PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu mata pelajaran yang erat kaitannya dengan perkembangan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA). Apabila suatu Negara mengalami kemajuan dalam mengkaji Ilmu
Pengetahuan Alam maka dapat dipastikan IPTEK di Negara tersebut juga
berkembang pesat.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu
tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Depdiknas, 2006 :
5). Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk
mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih
lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.
Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman
langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami
alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri
dan
SMP Negeri 2 Cipanas lebih banyak menggunakan metode ceramah dan tanya
jawab. Realitas menunjukkan sebanyak 52 % nilai IPA di kelas VIII dari hasil
ulangan harian kurang dari KKM Individu yang ditentukan sekolah yaitu
sebesar 75. Sedangkan rata-rata nilai kelas adalah 67,50. Ini menunjukkan
bahwa selama ini prestasi belajar siswa di kelas VIII dalam mata pelajaran IPA
masih rendah. Hal ini disebabkan kurangnya motivasi dan antusiasme siswa
dalam belajar IPA. Sehingga Perlu di terapkan suatu strategi pembelajaran
inovatif yang dapat menambah motivasi dan antusiasme siswa dalam belajar
IPA.
Salah satu jenis strategi pembelajaran yang memberikan kesempatan
siswa secara aktif berpartisipasi dalam pembelajaran dan menciptakan suasana
yang menyenangkan dalam belajar adalah Pembelajaran dengan menerapkan
strategi Quantum Teaching. Dalam Quantum Teaching, pembelajaran berusaha
mengakomodir setiap bakat siswa atau dapat menjangkau setiap siswa
sehingga diharapkan siswa dapat melibatkan seluruh emosinya dalam belajar.
Menurut Bobby De Porter dalam buku Quantum Teaching (dalam Ani,
2003:3) menjelaskan Quantum Teaching adalah konsep yang menguraikan
cara-cara baru dalam memudahkan proses belajar mengajar, lewat pemaduan
unsur seni dan pencapaian-pencapaian yang terarah, apapun mata pelajaran
yang diajarkan. Dengan menerapkan Quantum Teaching dalam pembelajaran
IPA diharapkan dapat lebih menggairahkan suasana pembelajaran sehingga
siswa lebih termotivasi dalam belajar yang pada akhirnya dapat melejitkan
prestasi belajar.
Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini mengambil judul :
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi semua baik guru,
siswa maupun untuk sekolah yang bersangkutan.
1. Bagi Guru
2.
Bagi siswa.
3.
Bagi sekolah.
E. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Cipanas
Kabupaten Cianjur.
2. Proses pembelajaran menggunakan strategi Quantum Teaching dengan
meteri pembelajaran gaya dan gerak.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
itu
meliputi
aspek
kognitif
(pemahaman,
kecerdasan),
sehingga
tercipta
komposisi
yang
menggerakkan
dari
akademis mereka. Setelah kaitan itu terbentuk, dengan mudah dunia siswa
dibawa ke dunia guru atau pengajar. Guru memberikan pemahaman tentang
isi dunia itu.
Adapun tujuan Quantum Teaching menurut Bobby (2003:4) adalah
untuk meraih ilmu pengetahuan yang luas dengan berdasarkan prinsip
belajar yang menyenangkan dan menggairahkan terdapat perbedaan antara
tujuan dan prioritas. Tujuan merupakan hasil akhir yang ingin diraih.
Sedangkan prioritas merupakan tahapan-tahapan yang akan dilalui dalam
mencapai tujuan. Menciptakan suasana yang dinamis dalam belajar, dengan
memadukan berbagai unsur-unsurnya serta melakukan penggubahan,
merupakan tahapan-tahapan untuk mencapai ilmu pengetahuan yang luas
sebagai tujuan.
2. Prinsip Quantum Teaching
Adapun prinsip Quantum Teaching adalah sebagai berikut:
a)
Segalanya berbicara
Menurut Bobby (2003:7) segalanya dari lingkungan kelas hingga
bahasa tubuh, dari kertas yang dibagikan hingga rancangan pelajaran,
semuanya mengirim pesan tentang belajar.
b).
Segalanya bertujuan
Semua yang terjadi dalam penggubahan kita, mempunyai tujuan. Oleh
karena itu, Kathy Wagone (2004:7) membuat istilah yang memotivasi:
tetapkanlah sasaran tersebut agar bisa berprestasi setiap harinya.
Teaching
merupakan
salah
satu
jenis
strategi
a. Tumbuhkan
10
BAB III
11
METODE PENELITIAN
Feb
I
X
Feb
II
X
12
Mar
III
2. Tempat penelitian
adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk
memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SMPN 1
Kanor Bojonegoro.
C. Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilaksanakan terdiri dari 2 siklus dan tiap siklusnya terdiri dari 1 kegiatan
tatap muka , dengan masing masing tatap muka selama 2 jam pelajaran ( 2 x
35 menit ).
Setiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi.
berikut :
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaa
n
Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS II
Refleksi
Pengamatan
Pelaksanaa
n
?
Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas
(Suharsimi Arikunto dkk, 2007:9)
13
SIKLUS I :
1. Tahap Perencanaan :
Pada siklus I membahas Pokok Bahasan Listrik Statis dengan materi
Hubungan gaya dan gerak, sebagai sumber belajar siswa yang didahului
oleh perencanaan yang meliputi :
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) tentang sistem
pernafasan .
b. Menyusun LKS tentang sistem pernafasan
c. RPP yang telah disusun diberikan kepada teman guru untuk dipelajari
dan dikoreksi apabila terdapat kekurang-kekurangan.
d. Menyusun soal-soal evaluasi yang akan diujikan secara tertulis kepada
siswa setiap pertemuan.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan :
a. Siswa diberikan informasi untuk membaca buku literatur agar konsep
yang akan dipelajari siswa telah mendapatkan informasi sekilas yang
nantinya akan dipelajari bersama.
b. Guru menyajikan kegiatan pembelajaran dengan mengikuti langkahlangkah sebagaimana yang telah direncanakan di RPP.
c. Siswa mengikuti kegiatan KBM sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan di RPP.
d. Guru sebagai observer memasuki kelas bersama-sama dalam kegiatan
pembelajaran.
14
15
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP )
Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai
pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing
masing RPP berisi Standar Kompetensi kompetensi dan Kompetensi
Dasar, indikator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran, dan
kegiatan belajar mengajar. (RPP Terlampir )
2. Lembar Kegiatan Siswa
Lembar kegiatan ini yang dipergunakan siswa untuk membantu
proses pengumpulan data hasil kegiatan pemberian tugas. Lembar kerja
siswa ( terlampir )
3. Tes Formatif
Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep IPA
pada materi system pernafasan. Tes formatif ini diberikan setiap akhir
putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah uraian ( terlampir ).
4. Lembar observasi aktivitas siswa ( terlampir )
5. Angket respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran. ( terlampir).
E. Analisis Data
16
dengan
menerapkan
strategi
Quantum
Teaching
dapat
Nilai Siswa
x 100
Nilai maksimum
KKM Klasikal =
x 100%
Jumlah persentase=
BAB IV
17
A. Hasil Penelitian
1. Siklus I
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan tindakan dilakukan dengan mempersiapkan segala
sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran, diantaranya :
1) Menyusun perangkat pembelajaran, yang terdiri dari :
a) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
b) Menyiapkan media pembelajaran
c) Membuat lembar kerja siswa
2) Menyusun pedoman pengamatan, yang terdiri dari :
a) Pedoman pengamatan aktivitas siswa
b) Angket respon siswa
b. Pelaksanaan ( Acting)
Kegiatan pembelajaran berpedoman pada Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dengan langkah langkah sebagai berikut :
1)
Kegiatan Awal
a) Kegiatan belajar dimulai dengan salam kemudian dilanjutkan
dengan menjelaskan bahwa materi yang dipelajari hari ini tentang
sistem pernafasan.
b) Guru memulai dengan pernyataan : sebelum kita mulai belajar
IPA hari ini saya ingin bertanya apakah kalian kuat tidak bernafas
dalam 10 menit ?
18
c) Guru
menugaskan
siswa
untuk
membentuk
kelompok
c. Pengamatan ( Observing)
19
Kriteria
Tidak Aktif
Frekuensi
27,67
70 100
Aktif
22
73,33
Pada tabel 4.3 di atas, dapat diketahui yang memperoleh nilai >
70 = 22 siswa, dan yang memperoleh nilai <70 = 8 siswa. Dari kriteria
yang ditetapkan yaitu ketuntasan individu = 70 dan ketuntasan klasikal =
85 % ke atas. Maka ketuntasan klasikal aktivitas siswa pada siklus I baru
mencapai 73,33 % sehingga belum mencapai indikator yang ditentukan.
Untuk memperbaiki pelaksanakan pembelajaran terutama agar aktivitas
siswa dapat meningkat dan mencapai indikator yang ditentukan maka
pembelajaran perlu dilanjutkan ke siklus II.
2. Data Hasil Belajar Siswa
Hasil tes prestasi
Tabel 4.4 Rekapitulasi hasil belajar siswa mata pelajaran IPA siklus I
KKM
75
< 75
Keterangan
Tuntas
Belum Tuntas
Frekuensi
21
9
20
%
70
30
Dari tabel 4.4 di atas dapat dikatakan bahwa pada siklus I siswa
yang tuntas baru mencapai 70% dan yang belum tuntas 30%, sehingga
pada siklus I belum mencapai indikator yang telah ditentukan yaitu
minimal 85% siswa sudah tuntas belajar. Untuk memperbaiki
pelaksanakan pembelajaran terutama agar hasil belajar siswa dapat
meningkat dan mencapai indikator ketuntasan yang ditentukan maka
pembelajaran maka perlu dilanjutkan pada siklus II.
3. Data Hasil Respon Siswa
Dari hasil skoring terhadap angket respon siswa didapat hasil
sebagai berikut :
Tabel 4.5 Rekapitulasi hasil respon siswa mata pelajaran IPA siklus I
Nilai
70
Kriteria
Positif
Frekuensi
20
66,67
<70
Negatif
10
33,33
Dari tabel 4.5 di atas dapat dikatakan bahwa pada siklus I siswa
yang memberikan respon positif 66,67% dan yang memberikan respon
negatif 33,33%, sehingga pada siklus I belum mencapai indikator yang
telah ditentukan yaitu minimal 85% siswa memberikan respon positif
terhadap pembelajaran. Untuk memperbaiki pelaksanakan pembelajaran
terutama agar respon siswa dapat meningkat dan mencapai indikator
yang ditentukan maka pembelajaran maka perlu dilanjutkan pada siklus
II.
d. Refleksi ( Reflection)
Melalui tindakan refleksi akan diketahui kelebihan dan kekurangan
yang dilakukan dalam pelaksanaan. Dari data hasil pengamatan dicari
21
penjelasannya, dianalisis dan dikaji secara matang. Dari data yang diperoleh
setelah penelitian siklus I dilaksanakan, maka terdapat beberapa hal yang
perlu dibahas secara lebih lanjut, yaitu :
1) Aktivitas Siswa
Setelah peneliti memperoleh data nilai rata-rata siswa pada siklus
I yang baru mencapai 73,33% hal tersebut disebabkan :
-
dengan
kegiatan
belajar
mengajar
sehingga
kurang
22
2.
Siklus II
Pada siklus II ini peneliti tetap menggunakan pembelajaran dengan
pendekatan Quantum Teaching pada pembelajaran IPA materi sistem
pernafasan. Langkah langkahnya adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan tindakan dilakukan dengan mempersiapkan segala
sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran, diantaranya :
1) Menyusun perangkat pembelajaran, yang terdiri dari :
a) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
b) Menyiapkan media pembelajaran
c) Membuat lembar kerja siswa
2) Menyusun pedoman pengamatan, yang terdiri dari :
23
Kegiatan Awal
a) Kegiatan belajar dimulai dengan salam kemudian dilanjutkan dengan
menjelaskan bahwa materi yang dipelajari hari ini tentang sistem
pernafasan
b) Guru memulai dengan pernyataan : sebelum kita mulai belajar IPA
hari ini, bu guru ingin bertanya apa yang terjadi jika seseorang
kekurangan oksigen ?
c) Guru menugaskan siswa untuk membentuk kelompok beranggotakan
4 - 5 orang dan terbentuklah dan setiap kelompok melakukan
percobaan seperti yang ada pada LKS. Dalam melakukan percobaan
siswa sudah terlihat terampil dalam menggunakan peralatan.
2) Kegiatan Inti
d)
24
3) Kegiatan Akhir
g) Guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang materi yang telah
dibahas untuk memperkuat pemahaman siswa terhadap materi system
pernafasan.
h) Guru bersama-sama siswa merayakan kesuksesan pembelajaran kali ini
dengan bertepuk tangan dan bernyanyi bersama.
c. Pengamatan (Observing)
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan diperoleh data-data
sebagai berikut :
1. Data Hasil Aktivitas Siswa
Hasil observasi aktivitas siswa seperti pada tabel berikut :
Tabel 4.6 Rekapitulasi Nilai Aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus II
Nilai
< 70
Kriteria
Tidak Aktif
Frekuensi
13,33
70 90
Aktif
26
86,67
Pada tabel 4.6 di atas, dapat diketahui yang memperoleh nilai >
70 = 26 siswa, dan yang memperoleh nilai <70 = 4 siswa. Dari kriteria yang
ditetapkan yaitu ketuntasan individu = 70 dan ketuntasan klasikal = 85 % ke
atas. Dari hasil pengamatan aktivitas siswa, ketuntasan klasikal aktivitas
siswa pada siklus II mencapai 88,88 % sehingga sudah mencapai indikator
yang ditentukan, sehingga tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya.
25
Sedangkan
hasil
tes
prestasi
yang
dilakukan
setelah
Kriteria
Tuntas
Belum Tuntas
Frekuensi
27
3
%
90
10
Dari tabel 4.7 di atas dapat dikatakan bahwa pada siklus II siswa
yang tuntas mencapai 90% dan yang belum tuntas 10%, sehingga pada
siklus II sedah melebihi indikator yang telah ditentukan yaitu minimal 85%
siswa sudah tuntas belajar, sehingga tidak perlu dilanjutkan pada siklus
berikutnya.
3. Data Hasil Respon Siswa
Dari hasil skoring terhadap angket respon siswa didapat hasil
sebagai berikut :
Tabel 4.8 Rekapitulasi hasil respon siswa mata pelajaran IPA siklus I
Nilai
70
Kriteria
Positif
Frekuensi
26
86,67
<70
Negatif
13,33
Dari tabel 4.8 di atas dapat dikatakan bahwa pada siklus I siswa
yang memberikan respon positif 86,67 % dan yang memberikan respon
negatif 13,33%, sehingga pada siklus II sudah melebihi indikator yang telah
ditentukan yaitu minimal 85% siswa memberikan respon positif terhadap
pembelajaran. Sehingga tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya.
d. Refleksi ( Reflection)
26
Dari data yang diperoleh setelah penelitian siklus II, maka ada
beberapa hal yang perlu dibahas secara lebih lanjut, yaitu :
1) Aktivitas Siswa
Setelah peneliti memperoleh data nilai rata-rata siswa pada siklus
II yang mencapai 86,67% yang sudah melebihi indikator yang telah
ditentukan. Hal tersebut disebabkan siswa sudah bisa beradaptasi dengan
pembelajaran Quantum Teaching dengan baik, selain itu siswa juga sudah
trampil melakukan percobaan. Perhatian dan bimbingan guru membuat
siswa cenderung lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.
2) Hasil Belajar Siswa
Setelah peneliti memperoleh data nilai rata-rata siswa pada siklus
II terjadi peningkatan yaitu ketuntasan klasikal mencapai 90%. Dari
hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa lebih mudah memahami materi
dengan pendekatan pembelajaran Quantum Teaching. Dengan demikian
hasil belajar siswa lebih meningkat
3) Respon Siswa
Setelah peneliti memperoleh data respon siswa pada siklus II
mencapai 86,67%. Secara klasikal siswa sudah menunjukkan respon
positif terhadap pembelajaran.
B. Pembahasan
27
Peningkatan
Dari tabel 4.9 diatas dapat dilihat secara jelas bahwa aktivitas siswa
dengan menggunakan pembelajaran Quantum Teaching dari siklus I sampai
siklus II mengalami peningkatan yang signifikan yaitu sebesar 25,92%. Hal
ini disebabkan dengan pembelajaran Quantum Teaching siswa lebih
memberi kesempatan siswa untuk aktif berdiskusi dan bekerjasama dalam
kelompok.
Dari hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I dan II secara
keseluruhan dapat digambarkan dengan histogram berikut :
86.36
90
80
68.18
70
60
50
40
30
20
10
0
Siklus I
siklus II
28
Siklus I
Frekuensi
%
16
59,25
Siklus II
Frekuens
%
i
23
85,18
Peningkatan
25,92 %
Dari tabel 4.10 diatas dapat dilihat secara jelas bahwa hasil belajar
siswa dengan menggunakan pembelajaran Quantum Teaching dari siklus I
sampai siklus II mengalami peningkatan yang signifikan yaitu sebesar 25,92
%. Hal ini disebabkan dengan pembelajaran Quantum Teaching siswa lebih
termotivasi
dalam
belajar
karena
pembelajaran
dikemas
dengan
29
86.36
90
80
68.18
70
60
50
40
30
20
10
0
Siklus I
siklus II
Gambar 4.2 Histogram Hasil Belajar Siswa Siklus I sampai dengan siklus II
3. Respon Siswa
Tabel 4. 11 Presentase respon siswa siklus I dan II
Hasil
Data yang
diperoleh
Siklus I
Frekuensi
30
Siklus II
Frekuens
%
i
Peningkatan
siswa yang
memberi respon
positif
Indikator 85%
18
66,67
24
88,88
22,22%
Dari tabel 4.11 diatas dapat dilihat secara jelas bahwa respon siswa
dengan menggunakan pembelajaran Quantum Teaching dari siklus I sampai
siklus II mengalami peningkatan yang signifikan yaitu sebesar 22,22%. Hal
ini disebabkan dengan pembelajaran Quantum Teaching siswa lebih senang
dalam belajar dan siswa juga merasa pembelajaran Quantum Teaching
merupakan hal yang baru bagi mereka.
Respon siswa pada siklus I dan II secara keseluruhan dapat
digambarkan dengan histogram berikut :
88.88
90
80
70
66.67
60
50
40
30
20
10
0
siklus I
Siklus II
31
Gambar 4.3 Histogram Hasil Belajar Siswa Siklus I sampai dengan siklus II
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Penggunaan Strategi
pelajaran IPA materi gaya dan gerak di kelas VI SDN Banjaran dapat
meningkatkan aktivitas siswa dari siklus I sebesar 62,96% menjadi 88,88
% pada siklus II.
2. Penggunaan Strategi
pelajaran IPA materi gaya dan gerak di kelas VI SDN Banjaran dapat
meningkatkan Hasil belajar siswa siklus I 59,25% menjadi 85,18% pada
siklus II.
3. Penggunaan Strategi
pelajaran IPA materi gaya dan gerak di kelas VI SDN Banjaran dapat
meningkatkan Respon siswa siklus I 66,67% menjadi 88,88% pada siklus
II.
4. Penerapan Strategi Pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan
prestasi belajar pada mata pelajaran IPA materi gaya dan gerak di kelas VI
SDN Banjaran Baureno Bojonegoro.
32
B. Saran
1. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dapat dikembangkan pembelajaran
dengan media yang lebih variatif.
2. Menggunakan strategi pembelajaran Quantum Teaching pada materi yang
lain pada pembelajaran sains atau mata pelajaran lain.
33
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Tafsir. 2008. Strategi Meningkatkan Mutu Pendidikan di
Bandung: Maestro.
Sekolah.
34
35