NIM : 170803031
LEMBAR 9
A.KONSEP TEORI
2.Apa beda kebijakan Backorder dan Lost sales dan berikan contohnya?
4.Tentukan tahapan dalam menyelesaikan sistem inventori model Q dengan Lost sales
,dan berikan contohnya?
5. B. Contoh Kasus
f(zα) = 0.2059
ᴪ(zα) = 0.0621
Hitung : a) Qo b) ss c) r d) η e) OT
- Persediaan model Q ditandai dengan besarnya pemesanan tetap untuk setiap pesanan.
Sedangkan metode P ditandai dengan periode pemesanan yang selalu tetap dalam
sistem persediaan terdapat dua kebijakan jika persediaan yang dimiliki tidak dapat
memenuhi permintaan pelanggan yaitu backorder atau Lost sales.
- Metode P yang memiliki aturan bahwa tiap pemesanan bersifat regular pada rentang
periode yang tetap dan kuantitas pemesanan berbeda-beda sedangkan Metode Q
memiliki ukuran (kuantitas) pemesanan tetap untuk tiap pesanan, dan waktu pe
Tentukan saat dilakukan pemesanan ulang! (sebagai catatan hari kerja se tahun 250
hari)
Pembahasan:
Pemesanan ulang/ reorder point
Oleh karena nilai z belum diketahui maka perlu dicari terlebih dulu dengan rumus:
Selanjutnya nilai z pada E(z) = 0,4 dapat diperoleh denga melihat tabel jumlah out of
stock versus Standard Deviasi yang dinormalisaskan pada 1 SD. Diperoleh nilai z = 0,
sehingga solusi pemesanan kembali (R) adalah:
Diketahui permintaan harian untuk suatu produk adalah 10 unit dengan standard deviasi
3 unit. Periode Review 30 hari dan lead time 14 hari. Manajemen telah membuat
kebijakan untuk memenuhi 98% permintaan dalam bentuk persediaan. Pada review
awal periode, terdapat persediaan 150 unit. Berapa banyak yang harus dipesan?
Pembahasan:
Oleh karena nilai z dan standar deviasi belum diketahui, maka perlu dihitung terlebih
dulu:
dari tabel dan hasil interpolasi diperoleh nilai z= 0,21, sehingga jumlah yang harus
dipesan adalah:
Dengan demikian untuk memenuhi 98% permintaan, maka pada saat review dilakukan
pemesanan sebanyak 294 unit.
- Backorder adalah suatu kondisi dalam pendistribusian barang di mana barang yang
dipesan tidak atau belum dapat disediakan baik seluruhnya ataupun sebagian. Istilah ini
banyak dipakai dalam perdagangan khususnya dalam penjualan dan pembelian barang
melalui pesanan sedangkan Loss Sales adalah tidak adanya barang yang menyebabkan
kehilangan penjualan di toko dan di catat sebagai gagal transaksi.
- A. Backorder
Jika terjadi kekurangan persediaan, maka kekurangan persediaan tidak dipenuhi pada
periode berikutnya tetapi dianggap sebagai kehilangan penjualan atau keuntungan. Hal
ini biasanya terjadi pada pasar dengan persaingan bebas dimana konsumen dapat
membeli pada perusahaan lain yang menghasilkan barang yang sama.
CONTOHNYA :
D = 250.000/unit/tahun;
H = Rp 50,- /unit/tahun;
S = Rp 35.000 /order
Tentukan :
1. EOQ
Penyelesaian :
Kuantitas pesanan dengan kekurangan persediaan (21.602) adalah lebih besar
daripada tanpa kekurangan (18.798), pada bagian 1 contoh tadi konsekuensinya,
jumlah siklus pertahun lebih kecil (11,57 dibanding 13,36). Biaya total dengan
adanya backorder lebih kecil secara berarti (809.987 dibanding 935.400). Jadi,
akan cukup ekonomis bagi perusahaan untuk menawarkan potongan kepada para
pelanggan bila mereka bersedia menunggu pengiriman yang lebih lambat.
Contoh Kebijakan Lost Sales :
D=50, R=150, HC=80, DC=20, SP=110, UC=90
LC = DC +SP – UC = 20 + 110 – 90 = 40
D.LC=50.40=2000
√ 2. RC . HC . D = √ 2.150 .80.50 = 1095
D.LC > √ 2. RC . HC . D
2000 > 1095
Set Z=1
(Semua demand dipenuhi dan tidak ada penjualan yang hilang)
D
√
Qo = 2. RC .
HC
50
√
= 2.150 .
= 13,7 Unit
80
Terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan dalam menyelesaikan kasus back order
menggunakan model Q. Salah satu langkah yang dapat digunakan adalah langkah
penyelesaian yang di kemukakan oleh Hadley-Within [18].
1) Hitung nilai qo1 awal sama dengan nilai qo dengan persamaan 13.
𝑞𝑜1 = √2𝐴𝐷/ℎ (13)
2) Berdasarkan nilai qo1 yang diperoleh akan dapat dicari besarnya kemungkinan
kekurangan inventori α dapat dicari menggunakan persamaan 14. Dan
perhitungan r1 dapat dicari menggunakan persamaan 15.
𝛼 = ℎ𝑞𝑜 𝐶𝑢𝐷 (14)
r1 = DL + zαS√L (15)
3) Dengan demikian r1 yang diperoleh akan dapat dihitung nilai qo2 berdasarkan
formula yang diperoleh dari persamaan 16.
𝑞𝑜2 = √2𝐷[𝐴 + 𝐶𝑢𝑁]/ℎ (16)
4) Hitung kembali besarnya nilai α = hq02 / CuD dan nilai r2 dengan menggunakan
persamaan 17.
r2 = DL + zαS√L 17)
5). Bandingkan nilai r1 dan r2; jika harga r2 relatif sama dengan r1 iterasi selesai
dan akan diperoleh r = r2 dan qo = qo2. Jika tidak kembali ke langkah c dengan
menggantikan nilai r1 = r2 dan qo1 = qo2.
6). Ekspektasi ongkos total per tahun dapat dihitung dengan persamaan 18.
Contoh :
Kebijakan Qo R SS ŋ OT
Perusahaan 236 99 78 95% Rp.
855.081.77
Usulan 236 26 5 95% Rp.
853.499.009
4). Tahapan dalam menyelesaikan sistem inventori model Q dengan Lost sales,yaitu:
Model berikut berlaku jika kekurangan inventori diperlakukan dengan lost sales.
Konsumen tidak menunggu barang yang diminta sampai dengan tersedia. Pencarian
solusi q0* dan r* metode Hadley-Within [14]. Rumus dan ketentuan iterasi dalam
perhitungan back order dan lost sales hampir sama, perbedaanya terletak pada
perhitungan α.
1) Hitung nilai qo1 awal sama dengan nilai qo dengan persamaan 13.
𝑞𝑜1 = √2𝐴𝐷/ℎ (13)
2) Berdasarkan nilai qo1 yang diperoleh akan dapat dicari besarnya kemungkinan
kekurangan inventori α dapat dicari menggunakan persamaan 14. Dan
perhitungan r1 dapat dicari menggunakan persamaan 15.
𝛼 = ℎ𝑞𝑜 𝐶𝑢𝐷 (14)
r1 = DL + zαS√L (15)
3) Dengan demikian r1 yang diperoleh akan dapat dihitung nilai qo2 berdasarkan
formula yang diperoleh dari persamaan 16.
𝑞𝑜2 = √2𝐷[𝐴 + 𝐶𝑢𝑁]/ℎ (16)
4) Hitung kembali besarnya nilai α = hq02 / CuD dan nilai r2 dengan menggunakan
persamaan 17.
r2 = DL + zαS√L 17)
5). Bandingkan nilai r1 dan r2; jika harga r2 relatif sama dengan r1 iterasi selesai
dan akan diperoleh r = r2 dan qo = qo2. Jika tidak kembali ke langkah c dengan
menggantikan nilai r1 = r2 dan qo1 = qo2.
6). Ekspektasi ongkos total per tahun dapat dihitung dengan persamaan 18.
Rumus α dalam metode lost sales dapat dilihat pada persamaan 19.
hqo
α= (19)
CuD+ hqo
CONTOHNYA:
Kebijakan T R SS ŋ OT
Perusahaan 236 99 78 95% Rp. 855.081.77
Usulan 236 27 6 95% Rp. 853.499.091
B.CONTOH KASUS
A. Contoh Kasus
Selesaikan masalah persediaan tidak pasti dengan informasi berikut:
a. Hitung q 0
Menggunakan Persamaan Probabilistik Sederhana
2 D( A+CuN )
Dik :
𝑞𝑜=
√ h
Penyelesaian :
2 D( A+CuN )
q 0=
√ h
=335,89
b. Hitung ss
Menggunakan Persamaan Probabilistik Sederhana
ss=zαS √ L
Dik :
Standar deviasi dari lead time (zα) 1.15
Standar deviasi permintaan (S) 25 unit
Waktu tunggu/lead time (L) 0.06 periode
Penyelesaian :
ss=zαS √ L
= 7,04
c. Hitung r
Menggunakan Persamaan Probabilistik Sederhana
r = DL + ss
Dik :
Rata-rata permintaan (D) 400 unit
Waktu tunggu/lead time (L) 0.06 periode
Ss = 7,04
Penyelesaian :
r =DL+ ss
¿ 400 × 0,06+7,04
¿ 31,04
N
d. Hitung ∩=1−
DL
Menggunakan Persamaan Probabilistik Sederhana
N
∩=1−
DL
Dik :
N=SL [ f ( zα )−ᴪ (zα ) ]
¿ 25 unit × 0.06 [ 0.2059−0.0621 ]
¿ 0,2157
Rata-rata permintaan (D) 400 unit
Waktu tunggu/lead time (L) 0.06 periode
Penyelesaian :
N
∩=1−
DL
0,2157
¿ 1−
400 × 0,06
¿ 0,9910125
e. Hitung OT
Menggunakan Persamaan Probabilistik Sederhana
AD q0 + ss CuDN
𝑂𝑇 = 𝐷P + +ℎ +
q0 2 q0
Dik :
Rata-rata permintaan (D) 400 unit
Harga produk (P) Rp. 4.200.000
Biaya pesan (A) Rp. 3.500.000
q 0=335,89
Biaya kekurangan (Cu) Rp. 120.000
N=SL [ f ( zα )−ᴪ (zα ) ]
¿ 25 unit × 0.06 [ 0.2059−0.0621 ]
¿ 0,2157
Biaya simpan (h) Rp. 25.000
Ss = 7,04
Penyelesaian :
AD q0 + ss CuDN
𝑂𝑇 = 𝐷P + +ℎ +
q0 2 q0
3.500 .000 × 400 335,89+7,04 120.000× 400 ×0,2517
¿ 400 × 4.200 .000+ + 25.000 +
335,89 2 335,89
¿x