Anda di halaman 1dari 11

RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY


LEARNING DALAM MENINGKATKAN MINAT DAN MOTIVASI
BELAJAR SISWA TUNA GRAHITA DI SLB NEGERI PIDIE JAYA

PELAKSANAAN PPG DALAM JABATAN

DISUSUN OLEH :

MUHADIR, S.Pd
NO. UKG : 201698339924

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG)


DALAM JABATAN
ANGKATAN III - BIDANG STUDI BIOLOGI
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
TAHUN 2023
A. PENDAHULUAN
Salah satu masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan di Indonesia adalah
rendahnya pencapaian hasil belajar peserta didik. Salah satu penyebab rendahnya
pencapaian hasil belajar adalah siswabanyak mengalami kesulitan-kesulitan yang
berasal dari diri siswa itu sendiri yang disebut kesulitan internal dan kesulitan yang
berasal dari luar diri siswa yang disebut kesulitan eksternal.
Hasil observasi selama ini proses pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah masih
berpusat pada guru. Proses pembelajaran yang berpusat pada guru ini akan membuat
siswa hanya sebagai penerima informasi dan guru pemberi informasi sehingga proses
pembelajaran bersifat pasif karena siswa hanya mendapatkan pengetahuan dari gurunya
saja. Proses pembelajaran yang terpusat pada guru akan memberikan dampak negatif
pada siswa diantaranya siswa menjadi pasif, siswa menjadi kurang kreatif dan jika
mengandalkan penjelasan dari guru saja, maka informasi yang akan diterima sangat
terbatas dan sedikit.
Keadaan serba terbatas didalam sistem kerja saraf anak berkebutuhan khusus
(tunagrahita) yang dominan, seperti halnya kesulitan dalam belajar/ ketrampilan
kognitif (pengertian), kesulitan berbahasa, maupun motorik (gerak reflek), dan
hubungan dengan kemasyarakatan atau dengan istilah lain disebut ”gangguan
kualitatif”. Pada anak tunagrahita hal itu dapat kita pahami mungkin disebabkan oleh
lebih dari sekedar perkembangan yang lambat, seperti cacat mental, sensorik atau
motorik.
Model pembelajaran penyingkapan/penemuan (Discovery/Inquiry Learning) adalah
memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai
kepada suatu kesimpulan. Discovery terjadi bila individu terlibat terutama dalam
penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan
prinsip. Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi,
penentuan, dan inferensi. Proses di atas disebut cognitive
process sedangkan discovery itu sendiri adalah the mental process of assimilating
concepts and principles in the mind.
Sekolah Luar Biasa (SLB) ini beralamat di Jln. Glee Riek gampong pohroh kecamatan
Meureudu, kabupaten Pidie Jaya, Aceh. SLB Negeri Pidie Jaya aktif mulai September
2014 lalu. SLB Negeri Pidie Jaya sebagai fasilitas Pendidikan untuk anak-anak
abnormal baik secara fisik ataupun mental yang merupakan sekolah kabupaten pidie
jaya yang menampung banyak siswa-siswi dengan berbagai jenjang umur dan
Pendidikan yang berbeda-beda mulai dari Tk sampai tingkat SMA. Sekolah ini terdiri
dari lima kelas yaitu kelas autis, tuna daksa, tuna rungu, tuna grahita, dan kelas pemula.
Saat ini dipimpin kepala sekolahnya bernama Drs Muzakir,. SLB Negeri Pidie Jaya
terdiri pada tahun 2014 12 maret dengan luas tanah 8,250m.
B. PEMBAHASAN
Selama proses pelaksanaan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) yang dilaksanakan di
Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Pidie Jaya yang saya laksanakan pada hari Selasa, 30
Januari 2024, pukul 09.00 wib telah penulis observasi terhadap PPL adalah sebagai
berikut:
1. Situasi
Latar belakang masalah dari Praktik pembelajaran ini adalah:
1. Pembelajaran masih berpusat pada guru
2. Sumber belajar yang digunakan oleh siswa masih terbatas
3. Penggunaan media teknologi dalam pembelajaran masih kurang
4. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih monoton
5. Antusias siswa dalam belajar kurang
6. Hasil belajar rata-rata siswa dalam kelas rendah

Praktik pembelajaran ini sangat penting karena:


1. Praktik pembelajaran ini dapat dijadikan contoh penerapan pembelajaran
inovatif oleh para guru di sekolah yang ingin memanfaatkan media teknologi
dalam mengajar
2. Pembelajaran bisa berpusat kepada siswa sehingga pengetahuan dari proses
mencoba dalam kelas bisa lebih efektif
3. Praktik pembelajaran ini bisa memotivasi saya untuk membuat inovasi baru
dalam pembelajaran
4. Pembelajaran ini bisa membangkitkan jiwa kompetisi antar siswa.
Adapun peran dan tanggung jawab saya dalam praktik pembelajaran ini adalah sebagai
guru biologi di sekolah, saya berkewajiban memberikan praktek baik dalam
penggunaan media teknologi kepada siswa, dan mampu mengarahkan guru-guru lain
agar dapat menggunakan media TIK dalam proses belajar mengajar. Dengan media
baru, beban guru dalam mengajar bisa berkurang dan selain itu hasil belajar siswa bisa
lebih baik sebagai imbas dari keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran yang
diberikan

2. Tantangan
Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut?
Dari analisis hasil kajian wawancara dan kajian literatur penyebab rendahnya minat
dan motivasi belajar siswa pada materi sifat keperodikan unsur:
1. Model pembelajaran yang belum sesuai dengan karakteristik siswa tuna grahita
2. Media pembelajaran yang kurang menarik
3. Faktor cara berfikir siswa tuna grahita yang kurang (IQ dibawah rata-rata)
Dari penyebab tersebut, tantangan yang dihadapi oleh guru adalah:
1. Pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan materi
2. Penggunaan media pembelajaran yang mampu menarik minat dan motivasi siswa
seperti menggunakan media video animasi dan power point
3. Guru harus bisa meningkatkan minat dan motivasi siswa melalui proses
pembelajaran yang menyenangkan
Dilihat dari ketiga tantang tersebut bisa disimpulkan bahwa tantangan yang dihadapi
melibatkan guru dari sisi kompetensi yang harus dimiliki oleh guru tersebut,yaitu
kompetensi pedagogik dan profesional sedangkan dari sisi siswa adalah minat dan
motivasi belajar.
3. Aksi
Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa
yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya
atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini:
Berdasarkan tantangan yang dihadapi guru, langkah-langkah yang harus dilakukan
adalah:
1. Menambah sumber belajar bagi siswa
Untuk membuat sumber belajar lebih banyak di dalam kelas, guru memperbolehkan
siswa membawa smartphone ke dalam kelas. Guru juga memperbolehkan siswa
mengakses sosial media dan situs berita serta informasi dari media massa. Hal ini
dilakukan agar pelajaran yang diterima di dalam pelajaran memiliki koneksi dengan
apa yang terjadi diluar dari kelas
2. Memilih model pembelajaran yang inovatif
Untuk menghilangkan kesan kaku dalam pembelajaran, guru menggunakan model
pembelajaran Discovery learning untuk membangkitkan jiwa kompetisi antar siswa.
Jiwa kompetisi bisa memotivasi siswa untuk memenangkan soal dalam soal bertipe
ini.
3. Memilih metode pembelajaran yang interaktif
Untuk metode pembelajaran yang digunakan juga harus sesuatu yang unik maka
dipilihlah permainan ular tangga digital. Permainan yang biasanya hanya digunakan
untuk hiburan ternyata bisa digunakan untuk belajar. Dari hal ini siswa bisa melihat
bahwa belajar bisa dilakukan dengan media apa saja. Media yang digunakan dalam
pembelajaran ini melibatkan media TIK seperti proyektor, laptop, internet, layar dan
speaker.
4. Refleksi Hasil dan dampak
Dampak dari aksi dan langkah-langkah yang dilakukan ternyata berdampak sangat
positif untuk siswa. Hal tersebut antara lain.
1. Respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan model Discovery learning
sangat baik sampai berharap kegiatan bisa dilanjutkan lebih lama lagi.
2. Hasil belajar siswa juga meningkat dilihat dari hasil LKPD yang dilakukan
pasca permainan meningkat dimana rata-rata siswa berhasil melewati KKM
yang ditetapkan. Selain itu, membiarkan siswa membawa smartphone ke
sekolah mempermudah guru melakukan asesmen secara online kepada siswa
dan lebih ramah lingkungan karena tidak melibatkan kertas namun data
digital.
Faktor keberhasilan dari pembelajaran ini ditentukan oleh kesiapan media yang
disiapkan, instrumen dan perangkat ajar yang baik dan tentunya kemampuan guru dalam
membawakan suasana persaingan sehat dalam kelas. Selain itu siswa juga berperan
penting dalam menjaga ketertiban dalam kelas sehingga pembelajaran bisa berhasil
dengan optimal.
Berdasarkan proses dan aktivitas yang telah saya laksanakan, pembelajaran dengan
model dan metode baru lebih menantang dan seru untuk dilaksanakan, hal ini akan
berefek baik kepada guru dan juga siswa didalam kelas. Bahkan ketidak model
pembelajaran yang ingin kita terapkan tidaklah sempurna, hal itu akan menjadi
sempurna di dalam kelas sehingga tidak ada yang salah dari mencoba model
pembelajaran inovatif dalam kelas selama tujuan yang ingin dicapai adalah untuk
kebaikan bersama, sekolah, pendidik dan siswa.

C. PENUTUP
1. Kesimpulan
Setelah melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan penulis dapat disimpulkan bahwa
penerapan model discovery learning sangat membantu dalam upaya guru meningkatkan
hasil belajar siswa. Tidak hanya itu model ini juga membantu dalam meningkatkan
keaktifan guru dan siswa, kepercayaan diri siswa, dan kemampuan bekerja mandiri
dalam pemecahan masalah. Selain itu model ini tidak hanya dapat diterapkan siswa tuna
grahita, model ini juga dapat diterapkan pada siswa tuna rungu, tuna daksa.
DAFTAR PUSTAKA

Damastuti Eviani, 2015 Pendidikan Anak Dengan Hambatan Intelektual. Banjarmasin


Somadayo, Samsu. 2011. Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca.
Yogtakarta
https://journal.student.uny.ac.id/index.php/plb/article/viewFile/6391/6171
Mumpuniarti. (2007). Pembelajaran Akademik Bagi Tunagrahita. Yogyakarta: FIP
UNY.
Mumpuniarti. 2010. Pembentukan Peta Kognitif Tunagrahita Ringan Dalam Penguasaan
Konsep Pengukuran di Bidang Berhitung dan Ilmu Pengetahuan Alam. Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan (Vol. 16).
Pamuji. 2002. Peningkatan Keterampilan Berbicara Dengan Metode Reka Cerita
Gambar Untuk Anak Tunagrahita Di Sekolah Luar Biasa. Jurnal Rehabilitasi
& Remediasi, JRR Tahun 12, Nomor 1.
Putrayasa, I. M., Syahruddin, S. P., & Margunayasa, I. G. (2014). Pengaruh Model
Pembelajaran Discovery Learning dan Minat Belajar terhadap Hasil Belajar
IPA Siswa. MIMBAR PGSD Undiksha, 2 (1).
Rismayani, N. L. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Discovery learning untuk
Meningkatkan Hasil Belajar PKn Siswa. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan
Undiksha, 1 (2).
Rochman Natawidjaja, Zainal Alimin (1996) Penelitian Bagi Guru Pendidikan Luar
Biasa. Depdikbud: Direktorat Pendidikan Tinggi
Sari, V. N., & Sukartiningsih, W. (2014). Penerapan Model Discovery learning Sebagai
Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Cerita Petualangan Siswa
Kelas IV Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2
(2).
Sutjihati Somantri. 2007. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT. Refika Aditama
RENCANA TINDAK LANJUT MENYUSUN CERITA PRAKTIK BAIK (BEST
PRACTICE MENGGUNAKAN MOTODE STAR (SITUASI, TANTANGAN, AKSI
DANREFLEKSI HASIL DAN DAMPAK) TERKAIT PENGALAMAN MENGATASI
PERMASALAHAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN

Rencana tindak lanjut yang akan penulis lakukan sebagai berikut :


1. Meningkatkan kualitas pembelajaran inovatif dengan memperhatikan
model dan media pembelajaran yang tepat serta sesuai dengan
karakteristik materi dan peserta didik.
2. Meningkatkan pengetahuan dan berinovasi terkait pemanfaatan
teknologi dalam pembelajaran dengan memperbanyak wawasan
melalui kegiatan workshop atau webinar.
3. Memperbaiki serangkaian proses pembelajaran mulai dari
perencanaan, pelaksanaan sampai penilaian yang disesuaikan dengan
pengalaman yang sudah diperoeh sewaktu melaksanakan PPG Daljab
ini.
4. Mengaplikasikan model – model pembelajaran inovatif seperti
model pembelajaran Discovery Learning dalam proses pembelajaran
di kelas.
5. Guru harus mengawasi perkembangan siswa secara berkala dengan penilaian
sikap, penilaian pengetahuan dan penilaian ketrampilan.
6. Inovasi pembelajaran Anda berjalan lebih baik ke depannya dengan format
asesment harus disediakan oleh guru kepada setiap peserta didik dengan
penilaian secara individu berupa Program Pembelajaran Individual (PPI),
sehingga guru dengan mudah mengontrol Peserta didik dalam setiap
perkembangannya
7. Menginformasikan best practice ini kepada rekan guru sejawat dan
rekan guru mapel lainnya untuk diterapkan, serta menginformasikan
best practice ini padaguru berbagi atau media sosial lainnya.
LAMPIRAN DOKUMENTASI
1. Tempat pelaksanaan PPL
2. Foto Kegitan Praktik Pembelajaran PPL Ke 2 siklus 2 (Selasa, 30
Januari 2024)
a. Kegiatan Pendahuluan

b. Kegiatan Inti
c. Kegiatan Penutup

Anda mungkin juga menyukai