Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan faktor penting yang menentukan maju mundurnya suatu

bangsa. Pendidikan sangat diperlukan dalam rangka menumbuhkan dan

mengembangkan potensi-potensi manusia baik jasmani maupun rohani sesuai dengan

nilai dan budaya yang ada di masyarakat. Di dalam Undang-Undang No. 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana


belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta ketrampilan yang diperlikan dirinnya, masyarakat, bangsa dan
Negara.

Dengan demikian, pendidikan menjadi suatu proses dalam rangka

mempengaruhi peserta didik agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap

lingkungan dan dapat membawa dampak perubahan pada dirinya yang

memungkinkan untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat.

Ilmu pengetahuan alam (IPA) yang diterapkan pada siswa SD merupakan

pemberian pengetahuan dan keterampilan, dimana siswa dapat mempelajari makhluk

hidup, proses kehidupan dan alam sekitarnya. Mata pelajaran IPA bertujuan agar

peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) Memperoleh keyakinan

1
2

terhadap kebesaran Tuhan yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan

keteraturan alam ciptaan-Nya, 2) mengembangkan pengetahuan dan pemahaman

konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-

hari, 3) mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya

hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan

masyarakat, 4) mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah dan membuat keputusan, 5) meningkatkan kesadaran untuk

berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam, 6)

meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai

salah satu ciptaan Tuhan, 7) memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan

keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan kejenjang selanjutnya.

Penjelasan tersebut, tampak bahwa pendidikan IPA di sekolah dasar memang

penting. Karenanya itu seorang pendidik harus merencanakan dan melakukan

pembelajaran IPA dengan efektif dan efesien, agar tujuan pembelajaran yang

diharapkan dapat terpenuhi. Untuk tercapainya tujuan tersebut, guru harus

merencanakan dan menerapkan beberapa strategi, metode, dan pendekatan mengajar

yang seirama dengan karakteristik dan kebutuhan siswa.

Proses pembelajaran guru diharapkan membuat kondisi yang memungkinkan

siswa dapat belajar secara aktif, kreatif dan bermakna bagi siswa dengan memberikan

pengalaman yang baru kepada siswa dalam memahami prinsip dan konsep IPA itu

sendiri. Sebagaimana yang telah dijelaskan diatas bahwa pembelajaran IPA bertujuan

untuk meningkatkan kemampuan dan pemahaman siswa tentang alam sekitar. Oleh
3

karena itu, pembelajaran IPA di Sekolah Dasar pada situasi sekarang ini perlu

menyesuaikan dengan kondisi di lingkungan siswa. Untuk mewujudkan hal tersebut

maka diperlukan adanya kerjasama dari guru dan murid dalam proses pembelajaran.

Dalam proses pembelajaran, guru hendaknya memilih metode pembelajaran

yang baik agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien serta mengena pada

tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Metode pembelajaran satu arah tentu kurang

relevan dengan situasi yang ada pada saat ini. Pendekatan yang sesuai adalah

pendekatan pembelajaran yang mencakup kesesuaian antara situasi belajar anak

dengan situasi kehidupan nyata di masyarakat.

Pembelajaran berhasil dengan baik, apabila siswa belajar dengan pengalaman

langsung, dimana siswa ikut berartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran, serta

siswa mendapatkan sebuah pengalaman dari proses pembelajaran tersebut salah

satunya berupa hasil belajar yang baik. Hal tersebut sejalan dengan teori yang

dikemukakan oleh Peaget (Sumantri, 2016: 166) yang menyatakan bahwa “siswa SD

dapat diklasifikasikan sesuai perkembangan kognisi termasuk dalam tahap

operasional konkret (usia 7-11 tahun)”. Berdasarkan teori tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa siswa SD berpikir atas dasar pengalaman konkret/nyata.

Pembelajaran di SD membutuhkan contoh-contoh konkret atau kegiatan yang nyata

atau konkret. Siswa akan mendapatkan hasil belajar yang baik, jika selama proses

pembelajaran dapat memahami materi dengan baik.

Keberhasilan memahami materi sangat dipengaruhi oleh metode pembelajaran

yang digunakan oleh guru. Ketika siswa ikut berpartisipasi aktif, baik itu aktif mental,
4

aktif fisik, maupun aktif sosial, kesempatan untuk memahami materi akan semakin

besar bagi siswa. Keberhasilan juga dapat diperoleh dari proses pembelajaran, jika

proses pembelajaran tersebut sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah

ditentukan. Artinya segala aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran tetap

berorientasi pada tujuan pembelajaran.

Berdasarkan observasi awal, peneliti berkunjung ke SD Negeri 65 Kota

Parepare, pada hari pertama peneliti bertemu dengan kepala sekolah untuk meminta

izin, bahwa peneliti berencana melakukan observasi disekolah tersebut dan ini

merupakan proses penelitian. Dari hasil pertemuan peneliti dengan kepala sekolah

akhirnya peneliti diberikan izin dan direkomendasikan untuk melaksanakan penelitian

di kelas V. Selanjutnya kepala sekolah mempertemukan peneliti dengan wali kelas V

dengan maksud melakukan kegiatan observasi proses pembelajaran dikelas tersebut.

Ada 2 hal yang menjadi objek pengamatan utama dari penelitian yakni guru dan

siswa.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, bahwa dari beberapa mata pelajaran

diketahui bahwa mata pelajaran IPA yang masih kurang dikuasai oleh beberapa siswa

secara keseluruhan dibuktikan dari data nilai ulangan harian pada semester 2 yang

menunjukkan hasil belajar siswa rendah. Hal ini dibuktikan dengan nilai yang

diperoleh dari 11 siswa hanya 4 siswa yang mendapat nilai ≥ 75, jika ditinjau dari

kategori keterberhasilan, hanya 36,36% dari 11 siswa siswa yang mencapai SKBM ≥

75.
5

Penyebab rendahnya hasil belajar IPA disebabkan oleh 2 aspek, yaitu aspek

guru dan aspek siswa itu sendiri. Berdasarkan hasil observasi peneliti, ditemukan

bahwa yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar IPA yang dilihat dari aspek

guru yaitu: 1) metode pembelajaran yang kurang bervariasi, 2) guru lebih

mendominasi kelas, 3) guru hanya sesekali menggunakan alat peraga dan media

pembelajaran untuk memahamkan kepada siswa indikator pembelajaran. Hal yang

sama dampaknya ditemukan pada aspek siswa yakni 1) pembelajaran kurang

menarik, sehingga siswa jenuh, 2) daya tangkap siswa terhadap materi masih kurang,

3) kurangnya keaktifan siswa pada saat pembelajaran.

Berdasarkan rendahnya hasil belajar IPA yang disebabkan oleh guru dan siswa,

maka peneliti memecahkan masalah rendahnya hasil belajar IPA dengan menerapkan

metode eksperimen. Metode eksperimen merupakan metode mengajar yang dalam

penyajian atau pembahasan materinya melalui percobaan atau mencobakan sesuatu

mengamati secara proses. Pengalaman yang dialami secara langsung dapat tertanam

dalam ingatannya. Dengan keterlibatan fisik, mental dan emosional siswa dalam

metode ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan perilaku siswa yang

inovatif dan kreatif.

Metode eksperimen merupakan metode yang biasanya diterapkan dalam

pembelajaran IPA. Palendeg (Kumalasari dkk, 2015: 2) menyatakan bahwa “metode

eksperimen merupakan metode yang berkaitan dengan pembelajaran sains karena

metode eksperimen mampu memberikan kondisi belajar yang dapat mengembangkan


6

kemampuan berfikir dan kreativitas secara optimal”. Hal ini diperjelas dengan teori

yang dikemukakan oleh Syaiful (2005: 220) yang menyatakan bahwa

metode eksperimen adalah suatu cara mengajar, dimana sisa melakukan


suatu percobaaan tentang sesuatu hal, meangamati prosesnya serta
melakukan percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan
ke kelas dan dievaluasi oleh guru.

Menurut Suparno (2007: 77) mengatakan bahwa secara umum metode

eksperimen merupakan suatu metode mengajar yang mengajak supaya siswa untuk

melakukan percobaan sebagai pembuktian, pengecekan bahwa teori yang sudah

dipelajari itu memang benar.

Metode eksperimen merupakan salah satu metode pembelajaran yang patut

diterapkan di sekolah dasar agar para siswa sekolah dasar sejak dini mengenal dan

mampu melaksanakan eksperimen sederhana. Jika siswa hanya diberi teori tanpa

adanya praktek untuk membuktikan kebenaran teori tersebut, siswa akan mengalami

kesulitan dalam mencerna inti pembelajaran. Pengalaman langsung melalui

percobaan-percobaan akan membuat siswa mengerti dan memahami materi yang

sedang dipelajari serta membuat pembelajaran yang bermakna karena mereka

mengalami sendiri proses-proses tersebut. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk

menerapkan metode eksperimen.

Dari beberapa pengertian metode eksperimen dapat disimpulkan bahwa metode

eksperimen merupakan metode mengajar yang melibataktifkan peserta didik untuk

melakukan mengalami dan membuktikan sendiri proses dan hasil percobaan tersebut.
7

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar IPA

pada siswa kelas V SD Negeri 65 Parepare”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah proses penerapan metode

eksperimen dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA zat

tunggal dan campuran di kelas V SD Negeri 65 Parepare?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui proses penerapan metode eksperimen dalam meningkatkan hasil

belajar siswa pada pembelajaran IPA materi zat tunggal dan campuran di kelas V SD

Negeri 65 Parepare.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam upaya

mengkaji lebih luas tentang penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil

belajar IPA siswa di kelas V SD. Universitas Negeri Makassar, Fakultas Ilmu

Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, merupakan salah satu

dari sekian lembaga yang memproduksi calon pendidik terdepan diwilayah Indonesia
8

timur. Dengan penelitian ini diselesaikan, semoga dapat menjadi bahan untuk

melibatkan dosen dan mahasiswa untuk meninjau secara langsung keberhasilan

metode ini dalam pelaksanaan pembelajaran pada sekolah dasar di seluruh Indonesia.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru, diharapkan hasil penelitian ini menjadi cerminan dalam

mempertimbangkan pemilihan metode pembelajaran yang tepat ketika

melakukan kegiatan pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

b. Bagi siswa, kegiatan metode eksperimen ini diharapkan dapat meningkatkan

hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dan menerima pelajaran di sekolah

supaya tidak terasa jenuh atau bosan dalam mengikuti proses pembelajaran

yang berlangsung.

c. Bagi peneliti, dapat memberikan pengalaman yang berharga bagi peneliti ketika

melaksanakan setiap prosedur dalam penelitian ilmiah.

d. Bagi pihak sekolah, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai

masukan dan pertimbangan yang berguna untuk meningkatkan program

pembelajaran dimasa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai