Abstrak
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
antara guru dengan siswa. Interaksi itu dapat mengoptimalkan dalam pencapaian
tujuan pembelajaran yang telah direncanakan.
Selain sebagai pendidik professional guru juga merupakan seorang
fasilitator dalam menyampaikan informasi untuk peserta didik. Informasi tersebut
harus dapat menyampaikan segalanya dengan jelas sehingga peserta didik
mampu dengan mudah memahami informasi berupa materi pelajaran yang
disampaikan oleh guru dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran pada
hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari
sumber pesan ke penerima pesan melalui saluran atau media tertentu (Sanaky,
2013: 11)
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pada Bab IV mengenai Standar Proses
Pasal 19 ayat 1 menyatakan bahwa: Proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpatisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakasa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologi peserta didik.
Untuk itu, penulis berinisiatif untuk pengembangan pembelajaran
sehingga perlu ditingkatkan baik itu dari segi perencanaan dan penggunaan
model dalam proses kegiatan belajar mengajar di sekolah. Secara umum di Kelas
V SDN 1 Mayong Lor Jepara dalam proses pembelajaran guru masih mengajar
dengan menggunakan model ceramah, dan belum menggunakan model
pembelajaran discovery learning. Semua itu terkendala pada metode pengajaran
yang digunakan guru, maka kondisi tersebut tidak akan meningkatkan
kemampuan sikap percaya diri dan hasil belajar siswa secara optimal.
Sementara itu, pada proses pembelajaran yang diterapkan oleh guru
terdapat masalah yang dihadapi dalam pembelajaran tersebut yaitu keterkaitan
dengan guru yang berperan sangat dominan dalam kegiatan pembelajaran
(Teacher Center) sehingga siswa tidak diberikan kesempatan untuk terlibat
3
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa kelas V SDN 1 Mayong Lor
Jepara pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi menentukan pokok pikiran?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini adalah Untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar siswa sebagai dampak dalam penerapan
model pembelajaran Discovery Learning pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
kelas V SDN 1 Mayong Lor Jepara..
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
Siswa mendapat pembelajaran langsung yang lebih bermakna,
sehingga materi pembelajaran yang disampaikan guru akan berkesan dan
materi akan mudah dipahami oleh siswa, serta pembelajaran menjadi lebih
menarik bagi siswa dengan penggunaan metode discovery learning yang
6
mampu menumbuhkan kreatifitas dan jiwa sosial antar siswa dalam suatu
kelompok.
2. Bagi Guru
Sebagai referensi bagi peneliti untuk meningkatkan hasil belajar siswa
khususnya pada materi bahasa Indonesia menentukan pokok pikiran siswa
kelas V SDN 1 Mayong Lor Jepara. Model pembelajaran discovery learning
akan mempermudah guru dalam mengembangkan kompetensi yang dimiliki
siswa baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
3. Sekolah
Meningkatkan mutu, isi, masukan proses dan hasil pendidikan dan
pembelajaran di sekolah,memberikan nilai tambah yang positif bagi sekolah,
menjadi alat evaluator dari program dan kebijakan pengelolaan sekolah yang
sudah berjalan.
4. Bagi Peneliti Lain
Mendapatkan pengalaman langsung bagaimana cara memecahkan
salah satu masalahpendidikan, dapat berinteraksi dengan guru dan siswa,dan
menambah wawasan peneliti terutama dalam dunia pendidikan dalam
mengajarkan pembelajaran yang menarik dan inovatif kepada siswa.
Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak dapat dipisahkan. Belajar
adalah suatu upaya yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek dalam
belajar. Siswa yang belajar akan memperoleh suatu hasil belajar, dalam hal ini
jika siswa tersebut siswa SD maka, siswa SD tersebut akan memperoleh hasil
belajar. Hasil belajar merupaka hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan
tindak mengajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya
dilakukan seorang guru sebagai pengajar. Hasil belajar merupakan hal yang
7
tidak dipandang dari satu sisi saja, melainkan harus dipandang dari dua sisi
yaitu sisi siswa dan guru.
Hal tersebut sesuai dengan yang disampaikan oleh Suprijono (2012 : 5) yang
menyatakan bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
pengertian-pengertian, sikap, apresiasi dan ketrampilan. Jadi, jika merujuk
pada pengertian di atas, maka hasil belajar merupakan pola interaksi yang
terjadi antara guru dan siswa, yang menghasilkan suatu penilaian terhadap
proses belajar siswa.
Selanjutya Supratiknya (2012: 5) juga menyatakan bahwa hasil belajar yang
menjadi objek penilaian kelas berupa kemampuan-kemampuan baru yang
diperoleh siswa setelah mereka mengikuti proses belajar dan mengajar tentang
mata pelajaran tertentu. Dalam hal ini, jika siswa memperoleh hasil belajar
maka siswa seharusnya memiliki kemampuan-kemampuan baru yang
dihasilkan melalui proses belajar siswa.
Selanjutnya Arif Gunarso dalam Hamdani (2011 : 138) juga mengemukakan
bahwa hasil belajar adalah usaha maksimal yang telah di capai oleh seseorang
setelahmelaksanakan usaha - usaha belajar. Dari pengertian - pengertian di
atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar adalah suatu bukti
keberhasilan. Bahwa hasil belajar adalah bila seseorang atau siswa telah
belajar dan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari
tidak tahu menjadi tahu, dan tidak mengerti menjadi mengerti. Perubahan
perilaku tersebut mencakup tiga ranah, yaitu kognitif, efektif, dan psikomotor.
E. Penelitian Terdahulu
1. Penelitian sebelumnya pernah dilakukan oleh Eteh Resa Asyifa dan R
Panca Hidayati Pertiwi yang berjudul “ MODEL DISCOVERY
LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENYIMPULKAN TEKS
EKSPOSISI BERORIENTASI IDE POKOK DAN HUBUNGANNYA
DENGAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK KELAS VIII MTs AL-
FALAH TAHUN PELAJARAN 2020/202”. Pada penelitian yang
dilakukan oleh Eteh dan Panca dapat disimpulkan Kemampuan peserta
didik dalam meyimpulkan teks eksposisi berorientasi ide pokok dengan
menggunakan model discovery learning dikatakan baik. Hal ini ditunjukan
jumlah skor peserta didik untuk soal menyimpulkan teks eks-posisi
berorientasi ide pokok pada kelas tersebut meningkat. Hal ini dapat
terlihat dari perolehan skor peserta didik di kelas eksperimenyang
dilakukannya mendapatkan nilai 469 dengan rata-rata 16,2. Perolehan
skor tertinggi di kelas eksperimen setelah diberi-kan perlakuan yaitu 19,
sedangkan untuk perolehan skor terendah di kelas eksperimen setelah
diberi-kanperlakukan yaitu 13.
2. Penelitian berikutnya pernah dilakukan oleh Dian dan Wardono yang
berjudul “Model Pembelajaran Discovery Learning Berbantuan
Multimedia Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa”.
14
SIKLUS I
1. Perencanaan
Perencanaan tindakan dimulai dari proses identifikasi masalah yang
akan diteliti, Kemudian merencanakan tindakan yang akan dilakukan,
termasuk menyusun pembelajaran yang diperlukan dan lain-lain.
Dalam tahap perencanaan dilakukan kegiatan sebagai berikut:
a. Menyiapkan materi ajar yang akan disampaikan.
b. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam pembelajaran
dan diskusi diantaranya media video youtube.
c. Menyusun skenario pembelajaran yang di kembangkan berdasarkan
model pembelajaran discovery learning dengan menggunakan media
video youtube
2. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan adalah pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan perangkat pembelajaran mulai dari kegiatan awal,
kegiatan inti, hingga kegiatan akhir sesuai dengan RPP. Pelaksanaan
tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Rabu 3 November 2021 yang
dilaksanakan pada jam pelajaran ke-1 yaitu Bahasa Indonesia. Sebelum
pembelajaran dilaksanakan, peneliti melakukan persiapan seperti
meletakkan alat komunikasi berupa handphone dan laptop untuk
meletakkan media sehingga semua siswa bisa melihat media yang akan
digunakan. Setelah semua persiapan sudah dilakukan maka
pembelajaran di mulai. Selain itu terdapat rekan peneliti yang bertindak
sebagai pengambil gambar. Alokasi waktu yang digunakan pada siklus I
pertemuan pertama ini dilakukan 2x35 menit dalam pembelajaran dan
diimplementasikan dalam bentuk video pembelajaran melalui youtube
kurang lebih 5 menit. Membahas materi pokok pikiran.
Setelah perkenalan guru kemudian membagi siswa kedalam
kelompok-kelompok kecil beranggotan 4 orang. Dalam pembentukan
17
4. Refleksi
Refleksi adalah kegiatan mengevaluasi hasil analisis data bersama
kolaborator yang akan direkomendasikan tentang hasil suatu tindakan
yang dilakukan demi mencapai keberhasilan penelitian dari seluruh
aspek/indikator yang ditentukan.
Beberapa temuan kekurangan pembelajaran pada siklus I
diantaranya :
a. Interaksi dengan siswa kurang, guru cenderung cepat dalam
memberikan instruksi kepada siswa.
b. Guru tidak menyampaikan langkah-langkah analisis paragraf
pada materi jaring-jaring makanan.
c. Guru terlihat tergesa-gesa pada menit-menit awal pembelajaran
dan perkenalan kepada siswa.
d. Guru menyimpulkan materi sendiri dalam menyampaikan
pembelajaran sehingga siswa kurang dilibatkan.
e. Siswa masih pasif bertanya kepada guru bila ada materi yang
belum di mengerti pada saat guru menjelaskan.
f. Siswa masih malu-malu ketika meminta siswa
mempresentasikan tugas kelompok.
SIKLUS II
1. Perencanaan
Pelaksanaan kegiatan pada siklus II sama dengan pelaksanaan kegiatan
siklus I. Hanya saja kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I
berdasarkan hasil refleksi akan diperbaiki dan disempurnakan lagi untuk
diterapkan pada siklus II. Tahap perencanaan pada siklus II merupakan
perbaikan dari tahap perencaan tindakan pada siklus I. Adapun tahap
perencanaan perbaikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
19
2. Pelaksanaan Tindakan II
Siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, 10 November 2021. Kegiatan
pembelajaran dilaksanakan pada jam pelajaran ke-1 yaitu Bahasa
Indonesia. Alokasi waktu yang digunakan pada siklus II sebanyak 2x35
20
a. Kegiatan Awal
1) Guru memberikan salam dan kelas dilanjutkan dengan doa yang
dipimpin oleh seorang peserta didik.
2) Menyanyikan lagu nasional.
3) Guru memberikan apersepsi dengan mengingat kembali materi
sebelumnya yaitu materi paragraf untuk dikaitkan dengan materi
pokok pikiran.
b. Kegiatan Inti
1) Guru menceritakan gambar jaring-jaring makanan.
2) Peserta didik menyimak kemudian membaca materi jaring-jaring
makanan.
3) Peserta didik menganalisis dan mengidentifikasi pokok pikiran
deduktif sesuai kelompok.
4) Peserta didik membuat kelompok yang terdiri dari 4 siswa setiap
kelompoknya.
5) Peserta didik melakukan kegiatan menganalisis, mencatat, dan
menyimpulkan pada materi pokok pikiran.
6) Peserta didik menjawab pada lembar LKPD yang disediakan oleh
guru.
7) Peserta didik memaparkan hasil belajar masing-masing kelompok.
8) Guru menyimpulkan kegiatan hari ini
c) Kegiatan Penutup
1) Guru menutup pelajaran tanpa memberikan penugasan.
2 Siklus Kedua
Dari pembuatan perbaikan pembelajaran siklus I didapatkan hasil
komentar yang masih kurang sesuai dengan pembelajaran Bahasa Indonesia
materi pokok pikiran. Dari video yang diunggah terdapat komentar yang
masih menunjukkan perbaikan untuk pembelajaran siklus II agar jauh lebih
sempurna dan pemahaan peserta didik dapat terbangun secara penuh. Dari
hasil tersebut, peneliti membuat rencana perbaikan pembelajaran siklus II
dengan materi yang berbeda akan tetapi masih dengan topik atau tema yang
sama. Rencana perbaikan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Kegiatan Awal
1) Guru memberikan salam dan kelas dilanjutkan dengan doa yang
dipimpin oleh seorang peserta didik.
2) Menyanyikan lagu nasional.
3) Guru memberikan apersepsi dengan menunjukkan gambar dan
peserta didik menganalisis materi pokok pikiran.
4) Peserta didik diberi pertanyaan tentang materi tersebut.
b. Kegiatan Inti
1) Peserta didik menjawab pertanyaan guru seputar pokok pikiran yang
letaknya di akhir atau induktif.
2) Peserta didik melakukan diskusi
3) Peserta didik didik melakukan analisis menentukan pokok pikiran
4) Peserta didik mencatat hasil diskusi
5) Peserta diddik melakukan presentasi di depan kelas.
6) Peserta didik dengan percaya diri memaparkan hasil pekerjaan didepan
teman sekelasnya.
7) Guru memberikan apresiasi terhadap kerja peserta didik.
8) Guru mengidentifikasi dan menganalisis pemahaan peserta didik.
9) Dengan bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan hasil kegiatan
belajar hari ini.
23
sehingga siswa lebih terlihat aktif dalam pembelajaran, dan melakukan variasi
penguatan-penguatan pembelajaran dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan
stimulus terhadap siswa. https://youtu.be/8URJhabwhPg
2. Siklus II
Berdasarkan catatan-catatan observer pada siklus 1 maka peneliti memperbaiki
rancangan pembelajaran yaitu dengan memperbaiki hal-hal yang masih kurang tepat,
penggunaan media pembelajaran siswa, menggunakan lagu-lagu nasional untuk
semangat peserta didik di kegiatan awal, sehingga siswa lebih terlihat aktif dalam
pembelajaran, dan melakukan variasi penguatan-penguatan pembelajaran dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan stimulus terhadap siswa. Setelah melakukan
observasi terhadap video pembelajaran siklus 1 maka selanjutnya peneliti membuat
video pembelajaran siklus II https://youtu.be/GP46u6aPDwc sehingga didapatkan
hasil sebagai berikut :
2. Bagi Guru
Sebaiknya guru memilih metode yang tepat dalam pembelajaran bahasa
Indonesia agar anak antusias dan aktif selama KBM.
3. Bagi Sekolah
Perlunya sekolah memberikan ruang dan kebutuhan sarana prasarana
pembelajaran guna meningkatkan kegiatan KBM.
DAFTAR PUSTAKA
Sanata Darma