Anda di halaman 1dari 5

PRAKTIK BAIK

PPG DALJAB TAHUN 2023


DI KELAS VII SMPIT ALAM NURUL ISLAM
GUMUK, SIDOARUM, GODEAN, KABUPATEN SLEMAN

PRAKTIK BAIK PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK MELALUI


PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI
PERUBAHAN WUJUD BENDA

OLEH:

NAMA : MUHAMMAD ARIEFUDDIN


NO UKG : 201501856413

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
TAHUN 2023
Pendahuluan

Praktik ini dilakukan dengan tujuan peserta didik mampu


meningkatkan kepercayaan diri melalui pembelajaran menggunakan
metode Problem Based Learning. Selain itu bertujuan agar peserta didik
mampu membedakan perubahan benda secara fisika dan kimia dan
manfaat perubahan wujud benda dari fisika ke kimia atau sebaliknya
dalam kehidupan sehari-hari yang disajikan.
Praktik ini dilakukan didasarkan pada latar belakang permasalahan di
kelas yang mana kondisi peserta didik yang masih memiliki motivasi
belajar yang kurang. Hal tersebut tampak saat kegiatan pembelajaran yang
menggunakan metode percobaan cukup banyak peserta didik yang
meminta penjelasan instruksi berulang. Hal tersebut dilakukan
dikarenakan kurangnya perhatian peserta didik saat dijelaskan oleh guru.
Begitu kegiatan pembelajaran menggunakan metode percobaan
dilaksanakan, peserta didik justru melakukan aktivitas yang tidak sesuai
dengan instruksi guru. Mereka bermain sendiri dan tidak melaksanakan
kegiatan sesuai dengan instruksi guru.
Dari latar belakang masalah tersebut diambillah solusi untuk
menyelesaikan masalah dengan menggunakan pembelajaran model
Problem Based Learning dengan pendekatan secara saintifik.

Pembahasan

Kondisi peserta didik yang kurang percaya diri dalam melakukan proses
belajar di dalam kelas sangat tidak ideal. Peserta didik tidak mampu untuk
mendapatkan hal yang baru berupa pengetahuan maupun kemampuan. Peserta didik
yang tidak percaya diri ditandai melalui gerak-geriknya yang peragu. Cenderung
memperlihatkan sikap yang pendiam. Takut untuk bertanya dan menyampaikan
kepada guru dan temannya saat membutuhkan konfirmasi dalam pembelajaran.
Menurut N Yulianti, motivasi belajar IPA menjadi rendah disebabkan oleh
indikator antara lain sebagai berikut : 1) sikap ingin tahu peserta didik kurang. Sikap
ingin tahu peserta didik kurang ditunjukkan dengan peserta didik enggan bertanya
saat diberi kesempatan untuk bertanya; 2) kecermatan peserta didik kurang, hal ini
ditunjukkan dengan peserta didik kurang cermat dalam mengerjakan soal yang
diberikan guru; 3) rasa percaya diri peserta didik kurang, ini ditunjukkan peserta
didik tidak berani jika diminta mengerjakan soal di depan karena takut jawabannya
salah; 4) kejujuran peserta didik kurang. Sikap jujur yang kurang ini ditunjukkan
dengan peserta didik tidak berani tunjuk jari jika ditanya siapakah diantara mereka
yang belum paham tentang materi yang diberikan.
Sebagai guru tentulah harus memiliki kesadaran untuk menemukan bahwa
fenomena tersebut adalah merupakan masalah yang berakibat gagalnya pencapaian
pembelajaran pada tujuan. Sehingga guru harus menemukan solusi untuk
mengatasinya.
Dalam menyelesaikan permasalahan kurangnya percaya diri peserta didik
di kelas. Guru harus bekerjasama dengan guru sejawat untuk mendapatkan
pandangan dan masukan terkait dengan usaha dalam mendapatkan solusi yang
tepat. Selain itu, guru juga akan lebih tepat mendapatkan solusi dengan melakukan
pencarian referensi akademik. Melalui jurnal-jurnal yang memuat permasalahan
yang tepat.

Yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut antara lain.


1. Model dan media pembelajaran guru yang belum bervariasi.
2. Pembatasan penggunaan gawai pada peserta didik
3. Rendahnya minat baca dan minat belajar peserta didik.
Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan.
1. Memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi pelajaran juga
sesuai karakteristik siswa, selain itu guru juga bisa memilih media pembelajaran
yang dikuasainya baik dalam pembuatan dan juga penerapannya.
2. Penggunaan gawai dalam proses kegiatan pembelajaran
3. Menggunakan media video dan benda kongkrit agar siswa lebih detail dalam
memahami konsep.

Strategi apa yang digunakan.


1. Guru memilih dan menerapkan model pembelajaran PBL
2. Guru menyiapkan permainan kahoot yang dimainkan menggunakan gawai oleh
peserta didik
3. Guru menyiapkan media konkrit berupa singkong mentah dan tape singkong
4. Guru menyiapkan video cara pembuatan tape singkong
5. Guru membuat Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) untuk mengidentifikasi cara
pembuatan tape singkong dari video.
6. Guru membuat soal evalusi dengan memperhatikan KKO dan kemampuan
peserta didik

Bagaimana prosesnya
Proses yang dilakukan antara lain.
1. Tahap Persiapan
Guru dengan bimbingan dosen dan guru pamong mendesain pembelajaran yang
inovatif. Selain itu diperkuat dengan arahan dan masukan teman-teman satu
kelompok.
2. Tahap Pelaksanaan
Guru melaksanakan desain pembelajaran yang telah dibuat sesuai dengan sintaks
PBL. Kegiatan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.
3. Tahap Evaluasi dan Refleksi Merefleksi kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan sudah menyelesaikan permasalahan atau belum. Serta menentukan
rencana tindak lanjut untuk pembelajaran selanjutnya.

Dampak dari aksi yang telah dilakukan yaitu.


1. Dampak bagi guru
a. Meningkatkan kompetensi guru dalam mendesain pembelajaran yang bermakna,
menarik, dan inovatif.
b. Meningkatkan ketrampilan guru dalam mengoperasikan berbagai aplikasi
permainan menggunakan gawai
c. Meningkatkan kompetensi guru dalam mengelola kelas agar peserta didik selalu
aktif dalam pembelajaran.

2. Dampak bagi peserta didik


a. Peserta didik lebih bersemangat saat proses pembelajaran.
b. Peserta didik terlatih dalam mengkomunikasikan hasil dengan tanggungjawab.
c. Peserta didik mampu mengidentifikasi cara pembuatan tape singkong dan
mengetahui hal-hal yang akan membuat pembuatan tape singkong gagal

Berdasarkan hasil dari angket penilaian diri dapat diketahui bahwa :


1. Siswa yang aktif mengemukakan ide sebanyak 50 %
2. Siswa yang aktif mendengarkan pendapat siswa lain sebanyak 89.3 %
3. Siswa yang sibuk sendiri sebanyak 21,4 %
4. Siswa yang tidak bertanya sebanyak 10,7 %
5. Siswa yang aktif bertanya sebanyak 21,4 %
6. Siswa yang Melaksanakan hasil kesepakatan 82,%

Sedangkan hasil angket Penilaian Antar Teman dapat diketahui bahwa :


1. Siswa yang aktif mengemukakan ide sebanyak 46,42 %
2. Siswa yang aktif mendengarkan pendapat siswa lain sebanyak 71,42 %
3. Siswa yang mengerjakan tugas 60,71%
4. Siswa yang aktif membantu 46,42 %
5. Siswa yang menertawakan siswa lain 28,57%

Data menunjukan bahwa hasil belajar siswa sudah mengalami perbaikan dengan
menggunakan model pembelajaran Problem based learning (PBL).

Dengan pelaksanaan Metode Problem Based Learning (PBL) dapat membantu


pendidik memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada peserta didik, dapat
membantu peserta didik untuk lebih aktif dan mandiri dalam melakukan proses
kegiatan pembelajaran. Serta antar peserta didik lebih aktif untuk melakukan
kerjasama dalam melaksanakan proses pembelajaran

Respon orang lain terhadap kegiatan pembelajaran:


1. Kepala sekolah dan rekan sejawat guru memberi penguatan positif untuk selalu
menerapkan model dan media pembelajaran yang bervariasi.
2. Peserta didik merasa senang dan bahagia karena proses pembelajaran
menerapkan media yang bervariasi dan menarik sehingga pemahaman tentang
materi mudah dipahami.

Faktor keberhasilan pembelajaran ini sangat ditentukan akan penguasaan guru


terhadap media pembelajaran, metode, model dan langkah-langkah pada rencana
pelaksaanaan pembelajaran yang sudah dibuat.

Kesimpulan
Sebagai seorang guru memiliki tanggungjawab untuk menciptakan pembelajaan
yang bermakna, kreatif dan inovatif. Oleh karena itu seorang guru harus
meningkatkan ketrampilan dan belajar untuk memahami kebutuhan peserta didik
serta mengikuti perkembangan
zaman.

Daftar Pustaka

Mulyani, S., Gani, A., Syukri, M., Tarmizi, T., Elisa, E., Nurhasanah, N., &
Fajriani, F. (2020). Penerapan model problem based learning pada materi alat-alat
optik untuk meningkatkan kepercayaan diri dan kemampuan menyelesaikan
masalah kontekstual. Jurnal Pendidikan Sains Indonesia (Indonesian Journal of
Science Education), 8(1), 105-113.

Hotimah, H., & Ramadani, S. D. (2021). Model PBL Diperkaya dengan Reading
and Concept Map: Apakah Efektif dalam Meningkatkan Keterampilan Berpikir
Kritis dan Minat Baca Siswa?. Phenomenon: Jurnal Pendidikan MIPA, 11(1), 1-
14.

Anda mungkin juga menyukai