BAB V
PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL
MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING (MRP)
Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti matakuliah Perencanaan Produksi diharapkan mahasiswa mampu :
1. menjelaskan dan melakukan perencanaan produksi dari peramalan produksi,
penjadwalan produksi, perencanaan material dan perencanaan kapasitas
2. menggunakan teknik-teknik perencanaan produksi dalam lingkungan sistem manufaktur
sehingga bisa meminimalkan biaya produksi
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
1
Universitas Diponegoro
PERENCANAAN PRODUKSI
BAB V
PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL
MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING (MRP)
5.1 KONSEP DASAR
Teknik Perencanaan Kebutuhan Material (Material Requirement Planning, MRP)
digunakan untuk perencanaan dan pengendalian item dependent. Jumlah item yang
hendak diproduksi pada tingkat yang lebih tinggi menentukan jumlah item yang akan
dibuat atau diperlukan pada tingkat dibawahnya. Sebagai contoh apabila kita hendak
merencanakan produksi dan kebutuhan material untuk perakitan becak, ada hubungan
antara tiga unit roda untuk menghasilkan satu unit becak yang diproduksi. Jadi,
permintaan untuk produk akhir (becak) mungkin bersifat kontinyu dan tidak tergantung
(independent), tetapi permintaan untuk item yang lebih rendah, yaitu roda becak adalah
bersifat dependent pada kondisi berapa jumlah becak yang akan diproduksi.
Tabel 5. 1 Perbedaan Independent dan Dependent Demand
Karakteristik
Item yang ditangani
Independent Demand
Produk akhir
Penentuan demand
Peramalan statistik
Sifat demand
Random
Biaya persedian total kurang
sensitiveterhadap kesalahankesalahan kecil pada
pengestimasian permintaan
dan biaya perunit
Inventory
Safty stock
Dependent Demand
Bahan baku, komponen
Bill of materials (BOM) atau
Struktur produk
Ditentukan sebelumnya
Memerlukan keakurasian JIP / MPS,
BOM, dan status persediaan
Sebagai cadangan pengaman yang
hanya dipakai untuk kondisi
mendesak seperti cacat atau rusak
selama waktu produksi
Untuk meminimalkan setup dan
biaya simpan serta pembatasan
penggunaan untuk item-item pada
level yang lebih rendah
2
Universitas Diponegoro
PERENCANAAN PRODUKSI
informasi tentang jadwal dari produk-produk jadi yang harus diproduksi untuk
memenuhi permintaan yang telah diramalkan. Dalam praktek nyata, banyak produkproduk yang terdiri dari komponen-komponen individual yang harus dibuat sendiri atau
dibeli seperti komponen-komponen subasembling yang membentuk produk jadi. Data
tentang struktur produk yang berisi tentang detail komponen-komponen subasembling
(jenis, jumlah, dan spesifikasinya) disediakan pada Bill of Materials (BOM). Tujuan
MRP adalah menentukan kebutuhan-kebutuhan dan jadwal untuk pembuatan
komponen-komponen dan subasembling-subasembling atau pembelian material untuk
memenuhi kebutuhan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh Master Production
Schedule (MPS). Jadi, MRP menggunakan MPS untuk memproyeksikankebutuhan
akan jenis-jenis komponen (componen parts), kebutuhan ini akan dipengaruhi oleh
tingkat persediaan dii tangan (On Hand Inventory, OH) dan jadwal penerimaan
(Schedule Receipt, SR) berdasarkan tahap waktu (time phased) sehingga lot-lot
produksi dapat dijadwalkan untuk diproduksi atau diterima pada saat dibutuhkan.
5.2 Kemampuan Sistem MRP
Ada empat (4) kemampuan yang menjadi ciri utama dari sistem MRP :
1. Mampu menentukan kebutuhan pada saat yang tepat
2. Membentuk kebutuhan minimal untuk setiap item
3. Menentukan pelaksanaan rencana pemesanan.
4. Menentukan penjadwalan ulang
Apabila kapasitas yang ada tidak mampu memenuhi pesanan yang dijadwalkan
pada waktu yang diinginkan, maka MRP dapat melakukan rencana penjadwalan ulang
dengan menentukan prioritas pesanan yang realistis. Jika tidak memungkinkan
memenuhi pesanan, berarti perusahaan tidak mampu memenuhi permintaan konsumen,
sehingga perlu dilakukan pembatalan atas pesanan konsumen tersebut.
3
Universitas Diponegoro
PERENCANAAN PRODUKSI
4
Universitas Diponegoro
PERENCANAAN PRODUKSI
5
Universitas Diponegoro
PERENCANAAN PRODUKSI
6
Universitas Diponegoro
PERENCANAAN PRODUKSI
memproduksi
part,
membeli
part,
atau
bahan
baku
adalah
7
Universitas Diponegoro
PERENCANAAN PRODUKSI
dan akurat diperlukan untuk tiap-tiap master item yang dijadwalkan. BOM akan berisi
informasi atas masing-masing masukan terhadap produk, seperti part number, uraian,
kuantitas yang diperlukan untuk masing-masing part number, dan satuan ukur itu.
Semua materi dalam BOM harus dinomori dengan unik dan dapat dikenali.
Suatu produk dirancang, suatu gambar rancang-bangun/engineering drawing
(cetakbiru) dibuat, dan bill of materials (BOM) diciptakan pada waktu yang sama.
Informasi desain awal ini digunakan oleh suatu perencana proses untuk
mengembangkan lembar operasi dan rute bagaimana cara membuat produk, dan oleh
suatu agen pembelian untuk memperoleh suatu persediaan komponen yang cukup
untuk produksi. Mula-Mula, fungsi dari bill of materials adalah untuk menggambarkan
suatu produk dari suatu segi pandangan desain saja. Bagaimanapun, suatu produk tidak
mungkin dirakit pada jalan dirancang. Karena MRP untuk bisa efektif adalah
diperlukan untuk menghasilkan suatu BOM yang menghadirkan cara produk
dimanufaktur. Sering, suatu BOM yang ada harus dimodifikasi atau direstrukturisasi
sehingga manufacturing seperti halnya suatu dokumen rancang-bangun/ engineering
document.
Bill of material tradisional untuk suatu produk menggambarkan strukturnya
dengan mendaftarkan semua komponen yang dipakai untuk membuat suatu produk.
Suatu bill of material yang terstruktur tidak hanya menetapkan komposisi dari suatu
produk, tetapi juga langkah-langkah proses dalam pembuatannya pohon natal.
5.6 MEKANISME MRP
Sistem MRP memerlukan syarat pendahuluan dan asumsi-asumsi yang harus
dipenuhi, bila syarat pendahuluan dan asumsi-asumsi tersebut telah dipenuhi, maka kita
bisa mengolah MRP dengan empat langkah dasar, seperti terlihat pada gambar 5.3
sebagai berikut :
8
Universitas Diponegoro
PERENCANAAN PRODUKSI
Mulai
Masukan MRP:
- JIP
- Struktur produk
- Status persediaan
NETTING
Perhitungan kebutuhan bersih
yang dimulai dari level 0
EXPLODING
Ulangi proses untuk level
berikutnya
LOTTING
Penentuan besarnya ukuran lot/
ukuran pemesanan
No
Level terakhir
OFFSETTING
Penentuan waktu pemesanan
barang
Yes
KELUARAN MRP
- Rencana pemesanan kerja
- Pesanan kerja berjalan
SELESAI
OH
SS
All
LT
9
Universitas Diponegoro
PERENCANAAN PRODUKSI
10
Universitas Diponegoro
PERENCANAAN PRODUKSI
Programa integer
Metoda Mc Laren
Metoda Blackburn & Miilen
Metoda Carlson & Kropp
Metoda Graves
Kebijakan Keputusan Ukuran Lot
1. Lot For Lot ( LFL )
Metode ini bertujuan untuk meminimalisasikan biaya penyimpanan per unit sampai
nol, karena ukuran lot sama dengan kebutuhan.
Kelebihannya, metode ini tidak ada persediaan, sehingga tidak ada biaya simpan
Kekurangannya, apabila ada error yang datang tiba-tiba, dan melebihi jumlah
demand yang diperkirakan, perusahaan akan mengalami kesulitan dalam memenuhi
demand tersebut, karena perusahaan tidak mempunyai inventori, tetapi pada
prakteknya, perusahaan yang menerapkan metode ini pasti sudah memperkirakan
adanya kemungkinan-kemungkinan ini dan cara-cara mengatasinya.
Contoh perhitungan:
Tabel 5. 2 Rencana Pesan Metode LFL
Periode
Kebutuhan Bersih
Ukuran Lot
Persediaan
Total Biaya
1
0
0
0
2
33
33
0
3
0
0
0
4
44
44
0
5
0
0
0
6
23
23
0
7
48
48
0
8
0
0
0
9
50
50
0
10
0
0
0
11
0
0
0
12
0
0
0
100000
2 .S. D
H
Dimana :
EOQ = jumlah pembelian bahan baku yang ekonomis
S = biaya pesan setiap kali pemesanan
Laboratorium Sistem Produksi
Teknik Industri
11
Universitas Diponegoro
PERENCANAAN PRODUKSI
Contoh perhitungan :
EOQ =
2. A.S
Total Biaya
1
0
0
0
2
33
70
37
3
0
0
37
4
44
70
63
5
0
0
63
6
23
0
40
7
48
70
62
8
0
0
62
9
50
0
12
10
0
0
12
11
0
0
12
12
0
0
12
68960,00
2.S
D.H
, dimana;
D = rata-rata kebutuhan
S = biaya pesan
Laboratorium Sistem Produksi
Teknik Industri
12
Universitas Diponegoro
PERENCANAAN PRODUKSI
H = biaya simpan
Kelebihan :
Teknik ini menunjukkan jumlah biaya periode pemesanan dibandingkan dengan
jumlah pemesanan pada unit-unitnya.
Kekurangan :
Metode ini mengabaikan kemungkinan permintaan yang akan datang pada MRP.
Contoh perhitungan :
Jumlah Pesan =
POQ =
Periode
Jumlah Pesan
70
12
4 Periode
3
Total Biaya
1
0
0
0
2
33
77
44
3
0
0
44
4
44
0
0
5
0
0
0
6
23
121
98
7
48
0
50
8
0
0
50
9
50
0
0
10
0
0
0
11
0
0
0
12
0
0
0
46880,00
1
0
0
0
2
33
70
37
3
0
0
37
4
44
70
63
5
0
0
63
6
23
0
40
7
48
70
62
8
0
0
62
9
50
0
12
10
0
0
12
11
0
0
12
12
0
0
0
13
Universitas Diponegoro
PERENCANAAN PRODUKSI
Total Biaya
Rp
68000,00
5. Fixed Period Requirement (FPR)
Metode ini melakukan pemesanan secara periodik sesuai dengan besarnya
kebutuhan selama periode tersebut. Misalnya metode yang ditetapkan setiap 2
periode, perusahaan akan melakukan pemesanan dengan besar pemesanan
disesuaikan besar demand pada 2 periode tersebut.
Contoh perhitungan : Pemesanan dilakukan setiap : 4 Periode
Tabel 5. 6 Rencana Pesan Metode FPR
Periode
Kebutuhan Bersih
Ukuran Lot
Persediaan
Total Biaya
1
0
0
0
2
33
77
44
3
0
0
44
4
44
0
0
5
0
0
0
6
7
23 48
121 0
98 50
8
0
0
50
9
50
0
0
10
0
0
0
11
0
0
0
12
0
0
0
Total Ongkos/unit =
Rumus ini dihitung pada setiap periode, dan ketika mengalami kenaikan pada suatu
periode maka periode terebut kita harus memesan kembali.
Kelebihannya visibilitas demand yang akan datang pada MRP dalam menentukan
kuantitas yang tepat. dan usaha untuk meminimasi ongkos. Kekurangannya agak
kompleks
Rumus : Incremental Holding Cost = ph x (T-1) x RT
TRC (T) = Biaya Pesan + Cumulative Holding Cost
Dimana ph = Biaya Simpan, RT = Demand (kebutuhan bersih)
Contoh : pada periode 2
Incremental Holding Cost
TRC (T)
Periode
1
T
0
RT
0
14
Universitas Diponegoro
PERENCANAAN PRODUKSI
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
33
0
44
0
23
33
33
77
77
100
0
0
7040
0
7360
0
0
7040
7040
14400
12000
12000
19040
12000
26400
364
364
247
156
264
6
7
8
9
10
11
12
1
2
3
4
0
0
0
23
48
0
50
0
0
0
23
71
71
121
0
0
0
0
3840
0
12000
0
0
0
0
3840
3840
15840
0
0
0
12000
15840
15840
27840
0
0
0
522
223
223
230
0
0
0
1
0
0
0
2
33
77
44
3
0
0
44
4
44
0
0
5
0
0
0
6
23
71
48
7
48
0
0
8
0
0
0
9
50
50
0
10
0
0
0
11
0
0
0
12
0
0
0
46880,00
Rumus :
Total ongkos/periode =
Metode ini mempunyai keuntungan dan kerugian yang sama dengan metode LUC
Contoh Perhitungan :
Tabel 5. 9 Perhitungan dengan Metode LTC
periode
1
2
3
4
5
6
7
T
0
1
2
3
4
5
6
demand
0
33
0
44
0
23
48
inc.Holding cost
0
0
0
7040
0
7360
19200
cum.holding cost
0
0
0
7040
7040
14400
33600
TRC (T)
0
12000
0
19040
19040
26400
45600
TRC (T)/T
0
12000
0
6347
6347
5280
7600
7
8
9
10
11
12
1
2
3
0
0
0
48
0
50
0
0
0
0
0
8000
0
0
0
0
0
8000
0
0
0
12000
12000
20000
0
0
0
12000
12000
6667
0
0
0
15
Universitas Diponegoro
PERENCANAAN PRODUKSI
Tabel 5. 10 Rencana Pesan Metode LTC
Periode
Kebutuhan Bersih
Ukuran Lot
Persediaan
1
0
0
0
2
3
33 0
100 0
67 67
4
44
0
23
5
0
0
23
6
23
0
0
7
48
98
50
8
0
0
50
9
50
0
0
10
0
0
0
11
0
0
0
12
0
0
0
46400,00
s
,
k
16
Universitas Diponegoro
PERENCANAAN PRODUKSI
Tabel 6. 11 Perhitungan Metode PPB
periode
1
2
3
4
5
6
7
T
1
2
3
4
5
6
7
demand
0
33
0
44
0
23
48
(T-1)RT
0
33
0
132
0
115
288
APP=Jml (K-1)RK
0<150
33<150
0<150
132<150
0<150
115<150
288>150
7
8
9
10
11
12
1
2
3
4
5
6
48
0
50
0
0
0
0
0
100
0
0
0
0<150
0<150
100<150
0<150
0<150
0<150
Total Biaya
1
0
0
0
2
33
100
67
3
0
0
67
4
44
0
23
5
0
0
23
6
23
0
0
7
48
98
50
8
0
0
50
9
50
0
0
10
0
0
0
11
0
0
0
12
0
0
0
46400,00
ce
ci
Zce = C + Pi Q Q
, untuk 1 c e N
k =c
Dimana :
= Biaya Pesan
Pi
= Biaya Simpan
Misal Z32 maka artinya demand periode tiga dipesan/ dipenuhi pada periode dua.
Menentukan Biaya Minimum
fe = Min. ( Zce + fc-1 )
untuk C = 1, 2, .., 12
Contoh perhitungan :
17
Universitas Diponegoro
PERENCANAAN PRODUKSI
Tabel 6. 13 Kebutuhan Bersih Papan 1
Periode
Kebutuhan Bersih
1
0
2
33
e
3
0
ce
4
44
ci
Rumus : Zce = C + Pi Q Q
5
0
6
23
7
48
8
0
9
50
10
0
11
0
12
0
, untuk 1 c e N
k =c
Dimana :
= Biaya Pesan,
Pi
= Biaya Simpan
Contoh :
Pada periode 2
Z21
= 12000 + (33) 80
= 14640
Z22
= 12000 + (0) 80
= 12000
1
0
2
14640
12000
3
0
0
0
4
25200
19040
15520
12000
5
0
0
0
0
0
6
34400
26400
21040
15680
13840
12000
7
57440
46600
36400
27200
21520
15840
12000
8
0
0
0
0
0
0
0
0
9
89440
73600
60400
47200
37520
27840
20000
16000
12000
10
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
11
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
12
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
untuk C = 1, 2, .., 12
Contoh :
f0
f1
f2
=0
= Z11 + f0 = 0+ 0 = 0
= Z21 + f0 = 14640 + 0 = 14640
= Z22 + f1 = 12000 + 0 = 12000*
1
0
2
14640
3
0
4
25200
5
0
6
34400
7
57440
8
0
9
89440
10
0
11
0
12
0
18
Universitas Diponegoro
PERENCANAAN PRODUKSI
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
12000
0
0
19040*
27520
24000
0
0
0
0
26400*
33040
27680
32880
31040
46600
48400
39200
40560
34880*
38400
0
0
0
0
0
0
0
73600
72400
59200
56560
46880
46400*
50880
46880
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Setelah menghitung biaya minimum (nilai f), pada periode 9 diperoleh total biaya Rp
46400,00. Total biaya tersebut terdiri dari biaya pesan di periode 2 dan 7 serta biaya
simpan.
Tabel 6. 24 Rencana Pesan Metode Wagner Within Algorithm (WWA)
Periode
Kebutuhan Bersih
Ukuran Lot
Persediaan
Total Biaya
1
0
0
0
2
33
100
67
3
0
0
67
4
44
0
23
5
0
0
23
6
23
0
0
7
48
98
50
8
0
0
50
9
50
0
0
10
0
0
0
11
0
0
0
12
0
0
0
Rp
46400,00
Format MRP
Tabel 6. 26 Format MRP
Item
OH
SS
Allocate
Leadtime
Level
PERIODE
GR
SR
POH
NR
POP
POR
19
Universitas Diponegoro
PERENCANAAN PRODUKSI
Sistem MRP
Orientasi produk/komponen
Kebutuhan nyata/actual
Demand independent
20
Universitas Diponegoro
PERENCANAAN PRODUKSI
Just-in-case
Just-in-time
Beberapa kerugian-kerugian dari sistem ukuran order tetap adalah sebagai berikut
:
1.
2.
3.
4.
5.
yang
tidak
cukup
manakala
diperlukan.
Beberapa
contoh
akan
A(2
B(2
Data JIP
Laboratorium Sistem Produksi
Teknik Industri
21
Universitas Diponegoro
PERENCANAAN PRODUKSI
100
80
120
100
80
100
Data Inventori
Komponen
Lotsize
On Hand
Safety Stock
Allocated
Lead
Schedule
Receipt
50 per 2
LFL
100
25
10
time
1
FPR - 2
250
50
100 per 1
FOQ=250
100
25
125 per 1
Komponen X , Level : 0
Lot
On
Safety
size Hand
LFL 100
Stock
25
Allocated
Lead
10
time
1
PERIODE
GR
100
80
120
100
80
100
SR
50
POH = 65
NR
35
30
120
100
80
100
POP
35
30
120
100
80
100
POR
30
120
100
80
100
Komponen A, Level : 1
Lot
On
Safety
size
FPR - 2
Hand
250
Stock
50
Allocated
-
Lead
PERIODE
time
2
GR
60
SR
100
POH = 200
240
NR
160
200
200
200
360
200
240 200
160
-
POP
POR
360
200
240
200
160
200
150
200
40
90
NR
100
50
160
POP
250
250
250
Komponen : B, Level : 1
Lotsize
FOQ=250
On
Safety
Hand
100
Stock
25
Allocated
-
Lead
PERIODE
time
2
GR
60
SR
125
POH = 75
140
POR
250
250
22
Universitas Diponegoro
PERENCANAAN PRODUKSI
Hasil MRP atau Planned Order Rilis untuk 4 komponen adalah sbb. :
PERIODE
30
120
100
80
100
360
200
250
250
2.
3.
4.
5.
6.
7.
PT. Aneka Jaya merupakan industri manufaktur make to stock. Jumlah demand
ditentukan berdasarkan hasil ramalan untuk kemudian ditentukan jumlah produksinya.
1
110
2
80
3
60
4
50
5
70
6
30
X
LT = 1
A(2)
LT = 3
Y
LT =1
B (2)
LT = 2
C (2)
LT = 1
D (2)
LT = 3
B (3)
LT = 2
D (2)
LT = 3
Data inventori :
Komponen
X
Y
A
B
OH
125
50
150
100
SS
25
25
50
50
Schedule R
50 periode 2
75 periode 3
Lot Sizing
EOQ
LTC
LFL
AWW
23
Universitas Diponegoro
PERENCANAAN PRODUKSI
C
D
150
150
40
50
FPR : 3 Periode
POQ
Biaya pesan Rp. 15000 dan biaya simpan Rp. 500 per unit per periode.
Buat rencana kebutuhan materialnya.
Daftar Pustaka
1. Fogarty, Donald W, Production & Inventory Management, 1991
2. Bedworth, DD, Integrated Production Control Systems, John Wiley & Son, 1987
3. Tersine, RJ, Principles of Inventory & Materials Management, PHI, 1994
4. Mc Leavy, DW & Narasimhan, SL, Production Planning & Inventory Control, Allyn &
Bacon, 1985
5. Oden, HW, et. Al, Handbook of Material & Capacity Requirement Planning, Mc graw
Hill, Inc., NY 1993
6. Elsayed & Boucher T, Analysis & Control of Production Systems, PHI, 1994
24
Universitas Diponegoro