Anda di halaman 1dari 6

PROPOSAL METODELOGI KUALITATIF

PERSEPSI SISWA TERHADAP GAYA MENGAJAR GURU


DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
KELAS IV DI SDN KARANGDUAK II KABUPATEN
SUMENEP

Disusun Oleh :
Nieta Amelia
717.7.2.0098

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS WIRARAJA MADURA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan memiliki pengaruh yang dinamis dalam kehidupan
manusia dimasa depan, seiring dengan perkembangan zaman tentunya dalam
proses pendidikan juga akan mengalami proses perkembangan. Oleh karena itu
pendidikan sangatlah penting demi mencerdaskan kehidupan bangsa. Undang-
Undang No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan untuk dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara. Belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang
berkenan dengan tujuan dan bahan acuan interaktif, baik yang bersifat eksplisit
maupun implisit (tersembunyi). Teori-teori yang dikembangkan dalam
komponen tersebut, meliputi antara lain: teori tentang tujuan pendidikan,
organisasi kurikulum, isi kurikulum, dan modul-modul pengembangan
kurikulum. Kegiatan atau tingkah laku belajar terdiri atas kegiatan psikis dan
fisis yang saling bekerjasama secara terpadu dan komperhensif integral.
Sejalan dengan itu, belajar dapat dipahami sebagai suatu aktivitas yang
berusaha berlatih supaya mendapatkan suatu kepandaian (Prof. Dr. Endang
Komara. 2014: 01).
Keberhasilan akan proses pembelajaran bergantung pada guru dan
siswa, oleh karena itu komunikasi yang baik sangatlah penting diperlukan agar
terbentuk hubungan yang baik pula antara guru dan siswa atau peserta didik.
Guru sebagai pendidik merupakan faktor utama yang sangat menentukan
keberhasilan peserta didik dalam mencapai proses belajarnya. selain itu guru
dituntut untuk dapat memahami prinsip-prinsip dalam bentuk teknik mengajar
serta harus dapat menggunakannya dengan tepat dan benar. Keberhasilan
dalam proses pembelajaran di sekolah tidak lepas dari pentingnya peranan gaya
mengajar guru yang diterapkan selama proses pembelajaran berlangsung. Gaya
mengajar adalah gaya yang dilakukan guru pada waktu mengajar dimuka kelas,
termasuk cepat atau lambatnya langkah-langkah yang dilakukan selama proses
pembelajaran, termasuk juga sikap dan tingkah laku serta tinggi rendahnya
suara guru pada waktu mengajar (Abdulkadir Munsyi dkk). Gaya belajar
mengajar yang dimiliki guru akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa. Keberagaman karakteristik, sikap, dan tingkah laku siswa dalam kelas
menjadi lebih terlihat dan menonjol ketika adanya guru yang mengajar di kelas.
Keberadaan guru dengan gaya mengajar yang dibawanya, akan
mempengaruhi perbedaan persepsi dari setiap siswa. Persepsi yang ditimbul
dari siswa, bisa berniali positif dan ada pula yang menilai negatif. Jalaluddin
Rakmat (2010: 05), menyatakan bahwa persepsi adalah pengalaman tentang
objek, perostiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan
menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Artinya persepsi apapun
yang dikatakan oleh siswa akan timbul berdasarkan peristiwa yang mereka
peroleh dari pengalaman selama proses belajar mengajar lalu menyimpulkan
informasi tersebut. Selain itu persepsi juga bisa dikatakan sebagai suatu peoses
diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut proses
sensoris. Namun proses itu tidak berhenti begitu saja, melainkan stimulus
tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan persepsi (Bimo Walgito
dalam Icha : 2017). Dalam proses belajar mengajar, peserta didik akan
mempersepsikan tentang gaya guru selama proses pembelajaran di dalam kelas.
Misalnya ketika guru sedang menjelaskan pelajaran, mimik wajah, intonasi,
dan cara penyampaian sampai kepada sikap yang ditunjukkan oleh guru.
Persepsi yang baik dari seorang siswa cendrung akan menimbulkan sikap
positif dalam pembelajaran sehingga dapat berdampak pada keoptimalan dalam
proses pembelajaran yang diampu oleh guru.
Ilmu Pengetahuan Alam adalah salah satu mata pelajaran yang ada di
SD/MI, dimana mata pelajaran ini mulai diajarkan pada saat siswa sudah
menginjak kelas tinggi yaitu kelas IV, V, dan VI. IPA adalah ilmu yang
sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan
dan didasarkan terutama atas pengamatan dan induksi. Dengan kata lain IPA
merupakan suatu pengetahuan teori yang diperoleh atau disusun dengan cara
yang khas atau khusus, yaitu melakukan observasi eksperimen, penyimpulan,
penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait-
mengait antara yang satu dengan cara yang lain (Ahmadi dan Supatmo, 2008;
1). Melalui mata pelajaran IPA, siswa diarahkan untuk dapat mengenal dan
mempelajari fenomena-fenomena atau gejala alam yang ada dilingkungan
sekitar dan di bumi.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di SDN
Karangduak II Kabupaten Sumenep, melalui wawancara dengan wali kelas IV
sekaligus guru matapelajaran IPA. Peneliti menemukan adanya sebuah
fenomena yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung terutama saat
pembelajaran IPA, dimana kegiatan pembelajaran yang diterapkann oleh guru
lebih sering menggunakan metode ceramah dan kurang divariasikan dengan
metode lain sehingga hal ini membuat siswa mengalami kesulitan dalam
belajar. Selain itu peneliti juga mendapat tanggapan dari beberapa siswa
mengenai gaya belajar guru IPA khususnya pada kelas IV yang menyatakan
bahwa guru hanya terlalu fokus pada penyampaian materi atau siswa hanya
menjadi objek selama proses mengajar berlangsung sehinga membuat siswa
cendrung pasif. Gaya belajar guru yang selalu monoton tentunya juga akan
menimbulkan kebosanan pada siswa, kurang berminat dan termotivasinya
siswa selama mengikuti pembelajaran, apalagi pada mata pelajaran IPA,
saharusnya siswa lebih banyak berperan aktif misalnya melalui gaya belajar
sambil bermain atau melalui gaya belajar menarik lainnya. Dengan demikian
peneliti menyimpulkan bahwa gaya belajar guru merupakan unsur yang
penting dalam proses pembelajaran. Melalui penerapan gaya belajar yang tepat
memungkinkan pembelajaran menjadi lebih efektif, kondusif, dan produktif
serta dapat mencapai tujuan hasil belajar yang memuaskan. Atas dasar
permasalahan di atas, maka peneliti ingin mengkaji lebih mendalam terkait
permasalahan di atas, untuk menjawab permasalahan tersebut peneliti tertarik
dengan judul “Persepsi Siswa Terhadap Gaya Mengajar Guru dalam
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas IV di SDN Karangduak II
Kabupaten Sumenep”.
B. Fokus Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka peneliti akan
mengidentifikasikan bagaimana gaya belajar guru IPA di SDN karangduak II
dan fokus masalah pada penelitian ini mengenai persepsi siswa terhadap gaya
belajar guru pada pembelajaran IPA yang hanya terfokus pada kelas IV di SDN
Karangduak II Kabupaten Sumenep.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka diperoleh rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana gaya mengajar guru pada pembelajaran IPA kelas IV di SDN
Karangduak II Kabupaten Sumenep?
2. Bagaimana persepsi siswa kelas IV terhadap gaya mengajar guru pada
pembelajaran IPA di SDN Karangduak II ?

D. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah sabagai berikut:
1. Mendeskripsikan gaya mengajar guru pada pembelajaran IPA kelas IV di
SDN Karangduak II Kabupaten Sumenep;
2. Mengetahui persepsi siswa kelas IV terhadap gaya mengajar guru pada
pembelajaran IPA di SDN Karangduak II.

E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah seabgai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berfungsi sebagai kontribusi
atau sumbangan wawasan dan ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan
khususnya pada pendidikan guru sekolah dasar (PGSD) yang nantinya
setelah menjadi guru dapat membantu siswa dalam mencapai hasil
belajarnya melalui penerapan gaya mengajar guru yang menarik.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi
sekolah dalam upaya meningkatkan proses pembelajaran melalui
penerapan gaya belajar guru yang menarik.
b. Bagi Pembaca / Peneliti Lain
Bagi pembaca yang mengadakan penelitian sejenis, hasil
penelitian dapat digunakan sebagai referensi dan menambah wawasan
dalam meningkatkan mutu pendidikan melalui gaya belajar guru pada
pembelajaran IPA di sekolah serta sebagai tambahan wawasan
pengetahuan tentang penerapan gaya belajar yang menarik untuk siswa.
Sehingga pembaca tertarik untuk meneliti lebih lanjut.
c. Bagi Peneliti
Sebagai penambah wawasan keilmuan, pengalaman, latihan dan
pengembangan teori untuk deterapkan, apa yang sudah didapat selama
dibangku kuliah.

Anda mungkin juga menyukai