gambar di bawah ini:

5
File Catatan Keadaan Persediaan (inventory status), berisi data tentang
jumlah unit yang tersedia dan sedang dipesan, serta berbagai perubahan inventori
sehubungan dengan adanya kerugian akibat sisa bahan, pesanan yang dibatalkan,
dll. Intinya File Catatan Keadaan Persediaan (inventory status) menggambarkan
status semua item yang ada dalam persediaan, dimana semua item persediaan
harus diidentifikasikan untuk menjaga kekeliruan perencanaan, juga harus berisi
data tentang lead time, lot size, teknik lot size, persediaan cadangan dan catatan
penting lainnya.

Tiga sumber tersebut, skedul master, bill of material, dan inventory record
menjadi sumber data bagi MRP yang akan menjabarkan skedul produksi menjadi
rencana skedul pemesanan secara detil untuk keseluruhan urutan produksi.

6
Berikut secara ringkas dapat kita lihat hubungan antara pertanyaan operasional yang
dijawab, basis dan hasil yang diberikan oleh pendekatan MRP:

QUESTION BASIS RESULT


What to order  Master schedule  Gross Requirement

  Bill of material
How much to order   Inventory balances  Net Requirement

 Schedule Receipt

 Order Rules
When to order   Lead time  Due dates

7
Format Skedul Material Requirement Planning (MRP)

Untuk dapat menentukan kapan suatu komponen harus dipesan dan berapa
jumlah yang harus dipesan, serta kapan produk akhir harus dikerjakan dan kapan
harus dikirim kepada pelanggan dengan pendekatan MRp, maka perlu dibuat
skedul MRP dengan format sebagai berikut:

Item : Order Quantity :

Lead Time : Safety Stock :

Periods 1 2 3 4 5 N

Gross Requirement            

Scheduled Receipts            

Projected Available Balance/ On


           
hand inventory

Net Requirement            

Planned Order Receipts            

Planned Order Releases            

Keterangan:
 Item, adalah nomor komponen yang direncanakan akan kebutuhannya.
 Lead Time adalah periode yang didefinisikan sebagai jangka waktu yang
diperlukan untuk sebuah aktivitas (order preparation, move, manufacture/
assembly/ purchase, receiving, inspection, etc).

 Order Quantity adalah kuantitas order dari komponen yang harus dipesan
berdasarkan Lot Sizing.

 Safety Stock adalah tingkat persediaan yang ditentukan oleh perencana


untuk mengantisipasi adanya fluktuasi permintaan.

 Gross Requirement adalah total antisipasi penggunaan untuk setiap


komponen.

8
Dalam terminologi MRP, periode waktu (time periods) disebut buckets dan
biasanya satu minggu. MRP mengendalikan inventori dan produksi dengan
menggunakan konsep Time-phasing yakni penghitungan waktu penyelesaian
produk akhir dimana perhitungan berjalan mundur untuk menentukan kapan setiap
komponen harus dipesan.

Untuk menyusun rencana kebutuhan dan waktu pemesanan serta penyelesaian


pekerjaan, langkah dasar proses material requirement planning adalah sebagai
berikut:
1. Tahap pertama adalah tahap menentukan kapan pekerjaan harus selesai
atau material harus tersedia agar jadwal induk produksi (MPS) terpenuhi
2. Netting, yaitu perhitungan kebutuhan bersih yang besarnya merupakan
selisih antara kebutuhan kotor dan keadaan persediaan.

3. Lotting, yaitu perhitungan untuk menentukan besarnya pesanan setiap


individu berdasarkan hasil perhitungan netting. Dengan demikian Lotting
merupakan proses penentuan ukuran pemesanan untuk memenuhi
kebutuhan bersih untuk satu atau beberapa periode sekaligus sehingga
dapat meminimalkan persediaan.

4. Offsetting, yaitu perhitungan untuk menentukan saat yang tepat dalam


melakukan rencana pemesanan untuk memenuhi kebutuhan bersih
(netting), dimana rencana pemesanan diperoleh dengan mengurangkan
saat awal tersedianya kebutuhan bersih yang diinginkan dengan Lead
Time. Dengan kata lain, menentukan pelaksanaan perencanaan pemesanan
(planned order released), kapan pemesanan atau pembatalan harus
dilakukan dengan mempertimbangkan Lead Time. Waktu tunggu (lead
time) yang diperlukan untuk menentukan saat/tanggal perintah pesanan, di
mana untuk menentukan saat/tanggal perintah pesanan tersebut tergantung
pada :

o Waktu yang dibutuhkan untuk proses produksi.

9
o Waktu yang dibutuhkan untuk proses administrasi pemesanan atau
birokrasi perusahaan

o Waktu yang dibutuhkan untuk kedatangan pesanan mulai dari saat


pemesanan sampai kedatangan pesanan (tergantung kepada
kesanggupan supplier untuk memenuhi pesanan)

o Waktu yang dibutuhkan untuk proses inspeksi pesanan

o Waktu tunggu tersebut merupakan penjumlahan secara kumulatif


dari waktu tunggu tersebut di atas.

5. Explosion, yaitu perhitungan kebutuhan kotor untuk tingkat yang lebih


bawah, berdasarkan atas rencana produksi.

6. Mengulangi tahap 1 sampai tahap 5 untuk setiap komponen.

Closed Loop dari Sistem Material Requirements Planning

MRP merupakan suatu sistem pengolahan informasi yang memungkinkan


perencanaan dan pengawasan material dan kapasitas yang dibutuhkan untuk
membuat produk akhir. Closed-loop MRP merupakan suatu sistem diagram alir.
Closed-loop MRP mengembangkan suatu kebutuhan kapasitas dengan
membandingkan utilitas kapasitas yang direncanakan berdasarkan Master
Production Schedule dan MRP terhadap kapasitas yang tersedia untuk
menentukan apakah rencana tersebut dapat dicapai atau tidak. Jika suatu rencana
yang fisibel sudah dikembangkan, pesanan (actual order) dapat dilepaskan, dan
kegiatan produksi dapat dikendalikan dengan cara membandingkan hasil yang
dicapai dengan rencana.

10
Asumsi Material Requirement Planning (MRP)

Asumsi yang harus dipenuhi untuk dapat berhasil mengoperasikan MRP antara
lain :
1. Tersedia data file yang terintegrasi yang berisi data status persediaan dan
data tentang struktur produk (harus teliti, lengkap dan up to date).
2. Lead time untuk semua item diketahui atau diperkirakan.

3. Terkendalinya setiap item diketahui atau dapat diperkirakan.

4. Tersedianya semua komponen untuk setiap perakitan, pada saat pesanan


perakitan tersebut dilakukan. Maksudnya agar jumlah dan waktu
kebutuhan kotor dari perakitan tersebut dapat ditentukan.

5. Pengadaan dan pemakaian terhadap komponen bahan bersifat diskrit.

6. Proses pembuatan suatu item bersifat independent (tidak tergantung)

11
terhadap proses pembuatan item lainnya.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Perencanaan kebutuhan material (MRP) dapat didefinisikan sebagai suatu

teknik atau set prosedur yang sistematis untuk penentuan kuantitas serta waktu

dalam proses perencanaan dan pengendalian item barang (komponen) yang

tergantung pada item–item tingkat (level) yang lebih tinggi (dependent demand).

Ada 4 kemampuan yang menjadi ciri utama dari sistem MRP yaitu:

1.      Mampu menentukan kebutuhan pada saat yang tepat.

2.      Membentuk kebutuhan minimal untuk setiap item.

3.      Menentukan pelaksanaan rencana pemesanan.

4.      Menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan atas suatu jadwal yang

sudah direncanakan.

12
DAFTAR PUSTAKA

G Hendra Poerwanto. https://sites.google.com/site/operasiproduksi/perencanaan-

kebutuhan-bahan (diakses 19 Mei)

Budi Kho. 2016. https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-mrp-material-

requirement-planning-tujuan-penerapannya/ (diakses 19 Mei)

Reny Rianingsih. 2016. http://myrenirianingsih.blogspot.com/2016/12/makalah-

mrpmaterial-recuitmen-planing.html (diakses 19 Mei)

13

Anda mungkin juga menyukai