Anda di halaman 1dari 4

NAMA KELOMPOK 2:

Dwi Emmya Grace br Tarigan (4182111039)


Teodora Tania Tampubolon (41811111022)
Gabriyeltha Ginting (4183311011)

a. Analisislah faktor-faktor pendukung dan penghambat penerapan model pembelajaran


berbasis neurosain di kelas Saudara Mahasiswa !

Penyelesaian:

- Faktor-faktor pendukung:

1. Faktor internal diantara faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar
adalah faktor internal. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri
mahasiswa itu sendiri baik kondisi jasmani (fisiologis) maupun rohani (psikologis).

2. Faktor eksternal selain dari faktor internal, pembelajaran juga dipengaruhi oleh faktor
eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor eksternal ini dibagi
menjadi dua, yaitu lingkugan (baik yang berasal dari alam maupun sosial budaya) dan
instrumental (fasislitas serta media yang disediakan di kampus). Jadi lingungan atau
pun keluarga berpenegaruh terhadap mahasiswa dalam cara pembelajarannya.
Contohnya Guru yang sudah memiliki kualifikasi S1 lebih mudah menguasai
teknologi informasi sehingga akan mudah mengakses informasi dengan
memanfaatkan media elektronik. Kemudahan akses informasi . Di sekolah saya
termasuk daerah yang memiliki akses informasi yang baik. Jaringan internet dapat
dengan mudah diakses, banyak sekali tempat layanan umum yang menawarkan free
Wifi . Selain kemudahan mengakses jaringan internet, sekolah saya juga memiliki
perpustakaan umum yang menyediakan berbagai macam buku.

- Faktor-faktor peghambat:
Dalam proses pembelajaran tidak selamanya berjalan dengan lancar. Ada hal-hal
yang menghambat dalam proses pembelajaran. Masalah yang muncul dalam proses
pembelajaran diakibatkan karena dua faktor:

1. Faktor Teknis

Pada faktor teknis ini mahasiswa sering mengalami kesulitan dalam belajar yang
diakibatkan oleh tingkat pemahaman akan pelajaran yang rendah contohnya susah
berkonsentrasi, tidak mendengarkan paparan dosen, tidak memahami soal. Belum
adanya buku panduan yang berisi tentang pembelajaran berbasis neurosains.
Penerapan pembelajaran neurosains yang sudah diterapkan di kampus diantaranya
dalam hal penjadwalan mata pelajaran. Terkait dengan prinsip neuroains yaitu
kondisi terbaik peserta didik untuk menyimpan info itu di pagi hari, maka muatan
mata kuliah yang dianggap paling berbobot di jadwalkan di pagi hari. Selain itu,
juga mengikuti tahap-tahap pembelajaran berbasis neurosains. Ini berhubungan
langsung pada kegiatan proses pembelajaran dalam memahami suatu masalah
yang diberikan dosen kepada mahasiswa Sehingga banyak mahasiswa yang tidak
menyenangi mata kuliah tertentu karena memang mahasiswa tersebut tidak
memahami materi yang ada dalam mata kuliah tersebut. Mahasiswa tidak
membuat catatan belajar dan dalam mengerjakan soal-soal latihan mahasiswa
enggan untuk mengerjakannya karena kurang memahami materi kuliah yang
sedang berlangsung.

2. Faktor Non Teknis Selain Faktor teknis yang diatas faktor penghambat juga ada
faktor non teknis dimana pada faktor non teknis ini mahasiswa tidak menyukai
dosen yang mengajar pada matakuliah tertentu sehingga mahasiswa malas belajar.
masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran yang muncul dalam diri yang
sebenarnya tidak berhubungan langsung dengan materi yang disampaikan pada
proses pembelajaran. Contoh mahasiswa tidak suka dengan dosen yang
menyampaikan salah satu mata kuliah atau lingkungan belajar yang menurutnya
tidak nyaman atau karena dosennya selalu marah-marah jika menjelaskan mata
kuliah tersebut sehingga dia tidak menyenangi mata kuliah tersebut yang akhirnya
dia tidak akan paham. Keengganan dalam mengikuti mata kuliah membuat
penolakan dalam diri terhadap apapun yang berhubungan dengan pelajaran
tersebut. Sehingga sehebat apapun dosen menjelaskan materi maka tidak
membuatnya menjadi mengerti akan mata kuliah tersebut.

b. Tunjukkan satu contoh model pembelajaran yang menurut Saudara Mahasiswa dapat
diterapkan dalam pembelajaran di kelas menggunakan prinsip-prinsip pembelajaran
berbasis neurosain! uraikan alasannya!

Penyelesain: Menurut kelompok kami salah satu metode yang dapat diterapkan dalam
pembelajaran di kelas menggunakan prinsip-prinsip pembelajaran berbasis neurosain
adalah metode Hypnoteaching. Karena hypnoteaching adalah metode pembelajaran yang
dalam menyampaikan materi pelajaran, guru menggunakan teknik berkomunikasi yang
sangat persuasif dan sugestif dengan tujuan agar peserta didik mudah memahami materi
pelajaran. Hypnoteaching menekankan pada komunikasi alam bawah sadar siswa yang
dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti sugesti dan imajinatif. Kemampuan sugesti
yang terus terngiang dalam otak, mampu mengantarkan seseorang pada apa yang
dipikirkannya. Sedangkan imajinasi merupakan proses membayangkan sesuatu terlebih
dahulu baru melakukannya. Dalam hal ini seorang guru harus mampu membiarkan
peserta didiknya berekspresi dan berimajinasi. Oleh karena itu penerapan metode
hypnoteaching dalam kegiatan pembelajaran, dilakukan dengan menggunakan kata-kata
atau kalimat yang terkesan tidak menyulitkan dan memberatkan peserta didik dalam
mengikuti pelajaran. Contoh kalimat-kalimat tersebut adalah: a) baiklah, anak-anakku
yang pintar dan hebat, kali ini kita akan mempelajarai materi yang sangat menarik! tentu
saja materi ini akan sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari jika kalian berhasil
menguasainya; b) bapak/ibu selalu yakin, pasti kalian bisa mengerjakan latihan-latihan
ini dengan baik dan tepat; c) meskipun soal ini sepertinya sulit, bapak/ibu akan
memberikan trik yang bisa dilakukan agar kita dapat mengerjakan soal dengan lebih
cepat dan mudah; d) meskipun materi kali ini cukup banyak, tapi dengan konsentrasi dan
ketekunan, kalian pasti akan bisa menguasainya. Implikasi Hypnoparenting Dalam
Pembelajaran. Penerapan pembelajaran neurosains yang sudah diterapkan di sekolah saya
diantaranya dalam hal penjadwalan mata pelajaran. Terkait dengan prinsip neuroains
yaitu kondisi terbaik peserta didik untuk menyimpan info itu di pagi hari, maka muatan
mata pelajaran yang dianggap paling berbobot di jadwalkan di pagi hari. Selain itu,
sekolah saya juga mengikuti tahap-tahap pembelajaran berbasis neurosains. Sebelum
pembelajaran di mulai, guru melakukan apersepsi sedemikian hingga untuk menciptakan
suasana yang menyenangkan untuk peserta didik sebalum peserta didik tersebut
menerima materi pelajaran.

Anda mungkin juga menyukai