ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan LKPD berbasis masalah untuk meningkatkan keterampilan
pemecahan masalah pada materi program linear untuk siswa XI IPA. Kualitas LKPD mengacu pada aspek validitas,
kepraktisan, dan efektivitas. Prosedur pengembangan perangkat pembelajaran mengacu dalam contoh pengembangan 4-
D yaitu Define, Design, Develop & Disseminate. Namun. penelitian ini dilakukan hingga pengembangan. Subjek
penelitian ini merupakan anak didik kelas XI IPA Swasta Dharma Bakti Medan yang dibagi 2 kelas yaitu kelas uji coba
dan pelaksana. Validitas LKPD dalam pembelajaran yang dikembangkan melalui pembelajaran berbasis masalah yang
dilakukan oleh 3 validator yaitu Ibu Erlinawaty Simanjuntak, S.Pd, M.Pd., Ibu Sri Lestari Manurung, S.Pd, M.Pd. dan
Ibu Sionna Bangun, S.Pd dengan skor 93%. Rerata nilai memberikan nilai dengan kategori sangat baik kemudian
dikembangkan LKPD tersebut dapat dikatakan layak. Kepraktisan pembelajaran menggunakan LKPD pada kelas uji
coba Lembar Kerja yang dikembangkan sudah praktis, berdasarkan tanggapan siswa dengan kategori “Baik”, tanggapan
guru pada kategori “Baik” dan melalui lembar observasi pada kriteria “Sangat Baik”. Tanggapan siswa pada kelas
pelaksana menyatakan bahwa LKPD yang dikembangkan pada kategori “Sangat Baik”. Belajar menggunakan lembar
kerja berbasis masalah terhadap tingkat pemecahan masalah siswa belum tercapai di kelas uji coba. Kembali dilakukan
revisi terhadap LKPD yang dikembangkan dan diujicobakan pada kelas Pelaksana yaitu (1) Ketuntasan belajar klasikal
pada kelas pelaksana persentase peserta didik yang yang memenuhi kategori sebesar 90%. (2) Indikator pembelajaran
yang sudah memenuhi kategori pencapaian yang ada yaitu 100%. (3) Nilai Gain peserta didik sebesar 0,326 dengan
kategori sedang sehingga LKPD berbasis masalah tersebut dapat dikatakan efektif. Peningkatan dilihat dari nilai Gain
dengan nilai kelas uji coba adalah 0,293 dengan kategori rendah kelas pelaksana 0,326 dengan kategori sedang, maka
peningkatan nilai Gain sebesar 0.033.
Kata kunci: LKPD, Berbasis Masalah, Tingkat kemampuan Pemecahan Masalah
PERANCANGAN
kemampuan siswa dalam memecahkan masalah mati.
Penilaian Format Alasan penelitian ini yaitu kemampuan memecahkan
Rancangan Awal LKPD
masalah dalam cerita masih perlu ditingkatkan.
2. Tahap Perancangan (Design)
Draf 1 Validasi Ahli Analisis Hasil Validasi Ahli
Pada tahap ini adalah merancang LKPD berbasis
Revisi Valid
masalah untuk mendapatkan LKPD yang sesuai
Uji Coba lapangan
kelas uji coba Uji Coba Draf 2 dengan karakteristik yang dibutuhkan. Tahapan ini
PENGEMBANGAN meliputi persiapan tes, pemilihan media, pemilihan
Uji Kepraktisan Uji Coba Analisis Hasil Uji
Keefektifan Coba Lapangan format, dan desain awal.
Uji Coba Kelas (a) Penyusunan Tes (Criterion Test Construction)
pelaksana Draf 3 Revisi
Dasar dari penyusunan tes adalah analisis
Uji Kefektifan Uji Coba Analisis Hasil Uji tugas dan konsep yang diajarkan dalam
Kepraktisan Coba kelas pelaksana
spesifikasi tujuan pembelajaran Tes ini
Perangkat Final merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
perubahan perilaku siswa setelah pembelajaran.
Gambar 1. Prosedur Penelitian (b) Pemilihan Format (Format Selection)
Pada tahap ini bertujuan untuk memilih
1. Tahap Pendefinisian (Define) format yang sesuai dengan unsur-unsur yang
(a) Analisis Awal Akhir digunakan dalam kompetensi inti, yaitu format
Analisis pendahuluan untuk mengungkap untuk merancang konten pembelajaran,
permasalahan mendasar yang dihadapi dalam pendekatan, metode pembelajaran dan sumber
matematika, sehingga membutuhkan sarana belajar yang akan dikembangkan.
pembelajaran bagi guru dan siswa. Berdasarkan hal (c) Rancangan Awal Perangkat Pembelajaran
tersebut akan disusun materi pembelajaran yang Kegiatan pada tahap ini adalah
relevan sehingga pembelajaran dapat dikatakan ideal mempersiapkan draft awal LKPD, dan untuk
(b) Analisis Peserta didik (Learner Analysis) menguji kemampuan belajar siswa adalah
Analisis Siswa merupakan kajian terhadap menguji keterampilan pemecahan masalah.
karakteristik siswa kelas XI SMA Dharma Bakti Keterampilan memecahkan masalah. Rancangan
Medan meliputi latar belakang kemampuan akademik, asli alat penelitian ini berupa tes dan angket
tingkat perkembangan kognitif siswa, dan lingkungan. siswa. Perangkat pembelajaran yang dihasilkan
(c) Analisis Tugas pada tahap ini juga disebut Draft 1.
Analisis ini bertujuan untuk mengidentifikasi
keterampilan utama yang membantu menganalisanya
3. Tahap Pengembangan (Develop)
menjadi satu keterampilan tambahan yang dibutuhkan
dan memadai. Analisis ini memastikan ikhtisar tugas (a) Uji Coba Lapangan Kelas Uji Coba
dalam materi pembelajaran. Uji coba pada tahap pengembangan setelah
(d) Analisis Konsep (Concept Analysis) dilakukan uji kepraktisan dan keefektifan pada
Analisis konseptual adalah studi tentang Draft 2 menghasilkan dan dilakukan analisis serta
konsep-konsep terkait untuk mengembangkan lembar revisi sehingga menghasilkan Draft 3. Uji coba
berorientasi masalah. Analisis konseptual bertujuan lapangan dilaksanakan untuk memperoleh
untuk secara sistematis, merinci dan mengatur konsep masukan dari LKPD yang dikembangkan dan
yang diajarkan berdasarkan analisis awal dan akhir. untuk melihat kepraktisan dan keefektifannya,
peningkatan kemampuan pemecahan masalah
(e) Spesifikasi Tujuan Pembelajaran peserta didik pada pembelajaran berbasis masalah
Spesifikasi tujuan pembelajaran berguna Rancangan percobaan dan tujuan dijelaskan
untuk menggabungkan hasil pekerjaan rumah dan secara singkat sebagai berikut:
memenuhi KKM atau nilai ≥ 75. (Depdikbud
1. Uji Coba Keefektifan dalam Trianto, 2009:241).
Untuk mengetahui keefektifan yang
dikembangkan, maka LKPD yang diujicobakan kepada - Analisis ketercapaian indikator/ketuntasan Tujuan
peserta didik menjadi subjek penelitian untuk menguji Pembelajaran
efektivitas penggunaan LKPD berbasis masalah dalam Dalam menentukan kategori ketercapaian
pembelajaran. Keefektifan dapat ukuran kemajuan tujuan pembelajaran ketercapaian indikator
belajar siswa di kelas meliputi: (1) Ketercapaian kemampuan pemecahan masalah dilakukan dengan
Ketuntasan belajar klasikal dan (2) Ketercapaian langkah-langkah berikut:
Indikator Pembelajaran (3) Peningkatan kemampuan 1. Menentukan skor tiap indikator pada masing-
pemecahan masalah pada siswa. masing butir soal dengan acuan pedoman
Tabel 1. Uji coba one-group pretest-posttest design penskoran yang telah ditetapkan.
kelas uji coba 2. Menjumlahkan skor tiap indikator pemecahan
masalah yang diperoleh peserta didik untuk setiap
Kelompok Pretes Perlakuan Posttest butir soal.
t
3. Menghitung persentase skor total dari setiap
Uji Coba T1 X T2
indikator dengan cara:
Keterangan:
jumlah skor peserta didik indikator ke−i
T1 : Tes Awal (Pretest) diberikan kepada kelompok uji KB= x 100 %
coba sebelum diberikan perlakuan jumlah skor maksimal indikator ke−i
X : Perlakuan terhadap kelas uji coba berupa LKPD 4. Menentukan persentase banyak yang tuntas
berbasis masalah minimal 75% untuk setiap indikator pemecahan
T2 : Tes Akhir (Posttest) diberikan kepada kelompok masalah.
uji coba sesudah diberikan perlakuan
5. Melihat ketercapaian indikator pembelajaran
- Analisis Ketuntasan Klasikal dengan indikator ketuntasan adalah minimal 65%
peserta didik yang mampu memenuhi 75%
Keefektifan perangkat pembelajaran terkait
dengan kemampuan pemecahan masalah ditentukan terhadap tujuan pembelajaran yang dirumuskan
(Hasratuddin, 2015:154).
ketuntasan peserta didik secara klasikal. Penentuan
skor hasil kerja siswa dilakukan dengan memberikan
penilaian sesuai penskoran. Dalam penelitian ini yang - Analisis N-Gain
menjadi acuan tercapainya ketuntasan yaitu melalui Keefektifan LKPD berbasis masalah untuk
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
oleh sekolah adalah ≥ 75. Analisis ketuntasan ditentukan berdasarkan pencapaian ketuntasan belajar
peserta didik secara individu.
dilakukan pada kelas uji coba dan kelas pelaksana
Skor yang diperoleh peserta didik
dalam menentukan keefektifannya. Berikut merupakan
menggunakan LKPD yang dikembangkan akan
langkah-langkahnya:
dianalisis dengan cara membandingkan skor peserta
Menentukan hasil kemampuan pemecahan
didik yang diperoleh dari hasil tes peserta didik
masalah peserta didik dapat dihitung dengan rumus:
sebelum (tes awal) dan setelah diberi perlakuan (tes
(Trianto, 2011:241).
akhir). Besarnya peningkatan tes sebelum dan tes
jumlah skor diperoleh peserta didik
KB= x 100 sesudah pembelajaran dihitung dengan rumus N-Gain
jumlah skor total sebagai berikut:
Ket: KB : Ketuntasan Belajar Skor postest −skor pretest
N−gain= =g
1. Menentukan banyaknya peserta didik yang tuntas skor total−skor pretest
atau memenuhi KKM atau KB ≥ 75. Tabel 2. Kriteria skor N-Gain ternormalisasi
2. Menentukan persentase ketuntasan per kelas atau
Skor Gain Interpretasi
persentase ketuntasan klasikal (PKK) dengan
g ≥ 0,70 Tinggi
menggunakan rumus:
0,30< g <0,70 Sedang
jumlah peserta didik yang tuntas g ≤ 0,30 Rendah
KB= x 100 %
jumlah peserta didik Sumber: Hake dalam Susanto (2012)
Suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya jika
dalam kelas terdapat ≥ 85 % siswa yang Menghitung keefektifan LKPD diperoleh dengan
rumus:
Skor perolehan angket respon siswa dan guru dapat dikategorikan
Keefektifan LKPD= x 100 pada tabel berikut ini :
skor maksimal
LKPD efektif apabila peserta didik Tabel 4. Pedoman Klasifikasi Penilaian Kepraktisan
memperoleh nilai minimum (KKM) yaitu 75. Dan
Interval rata-rata skor Klasifikasi
berdasarkan hitungan n-gain termasuk antara 0,30 dan
0,70 atau kategori “sedang” untuk menyatakan x >3,4 Sangat Baik
kemampuan pemecahan masalah terhadap sola cerita 2,8< x ≤3,4 Baik
peserta didik meningkat. 2,2< x ≤ 2,8 Cukup
1,6< x ≤2,2 Kurang
2. Analisis Data Kepraktisan LKPD
Cara menganalisis kepraktisan LKPD adalah
x <1,6 Sangat Kurang
dengan menyediakan perangkat pembelajaran bagi LKPD yang dikembangkan dinyatakan praktis
validator. Suatu LKPD dianggap praktis apabila jika berdasarkan respon pada kategori “Baik” atau
validator menyatakan bahwa LKPD yang “Sangat Baik”.
dikembangkan dapat diterapkan dan digunakan di 1. Angket Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran
lapangan tanpa atau tanpa modifikasi. Dan hasil Analisis pada lembar observasi keterlaksanaan
penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa pengguna pembelajaran didasarkan pada persentase
LKPD menganggap LKPD memenuhi batasan sebagai keterlaksanaan kegiatan sesuai dengan capaian
berikut: pembelajaran. Berikut merupakan langkah analisis
- Angket respon peserta didik dan guru terhadap pada lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran.
a. Jumlah pengamat yang dihitung dipilih “ya” pada
LKPD aspek yang diamati pada lembar observasi kinerja
Data hasil angket respon peserta didik dan pembelajaran.
guru dianalisis berdasarkan hasil yang diperoleh. b. Menghitung persentase jumlah yang didapat pada
Angket diberikan pada saat kegiatan pembelajaran langkah sebelumnya menggunakan rumus berikut.
sudah selesai dam angket diberikan kepada seluruh banyak jawaban Ya
siswa. Angket dianalisis berdasarkan jawaban atas
persentase= x 100 %
banyaknya aspek yang diamati
pernyataan yang diberikan oleh siswa. Sedangkan c. Membandingkan persentase yang didapat dengan
angket guru diberikan kepada guru dan dianalisis kriteria penilaian pada tabel berikut.
berdasarkan pernyataan yang diberikan oleh guru. Tabel 5. Kriteria Penilaian Keterlaksanaan
Penilaian untuk kuesioner dengan pernyataan positif Pembelajaran
dan negatif disajikan pada tabel berikut: Interval persentase Klasifikasi
Tabel 3. Sistem Penilaian Angket Respon Peserta p ≥85 % Sangat Baik
Didik
Pernyataan Sikap SS S TS STS 70 %< p ≤ 85 % Baik
50 %< p ≤ 75 % Cukup
Pernyataan Positif 4 3 2 1
p ≤50 % Kurang
Pernyataan Negatif 1 2 3 4
Adapun langkah untuk mendapatkan hasil
(b) Uji Coba Lapangan Kelas Pelaksana
analisis angket respon siswa dan guru adalah sebagai
Setelah dilakukan uji coba lapangan pada kelas
berikut:
uji coba maka akan dilakukan uji coba lapangan
a. Menghitung jumlah dan rata-rata skor penilaian
terhadap kelas pelaksana. Analisis pada kelas uji coba
dengan rumus:
dan dilakukan revisi terhadap Draft 2 maka akan
x=
∑ xi menghasilkan Draft 3. Uji coba kelas pelaksana
n dilakukan untuk mengujicobakan perangkat yang sudah
Keterangan: direvisi. Selanjutnya, hasil uji coba kelas pelaksana
x=Rata−tara skor instrumen dianalisis dan direvisi untuk mendapatkan LKPD yang
diinginkan (Perangkat final). Pada kelas pelaksana
∑ x i=Jumlah skor tiap aspek dilakukan juga uji keefektifan dan juga uji kepraktisan
n=Jumlah evaluator mengenai LKPD berbasis masalah yang
b. Mengkonversi skor rata-rata instrumen menjadi dikembangkan.
nilai kualitatif berdasarkan kriteria penilaian skala
4 menurut Eko Putro Widyoko (2009), maka hasil
Tabel 6. Uji coba one-group pretest-posttest design memberikan nilai dengan kategori valid maka tes
kelas pelaksana kemampuan dikatakan valid.