Anda di halaman 1dari 66

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Negara berkembang selalu berusaha untuk mengejar ketinggalannya, yaitu

dengan melakukan pembangunan di segala bidang kehidupan. Dalam bidang

pendidikan pemerintah selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas

pendidikan dengan berbagai cara, seperti merubah kurikulum, meningkatkan

kualitas guru melalui penataran-penataran atau melanjutkan sekolah ke

tingkat yang lebih tinggi, memberi dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

dan sebagainya. Sesuai dengan UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, pasal 3 menyatakan bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk


watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.

Proses pembelajaran yang baik tentunya akan berpengaruh pada pemahaman

siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru. Sasaran utama dari proses

pembelajaran terletak pada proses belajar siswa. Pembelajaran adalah suatu

usaha untuk menciptakan kondisi yang kondusif bagi belajar siswa.

Dalam kegiatan belajar siswa dituntut harus aktif dalam pembelajaran.

Dengan kata lain, bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas.

Tanpa aktivitas, proses belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik.

1
Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di

dalam interaksi belajar mengajar.

Seharusnya dalam proses pembelajaran yang memiliki peran aktif adalah

siswa. Guru hanya sebagai fasilitator yang berperan untuk menciptakan

suasana dan lingkungan sekitar yang dapat menunjang belajar siswa sesuai

dengan minat, bakat dan kebutuhannya. Persoalan ini tentu tidak mudah

karena guru harus bisa memilih metode dan strategi yang tepat dalam proses

pembelajaran.

Guru merupakan komponen dalam belajar mengajar yang berinteraksi

langsung dengan siswa. Guru mempunyai peranan sangat penting terhadap

terciptanya proses pembelajaran yang dapat mengantarkan siswa ke tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan. Selama ini dalam pelaksanaan

pembelajaran di sekolah masih banyak guru yang mendesain siswa untuk

menghafal seperangkat fakta yang diberikan oleh guru. Seolah-olah guru

sebagai sumber utama pengetahuan.

Umumnya metode yang digunakan adalah metode ceramah sehingga proses

pembelajaran bersifat monoton dan kurang bervariasi. Hal ini menyebabkan

siswa kehilangan semangat atau minat dalam belajar dan cenderung menjadi

pasif karena terlibat dalam proses pembelajaran. Tidak hanya semangat dan

minat siswa dalam proses pembelajaran dapat dilihat melalui banyaknya

siswa yang tidak memperhatikan penjelasan dari guru, siswa mengobrol

dengan teman sebangku pada saat guru menerangkan materi sehingga siswa

kurang memahami materi yang diterangkan, dan aktivitas negatif lainnya.

2
Tidak adanya semangat siswa dalam proses pembelajaran ini dapat

menyebabkan aktivitas belajar siswa juga menjadi berkurang, padahal

aktivitas belajar siswa ini sangatlah penting karena pada prinsipnya belajar

itu adalah berbuat (learning by doing) seperti yang diungkapkan oleh

Sardiman (2006: 95). Aktivitas belajar siswa yang rendah seringkali juga

menyebabkan pemahaman dan penguasaan materi pembelajaran menjadi

berkurang. Jika hal ini dibiarkan terjadi secara terus-menerus maka tidak bisa

dipungkiri akan berpengaruh pada hasil belajar siswa. Karena kurangnya

aktivitas belajar maka hasil belajar juga menjadi kurang bahkan bisa menjadi

rendah.

Dalam hal ini sebenarnya para guru dituntut untuk memiliki kemampuan

untuk memilih dan mendesain program atau metode mengajar sehingga bisa

diterapkan menjadi sistem pembelajaran yang efektif. Pembelajaran yang

efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri

atau melakukan aktivitas sendiri.

Agar siswa berperan sebagai pelaku dalam kegiatan belajar, maka guru

hendaknya merencanakan proses pembelajaran yang menuntut siswa banyak

melakukan aktivitas belajar sehingga siswa mampu dalam mempelajari suatu

pelajaran dan tercermin dari hasil belajarnya. Hasil belajar mempunyai

peranan penting dalam proses pembelajaran.

Salah satu cara untuk membangkitkan hasil belajar siswa dalam proses

pembelajaran, guru sebagai tenaga pendidik perlu mencari atau mengganti

metode pembelajaran yang tepat untuk itu perlu dipilih metode pembelajaran

3
yang tepat dan menarik aktifitas siswa. Banyak metode pembelajaran yang

dapat dipergunakan dalam pembelajaran bahasa indonesia.

Metode mengajar merupakan bagian dari perangkat pembelajaran yang

membantu guru untuk dapat lebih menguasai jalannya pembelajaran. Karena

itu, strategi belajar-mengajar merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan

belajar dalam pembelajaran di sekolah.

Untuk meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran bahasa indonesia,

dalam pembelajarannya harus menarik, sehingga siswa termotivasi untuk

belajar. Diperlukan metode pembelajaran interaktif dimana guru lebih banyak

memberikan peran kepada siswa sebagai subjek belajar, guru mengutamakan

proses daripada hasil. Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan

untuk menjawab permasalahan antara lain menerapkan model pembelajaran

experiential learning. Model pembelajaran experiential learning adalah suatu

model pembelajaran yang mengkonstruksi pengetahuan melalui pengalaman.

Pembelajaran akan lebih terpusat pada pengalaman-pengalaman belajar siswa

yang bersifat terbuka dan siswa mampu membimbing diri sendiri.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka peneliti melakukan

suatu penelitian dengan judul, “Penerapan Model Pembelajaran Berbasis

Pengalaman (Experiental Leaning) upaya Peningkatan Hasil belajar

Bahasa Indonesia Kelas IX-A SMP Negeri 3 Lingsar Kab. Lombok

Barat Tahun pelajaran 2015-2016.”

4
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka masalah

dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagi berikut.

1. Bagaimanakah penerapan model pembelajaran berbasis pengalaman

(experiental leaning) upaya peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia

Kelas IX-A SMP Negeri 3 Lingsar Kab. Lombok Barat Tahun pelajaran

2015-2016?

2. Bagaimanakah efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Pengalaman

(Experiental Learning) upaya peningkatan hasil belajar bahasa indonesia

kelas IX-A SMP Negeri 3 Lingsar Kab. Lombok Barat tahun pelajaran

2015-2016?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian tindakan ini adalah untuk

mengetahui sebagai berikut.

1. Penerapan model pembelajaran berbasis pengalaman (experiental

leaning) upaya peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia Kelas IX-A

SMP Negeri 3 Lingsar Kab. Lombok Barat Tahun pelajaran 2015-2016.

2. Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiental

Learning) upaya peningkatan hasil belajar bahasa indonesia kelas IX-A

SMP Negeri 3 Lingsar Kab. Lombok Barat tahun pelajaran 2015-2016.

5
D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan pada tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini

diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut.

1. Teoritis

Penelitian ini akan menambah kekayaan penelitian dibidang pengajaran

bahasa Indonesia, memberikan sumbangan pemikiran bagi dunia ilmu

pengetahuan, khususnya dunia bahasa indonesia berkaitan dengan

strategi pembelajaran.

2. Manfaat Praktis

a. Melatih, membimbing, mendidik siswa untuk mengemukakan

pendapat dan melatih siswa untuk belajar secara aktif.

b. Memberikan gambaran bagi guru bahasa Indonesia dalam merancang

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inovatif

sebagai salah satu pilihan dalam mata pelajaran bahasa Indonesia dan

menambah wawasan dalam mengembangkan model pembelajaran

inovatif.

6
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiental Learning)

Menurut Mahfudin (dalam Majid & Rochman, 2014), model

pembelajaran experiential learning merupakan model pembelajaran yang

diharapkan dapat menciptakan proses belajar yang lebih bermakna, dimana

murid mengalami apa yang mereka pelajari. Melalui model ini, murid tidak

hanya belajar tentang konsep materi belaka karena dalam hal ini murid

dilibatkan secara langsung dalam proses pembelajaran untuk dijadikan suatu

pengalaman. Hasil proses pembelajaran experiential learning tidak hanya

menekankan pada aspek kognitif, tetapi juga subjektif dalam proses belajar.

Pengetahuan yang tercipta dari model ini merupakan perpaduan antara

memahami dan menstransformasi pengalaman.

Experiential learning theory (ELT), yang kemudian menjadi dasar

model pembelajaran Experiential learning, dikembangkan oleh david kolb

sekitar awal 1980 an. Model ini menekankan pada sebuah model

pembelajaran yang holistic dalam proses belajar. Dalam Experiential

learning, pengalaman mempunyai peran sentral dalam proses belajar.

Penekanan inilah yang membedakan ELT dari teoriteori belajar lainnya.

Istilah “experiential” disini untuk membedakan antara belajar kognitif yang

cenderung menekankan kognisi lebih dari pada afektif. Dan teori belajar

behavior yang menghilangkan peran pengalaman subjektif dalam proses

belajar (Kolb Dalam Baharudin & Esa, 2007: 165).

7
Model experiential learning adalah suatu model proses belajar

mengejar yang mengaktifkan pembelajar untuk membangun pengetahuan dan

keterampilan melalui pengalamannya secara langsung. Dalam hal ini,

Experiential learningmenggunakan pengalaman sebagai katalisator untuk

menolong pembelajar mengembangkan kapasitas dan kemampuan dalam

proses pembelajaran.

Mahfudin (dalam Majid & Rochman, 2014) menyimpulkan bahwa

model Experiential learning dapat didefinisikan sebagai tindakan untuk

mencapai sesuatu berdasarkan pengalaman yang secara terus-menerus

mengalami perubahan guna meningkatkan keefektifan dari hasil belajar.

Tujuan dari model ini adalah untuk mempengaruhi murid dengan tiga cara,

yaitu: 1) mengubah struktur kognitif murid, 2) mengubah sikap murid, dan 3)

memperluas keterampilan-keterampilan murid yang telah ada. Ketiga elemen

itu saling berhubungan dan memengaruhi secara keseluruhan, tidak terpisah-

pisah, karena apabila salah satu elemen tidak ada, maka kedua elemen lainnya

tidak akan efektif.

Kualitas belajar experiential learning mencakup keterlibatan murid

secara personal, berinisiatif, evaluasi oleh murid sendiri, dan adanya efek

yang membekas pada murid. Model experiential learning memberi

kesempatan kepada murid untuk memutuskan pengalaman apa yang menjadi

focus mereka, keterampilan-keterampilan apa yang ingin mereka

kembangkan, dan bagaimana. mereka membuat konsep dari pengalaman yang

mereka alami. Adapun prinsip dasar Experiential learning adalah sebagai

8
berikut: prosedur pembelajaran dalam Experiential learning terdiri dari 4

tahapan, yaitu 1) pengalaman nyata, 2) observasi refleksi, 3) konseptualiasi,

dan 4) implementasi.

B. Hasil Belajar Siswa

9
1. Pengertian Belajar

Hasil belajar tidak dapat dipisahkan dari perbuatan belajar, karena “belajar

merupakan suatu proses, sedangkan hasil belajar adalah hasil dari proses

pembelajaran tersebut” (Slameto, 2003: 45).

Seorang siswa belajar merupakan suatu kewajiban. Berhasil atau tidaknya

seorang siswa dalam pendidikan tergantung pada proses belajar yang

dialami oleh siswa tersebut.

Menurut Logan, dkk (dalam Sudjana, 1998) belajar dapat diartikan

“sebagai perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil

pengalaman dan latihan”. Senada dengan hal tersebut, Winkel (1997: 231)

berpendapat bahwa: “belajar pada manusia dapat dirumuskan sebagai

suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif

dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

pengetahuan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan

berbekas”.

Belajar tidak hanya dapat dilakukan di sekolah saja, namun dapat di-

lakukan dimana-mana, seperti di rumah ataupun dilingkungan masyarakat.

Sudjana (1998) berpendapat bahwa: “belajar merupakan proses perubahan

dari belum mampu menjadi sudah mampu dan terjadi dalam jangka waktu

tertentu” Menurut Sardiman (2006:56) belajar adalah: “usaha atau

kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang,

mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan,

keterampilan dan sebagainya”.

10
Siswa dalam belajar mengalami sendiri proses dari tidak tahu menjadi

tahu, karena itu menurut Cronbach (dalam Sardiman, 2006: 55). Belajar

yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami dan dalam mengalami itu,

pelajar mempergunakan pancainderanya. Pancaindera tidak terbatas hanya

indera pengelihatan saja, tetapi juga berlaku bagi indera yang lain.

Belajar dapat dikatakan berhasil jika terjadi perubahan dalam diri siswa,

namun tidak semua perubahan perilaku dapat dikatakan belajar karena

perubahan tingkah laku akibat belajar memiliki ciri-ciri perwujudan yang

khas (Sudjana, 2005: 198) antara lain sebagai berikut.

a. Perubahan Intensional

Perubahan dalam proses berlajar adalah karena pengalaman atau

praktek yang dilakukan secara sengaja dan disadari. Pada ciri ini siswa

menyadari bahwa ada perubahan dalam dirinya, seperti penambahan

pengetahuan, kebiasaan dan keterampilan.

b. Perubahan Positif dan aktif

Positif berarti perubahan tersebut baik dan bermanfaat bagi kehidupan

serta sesuai dengan harapan karena memperoleh sesuatu yang baru,

yang lebih baik dari sebelumnya. Sedangkan aktif artinya perubahan

tersebut terjadi karena adanya usaha dari siswa yang bersangkutan.

c. Perubahan efektif dan fungsional

Perubahan dikatakan efektif apabila membawa pengaruh dan manfaat

tertentu bagi siswa. Sedangkan perubahan yang fungsional artinya

perubahan dalam diri siswa tersebut relatif menetap dan apabila

11
dibutuhkan perubahan tersebut dapat direproduksi dan dimanfaatkan

lagi.

Berdasarkan dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah suatu proses usaha yang dilakukan siswa untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, secara

sengaja, disadari dan perubahan tersebut relatif menetap serta

membawa pengaruh dan manfaat yang positif bagi siswa dalam

berinteraksi dengan lingkungannya.

12
2. Pengertian Hasil belajar

Untuk mendapatkan suatu hasil tidaklah semudah yang dibayangkan,

karena memerlukan perjuangan dan pengorbanan dengan berbagai

tantangan yang harus dihadapi.

Penilaian terhadap hasil belajar siswa untuk mengetahui sejauhmana ia

telah mencapai sasaran belajar inilah yang disebut sebagai hasil belajar.

Hasil penelitian Winkel (1987: 45) bahwa: “proses belajar yang dialami

oleh siswa menghasilkan perubahan-perubahan dalam bidang pengetahuan

dan pemaha-man, dalam bidang nilai, sikap dan keterampilan”. Adanya

perubahan tersebut tampak dalam hasil belajar yang dihasilkan oleh siswa

terhadap pertanyaan, persoalan atau tugas yang diberikan oleh guru.

Melalui hasil belajar siswa dapat mengetahui kemajuan-kemajuan yang

telah dicapainya dalam belajar.

Marsun dan Martaniah (dalam Sudjana, 1998: 59) berpendapat bahwa:

“hasil belajar merupakan hasil kegiatan belajar, yaitu sejauh mana peserta

didik menguasai bahan pelajaran yang diajarkan, yang diikuti oleh

munculnya perasaan puas bahwa ia telah melakukan sesuatu dengan baik”.

Hal ini berarti hasil belajar hanya bisa diketahui jika telah dilakukan

penilaian terhadap hasil belajar siswa.

Menurut Sudjana (1998: 57) yang dimaksud dengan hasil adalah hasil

yang telah dicapai, dilakukan atau dikerjakan oleh seseorang. Sedangkan

hasil belajar itu sendiri diartikan sebagai hasil yang dicapai oleh seorang

siswa pada jangka waktu tertentu dan dicatat dalam buku rapor sekolah.

13
Dari beberapa definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar

merupakan hasil usaha belajar yang dicapai seorang siswa berupa suatu

kecakapan dari kegiatan belajar bidang akademik di sekolah pada jangka

waktu tertentu yang dicatat pada setiap akhir pembelajaran dengan metode

konstruktivis.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Untuk meraih hasil belajar yang baik, banyak sekali faktor yang perlu

diperhatikan, karena di dalam dunia pendidikan tidak sedikit siswa yang

mengalami kegagalan. Kadang ada siswa yang memiliki dorongan yang

kuat untuk berprestasi dan kesempatan untuk meningkatkan hasil, tapi

dalam kenyataannya hasil yang dihasilkan di bawah kemampuannya.

Hasil belajar yang baik banyak sekali faktor-faktor yang perlu

diperhatikan. Nasution (2001: 344) pada penelitiannya menyimpulkan

bahwa “secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dan

hasil belajar dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu faktor internal

dan faktor eksternal”.

a. Faktor internal

Merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang dapat

mempengaruhi hasil belajar. Faktor ini dibedakan menjadi dua

kelompok, yaitu:

1). Faktor fisiologis

Dalam hal ini, faktor fisiologis yang dimaksud adalah faktor yang

berhubungan dengan kesehatan dan pancaindera

14
(a) Kesehatan badan

Untuk dapat menempuh studi yang baik siswa perlu

memperhatikan dan memelihara kesehatan tubuhnya. Keadaan

fisik yang lemah dapat menjadi penghalang bagi siswa dalam

menyelesaikan program studinya. Dalam upaya memelihara

kesehatan fisiknya, siswa perlu memperhatikan pola makan dan

pola tidur, untuk memperlancar metabolisme dalam tubuhnya.

Selain itu, juga untuk memelihara kesehatan bahkan juga dapat

meningkatkan ketangkasan fisik dibutuhkan olahraga yang

teratur.

(b) Pancaindera

Berfungsinya pancaindera merupakan syarat dapatnya belajar

itu berlangsung dengan baik. Dalam sistem pendidikan dewasa

ini di antara panca-indera itu yang paling memegang peranan

dalam belajar adalah mata dan telinga. Hal ini penting, karena

sebagian besar hal-hal yang dipelajari oleh manusia dipelajari

melalui penglihatan dan pendengaran. Dengan demikian,

seorang anak yang memiliki cacat fisik atau bahkan cacat

mental akan menghambat dirinya didalam menangkap

pelajaran, sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi hasil

belajarnya di sekolah.

2). Faktor psikologis

15
Ada banyak faktor psikologis yang dapat mempengaruhi hasil

belajar siswa, antara lain adalah sebagai berikut.

(a) Intelligensi

Pada umumnya, hasil belajar yang ditampilkan siswa

mempunyai kaitan yang erat dengan tingkat kecerdasan yang

dimiliki siswa. Menurut Binet (dalam Nasution, 2001: 23):

“hakikat inteligensi adalah kemampuan untuk menetap-kan

dan mempertahankan suatu tujuan, untuk mengadakan suatu

penyesuaian dalam rangka mencapai tujuan itu dan untuk

menilai keadaan diri secara kritis dan objektif”. Taraf

inteligensi ini sangat mempengaruhi hasil belajar seorang

siswa, di mana siswa yang memiliki taraf inteligensi tinggi

mempunyai peluang lebih besar untuk mencapai hasil belajar

yang lebih tinggi. Sebaliknya, siswa yang memiliki taraf

inteligensi yang rendah diperkirakan juga akan memiliki hasil

belajar yang rendah. Namun bukanlah suatu yang tidak

mungkin jika siswa dengan taraf inteligensi rendah memiliki

hasil belajar yang tinggi, juga sebaliknya .

(b) Sikap

Sikap yang pasif, rendah diri dan kurang percaya diri dapat

merupakan faktor yang menghambat siswa dalam

menampilkan hasil belajarnya. Menurut Nasution (2001: 56)

sikap adalah: “kesiapan seseorang untuk bertindak secara

16
tertentu terhadap hal-hal tertentu”. Sikap siswa yang positif

terhadap mata pelajaran di sekolah merupakan langkah awal

yang baik dalam proses belajar mengajar di sekolah.

(c) Motivasi

Menurut Nasution (2001: 57) motivasi adalah: “penggerak

perilaku. Motivasi belajar adalah pendorong seseorang untuk

belajar”. Motivasi timbul karena adanya keinginan atau

kebutuhan-kebutuhan dalam diri seseorang. Seseorang berhasil

dalam belajar karena ia ingin belajar. Menurut Nasution

motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam

diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin

kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah

pada kegiatan belajar itu; maka tujuan yang di-kehendaki oleh

siswa tercapai. Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang

bersifat non intelektual. Peranannya yang khas ialah dalam hal

gairah atau semangat belajar, siswa yang termotivasi kuat akan

mem-punyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar.

b. Faktor eksternal

Selain faktor-faktor yang ada dalam diri siswa, ada hal lain diluar diri

yang dapat mempengaruhi hasil belajar yang akan diraih, antara lain

adalah sebagai berikut.

1) Faktor lingkungan keluarga

(a) Sosial ekonomi keluarga

17
Lingkungan sosial ekonomi yang memadai, seseorang lebih

berkesempatan mendapatkan fasilitas belajar yang lebih baik,

mulai dari buku, alat tulis hingga pemilihan sekolah.

(b) Pendidikan orang tua

Orang tua yang menempuh jenjang pendidikan tinggi

cenderung lebih memperhatikan dan memahami pentingnya

pendidikan bagi anak-anaknya, dibandingkan dengan yang

mempunyai jenjang pendidikan yang lebih rendah.

(c) Perhatian orang tua dan suasana hubungan antara anggota

keluarga

Dukungan dari keluarga merupakan pemacu semangat

berpretasi bagi siswa. Dukungan bisa secara langsung, berupa

pujian atau nasihat; maupun secara tidak langsung, seperti

hubugan keluarga yang harmonis.

2) Faktor lingkungan sekolah

(a) Sarana dan prasarana

Kelengkapan fasilitas sekolah, seperti papan tulis, OHP akan

membantu kelancaran proses belajar mengajar di sekolah;

selain bentuk ruangan, sirkulasi udara dan lingkungan sekitar

sekolah juga dapat mempengaruhi proses belajar mengajar.

(b) Kompetensi guru dan siswa

Kualitas guru dan siswa sangat penting dalam meraih hasil,

kelengkapan sarana dan prasarana tanpa disertai kinerja yang

18
baik dari para peng-gunanya akan sia-sia belaka. Bila siswa

merasa kebutuhannya untuk berhasil dengan baik di sekolah

terpenuhi, misalnya dengan tersedianya fasilitas dan tenaga

pendidik yang berkualitas, yang dapat memenihi rasa ingin

tahuannya, hubungan dengan guru dan teman-temannya

berlangsung harmonis, maka siswa akan memperoleh iklim

belajar yang menyenangkan. Dengan demikian, siswa akan

terdorong untuk terus-menerus meningkatkan hasil belajarnya.

(c) Kurikulum dan metode mengajar

Hal ini meliputi materi dan bagaimana cara memberikan materi

tersebut kepada siswa. Metode pembelajaran yang lebih

interaktif sangat diperlukan untuk menumbuhkan minat dan

peran serta siswa dalam kegiatan pem-belajaran. Hasil

penelitian Nurkencana (1986: 45) mengatakan bahwa:

“faktor yang paling penting adalah faktor guru. Jika


guru mengajar dengan arif bijaksana, tegas, memiliki
disiplin tinggi, luwes dan mampu membuat siswa
menjadi senang akan pelajaran, maka hasil belajar
siswa akan cenderung tinggi, paling tidak siswa
tersebut tidak bosan dalam mengikuti pelajaran”.

3) Faktor lingkungan masyarakat

(a) Sosial budaya

Pandangan masyarakat tentang pentingnya pendidikan akan

mempengaruhi kesungguhan pendidik dan peserta didik.

Masyarakat yang masih memandang rendah pendidikan akan

19
enggan mengirimkan anaknya ke sekolah dan cenderung

memandang rendah pekerjaan guru/pengajar

(b) Partisipasi terhadap pendidikan

Bila semua pihak telah berpartisipasi dan mendukung kegiatan

pendidikan, mulai dari pemerintah (berupa kebijakan dan

anggaran) sampai pada masyarakat bawah, setiap orang akan

lebih menghargai dan berusaha memaju-kan pendidikan dan

ilmu pengetahuan.

C. Hakekat Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP

Kata bahasa kerap digunakan dalam berbagai konteks dengan bermacam

makna. Ada bahasa tubuh, bahasa isyarat, bahasa cinta, bahasa pokem,

bahasa bunga, bahasa lisan, bahasa militer, serta berbagai ungkapan lain yang

disandingkan dengan kata bahasa. Pengertian bahasa mnurut beberapa ahli

yang dikutif dari ( Haerudin, dkk., 2007 ) sebagai berikut .

a) Bahasa adalah sebuah simbul bunyi yang arbiter yang digunakan untuk

komunikasi manusia ( Wardhaugh, 1972 ).

b) Bahasa adalah sebuah alat untuk mengkomunikasikan gagasan atau

perasaan secara sistematis melalui penggunaan tanda suara, gerak, atau

tanda-tanda yang disepakati, yang memiliki makna yang di pahami

(Webster’s New Collegiate Dictionary, 1981 ).

20
c) Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter, yang digunakan oleh

para anggota sosial untuk berkomunikasi, bekerja sama, dan

mengidentifikasi diri ( Kentjono, Ed, 1984:2 ).

d) Bahasa adalah salah satu dari sejumlah sistem makna yang secara

bersama-sama membentuk budaya manusia ( Halliday dan Hasan, 1991 ).

Rumusan tersebut di atas mencerminkan minat dan sudut pandang para

ahli.

1. Tujuan Bahasa Indonesia

Mata pelajaran Bahasa Indonesia menurut Nasution (1986) mempunyai

tujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa sebagai berikut.

a) Siswa memahami bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan

fungsi, serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif

b) Siswa menghargai dan membanggakan baha Indonesia sebagai bahasa

persatuan (nasional) dan bahasa negara

c) Siswa memiliki kemampuan menggunakan bahasa Indonesia untuk

meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional dan

kematangan sosial.

2. Fungsi Bahasa Indonesia

Pendidikan bahasa Indonesia berfungsi sebagai sarana pembinaan kesatuan

dan persatuan bangsa dan sarana untuk meningkatkan pengetahuan serta

keterampilan siswa untuk meraih dan mengembangkan ilmu pengetahuan,

teknologi, pengembangan budaya dan seni melalui khazanah kesastraan

Indonesia.

21
D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka hipotesis tindakan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut.

1. Penerapan model pembelajaran berbasis pengalaman (experiental leaning)

dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia Kelas IX-A SMP

Negeri 3 Lingsar Kab. Lombok Barat Tahun pelajaran 2015-2016.

2. Model Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiental Learning) efektif

meningkatkan hasil belajar bahasa indonesia kelas IX-A SMP Negeri 3

Lingsar Kab. Lombok Barat tahun pelajaran 2015-2016.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IX-A SMP Negeri 3 Lingsar Kab.

Lombok Barat tahun pelajaran 2015-2016. Jumlah dan nama siswa yang

menjadi subjek dalam penelitian ini disajikan dalam tabel berikut.

TABEL 3.1
JUMLAH DAN NAMA SISWA KELAS IX-A SMP NEGERI 3
LINGSAR KAB. LOMBOK BARAT TAHUN PELAJARAN 2015-2016
No Nama Siswa L/P Keterangan
1 Abd. Haris L
2 Abdul Afif L
3 Ali L
4 Andy Taufik Ramdani L
5 Ani Sulastri P
6 Bayu Setiyawan L
7 Deni Kurniawan L

22
8 Desiana Lolo Milla P
9 Dessi Wahyuningsih P
10 Fajar Dhuha Barelza L
11 Firda Amelia P
12 Firmansandi L
13 Fitri Ratu Paramitha P
14 Heri Wahyuddin L
15 Heru Anggara L
16 Ikang Sanjaya L
17 Inggit Sandria Polwantika P
18 Iwin Andriani P
19 Juandi Ade Putra L
20 Khaerun Nisa P
21 Khairil Amri L
22 Komang Triyas Wardhani P
23 Lalu Naldi Surya Pratama L
24 Novi Octaviani P
25 Nunung Fitriani P
26 Regawanto L
27 Rika Arsa Lita P
28 Rizki Noviar L
29 Sri Ratnawati P
30 Syaiful Fahmi L
31 Syamsul Arifin L
32 Tri Saputra L
33 Tri Wulandari P
34 Wahidah Ainin Nisa P
35 Waryan Armaningrum P
35
Total
Orang

Sumber data : Dokumen SMP Negeri 3 Lingsar Kab. Lombok Barat Tahun
Pelajaran 2015-2016.

B. Setting Penelitian

23
1. PTK dilakukan di SMP Negeri 3 Lingsar Kab. Lombok Barat tahun

pelajaran 2015-2016.

2. PTK dilakukan pada siswa kelas IX-A dengan jumlah siswa pada saat

penelitian ini dilakukan sebanyak 35 orang ( P = 20 orang ; dan L = 20

orang ).

C. Rancangan Penelitian

1. Tindakan dilaksanakan dalam 3 siklus

2. Kegiatan dilaksanakan dalam semester genap tahun pelajaran 2015-2016.

3. Lama penelitian 6 pekan efektif dilaksanakan mulai tanggal 20 Januari

sampai dengan 24 Februari 2016.

Dalam pelaksanaan tindakan, rancangan dilakukan dalam 3 siklus yang

meliputi ; (a) perencanaan, (2) tindakan, (3) pengamatan, (4) refleksi.

Rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut (Arikunto, 2007)

adalah seperti gambar berikut.

Permasalahan Perencanaan Pelaksanaan


tindakan I tindakan I

Permasalahan baru
Pengamatan/
hasil refleksi Refleksi
pengumpulan
data I

Perencanaan Pelaksanaan
tindakan II Tindakan II

Apabila permasalahan
belum terselesaikan
Refleksi
24 II
Pengamatan/
pengumpulan
data II

Dilanjutkan
ke siklus
berikutnya

Gambar : 3.1 Alur Penelitian Tindakan kelas

1. Perencanaan

a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

b. Menyiapkan instrumen observasi aktivitas guru dan siswa selama

kegiatan pembelajaran.

c. Menyiapkan format evaluasi pembelajaran.

d. Menyiapkan sumber belajar yang diperlukan.

e. Mengembangkan skenario pembelajaran dengan Model Pembelajaran

Berbasis Pengalaman (Experiental Learning).

2. Tindakan

Pelaksanaan tindakan penelitian dilakukan sesuai dengan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah dibuat sebelumnya, dan

diterapkan pada setiap siklus pembelajaran sampai mendapatkan hasil

yang diinginkan

3. Pengamatan

Kegiatan pengamatan dilakukan dengan bantuin kolaborator untuk

mengamati aktivitas guru dan siswa selam kegiatan pembelajaran

berlangsung, apakah guru telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

25
rencana pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya atau tidak, dan

apakah siswa aktif selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

4. Refleksi

Kegiatan refleksi dalam peneliti tindakan ini merupakan kegiatan

evaluasi yang dilakukan oleh kolaborator dan guru, dengan tujuan untuk

memikirkan tindakan yang akan di lakukan, ketika tindakan sedang

dilakukan dan setelah tindakan dilakukan. Kegiatan refleksi yang

dilakukan mencakup kegiatan analisis, interpretasi dan evaluasi yang

diperoleh dari kegiatan observasi. Data yang telah terkumpul dalam

kegiatan observasi, dianalisa dan dinterpretasi sehingga dapat diketahui

tindakan tersebut terhadap pencapaian tujuan.  Interpretasi hasil observasi

menjadi dasar untuk melakukan evaluasi sehingga dapat disusun langkah-

langkah berikutnya dalam pelaksanaan tindakan.

D. Variabel Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas ini variabel yang diteliti adalah peningkatan

hasil belajar bahasa Indonesia dengan menerapkan Model Pembelajaran

Berbasis Pengalaman (Experiental Learning) kelas IX-A SMP Negeri 3

Lingsar Kab. Lombok Barat tahun pelajaran 2015-2016. Variabel tersebut

dapat dituliskan kembali sebagai berikut.

Variabel Harapan : Peningkatan hasil belajar bahasa indonesia kelas

IX-A SMP Negeri 3 Lingsar Kab. Lombok Barat .

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis

26
Variabel Tindakan : Pengalaman (Experiental Learning)

Adapun indikator yang diteliti dalam variabel harapan terdiri dari:

1. Kemampuan siswa dalam pelajaran bahasa indonesia

2. Kemampuan siswa dalam meningkatkan hasil belajar bahasa indonesia

dengan Model Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiental Learning).

3. Keefektifan pembelajaran melalui Model Pembelajaran Berbasis

Pengalaman (Experiental Learning)

Sedangkan variabel tindakan memiliki indikator sebagai berikut :

1. Tingkat kualitas perencanaan

2. Kualitas perangkat observasi

3. Kualitas operasional tindakan

4. Kesesuaian perencanaan dengan tindakan kelas

5. Kesesuaian teknik yang digunakan meningkatkan kemampuan siswa.

6. Tingkat efektifitas pelaksanaan Model Pembelajaran Berbasis Pengalaman

(Experiental Learning).

7. Kemampuan siswa dan guru dalam menerapkan Model Pembelajaran

Berbasis Pengalaman (Experiental Learning).

E. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

1. Sumber Data :

Sumber data dalam penelitian ini berasal dari dua sumber yaitu :

1 Siswa : Diperoleh data tentang peningkatan aktivitas

27
dan hasil belajar bahasa indonesia.

2 Guru : Diperoleh data tentang penerapan Model

Pembelajaran Berbasis Pengalaman

(Experiental Learning).

2. Teknik Pengumpulan Data :

Dalam pengumpulan data teknik yang digunakan adalah menggunakan

observasi dan tes.

F. Indikator Keberhasilan

Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus dianggap sudah

berhasil apabila terjadi peningkatan hasil belajar siswa apabila 85% siswa

(kelas yang diteliti) telah mencapai ketuntasan dengan standar ideal 75. Jika

peningkatan tersebut dapat dicapai pada tahap siklus 1 dan 2, maka siklus

selanjutnya tidak akan dilaksanakan karena tindakan kelas yang dilakukan

sudah dinilai efektif.

G. Teknik Analisis Data

Dalam analisis data teknik yang digunakan adalah ;

1. Kuantitatif

Analisis ini digunakan untuk menghitung besarnya peningkatan hasil

belajar bahasa Indonesia dengan menerapkan Model Pembelajaran

Berbasis Pengalaman (Experiental Learning) menggunakan persentase

(%).

28
2. Kualitatif

Teknik analisis ini digunakan untuk memberikan gambaran hasil

penelitian secara ; reduksi data, sajian deskriptif, dan penarikan simpulan.

H. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Berikut disajikan rencanakan kegiatan penelitian yang dilaksanakan mulai

tanggal 20 Januari s.d. 24 Februari 2016 ( 6 Minggu efektif ) yang dibuat

dalam bentuk Tabel 3.2. Berikut.

TABEL 3.2
JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN
N0 Rencana Kegiatan Waktu ( Minggu ) ke,...
1 2 3 4 5 6
1 Persiapan X
Menyusun Konsep X
Pelaksanaan
Menyepakati Jadwal dan X
Tugas
Menyusun Instrumen X
2 Pelaksanaan
Menyiapkan kelas dan X
alat
Melakukan Tindakan X X
Siklus I
Melakukan Tindakan X X
Siklus II
Melakukan Tindakan X X
Siklus III
3 Menyusun Laporan
Menyusun Konsep X X

29
Laporan
Perbaikan Laporan X
Penggandaan Hasil X
Penelitian

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Paparan Data dan Temuan Penelitian

1. Perencanaan Tindakan

Penelitian ini menerapkan Model Pembelajaran Berbasis Pengalaman

(Experiental Learning). Tujuan yang diharapkan pada pertemuan pertama

dalam pembelajaran di SMP Negeri 3 Lingsar Kab. Lombok Barat adalah

penerapan model pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiental

Learning) uapaya meningkatkan hasil belajar bahasa indonesia di kelas

IX-A dengan jumlah siswa 35 orang.

30
Agar tercapai tujuan di atas, peneliti yang bertindak sebagai guru

melakukan langkah-langkah sebagai berikut.

a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

b) Menyusun Instrumen observasi pembelajaran

c) Sosialisasi kepada siswa

d) Melaksanakan tindakan dalam pembelajaran

e) Melakukan refleksi

f) Menyusun strategi pembelajaran pada siklus ke dua berdasar refleksi

siklus pertama

g) Melaksanakan pembelajaran pada siklus kedua

h) Melakukan Observasi

i) Melakukan refleksi pada siklus kedua

j) Menyusun strategi pembelajaran pada siklus ketiga berdasar refleksi

siklus kedua

k) Melaksanakan pembelajaran pada siklus ketiga

l) Melakukan Observasi

m) Melakukan refleksi pada siklus ketiga

n) Menyusun laporan

2. Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan

Pelaksanaan tindakan dalam penelitian dilakukan 3 siklus yang terdiri dari

tiga kali pertemuan. Waktu yang digunakan setiap kali pertemuan adalah

2 x 40 menit. Siklus pertama dilaksanakan pada tanggal 20 s.d 27 Januari

2016, siklus kedua pada tanggal 03 s.d 10 Februari 2016, dan siklus ke tiga

31
17 s.d 24 Februari 2016. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan sesuai

dengan prosedur rencana pelaksanaan pembelajaran.

SIKLUS 1

a) Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang

terdiri dari rencana pelajaran pembelajaran, soal tes formatif, lembar

observasi, dan alat-alat pengajaran yang mendukung.

b) Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan

pada tanggal 20 s.d 27 Januari 2016 di SMP Negeri 3 Lingsar Kab.

Lombok Barat tahun pelajaran 2015-2016 dengan jumlah siswa 35

orang. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses

belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah

dipersiapkan.

Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksaaan

belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes

formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa

dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data

hasil penelitian pada siklus I. adalah seperti pada tabel berikut.

Tabel 4.1 :
Tabel Distribusi Nilai Tes Pelajaran Bahasa Indonesia Dengan
Menerapkan Model Pembelajaran Berbasis Pengalaman
(Experiental Learning) Pada Siklus I
No RESPONDEN Skor Keterangan
32
L/P
Tidak
Tuntas
Tuntas
1 Abd. Haris L 55 √
2 Abdul Afif L 55 √
3 Ali L 55 √
4 Andy Taufik Ramdani L 55 √
5 Ani Sulastri P 55 √
6 Bayu Setiyawan L 65 √
7 Deni Kurniawan L 65 √
8 Desiana Lolo Milla P 75 √
9 Dessi Wahyuningsih P 75 √
10 Fajar Dhuha Barelza L 60 √
11 Firda Amelia P 75 √
12 Firmansandi L 75 √
13 Fitri Ratu Paramitha P 75 √
14 Heri Wahyuddin L 75 √
15 Heru Anggara L 55 √
16 Ikang Sanjaya L 55 √
17 Inggit Sandria Polwantika P 55 √
18 Iwin Andriani P 55 √
19 Juandi Ade Putra L 55 √
20 Khaerun Nisa P 50 √
21 Khairil Amri L 50 √
22 Komang Triyas Wardhani P 65 √
23 Lalu Naldi Surya Pratama L 65 √
24 Novi Octaviani P 65 √
25 Nunung Fitriani P 55 √
26 Regawanto L 75 √
27 Rika Arsa Lita P 75 √
28 Rizki Noviar L 50 √
29 Sri Ratnawati P 50 √
30 Syaiful Fahmi L 75 √
31 Syamsul Arifin L 55 √
32 Tri Saputra L 55 √
33 Tri Wulandari P 75 √
34 Wahidah Ainin Nisa P 75 √
35 Waryan Armaningrum P 55 √
Jumlah Total 35 2180 11 24

33
orang orang orang
Skor Maksimum Individu - 100 - -
Skor Maksimum Kelas - 3500 - -

Keterangan :

Jumlah Siswa yang tuntas : 11 Orang

Jumlah siswa yang belum tuntas : 24 Orang

Klasikal : belum tuntas.

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan

Model Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiental Learning)

diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I adalah

62,29% atau ada 11 siswa dari 35 siswa sudah tuntas belajar. Hasil

tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal

siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 75

hanya sebesar 31.43 % lebih kecil dari persentase ketuntasan yang

dikehendaki yaitu sebesar 85 %. Hal ini disebabkan karena siswa

masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan

digunakan guru dengan menerapkan Model Pembelajaran Berbasis

Pengalaman (Experiental Learning).

c) Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari

hasil pengamatan sebagai berikut.

(1) Guru kurang baik dalam memotivasi siswa dan dalam

menyampaikan tujuan pembelajaran

(2) Guru kurang baik dalam pengelolaan waktu

34
(3) Siswa kurang begitu antusias selama pembelajaran berlangsung.

d) Revisi Rancangan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih terdapat

kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus

berikutnya.

(1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas

dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Di mana siswa diajak

untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.

(2) Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan

menambahkan informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi

catatan

(3) Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi

siswa sehingga siswa bisa lebih antusias.

SIKLUS II

a) Tahap perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang

terdiri dari rencana pelajaran pembelajaran, soal tes formatif, lembar

observasi, dan alat-alat pengajaran yang mendukung.

b) Tahap kegiatan dan pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan

pada tanggal 03 s.d 10 Februari 2016 di SMP Negeri 3 Lingsar Kab.

Lombok Barat tahun pelajaran 2015-2016. Dalam hal ini peneliti

35
bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu

pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I,

sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi

pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan

dengan pelaksanaan belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan

tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses

belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan

adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II

adalah sebagai berikut.

Tabel 4. 2 :
Tabel Distribusi Nilai Tes Pelajaran Bahasa Indonesia Dengan
Menerapkan Model Pembelajaran Berbasis Pengalaman
(Experiental Learning) Pada Siklus II
Keterangan
No RESPONDEN L/P Skor Tunta Tidak
s Tuntas
1 Abd. Haris L 75 √
2 Abdul Afif L 75 √
3 Ali L 60 √
4 Andy Taufik Ramdani L 75 √
5 Ani Sulastri P 75 √
6 Bayu Setiyawan L 55 √
7 Deni Kurniawan L 55 √
8 Desiana Lolo Milla P 75 √
9 Dessi Wahyuningsih P 75 √
10 Fajar Dhuha Barelza L 62 √
11 Firda Amelia P 75 √
12 Firmansandi L 75 √
13 Fitri Ratu Paramitha P 75 √
14 Heri Wahyuddin L 75 √

36
15 Heru Anggara L 75 √
16 Ikang Sanjaya L 75 √
17 Inggit Sandria Polwantika P 75 √
18 Iwin Andriani P 75 √
19 Juandi Ade Putra L 75 √
20 Khaerun Nisa P 75 √
21 Khairil Amri L 60 √
22 Komang Triyas Wardhani P 60 √
23 Lalu Naldi Surya Pratama L 55 √
24 Novi Octaviani P 55 √
25 Nunung Fitriani P 55 √
26 Regawanto L 75 √
27 Rika Arsa Lita P 75 √
28 Rizki Noviar L 75 √
29 Sri Ratnawati P 60 √
30 Syaiful Fahmi L 75 √
31 Syamsul Arifin L 75 √
32 Tri Saputra L 75 √
33 Tri Wulandari P 75 √
34 Wahidah Ainin Nisa P 75 √
35 Waryan Armaningrum P 75 √
Jumlah Total 35 2452 -
orang
Skor Maksimum Individu - 100 - -
Skor Maksimum Kelas - 3500 - -

Keterangan :

Jumlah siswa yang tuntas : 25 Orang

Jumlah Siswa yang belum tuntas : 10 Orang

Klasikal : belum tuntas.

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai rata-rata peningkatan hasil

belajar siswa pada siklus II adalah 70,06% , dan ketuntasan belajar

klasikal siswa mencapai 71,43% atau ada 25 siswa dari 35 siswa sudah

37
tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini

ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami peningkatan sedikit

lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini

karena setelah guru menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran

akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan berikutnya siswa

lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga sudah mulai

mengerti apa yang dimaksudkan dan dinginkan guru dengan

menerapkan Model Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiental

Learning).

c) Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar diperoleh informasi dari hasil

pengamatan sebagai berikut.

1) Memotivasi siswa

2) Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep.

3) Pengelolaan waktu.

d) Revisi Pelaksanaaan

Pelaksanaan kegiatan belajar pada siklus II ini masih terdapat

kekurangan-kekurangan. Maka perlu adanya revisi untuk dilaksanakan

pada siklus III antara lain sebagai berikut.

(1) Guru dalam memotivasi siswa hendaknya dapat membuat siswa

lebih termotivasi selama proses belajar mengajar berlangsung.

38
(2) Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan

takut dalam diri siswa baik untuk mengemukakan pendapat atau

bertanya.

(3) Guru harus lebih sabar dalam membimbing siswa merumuskan

kesimpulan/menemukan konsep.

(4) Guru harus mendistribusikan waktu secara baik sehingga kegiatan

pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

(5) Guru sebaiknya menambah lebih banyak contoh dan memberi soal-

soal latihan pada siswa untuk dikerjakan pada setiap kegiatan

belajar mengajar.

SIKLUS III

a) Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang

terdiri dari rencana pelajaran pembelajaran, soal tes formatif, lembar

observasi, dan alat-alat pengajaran yang mendukung.

b) Tahap kegiatan dan pengamatan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan

pada tanggal 17 s.d 24 Februari 2016 di SMP Negeri 3 Lingsar Kab.

Lombok Barat tahun pelajaran 2015-2016 dengan jumlah siswa 35

siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses

belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan

memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau

39
kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III.

Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan

belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III dengan

tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses

belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan

adalah tes formatif III. Adapun data hasil penelitian pada siklus III

adalah sebagai berikut.

Tabel 4.3 :
Tabel Distribusi Nilai Tes Pelajaran Bahasa Indonesia Dengan
Menerapkan Model Pembelajaran Berbasis Pengalaman
(Experiental Learning) Pada Siklus III
Keterangan
No RESPONDEN L/P Skor Tidak
Tuntas
Tuntas
1 Abd. Haris L 80 √
2 Abdul Afif L 80 √
3 Ali L 85 √
4 Andy Taufik Ramdani L 75 √
5 Ani Sulastri P 75 √
6 Bayu Setiyawan L 80 √
7 Deni Kurniawan L 80 √
8 Desiana Lolo Milla P 85 √
9 Dessi Wahyuningsih P 85 √
10 Fajar Dhuha Barelza L 75 √
11 Firda Amelia P 85 √
12 Firmansandi L 85 √
13 Fitri Ratu Paramitha P 85 √

40
14 Heri Wahyuddin L 85 √
15 Heru Anggara L 85 √
16 Ikang Sanjaya L 80 √
17 Inggit Sandria Polwantika P 80 √
18 Iwin Andriani P 75 √
19 Juandi Ade Putra L 85 √
20 Khaerun Nisa P 75 √
21 Khairil Amri L 80 √
22 Komang Triyas Wardhani P 80 √
23 Lalu Naldi Surya Pratama L 75 √
24 Novi Octaviani P 75 √
25 Nunung Fitriani P 75 √
26 Regawanto L 75 √
27 Rika Arsa Lita P 85 √
28 Rizki Noviar L 85 √
29 Sri Ratnawati P 80 √
30 Syaiful Fahmi L 85 √
31 Syamsul Arifin L 75 √
32 Tri Saputra L 75 √
33 Tri Wulandari P 85 √
34 Wahidah Ainin Nisa P 85 √
35 Waryan Armaningrum P 75 √
Jumlah Total 35 2810 -
-
orang
Skor Maksimum Individu - 100 - -
Skor Maksimum Kelas - 3500 - -

Keterangan :

Jumlah siswa yang tuntas : 35 Orang

Jumlah siswa yang belum tuntas : - Orang

Klasikal : sudah tuntas.

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai rata-rata tes formatif pada

siklus III sebesar 80,29%, dan dari 35 siswa telah tuntas secara

41
klasikal mencapai 100% (kategori tuntas). Hasil pada siklus III ini

mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan

hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan

kemampuan guru dalam menerapkan Model Pembelajaran Berbasis

Pengalaman (Experiental Learning), sehingga siswa menjadi lebih

terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih mudah

dalam memahami materi yang telah diberikan. Di samping itu

ketuntasan ini juga dipengaruhi oleh kerja sama dari siswa yang telah

menguasai materi pelajaran untuk mengajari temannya yang belum

menguasai.

c) Refleksi

Pada tahap ini dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun

yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan

penerapan Model Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiental

Learning). Berdasarkan data-data yang telah diperoleh dapat diuraikan

sebagai berikut.

(1) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua

pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang

belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-

masing aspek cukup besar.

42
(2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif

selama proses belajar berlangsung.

(3) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami

perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.

(4) Hasil belajar siswa pada siklus III mencapai ketuntasan.

d) Revisi Pelaksanaan

Pada siklus III guru telah menerapkan Model Pembelajaran Berbasis

Pengalaman (Experiental Learning) dilaksanakan dengan baik, dan

dilihat dari hasil belajar siswa, maka pelaksanaan proses belajar

mengajar sudah berjalan dengan baik. Oleh karena itu, tidak

diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk

tindakah selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa

yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar

mengajar selanjutnya penerapan Model Pembelajaran Berbasis

Pengalaman (Experiental Learning) dapat meningkatkan kualitas

proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

B. Analisis Hasil Kegiatan

Setelah dilakukan tindakan pada siklus 1, siklus 2 dan siklus 3 menunjukkan

hasil sebagai berikut.

Tabel 4.4 :
Analisis Hasil Tes Tentang Peningkatan Hasil belajar Bahasa Indonesia
pada Siklus I s.d. III
Skor Akhir Skor Akhir Skor Akhir

43
No Responden Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3
1 Abd. Haris 55 75 80
2 Abdul Afif 55 75 80
3 Ali 55 60 85
4 Andy Taufik Ramdani 55 75 75
5 Ani Sulastri 55 75 75
6 Bayu Setiyawan 65 55 80
7 Deni Kurniawan 65 55 80
8 Desiana Lolo Milla 75 75 85
9 Dessi Wahyuningsih 75 75 85
10 Fajar Dhuha Barelza 60 62 75
11 Firda Amelia 75 75 85
12 Firmansandi 75 75 85
13 Fitri Ratu Paramitha 75 75 85
14 Heri Wahyuddin 75 75 85
15 Heru Anggara 55 75 85
16 Ikang Sanjaya 55 75 80
17 Inggit Sandria Polwantika 55 75 80
18 Iwin Andriani 55 75 75
19 Juandi Ade Putra 55 75 85
20 Khaerun Nisa 50 75 75
21 Khairil Amri 50 60 80
22 Komang Triyas Wardhani 65 60 80
23 Lalu Naldi Surya Pratama 65 55 75
24 Novi Octaviani 65 55 75
25 Nunung Fitriani 55 55 75
26 Regawanto 75 75 75
27 Rika Arsa Lita 75 75 85
28 Rizki Noviar 50 75 85
29 Sri Ratnawati 50 60 80
30 Syaiful Fahmi 75 75 85
31 Syamsul Arifin 55 75 75
32 Tri Saputra 55 75 75
33 Tri Wulandari 75 75 85
34 Wahidah Ainin Nisa 75 75 85
35 Waryan Armaningrum 55 75 75
Jumlah Total 2180 2452 2810
Skor Maksimum Individu 100 100 100
Skor Maksimum Kelas 3500 3500 3500

44
Analisis Data Deskriptif Kuantitatif

1. Pencapaian hasil belajar bahasa Indonesia melalui Model Pembelajaran

Berbasis Pengalaman (Experiental Learning) pada siklus I

= 2180 x 100% = 62.29 %


3500

2. Pencapaian hasil belajar bahasa Indonesia melalui Model Pembelajaran

Berbasis Pengalaman (Experiental Learning) pada siklus II

= 2452 x 100% = 70.06 %


3500

3. Pencapaian hasil belajar bahasa Indonesia melalui Model Pembelajaran

Berbasis Pengalaman (Experiental Learning) pada siklus III

= 2810x 100% = 80.29 %.


3500

Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa:

1. Terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari 62,29% pada siklus I menjadi

70.06% pada siklus II. Terdapat peningkatan sebesar 7,77%.

2. Peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa juga terjadi dari siklus II

yaitu 70.06 % menjadi 80.29% pada siklus III. Terjadi peningkatan

sebesar 10,23%.

3. Rata-rata ketuntasan belajar klasikal siswa juga mengalami peningkatan

pada setiap siklusnya, masing-masing sebesar 30 % pada siklus I, 70%

pada siklus II, dan 100 % pada siklus III.

45
Refleksi dan Temuan

Berdasarkan pelaksanaan tindakan maka hasil observasi nilai, hasil dapat

dikatakan sebagai berikut.

a. Pertemuan pertama kegiatan belajar-mengajar dengan menerapkan Model

Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiental Learning) belum berhasil

karena dalam pembelajaran masih terlihat siswa yang bermain, bercerita,

dan mengganggu siswa lain.

b. Model Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiental Learning), dalam

hal peningkatan hasil belajar siswa pada pelajaran bahasa Indonesia

belum tampak, sehingga hasil yang dicapai tidak tuntas.

c. Mungkin karena proses belajar mengajar yang dilakukan dengan Model

Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiental Learning) yang baru

mereka laksanakan sehingga siswa merasa kaku dalam menerapkannya.

d. Akan tetapi setelah dijelaskan, mereka bisa mengerti dan buktinya pada

pertemuan kedua dan ketiga proses kegiatan belajar - mengajar berjalan

baik, semua siswa aktif dan lebih-lebih setelah ada rubrik penilaian proses,

seluruh siswa langsung aktif belajar.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Ketuntasan hasil belajar siswa;

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Model Pembelajaran Berbasis

Pengalaman (Experiental Learning) memiliki dampak positif dalam

meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin

46
mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru

( ketuntasan belajar meningkat dari siklus I, II, dan III ) yaitu masing-

masing 62.29% ; 70.06 % ; 80.29 % Pada siklus III ketuntasan belajar

siswa secara klasikal telah tercapai.

2. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran;

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran dengan Model Pembelajaran Berbasis Pengalaman

(Experiental Learning) dalam setiap siklus mengalami peningkatan.

Peningkatan aktivitas belajar siswa berdampak positif terhadap hasil

belajar siswa, yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata

siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan. Hal ini

menunjukan bahwa guru dapat dan mampu mengelola pembeljaaran

dengan baik.

3. Aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran;

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran Berbasis

Pengalaman (Experiental Learning) yang paling dominan adalah bekerja

dengan menggunakan alat/media, mendengarkan/memperhatikan

penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi

dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif.

Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan

langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiental

Learning) dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di

47
antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan

kegiatan pembelajaran, menjelaskan, memberi umpan balik/evaluasi/tanya

jawab di mana persentase untuk aktivitas di atas cukup besar.

Hasil penelitian di atas menunjukan bahwa, peningkatan hasil belajar siswa

untuk pelajaran bahasa indonesia di SMP Negeri 3 Lingsar Kab. Lombok

Barat dengan menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Pengalaman

(Experiental Learning) hasilnya sangat baik. Hal itu tampak dari 35 orang

siswa yang hadir pada saat penelitian ini dilakukan nilai rata rata pada siklus I

mencapai 62.29%, meningkat menjadi 70.06 % pada siklus II. dan pada siklus

III meningkat menjadi 80.29 %.

Berdasarkan analisis data di atas, bahwa pembelajaran dengan menggunakan

Model Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiental Learning) diterapkan

pada siswa kelas IX-A berjalan dengan baik dan lancar, yang berarti proses

kegiatan belajar mengajar lebih berhasil dan dapat meningkatkan hasil belajar

siswa khususnya pada siswa di SMP Negeri 3 Lingsar Kab. Lombok Barat.

Oleh karena itu, diharapkan kepada para guru SMP dapat menerapkan Model

Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiental Learning) dalam

pelaksanaan belajar mengajar.

Berdasarkan indikator keberhasilan, siswa dikatakan tuntas apabila siswa telah

mencapai nilai standar ideal 75 mencapai ≥ 85 %. Sedangkan pada penelitian

ini, pencapaian nilai ≥ 75 pada ( siklus 3 ) mencapai melebihi target yang

48
telah ditetapkan, yaitu mencapai 100%. Dengan demikian maka hipotesis

yang diajukan dapat diterima.

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga

siklus, pembahasan, dan analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan

sebagai berikut.

1. Pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran Berbasis

Pengalaman (Experiental Learning) memiliki dampak positif dalam

meningkatkan hasil belajar siswa di SMP Negeri 3 Lingsar Kab. Lombok

Barat yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam

49
setiap siklus, yaitu 56,16% pada siklus I, 66,21% pada siklus II , dan

75,98% pada siklus III.

2. Peningkatan ketuntasan belajar siswa menunjukan bahwa Model

Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiental Learning) efektif

meningkatkan hasil belajar siswa kelas IX-A di SMP Negeri 3 Lingsar

Kab. Lombok Barat.

B. Saran-Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya, agar

proses belajar mengajar di SMP Negeri 3 Lingsar Kab. Lombok Barat lebih

efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka

disampaikan saran sebagai berikut.

1. Untuk melaksanakan pembelajaran memerlukan persiapan yang cukup

matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang

benar-benar bisa diterapkan dengan pemberian Model Pembelajaran

Berbasis Pengalaman (Experiental Learning) sehingga diperoleh hasil

yang optimal.

2. Dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa, guru hendaknya lebih

sering melatih siswa dengan kegiatan penemuan, walau dalam taraf yang

sederhana, di mana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru,

memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau

mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.

50
3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya

dilakukan pada siswa kelas IX-A SMP Negeri 3 Lingsar Kab. Lombok

Barat tahun pelajaran 2015-2016.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Baharudin, & Esa N.W.. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media.

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003,


Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

Hairuddin, dkk. 2007. Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Direktorat


Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Majid, A. dan C. Rochman. 2014. Pendekatan Ilmiah dalam Implementasi


Kurikulum 2013. Bandung: Rosdakarya.

Nasution. 1986. Teori dan Praktik Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

51
Nasution. 2001. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta:
Bina Aksara.

Nurkencana, Wayan. 1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasiona

Sardiman, A. M.. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta : PT


Raja Grafindo Persada.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT


Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. 1998. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.

Sudjana, Nana. 2005. Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

Winkel, W. S.. 1987.Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT. Gramedia.

Winkel, W.S. 1997. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta:


PT. Grasindo.

52
Lampiran 1

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMP NEGERI 3 LINGSAR
Jl. Sonokeling Desa Dasan Geria Kec. Lingsar Telp. (0370) 6590930

SURAT IJIN PENELITIAN


Nomor : 896 / / SMPN.3 / 2016

Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala SMP Negeri 3 Lingsar Kab. Lombok
Barat , bahwa sehubungan dengan rencana melakukan penelitian tindakan kelas
(PTK) dalam upaya peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia, maka kepada :
Nama : Dra. AYUNI RIHANA
Nip. : 19681015 199303 2 014

53
Pangkat /Golongan : Pembina - IV/a
Mengajar Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Alamat : Kr Taliwang Cakranegara
Diberikan Ijin untuk mengadakan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) dengan
judul, “Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiental
Leaning) upaya Peningkatan Hasil belajar Bahasa Indonesia Kelas IX-A
SMP Negeri 3 Lingsar Kab. Lombok Barat Tahun pelajaran 2015-2016“.
Mulai bulan Januari 2016 sampai selesai.
Demikian surat ijin penelitian ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Lingsar, 18 Januari 2016
Kepala Sekolah

SARINGIN, S.Pd
NIP.19650707 198505 1 001

Lampiran 2

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMP NEGERI 3 LINGSAR
Jl. Sonokeling Desa Dasan Geria Kec. Lingsar Telp. (0370) 6590930

SURAT KETERANGAN
Nomor : 896 / / SMPN.3 / 2016

Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala SMP Negeri 3 Lingsar Kab. Lombok
Barat, menerangkan bahwa :
Nama : Dra. AYUNI RIHANA
Nip. : 19681015 199303 2 014
Pangkat /Golongan : Pembina - IV/a
54
Mengajar Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Alamat : Kr Taliwang Cakranegara
Telah melakukan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) dengan judul,t“Penerapan
Model Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiental Leaning) upaya
Peningkatan Hasil belajar Bahasa Indonesia Kelas IX-A SMP Negeri 3
Lingsar Kab. Lombok Barat Tahun pelajaran 2015-2016“. Sejak 20 Januari
s.d. 24 Februari 2016.
Demikian surat keterangan penelitian ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.

Lingsar, 29 Februari 2016


Kepala Sekolah

SARINGIN, S.Pd
NIP.19650707 198505 1 001

Lampiran 3

DAFTAR HADIR SISWA


DALAM KEGIATAN PENELITIAN
KEHADIRAN
I II III IV V VI
No NAMA L/P Tgl. Tgl. Tgl. Tgl. Tgl. Tgl.
20-01 27-01 03-02 10-02 17-02 24-02
2016 2016 2016 2016 2016 2016
1 Abd. Haris L

2 Abdul Afif L

3 Ali L

4 Andy Taufik Ramdani L

5 Ani Sulastri P

6 Bayu Setiyawan L

55
7 Deni Kurniawan L

8 Desiana Lolo Milla P

9 Dessi Wahyuningsih P

10 Fajar Dhuha Barelza


L

11 Firda Amelia P

12 Firmansandi L

13 Fitri Ratu Paramitha P

14 Heri Wahyuddin L

15 Heru Anggara L

16 Ikang Sanjaya L

17 Inggit Sandria Polwantika P

18 Iwin Andriani P

19 Juandi Ade Putra L

20 Khaerun Nisa P

21 Khairil Amri L

22 Komang Triyas Wardhani P

23 Lalu Naldi Surya Pratama L

24 Novi Octaviani P

25 Nunung Fitriani P

26 Regawanto L

27 Rika Arsa Lita P

28 Rizki Noviar L

29 Sri Ratnawati P

30 Syaiful Fahmi L

31 Syamsul Arifin L

56
32 Tri Saputra L

33 Tri Wulandari P

34 Wahidah Ainin Nisa P

35 Waryan Armaningrum P

Lingsar, 20 Januari 2016


Peneliti

Dra. AYUNI RIHANA


NIP. 19681015 199303 2 014

Lampiran : 4

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU


SELAMA KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh observer untuk menilai aktivitas guru selama kegiatan
belajar mengajar. Berilah tanda cek (√) pada kolom skor sesuai dengan pernyataan
aktivitas yang ditampilkan oleh siswa, dengan kriteria sebagai berikut :
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

Nama Guru : ………………....................................….

57
NIP : ………………....................................….
Kelas : ………………....................................….
Semester : ……………….................................…....
Mata Pelajaran : ………………....................................…..

No. Kegiatan Skor

A. Pendahuluan 1 2 3 4
1 Guru melakukan apersepsi
2 Guru memberikan motivasi
Guru menjelaskan tujuan yang akan di
3
capai
Guru menjelaskan langkah-langkah
KBM dengan Model Pembelajaran
4
Berbasis Pengalaman (Experiental
Leaning)
B. Kegiatan Inti
5 Guru mengelompokan siswa
6 Guru mengontrol kesiapan diskusi
7 Guru mengamati jalannya diskusi
Guru intervensi terhadap jalannya
8
diskusi
Guru membimbing dan memberikan
9 waktu siswa untuk mempersentasikan
hasil diskusinya
Guru melakukan pengembangan
10
materi pelajaran
Guru melaksanaan kegiatan belajar
11 mengajar dengan pengelolaan waktu
yang baik
C. Penutup
Guru memberikan penghargaan kepada
12
kelompok siswa terbaik
13 Guru melaksanakan tes

Petunjuk Penskoran :
Skor akhir menggunakan persentase penilaian rata-rata (%)
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :

58
Jumlah Skor
Prosentase penilaian rata−rata= × 100 %
Skor maksimum

Kriteria prosesentase penilaian rata-rata aktivitas guru tercantum dalam tabel


berikut.

Kriteria Prosentase Penilaian


Keterangan
Rata-Rata Aktivitas Guru
> 90% Sangat Baik
< 90% - 70% Baik
< 70% - 50% Cukup
< 50% - 30% Kurang
< 30% - 10% Sangat Kurang

Lingsar, 2016
Kolaborator,

(..................................................)
NIP. 19590101 198010 2 004

Lampiran : 5

ANALISIS DATA HASIL OBSERVASI AKTIVITAS GURU


SELAMA KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Nama : Dra. AYUNI RIHANA


Nip. : 19681015 199303 2 014
Kelas/Semester : IX-A / II
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

No. Kegiatan Skor

A. Pendahuluan Siklus I Siklus II Siklus III


1 Guru melakukan apersepsi 3 3 4
2 Guru memberikan motivasi 3 4 4
Guru menjelaskan tujuan yang akan di
3 3 4 4
capai

59
Guru menjelaskan langkah-langkah
KBM dengan Model Pembelajaran
4 3 4 4
Berbasis Pengalaman (Experiental
Leaning)
B. Kegiatan Inti
5 Guru mengelompokan siswa 3 4 4
6 Guru mengontrol kesiapan diskusi 2 3 4
7 Guru mengamati jalannya diskusi 2 3 4
Guru intervensi terhadap jalannya
8 2 3 4
diskusi
Guru membimbing dan memberikan
9 waktu siswa untuk mempersentasikan 3 4 4
hasil diskusinya
Guru melakukan pengembangan
10 3 3 4
materi pelajaran
Guru melaksanaan kegiatan belajar
11 mengajar dengan pengelolaan waktu 2 3 4
yang baik
C. Penutup
Guru memberikan penghargaan kepada
12 3 4 4
kelompok siswa terbaik
13 Guru melaksanakan tes 3 4 4
Jumlah Skor 35 46 52
Skor Maksimal 52 52 52
Skor Akhir 67,31% 88,46% 100%
Sangat
Kategori Cukup Baik
Baik

Lingsar, 24 Februari 2016


Kolaborator,

(..................................................)
NIP. 19590101 198010 2 004

60
Lampiran : 6
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
SELAMA KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh observer untuk menilai aktivitas siswa selama kegiatan
belajar mengajar. Berilah tanda cek (√) pada kolom skor sesuai dengan pernyataan
aktivitas yang ditampilkan oleh siswa, dengan kriteria sebagai berikut :
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

61
Kelas : ……..................................…………….
Semester : ……………….................................…..
Mata Pelajaran : ……………….................................…..

Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Siswa memperhatikan informasi yang disampaikan oleh guru
2 Antuasias siswa dalam mengikuti KBM
3 Siswa mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh guru
4 Siswa menghargai dan mengeluarkan pendapat baik teman
kelompoknya maupun kelompok lain
5 Siswa dapat bekerjasama dan aktif berdiskusi bersama teman
kelompoknya
6 Siswa mempersentasikan hasil diskusinya didepan kelas
dengan baik
7 Siswa menanggapi presentasi kelompok lain dengan baik
8 Siswa membuat kesimpulan dengan baik
9 Kelancaran siswa dalam menjawab pertanyaan
Jumlah Skor

Petunjuk Penskoran :
Skor akhir menggunakan persentase penilaian rata-rata (%)
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :

Jumlah Skor
Prosentase penilaian rata−rata= × 100 %
Skor maksimum

Kriteria prosesentase penilaian rata-rata aktivitas siswa tercantum dalam tabel


berikut.

Kriteria Prosentase Penilaian


Keterangan
Rata-Rata Aktivitas Siswa
> 90% Sangat Baik
< 90% - 70% Baik
< 70% - 50% Cukup
< 50% - 30% Kurang
< 30% - 10% Sangat Kurang

62
Lingsar, 2016
Kolaborator,

(..................................................)
NIP. 19590101 198010 2 004

Lampiran : 7

ANALISIS DATA HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA


SELAMA KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Kelas : IX A
Semester : II (Dua)
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Skor
No Aspek Pengamatan
Siklus I Siklus II Siklus III
1 Siswa memperhatikan informasi yang
3 3 4
disampaikan oleh guru
2 Antuasias siswa dalam mengikuti KBM 3 4 4
3 Siswa mengerjakan tugas yang telah
3 4 4
diberikan oleh guru
4 Siswa menghargai dan mengeluarkan
pendapat baik teman kelompoknya 3 4 4
maupun kelompok lain

63
Skor
No Aspek Pengamatan
Siklus I Siklus II Siklus III
5 Siswa dapat bekerjasama dan aktif
2 3 4
berdiskusi bersama teman kelompoknya
6 Siswa mempersentasikan hasil
2 3 4
diskusinya didepan kelas dengan baik
7 Siswa menanggapi presentasi kelompok
2 3 4
lain dengan baik
8 Siswa membuat kesimpulan dengan
2 3 3
baik
9 Kelancaran siswa dalam menjawab
2 3 4
pertanyaan
Jumlah Skor 22 30 35
Skor Maksimal 36 36 36
Skor Akhir 61,1% 83,3% 97,2%
Sangat
Kategori Cukup Baik
Baik
Lingsar, 24 Februari 2016
Kolaborator,

(..................................................)
NIP. 19590101 198010 2 004

Lampiran 8

FOTO - FOTO KEGIATAN SELAMA PENELITIAN

SMP Negeri 3 Lingsar sekolah tempat peneliti bertugas sebagai guru

64
Guru ( peneliti ) sedang membimbing siswa dalam mengerjakan tugas
kelompoknya, dari kegiatan diskusi diharapkan siswa mendapat
pengalaman sikap bertanggung jawab, toleransi, dan jujud

65
Suasana pembelajaran dengan Model Pembelajaran
Berbasis Pengalaman (Experiental Leaning)

66

Anda mungkin juga menyukai