Anda di halaman 1dari 12

NAMA : BOBY RIO MARTHIN

NIM : 170803031

MATKUL : PENGENDALIAN PERSEDIAAN

HARI/TANGGAL : KAMIS 23 APRIL 2020

LEMBAR 9

A.KONSEP TEORI

1.Apa beda persediaan model P dan Q dan berikan contohnya?

2.Apa beda kebijakan Backorder dan Lost sales dan berikan contohnya?

3.Tentukan tahapan dalam menyelesaikan sistem inventori model Q dengan


Backorder ,dan berikan contohnya?

4.Tentukan tahapan dalam menyelesaikan sistem inventori model Q dengan Lost sales
,dan berikan contohnya?

5. B. Contoh Kasus

Selesaikan masalah persediaan tidak pasti dengan informasi berikut:

Rata-rata permintaan (D) 400 unit

Standar deviasi permintaan (S) 25 unit

Harga produk (P) Rp. 4.200.000

Waktu tunggu/lead time (L) 0.06 periode

Biaya pesan (A) Rp. 3.500.000

Biaya simpan (h) Rp. 25.000

Biaya kekurangan (Cu) Rp. 120.000

Standar deviasi dari lead time (zα) 1.15

f(zα) = 0.2059

ᴪ(zα) = 0.0621

Hitung : a) Qo b) ss c) r d) η e) OT

Dengan ketetapan berikut:

1. Metoda P dengan a) Lost Sales b) Back Order

2. Metoda Q dengan a) Lost Sales b) Back Order


PENYELESAIAN :

1). Perbedaan Model P dan Q adalah :

- Persediaan model Q ditandai dengan besarnya pemesanan tetap untuk setiap pesanan.
Sedangkan metode P ditandai dengan periode pemesanan yang selalu tetap dalam
sistem persediaan terdapat dua kebijakan jika persediaan yang dimiliki tidak dapat
memenuhi permintaan pelanggan yaitu backorder atau Lost sales.

- Metode P yang memiliki aturan bahwa tiap pemesanan bersifat regular pada rentang
periode yang tetap dan kuantitas pemesanan berbeda-beda sedangkan Metode Q
memiliki ukuran (kuantitas) pemesanan tetap untuk tiap pesanan, dan waktu pe

NO ASPEK Q Model/ FOQ P Model/ FTP


1 Jumlah yang Konstan, jumlah yang Variabel, jumlah yang
dipesan setiap waktu
dipesan dipesan untuk setiap kali
sama
pesan senantiasi bervarias
2 Waktu Pemesanan/pemesanan Pemesanan/pemesanan
pemesanan kembali dilakukan pada kembali dilakukan pada saat
saat inventori berada dilakukan review yang
pada tingkat reorder (R) dilakukan secara berkala
dengan tenggang waktu
yang tetap
3 Pencatatan Pencatatan dilakukan Dihitung hanya pada saat
setiap kali ada periode review tiba.
penambahan atau
pengurangan inventori
4 Ukuran Inventori Lebih sedikit dibanding P Lebih banyak dibanding Q
model model
5 Waktu Lebih tinggi karena
pemeliharaan pencatatan dilakukan
secara perpetual
6 Jenis item Harganya lebih mahal,
kritikal, dan penting.
CONTOHNYA:MODEL Q

Jumlah Order Ekonomis model FOQ dengan service level


Bila diketahui bahwa

Tentukan saat dilakukan pemesanan ulang! (sebagai catatan hari kerja se tahun 250
hari)
Pembahasan:
Pemesanan ulang/ reorder point

Oleh karena nilai z belum diketahui maka perlu dicari terlebih dulu dengan rumus:

 
Selanjutnya nilai z pada E(z) = 0,4 dapat diperoleh denga melihat tabel jumlah out of
stock versus Standard Deviasi yang dinormalisaskan pada 1 SD. Diperoleh nilai z = 0,
sehingga solusi pemesanan kembali (R) adalah:

Kesimpulannya: ketika persediaan di gudang tinggal 60 unit perusahaan harus memesan


kembali sebanyak 200 unit.

Contoh Jumlah Pemesanan: Model P

Diketahui permintaan harian untuk suatu produk adalah 10 unit dengan standard deviasi
3 unit. Periode Review 30 hari dan lead time 14 hari. Manajemen telah membuat
kebijakan untuk memenuhi 98% permintaan dalam bentuk persediaan. Pada review
awal periode, terdapat persediaan 150 unit. Berapa banyak yang harus dipesan?
Pembahasan:

Jumlah pemesanan dihitung dengan rumus:

Oleh karena nilai z dan standar deviasi belum diketahui, maka perlu dihitung terlebih
dulu:

Selanjutnya untuk menentukan nilai z, perlu menghitung E(z):

dari tabel dan hasil interpolasi diperoleh nilai z= 0,21, sehingga jumlah yang harus
dipesan adalah:

Dengan demikian untuk memenuhi 98% permintaan, maka pada saat review dilakukan
pemesanan sebanyak 294 unit.

2.) Perbedaan kebijakan Backorder dengan Lost sales yaitu:

- Backorder adalah suatu kondisi dalam pendistribusian barang di mana barang yang
dipesan tidak atau belum dapat disediakan baik seluruhnya ataupun sebagian. Istilah ini
banyak dipakai dalam perdagangan khususnya dalam penjualan dan pembelian barang
melalui pesanan sedangkan Loss Sales adalah tidak adanya barang yang menyebabkan
kehilangan penjualan di toko dan di catat sebagai gagal transaksi.

- A. Backorder

Jika terjadi kekurangan persediaan, maka kekurangan persediaan tersebut akan


terpenuhi pada periode berikutnya. Biasanya ini terjadi jika konsumen mau menunggu
kekurangan yang terjadi sampai periode berikutnya. Hal ini terjadi umumnya pada
perusahan-perusahaan yang memonopoli suatu jenis barang sehingga konsumen mau
tidak mau harus membeli dari perusahaan tersebut.
B.Lost sales

Jika terjadi kekurangan persediaan, maka kekurangan persediaan tidak dipenuhi pada
periode berikutnya tetapi dianggap sebagai kehilangan penjualan atau keuntungan. Hal
ini biasanya terjadi pada pasar dengan persaingan bebas dimana konsumen dapat
membeli pada perusahaan lain yang menghasilkan barang yang sama.

CONTOHNYA :

Contoh Kebijakan Back Order :

Seorang tenaga penjualan telah menginformasikan kepada departemen


pengawasan persediaan suatu perusahaan bahwa para langganan produk tertentu tidak
berkeberatan menunggu pengiriman barang bila diberikan potongan ketika harus
menunggu. Tenaga penjualan tersebut memperkirakan bahwa biaya backordering Rp
150 /unit/tahun;

D = 250.000/unit/tahun;

H = Rp 50,- /unit/tahun;

S = Rp 35.000 /order

Tentukan :

1. EOQ

2. Jumlah order (siklus) per tahun

3. Jumlah yang dipesan kembali (Q-I)

4. Biaya tahunan total & bandingkan dengan sebelumnya

Penyelesaian :
Kuantitas pesanan dengan kekurangan persediaan (21.602) adalah lebih besar
daripada tanpa kekurangan (18.798), pada bagian 1 contoh tadi konsekuensinya,
jumlah siklus pertahun lebih kecil (11,57 dibanding 13,36). Biaya total dengan
adanya backorder lebih kecil secara berarti (809.987 dibanding 935.400). Jadi,
akan cukup ekonomis bagi perusahaan untuk menawarkan potongan kepada para
pelanggan bila mereka bersedia menunggu pengiriman yang lebih lambat.
Contoh Kebijakan Lost Sales :
D=50, R=150, HC=80, DC=20, SP=110, UC=90
LC = DC +SP – UC = 20 + 110 – 90 = 40
D.LC=50.40=2000
√ 2. RC . HC . D = √ 2.150 .80.50 = 1095
D.LC > √ 2. RC . HC . D
2000 > 1095
Set Z=1
(Semua demand dipenuhi dan tidak ada penjualan yang hilang)
D

Qo = 2. RC .
HC
50

= 2.150 .
= 13,7 Unit
80

D=100, RC=400, HC = 200, DC = 10, SP = 200, UC = 170


LC = DC +SP – UC = 10 + 200 – 170 = 40
D.LC=50.60=3000

√ 2. RC . HC . D = √ 2.5000 .400.50 = 4472


D.LC > √ 2. RC . HC . D
3000 > 4472
Set Z=0
(Menghasilkan net revenue negative, tidak memenuhi semua demand)
3.) Tahapan dalam menyelesaikan sistem inventori model Q dengan Backorder adalah ;

Terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan dalam menyelesaikan kasus back order
menggunakan model Q. Salah satu langkah yang dapat digunakan adalah langkah
penyelesaian yang di kemukakan oleh Hadley-Within [18].

Langkah penyelesaian dilakukan dengan menentukan nilai qo dan r, yang diperoleh


dengan langkah berikut.

1) Hitung nilai qo1 awal sama dengan nilai qo dengan persamaan 13.
𝑞𝑜1 = √2𝐴𝐷/ℎ (13)
2) Berdasarkan nilai qo1 yang diperoleh akan dapat dicari besarnya kemungkinan
kekurangan inventori α dapat dicari menggunakan persamaan 14. Dan
perhitungan r1 dapat dicari menggunakan persamaan 15.
𝛼 = ℎ𝑞𝑜 𝐶𝑢𝐷 (14)
r1 = DL + zαS√L (15)
3) Dengan demikian r1 yang diperoleh akan dapat dihitung nilai qo2 berdasarkan
formula yang diperoleh dari persamaan 16.
𝑞𝑜2 = √2𝐷[𝐴 + 𝐶𝑢𝑁]/ℎ (16)
4) Hitung kembali besarnya nilai α = hq02 / CuD dan nilai r2 dengan menggunakan
persamaan 17.

r2 = DL + zαS√L 17)

5). Bandingkan nilai r1 dan r2; jika harga r2 relatif sama dengan r1 iterasi selesai
dan akan diperoleh r = r2 dan qo = qo2. Jika tidak kembali ke langkah c dengan
menggantikan nilai r1 = r2 dan qo1 = qo2.

6). Ekspektasi ongkos total per tahun dapat dihitung dengan persamaan 18.

OT = 𝐷𝑝 + 𝐴𝐷 𝑞𝑜 + ℎ ( 𝑞𝑜+𝑟−𝐷𝐿 2 ) + 𝐶𝑢( 𝐷 𝑞𝑜 )𝑥𝑁 (18)


CONTOHNYA:

Contoh :

Kebijakan Qo R SS ŋ OT
Perusahaan 236 99 78 95% Rp.
855.081.77
Usulan 236 26 5 95% Rp.
853.499.009

4). Tahapan dalam menyelesaikan sistem inventori model Q dengan Lost sales,yaitu:

Model berikut berlaku jika kekurangan inventori diperlakukan dengan lost sales.
Konsumen tidak menunggu barang yang diminta sampai dengan tersedia. Pencarian
solusi q0* dan r* metode Hadley-Within [14]. Rumus dan ketentuan iterasi dalam
perhitungan back order dan lost sales hampir sama, perbedaanya terletak pada
perhitungan α.

1) Hitung nilai qo1 awal sama dengan nilai qo dengan persamaan 13.
𝑞𝑜1 = √2𝐴𝐷/ℎ (13)
2) Berdasarkan nilai qo1 yang diperoleh akan dapat dicari besarnya kemungkinan
kekurangan inventori α dapat dicari menggunakan persamaan 14. Dan
perhitungan r1 dapat dicari menggunakan persamaan 15.
𝛼 = ℎ𝑞𝑜 𝐶𝑢𝐷 (14)
r1 = DL + zαS√L (15)
3) Dengan demikian r1 yang diperoleh akan dapat dihitung nilai qo2 berdasarkan
formula yang diperoleh dari persamaan 16.
𝑞𝑜2 = √2𝐷[𝐴 + 𝐶𝑢𝑁]/ℎ (16)

4) Hitung kembali besarnya nilai α = hq02 / CuD dan nilai r2 dengan menggunakan
persamaan 17.

r2 = DL + zαS√L 17)

5). Bandingkan nilai r1 dan r2; jika harga r2 relatif sama dengan r1 iterasi selesai
dan akan diperoleh r = r2 dan qo = qo2. Jika tidak kembali ke langkah c dengan
menggantikan nilai r1 = r2 dan qo1 = qo2.
6). Ekspektasi ongkos total per tahun dapat dihitung dengan persamaan 18.

OT = 𝐷𝑝 + 𝐴𝐷 𝑞𝑜 + ℎ ( 𝑞𝑜+𝑟−𝐷𝐿 2 ) + 𝐶𝑢( 𝐷 𝑞𝑜 )𝑥𝑁 (18)

Rumus α dalam metode lost sales dapat dilihat pada persamaan 19.

hqo
α= (19)
CuD+ hqo

CONTOHNYA:

Kebijakan T R SS ŋ OT
Perusahaan 236 99 78 95% Rp. 855.081.77
Usulan 236 27 6 95% Rp. 853.499.091

B.CONTOH KASUS

A. Contoh Kasus
Selesaikan masalah persediaan tidak pasti dengan informasi berikut:

Rata-rata permintaan (D) 400 unit


Standar deviasi permintaan (S) 25 unit
Harga produk (P) Rp. 4.200.000
Waktu tunggu/lead time (L) 0.06 periode
Biaya pesan (A) Rp. 3.500.000
Biaya simpan (h) Rp. 25.000
Biaya kekurangan (Cu) Rp. 120.000
Standar deviasi dari lead time (zα) 1.15
f(zα) = 0.2059
ᴪ(zα) = 0.0621

a. Hitung q 0
Menggunakan Persamaan Probabilistik Sederhana

2 D( A+CuN )

Dik :
𝑞𝑜=
√ h

 Rata-rata permintaan (D) 400 unit


 Biaya pesan (A) Rp. 3.500.000
 Biaya kekurangan (Cu) Rp. 120.000
 N=SL [ f ( zα )−ᴪ (zα ) ]
¿ 25 unit × 0.06 [ 0.2059−0.0621 ]
¿ 0,2157
 Biaya simpan (h) Rp. 25.000

Penyelesaian :

2 D( A+CuN )
q 0=
√ h

2 × 400(3.500 .000+120.000 ×0,2157)


=
√ 25.000

=335,89

b. Hitung ss
Menggunakan Persamaan Probabilistik Sederhana
ss=zαS √ L
Dik :
 Standar deviasi dari lead time (zα) 1.15
 Standar deviasi permintaan (S) 25 unit
 Waktu tunggu/lead time (L) 0.06 periode

Penyelesaian :

ss=zαS √ L

= 1.15 ×25 × √ 0,06

= 7,04

c. Hitung r
Menggunakan Persamaan Probabilistik Sederhana
r = DL + ss
Dik :
 Rata-rata permintaan (D) 400 unit
 Waktu tunggu/lead time (L) 0.06 periode
 Ss = 7,04

Penyelesaian :

r =DL+ ss
¿ 400 × 0,06+7,04
¿ 31,04

N
d. Hitung ∩=1−
DL
Menggunakan Persamaan Probabilistik Sederhana
N
∩=1−
DL

Dik :
 N=SL [ f ( zα )−ᴪ (zα ) ]
¿ 25 unit × 0.06 [ 0.2059−0.0621 ]
¿ 0,2157
 Rata-rata permintaan (D) 400 unit
 Waktu tunggu/lead time (L) 0.06 periode

Penyelesaian :

N
∩=1−
DL
0,2157
¿ 1−
400 × 0,06
¿ 0,9910125

e. Hitung OT
Menggunakan Persamaan Probabilistik Sederhana
AD q0 + ss CuDN
𝑂𝑇 = 𝐷P + +ℎ +
q0 2 q0

Dik :
 Rata-rata permintaan (D) 400 unit
 Harga produk (P) Rp. 4.200.000
 Biaya pesan (A) Rp. 3.500.000
 q 0=335,89
 Biaya kekurangan (Cu) Rp. 120.000
 N=SL [ f ( zα )−ᴪ (zα ) ]
¿ 25 unit × 0.06 [ 0.2059−0.0621 ]
¿ 0,2157
 Biaya simpan (h) Rp. 25.000
 Ss = 7,04

Penyelesaian :

AD q0 + ss CuDN
𝑂𝑇 = 𝐷P + +ℎ +
q0 2 q0
3.500 .000 × 400 335,89+7,04 120.000× 400 ×0,2517
¿ 400 × 4.200 .000+ + 25.000 +
335,89 2 335,89
¿x

Anda mungkin juga menyukai