Anda di halaman 1dari 44

PENGARUH KEIKUTSERTAAN BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP HASIL

BELAJAR PESERTA DIDIK

Tugas proposal diajukan untuk pemenuhan syarat

mata kuliah Metodelogi Penelitian

NAMA : MIRA ROHAENI

NPM : 201714501292

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu bentuk pembelajaran untuk memperbaiki


diri manusia itu sendiri yang dilakukan secara sistematis pada peserta didik agar
mengembangkan potensi yang dimilikinya. Pendidikan merupakan faktor penting
yang dilaksanakan di Indonesia. Pendidikan di Indonesia merupakan ajang untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan sendiri harus sudah
diajarkan sejak anak dilahirkan hingga akhir hayat. Pada dasarnya Pendidikan
yang diterapkan di Indonesia kurang lebih 9 tahun wajib belajar. Wajib belajar 9
Tahun yang diterapkan di Indonesia mulai dari jenjang sekolah dasar hingga
sekolah menengah akhir. Pembelajaran dapat dilakukan di dalam ruangan
maupun di luar ruangan.

Di Indonesia pembelajaran formal masih menjadi pusat perhatian, banyak


orang yang beranggapan bahwa pembelajaran di sekolah sudah dapat mecukupi
tercapainya proses dari pembelajaran. Pembelajaran merupakan proses yang
dilakukan oleh pendidik (guru) dengan peserta didik (murid) untuk mencapai
tujuan dari pembelajaran dan mecapai hasil belajar yang optimal. Pengertian
[CITATION San11 \l 1033 ] merupakan suatu sistem yang kompleks atau
tersusun yang hasil dari pembelajaran tersebut dapat di lihat dari dua aspek yaitu
aspek proses dan aspek produk. Keberhasilan pembelajaran yang dilihat dari sisi
proses adalah dapat mengikuti pelajaran dengan baik sementara keberhasilan
pembelajaran dari aspek produk adalah keberhasilan siswa mengenai hasil yang
diperoleh.

Dari pengamatan peneliti, masih banyak kekurangan dalam tercapainya


hasil belajar yang optimal, hal ini menjadi masalah dalam perkembangan
pendidikan di Indonesia. Masalah yang masih mensorot adalah masalah dalam
pembelajaran. Masalah dalam pembelajaran merupakan dimana kondisi tidak
sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan yang merupakan penghambat
dalam proses pembelajaran. Masalah dalam belajar bisa terjadi karena faktor
internal dan faktor eksternal, faktor internal terdapat dalam diri peserta didik
seperti kelemahan pada saaat belajar, kemauan belajar dalam diri siswa,
sedangkan faktor eksternal seperti dukungan orang tua atau lingkungan belajar
yang kurang nyaman yang dapat mengakibatkan ketidak tercapaiannya hasil
belajar.

Hasil belajar merupakan suatu pencapaian prestasi belajar yang di tempuh


oleh peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar yang membawa perubahan
pengetahuann, sikap, dan keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik menjadi
lebih baik. hasil belajar dapat diperoleh dari proses yang telah diikuti oleh peserta
didik. Hasil belajar biasanya tertuang dalam bentuk angka atau laporan.
[ CITATION Sud09 \l 1033 ] berpendapat bahwa hasil belajar siswa pada hakikatnya
adalah perubahan tingkah laku yang merupakan sebagai hasil belajar, dalam
pengertian yang lebih luas dapat mencakup 3 bidang, yaitu bidang kognitif,
afektif dan psikomotorik.

Hasil belajar didukung adanya peranan motivasi dalam belajar. Motivasi


merupakan bentuk semangat dalam belajar yang dilakukan peserta didik untuk
mencapai suatu pencapaian yang diinginkan. Motivasi dapat berasal dari dalam
maupun dari luar diri manusia seperti acuan dalam diri dalam diri sendiri bahwa
ingin mendapatkan nilai yang optimal atau ingin menyaingi teman sebayanya di
dalam kelas sehingga terlihat lebih unggul diantara yang lainnya. Untuk
mencapai motivasi tentunya para peserta didik tidak hanya didukung dari dalam
diri saja, tetapi banyak faktor dari luar diri peserta didik yg mendukung motivasi,
seperti Orang Tua, guru dan lingkungan sekitar guna meningkatkan semangat
peserta didik.
Adapun beberapa faktor yang kurang mendukung tercapainya hasil
belajar yang optimal di sekolah salah satuya, waktu pengajaran yang sangat
singkat cara mengajar guru, serta lingkungan yang kurang nyaman bagi peserta
didik. Di sekolah guru merupakan fasilitator yang sangat menunjang berjalannya
proses pembelajaran. Guru diharuskan dapat menguasai materi yang diajarkan
dikelas serta mampu mengelolah keadaan kelas. Tetapi pada kenyataanya masih
ditemukan beberapa pembelajaran yang diteterapkan oleh guru di sekolah masih
menjadi kendala dalam proses pembelajaran. yang seharusnya guru dapat
menjadi faktor terpentingnya dalam proses pembelajaran tersebut. Cara mengajar
guru kepada peserta didik adalah hal yang menentukan keberhasilan dari proses
pembelajaran tersebut.

Sebagaimana yang telah diobservasi singkat oleh penulis menurut


beberapa orang tua berpendapat bahwa guru disekolah kurang memiliki
kompetensi yang baik dalam penyampaian materi pembelajaran. Hal ini bertolak
belakang pada yang seharusnya di lakukan guru. Guru disekolah seharusnya
memilliki kompetensi yang baik dalam pembelajarannya dan guru disekolah
harus pandai dalam menyampaikan materi yang diajarkannya serta mampu
mengelola kelas menjadi menyenangan sehingga pelajaran yang diajarkan mudah
menyerap dalam otak. Semestinya saat sebelum memulai pembelajaran di dalam
kelas guru disekolah di haruskan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) RPP dapat mejadi acuan proses pembelajaran dikelas. Tersusunnya RPP
dengan tujuan agar tercapainya hasil belajar yang guru rencanakan sebelumnya
dengan hasil dari proses pembelajaran. Diharapkan guru dapat menerapkan
rencana tersebut dengan benar sehingga mendapatkan hasil yang optimal.

Di sekolah banyak dari peserta didik yang mengeluh karena ketidak


mampuannya dalam mengusai atau memahami mata pelajaran yang peserta
didik tempuh. Karena kurangnya pemahaman guru dalam menyampaikan materi
dan waktu yang terlalu singkat serta kelas yang kurang kondusif pada saat proses
pembelajaran, sehingga para peserta didik kurang memahi pelajaran yang
ditempuh. Pada saat peserta didik tidak dapat memahami mata pelajaran yang
tempuh, maka dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa peserta didik kesulitan
dalam belajar. Kesulitan belajar adalah kondisi dimana peserta didik tidak
mampu untuk memahami mata pelajaran yang diajarkan.

Saat para peserta didik kesulitan dalam belajar, dari situ para orang tua
cemas akan hasil belajanya. Karena pada saat ini pihak sekolah telah menetapkan
ketuntasan kriteria minimal (KKM) serta para orang tua ingin dapat lulus dalam
seleksi perguruan tinggi negeri (PTN). Dengan adanya KKM dan seleksi PTN
para orang tua mencari solusi bagaimana anak-anaknya dapat memenuhi kriteria
KKM dan seleksi PTN tersebut dengan menambahkan jam pelajaran di luar
sekolah. Dengan cara mengikutsertakan anak-anaknya ikut dalam Bimbingan
Belajar. Bimbingan Belajar merupakan suatu kegiatan untuk memberikan
bantuan kepada peserta didik untuk mengembangakan potensi-potensi yang
peserta didik miliki dan juga mencari solusi dan memecahkan persoalan yang
dihadapi peserta didik dalam proses pembelajarannya, sehingga mendapatkan
hasil belajar yang lebih optimal.

Banyak faktor yang membuat para orang tua mengikutsertakan anaknya


dalam bimbingan, karena kurangnya pemahaman orang tua terhadap
pembelajaran yang dihadapi saat ini, kurangnya waktu orang tua bersama anak-
anaknya, serta tugas yang terlalu banyak yang diberikan oleh guru. Dari hal
tersebut tentunya para orang ingin anak-anaknya mendapatkan hasil yang
optimal disekolah. Banyak dari orang tua yang mempercayai lembaga bimbingan
belajar sebagai alternatif untuk pembelajaran diluar sekolah. Karena pergi
ketempat bimbingan belajar masih dinggap lebih efesien di bandingan dengan
belajar dirumah melalui online. Oleh karena itu Lembaga Bimbingan Belajar
(LBB) mencari celah untuk menawarkan Bimbingan Belajar kepada peserta didik
yang mengelami kesulitan dalam belajar. Bentuk dari promosi tersebut seperti
penyebaran brosur, spanduk, web side, percobaan gratis selama beberapa kali
sehingga para peserta didik merasakan sensasi belajar yang berbeda dengan di
sekolah.

Lembaga Bimbingan Belajar merupakan tempat pembelajaran yang


memberikan bantuan dalam memudahkan proses pembelajaran, dengan
menggunakan metode-metode yang baru yang tentunya lebih mudah dalam
memecahkan masalah persoalan yang terjadi disekolah serta memberikan
fasilitas yang memadai, seperti modul-modul yang mudah di pahami, suasana
kelas yang nyaman dikarenakan peserta didik di dalam kelas hanya sedikit
peserta dalam pembelajarannya, mengggunakan AC, wifi, waktu yang leluasa
untuk memahami mata pelajaran yang terasa sulit, bebas berkonsultasi tentang
PR atau rumus mana saja yang kurang dipahami, kemampuan tutor dalam
pemahaman pembelajaran sangat penting karena tidak semua peserta didik
memiliki kemampuan yang sama dalam menyerap pelajaran, ada yang
disampaikan langsung merespon dengan baik, dan ada juga yang sebaliknya.
Lembaga Bimbingan Belajar lebih memperhatikan secara detail mulai dari
pemahaman tentang pelajaran yang akan dipelajari dikarenakan para tutor
tersebut sudah kompeten dalam bidangnya, dan mengenal lebih jauh karakteristik
pada setiap peserta didik, karena dengannya para tutor memahami setiap karakter
peserta didik, tutor tidak akan kesulitan dalam memberikan arahan bagaimana
cara memecahkan persoalan yang dihadapi oleh para peserta didik. Sehingga para
orang tua banyak yang mengirim anak-anak mereka ikut ke dalam lembaga
bimbingan belajar.

Menurut Bayu Sapta Hari, banyak siswa yang dengan antusias mengikuti
bimbingan belajar antara lain karena :
1. Belajar di bimbingan belajar tidak sekedar materi pelajaran saja, tetapi diberi
arahan tentang kiat-kiat belajar yang efektif, kiat- kiat belajar di perguruan
tinggi serta medapatkan informasi tentang perguruan tinggi yang akan
ditempuh.
2. mempersiapkan diri kepada para peserta bimbel untuk menghadapi persaingan
ketat untuk lolos ke dalam perguruan tinggi.
3. Tujuan siswa mengikuti bimbingan belajar adalah agar dpat lolos ke dalam
perguruan tinggi negeri karena jika masuk ke dalam perguruan tinggi swasta
akan mengeluarkan banyak biaya.
4. Kemampuan guru yang terbatas, kekurangannya fasilitas yang didapatkan dari
sekolah, serta mendapatkan tuntutan di dalam sekolah yang sesuai dengan
kurikulum sehingga membuat para siswa mencari alternatif untuk
mendapatkan pembelajaran yang efektif di luar sekolah dan juga agar para
siswa depat mempersiapkan diri untuk merebutkan kursi diperguruan tinggi
yang diinginkan.
Sumber : (detik.com)
Dari data : Jumlah Bimbel di Jabodetabek tahun 2009 (yang memiliki izin
dan NILEK)
N Provinsi Jumlah %
O
1 DKI Jakarta 37 22.56
2 Kab. Bogor 21 22
3 Kota Bogor 16 9.76
4 Kota Depok 33 20.12
5 Kab. Tanggerang 21 22
6 Kota Tanggerang 12 7,32
7 Kab. Bekasi 28 17,07
8 Kota Bekasi 34 20,73
Jumlah 164 100,00
Gambar 1
Sumber : infokursus.net
Data tersebut disajikan jumlah Bimbel yang berada di daerah survei,
daerah yang paling menduduki daerah terbanyak yaitu Jabodetabek dengan
jumlah bimbel sebanyak 164. Dengan kota yang tertera dalam table tersebut yang
merupakan kota-kota besar yang tentunya sudah dihuni oleh banyak penduduk,
yaitu kota Jakarta sebanyak 37. Kota depok sebanyak 33, dan kota bekasi 34
lembaga bimbingan belajar yang sudah terdaftar pada tahun 2009.
Data terbaru yang ditemukan penulis bahwa kehadiran bimbel akhirnya
direstui melalui Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Nomor
20 Tahun 2003 Pasal 26 Ayat 5. Lembaga bimbel yang diakui di Indonesia yang
berpacu pada data Sensus Ekonomi pada tahun 2016 yang di kemukakan oleh
Badan Pusat Statistik, tertera bahwa lembaga bimbingan terdapat 1.866 unit.
Dengan jumlah yang banyak menjadikannya sebagai lembaga yang cukup
populer dan tentunya pasti masyarakat membutuhkannya. Tetapi sebagaian besar
bimbingan belajar masih berfokus pada daerah Pulau Jawa yaitu sebesar 965 unit
yang tersebar di DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa
Timur.
Sumber : https://tirto.id/bimbel-seolah-wajib-bagi-calon-mahasiswa-tak-
cukupkah-sekolah-dgbX
Terurai dari data data yang telah tertera di atas bahwa banyaknya
peminatan tentang lembaga bimbingan belajar, masyarakat Indonesia banyak
yang antusias dengan adanya bimbingan belajar ini. Lembaga bimbingan belajar
dapat naik secara signifikan sesuai dengan perkembangan zaman. Terutama di
daerah DKI Jakarta serta pulau jawa banyak dari masyarakat yang memper cayai
adanya bimbingan belajar. Karena dengan adanya bimbingan belajar dapat
dipercayai sebagai peningkatan prestasi studi/akademik siswa disekolah, sukses
ujian nasional, serta lulus SNMPTN dan diterima di PTN untuk siswa SMA.
Dengan demikian, Lembaga Bimbingan Belajar tersebut dapat
mengarahkan para peserta didik untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam
pembelajaranya serta mengembangkan hasil belajarnya menjadi suatu prestasi
belajar yang lebih baik serta bimbingan belajar dapat temus kedalam bangku
PTN (perguruan tinggi negeri) jika peserta didik dapat masuk ke dalam PTN di
harapakan tidak mengeluarkan uang yang cukup besar untuk kuliahnya
dibandingan dengan kuliah di perguruan tinggi swasta yang sudah pasti biaya
tersebut lebih mahal dibandingkan dengan perguruan tinggi negeri. Dengan
mengirim anak-anak mereka ikut serta dalam Bimbingan Belajar tersebut, para
orang tua mengharapkan adanya perubahan dalam proses maupun hasil dari
pembelajaran serta dapat masuk kedalam PTN tersebut.

Dari potensi yang peserta didik punya, serta didukungan peran orang tua
yang mensuport para peserta didik untuk mengikuti bimbingan belajar. Banyak
dari para orang tua yang beranggapan dengan ikut dalam bimbingan belajar
peserta didik sudah pasti mendapatkan hasil yang optimal, hal tersebut bisa saja
tidak tercapai dikarena ada beberapa faktor yang dapat menghambat proses
pembelajaran di bimbingan belajar. Seperti, faktor kehadiran peserta didik dalam
bimbingan belajar. Kehadiran dari peserta dapat memicu tercapainya hasil yang
optimal atau tidak. Kehadiran pun sangat perlu dalam proses pembelajar tersebut.
dengan ikut hadir dalam bimbingan belajar diharapkan siswa lebih aktif lagi
dalam kelas tidak hanya sebagai penonton ketika tutor sedang menerangkan,
serta mencatat materi-materi penting yang disampaikan oleh tutor agar dapat
paham tentang rumus-rumus singkat yang diajarkan. Dengan hadirnya peserta
didik di bimbingan belajar, peserta didik diharapkan dapat mengikuti proses
pembelajaran dengan tenang sehingga materi yang di dapatkkan di dalam
bimbingan belajar mudah di serap oleh para peserta didik.

Berdasarakan alasan-alasan diatas mengenai ikutsertanya peserta didik


Bimbingan Belajar terhadap hasil belajar peserta didik, maka penulis tertarik
untuk membahas secara mendalam tentang “Pengaruh Bimbingan Belajar
terhadap Hasil Belajar terhadap Peserta Didik”

1.2 Identifikasi Masalah


Sesuai dengan uraian latar belakang masalah di atas, penulis mengidentifikasi
masalah sebagai berikut:

a. Bagaimana cara meningkatkan hasil belajar siswa ?

b. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik ?

c. Apakah Bimbingan Belajar dapat menentukan hasil belajar siswa ?

d. Adakah pengaruh keikutsertaan peserta Bimbingan Belajar terhadap hasil belajar


peserta bimbingan belajar?

e. Adakah perbedaaan antara Peserta didik yang ikut hadir bimbel dengan Peserta
didik yang tidak ikut hadir bimbel ?

1.3 Batasan Masalah

Agar penelitian dapat dilakukan secara lebih fokus, sempurna, dan


mendalam maka penulis membatasi masalah yang dilatar belakangi oleh identifikasi
masalah tersebut. Oleh sebab itu penulis mengambil variable tentang pengaruh
keikutsertaan peserta Bimbingan Belajar terhadap hasil belajar peserta bimbingan
belajar.

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, identifikasi masalah, serta


batasan masalah, maka dapat dirumaskan masalah-masalah sebagai berikut :

Apakah ada pengaruh keikutsertaan peserta Bimbingan Belajar terhadap hasil


belajar peserta bimbingan belajar?

1.5 Tujuan Penelitian


Dari penelitian ini penulis mempunyai tujuan untuk mengetahui
pengaruh keikutsertaan peserta Bimbingan Belajar terhadap hasil belajar peserta
bimbingan belajar.

1.6 Manfaat Penelitian

A. Manfaat secara teoritis

1. Penelitian ini dapat mengetahui hasil pengaruh bimbingan belajar yang diikuti
oleh peserta didik terhadap hasil belajar.

2. Penelitian ini dapat memberikan masukan kepada ilmu pengatahuan khusus


yang berkaitan dengan peningkatan kualitas pendidikan serta bimbingan
belajar.

3. Penelitian ini dapat digunakan bagi para peneliti sebagai pertimbangan untuk
diadakannya penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh bimbingan belajar.

B. Manfaat secara praktis

1. Bagi peneliti : Untuk menambah pengetahuan serta wawasan tentang


bimbingan belajar.

2. Bagi institusi : Dapat menjadi bahan masukan bagi pihak lembaga dalam

meningkatkan mutu terhadap perkembangan peserta didik

3. Bagi Pembaca : Dapat mengetahui seberapa besar pengaruh kehadiran peserta


bimbingan belajar terhadap hasil belajar

1.7 Sistematika Penulisan


Sistematika pemecahan masalah ini dimaksud untuk memberikan
gambaran secara garis besar mengenai apa yang diuraikan secara keseluruhan dalam
penulisan penelitian ini sistematika dapat disusun sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Berisikan gambaran tentang topik yang akan dibahas pada laporan penelitian, terdiri
atas : latar belakang, ident ifikasi masalah, perumusan masalah, pembatasan
penelitian, dan sistematika penulisan,

BAB II LANDASAR TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

Berisikan uraian secara rinci tentang tinjauan pustaka, yaitu teori-teori yang
mendasari penelitian, penelitian yang relevan, kerangkan berpikir, serta hipotesis.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Peneliti menyajikan waktu dan tempat penelitian, metode penelitian, populasi dan
sampel, metode pengajuan data, instrument penelitian dan teknik analisis data.

BAB V PENUTUP

Peneliti menyimpulkan seluruh isi uraian pembahasan serta memberikan saran yang
berkaitan dengan penelitian.

BAB II
LANDASAN TEORI,PENELITIAN RELEVAN DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Landasan Teori

1. Pendidikan

Pendidikan Adalah Usaha Sadar Dan Terencana Untuk Mewujudkan


Suasana Belajar Dan Proses Pembelajaran Agar Peserta Didik Secara Aktif
Mengembangkan Potensi Dirinya Untuk Memiliki Kekuatan Spiritual Keagamaan,
Pengendalian Diri, Kepribadian, Kecerdasan, Akhlak Mulia, Serta Keterampilan
Yang Diperlukan Dirinya Dan Masyarakat. Pendidikan menurut UU SISDIKNAS
No. 20 Tahun 2003. Sedangkan Pengertian pendidikan Menurut [ CITATION Soe03 \l
1033 ] Mendefinisikan Secara Umum Pendidikan Adalah Segala Upaya Yang
Direncanakan Untuk Mempengaruhi Orang Lain Baik Individu, Kelompok, Atau
Masyarakat Sehingga Mereka Melakukan Apa Yang Diharapkan Oleh Pelaku
Pendidikan.

Menurut [ CITATION Oem01 \l 1033 ] Pendidikan Adalah Suatu Proses


Dalam Rangka Mempengaruhi Siswa Agar Dapat Menyesuaikan Diri Sebaik
Mungkin Terhadap Lingkungan Dan Dengan Demikian Akan Menimbulkan
Perubahan Dalam Dirinya Yang Memungkinkannya Untuk Berfungsi Secara Kuat
Dalam Kehidupan Masyarakat. Sedangkan menurut [CITATION Pur \l 1033 ]
pendidikan adalah usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan
nilai-nilai dalam masyarakat dan kebudayaan. Pendidikan dapat dibatasi dalam
pengertiannya yang sempit pendidikan adalah usaha sada dan terencana untuk
menolong anak didik menjadi matang hingga kedewasaaannya. Pendidikan yang
dilakukan biasanya oleh institusi formal sekolah.

Dari uraian di atas tentang pendidikan maka penulis dapat menyimpulkan


bahwa pendidikan merupakan proses memanusiakan manusia yang dilakukan
sejak kecil hingga mendapatkan hasil yang dicapai saat tumbuh dewasa bersifat
tetap, serta dilakukan secara terencana dan sadar dengan tujuan untuk
mengembangkan potensi yang dimiliki oleh anak itu sendiri dan terjadi perubahan
dari diri anak menjadi lebih baik, baik dalam dirinya maupun dalam lingkungan
sekitar dan memiliki pengetahuan, keterampilan, kecerdasan, akhlaq yang baik
serta mandiri melalui kegiatan proses pembelajaran.

2. Hasil Belajar
a. Belajar
Belajar dalam pengertian luas dapat diartikan sebagai kegiatan psikofisik
menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit,
belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan meteri ilmu pengetahuan yang
merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya
[CITATION AMS11 \l 1033 ]

Banyak ahli mengemukakan mengenai belajar. Pandangan beberapa ahli


tentang belajar dalam [CITATION Dja02 \l 1033 ] yakni sebagai berikut:

1) Belajar menurut James O. Whittaker adalah merumuskan belajar sebagai


proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau
pengalaman.
2) Belajar menurut Cronbach adalah Learning is shown by change in behavior
as a result of experience. Belajar sebagai suatu aktivitas yang ditunjukan
oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
3) Belajar menurut Howard L. Kingskey adalah bahwa Learning is the process
by which behavior (in the broader sense) is originated or changed through
practice or training. Belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti
luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.
4) Slameto merumuskan pengertian belajar sebagai suatu proses usaha yang
dilakukan Individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.

Dari definisi tersebut penulis menjabarkan bahwa belajar dapat diartikan


sebagai suatu proses yang dilakukan oeh individu untuk mendapatkan
perubahan tingkah laku yang dikatakan menetap dari pengalaman yang pernah
dirasakan oleh individu itu sendiri. belajar mempunyai ciri dalam
pembelajarannya.

b. Ciri Perubahan dalam Belajar


Seperti yang dikemukakan oleh[ CITATION Moh08 \l 1033 ] mengemukakan ciri-
ciri perubahan perilaku sebagai akibat dari belajar, yaitu:

1) Perubahan yang disadari dan disengaja perubahan perilaku yang terjadi


merupakan usaha sadar dan disengaja dari individu yang bersangkutan.
2) Perubahan yang berkesinambungan bertambahnya pengetahuan atau
keterampilan yang dimiliki pada dasarnya merupakan kelanjutan dari
pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh sebelumnya.
3) Perubahan yang fungsional Setiap perubahan perilaku yang terjadi dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan hidupn individu yang bersangkutan, baik
untuk kepentingan sekarang maupun masa depan.
4) Perubahan yang bersifat positif Perubahan perilaku yang terjadi bersifat
normatif dan menunjukan kearah kemajuan.
5) Perubahan yang bersifat aktif untuk memperoleh perilaku yang baru,
individu yang bersangkutan aktif berupaya melakukan perubahan.
6) Perubahan yang bersifat permanen perubahan perilaku yang diperoleh dari
proses belajar cenderung menetapdan menjadi bagian yang melekat dalam
dirinya.
7) Perubahan yang bertujuan dan terarah individu melakukan kegiatan belajar
pasti ada tujuan yang inin dicapai, baik tujuan jangka pendek paupun tujuan
jangka panjang.
8) Perubahan perilaku secara menyeluruh perubahan perilaku belajar bukan
hanya sekedar memperoleh pengetahuan semata, tetapi termasuk
memperoleh pula perubahan dalam sikap dan keterampilannya.
Dengan demikian semakin banyak usaha belajar itu dilakukan maka
semakin banyak dan baik perubahan yang diperoleh. Perubahan yang
bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya
melainkan karena usaha sendiri.

c. Ciri-ciri Belajar
Belajar banyak diartikan dari berbagai aspek, berikut merupakan ciri-ciri
belajar yang sering dijumpai menurut [ CITATION Muh02 \l 1033 ] Jenis-jenis
belajar antara lain sebagai berikut :

1. Belajar Abstrak
Belajar abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpikir
abstrak. Tujuannya adalah untuk memperoleh pemahaman dan pemecahan
masalah-masalah yang tidak nyata. Dalam mempelajari hal-hal yang abstrak
diperlukan peranan akal yang kuat di samping penguasaan atas prinsip, konsep,
dan generalisasi. Termasuk dalam jenis ini misalnya belajar matematika, kimia,
kosmografi, astronomi dan juga sebagian materi bidang studi agama seperti
tauhid.

2. Belajar Keterampilan
Belajar keterampilan adalah belajar dengan menggunakan gerakan-
gerakan motorik yakni yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot
(neuromuscular). Tujuannya adalah memperoleh dan menguasai keterampilan
jasmaniah tertentu. Dalam belajar jenis ini latihan-latihan intensif dan teratur
amat diperlukan. Termasuk belajar jenis ini misalnya belajar olahraga, musik,
menari, melukis, memperbaiki benda-benda elektronik, dan juga sebagian
materi pelajaran agama seperti ibadah shalat dan haji.

3. Belajar Sosial
Belajar sosial pada dasarnya adalah belajar memahami masalah-masalah
dan teknik-teknik untuk memecahkan masalah tersebut. Tujuannya adalah
untuk menguasai pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan masalah-
masalah sosial seperti masalah keluarga, persahabatan, kelompok, dan masalah-
masalah lain yang bersifat kemasyarakatan. Selain itu belajar sosial juga
bertujuan untuk mengatur dorongan nafsu pribadi demi kepentingan bersama
dan memberi peluang kepada orang lain atau kelompok lain untuk memenuhi
kebutuhannya secara berimbang dan proporsional. Bidang-bidang studi yang
termasuk bahan pelajaran sosial antara lain pelajaran agama dan pendidikan
moral.

4. Belajar Pemecahan Masalah


Belajar pemecahan masalah pada dasarnya adalah belajar menggunakan
metode-metode ilmiah atau berpikir secara sistematis, logis, teratur, dan teliti.
Tujuannya ialah untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif untuk
memecahkan masalah rasional, lugas, dan tuntas. Untuk itu, kemampuan siswa
dalam menguasai konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan generalisasi serta insight
(tilikan akal) amat diperlukan. Dalam hal ini hampir semua bidang studi dapat
dijadikan sarana belajar pemecahan masalah. Untuk keperluan ini, guru
(khususnya) yang mengajar eksakta, seperti matematika dan IPA sangat
dianjurkan menggunakan model dan strategi mengajar yang berorientasi pada
cara pemecahan masalah.
5. Belajar Rasional
Belajar rasional ialah belajar dengan menggunakan kemampuan
berpikir secara logis dan rasional (sesuai dengan akal sehat). Tujuannya ialah
untuk memperoleh aneka ragama kecakapan menggunakan prinsip-prinsip dan
konsep-konsep. Jenis belajar ini sangat erat kaitannya dengan belajar
pemecahan masalah. Dengan belajar rasional, siswa diharapkan memiliki
kemampuan rational problem solving, yaitu kemampuan memecahkan masalah
dengan menggunakan pertimbangan dan strategi akal sehat, logis, dan
sistematis. Bidang-bidang studi yang dapat digunakan sebagai sarana belajar
rasional sama dengan bidang-bidang studi untuk belajar pemecahan masalah.
Perbedaannya, belajar rasional tidak memberi tekanan khusus pada penggunaan
bidang studi eksakta. Artinya, bidang-bidang studi noneksakta pun dapat
memberi efek yang sama dengan bidang studi eksakta dalam belajar rasional.

6. Belajar kebiasaan
Belajar kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru
atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. Belajar kebiasaan, selain
menggunakan perintah, suri tauladan, dan pengalaman khusus, juga
menggunakan hukuman dan ganjaran. Tujuan agar siswa memperoleh sikap-
sikap dan kebiasaan-kebiasaan baru yang lebih tepat dan positif dalam arti
selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu (konstekstual). Selain itu, arti tepat
dan positif di atas ialah selaras dengan norma dan tata nilai moral yang berlaku,
baik yang bersifat religius maupun tradisional dan kultural.

7. Belajar apresiasi
Belajar apresiasi adalah belajar mempertimbangkan (judgement) arti
penting atau nilai suatu objek. Tujuannya agar siswa memperoleh dan
mengembangkan kecakapan ranah rasa (affective skill), yaitu kemampuan
untuk menghargai secara tepat terhadap nilai objek tertentu, misalnya aspresiasi
sastra, musik, dan sebagainya. Bidang-bidang studi yang dapat menunjang
tercapainya tujuan belajar apresiasi, antara lain bahasa dan sastra, prakarya, dan
kesenian. Selain itu memungkinkan juga bidang studi agama digunakan sebagai
alat pengembangan apresiasi siswa, misalnya seni baca tulis Al-qur'an.

8. Belajar pengetahuan
Belajar pengetahuan (studi) ialah belajar dengan cara melakukan
penyelidikan mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu. Studi ini juga
dapat diartikan sebagai sebuah program belajar terencana untuk menguasai
materi pelajaran dengan melibatkan kegiatan investigasi dan eksperimen.
Tujuan belajar pengetahuan ialah agar siswa memperoleh atau menambah
informasi dan pemahaman terhadap pengetahuan tertentu yang biasanya lebih
rumit dan memerlukan kiat khusus dalam mempelajarinya, misalnya dengan
menggunakan alat-alat laboratorium dan penelitian lapangan.

d. Hasil Belajar

Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang


membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (product)
menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktifitas atau proses
yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Sedangkan belajar
dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu yang
belajar. Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil
belajar, selain hasil belajar kognitif yang diperoleh peserta didik. Menurut
Hamalik hasil b[ CITATION Ham04 \l 1033 ] belajar adalah sebagai terjadinya
perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat diamati dan diukur
bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat
diartikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik
dari sebelumnya dan yang tidak tahu menjadi tahu. Sementara hasil belajar
menurut [CITATION Har12 \p 14 \l 1033 ] merupakan pencapaian bentuk
perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu.
Dari uraian diatas Hasil belajar dapat diartikan sebagai hasil maksimum
yang telah dicapai oleh seseorang siswa setelah mengalami proses belajar
mengajar dalam mempelajari materi pelajaran tertentu. Hasil belajar tidak
mutlak berupa nilai saja, akan tetapi dapat berupa perubahan, penalaran,
kedisiplinan, keterampilan dan lain sebagainya yang menuju pada perubahan
positif.

Hasil belajar mencakup tiga ranah yaitu:

1) Ranah Kognitif Adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Segala
upaya yang menyangkup aktivitas otak adalah termasuk ranah kognitif.
Menurut Bloom, ranah kognitif itu terdapat enam jenjang proses berfikir.
yaitu: knowledge (pengetahuan/hafalan/ingatan),
compherehension(pemahaman), application (penerapan), analysis(analisis),
syntetis(sintetis), evaluation (penilaian).

2) Ranah afektif Taksonomi untuk daerah afektif dikeluarkan mula-mula oleh


David R.Krathwohl dan kawan-kawan dalam buku yang diberi judul
taxsonomy of educational objective: affective domain. Ranah afektif adalah
ranah yang berkenaan dengan sikap seseorang dapat diramalkan
perubahannya bila seseorang telah memiliki penguasaan kognitif tingkat
tinggi. Tipe hasil belajar afektif akan Nampak pada murid dalam berbagai
tingkahlaku, seperti: perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi
belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasan belajar dan hubungan
sosial.

3) Ranah psikomotorik. Hasil belajar psikomotor dikemukakan oleh simpson.


Hasil belajar ini tampak dalam bentuk keterampilan (skill), dan kemampuan
bertindak individu. Ada enam tingkatan keterampilan, yakni: gerakan reflek
(keterampilan pada gerakan yang tidak sadar), keterampilan pada gerakgerak
sadar, kemampuan perceptual, termasuk di dalamnya membedakan visual,
membedakan auditif, motorik dan lain-laian, kemampuan di bidang fisik,
misalnya kekuatan, keharmonisan dan ketetapan, gerakan-gerakan skill,
mulai keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang komplek,
kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi nondecursive, seperti
gerakan ekspresif dan interpretatif.

e. Faktor-faktor yang Menentukan Hasil Belajar

Banyak yang mendukung untuk tercapainya hasil belajar, dengan hasil


belajar tentunya mempunyai banyak faktor menurut [ CITATION Sla10 \l 1033 ]
faktor-faktor tersebut secara global dapat diuraikan dalam dua bagian, yaitu
faktor internal dan faktor eksternal.

a. Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Yang
termasuk kedalam faktor ini adalah:

1)  Faktor jasmani, yaitu meliputi:


a) Faktor Kesehatan. Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan
beserta bagian-bagiannya/bebas dari penyakit. Kesehatan adalah
keadaan atau hal sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap
belajarnya. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan
seseorang terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang
bersemangat.
b) Cacat Tubuh. Yaitu sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau
kurang sempurna mengenai tubuh/badan.
2) Faktor psikologis, yaitu meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat,
motif, kematangan dan kesiapan.

a) Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu


kecakapan untuk menghadapai dan menyesuaikan kedalam situasi
yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan konsep-
konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan
mempelajarinya dengan cepat.
b) Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi,
jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu obyek (benda/hal) atau
sekumpulan objek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik,
maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang
dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa,
maka timbulah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar.
c) Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap
belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan
minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena
tidak ada daya tarik baginya.
d) Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru
akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesuai belajar dan
berlatih. Jadi jelaslah bahwa bakat itu mempengaruhi belajar, jika
bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka
hasil belajarnya lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah
selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajarnya itu.
e) Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai.
Di dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi
untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi
penyebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai daya
penggerak/pendorongnya.
f)   Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan
seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan
kecakapan baru. Kematangan belum berarti anak dapat melaksanakan
kegiatan secara terus menerus, untuk itu diperlukan latihan-latihan dan
pelajaran.
g) Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi response atau bereaksi.
Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan
dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk
melaksanakan kecakapan. Kesiapan itu perlu diperhatikan dalam
proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada
kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik.

3) Faktor kelelahan

meliputi kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan


jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul
kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Sedangkan kelelahan rohani
dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan
dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.

b.  Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa, yang
termasuk kedalam faktor eksternal adalah:

1) Faktor keluarga. Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari


keluarga berupa: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga,
suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.
2) Faktor sekolah. Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup
metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa , relasi siswa
dengan siswa, disiplin sekolah pelajaran dan waktu sekolah, standar
pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.
3) Faktor Masyarakat. Masyarakat sangat berpengaruh terhadap belajar
siswa karena keberadaannya siswa dalam masyarakat. Seperti kegiatan
siswa dalam masyarakat, media massa yang juga berpengaruh terhadap
positif dan negatifnya, pengaruh dari teman bergaul siswa dan kehidupan
masyarakat disekitar siswa juga berpengaruh terhadap belajar siswa.

3. Bimbingan Belajar

a. Pengertian Bimbingan

Bimbingan merupakan suatu proses didalam pemberian bantuan


kepada orang lain yang dapat di lakukan dengan cara berkesinambungan agar
dapat membuat orang tersebut dapat memahami dirinya sendiri yang akan
membuat dia sanggup untuk dapat mengarahkan dirinya untuk dapat bertindak
dengan cara wajar sesuai dengan apa tuntutan dan juga keadaan dari lingkungan
sekolah, keluarga, masyarakat, dan juga kehidupan umumnya, menurut
[ CITATION Roc87 \l 1033 ]. Sedangkan menurut Dunsmoor dan Miller, dalam
McDaniel, 1969 Bimbingan membantu individu untuk memahami dan
menggunakan secara luas kesempatan -kesempatan pendidikan, jabatan, dan
pribadi yang mereka miliki atau dapat mereka kembangkan, dan sebagai satu
bentuk bantuan yang sistematik melalui mana siswa dibantu untuk dapat
memperoleh penyesuaianyang baik terhadap sekolah dan terhadap kehidupan.
Menurut [ CITATION Roc87 \l 1033 ] “Bimbingan ialah suatu
proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara
berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga
dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai
dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat dan
kehidupan pada umumnya”.

Berdasarkan uraian di atas Berdasarkan pengertian tersebut dapat


disimpulkan bahwa bimbingan adalah salah satu bentuk proses pemberian
bantuan kepada individu atau sekumpulan individu dalam memecahkan
masalahnya, sehingga masingmasing individu akan mampu untuk
mengoptimalkan potensi dan keterampilan dalam mengatasi setiap
permasalahan, serta mencapai penyesuaian diri dalam kehidupannya.

b. Pengertian Bimbingan Belajar

Crow & Crow [CITATION cro04 \l 1033 ] adalah bantuan yang


diberikan oleh seseorang, yang memiliki kepribadian yang memadai dan
terlatih dengan baik kepada individu-individu setiap usia untuk membantunya
mengatur kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan pandangan hidupnya
sendiri, membuat keputusan sendiri, dan menanggung bebannya sendiri.
Bimbingan belajar menurut [ CITATION Mul10 \l 1033 ] adalah proses pemberian
bantuan kepada murid dalam memecahkan kesulitan-kesulitan yang
berhubungan dengan masalah belajar.

Sedangkan menurut [ CITATION Suk10 \l 1033 ] Bimbingan belajar adalah


yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik
mengembangkan diri mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan
kebiasaan belajar yang baik, materi pembelajaran yag sesuai dengan kecepatan
ataupun kesulitan belajar lainnya. Sesuai dengan pengembangan iptek.
Dari uraian di atas pengertian bimbingan adalah bantuan yang
diberikan oleh seseorang pembimbing kepada peserta didik untuk memecahkan
masalah yang dihadapi oleh peserta didik, dengan tujuan mendapatkan hasil
optimal sesuai dengan kemampuan peserta didik miliki.

c. Fungsi Bimbingan Belajar

Menurut [CITATION Ham04 \p 195 \l 1033 ] antara lain :

1) Membantu siswa agar memperoleh pandangan yang objektif dan jelas


tentang potensi, watak, minat, sikap, dan kebiasaan yang dimiliki dirinya
sendiri agar dapat terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.
2) Membantu siswa dalam mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan
kebutuhan, bakat, minat dan kemampuan yang dimiliki dan membantu siswa
dalam menentukan cara yang efektif dan efisien dalam menyelesaikan
bidang pendidikan yang telah dipilih agar tercapai hasil yang diharapkan.
3) Membantu siswa dalam memperoleh gambaran dan pandangan yang jelas
tentang kemungkinan-kemungkinan dan kecenderungan- kecenderungan
dalam lapangan pekerjaan agar ia dapat menentukan pilihan yang tepat.

Fungsi bimbingan menurut [CITATION Nur05 \p 16 \l 1033 ] adalah :

1) Pemahaman, yaitu membantu siswa agar memiliki pemahaman terhadap


dirinya (potensinya) dan lingkungannya
2) Preventif, yaitu membantu siswa untuk senantiasa mengantisipasi berbagai
masalah yang terjadi dan berupaya mencegahnya, supaya masalah tidak
dialami oleh siswa
3) Pengembangan, yaitu berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang
kondusif, yang memfasilitasi perkembangan siswa d. Perbaikan, yaitu
berupaya memberikan bantuan kepada siswa yang telah mengalami masalah
yaitu dalam segala aspek
4) Penyaluran, yaitu membantu individu memilih kegiatan ekstrakulikuler,
jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan
yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian, dan ciri-ciri kepribadian lainnya
5) Adaptasi, yaitu membantu pelaksana pendidikan untuk mengadaptasikan
program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan,
dan kebutuhan siswa.
6) Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu siswa agar dapat
menyesuaikan diri secara dinamis dan konstruktif terhadap program
pendidikan, peraturan sekolah, atau norma agama

d. Tujuan Bimbingan Belajar


Tujuan Bimbingan Belajar Menurut Abu Ahmadi dan Widodo [ CITATION
Abu04 \l 1033 ] tujuan pelayanan bimbingan belajar secara umum adalah
membantu murid-murid agar mendapatkan penyesuaian yang baik di dalam
situasi belajar, sehingga setiap murid dapat belajar dengan efisien sesuai
kemampuan yang dimilikinya, mencapai perkembangan yang optimal.
Diperjelas oleh Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono bahwa
bimbingan belajar memiliki tujuan diantaranya adalah :
1) Mencarikan cara-cara belajar yang efisien dan efektif bagi siswa.
2) Menunjukkan cara-cara belajar yang sesuai dan cara dan fungsi
menggunakan buku pelajaran.
3) Memberikan informasi berupa saran dan petunjuk bagi yang memanfaatkan
perpustakaan.
4) Membuat tugas sekolah dan mempersiapkan diri dalam ulangan dan ujian.
5) Memilih suatu bidang studi sesuai dengan bakat, minat, kecerdasan, cita-cita,
dan kondisi fisik atau kesehatan yang dimiliki.
6) Menunjukkan cara-cara menghadapi kesulitan dalam bidang studi tertentu.
7) Menentukan pembagian waktu dan perencanaan jadwal belajar.
8) Memilih pelajaran tambahan baik yang berhubungan dengan pelajaran di
sekolah maupun untuk pengembangan bakat dan karier di masa depan.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

1. Peneltian yang dilakukan oleh Nurhikmalasari judul skiripsi Pengaruh


Program Bimbingan Belajar terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas XII IPS
Di MAN 2 Bogor. Dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh program bimbingan belajar terhadap hasil belajar ekomi, serta
memberikan manfaat berupa kemudahan kepada siswa dalam belajar serta bahan
kajian untuk evaluasi program bagi sekolah. Metode yang digunakan dalam
penelitian adalah metode korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Instrumen
penelitian adalah kuesioner dengan bentuk pilihan ganda. Teknik analisi data yang
digunakan adalah regesi linier sederhana.
Hasil dari penilitian terdapat pengaruh yang cukup signifikan antara
program bimbingan belajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XII IPS di
MAN 2 Bogor. Hal ini ditunjukan dnegan sig sebesar 0.032 pada koefisien
korelasi regeresi lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 (0,032 < 0,05) dengan
pengujian hipotesis juga dapat digunakan bahwa thitung > ttabel atau ditafsirkan
dengan nilai 2,175 > 1,98. Maka dalam penelitian Ha = diterima dan Ho = ditolak.
Hal ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang cukup signifikan antara
program bimbingan belajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XII IPS di
MAN 2 Bogor. Dengan demikiann peningkatan hasil belajar ekonomi siswa
dipengaruhi oleh program bimbingan belajar.
2. Penelitian yang dilakukan oleh fauzziyah nurrahmah mempunyai tujuan
untuk mengetahui pengaruh keikutsertaan siswa mengikuti bimbingan belajar
terhadap hasil belajar ekonomi kelas XII IPS SMA Negeri Depok tahun ajaran
2016/2017. Penelitian ini menggunakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif
deskriptif dan metode yang digunakan adalah metode deskriftif. Populasi dalam
penelitian adalah siwa yang mengikuti bimbingan belajar diluar sekolah yang
memperoleh mata pelajaran ekonomi. Pengambilan sample menggukan teknik
purposive sampling. Besarnya sampel yang diambil 25% dari keseluruhan
populasi.
Hasil penelitan menunjukan pengaruh keikutsertaan siswa mengikuti
bimbingan belajar terhadap hasil belajar ekonomi. Dapat dilihat dari hasil belajar
yang mengalami peningkatan sebanyak 19 orang dengan presentase 54,28% dari
siswa 35 yang mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah. Selain itu dapat dilihat
dari pencapaian siswa dalam memenuhi ketuntasan minimal dari pelajaran
ekonomi, yaitu 13 siswa atau 37,14% pada ulangan harian pertama, 19 siswa atau
54,28% pada ulangan tengah semester dan 26 siswa atau 74,28% pada ulangan
harian kedua. Kemudain dilihat dari perbandingan rata-rata hasil belajar siswa
yang mengikuti bimbingan belajar dengan siswa yang tidak mengikuti bimbingan
belajar. Dengan demikian terdapat adanya pengaruh bimbingan belajar terhadap
hasil belajar siswa.
3. Hubungan Kegiatan Bimbingan Belajar Swasta dan Hasil Belajar Tahun
Ajaran 2013, Uji regresi dilakukan untuk memprediksi ada/tidaknya hubungan
kegiatan bimbingan belajar swasta dan motivasi belajar terhadap hasil belajar
biologi. Hasil uji regresi diperoleh persamaan regresi Y= 68.314 + 1.797X1 +
0.171X2, artinya jika siswa tidak mengikuti bimbingan belajar swasta dan tidak
memiliki motivasi belajar maka siswa sudah mempunyai kemampuan hasil belajar
sebesar 68.314. Koefisien regresi sebesar 1.797 menunjukkan jika siswa mengikuti
bimbingan belajar swasta akan meningkatkan kemampuan hasil belajar sebesar
1.797. Koefisien regresi sebesar 0.171 menunjukkan bahwa penambahan satu skor
dari motivasi belajar biologi akan meningkatkan kemampuan hasil belajar sebesar
0.171. Persamaan regresi tersebut menunjukkan bahwa terdapat kelinearan antara
kegiatan bimbingan belajar swasta dan motivasi belajar terhadap hasil belajar.
C. Defini Operasional

Definisi operasional adalah untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian


variable-variabel diamat atau diteliti, variabel yang diamati tentunya perlu diberikan
batasan dalam penulisannya. Definisi Operasional bermanfaat untuk mengarahkan
pada suatu penukuran dan pengamatan terhadap variable-variael yang bersangkutan
serta pengembangan instrument atau alat ukur (Notoatmodjo, 2010:112) sedangkan
definisi operasional menurut (Saifuddin Azwar , 2007: 72) adalah suatu definisi yang
memiliki arti tunggal dan diterima secara objektif bilamana indikatornya tidak
tampak. Suatu definisi mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-
karakteristik variabel yang diamati.

Untuk meminimalisirkan kesalahan dalam persepsi terhadap istilah yang


ditemukan di dalam penulisan tersebut, maka dikemukakan definisi-definisi di bawah
ini :

1) Pengaruh adalah daya yang timbul dari sesuatu orang atau benda yang ikut
membentuk watak, kepercayaan atau perbuataan seseorang (Hasan, 2005:894).
Ditinjau lebih dalam bahwa pengaruh merupakan perubahan yang timbul yang di
akibatkan dari alam sekitarnya yang memiliki akibat atau hasil yang ada. Dalam
penelitian ini yang dimaksud pengaruh adalah membandingakan nilai aspek
kogntif dari sampel yang mengikuti bimbingan belajar dengan yang tidak
mengikuti bimbingan belajar.
2) Bimbingan belajar (Prayitno, 2004: 94) adalah bantuan yang diberikan oleh
seseorang, yang memiliki kepribadian yang memadai dan terlatih dengan baik
kepada individu-individu setiap usia untuk membantunya mengatur kegiatan
hidupnya sendiri, mengembangkan pandangan hidupnya sendiri, membuat
keputusan sendiri, dan menanggung bebannya sendiri. Bimbingan belajar dalam
penelitian ini adalah bimbingan belajar yang dilakukan di luar sekolah. Misalnya
bimbingan belajar yang dilaksanakan di lembaga-lembaga tertentu.
3) Hasil belajar menurut Jihad dan Haris (2012:14) merupakan pencapaian bentuk
perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif, dan
psikomotoris dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu. Dalam
penelitian ini hasil belajar yang dilihat dari ranah kognitif. Hasil belajar siswa di
dapatkan dari nilai/skor yang diperoleh oleh siswa setelah mengikuti test.
4) Siswa merupakan orang yang menghendaki untuk mendapatkan ilmu pengetahuan,
kerampilan, pengalaman, dan kepribadian yang baik sebagai bekal hidupnya (Nata,
Aly:2008). Dalam penelitian ini subjek yang akan diteliti adalah peserta
bimbingan belajar di Smart Bimbel. Dalam hal ini subjek yang diteliti hanyalah
siswa Tingkat Sekolah Menengah Pertama yang ikut serta dalam bimbingan
belajar di Smart Bimbel.
5) Try out/ uji coba merupakan suatu alat untuk menguji kesiapan siswa dalam
menghadapi Ujian Nasional (wlaldjinah, 2013). Try out juga dapat digunakan
siswa untuk mengetahui materi apa saja yang sudah dikuasai dan belum dikuasai.
Dalam penelitian ini dilihat dari try out siswa di sekolah dengan hasil try out di
bimbigan belajar.

D. Kerangka Berpikir
Kerangka berfikir ini untuk meyatukan kaidah dari teori-teori yang
terlepas dari satu sama lain. Sehingga menjadi rangkaian yang berkesinambungan
agar menjadi rangkaian yang utuh yang mengaruh pada jawaban sementara. Hasil
belajar merupakan serangkaian evaluasi yang dilakukan oleh guru sebagai pendidik
yang kriterianya sudah ditetapkan. hasil belajar tentukan memalaui proses dari
pembelajaran itu sendiri. proses pembelajaran yang bertujuan agar mendapatkan
hasil belajar yang optmal. Agar mendapatkan hasil belajar yang optimal peserta
didik tentunya didukung oleh faktor internal dan faktor eksternal. Salah satu faktor
eksternal yang mendukung adalah sekolah. Di sekollah tentunya peserta didik dapat
melakukan proses pembelajaran sehingga mendapatakan hasil yang optimal.
Jika dalam proses pembelajaran tersebut sudah dijalakan sebagai
semestinya, tentunya akan ada kendala-kendala atau masalah yang dialami oleh
peserta didik di dalam proses pembelajaran tersebut. dengan adanya masalah maka
tersebut siswa dapat dikatakan kesulitan dalam belajar. Oleh karena itu harus
ditanggulangi dengan mengikuti bimbingan belajar sehingga masalah-masalah yang
di hadapi dapat terselaikan dengan upaya membantu para peserta didik
menyelesaikan masalah belajar pada peserta didik. Dimana kegiatan tersebut dapat
meningkan hasil belajar yang optimal.
Adapun paradigma dari faktor- faktor yang diuraikan dalam kerangka
berpikir. Maka penulis menyiapkan dalam bentuk sebagai berikut :

Gambar 2

Kerangka Berpikir
Variabel (Y) Variabel (Y)

Hasil Belajar Bimbingan Belajar

Sumber : Punulis (2019)

D. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban atau hasil sementara terhadap penelitian. Berdasarkan


dari teori dan kerangka berpikir maka hipotesis penelitian :

Ho : Tidak adanya pengaruh keikutsertaan Bimbingan Belajat terhadap Hasil Belajar.

H1 : Adanya pengaruh keikutsertaan Bimbingan Belajat terhadap Hasil Belajar.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian
Penelitian merencanakan penelitian ini dilakukan selama bulan Maret
2020 – Mei 2020. Adapun tabel jadwal kegiatan penelitian telah merinci data
tanggal sebagai berikut :
Tabel 2
Jadwal Kegiatan Penelitian

No Kegiatan Maret April Mei


1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan Judul √
2 Konsultasi/ √ √
Bimbingan
3 Izin Penelitian √
4 Observasi ke √ √
Bimbingan Belajar
5 Pengumpulan Data √ √
6 Analisis Data √ √
7 Penulisan Laporan √ √
Sumber : Penulis (2020)

2. Tempat Penelitian
Adapun tempat penelitian dilakukan di Bimbingan Belajar Smart Bimbel,
Jl. Suryadharma Raya Blok CE/13, Perum. Bumi Dirgantara Permai, Kel.
Jatisari, Kec. Jatiasih, Kota Bekasi, Prov. Jawa Barat, Kode Pos 17426.

B. Metode Penelitian
Metode penelitian menurut Sugiono (2016:2) merupakan cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dari pemaparan
tersebut penulis dapat menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis agar
lebih teruji secara terperinci. Oleh karena itu penulis menggunakan metode
penelitian naturalistik / kualitatif, dalam metode penelitian ini digunakan untuk
meneliti pada tenpat yang alamiah, dan peneliti tidak membuat perlakuan, karena
dalam penelitian ini penulis hanya mengumpulkan data yang sudah ada atau
emik, yaitu berdasarkan pandangan dari sumber data, bukan pandangan dari
penelilti.
Berdasarkan dari data yang telah ada, maka penelitian ini termasuk ke
dalam penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2010:13)
penelitian yang datanya berbentuk angka.

1. Variabel penelitian
Sugiono (2016:60) variable penelitian merupakan suatu bentuk yang
ditetapkan oleh seseorang peneliti untuk dimencari tahu serta dipelajari agar
mendapatkan informasi dari hal tersebut, setalah mendapatkan informasi
kemudian ditarik kesimpulannya. Ada 2 jenis variable dalam penelitian ini,
yaitu :

a. Varibel Dependen (Y)


Variabel Dependen adalah variable terikat yang merupakan
variable yang dipengaruhi oleh variable tertentu. Pada penelitian ini
varibel yang menjadi variabel dependen (terikat) adalah “Hasil Belajar”.
b. Variabel Independen (X)
Variabel Indipenden adalah variable bebas yang merupakan
variable yang dapat mempengaruhi variable lain. Pada penelitian ini yang
menjadi variable yang menjadi variabel independen (bebas) adalah
“Bimbingan Belajar”.

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Menurut Sugiyono (2010: 80) “Populasi merupakateertentu yang wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan
karakeristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian di tarik kesimpulannya.”
Populasi yang terdapat dalam peneliltian in adalah peseerta didik kelas IX di
bimbingan belajar Smart Bimbel yang berjumlah 50 orang. Dengan rincian
15-20 anak perkelasnya.
2. Sampel
Merupakan suatu bagian dari kesatuan yang diambil dari populasi.
Sampel dalam penelitian ini diambil dari kelas IX di bimbingan belajar Smart
Bimbel. Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan seluruh siswa belajar di bimbingan belajar Smart Bimbel.
Teknik pengambilan data seperti ini disebut dengan dengan metode
pengambilan data dengan sampel jenuh.
Menurut Hapsari (2019: 70) “sampel jenuh merupakan teknik penentuan
sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini
sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil.

D. Metode Pengumpulan Data


Untuk mengungkap data tentang pengaruh bimbingan belajar terhadap
hasil belajar peserta didik di Smart Bimbel. Maka dari itu peneliti memerlukan
data yang lebih akurat yang berhubungan dengan penelitian yang diteliti.
Pengumpulan data dilakukan di berbagai sumber, setting, dan berbagai cara.
Data yang diambil oleh penulis merupakan data sekunder, yang merupakan data
yang diperoleh dari sumber yang berkaitan dengan dengan bimbingan belajar
tersebut. Agar penulis dapat mengembangkan penelitian yang sedang diteliti
maka dari itu ada beberapa teknik yang penulis gunakan dalam penelitian yang
diteliti, seperti dengan cara observasi (pengamatan), dan dokumentasi.
Adapun penelitan yang digunakan dengan metode penggumpulan data
yang digunakan berupa : observasi (pengamatan), dan dokumentasi.
1. Observasi (pengamatan)
Obserbasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan dengan cara
pengamata, suatu situasi yang diciptakan oleh pelaku riset dengan tujuan
memaknai, melihat hubunngan, merangkum, mensistematikan suatu kegiatan
yang dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, dan
pengecapan (Arikunto,2002; Ali,2011; Nurhadi,2015). Berdasrkan proses
observasi yang dilaksanakan pada penelitian ini menggunakan observasi
yang betujuan untuk mengamati atau mengobservasi perilaku peserta didik
yang menjadi objek penelitian. Perihal yang diamati penulis dalam penelitian
ini merupakan tingkah laku atau pola pikir peserta didik di dalam kelas
pembelajaran.
2. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan cara yang dilakukan dengan menyediakan
dokumen-dokumen yang berupa bukti yang akurat dari pencatat atau sumber-
sumber informasi khusus dari karangan atau tulisan, buku, undang-undang,
wasiat, atau berupa data. Dokumentasi merupakan sebuah penelitian yang
bertujuan untuk pencarian, pengumpulan, penyelidikan, pengawetan
penguasaan, pemakaian dan penyediaan dokumen. Dokumentasi digunakan
untuk mendapatkan keterangan atau penerangan pengetahuan dan bukti.
dokumentasi biasanya tertera dalam tulisan.
Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian yang diteliti merupakan
dokumentasi hasil belajar yaitu nilai dari peserta didik yang yang ikut serta
dalam bimbingan belajar di Smart Bimbel serta nilai yang di dapatkan
disekolah.
E. Instrumen Penelitian
Menurut [ CITATION Sug06 \l 1033 ], Instrumen penelitian adalah alat yang
digunakan saat mengukur suatu kejadian (variable penelitan ) yang akan diteliti
berupa alam maupun sosial. Dari pengertian tersebut Instrumen penelitian
merupakan suatu alat yang terdapat dalam penelitan atau yang sering digunakan
dalam penelitian untuk mengumpulkan informasi dari penelitian yang sedang
diteliti.
Ada beberapa variable yang mendukung instrument dalam penelitian di
antara adalah :
1. Variabel Konseptual
a. Bimbingan Belajar
Menurut [ CITATION Pri04 \l 1033 ] adalah bantuan yang diberikan
oleh seseorang, yang memiliki kepribadian yang memadai dan terlatih
dengan baik kepada individu-individu setiap usia untuk membantunya
mengatur kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan pandangan
hidupnya sendiri, membuat keputusan sendiri, dan menanggung bebannya
sendiri.
b. Hasil belajar
Menurut [ CITATION Ase16 \l 1033 ] merupakan pencapaian bentuk
perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif,
dan psikomotoris dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu
tertentu. Dalam penelitian ini hasil belajar yang dilihat dari ranah
kognitif.
2. Variabel Operasional
a. Bimbingan Belajar
Disimpulkan bahwa bimbingan belajar suatu proses yang
dilakukan oleh peserta didik dengan pendidik yang dilakukan untuk
membatu para peserta didik saat mengalami kesulian dalam belajar.
Bimbingan dapat dilakukan didalam ruangan maupun diluar ruangan,
maka dar itu bimbingan dalam penelitian ini dilakukan di luar di luar
ruangan dapat dilihat dari bimbingan belajar lembaga-lembaga banyak
terdapat dilingkungan sekitar. Seperii lembaga bimbingan belajar
primagama, nurul fikri, gannesa dan lain sebagainya.

b. Hasil Belajar
Dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar merupakan bukti
nyata yang didapatkan setelah mengalami proses pembelajaran. hasil
belajar dapat berupa tulisan maupun nilai yang outentik dari peserta
didik. Banyak faktor-faktor yang mendukung proses pembelajaran
tersebut. jika para siswa mencari solusi dari kesulitan belaar yang mereka
dapatkan maka dari hal tersebut peserta didik akan mendapatkan nilai
yang baik.
Pengaruh bimbingan belajar terhadap hasil belajar peserta didik
Smart Bimbel dapat dilakukan dengan pengumpulan data dokumentasi
hasil belajar peserta didik bimbingan belajaryang diperoleh dari Sekolah
peserta didik serta data hasil belajar dari Smart Bimbel. Dengan
mengambil data rata-rata nilai tryout yang diperoleh dari hasil belajar di
Smart Bimbel serta tryout yang diperoleh dari hasil belajar di sekolah
peserta didik.

F. Teknik Analisis Data


1. Uji Validitas
Uji validitas adalah untuk menunjukan sejauh ana suatu alat pengukur itu
mampu mengukur apa yang diukur, maka data yang ada harus dapat
melengkapi apa yang ingin diukur. Instrument yang valid berarti berarti alat
ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid
berarti instrument tersebut dapat dugunakan untuk mengukur dalam
penelitian.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan alat ukur yang menunjukan sejauh mana hasil
pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya.

G. Analisis Data
Untuk menganalisis data kuesioner dengan baik yang sudah diterima oleh
penulis, maka data tersebut akan dianalisa dengan menggunakan analisis regresi
linier sederhana, analisis korelasi product momment, koefisien determinasi dan
uji hipotesis.
1. Analisis Regresi Linier Sederhana
Untuk mengetahui pengaruh self esteem (x) terhadap motivasi kerja (y),
digunakan uji regresi dengan rumus :

Y =a+b x

Dimana :

¿
a=
N¿

n(∑ ¿−¿ ¿ ¿
xy
b=

n(∑ ¿−¿ ¿2
y

Keterangan :
n : Banyaknya data
x : Variabel x
y : Variabel y
a : Konstanta
b : Koefisien Regresi

Nilai a dan b dapat di tentukan dengan rumus sebagai beriku:

Sy
b=r dan a= Y-b X
Sx

Keterangan:

r = koefision korelasi product momment antara variabel X dengan variabel


Y.

S y = simpangan baku variabel Y

S x= simpangan baku variabel X

2. Analisis Korelasi product moment


Untuk mengetahui pengaruh self esteem (variabel x) terhadap motivai
kerja (variabel y), maka digunakan rumus korelasi sebagai berikut :

n (∑ ¿−¿ ¿ ¿
xy

√ n(Σ x 2)−( Σ x ¿¿¿


r = 2) ¿ ¿
Keterangan :
r : Koefisien korelasi product moment
x : Variabel x
y : Variabel y
Σx : Total Jumlah dari Variabel X
Σy : Total Jumlah dari Variabel Y
Σx2 : Kuadrat dari Total Jumlah Variabel X
Σy2 : Kuadrat dari Total Jumlah Variabel Y
Σxy : Hasil Perkalian dari Total Jumlah Variabel X dan
Variabel Y

Tabel
Interpretasi Koefisien Korelasi

No Interval Korelasi Tingkat Hubungan


1 0,00 – 0,19 Sangat Lemah
2 0,20 – 0,39 Lemah
3 0,40 – 0,59 Sedang
4 0,60 – 0,79 Kuat
5 0,80 – 1,00 Sangat Kuat

3. Analisis Koefisien Determinasi


Untuk lebih mengetahui berapa besarnya variabel X dalam
mempengaruhi variabel Y, maka dapat diukur dengan koefisien determinasi
(r2) yang dinyatakan dalam angka persentase, dengan rumus :

KD = r2 X 100 %

Keterangan :
KD : Nilai Koefisien Determinasi
r2 : Nilai Koefisien Korelasi

4. Pengujian Hipotesis
Untuk mengetahui korelasi antara variabel dengan maksud untuk
mengetahui apakah hubungan itu benar atau tidak, maka digunakan rumus
sebagai berikut :

r √ n−2
thitung =
√ 1−r 2
Keterangan :
r : Koefisien Korelasi
n : Jumlah responden
Kaidah keputusan hipotesis :
Jika thitung> ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima
Jika thitung<ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak
Nilai t diperoleh, selanjutnya dibandingkan dengan a = 0,5 untuk
mengetahui tingkat dan derajat kebebasan (dk = n-2)
Jika thitung> ttabel, berarti Ho ditolak, artinya terdapat pengaruh antara
Bimbingan Belajar terhadap Hasil Belajar peserta didik Smart Bimbel.
Jika thitung< ttabel berarti Ho diterima, artinya tidak terdapat pengaruh
antara Bimbingan Belajar terhadap Hasil Belajar peserta didik Smart
Bimbel.

DAFTAR PUSTAKA
1. KONTRIBUSI KEIKUTSERTAAN BIMBINGAN BELAJAR DAN
MOTIVASI BELAJAR TERHADAP NILAI AKADEMIK SISWA
KELAS XII JURUSAN PEMASARAN DI LBB EPSILON GRESIK
(Gressynta Meidyna Fayakunikmah) Tahun 2019 - Pendidikan Tata
Niaga, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya,
gressyntafayakunikmah@mhs.unesa.ac.id
2. PENGARUH KEIKUTSERTAAN BIMBINGAN BELAJAR
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI SDIT
SALSABILA 3 BANGUNTAPAN (DWI CAHYANI FITRI
AMALIA NIM. 10481034) Tahun 2018 - UIN SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA.
3. PENGARUH PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP
HASIL BELAJAR SISWA KELAS XII IPS DI MAN 2 BOGOR
(Nurhikmalasari) Tahun 2016 – Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial,
UIN Syarif Hidayatullah
4. PENGARUH KEIKUTSERTAAN SISWA DALAM BIMBINGAN
BELAJAR DAN EKSTRAKULIKULER TERHDAP PRESTASI
BELAJAR MATEMATIKA (Karim) Tahun 2013
5. PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI
BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 3 MERAUKE (Seli Marlina
Radja Leba) Universitas Musamus Papua
6. PENGARUH KEIKUTSERTAAN SISWA DALAM PROGRAM
BIMBINGAN BELAJAR, LINGKUNGAN BELAJAR SISWA
DAN FASILITAS BELAJAR DI RUMAH TERHADAP
HUBUNGAN ANTARA KONSENTRASI BELAJAR DENGAN
PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI
EKONOMI: STUDI KASUS KELAS XII IPS SM (Christina Ida
Fatriani) Universitas Sanata Dharma
7. PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG BIMBINGAN
BELAJAR DAN MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR
SISWA KELAS V DI SDN WIROBORANG 4 KOTA
PROBOLINGGO TAHUN PELAJARAN 2014-2015 (Andy Dwi
Cahyono) Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Program Pasca
Sarjana, Universitas Kanjuruhan Malang

Anda mungkin juga menyukai