Anda di halaman 1dari 22

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis dalam mengembangkan seluruh
potensi yang ada dalam diri manusia untuk menjadi manusia yang seutuhnya. Menurut
Winarni (2009: 1) pendidikan adalah sebagai daya upaya untuk memajukan budi pekerti,
serta jasmani anak agar dapat memajukan kesempurnaan hidup, yaitu hidup dan
menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya. Dalam UU RI No.20
tahun 2003 dijelaskan bahwa sistem pendidikan nasional adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Depdiknas, 2006).
Pendidikan di Sekolah Dasar pada hakikatnya harus memperhatikan karakteristik
siswa pada usia SD. Sekolah Dasar (SD), menurut Rasyidi, W (dalam Taupiq, Dkk
2010: 17) merupakan satuan atau unit lembaga sosial (social institution) yang diberi
amanah atau tugas khusus (specific task) oleh masyarakat untuk menyelenggarakan
pendidikan dasar secara sistematis. Sedangkan Piaget (dalam Samatoa, 2006:6)
menjelaskan bahwa pada usia SD (7-12 tahun) perkembangan mental anak pada masa
operasional konkret, artinya anak akan mudah menerima materi apabila materi tersebut
disajikan dengan media kongkrit. Untuk menanggapi teori perkembangan pada usia SD
maka diperlukan interaksi belajar mengajar. Oleh sebab itu proses pembelajaran pada
siswa SD harus memperhatikan karakteristik siswa. Guru harus dapat menerapkan
metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswanya. Adapun
karakteristik dan kebutuhan peserta didik pada usia SD sebagai berikut: (1) anak SD
senang bermain (2) senang bergerak (3) anak senang bekerja dalam kelompok
(4) senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung dan disajikan dengan
bantuan media konkrit.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Sekolah Dasar (2006),
dijelaskan bahwa salah satu bidang yang diajarkan adalah Ilmu Pengetahuan Alam, yang
merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan, dan konsep-konsep
yang terorganisir tentang alam sekitar yang diperoleh dari pengalaman, serangkaian
proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan. Pembelajaran
IPA SD kelas 1-3 diberikan secara tematik dengan pembelajaran lain, sedangkan di kelas
4-6 pembelajaran diberikan secara terpisah. Menurut Fisher dalam Winarni (2009:15),
menjelaskan bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh dengan
menggunakan metode observasi. Pembelajaran IPA merupakan pembelajaran yang
sangat penting untuk diikuti siswa.
Dalam proses pembelajaran IPA, penanaman konsep yang baik dan benar sangat
diperlukan, karena IPA merupakan ilmu pengetahuan berkelanjutan dari tingkat dasar ke
tingkat yang lebih tinggi. Konsep IPA di tingkat dasar menentukan penguasaan konsep
IPA yang lebih tinggi. Mengingat pentingnya pembelajaran IPA diberikan pada siswa,
maka berbagai upaya dapat dilakukan agar mutu proses pembelajaran dapat ditingkatkan.
Untuk meningkatkan mutu pendidikan tersebut peserta didik harus terus belajar, karena
belajar merupakan suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang
sepanjang hidupnya. Salah satu pertanda seorang itu belajar adalah adanya perubahan
tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan
pada tingkat pengetahuan, keterampilan dan sikapnya.
Selain itu untuk meningkatkan mutu pendidikan juga menjadi tanggung jawab
semua pihak yang terlibat dalam pendidikan terutama bagi guru SD yang merupakan
ujung tombak dalam pendidikan dasar. Guru adalah kunci dari keberhasilan itu, guru
berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan
hidupnya secara optimal. Moh. Uzer Usman mengatakan bahwa suatu “proses belajar
mengajar adalah suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa
atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam suasana edukatif untuk
mencapai tujuan tertentu” (Suryo subroto, 2009: 16).
Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan untuk melaksanakan kurikulum
suatu lembaga pendidikan agar dapat membantu para siswa untuk mencapai tujuan
pendidikan agar dapat membantu para siswa menuju pada perubahan tingkah laku, baik
intektual, moral maupun sosial agar dapat hidup mandiri sebagai individu makhluk
sosial. Tujuan dari suatu proses pembelajaran adalah untuk meningkatkan dan mencapai
suatu peningkatan hasil belajar. Dalam suatu proses belajar mengajar, aspek yang sangat
penting untuk mencapai tujuan tersebut adalah peran aktif atau partisipasi guru dan siswa
serta metode pembelajaran yang digunakan.
Guru diharapkan dapat menggunakan strategi yang tepat untuk mencapai tujuan
belajar mengajar, yang diharapkan yang menekankan pada pembelajaran siswa aktif dan
bermakna. Guru harus mampu untuk mengembangkan strategi, metode dan pendekatan
agar terjadinya proses pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa sehingga proses
pembelajaran dapat berjalan secara optimal.
Berdasarkan hasil observasi terhadap siswa kelas IV dalam pembelajaran IPA, di
SDN 1 Negara Aji Baru Kecamatan Anak Tuha Kabupaten Lampung Tengah, diperoleh
pemersalahan IPA antara lain:
1. Selama proses belajar mengajar yang dilakukan di kelas, guru yang banyak
berbicara dan menyampaikan informasi
2. Metode pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi sehingga siswa pasif dan
semangat belajar rendah
3. Ketika mengajar guru kurang memanfaatkan alat peraga yang ada
4. Alat-alat percobaan pembelajaran IPA belum digunakan secara Optimal. Konsep
IPA yang diperoleh siswa hanyalah melalui penguasaan hapalan saja, bukan suatu
proses penemuan dari diri siswa sendiri.
Dilihat dari tingkat keberhasilan siswa dalam pembelajaran, masih perlu adanya
evaluasi. Hal ini dapat dilihat dari data hasil ulangan siswa diperoleh data bahwa dari 34
siswa hanya 16 orang siswa mendapat nilai ≥ 70 dan 18 orang siswa lainnya
mendapatkan nilai ≤ 70 dengan ketuntasan belajar klasikal 50%, belum mencapai
ketuntasan. Menurut KKM IPA di SDN 1 Negara Aji Baru Kecamatan Anak Tuha
Kabupaten Lampung Tengah siswa dikatakan tuntas, apabila nilai rata-rata kelas ≥ 70
dan ketuntasan belajar klasikal 75%.
Hal ini disebabkan karena kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru kurang
menerapkan strategi dan pendekatan yang sesuai dengan karekteristik belajar siswa usia
Sekolah Dasar (SD), misalnya dalam pelaksanaan pembelajaran kurang didukung dalam
penggunaan strategi, pendekatan, metode , media dan strategi pembelajaran yang sesuai
sehingga kurang membangkitkan semangat siswa untuk belajar.
Setelah dianalisis dan didiskusikan dengan supervisor 2, masalah-masalah itu
dapat diatasi dengan penggunaan metode percobaan (eksperimen) pada saat proses
pembelajaran. Metode eksperimen atau percobaan dapat diartikan juga sebagai suatu
metode pemberian kesempatan kepada siswa perorangan atau kelompok, untuk dilatih
melakukan suatu proses atau percobaan (Adrian, 2004).
Oleh sebab itu, penulis ingin mengadakan penelitian perbaikan dengan judul
“Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa
pada mata pelajaran IPA kelas IV SDN 1 Negara Aji Baru Kecamatan Anak Tuha
Kabupaten Lampung Tengah”. Dengan menerapkan metode ini, diharapkan dapat
meningkatkan pemahaman siswa untuk memahami suatu konsep karena anak bisa
memperoleh pengetahuan dan mengalami langsung sehingga dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang dibahas dalam penelitian tindakan
kelas (PTK) ini adalah :
Apakah melalui penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan aktivitas
pembelajaran siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV SDN 1 Negara Aji Baru
Kecamatan Anak Tuha Kabupaten Lampung Tengah?
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini
bertujuan untuk :
Meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa melalui penerapan metode eksperimen
pada mata pelajaran IPA Kelas IV SDN 1 Negara Aji Baru Kecamatan Anak Tuha
Kabupaten Lampung Tengah.
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1) Meningkatkan motivasi, daya ingat dan hasil belajar siswa.
2) Menumbuhkan sikap bekerjasama dan saling membantu antara para siswa.
3) Meningkatkan keberanian siswa untuk bertanya, menjawab dan
mengemukakan pendapat.
4) Menumbuhkan rasa percaya diri bagi siswa.
b. Bagi Guru
1) Meningkatkan kualitas kegiatan pembelajaran.
2) Meningkatkan keterampilan menggunakan metode pembelajaran yang tepat.
3) Menumbuhkan minat untuk terus melakukan penelitian dan inovasi dalam
proses pembelajaran.
c. Bagi Peneliti
1) Sebagai pengalaman dan bekal pengetahuan dalam belajar mengajar dengan
menerapkan metode eksperimen.
2) Dapat menambah percaya diri guru sebagai tenaga profesional karena selama
pelaksanaan PTK guru sudah mengupayakan perbaikan.
3) Dapat memanfaatkan ilmunya untuk diterapkan disekolah tempat ia bekerja
nanti.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Aktivitas Pembelajaran
1. Pengertian Aktivitas Belajar
Aktivitas istilah umum yang dikaitkan dengan keadaan bergerak, eksplorasi dan
berbagai repson lainnya terhadap rangsangan sekitar (Syah, 2006: 89). Sedangkan
belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning
is defined as the modification or strengthening of behavior throughexperiencing)
(Hamalik, 2008: 27). Dalam aktivitas kehidupan manusia sehari-hari hampir tidak
pernah dapat terlepas dari kegiatan belajar, baik ketika seseorang melakukan
aktivitas sendiri, maupun di dalam suatu kelompok tertentu. Dipahami ataupun tidak
dipahami, sesungguhnya sebagian besar aktivitas di dalam kehidupan sehari-hari kita
merupakan kegiatan belajar (Aunurrahman, 2009: 33).
Aktivitas belajar adalah keaktifan (aktivitas) siswa dalam proses belajar dan
pembelajaran untuk mencapai hasil belajar atau tujuan telah ditentukan (Hamalik,
2008: 90). Setiap aktivitas proses pembelajaran yang dilakukan dalam pendidikan
formal, tujuannya agar pembelajaran yang dilaksanakan memperoleh hasil yang
maksimal. Hal tersebut tidak semata-mata diperoleh secara mudah, sebab untuk
memperoleh hasil belajar yang maksimal itu tidak terlepas dengan beberapa faktor.
Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah aktivitas belajar.
Menurut Sardiman (2011: 81) aktivitas dalam proses pembelajaran merupakan
rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran,
berpikir, membaca, dan segala kegiatan yang dilakukan yang dapat menunjang hasil
belajar. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas
merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar-
mengajar.
Belajar bukanlah berproses kehampaan, tidak pernah sepi dari berbagai aktivitas,
tidak pernah terlihat orang yang belajar tanpa melibatkan aktivitas raganya. Apalagi
bila aktivitas belajar itu berhubungan dengan masalah belajar menulis, mencatat
memandang, membaca, mengingat, berfikir, atau praktek (Djamarah, 2008: 38).
Aktivitas belajar yang dimaksud adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar,
mulai dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis. Kegiatan fisik berupa keterampilan
dasar sedangkan kegiatan psikis berupa.
Jadi, aktivitas belajar merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran (fisik mau
pun mental) yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran. Dengan melakukan
berbagai aktivitas dalam kegiatan pembelajaran diharapkan siswa dapat membangun
pengetahuannya sendiri dengan bantuan guru.
2. Jenis-jenis Aktivitas
Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan
belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Salah satu penilaian proses
pembelajaran adalah melihat sejauh mana aktivitas belajar siswa dalam mengikuti
proses belajar mengajar. Menurut Hamalik (2011: 172) aktivitas belajar dibagi
menjadi 8 kelompok yaitu:
1) Aktivitas visual yang termasuk didalamnya misalnya membaca, melihat gambar-
gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran dan mengamati orang
lain atau bermain
2) Aktivitas lisan (Oral), seperti: mengemukan suatu fakta atau prinsip,
menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran,
mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi dan interupsi
3) Aktivitas mendengarkan, seperti: mendengarkan penyajian bahan,
mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu
permainan, mendengarkan radio
4) Aktivitas menulis, seperti: menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan,
bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket
5) Aktivitas menggambar, seperti: menggambar, membuat grafik, chart, diagram
peta, dan pola
6) Aktivitas metrik, seperti: melakukan percobaan, memilih alat-alat,
melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari
dan berkebun
7) Aktivitas mental, seperti: merenungkan, mengingat, memecahkan masalah,
menganalisis, faktor-faktor, melihat, hubungan-hubungan dan membuat
keputusan
8) Aktivitas emosional, seperti: minat, membedakan, berani, tenang, dan lainlain
3. Manfaat Aktivitas
Salah satu manfaat aktivitas belajar dalam melakukan aktivitas lebih banyak
mendapatkan hasil bagi siswa sebab kesan yang didapatkan oleh siswa lebih tahan
tersimpan di dalam benak siswa kearah kedewasaan (Djamarah, 2008: 67). Sejalan
dengan itu, Dimyati (2006: 44) mengemukakan bahwa “Belajar hanya mungkin
terjadi apabila anak aktif mengalaminya sendiri”. Disamping itu, Hamalik (2008: 9)
juga mengemukakan bahwa “Belajar adalah satu proses dimana siswa harus aktif”.
Selama berada di sekolah siswa melakukan berbagai macam aktivitas dalam kegiatan
belajarnya baik itu menulis, membaca, maupun mendengarkan penjelasan guru.
Hamalik (2011: 91) mengemukakan sejumlah manfaat atau kegunaan dari
aktivitas dalam kegiatan pembelajaran, antara lain:
1) Siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri
2) Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek kepribadian siswa
3) Memupuk kerjasama yang harmonis di kalangan para siswa yang pada
gilirannya dapat memperlancar kerja kelompok
4) Siswa belajar dan bekerja berdasarkan minat dan kemampuan sendiri, sehingga
sangat bermanfaat dalam rangka pelayanan perbedaan individual
5) Memupuk disiplin belajar dan suasana belajar yang demokratis dan
kekeluargaan, musyawarah dan mufakat
6) Membina dan memupuk kerjasama antara sekolah dan masyarakat, dan
hubungan antara guru dan orang tua siswa, yang bermanfaat dalam pendidikan
siswa
7) Pembelajaran dan belajar dilaksanakan secara realistik dan konkrit, sehingga
mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta menghindarkan terjadinya
verbalisme
8) Pembelajaran dan kegiatan belajar menjadi hidup sebagaimana halnya
kehidupan dalam masyarakat yang penuh dinamika.
4. Prinsip-Prinsip Aktivitas Belajar
Untuk mengetahui prinsip-prinsip aktivitas belajar akan lebih mudah apabila
perhatian itu difokuskan pada ilmu kejiwaan. Khususnya jiwa guru dan siswanya.
Secara garis besar Sardiman A. M (1994 : 97-98) mengemukakan terdapat dua
prinsip dalam aktivitas belajar, yaitu Ilmujiwa lama dan ilmujiwa modem.
1) Pandangan Ilmu Jiwa Lama
John Locke dalam bukunya Tabula rasa mengibaratkan jiwa (psyche)
seseorang bagaikan kertas putih yang belum bertuliskan, dengan demikian
aktivitas belajar mengajar disekolah didominasi oleh guru. Selanjutnya
Herbert dalam Sardiman A. M (1994 : 97) mengemukakan bahwa “ Jiwa
adalah keseluruhan tanggapan yang secara mekanis dikuasai oleh hukum-
hukum asosiasi, dengan kata lain dipengaruhi oleh imsur-unsur dari luar”.
Dalam interaksi belajar mengajar, baik John Locke maupun Herbert
mengemukakan bahwa guru yang mengambil inisiatif dalam proses belajar
mengajar. Akti vitas anak terutama terbatas pada mendengarkan, mencatat,
menjawab atau memberikan tanggapan jika guru menanyakan tentang
sesuatu hal.
2) Menurut pandangan ilmujiwa modem
Pandangan ini menegaskan bahwa aktivitas anak didik bisa dikembangkan
dengan berbagai motivasi yang didorong oleh berbagai macam kebutuhan.
Disini guru memberikan acuan atau alat pelajaran, sedangkan siswa yang
mencerna dan mengolah bahan ajarnya.
B. Pengertian dan Karaktersitik Metode Percobaan (Eksperimen)
1. Pengertian Metode Percobaan (Eksperimen)
Metode eksperimen merupakan metode mengajar dalam penyajian atau
pembahasan materinya melalui percobaan atau mencobakan sesuatu serta mengamati
secara proses. Eksperimen sulit dipisahkan dengan demonstrasi karena keduanya
kemungkinan dapat digunakan secara bersamaan. Metode eksperimen atau percobaan
dapat diartikan juga sebagai suatu metode pemberian kesempatan kepada siswa
perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan
(Adrian,2004).
Dengan eksperimen dimaksudkan bahwa guru dan siswa mencoba mengerjakan
sesuatu serta mengamati proses dan hasil pekerjaanya. Setelah eksperimen selesai
siswa ditugaskan untuk membanding-bandingkan dengan hasil eksperimen yang lain
dan mendiskusikannya bila ada perbedaan dan kekeliruan (Winarno : 1980 : 90).
2. Tujuan Penggunaan Eksperimen
Tujuan metode eksperimen dalam pempelajaran IPA adalah: (a) agar peserta didik
mampu menyimpulkan fakta-fakta, informasi atau data yang telah diperoleh; (b)
melatih peserta didik merancang, mempersiapkan, melaksanakan dan melaporkan
percobaan; (c) Melatih peserta didik menggunakan logika berpikir induktif untuk
menarik kesimpulan dari fakta, informasi atau data yang terkumpul melalui percobaan.
Berdasarkan tujuan tersebut dapat disimpulkan bahwa melalui eksperimen itu
diharapkan dapat mengembangkan pikiran dan pengetahuan siswa, sehingga siswa
tidak hanya mendengarkan ataupun mendapatkan pengetahuan hanya dari guru, tetapi
mereka bisa mengembangkan pengetahuannya dengan melihat secara langsung
melalui percobaan yang dilakukannya (Winataputra, 1992: 219).
3. Karakteristik Metode Percobaan (Eksperimen)
Karakteristik Metode Eksperimen, yaitu :
1) Ada alat bantu yang digunakan
2) Siswa aktif mencoba
3) Guru membimbing
4) Tempat dikondisiskan
5) Ada pedoman untuk siswa
6) Ada topik yang dieksperimenkan
7) Ada temuan temuan
4. Keunggulan dan Kelemahan Metode Percobaan (Ekperimen)
a. Keunggulan Metode Eksperimen, yaitu :
1) Dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa
2) Dapat membangkitkan rasa ingin menguji sesuatu
3) Menimbulkan rasa kurang puas, ingin lebih baik
4) Isi pembelajaran dapat bersifat aktual
5) Siswa mampu membuktikan sesuatu
6) Dapat mengembangkan sikap kritis dan ilmiah
7) Belajar membuktikan sesuatu.
b. Kelemahan Metode Eksperimen, yaitu :
1) Memerlukan alat pembelajaran dan biaya
2) Memerlukan waktu yang relatif banyak
3) Bila siswa kurang motivasi, maka eksperimen tidak akan berhasil
4) Sedikit sekolah yang memiliki sarana eksperimen
5) Siswa belum terbiasa dengan eksperimen
5. Langkah-Langkah Penerapan Metode Percobaan (Eksperimen)
Prosedur pelaksanaan eksperimen dapat dilakukan sebagi berikut :
a. Persiapan alat bantu (alat eksperimen)
b. Petunjuk dan informasi tentang tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam
eksperimen
c. Pelaksanaan eksperimen dengan menggunakan lembar kerja/pedoman eksperimen
yang disusun secara sitematis, sehingga siswa dalam pelaksanaanya tidak banyak
mendapat kesulitan dan dan membuat laporan
d. Penguatan perolehan temuan-temuan eksperimen dilakukan dengan diskusi, tanya
jawab dan atau tugas
e. Kesimpulan.
C. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
1. Pengertian IPA
Pengetahuan alam sudah jelas artinya adalah pengetahuan tentang alam semasta
dengan segala isinya. Adapun pengetahuan itu sendiri artinya segala sesuatu yang
diketahui oleh manusia. Jadi secara singkat IPA adalah pengetahuan yang rasional dan
objektif tentang alam semesta dengan segala isinya (Darmojo, 1992: 3).
Selain itu, Nash 1993 (Darmojo, 1992: 3) dalam bukunya The Natureof Sciences,
menyatakan bahwa IPA adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam. Nash
juga menjelaskan bahwa cara IPA mengamati dunia ini bersifat analisis, cermat, serta
menghubungkan antara satu fenomenadengan fenomena lain, sehingga keseluruhannya
membentuk suatu perspektif yang baru tentang obyek yang diamatinya. Sistematis
(teratur) artinya pengetahuan itu tersusun dalam suatusistem, tidak berdiri sendiri, satu
dengan yang lainnya saling berkaitan, salingmenjelaskan sehingga seluruhnya
merupakan satu kesatuan yang utuh,sedangkan berlaku umum artinya pengetahuan itu
tidak hanya berlaku atau oleh seseorang atau beberapa orang dengan cara
eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama atau konsisten.
Selanjutnya Winaputra(1992:123) mengemukakan bahwa tidak hanya merupakan
kumpulan pengetahuan tentang benda atau mahluk hidup, tetapi merupakan cara kerja,
cara berpikir dan cara memecahkan masalah. Jadi, kesimpulan dari uraian diatas sains
adalah ilmu pengetahuan yang mempunyai objek serta menggunakan metode ilmiah.
2. Tujuan IPA Diajarkan di Sekolah Dasar
Setiap guru harus paham akan alasan mengapa IPA harus diajarkan di Sekolah
Dasar. Ada beberapa alasan yang menyebabkan satu mata pelajaran itu dimasukkan ke
dalam kurikulum suatu sekolah. Alasan itu dapat digolongkan menjadi empat
golongan yakni :
a. Bila diajarkan IPA menurut cara yang tepat, maka IPA merupakan suatumata
pelajaran yang memberikan kesempatan berfikir kritis, misalnya IPA diajarkan
dengan mengikuti metode “menemukan sendiri”. IPA melatih anak berfikir kritis
dan objektif. Pengetahuan yang benar artinya pengetahuan yang dibenarkan
menurut tolok ukur kebenaran ilmu, yaitu rasional dan objektif. Rasional artinya
masuk akal atau logis, diterima oleh akal sehat. Obyektif artinya sesuai dengan
obyeknya, sesuai dengan kenyataan, atau sesuai dengan pengalaman pengamatan
melalui pancaindera.
b. Bila IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan yang dilakukan sendiri oleh
anak, maka IPA tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat hafalan belaka.
c. Mata pelajaran ini mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi
yang dapat membentuk kepribadian anak secara keseluruhan.
3. Ruang Lingkup IPA
IPA merupakan bagian dari kehidupan manusia sehingga pelajaran IPA
merupakan interaksi antara siswa dengan lingkungan kehidupannya. Oleh karena itu
dalam pembelajaran IPA ditekankan agar berorentasi kepada siswa. Untuk
meningkatkan kemampuan berpikir dan hasil belajar siswa melalui pembelajaran IPA
di SD, diperlukan suatu pedoman dan kriteria yang diantaranya adaptasi. Hal itu
meliputi: (1) Keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan
keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya, (2) Mengembangkan
pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, (3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap
positip dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara
IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat, (4) Mengembangkan keterampilan proses
untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, (5)
Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan
melestarikan lingkungan alam, (6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam
dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan, dan (7) Memperoleh
bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan
pendidikan ke SMP/MTs.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat, Waktu Penelitian, Pihak yang Membantu


1. Lokasi, waktu, Mata Pelajaran dan Kelas
Penelitian ini dilaksanakan di Kelas IV SDN 1 Negara Aji Baru Kecamatan
Anak Tuha Kabupaten Lampung Tengah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
jadwal di bawah ini :

Tabel 3.1
Jadwal Pelaksanaan perbaikan Pembelajaran
MATA
NO SIKLUS HARI / TANGGAL WAKTU KET
PELAJARAN
SELASA,5
1 IPA 1 PERTEMUAN 1 7.30-8.30
NOVEMBER 2021
RABU,6 NOVEMBER
IPA 1 PERTEMUAN 2 7.30-8.30
2021
KAMIS,7
IPA 1 PERTEMUAN 3 7.30-8.30
NOVEMBER 2021
JUM’AT,12
2 IPA 2 PERTEMUAN 1 7.30-8.30
NOVEMBER 2021
SABTU,13
IPA 2 PERTEMUAN 2 7.30-8.30
NOVEMBER 2021
SENIN,15
IPA 2 PERTEMUAN 3 7.30-8.30
NOVEMBER 2021

2. Karakteristik Siswa
Orang tua siswa kelas IV SDN 1 Negara Aji Baru Kecamatan Anak Tuha
Kabupaten Lampung Tengah profesi atau pekerjaannya sebagai berikut. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini :
Gambar 3.1 Pekerjaan Orang Tua Siswa
Grafik Pekerjaan Orang Tua Siswa
18
16
14
12
JUMLAH

10
8
6
4
2
0
PETANI KARYAWAN PEDAGANG SOPIR
JENIS PEKERJAAN

Berdasarkan grafik pekerjaan orang tua siswa diatas. Dari jumlah siswa yang
orang tuanya bekerja sebagai Petani ada 17 orang, Karyawan ada 7 orang, Pedagang
ada 9 orang dan pekerjaan Sopir ada 7 orang.
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
1. Jenis Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Perbaikan penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas.
Pelaksanaan PTK dilakukan dalam bentuk siklus atau putaran. Pelaksanaan penelitian
tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus, tiap siklusnya terdiri dari 4 tahap kegiatan,
antara lain tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Seperti yang
diuraikan Suharsimi Arikunto dibawah ini:
Gambar 3.2 Prosedur Pelaksanaan Perbaikan PTK
2. Prosedur Perbaikan PTK
Prosedur perbaikan penelitian ini sesuai dengan jenis Penelitian Tindakan Kelas
(PTK), yaitu terdiri dari dua siklus. Masing-masing siklus meliputi :
1. Tahap-tahap Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari
empat tahapan sebagai berikut:
Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini kegiatan yang akan dilakukan adalah melaksanakan sekenario
pembelajaran yang telah direncanakan dengan menggunakan penerapan motode
Eksperimen dan kerjasama. Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut:
1) Menganalisis kurikulum ( Standar Kompetensi: Memahami beragam sifat dan
perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan
sifatnya, kompetensi Dasar: mengidentifikasikan wujud benda padat, cair dan
gas)
2) Menyusun silabus
3) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran pada mata pelajaran IPA di
kelas IV, materi “sifat benda padat dan sifat benda cair” dengan menerapkan
metode eksperimen dan karakter kerjasama.
4) Menyiapkan LKS dan kunci jawaban
5) Membuat kisi-kisi soal
6) Menyiapkan soal-soal evaluasi yang berupa essay dan kunci jawaban
7) Menyusun lembar observasi guru dan lembar observasi siswa beserta
indikatornya
8) Membuat lembar penilaian afektif dan psikomotor beserta indikatornya
9) Mempersiapkan media yang akan dipergunakan pada waktu pembelajaran
10) Membentuk kelompok belajar
b. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan ini merupakan pelaksanaan dari tahap perencanaan pembelajaran
yang telah disusun sebagai berikut :
1) Kegiatan Awal
a) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan berdo’a
bersama-sama dengan siswa.
b) Guru memeriksa kehadiran siswa.
c) Apresepsi (mengingat dan mengulas pelajaran yang lalu dengan tanya
jawab) dan memotivasi siswa.
d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
e) Guru mempersiapkan alat peraga yang akan dipakai.
2) Kegiatan Inti
Tahap1: Persiapan Eksperimen
a) Guru membentuk siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil yang
beranggotakan 5 - 6 orang siswa yang heterogen.
b) Guru memberikan alat dan bahan untuk melakukan eksperimen pada
setiap kelompok.
c) Guru membagikan lembar diskusi siswa ( LDS ) kepada tiap-tiap
kelompok. .
d) Guru menyampaikan tujuan eksperimen.
e) Guru menjelaskan langkah-langkah untuk melakukan eksperimen
sesuai dengan LDS yang ada pada setiap kelompok.
Tahap 2: Pelaksanaan Eksperimen
a) Siswa melakukan kegiatan eksperimen tentang sifat bentuk benda
padat.
b) Siswa berdiskusi pada saat eksperimen tentang sifat bentuk benda
padat.
c) Guru mengamati siswa pada saat melakukan kegiatan eksperimen.
d) Guru membimbing siswa melakukan diskusi kelompok untuk
menyelesaikan LDS.
Tahap 3: Tindak lanjut Eksperimen
a) Guru meminta perwakilan kelompok menyampaikan hasil diskusinya
ke depan kelas, sedangkan kelompok lain diminta oleh guru untuk
mendengarkan secara kritis, agar dapat meemberikan tanggapan.
b) Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya masalah-masalah yang
ditemukan dalam kegitan eksperimen
3) Penutup
a) Guru bersama-sama dengan siswa untuk menarik kesimpulan dari materi
yang dipelajari.
b) Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
c. Pengamatan (observasi)
Dalam tahap ini pengamatan dilakukan terhadap jalannya kegiatan
pembelajaran yang menggunakan metode eksperimen. Kegiatan ini dilakukan
selama proses pembelajaran dengan tujuan agar memperoleh informasi yang lebih
mendasar dan komperensif yang dilakukan mulai dari awal sampai akhir
pembelajaran. Hasil pengamatan tersebut digunakan untuk mengetahui kelemahan
dan kelebihan pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
d. Refleksi
1) Menganalisis hasil pengamatan untuk membuat kesimpulan sementara
terhadap proses pembelajaran yang terjadi pada siklus I.
2) Menganalisis dan mengevaluasi aktivitas belajar siswa pada siklus I untuk
melakukan perbaikan pada pelaksanaan siklus II.
Siklus II
Semua kegiatan yang ada pada siklus II hampir sama dengan kegiatan pada
siklus I. Siklus II merupakan perbaikan dari siklus I, terutama didasarkan pada hasil
refleksi yang terjadi pada pembelajaran siklus I.
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini kegiatan yang akan dilakukan adalah melaksanakan sekenario
pembelajaran yang telah direncanakan dengan menggunakan penerapan motode
Eksperimen dan kerjasama. Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut:
1) Menganalisis kurikulum ( Standar Kompetensi: Memahami beragam sifat dan
perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan
sifatnya, kompetensi Dasar: mengidentifikasikan wujud benda padat, cair dan
gas)
2) Menyusun silabus
3) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran pada mata pelajaran IPA di
kelas IV, materi “sifat benda padat dan sifat benda cair” dengan menerapkan
metode eksperimen dan karakter kerjasama.
4) Menyiapkan LKS dan kunci jawaban
5) Membuat kisi-kisi soal
6) Menyiapkan soal-soal evaluasi yang berupa essay dan kunci jawaban
7) Menyusun lembar observasi guru dan lembar observasi siswa beserta
indikatornya
8) Membuat lembar penilaian afektif dan psikomotor beserta indikatornya
9) Mempersiapkan media yang akan dipergunakan pada waktu pembelajaran
10) Membentuk kelompok belajar
b. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan ini merupakan pelaksanaan dari tahap perencanaan pembelajaran
yang telah disusun sebagai berikut :
1) Kegiatan Awal
a) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan berdo’a
bersama-sama dengan siswa.
b) Guru memeriksa kehadiran siswa.
c) Apresepsi (mengingat dan mengulas pelajaran yang lalu dengan tanya
jawab) dan memotivasi siswa.
d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
e) Guru mempersiapkan alat peraga yang akan dipakai.
2) Kegiatan Inti
Tahap 1: Persiapan Eksperimen
a) Guru membentuk siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil yang
beranggotakan 5 - 6 orang siswa yang heterogen.
b) Guru memberikan alat dan bahan untuk melakukan eksperimen pada
setiap kelompok.
c) Guru membagikan lembar diskusi siswa ( LDS ) kepada tiap-tiap
kelompok. .
d) Guru menyampaikan tujuan eksperimen.
e) Guru menjelaskan langkah-langkah untuk melakukan eksperimen
sesuai dengan LDS yang ada pada setiap kelompok
Tahap 2: Pelaksanaan Eksperimen
a) Siswa melakukan kegiatan eksperimen tentang sifat bentuk benda
cair.
b) Guru mengamati siswa pada saat melakukan kegiatan eksperimen
c) Siswa berdiskusi pada saat eksperimen selesai tentang sifat bentuk
benda cair
d) Guru membimbing siswa melakukan diskusi kelompok untuk
menyelesaikan LKS.
Tahap 3: Tindak lanjut Eksperimen
a) Guru meminta perwakilan kelompok menyampaikan hasil diskusinya
ke depan kelas, sedangkan kelompok lain diminta oleh guru untuk
mendengarkan secara kritis, agar dapat meemberikan tanggapan.
b) Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya masalah-masalah yang
ditemukan dalam kegitan eksperimen
3) Penutup
a) Guru bersama-sama dengan siswa untuk menarik kesimpulan dari materi
yang dipelajari.
b) Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
c. Pengamatan (observasi)
Pada tahap ketiga, yaitu pengamatan/observasi yang dilakukan oleh observer di
kelas IV dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Observasi
dilakukan guru dan siswa selama proses pembelajaran, sehingga kekurangan
atau kesalahan pada pembelajaran dapat diperbaik.
d. Refleksi
Pada tahap refleksi kegiatan yang dilakukan yakni mengkaji dan memproses
hasil pengamatan pada saat pelaksanaan tindakan. Hasil penilaian menyangkut
penilaian proses ( hasil observasi siswa), lembar observasi afektif membangun
karakter serta psikomotor siswa maupun hasil tes. Dengan demikian, guru dapat
menjadikan hasil analisis ini sebagai bahan refleksi diri dan hasilnya digunakan
sebagai pedoman untuk rencana pelaksanaan pembelajaran siklus selanjutnya,
apabila belum tercapai keberhasilan pada siklus II ini.
C. Teknik Analisis Data
Untuk mengumpulkan data-data selama perbaikan penelitian, peneliti menggunakan
instrument sebagai berikut:
1. Lembar Observasi
Secara sederhana, observasi berarti pengamatan dengan tujuan tertentu, yaitu
untuk mengumpulkan data-data hasil perbaikan. Observasi dalam penelitian tindakan
kelas dilakukan terhadap guru sebagai peneliti oleh supervisor 2, dan pengamatan
(observasi) terhadap siswa sebagai subyek penelitian. Lembar observasi terhadap
guru sebagai peneliti adalah jurnal yang telah disediakan oleh UT. Lembar obsevasi
untuk siswa sebagai subyek perbaikan penelitian adalah observasi aktivitas siswa
selama proses pembelajaran.
2. Lembar tes / soal-soal tes
Untuk mengetahui hasil perbaikan pembelajaran, data-data dikumpulkan melalui
hasil tes pembelajaran. Tes pembelajaran berupa soal-soal tes yang disusun dalam
RPP (Rencana Perbaikan Pembelajaran) setiap siklus. Hasil tes pembelajaran
dimasukkan ke dalam suatu tabel, kemudian dideskripsikan sehingga diketahui
peningkatan perbaikan pembelajaran setiap siklusnya.
D. INDIKATOR KEBERHASILAN TINDAKAN
Adapun kriteria keberhasilan tindakan dalam penelitian ini adalah.

a. Aktivitas Pembelajaran

1) Aktivitas guru

Keberhasilan aktivitas proses pembelajaran oleh guru dikatakan baik, apabila rata-

rata skor aktivitas guru berada pada rentang nilai 40-51.

2) Aktivitas siswa

Keberhasilan aktivitas proses pembelajaran oleh guru dikatakan baik, apabila

rata-rata skor aktivitas siswa berada pada rentang nilai 40-51.


b. Hasil Belajar

1) Ranah kognitif

- Jika nilai rata-rata kelas siswa ≥ 70 dan meningkat setiap siklus

- Jika ketuntasan belajar klasikal tercapai yaitu ≥ 75%.

2) Penilaian Afektif

Persentase siswa yang mencapai kategori baik (B) setiap aspek

mengalami peningkatan setiap siklus.

3) Penilaian Psikomotor

Persentase siswa yang mencapai kategori terampil (T) mengalami peningkatan

setiap siklus.

Anda mungkin juga menyukai