BAB I
PENDAHULUAN
1
2
siswa selalu merasa bosan dalam belajar dan bagaimana cara memotivasi siswa
agar bersemangat dalam belajar.
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) termasuk salah satu mata
pelajaran yang terbilang sulit. IPA sebagai suatu penopang pembelajaran memiliki
permasalahan tersendiri yang ikut andil menjadi sebuah problematika wajah
pendidikan tanah air. Permasalahan ini seolah membuka tabir sejarah pendidikan
yang tak pernah berubah seiring kemajuan dan perubahan kurikulum.. Oleh Choiri
mengatakan bahwa banyak permasalahan pembelajaran IPA yang diangkat ke
media tanpa adanya inovasi pembelajaran di kelas, seakan-akan tetap bertahan
bahkan jatuh pada lobang yang sama, Selain itu pemberian materipun harus
diperhatikan, hal ini untuk menghindari kesalahan/kekurangan penerimaan konsep
pada anak dengan benar dengan memperhatikan psikologi anak yang dimulai dari
pembukaan, sampai evaluasi di akhir pembelajaran pertama ini. Pembelajaran
bermakna dimana penyampaian materi dengan contoh yang terdekat dengan anak
sehingga akan lebih mudah memahami dan dirasakan lebih bernilai, maksudnya
lebih bisa berguna bukan hanya sekedar teori dan menyenangkan.
Pada saat peneliti mengamati pelaksanaan proses pembelajaran di SDN
Tempurejo 07 Tanding khususnya di kelas IV untuk mata pelajaran IPA. Dari
hasil evaluasi dapat dilihat hanya 7 orang siswa dari 15 siswa yang memperoleh
nilai 60 ke10atas, dan 7 orang siswa memperoleh nilai antara dibawah 50. Ini
menunjukkan bahwa siswa belum menguasai materi pembelajaran dan masih jauh
dari nilai yang di harapkan.
2. Analisis Masalah
Ada beberapa faktor penyebab kurangnya motivasi dan semangat siswa
terhadap materi pembelajaran, di antaranya adalah guru tidak memberi
kesempatan kepada siswa untuk bertanya, guru kurang melibatkan siswa dalam
pembahasan materi, guru kurang memberikan penguatan materi kepada siswa.
Permasalahan lain yang timbul yaitu tidak adanya media pembelajaran yang
memadai untuk menjelaskan suatu konsep diluar praktikum dan observasi.
3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan rumusan
masalah sebagai berikut: Bagaimana Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA
Tema 2 Selalu Menghemat Energi Melalui Metode Tanya Jawab dan Media
Gambar Pada Siswa Kelas IV SDN Tempurejo 07
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Tematik di SD
Pembelajaan tematik adalah pembelajaran tepadu yang menggunakan tema
untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan
pengalaman bermakna kepada siswa. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan
pokok yang menjadi pokok pembicaraan (Poerwadarminta, 1983).
Pembelajaran tematik mulai digunakan sejak diimplementasikannya.
Kurikulum 2013 di Indonesia. Pembelajaran tematik terpadu merupakan salah
satu model implementasi kurikulum yang dianjurkan pada tingkat satuan
pendidikan Sekolah Dasar.
Dalam pelaksanaannya, pembelajaran tematik memiliki tiga landasan,
yaitu landasan filosifis, landasan psikologis dan landasan yuridis. Secara filosofis,
pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat, yaitu
aliran progresivisme, konstruktivisme dan humanisme. Secara psikologis,
pembelajaran tematik berkaitan utamanya dengan psikologi perkembangan peserta
didik dan psikologi belajar. Sedangkan secara yuridis, pelaksanaan pembelajaran
tematik didasarkan pada UU No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan
juga UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
5
6
yang sistematis yang tersusun secara teratur dan berlaku umum berupa kumpulan
hasil observasi dan eksperimen.
Selanjutnya Ahmad Susanto (2013:167) dalam bukunya yang berjudul
Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar IPA adalah usaha manusia
dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran,
serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga
mendapatkan suatu kesimpulan. IPA berhubungan dengan cara mencari tahu
tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
sistematis dan IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa
fakta-fakta, konsep-konsep (Sri Sulistyorini, 2007:39)
1. Ruang Lingkup Pelajaran IPA
Ruang lingkup pembelajaran IPA di SD pada Kurikulum 2013 disesuaikan
dengan tingkat kebutuhan siswa dan peninhkat terhadap hasil belajar yang menga
u pada aspek spiritual, sikap, pengetahuan dan keterampilan. Adapun ruang
lingkup mata pelajaran IPA di Tingkat SD berdasarkan dari Mendikbud (2014:
232) adalah sebagai berikut.
Ruang lingkup materi mata pelajaran IPA SD mencakup Tubuh dan panca
indra, Tumbuhan dan hewan, Sifat dan wujud benda- benda sekitar, Alam semesta
dan kenampakannya, Bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan, Daur hidup
makhluk hidup, Perkembangbiakan tanaman, Wujud benda, Gaya dan gerak,
Bentuk dan sumber energi dan energi alternatif, Rupa bumi dan perubahannya,
Lingkungan, alam semesta, dan sumber daya alam, Iklim dan cuaca, Rangka dan
organ tubuh manusia dan hewan, Makanan, rantai makanan, dan keseimbangan
ekosistem, Perkembangbiakan makhluk hidup, Penyesuaian diri makhluk hidup
pada lingkungan, Kesehatan dan sistem pernafasan manusia, Perubahan dan sifat
benda, Hantaran panas, listrik dan magnet, Tata surya, Campuran dan larutan.
Berdasarkan pemaparan dari ruang lingkup pembelajaran IPA di SD
tersebut, maka dapat di identifikasi secara garis besar bahwa dalam ruang lingkup
pembelajaran IPA di SD terdiri dari konsep alam semesta, kejadian-kejadian yang
terjadi di alam semesta, konsep biologi, konsep fisika, dan konsep kimia yang
dikembangkan secara konseptual dan sederhana. Beberapa ruang lingkup tersebut
7
merupakan bagian dari pemaparan dasar dari materi pembelajaran IPA yang
dikembangkan di Sekolah Dasar.
2. Tujuan Pengajaran IPA
Pembelajaran IPA di SD ditujukan untuk memberi kesempatan siswa
memupuk rasa ingin tahu secara alamiah, mengembangkan kemampuan bertanya
dan mencari jawaban atas fenomena alam berdasarkan bukti, serta
mengembangkan cara berpikir ilmiah. Tujuan mata pelajaran IPA di SD/MI
berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah :
1) memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya,
2) mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, 9 10
3) mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya
hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, teknologi dan masyarakat,
4) mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan,
5) meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga
dan melestarikan lingkungan alam,
6) meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya
sebagai salah satu ciptaan Tuhan, dan
7) memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (Mulyasa, 2006 : 111).
ingat siswa. Menurut Waskito (2007:13), media gambar merupakan lambang dari
hasil peniruan-peniruan benda, pemandangan, curahan pikiran, atau ide-ide yang
divisualisasikan ke dalam bentuk 2 dimensi (Fadillah dkk, 2012:3).
Menurut Sadiman media gambar adalah media yang paling umum dipakai,
yang merupakan bahasan umum yang dapat dimengerti dan dinikmati di mana
saja. Berbeda dengan yang diungkapkan Soelarko bahwa media gambar adalah
peniruan dari benda-benda dan pemandangan dalam hal bentuk, rupa serta
ukurannya terhadap lingkungan.
D. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku seseorang baik dari segi
penegatahuan ataupun sikap setelah melakukan proses pembelajaran baik
pemebelajran formal maupun Nonformal. Menurut Rusmono (2017) menyatakan
bahwa Hasil belajar adalah perubahan perilaku individu yang meliputi ranah
kognitif, afektif, dan pisikomotorik. Perubahan perilaku tersebut diperoleh setelah
siswa menyelesaikan program pembelajarannya melalui interaksi dengan berbagai
sumber belajar dan lingkungan belajar. “hasil belajar merupakan perilaku yang
dapat diamati dan menunjukan kemampuan yang dimiliki seseorang.
Jadi dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
merupakan ketercapaian tujuan belajar yang diperoleh melalui pengalaman
pembelajaran yang bisa dilihat dari hasil penilaian tertulis maupun penilaian tidak
tertulis yang telah dilakukan. 2.1.2 Indikator Hasil Belajar.
11
BAB III
2. Tempat Penelitian
Lokasi Penelitian di SDN Tempurejo 07 Dusun Krajan Desa Tempurejo Kec.
Tempurejo Kab. Jember 6817
11
12
Tabel 3.1
Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
Waktu
Tempat pelaksanaan Tahap peneletian Mata Pelajaran
NO pelaksanaan
Tema 2
Pra siklus 28 Maret 2022
(Selalau
Berhemat
SDN Tempurejo 07 Energi)
Siklus 1 12 April 2022
1. Kec. Tempurejo , Subtema 2
Kab. Jember
(Manfaat
Siklus 2 10 Juni 2022
Energi)
3. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini di laksanakan pada bulan April sampai bulan Juni 2022
yang di bagi dalam dua siklus. Dalam penelitian ini guru bertindak dan di bantu
oleh dua orang supervisor. Rincian pelaksanaan perbaikan ini dapat di lihat pada
tabel di bawah in
4. Pihak Yang Membantu
Pihak yang membantu dalam penelitian ini adalah:
1) Ibu Ninin Indah Febriyanti SP.d, MP.d selalaku tutor yang telah membimbing,
mengoreksi, memberikan penilaian dan menambahkan wawasan penulis.
2) Ibu Dyah Manik Kumoro SP.d selaku kepala sekolah di SDN Tempurejo 07
3) Bapak Sahla SP.d selaku teman sejawat yang membantu dengan ikhlas, yang telah
memberikan saran dan pendapatnya selama penulis melaksanakan kegiatan
sampai akhir penyelesaian penelitian hasil perbaikan pembelajaran.
13
2. Deskripsi Siklus
a. Pra Siklus
Pra-siklus atau pra-tindakan merupakan kegiatan yang dilakukan sebelum
penelitian memasuki tahapan siklus I dan II. Tujuannya adalah untuk
mengumpulkan informasi awal yang ada di lapangan seperti kondisi peserta didik,
pendidik, ruang kelas, dan komponen lain yang terdapat dalam proses
pembelajaran.
14
Hasil dari pra-siklus nantinya akan dijadikan sebagai bahan acuan untuk
menyusun rancangan dan strategi tindakan di tahap perencanaan (planning).
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap pra-siklus adalah sebagai berikut:
a) Mengamati kondisi peserta didik kelas IV SDN Tempurejo 07 pada mata
pelajaran Tematik IPA Selalu menghemat Energi
b) Melakukan sosialisasi dan konsultasi kepada guru mata pelajaran Tematik IPA
Selalu Menghemat Energi
c) Menentukan Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran Tematik IPA Selalu
Menghemat Energi yang akan diajarkan melalui Metode Tanya Jawab dan media
gambar.
d) Memeriksa ketersediaan sarana dan prasarana belajar yang ada di dalam kelas.
b. Siklus I
1. Perencanaan (planning)
Pokok bahasan: kerja sama dilingkungan rumah
Langkah-langkah dalam pelaksanaan perbaikan adalah sebagai berikut:
c. Menyusun jadwal mengajar
d. Menyusun materi yang akan disampaikan
e. Mempersiapkan pertanyaan yang akan dibahas dalam kegiatan pembelajaran
f. Mempersiapkan lembar observasi dan catatan lapangan
2. Pelaksanaan (acting)
Tahap ini merupakan pelaksanaan dari tahap perencanaan yang
dilaksanakan pada hari rabu 28 Maret 2022. Langkah-langkah pelaksanaan
perbaikan pembelajaran pada siklus I ini meliputi :
a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
b. Guru menjelaskan materi pembelajaran
c. Guru melakukan tanya jawab untuk meningkatkan pemahaman siswa
d. Guru memberikan soal latihan dan membahas soal latihan tersebut
e. Teman sejawat mengamati kegiatan pembelajaran
3. Pengamatan (observing)
15
Dalam pengamatan ini peneliti bekerja sama dengan guru (supervisor) yaitu
seorang guru dari SDN Tempurejo 07, yang bertugas mengamati aktivitas guru
dan aktivitas siswa selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung dengan
menggunakan lembar observasi
4. Refleksi (reflecting)
Refleksi ini merupakan kegiatan dalam menganalisis, memahami dan
membuat kesimpulam berdasarkan hasil pengamatan dan catatan lapangan.
Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil tes dan observasi, serta menentukan
perkembangan kemajuan dan kelemahan yang terjadi sebagai dasar perbaikan
pada siklus berikutnya.
Pada siklus I ini pemahaman siswa pada materi pembelajaran sudah cukup
baik namun untuk hasil evaluasi masih ada siswa yang belum mendapat nilai yang
memuaskan yaitu nilai di bawah 50. Jadi, pelaksanaan siklus I ini belum berhasil
dan akan di lanjutkan lagi pada siklus II.
Terdapat beberapa kelemahan pada siklus I ini, diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Banyaknya siswa yang belum menguasai materi pembelajaran sehingga
mengurangi motivasi belajar mereka.
2. Banyaknya siswa yang belum berani mengeluarkan pendapat saat proses belajar
mengajar dilakukan.
3. Disaat metode tanya jawab di terapkan banyak siswa yang ribut.
4. Siswa belum terbiasa dengan metode tanya jawab sehingga membuat para siswa
kurang ercaya diri dan tegang saat proses belajar engajar berlangsung.
c. Siklus II
Pada siklus II, pelaksanaannya berdasarkan refleksi dari siklus I dan
pelaksanaannya pun sama, yaitu terdiri dari empat tahap diantaranya perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Namun dalam proses kegiatan
pembelajaran siklus II ini telah banyak ditemukan kelemahan-kelemahan pada
siklus I dan di sini diadakan perbaikan.
1. Perencanaan (planning)
16
2. Beberapa siswa sudah berani mengeluarkan pendapat, tetapi belum berani secara
individu.
3. Saat siswa mengeluarkan pendapat, siswa yang lain sibuk berdiskusi dengan
temannya yang lain.
Nilai rata-rata = X=
Keterangan:
X = Nilai rata-rata
⅀x = Jumlah semua nilai siswa
⅀N = Jumlah siswa
Tabel 3.2
Kriteria Hasil Belajar
Baik 70-80
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
19
20
Jumlah 25 100%
untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada siklus berikutnya. Dari perolehan
data di atas dapat disajikan hasil analisis data tentang hasil belajar siswa dalam
bentuk diagram seperti berikut ini:
b. Siklus I
Dari penjelasan pada bab sebelumnya, hasil penelitian perbaikan dengan
menggunakan metode tanya jawab dan media gambar sudah menunjukkan
peningkatan, ini dilihat dari hasil pra siklus, siklus I yang menunjukkan adanya
kemajuan hasil belajar siswa.
Penelitian perbaikan pembelajaran dilakukan pada kelas IV di SDN
Tempurejo 07, dengan jumlah siswa 25 orang yang terdiri dari 8 orang laki-laki
dan 17 orang perempuan.
Dibawah ini akan di uraikan penjelasan persiklus:
1. Siklus I
Pelaksanaan siklus I mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dilakukan pada hari
kamis tanggal 12 April 2022. Pertemuan ini berlangsung selama 1 x pertemuan (1
x 35 menit).
22
Jumlah 25 100%
23
Dilihat dari nilai rata-rata diatas, pada siklus I ini masih ada sebagian siswa
yang belum mendapatkan nilai ketuntasan. Maka dari itu diperlukan refleksi untuk
memperbaiki kegiatan belajar pada siklus selanjutnya.
d. Refleksi Siklus I
Pada akhir siklus I diperoleh hasil belajar siswa belum memenuhi kriteria
keberhasilan yang ditetapkan. Berdasarkan hasil pengamatan supervisor terdapat
beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Guru belum optimal dalam membangkitkan minat siswa untuk belajar.
2. Sebagian siswa belum memahami hakikat dari pembelajaran yang diikuti.
3. Dalam kegiatan pembelajaran, siswa banyak yang ribut dan tidak memperhatikan
penjelasan guru.
4. Siswa kurang aktif dalam melakukan tanya jawab.
Dalam siklus I ini juga terdapat beberapa kelebihan, diantaranya sebagai
berikut:
1. Rencana pelaksanaan pembelajaran sudah cukup baik.
24
1. Siklus II
Pelaksanaan siklus II mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dilakukan
pada hari kamis tanggal 10 Juni 2022. Pertemuan ini berlangsung selama 1 x
pertemuan (1 x 35 menit).
a. Hasil Observasi Kegiatan Guru
Kegiatan pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini sudah baik. Dilihat
dari cara peneliti yang sudah bisa membangkitkan semangat belajar siswa dan
sudah membuat siswa aktif dalam proses belajar.
b. Hasil Observasi Kegiatan Siswa
Pada siklus II ini hasil belajar siswa sudah baik, karena nilai 40 pada siklus
I tidak ditemukan lagi pada siklus II ini. Kemudian siswa yang tadinya tidak aktif
menjadi aktif.
c. Hasil Belajar Siklus II
Untuk mengetahui hasil belajar siswa dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
25
Tabel 4.3
Nilai Siswa Pada Siklus II
Jumlah 25 100%
Dilihat dari nilai rata-rata diatas, pada siklus II ini tidak ditemukan lagi
nilai 40. Namun demikian, masih ada siswa yang mendapatkan nilai dibawah 60
yaitu 50.
26
d. Refleksi Siklus II
Pada akhir siklus II diperoleh hasil belajar siswa belum memenuhi kriteria
keberhasilan yang ditetapkan. Berdasarkan pengamatan penelitian perbaikan pada
siklus II ini, ada beberapa kekurangan dan kelebihan yang ditemukan. Adapun
kekurangannya adalah sebagai berikut:
1. Guru kurang memberikan pemahaman pada siswa tentang pentingnya kerja sama
dalam menyelesaikan suatu masalah.
2. Semua siswa belum aktif dalam proses pembelajaran.
3. Masih ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan guru ketika guru
menjelaskan tentang materi pembelajaran.
Adapun kelebihan dari siklus II ini adalah:
1. Rencana perbaikan pembelajaran sudah baik.
2. Guru sudah menguasai kelas dan sudah menguatkan pemahaman siswa dalam
pembelajaran.
3. Siswa sudah mulai berpartisipasi dalam proses belajar.
Tabel 4.4.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
A. Simpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian perbaikan pembelajaran yang dilakukan
peneliti pada siswa kelas IV SDN Tempurejo 07, dapat disimpulkan bahwa:
1. Penerapan metode tanya jawab dan media gambar dapat meningkatkan keaktifan,
minat dan hasil belajar siswa selama proses pembelajaran khususnya pada mata
pelajaran IPA di kelas IV SDN Tempurejo 07.
2. Penggunaan metode tanya jawab dan media gambar ini dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas IV SDN Tempurejo 07, ini dilihat dari hasil prasiklus hasil
belajar siswa 40%, kemudian hasil dari siklus I yaitu 80%, dan yang terakhir pada
siklus II yaitu 90%.
29
30
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal. (2006). Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Bandung: Yrama
Widya.
Djamarah dan Zain 1996. Metode Tanya Jawab. Jakarta: Rineka Cipta
Sri Sulistyorini. 2007. Pembelajaran IPA Sekolah Dasar. Semarang: tiara Wacana