PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas, maka permasalahan utama dalam
penelitian ini adalah “bagaimanakah penerapan model Quantum Teaching untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS”. Secara khusus dibuat tiga
pertanyaan penelitian sebagai berikut:
“Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS Materi
Koperasi melalui penggunaan media pembelajaran gambar Koperasi setelah
menerapkan model Quantum Teaching ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian perbaikan ini adalah untuk memperbaiki proses pembelajaran
yang peneliti lakukan selama ini sehingga dapat : Meningkatkan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran IPS Materi Koperasi melalui penggunaan media pembelajaran gambar
Koperasi.
D. Manfaat Perbaikan
a. Manfaat Bagi guru
Dengan dilakukan penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan serta
bermanfaat bagi guru dalam memperkaya pengetahuan dan wawasan dalam
rangka pengembangan ilmu dan memecahkan masalah nyata di
lapangan.Disamping itu guru juga dapat memberikan variasi dalam KBM
sehingga siswa diharapkan dapat meningkatkan hasil belajarnya.
b. Manfaat Bagi siswa
Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat mendorong siswa lebih aktif dan kreatif
serta mampu mengembangkan segala potensi yang ada dalam diri siswa serta
dapat meningkatkan gairah belajar siswa.Selain itu juga diharapkan dapat melatih
dan memperkaya pengetahuan siswa, menambah motivasi dan kratifitas dalam
pembelajaran IPS, serta siswa diharapkan dapat terbiasa menyelesaikan masalah
yang dihadapi.
c. Manfaat Bagi sekolah
Sebagai masukan dalam penyediaan dan pengelolaan sumber belajar di sekolah
d. Manfaat Bagi peneliti
Dengan melakukan penilitian tindakan kelas ini dapat menambah wawasan
pengetahuan dalam menerapkan model Quantum Teaching untuk meningkatkan
hasil belajar siswa
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
C. Hasil Belajar
Susanto, A. (2012, hlm. 5) mengemukakan bahwa hasil belajar yaitu
perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut
aspek kognitif, afektif dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan
belajar.Pengertian hasil belajar sebagaimana diuraikan diatas, dipertegas lagi
oleh Nawawi dalam Susanto, A. (2012, hlm. 5) yang menyatakan bahwa hasil
belajar diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi
pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes
mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.
Menurut Sudjana (1990, hlm. 22-30) dalam sistem pendidikan nasional
rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional,
menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis
besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan
ranah psikomotoris.
a. Ranah kognitif
1) Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang dipelajari
dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta,
peristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip atau metode
2) Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang
hal yang dipelajari
3) Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk
menghadapi masalah yang nyata dan baru
4) Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan kedalam bagian-
bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik.
5) Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru
6) Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa
hal berdasarkan kriteria tertentu.
b. Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif sebagai hasil
belajar dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu kategori dari mulai tingkat
yang dasar atau sederhana sampai tingkat yang kompleks.
1) Reciving/attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima
rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk
masalah, situasi, gejala, dll. Meliputi kesadaran, keinginan untuk
menerima stimulus, kontrol, dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar.
2) Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang
terhadap stimulus yang datang dari luar. Meliputi ketepatan reaksi,
perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang
kepada dirinya.
3) Valuing (penilaian), yakni berkenaan dengan nilai dan kepercayaan
terhadap gejala atau stimulus tadi. Meliputi kesediaan menerima nilai,
latar belakang, atau pengalaman untuk menerima nilai, dan kesepakatan
terhadap nilai tersebut.
4) Organisasi, yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem
organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan,
dan prioritas nilai yang telah dimilkinya. Meliputi konsep tentang nilai,
organisasi sistem nilai, dll.
5) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem
nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian
dan tingkah lakunya. Meliputi keseluruhan nilai dan karakteristiknya.
c. Ranah Psikomotor
Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan (skill)dan
kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan keterampilan, yakni:
a) Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar).
b) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar
c) Kemampuan perseptual, termasuk didalamnya membedakan visual,
membedakan auditif, motoris, dan lain-lain.
d) Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan
ketepatan
e) Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada
keterampilan yang kompleks.
D. Media Belajar
kata media berasal dari bahasa latin yaitu jamak dari kata medium yang
secara harafiah bererti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau
pengantar dari pengirim ke penerima pesan. (Sadiman, 2002: 6)
secara umum media pembelajaran dalam pendidikan disebut media, yaitu
berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya
untuk berpikir, menurut Gagne ( dalam Sadiman, 2002 : 6) sedangkan
menurut Brigs (dalam Sadiman, 2002 : 6) media adalah segala alat fisik yang
dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Jadi media
merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
dari pengirim dan penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaa,
minat dan perhatian sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Sadiman,
2002 : 6).
Menurut Latuheru (dalam Hamdani 2005) menyatakan bahwa media
pembelajaran adalah bahan, alat atau teknik yang digunakan dalam KBM
dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan
siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna.
Berdasarkan pengertian-pengertian yang telah diberikan, maka media
pembelajaran merupakan segala sesuatu yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran agar dapat merangsang pikiran, perasaan minat dan perhatian
siswa sehingga proses interaksi komunikasi edukasi antara guru ( pembuat
media) dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna.
2. a. Perencanaan Siklus II
Pada tahap perancaanaan perbaikan pembelajaraan ini, peneliti
menyiapkan instrument perbaikan untuk siklus I, sesuai dengan materi yang akan
diteliti, yang terdiri dari:
1. Rencana perbaikan pembelejaran (RPP) Siklus II
2. Buku IPS Untuk SD kelas IV, Pusat Perbukuan Depertemen
Pendidikan Nasional
3. Media pembelajaran gambar mata
4. Lembar Kerja Siswa (LKS)
5. Lembar Pengamatani Siklus
6. Soal tes akhir Siklus I
b. Pelaksanaan Siklus II
Tahap pelaksanaan perbaikan ini diawali dengan :
1. Kegiatan awal (10 menit)
a. Menyampaikan materi yang akan dipelejari.
b. Mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan
dipelejari.
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
d. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
2. Kegiatan inti (45 menit)
a. Guru menunjukan media pembelajaran gambar koperasi yang akan
digunakan.
b. Siswa diminta menempelkan media pembelajaran gambar kopersi
tersebut pada papan tulis.
c. Guru meminta siswa memperhatikan media pembelajaran gambar
koperasi.
d. Siswa membentuk kelompok secara acak yang beranggotakan 5
orang.
e. Guru membagikan LKS pada setiap kelompok.
f. Siswa membaca petunjuk dan cara kerje pada LKS tersebut.
g. Guru meminta setiap kelompok melaporkan hasil diskusinya dan
kelompok lain menanggapinya.
h. Guru memperbaiki jawaban siswa yang masih salah.
i. Guru meminta siswa kembali duduk pada tempat duduk semula.
j. Guru memberikan soal tes akhir siklus II
Tabel 5
Hasil Isian Lembar Pengamatan Siklus II
b. Kelemahan
Dalam penyampaian materi masih terlihat agak tegang, namun sudah berjalan
sesuai rencana.
d. Alasan tindakan perbaikan jika hasil belajar siswa masih dikategorikan rendah
akan tetapi pada siklus II ini hasil belajar siswa sudah mencapai SKBM.
2. Pembahasan Siklus II
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus II, proses pembelajaran sudah
sangat kondusif dimana siswa dapat berinteraksi dengan baik, siswa mampu
mengemukakan dan mempertahankan pendapat, serta dapat menunjukkan hasil
belajar yang sangat baik.
Pada siklus II ini, peneliti juga dapat menunjukkan kemampuan dalam
mengambil suatu keputusan memecahkan masalah yang dialami pada proses
pembelajaran selama ini, ternyata hasil belajar dari semua siswa kelas IV sudah
mencapai Standar ketuntasan belajar minimal, sehingga peneliti dapat mengambil
suatu keputusan untuk tidak melanjutkan perbaikan pembelajaran ke siklus
berikutnya.
BAB V
A. Simpulan
Berdasarkan hasil peelitian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya maka dapat
disimpulkan bahwa “ Adanya peningkatan hasil belajar IPS materi mengenal usaha dan
kegiatan ekonomi dengan menerapkan metode Quantum Teaching melalui penggunaan
media pembelajaran gambar koperasi pada siswa kelas IV SDN LELOGAMA.
2. Bagi Siswa
a. Siswa harus terlibat secara aktif selama proses pembelajaran berlansung
b. Siswa harus mampu berinteraksi selam proses pembelajaran
c. Siswa harus dapat menunjukan hasil belajar yang baik.