Anda di halaman 1dari 9

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu program pembangunan nasional dewasa ini adalah

peningkatan kualitas pendidikan. Oleh karena itu semua lembaga pendidikan dari

pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi di Indonesia, memiliki langkah

kewajiban yang sama untuk meningkatkan kualitas pendidikan sesuai dengan

jenjang masing-masing. Tugas pokok program-program pendidikan yang

berhubungan dengan mempelajari cara belajar yang baik dan pendidikan umum

seharusnya untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang positif di dalam

kecerdasan-kecerdasan dasar pada peserta didik ( Bloom, 1968 ).

Salah satu tujuan pengajaran Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) adalah agar

siswa memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan

sehari-hari (Depdikbud, 1994 : 61). Apabila dalam pembelajaran IPA guru tidak

menggunakan alat peraga, maka sulit bagi siswa untuk menyerap konsep-konsep

pelajaran yang disampaikan guru sehingga berdampak pada kurangnya tingkat

keberhasilan siswa dalam belajar. Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang

paling pokok dalam proses pendidikan. Hal ini mengandung arti bahwa berhasil

tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses

belajar yang dialami oleh siswa (Moh. Surya, 1992 : 21).

Fakta di lapangan proses pendidikan sampai saat ini masih banyak yang

bersifat teacher centered bukan student centered yaitu guru sebagai sumber
2

informasi dan sumber pengetahuan. Chotimah (2004) menyebutkan gambaran

pendidikan saat ini bahwa : (1) proses pendidikan masih didominasi dengan

penyampaian informasi, bukan pemrosesan informasi; (2) proses pendidikan

masih terpusat pada kegiatan mendengarkan dan menghafal, belum memahami

dan menerapkan terhadap apa yang dipelajari dan upaya untuk membangun

pengetahuan; (3) proses pendidikan masih didominasi oleh guru yang otoriter,

belum memberikan kesempatan mengembangkan dan menunjukkan kemampuan

siswa yang beragam sehingga tercipta suasana yang demokratis.

Gambaran proses pembelajaran di atas, pada pelajaran IPA di sekolah

berdampak negatif dan bertolak belakang dengan konsep tujuan pengajaran IPA

yaitu agar siswa memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan

kehidupan sehari-hari (Depdikbud, 1994 : 61). Proses pembelajaran yang bersifat

teacher centered menyebabkan siswa bergantung pada informasi dari guru, daya

imajinasi siswa pasif bahkan siswa menjadi asing dengan lingkungan sendiri.

Siswa kurang berkesempatan untuk transfer of learning dan transfer of principles

untuk dituangkan ke dalam karya-karya kreatif menggunakan daya dukung

lingkungan hidup sehari-hari. Seorang guru dalam proses pembelajaran berperan

sebagai mediator dan fasilitator yang membantu agar proses belajar peserta didik

berjalan dengan baik. Jadi kegiatan belajar mengajar ditekankan kepada siswa

sebagai pebelajar bukan kepada guru yang bertugas sebagai pengajar (Supamo,

1996). Untuk itu dalam proses belajar mengajar diperlukan upaya agar siswa

dapat belajar bersama dengan sesama sehingga diharapkan mampu

mengembangkan berpikir kritis dalam upaya menguasai proses dan hasil belajar
3

yang telah ditentukan. Keadaan inilah yang sebenarnya diharapkan oleh

kurikulum tingkat satuan pendidikan yang diaplikasikan pada masing-masing

standar kompetensi maupun kompetensi dasar.

Kompetensi dasar pada mata pelajaran IPA menekankan pada

kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan suatu jenjang pendidikan.

Kompetensi lulusan suatu jenjang pendidikan, sesuai dengan tujuan pendidikan

nasional mencakup kompetensi pengetahuan, ketrampilan, kecakapan,

kemandirian, kualitas, kesehatan, akhlak, ketaqwaan dan kewarganegaraan

( Depdiknas, 2003 ).

Perwujudan penerapan pada pembelajaran yang diselenggarakan sekolah

adalah perlunya pencapaian kompetensi dasar yang telah ditentukan. Kompetensi

dasar dicapai dengan pengembangan strategi pembelajaran yang meliputi

pembelajaran tatap muka dan pengalaman belajar. Pengalaman belajar dapat

dilakukan di dalam maupun di luar kelas.menggunakan metode bervariasi agar

siswa tidak merasa bosan belajar.

IPA merupakan salah satu ilmu yang yang sangat penting dalam

memajukan daya pikir manusia di dalam menghadapi era global. Oleh karena itu

pelajaran IPA perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari Sekolah

Dasar untuk membekali peserta didik tentang pengetahuan alam dan

kehidupan yang ada. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik

dapat memiliki pengetahuan, mengelola dan pemanfaatan alam untuk bertahan

hidup di era global nanti.


4

Rendahnya hasil belajar , karena selama ini IPA diajarkan kurang

memfasilitasi peserta didik pada kegiatan nyata. Pada pengajaran yang lalu

penulis merasa kurang puas pada hasil belajar peserta didik. Pada penelitian ini

penulis berupaya meningkatkan hasil belajar peserta didik melalui pembelajaran

dengan model Think Pair Share.

Model Think Pair Share merupakan fokus dalam pembelajaran IPA

kali ini. Sebab dapat membuat siswa menjadi lebih aktif. Dikarenakan mengajar

bukan semata persoalan menceritakan. Tetapi siswa, perlu aktif

mengembangkan keterampilan memahami masalah, menyelesaikan

masalah ,dan menafsirkan solusinya. Oleh sebab itu dalam kegiatan

pembelajaran dituntut suatu strategi atau model pembelajaran yang direncanakan

oleh guru dengan mengedepankan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar

mengajar. Melalui kegiatan belajar yang menekankan pada aktivitas siswa

diharapkan mampu meningkatkan motivasi dan hasil belajar yang sesuai dengan

tujuan pendidikan di sekolah.

Menurut Suparno, dkk (2002) siswa yang aktif dalam proses

pembelajaran dicirikan oleh dua aktivitas, yaitu aktivitas dalam berpikir (mind-

on), dan aktivitas dalam berbuat (hand-on). Perbuatan nyata siswa dalam

pembelajaran merupakan hasil keterlibatan berpikir siswa terhadap kegiatan

belajarnya. Dengan demikian proses siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar

merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang harus dilaksanakan secara terus

menerus dan tiada henti. Hal ini dapat dilakukan apabila interaksi antara guru dan

siswa terjalin dengan baik. Sebab menurut Usman (2002) interaksi dan hubungan
5

timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi

berlangsungnya proses belajar mengajar.

Karena belajar merupakan proses interaksi dan komunikasi antara

pendidik dan siswa siswa dimana pendidik menyampaikan pesan dalam bentuk

bahan ajar kepada siswa. Proses pembelajaran dirasakan efektif apabila seluruh

perangkat yang terlibat dalam pendidikan dan pengajaran ditangani secara

maksimal. Perangkat ini antara lain : guru, siswa, sarana pelajaran, media / alat

peraga.

Seperti yang kita ketahui alat peraga merupakan alat pembantu

pengajaran yang mudah memberi pengertian kapada siswa. Selain itu alat peraga

merupakan bagian dari sumber pengajaran yang digunakan sebagai perantara

dalam proses belajar mengajar untuk lebih mempertinggi efektifitas dan efisiensi

dalam mencapai tujuan pendidikan. Oleh karena itu seyogyanya guru dalam setiap

pembelajaran IPA selalu menggunakan alat peraga guna mempermudah siswa

dalam pemahaman atau penguasaan konsep IPA.

Dengan kenyataan di atas, maka dalam penelitian ini penulis mengambil

judul “Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Materi Pesawat Sederhana Siswa

Kelas V Semester II SDN Tahunan III Kecamatan Tegalombo Kabupaten

Pacitan Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Think Pair Share”.

1.2 Identifikasi dan Batasan Masalah

Idnetifikasi dan batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagi

berikut :

1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa kelas V pada SDN Tahunan III
6

Kecamatan Tegalombo Kabupaten Pacitan tahun pelajaran 2013/2014.

2. Penlitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014.

3. Materi yang disampaikan adalah materi pesawat sederhana.

1.3 Perumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang di atas maka penulis merumuskan

permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah hasil belajar ( penguasaan konsep ) dengan menggunakan

model Think Pair Share pada mata pelajaran IPA Pada Siswa Kelas V

Semester II SDN Tahunan III Kecamatan Tegalombo Kabupaten

Pacitan tahun pelajaran 2013/2014?

2. Apakah pembelajaran dengan model Think Pair Share lebih efektif

dalam menumbuhkan motivasi belajar mata pelajaran IPA ?

1.4 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

Secara umum melalui penelitian (PTK) ini bertujuan untuk:

1. Ingin mengetahui hasil belajar (penguasaan konsep) mata pelajaran IPA

setelah diterapkannya model Think Pair Share pada siswa Kelas V

Semester II SDN Tahunan III Kecamatan Tegalombo Kabupaten Pacitan

tahun pelajaran 2013/2014.

2. Mengetahui efektifitas pembelajaran dengan model Think Pair Share

dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam meningkatkan

prestasi (hasil belajar) terhadap pelajaran IPA siswa Kelas V Semester II

SDN Tahunan III Kecamatan Tegalombo Kabupaten Pacitan tahun

pelajaran 2013/2014.
7

Adapun manfaat dari penelitian (PTK) ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

- Hasil penelitian ini dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

- Agar siswa lebih berminat dan termotivasi dalam belajar yang pada

akhirnya dapat meningkatkan motivasinya. Siswa dapat memiliki

sikap menghargai kegunaan IPA dalam kehidupan sehari-hari, yaitu

memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari

IPA, serta sifat ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

2. Bagi Guru

- Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan untuk merenungkan

kembali atau refleksi diri apa yang telah dilakukan dalam PBM.

- Sebagai salah satu bahan masukan untuk meningkatkan kinerjanya,

sehingga kualitas pembelajaran yang dilakukan akan lebih baik serta

dapat memotivasi diri untuk lebih giat melakukan penelitian tentang

upaya-upaya pemecahan masalah di kelas secara kreatif dan

inovatif.

3. Bagi Sekolah

- Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan

pembelajaran di sekolah.

- Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah

sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu

pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan (sustainnable).


8

- Peningkatan atau perbaikan terhadap masalah pendidikan siswa di

sekolah.

- Peningkatan perbaikan terhadap masalah kualitas penerapan

kurikulum dan pengembangan kompetensi siswa di sekolah.

4. Bagi Teman sejawat:

- Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuhan dalam melakukan

penelitian yang sejenis.

- Dapat menjadi motifasi untuk melakukan perbaikan KBM yang

dilakukan.

1.5 Hipotesis Tindakan

Hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut “ada peningkatan

prestasi belajar IPA pada materi pesawat sederhana siswa kelas V SDN Tahunan

III Kecamatan Tegalombo Kabupaten Pacitan tahun pelajaran 2013/2014 setelah

diterapkan model pembelajaran think pair share”.

1.6 Definisi Operasional

Sebagai upaya menghindari kerancuan dalam memahami variable

penelitian maka yang di maksud:

1. Prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah

melaksanakan usaha-usaha belajar(Gunarso, 1993:77)

2. Model pembelajaran adalah media yang penggunaannya diintegrasikan dengan

tujuan da nisi pelajaran, serta dimaksudkan untuk lebih mengekfektifkan

proses belajar mengajar (Mulyadi, 2009:89).


9

3. Model pembelajaran Think-Pair-Share disebut sebagai model belajar-

mengajar berpasangan. Model ini pertama kali dikembangkan oleh Frank

Lyman dari Universitas Maryland pada tahun 1985 (Think-Pair-Share) sebagai

struktur kegiatan pembelajaran gotong royong.

Anda mungkin juga menyukai