Anda di halaman 1dari 56

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan sangat berperan dalam mengembangkan sumber daya manusia yang
diperlukan bagi pembangunan bangsa disemua bidang kehidupan, dan salah satu usaha
yang dilakukan agar peran pendidikan dapat tercapai, maka kita sebagai warga negara
Indonesia harus berusaha belajar.Menurut Sunaryo (dalam Komalasari 2011, hlm. 2)
belajar merupakan suatu kegiatan dimana seseorang membuat atau menghasilkan suatu
perubahan tingkah laku yang ada pada dirinya dalam pengetahuan, sikap dan
keterampilan. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar.
Berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan amat tergantung pada proses belajar
dan mengajar yang dialami siwa dan guru baik ketika siswa itu di sekolah maupun di
lingkungan keluarganya sendiri.
Sekolah dasar merupakan lembaga pendidikan secara formal yang memegang
peranan sangat penting, karena melalui pendidikan dasarlah anak pertama kali akan
merasakan dan memperoleh pengalaman pendidikan secara penuh. Pendidikan pada
sekolah dasar bertujuan untuk memberi bekal kemampuan dasar kepada peserta didik
untuk mengembangkan potensi dirinya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga
negara, dan anggota umat manusia serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti
pendidikan menengah.Agar potensi yang ada dalam diri siswa terbentuk dan berkembang
maka diperlukan bidang ilmu pengetahuan yang berada dan diberikan oleh sekolah.Salah
satu bidang ilmu pengetahuan yang berada di Sekolah Dasar adalah IPS.IPS merupakan
bidang studi yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi dalam
kehidupan sehari-hari yang bersumber dari ilmu bumi, sejarah, ekonomi, antropologi,
sosiologi dan tata Negara.
Pengalaman peneliti selama proses pembelajaran yang terjadi di SDN Lelogama
khususnya pada kelas IV secara umum berlangsung cukup baik namun kenyataan yang
terjadi pada mata pelajaran IPS materi jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia
tentang pentingnya Koperasi,ternyata penelitian mengalami kerisauan terhadap hasil
belajar siswa yang sangat rendah. Dikatakan bahwa hasil belajar siswa sangat rendah
karena dari 15 orang siswa yang memperoleh nilai 65 keatas hanya 4 0rang siswa saja,
sedangkan 11 orang lainnya memperoleh kurang dari 65.Untuk mata pelajaran IPS
standar ketuntasan belajar minimal (SKBM) adalah 65.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, peneliti ingin
mendeskripsikan data bagaimanakah penerapan model Quantum Teaching dalam
pembelajaran IPS di kelas IV yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Sehingga
peneliti melakukan penelitian tindakan kelas di kelas IV dengan judul “Penerapan Model
Quantum Teaching untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar Kelas IV
pada Mata Pelajaran IPS ”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas, maka permasalahan utama dalam
penelitian ini adalah “bagaimanakah penerapan model Quantum Teaching untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS”. Secara khusus dibuat tiga
pertanyaan penelitian sebagai berikut:
“Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS Materi
Koperasi melalui penggunaan media pembelajaran gambar Koperasi setelah
menerapkan model Quantum Teaching ?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian perbaikan ini adalah untuk memperbaiki proses pembelajaran
yang peneliti lakukan selama ini sehingga dapat : Meningkatkan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran IPS Materi Koperasi melalui penggunaan media pembelajaran gambar
Koperasi.
D. Manfaat Perbaikan
a. Manfaat Bagi guru
Dengan dilakukan penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan serta
bermanfaat bagi guru dalam memperkaya pengetahuan dan wawasan dalam
rangka pengembangan ilmu dan memecahkan masalah nyata di
lapangan.Disamping itu guru juga dapat memberikan variasi dalam KBM
sehingga siswa diharapkan dapat meningkatkan hasil belajarnya.
b. Manfaat Bagi siswa
Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat mendorong siswa lebih aktif dan kreatif
serta mampu mengembangkan segala potensi yang ada dalam diri siswa serta
dapat meningkatkan gairah belajar siswa.Selain itu juga diharapkan dapat melatih
dan memperkaya pengetahuan siswa, menambah motivasi dan kratifitas dalam
pembelajaran IPS, serta siswa diharapkan dapat terbiasa menyelesaikan masalah
yang dihadapi.
c. Manfaat Bagi sekolah
Sebagai masukan dalam penyediaan dan pengelolaan sumber belajar di sekolah
d. Manfaat Bagi peneliti
Dengan melakukan penilitian tindakan kelas ini dapat menambah wawasan
pengetahuan dalam menerapkan model Quantum Teaching untuk meningkatkan
hasil belajar siswa
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Quantum Teaching


Model pembelajaran Quantum Teaching mulai dikembangkan di
Amerika sekitar tahun 1999, yang dipelopori oleh Bobbi Deporter dan
Mark Reardon.Quantum Teaching berasal dari dua kata
yaitu “Quantum” yang berarti interaksi yang mengubah energi menjadi
cahaya dan “Teaching” yang berarti mengajar.Sehingga menurut De porter
(2004, hlm. 5) Quantum Teaching adalah upaya guru mengorkestrasikan
berbagai interaksi yang berada di dalam dan di sekitar momen belajar,
sehingga kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya. Interaksi-
interaksi mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi
kesuksesan siswa, sekaligus mengubah kemampuan dan bakat alamiah
siswa menjadi cahaya yang bermanfaat bagi mereka sendiri dan orang
lain. Selain itu Deporter (2004, hlm 6) juga menyebutkan bahwa Quantum
Teaching merupakan proses pembelajaran dengan menyediakan latar
belakang dan strategi untuk meningkatkan proses belajar mengajar
menjadi menyenangkan.
Pembelajaran Quantum Teaching mencakup petunjuk untuk
menciptakan lingkungan belajar yang efektif merancang pengajaran,
menyampaikan isi dan memudahkan proses belajar. Cara ini memberikan
sebuah gaya mengajar yang memberdayakan siswa untuk berprestasi lebih
dari yang dianggap mungkin. Juga membantu guru memperluas
keterampilan siswa dan motivasi siswa, sehingga guru akan memperoleh
kepuasan yang lebih besar dari pekerjaannya. Banyak upaya-upaya yang
dilakukan oleh guru dalam membuat strategi belajar baru yang lebih
memberdayakan siswa, yang tidak mengharuskan menghafal fakta-fakta,
tetapi strategi yang mendorong siswa mengkontruksikan pengetahuan
dibenak siswa itu sendiri, salah satu diantaranya dengan menerapkan
pembelajaran Quantum Teaching.
B. Penerapan Model Quantum Teaching dalam Pembelajaran IPS
Menurut Deporter (2004, hlm. 6), Quantum Teaching adalah proses
pembelajaran dengan menyediakan latar belakang dan strategi untuk
meningkatkan proses belajar mengajar menjadi menyenangkan.Dalam
Quantum Teaching juga menyertakan segala kaitan interaksi dan perbedaan
yang memaksimalkan momen belajar.Quantum Teaching berfokus pada
hubungan dinamis dalam lingkungan kelas.Interaksi yang menjadikan
landasan dan kerangka untuk belajar.Melalui Quantum Teaching siswa akan
diajak belajar dalam suasana yang lebih nyaman dan menyenangkan, sehingga
siswa akan lebih bebas menemukan berbagai pengalaman baru dalam
belajarnya.
Jadi seorang guru IPS seharusnya terbiasa memberikan peluang seluas-
luasnya agar siswa dapat belajar lebih bermakna dengan memberi respon yang
mengaktifkan semua siswa. Seiring dengan model pembelajaran yang
seharusnya dilakukan, maka penilaian tentang kemajuan belajar siswa
seharusnya dilakukan selam proses pembelajaran.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa model Quantum Teaching ini sangat
tepat diterapkan pada pembelajaran IPS karena dalam pembelajaran IPS
diperlukan interaksi-interaksi aktif, dan suasana pembelajaran yang
menyenangkan sehingga pembelajarannya tidak monoton. Pembelajaran IPS
tidak hanya dilakukan dengan cara ceramah saja tetapi harus ada interaksi-
interaksi langsung yang berkaitan dengan pembelajaran pada saat kegiatan
belajar sedang berlangsung.

C. Hasil Belajar
Susanto, A. (2012, hlm. 5) mengemukakan bahwa hasil belajar yaitu
perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut
aspek kognitif, afektif dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan
belajar.Pengertian hasil belajar sebagaimana diuraikan diatas, dipertegas lagi
oleh Nawawi dalam Susanto, A. (2012, hlm. 5) yang menyatakan bahwa hasil
belajar diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi
pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes
mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.
Menurut Sudjana (1990, hlm. 22-30) dalam sistem pendidikan nasional
rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional,
menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis
besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan
ranah psikomotoris.
a. Ranah kognitif
1) Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang dipelajari
dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta,
peristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip atau metode
2) Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang
hal yang dipelajari
3) Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk
menghadapi masalah yang nyata dan baru
4) Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan kedalam bagian-
bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik.
5) Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru
6) Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa
hal berdasarkan kriteria tertentu.
b. Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif sebagai hasil
belajar dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu kategori dari mulai tingkat
yang dasar atau sederhana sampai tingkat yang kompleks.
1) Reciving/attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima
rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk
masalah, situasi, gejala, dll. Meliputi kesadaran, keinginan untuk
menerima stimulus, kontrol, dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar.
2) Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang
terhadap stimulus yang datang dari luar. Meliputi ketepatan reaksi,
perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang
kepada dirinya.
3) Valuing (penilaian), yakni berkenaan dengan nilai dan kepercayaan
terhadap gejala atau stimulus tadi. Meliputi kesediaan menerima nilai,
latar belakang, atau pengalaman untuk menerima nilai, dan kesepakatan
terhadap nilai tersebut.
4) Organisasi, yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem
organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan,
dan prioritas nilai yang telah dimilkinya. Meliputi konsep tentang nilai,
organisasi sistem nilai, dll.
5) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem
nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian
dan tingkah lakunya. Meliputi keseluruhan nilai dan karakteristiknya.
c. Ranah Psikomotor
Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan (skill)dan
kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan keterampilan, yakni:
a) Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar).
b) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar
c) Kemampuan perseptual, termasuk didalamnya membedakan visual,
membedakan auditif, motoris, dan lain-lain.
d) Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan
ketepatan
e) Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada
keterampilan yang kompleks.
D. Media Belajar
kata media berasal dari bahasa latin yaitu jamak dari kata medium yang
secara harafiah bererti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau
pengantar dari pengirim ke penerima pesan. (Sadiman, 2002: 6)
secara umum media pembelajaran dalam pendidikan disebut media, yaitu
berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya
untuk berpikir, menurut Gagne ( dalam Sadiman, 2002 : 6) sedangkan
menurut Brigs (dalam Sadiman, 2002 : 6) media adalah segala alat fisik yang
dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Jadi media
merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
dari pengirim dan penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaa,
minat dan perhatian sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Sadiman,
2002 : 6).
Menurut Latuheru (dalam Hamdani 2005) menyatakan bahwa media
pembelajaran adalah bahan, alat atau teknik yang digunakan dalam KBM
dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan
siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna.
Berdasarkan pengertian-pengertian yang telah diberikan, maka media
pembelajaran merupakan segala sesuatu yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran agar dapat merangsang pikiran, perasaan minat dan perhatian
siswa sehingga proses interaksi komunikasi edukasi antara guru ( pembuat
media) dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna.

Nilai-nilai lebih dari media pembelajaran antara lain :


1. Menarik perhatian siswa dan gairah belajar
2. Pelajaran lebih menarik dan tidak mudah lupa
3. Memberikan pengalaman yang nyata, dan dapat menumbuhkan
kegiatan berusaha sendiri dari kalangan siswa.
E. Gambar Koperasi

Koperasi memiliki lambang yang mempunyai arti dan makna sebagai


berikut :
1. Rantai melambangkan persahabatan yang kokoh.
2. Roda bergerigi melambangkan usaha karya yang terus-menerus.
3. Padi dan kapas melambangkan kemakmuran yang diusahakan dan yang
akan dicapai oleh koperasi.
4. Timbangan melambangkan keadilan sosial.
5. Bintang dan perisai melambangkan Pancasila.
6. Pohon beringin melambangkan sifat kemasyarakatan berkepribadian
Indonesia yang kokoh dan berakar.
7. Tulisan Koperasi Indonesia melambangkan kepribadian kopersi rakyat
Indonesia.
8. Merah putih melambangkan sifat nasional koperasi.
BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Temapat dan Waktu Penelitian


1. Subjek
Yang merupakan subjek pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran adalah
siswa kelas IV yang berjumlah 15 orang siswa terdiri dari 8 orang siswa laki-laki dan
7 orang siswa perempuan.
2. Tempat
Pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran dilakukan di SDN LELOGAMA
terletak di kelurahan Lelogama Kecamatan Amfoang Selatan, Kabupaten Kupang,
Provinsi Nusa Tenggara Timur.
3. Waktu
Jadwal pelaksanaan pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran mata pelajaran
IPS materi Koperasi adalah sebagai berikut :
a. Hari rabu, 2 Mei 2018, pukul 07.30 – 08.35 WITA, Pelaksanaan pembelajaran
siklus I.
b. Hari rabu, 9 Mei 2018, pukul 07.30-08.45 WITA, Pelaksanaan pembelajaran
siklus II.

B. Desain prosedur Perbaikan Pembelajaran


1. a. Perencanaan Siklus I
Pada tahap perancaanaan perbaikan pembelajaraan ini, peneliti
menyiapkan instrument perbaikan untuk siklus I, sesuai dengan materi
yang akan diteliti, yang terdiri dari:
1. Rencana perbaikan pembelejaran (RPP) Siklus I
2. Buku IPS Untuk SD kelas IV, Pusat Perbukuan Depertemen
Pendidikan Nasional
3. Media pembelajaran gambar mata
4. Lembar Kerja Siswa (LKS)
5. Lembar Pengamatani Siklus
6. Soal tes akhir Siklus I
b. Pelaksanaan Siklus I
Tahap pelaksanaan perbaikan ini diawali dengan :
1. Kegiatan awal (10 menit)
a. Menyampaikan materi yang akan dipelejari.
b. Mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan
dipelejari.
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
2. Kegiatan inti (45 menit)
a. Guru menunjukan media pembelajaran gambar koperasi yang akan
digunakan.
b. Siswa diminta menempelkan media pembelajaran gambar kopersi
tersebut pada papan tulis.
c. Guru meminta siswa memperhatikan media pembelajaran gambar
koperasi.
d. Siswa membentuk kelompok secara acak yang beranggotakan 5
orang.
e. Guru membagikan LKS pada setiap kelompok.
f. Siswa membaca petunjuk dan cara kerje pada LKS tersebut.
g. Guru meminta setiap kelompok melaporkan hasil diskusinya dan
kelompok lain menanggapinya.
h. Guru memperbaiki jawaban siswa yang masih salah.
i. Guru meminta siswa kembali duduk pada tempat duduk semula.
j. Guru memberikan soal tes akhir siklus I.
3. Kegiatan penutup (10 menit)
a. Siswa membuat rangkuman dengan bimbingan guru.
b. Guru memberikan tugas rumah PR
c. Guru melakukan refleksi terhadap proses perbaikan pembelajaran
c. Pengamatan / Observasi dan Tes
Observasi dilakukan selama proses tindakan berlangsung yang dilakukan
oleh 1 (satu) orang pengamat untuk memonitor kegiatan selama proses
perbaikan pembelajaran berlangsung.
Aspek yang dievaluasi adalah hasil belajar siswa pada tes akhir perbaikan
siklus I pada mata pelajaran IPS materi Koperasi.
d. Refleksi
Tahap ini dilakukan dengan mengumpulkan hasil evaluasi berupa nilai
hasil belajar mata pelajaran IPS materi koperasi. Peneliti mengkaji dan
menganalisis hasil belajar siswa dan semua temuan selama proses perbaikan
pembelajaran dan mengupayakan perbaikannya pada siklus berikut.

2. a. Perencanaan Siklus II
Pada tahap perancaanaan perbaikan pembelajaraan ini, peneliti
menyiapkan instrument perbaikan untuk siklus I, sesuai dengan materi yang akan
diteliti, yang terdiri dari:
1. Rencana perbaikan pembelejaran (RPP) Siklus II
2. Buku IPS Untuk SD kelas IV, Pusat Perbukuan Depertemen
Pendidikan Nasional
3. Media pembelajaran gambar mata
4. Lembar Kerja Siswa (LKS)
5. Lembar Pengamatani Siklus
6. Soal tes akhir Siklus I
b. Pelaksanaan Siklus II
Tahap pelaksanaan perbaikan ini diawali dengan :
1. Kegiatan awal (10 menit)
a. Menyampaikan materi yang akan dipelejari.
b. Mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan
dipelejari.
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
d. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
2. Kegiatan inti (45 menit)
a. Guru menunjukan media pembelajaran gambar koperasi yang akan
digunakan.
b. Siswa diminta menempelkan media pembelajaran gambar kopersi
tersebut pada papan tulis.
c. Guru meminta siswa memperhatikan media pembelajaran gambar
koperasi.
d. Siswa membentuk kelompok secara acak yang beranggotakan 5
orang.
e. Guru membagikan LKS pada setiap kelompok.
f. Siswa membaca petunjuk dan cara kerje pada LKS tersebut.
g. Guru meminta setiap kelompok melaporkan hasil diskusinya dan
kelompok lain menanggapinya.
h. Guru memperbaiki jawaban siswa yang masih salah.
i. Guru meminta siswa kembali duduk pada tempat duduk semula.
j. Guru memberikan soal tes akhir siklus II

3. Kegiatan penutup (10 menit)


a. Siswa membuat rangkuman dengan bimbingan guru.
b. Guru memberikan tugas rumah PR
c. Guru melakukan refleksi terhadap proses perbaikan pembelajaran.

c. Pengamatan / Observasi dan Tes


Observasi dilakukan selama proses tindakan berlangsung yang dilakukan
oleh 1 (satu) orang pengamat untuk memonitor kegiatan selama proses
perbaikan pembelajaran berlangsung.
Aspek yang dievaluasi adalah hasil belajar siswa pada tes akhir perbaikan
siklus II pada mata pelajaran IPS materi Koperasi.
d. Refleksi
Tahap ini dilakukan dengan mengumpulkan hasil evaluasi berupa nilai
hasil belajar mata pelajaran IPS materi koperasi. Peneliti mengkaji dan
menganalisis hasil belajar siswa dan semua temuan selama proses perbaikan
pembelajaran dan mengupayakan perbaikannya pada siklus berikutnya, namun
dengan harapan pada siklus kedua peneliti dapat menuntaskan permasalahan
yang ada pada siklus I.

e. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Data
kuantitatif yaitu nilai hasil tes setiap akhir siklus dibandingkan dengan standar
ketuntasan belajar minimal ( SKBM). Data kualitatif yaitu berupa data yang
diperoleh dari lembaran pengamatan siswa saat pembelajaran berlangsung.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


1. Hasil Penelitian Siklus I
Hasil belajar peneliti melakukan perbaikan pembelajaran melalui penggunaan media
pembelajaran gambar Koperasi pada materi Mengenal Jenis-jenis Usaha dan kegiatan
ekonomi di Indonesia dapat dilihat pada table berikut :
Tabel 1
Nilai Hasil Belajar Siklus I Materi Mengenal jenis-jenis Usaha dan Kegiatan
Ekonomi di Indonesia

No Nama Siswa L/P Nilai Siklus I Keterangan


1 AT P 69 Tuntas
2 AN L 66 Tuntas
3 AR L 49 Tidak tuntas
4 AB P 70 Tuntas
5 AA L 62 Tidak tuntas
6 DK L 46 Tidak tuntas
7 IK L 65 Tuntas
8 FB P 63 Tidak tuntas
9 EB P 67 Tuntas
10 SL P 70 Tuntas
11 YJ L 64 Tidak tuntas
12 ON L 47 Tidak tuntas
13 YT L 45 Tidak tuntas
14 YN P 69 Tuntas
15 YK P 67 Tuntas
Jumlah 15 922
Rata-rata Kelas 61,47
Presentase ketuntasan 53,33 %
Berdasarkan hasil belajar pada table 1 maka dapat dideskripsikan bahwa :
1. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I setelah peneliti menggunakan media
pembelajaran gambar Koperasi ternyata mencapai skor 61,47 dan skor tersebut
pun belum mencapai SKBM yang telah disepakati.
2. Dari 15 0rang siswa setelah peneliti menggunakan media pembelajaran gambar
Koperasi pada materi Mengenal Jenis-jenis usaha dan kegiata ekonomi di
Indonesia pada siklus I ini maka siswa yang dikatakan tuntas berjumlah 8 orang
siswa sedangakan 7 orang siswa lainnya memperoleh nilai dibawah dari SKBM
yaitu 65.
3. Rata-rata persentase ketuntasan pada siklus I ini adalah 53,33 %.
2. Hasil Pengamatan Siklus I
Sedangkan hasil pengamatan dapat dilihat pada table berikut :
Table 2
Hasil isian lembar pengamatan siklus I

No Perilaku Peneliti Ada Tidak Komentar Pengamat


1 Menyampaikan materi  Penyampaian materi sangat
pelajaran penting untuk dilakukan
2 Menjelaskan tujuan yang  Tujuan pembelajaran harus
hendak dicapai ditulis pada papan tulis
3 Penggunaan metode  Monoton, dan masih
terlihat peneliti lebih
banyak berceramah
4 Penggunaan media  Belum efektif
5 Soal evaluasi  Belum sesuai rencana
6 Mengadakan evaluasi  Belum efektif
7 Pekerjaan siswa dinilai  Baik
8 Pengelolaan kelas  Tidak semua siswa
dikontrol dengan baik
9 Penarikan kesimpulan  Siswa harus dibimbing
dengan baik agar mampu
menarik kesimpulan
10 Lain-lain  Dalam pembelajaran
peneliti tidak memberikan
penguatan pada siswa
Berikut adalah perbandingan hasil belajar siklus I dengan nilai awal
Table 3
Perbandingan nilai hasil belajar siklus I terhadap nilai awal materi koperasi

No Nama siswa L/P Nilai Awal Nilai siklus I Keterangan


1 AT P 65 69 meningkat
2 AN L 50 66 meningkat
3 AR L 45 49 meningkat
4 AB P 67 70 meningkat
5 AA L 55 62 meningkat
6 DK L 40 46 meningkat
7 IK L 60 65 meningkat
8 FB P 58 63 meningkat
9 EB P 63 67 meningkat
10 SL P 65 70 meningkat
11 YJ L 54 64 meningkat
12 ON L 35 47 meningkat
13 YT L 45 45 meningkat
14 YN P 66 69 meningkat
15 YK P 50 67 meningkat
Jumlah 15 818 922 meningkat
Rata-rata 54,53 61,47 meningkat
Kelas
Persentase 26,67 % 53,33 % meningkat
ketuntasan
Berdasarkan tabel 3 dapat dideskripsikan bahwa :
1. Bila dibandingkan kondisi awal dengan nilai rata-rata pada siklus I melalui
penggunaan media pembelajaran gambar koperasi ternyata meningkat dari 54,53
menjadi 61,47 dengan kata lain mengalami peningkatan persentase ketuntasan
dari 26,67 % menjadi 53,33 %. Rata-rata kelas pada siklus I sudah meningkat
akan tetapi belum mencapai SKBM sehingga perlu adanya perbaikan
pembelajaran pada siklus II.
2. Dari 15 orang siswa tersebut setelah peneliti menggunakan media pembelajaran
gambar koperasi pada materi mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di
Indonesia ternyata semua siswa nilainya meningkat. Nilai semua siswa meningkat
akan tetapi siswa memperoleh nilai dibawah dari 65.

3. Hasil Refleksi Siklus I


Setelah mengolah dan menganalisis hasil perbaikan siklus I, berupa hasil belajar
siswa dan juga hasil pengamatan tentang perilaku peneliti maka ditemukan :
a. Kelebihan
- Peneliti sudah mampu membuat rencana perbaikan walaupun masih ada
yang harus diperbaiki.
- Peneliti sudah mampu menyiapkan media pembelajaran dengan baik.
- Peneliti mampu menyiapkan soal tes akhir dengan baik.
- Peneliti sudah mampu membuat LKS.
b. Kelemahan
- Peneliti tidak menyampaikan tujuan pembelajaran
- Peneliti belum menggunakan metode pembelajaran yang sesuai
- Peneliti belum menggunakan media pembelajaran saat penyampaian
materi
- Peneliti belum mampu mengontrol kelas dengan baik
- Peneliti tidak membimbing siswa membuat rangkuman
c. Faktor-faktor penyebab keberhasilan dan kegagalan
- Faktor Siswa:
 Siswa kurang perhatian dalam pembelajaran
 Siswa tidak dilibatkan dalam pembelajaran
 Keinginan siswa untuk belajar sangat rendah
- Faktor Peneliti:
 Peneliti tidak menguasai materi dengan baik
 Peneliti tidak percaya diri

d. Alas an tindakan perbaikan


Alasan tindakan perbaikan pembelajaran karena rencana penggunaan
media pembelajaran gambar koperasi belum sesuai rencana dan juga hasil
belajar siswa masih tergolong rendah.

4. Hasil Penelitian Siklus II


Hasil belajar setelah peneliti melakukan perbaikan pembelajaran melalui penggunaan
media pembelajaran gambar koperasi pada materi Mengenal jenis-jenis usaha dan
kegiatan ekonomi di Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4
Nilai Hasil Belajar Siklus II Materi Mengenal Jenis-jenis Usaha dan Kegiatan
Ekonomi di Indonesia

No Nama siswa L/P Nilai Siklus II Keterangan


1 AT P 87 Tuntas
2 AN L 73 Tuntas
3 AR L 65 Tuntas
4 AB P 82 Tuntas
5 AA L 70 Tuntas
6 DK L 66 Tuntas
7 IK L 74 Tuntas
8 FB P 71 Tuntas
9 EB P 75 Tuntas
10 SL P 85 Tuntas
11 YJ L 69 Tuntas
12 ON L 68 Tuntas
13 YT L 66 Tuntas
14 YN P 78 Tuntas
15 YK P 75 Tuntas
Jumlah 15 1104
Rata-rata 73,6
Kelas
Persentase 100 %
Ketuntasan

Berdasarkan hasil belajar pada tabel 4, maka dapat dideskripsikan bahwa :


1. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II setelah peneliti menggunakan media
pembelajaran gambar koperasi ternyatai mencapai skor 73,60 dan skor tersebut
sudah melebihi SKBM yang telah disepakati.
2. Dari 15 orang siswa setelah peneliti menggunakan media pembelajaran gambar
koperasi pada siklus II ini maka siswa yang dikatakan Tuntas berjumlah 15 orang
siswa atau dapat dikatakan bahwa semua siswa sudah mencapai SKBM yaitu 65.
3. Rata- rata persentase ketuntasan pada siklus II ini adalah 100 %.
5. Hasil Pengamatan Siklus II
Hasil pengamatan siklus II dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini :

Tabel 5
Hasil Isian Lembar Pengamatan Siklus II

No Perilaku Peneliti Ada Tidak Komentar Pengamat


1 Menyampaikan materi pelajaran  Sudah baik

2 Menjelaskan tujuan yang hendak  Sesuai Rencana


dicapai
3 Penggunaan metode  Sesuai Rencana

4 Penggunaan media  Sudah Efektif

5 Soal evaluasi  Sesuai Materi

6 Mengadakan evaluasi  Sesuai Rencana

7 Pekerjaan siswa dinilai  Sudah Efektif

8 Pengelolaan kelas  Sangat Baik

9 Penarikan kesimpulan  Sesuai Rencana

10 Lain-lain  Pemberian Penguatan


Sangat Positif
Berikut adalah perbandingan hasil belajar siklus II terhadap siklus I
Tabel 6
Perbandingan Nilai Hasil Belajar Siklus II Terhadap Nilai Siklus I Materi
Koperasi

No Nama Siswa L/P Nilai Nilai Kerangan


Siklus I Siklus II
1 AT P 69 87 Meningkat
2 AN L 66 73 Meningkat
3 AR L 49 65 Meningkat
4 AB P 70 82 Meningkat
5 AA L 62 70 Meningkat
6 DK L 46 66 Meningkat
7 IK L 65 74 Meningkat
8 FB P 63 71 Meningkat
9 EB P 67 75 Meningkat
10 SL P 70 85 Meningkat
11 YJ L 64 69 Meningkat
12 ON L 47 68 Meningkat
13 YT L 45 66 Meningkat
14 YN P 69 78 Meningkat
15 YK P 67 75 Meningkat
Jumlah 15 922 1104 Meningkat
Rata-rata 61,47 73,6 Meningkat
Kelas
Persentase 53,33 % 100 % Meningkat
Ketuntasan

Berdasarkan tabel 6 dapat dideskripsikan bahwa :


1. Bila dibandingkan rata-rata nilai siklus I dengan nilai rata-rata pada siklus II
melalui penggunaan media pembelajaran gambar Koperasi ternyata meningkat
dari 61,47 menjadi 73,60 dengan kata lain mengalami peningkatan persentase
ketuntasan dari 53,33 % menjadi 100 %. Rata-rata kelas pada siklus II meningkat
dan mencapai SKBM yaitu 65.
2. Dari 15 orang siswa tersebut setelah peneliti menggunakan media pembelajaran
gambar Koperasi ternyata semua siswa nilainya meningkat, bahkan semua siswa
memperoleh nilai 65 keAtas.

6. Hasil Refleksi Siklus II


Setelah mengolah dan menganalisis hasil perbaikan siklus II, berupa hasil belajar
siswa dan juga hasil pengamatan tentang perilaku peneliti maka ditemukan :
a. Kelebihan
 Peneliti sudah mampu membuat rencana perbaikan dengan baik
 Peneliti mampu menyiapkan media pembelajaran dengan baik
 Peneliti mampu menyiapkan soal tes akhir dengan baik
 Peneliti sudah mampu membuat LKS
 Peneliti sudah menggunakan metode pembelajaran yang sesuai
 Peneliti sudah menggunakan media pembelajaran sesuai rencana
 Peneliti mampu mengontrol kelas
 Peneliti mampu membuat kesimpulan
 Peneliti sudah memberikan kehangatan dalam pembelajaran melalui
bimbingan dan pemberian penguatan

b. Kelemahan
Dalam penyampaian materi masih terlihat agak tegang, namun sudah berjalan
sesuai rencana.

c. Factor-faktor penyebab keberhasilan dan kegagalan


 Faktor Siswa
 Siswa sudah aktif dalam pembelajaran
 Siswa dapat berinteraksi dengan baik dalam kelompok belajar
 Siswa dapat menarik kesimpilan dari materi yang dipelajari
 Keinginan siswa untuk belajar sangat tinggi
 Faktor Peneliti
 Peneliti sudah menguasai materi dengan baik
 Peneliti sangat percaya diri

d. Alasan tindakan perbaikan jika hasil belajar siswa masih dikategorikan rendah
akan tetapi pada siklus II ini hasil belajar siswa sudah mencapai SKBM.

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


1. Pembahasan Siklus I
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, proses pembelajaran yang terjadi pada
siklus I ternyata belum memberikan hasil yang baik, karena masih terdapat
banyak kelemahan yang terjadi dari siswa dan juga dari peneliti sehingga
berdampak pada hasil belajar siswa yang masih dikategorikan rendah. Hal
tersebut jika dibiarkan maka akan tetap menjadi kerisauan peneliti yang juga
merupakan guru pada kelas tersebut. Untuk menuntaskan kerisauan yang menjadi
permasalahan pada siklus I ini, maka peneliti merencanakan untuk melanjutkan
tindakan perbaikan pembelajaran.

2. Pembahasan Siklus II
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus II, proses pembelajaran sudah
sangat kondusif dimana siswa dapat berinteraksi dengan baik, siswa mampu
mengemukakan dan mempertahankan pendapat, serta dapat menunjukkan hasil
belajar yang sangat baik.
Pada siklus II ini, peneliti juga dapat menunjukkan kemampuan dalam
mengambil suatu keputusan memecahkan masalah yang dialami pada proses
pembelajaran selama ini, ternyata hasil belajar dari semua siswa kelas IV sudah
mencapai Standar ketuntasan belajar minimal, sehingga peneliti dapat mengambil
suatu keputusan untuk tidak melanjutkan perbaikan pembelajaran ke siklus
berikutnya.
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan hasil peelitian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya maka dapat
disimpulkan bahwa “ Adanya peningkatan hasil belajar IPS materi mengenal usaha dan
kegiatan ekonomi dengan menerapkan metode Quantum Teaching melalui penggunaan
media pembelajaran gambar koperasi pada siswa kelas IV SDN LELOGAMA.

B. Saran Tindak Lanjut


1. Bagi Guru
a. Guru diharapkan menguasai materi pembelajaran
b. Guru harus mampu memilih media pembelajaran yang sesuai dengan materi
pembelajaran
c. Guru harus mampu menggunakan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar
d. Hasil penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga dapat menjadi bahan
rujukan pada penelitian selanjutnya.

2. Bagi Siswa
a. Siswa harus terlibat secara aktif selama proses pembelajaran berlansung
b. Siswa harus mampu berinteraksi selam proses pembelajaran
c. Siswa harus dapat menunjukan hasil belajar yang baik.

Anda mungkin juga menyukai