BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
didik, untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan merupakan proses dasar dari
bukan hanya sekedar pengalaman, namun juga belajar merupakan suatu proses
dan bukan suatu hasil. Karena semua aktivitas dan prestasi hidup manusia tidak
lain adalah hasil dari belajar. Oleh karena itu belajar harus berlangsung secara
Pendidikan diartikan sebagai proses perubahan sikap dan tata laku seseorang
kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif,
yang baru, guru dituntut untuk menerapkan teori yang terdapat didalam
pembelajaran, guru tidak hanya sekedar memberikan teori saja, namun mampu
yang dimiliki menjadi kompetensi yang diharapkan. Tidak terlepas dari itu, ada
beberapa komponen yang terlibat dalam proses pembelajaran yaitu, anak didik,
guru, lingkungan belajar, materi pelajaran, pendekatan dan metode, model, media
Berdasrakan informasi pada observasi awal yang dilakukan dengan guru mata
pelajaran IPA kelas VIII A di SMP Negeri 1 Poso Pesisir, menunjukkan bahwa
pendekatan yang berpusat pada guru. Guru belum maksimal menerapkan model-
model pembelajaran yang bervariasi guru hanya menggunakan model yang hanya
berpusat pada guru yaitu dengan menggunakan model ceramah, tanya jawab,
membahas soal-soal serta melakukan diskusi. hal ini menyebabkan siswa kurang
menurun. Hal ini terlihat dari hasil rata-rata nilai ulangan harian IPA yang belum
3
memenuhi standar KKM yang sudah di tetapkan sekolah yaitu 75. Adapun rerata
ulangan harian mata pelajaran IPA kelas VIII A sebesar 64,00 dengan jumlah
belajar siswa secara keseluruhan 18,18%. Artinya masih belum ada yang
belum mampu dikatakan berhasil karena pada proses pembelajaran antusias siswa
untuk belajar masih rendah, siswa lebih sering aktif dengan kegiatannya sendiri
dan kurangnya berkembang ide-ide baru. Metode ceramah dan tanya jawab ini
kurang cocok dengan tingkah laku siswa yang masih kecil sehingga siswa merasa
bosan dengan pelajaran tersebut dan guru juga sulit untuk mengetahui apakah
seluruh siswa sudah menegrti tentang apa yang sudah di jelaskan. Model
yang aktif, inovatif dan menyenangkan. Model pembelajaran yang menarik dan
variatif akan berimplikasi pada minat maupun motivasi peserta didik dalam
Metode ceramah dan tanya jawab ini kurang cocok dengan tingkah laku siswa
yang masih kecil sehingga siswa merasa bosan dengan pelajaran tersebut dan guru
juga sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah menegrti tentang apa
utama dalam menciptakan suasana yang aktif, inovatif dan menyenangkan. Model
pembelajaran yang menarik dan variatif akan berimplikasi pada minat maupun
Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa
adalah model pembelajaran Inside Outside Circle adalah suatu model yang
Outside Circle dapat diterapkan untuk beberapa mata pelajaran, seperti IPS (Ilmu
model pembelajaran dengan sistem lingkaran kecil dan lingkaran besar yang
diawali dengan pembentukan kelompok besar dalam kelas yang terdiri dari
kelompok lingkaran dalam dan kelompok lingkaran luar”. Selain itu model Inside
Outside Circle ini memungkinkan siswa untuk saling berbagi informasi pada
Hal ini terbukti pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Sugiarti (2015)
Kesehatan melalui Model Pembelajaran Inside Outside Circle pada siswa kelas V
SD Negeri Ringin Sari kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun 2015. Model
memberikan kesempatan pada siswa agar saling berdiskusi dan berbagi informasi
pada saat yang bersamaan. Model pembelajaran ini diberi nama Inside Outside
Circle, karena siswa membentuk dua lingkaran, siswa yang berada dilingkaran
pertama menghadap keluar dan siswa yang berada diluar lingkaran pertama
berada di dalam disebut lingkaran kecil sedangkan lingkaran luar disebut dengan
diharapkan dapat memberi suasana baru yang menarik dan menyenangkan dalam
pembelajaran. Siswa dapat berdiskusi dan bekerja sama dengan siswa lain dalam
Pembelajaran Inside Outside Circle untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas
VIII A SMP Negeri 1 Poso Pesisir Pada materi Sistem Ekskresi Manusia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Poso Pesisir pada
C. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan
menggunakan model pembelajaran Inside Outside Circle pada mata pelajaran IPA
materi Sistem Ekskresi Manusia kelas VIII A di SMP Negeri 1 Poso pesisir.
D. Manfaat penelitian
1. Bagi Siswa
pemahaman mereka pada materi pelajaran. Selain itu juga lebih meningkatkan
kemampuan siswa dalam bekerja sama dengan siswa lain karena siswa
2. Bagi Guru
Hasil penelitian ini dapat digunakan guru untuk menggunakan model yang
3. Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukkan bagi pimpinan sekolah atau kepala sekolah, maupun
dan mendalam maka dalam penelitian ini masalah-masalah tersebut dibatasi pada
model pembelajaran Inside Outside Circle ditujukan kepada siswa kelas VIII A
SMP Negeri 1 Poso Pesisir. Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun
F. Definisi operasional
1. Model Pembelajaran
Model adalah cara yang ditempuh oleh guru untuk menciptakan situasi
proses belajar dan tercapainya prestasi belajar anak yang memuaskan. Model
bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara
khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau
(Komalasari, 2017).
kecil dan lingkaran besar di mana siswa saling membagi informasi pada saat yang
bersamaan dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur. Sintaksnya
adalah separuh dari jumlah siswa membentuk lingkaran kecil menghadap keluar,
luar berputar kemudian berbagi informasi kepada teman (baru) di depannya, dan
3. Hasil Belajar
belajar. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah
pemahaman, aplikasi, analisis, dan sintesis, yang diraih oleh siswa dan merupakan
proses belajar yang dialami oleh murid sebagai anak didik. Hasil belajar adalah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Model Pembelajaran
penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan
(Suprijono, 2014).
pengajar di kelas dalam setting pengajaran atau setting lainnya. Tiap model
dengan situasi kelas dan macam pandangan hidup, yang dihasilkan dari kerjasama
Fungsi Model Pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi pengajar dan para
berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar
kecil dan lingkaran besar di mana siswa saling membagi informasi pada saat yang
bersamaan dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur. Sintaksnya
adalah separuh dari jumlah siswa membentuk lingkaran kecil menghadap keluar,
luar berputar kemudian berbagi informasi kepada teman (baru) di depannya, dan
dengan pembentukan kelompok yang dilakukan oleh guru. Jika kelas termasuk
kelas gemuk, maka bagilah menjadi 2 kelompok besar. Tiap-tiap kelompok besar
terdiri dari 2 kelompok lingkaran dalam dan kelompok lingkaran luar yang jumlah
kelas.
11
menghadap ke dalam.
d. Dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi.
e. Pertukaran informasi bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang
bersamaan.
yang di lingkaran besar bergeser, satu atau dua langkah searah jarum jam
b) Adanya struktur yang jelas dalam pembelajaran model Inside Outside Circle
Tidak ada bahan yang dibutuhkan untuk strategi sehingga dapat dengan mudah
c) Dapat membangun sifat kerjasama antar peserta didik dan peserta didik lainnya
c) Model pembelaran Inside Outside Circle rumit untuk digunakan karena peserta
didik yang tidak mudah untuk diatur dalam memberi informasi sesama peseta
didik.
d) Model pembelajaran ini membutuhkan waktu yang lama ketika peserta didik
3. Hasil Belajar
belajar. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah
pemahaman, aplikasi, analisis, dan sintesis, yang diraih oleh siswa dan merupakan
proses belajar yang dialami oleh murid sebagai anak didik. Hasil belajar adalah
belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjtnya dari informasi tersebut guru dapat
eksternal, yaitu:
a) Faktor Internal
1) Faktor Fisiologis
Secara umum kondisi fisiologis, seperti kondisi kesehatan yang prima, tidak
dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani, dan
pelajaran.
2) Faktor Psikologis
Setiap individu dalam hal ini siswa pada dasarnya memiliki kondisi psikologis
b) Faktor Eksternal
1) Faktor Lingkungan
meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan alam misalnya suhu,
kelembapan, dan lain-lain. Belajar pada tengah hari di ruang yang memiliki
ventilasi udara yang kurang tentunya akan berbeda suasana belajarnya dengan
yang belajar di pagi hari yang udaranya masih segar dan di ruang yang cukup
c) Faktor Instrumental
disebut ekskresi. Ekskresi diperlukan tubuh agar zat sisa tersebut tidak meracuni
tubuh karena dapat merusak berbagai organ dalam tubuh bahkan dapat
a) Ginjal
1) Ginjal terletak di kanan dan kiri tulang pinggang, yaitu di dalam rongga perut
2) Ginjal sebelah kiri letaknya lebih tinggi dari dari pada ginjal sebelah kanan.
3) Ginjal berwarna merah karena banyak darah yang masuk kedalam ginjal.darah
akan masuk kedalam ginjal melalui pembuluh arteribesar dan akan keluar dari
ginjal melalui pembuluh vena besar. Apabila dipotong melintang, maka akan
4) Bagian luar disebut korteks renalis atau kulit ginjal, di bawahnya terdapat
medula renalis, dan di bagian dalam terdapat rongga yang disebut rongga ginjal
atau pelvis renalis. Ginjal tersusun atas lebih kurang 1 juta alat penyaring yang
merupakan unit penyusun utama ginjal dan unit yang berperan penting dalam
proses penyaringan darah. Pada gambar 2 dijelaskan bahwa sebuah nefron terdiri
atas sebuah komponen penyaring atau badan Malpighi yang dilanjutkan oleh
darah yang disebut glomerulus yang berada dalam kapsula Bowman. Pada bagian
merupakan kelanjutan dari badan Malpighi dan saluran yang ada di bagian korteks
distal, dan tubulus kolektivus (pengumpul) yang terdapat pada medula. Lengkung
Henle adalah saluran ginjal yang melengkung pada daerah medulla yang
Proses pembentukan urine di dalam ginjal melalui tiga tahapan. Ketiga tahapan
1) Tahap Fitrasi
mengalir melalui arteri aferen ginjal masuk ke dalam glomerulus yang tersusun
menjadi tinggi sehingga mendorong air dan zat-zat yang memiliki ukuran kecil
keluar melalui pori-pori kapiler, dan menghasilkan filtrat. Cairan hasil penyaringan
tersebut (filtrat), tersusun atas urobilin, urea, glukosa, air, asam amino, dan ion-ion
seperti natrium, kalium, kalsium, dan klor. Filtrat selanjutnya disimpan sementara
di dalam kapsula Bowman. Darah dan protein tetap tinggal di dalam kapiler darah
kapsula Bowman disebut urine primer. Tahapan pembentukan urine primer ini
Gambar 3. Struktur Badan Malpighi dan Proses Filtrasi (Shier et al, 2012).
18
2) Tahap Reabsorpsi
Urine primer yang terbentuk pada tahap filtrasi masuk ke tubulus proksimal. Di
dalam tubulus proksimal terjadi proses penyerapan kembali zat-zat yang masih
diperlukan oleh tubuh yang disebut dengan tahap reabsorpsi. Glukosa, asam
amino, ion kalium, dan zat-zat yang masih diperlukan oleh tubuh juga diangkut ke
dalam sel dan kemudian ke dalam kapiler darah di dalam ginjal. Sedangkan urea
hanya sedikit yang diserap kembali seperti yang dijelaskan pada gambar 4
(Kemendikbud, 2017).
Cairan yang dihasilkan dari proses reabsorpsi disebut urine sekunder. Urine
sekunder mengandung air, garam, urea, dan urobilin. Urobilin inilah yang
memberikan warna kuning pada urine, sedangkan urea yang menimbulkan bau
pada urine. Urine sekunder yang terbentuk dari proses reabsorpsi selanjutnya
dalam lengkung Henle air dalam urine sekunder juga terus direabsorpsi
(Kemendikbud, 2017).
19
3) Tahap Augmentasi
Setelah melalui lengkung Henle, urine sekunder sampai pada tubulus distal.
Pada bagian tubulus distal masih ada proses penyerapan air, ion natrium, klor, dan
urea. Pada tubulus distal terjadi proses augmentasi, yaitu pengeluaran zat-zat yang
tidak diperlukan tubuh ke dalam urine sekunder. Urine sekunder yang telah
bercampur dengan zat-zat sisa yang tidak diperlukan tubuh inilah yang merupakan
ginjal). Urine yang terbentuk selanjutnya keluar dari ginjal melalui ureter,
sementara dapat dilihat pada gambar 5. Kandung kemih memiliki dinding yang
elastis. Kandung kemih mampu meregang untuk dapat menampung sekitar 0,5 L
urine. Proses pengeluaran urine dari dalam kandung kemih disebabkan oleh
disebabkan oleh adanya sinyal yang menunjukkan bahwa kandung kemih sudah
penuh. Sinyal penuhnya kandung kemih memicu adanya kontraksi otot perut dan
otot-otot kandung kemih. Akibat kontraksi ini urine dapat keluar dari tubuh
b) Kulit
jelaskan pada gambar 6. Selain menjaga suhu tubuh, berkeringat ternyata juga
berfungsi untuk mengeluarkan zat sisa metabolisme. Organ tubuh manakah yang
jenis kuman, dan zat kimia berbahaya. Selain itu, kulit juga berfungsi untuk
mengurangi kehilangan air dalam tubuh, mengatur suhu tubuh, dan menerima
rangsangan dari luar. Seperti yang dijelaskan pada gambar 7 Kulit terdiri atas dua
lapisan utama yaitu lapisan epidermis (kulit ari) dan lapisan dermis (kulit jangat)
(Kemendikbud, 2017).
Epidermis merupakan lapisan kulit paling luar yang tersusun atas sel-sel epitel
darah maupun serabut saraf. Pada lapisan epidermis, masih terdapat beberapa
lapisan kulit, antara lain stratum korneum yang merupakan lapisan kulit mati dan
melanin.
terus menerus membentuk sel-sel baru ke arah luar menggantikan sel-sel kulit
terdapat otot penggerak rambut, pembuluh darah, pembuluh limfa, saraf, kelenjar
menggulung dan berhubungan dengan kapiler darah dan serabut saraf. Serabut
keringat. Kelenjar keringat akan menyerap air, ion-ion, NaCl, dan urea dari dalam
kumpulan jaringan ikat yang berfungsi melekatkan kulit pada otot. Lapisan
22
hipodermis banyak tersusun atas jaringan lemak sehingga juga berfungsi menjaga
c) Paru-paru
Selain berfungsi sebagai alat pernapasan, paru-paru juga berfungsi sebagai alat
ekskresi. Proses pertukaran gas yang terjadi di dalam alveolus seperti yang
berdifusi dengan arah yang sebaliknya. Darah pada alveolus akan mengikat
jaringan tubuh, darah mengikat karbon dioksida (CO2) untuk dikeluarkan bersama
d) Hati
Selain berperan dalam sistem pencernaan, hati juga berperan dalam sistem
ekskresi, yaitu mengekskresikan zat warna empedu yang disebut dengan bilirubin.
Bilirubin dihasilkan dari pemecahan hemoglobin yang terdapat pada sel darah
23
merah. Sel darah merah hanya memiliki rentang waktu hidup antara 100 - 120 hari
karena sel darah merah tidak memiliki inti sel dan membran selnya selalu
bergesekan dengan pembuluh kapiler darah. Karena tidak memiliki inti sel, sel
komponen sel yang rusak seperti yang sudah dijelaskan pada gambar 9
(Kemendikbud, 2017).
Sel darah merah yang rusak akan dihancurkan oleh makrofag di dalam hati dan
limpa. Hemoglobin yang terkandung dalam sel darah merah dipecah menjadi zat
besi, globin, dan hemin. Zat besi selanjutnya dibawa menuju sumsum merah
diubah menjadi zat warna hijau yang disebut biliverdin. Biliverdin kemudian
diubah menjadi bilirubin yang merupakan zat warna kuning oranye. Bilirubin
usus dua belas jari, kemudian menuju usus besar. Di dalam usus besar bilirubin
pewarna kuning pada urine dan sterkobilin sebagai pigmen cokelat pada feses.
(Kemendikbud, 2017).
Gambar 10. Bagan Proses Pemecahan Sel Darah Merah (Dok. Kemendikbud)
Organ hati juga berfungsi mengubah amonia (NH3) yang berbahaya jika
berada dalam tubuh, menjadi zat yang lebih aman, yaitu urea. Amonia tersebut
dihasilkan dari proses metabolisme asam amino. Urea dari dalam hati akan
dikeluarkan dan diangkut oleh darah menuju ginjal untuk dikeluarkan bersama
c. Gangguan pada Sistem Eksresi Manusia dan Upaya untuk Mencegah atau
Menanggulanginya
a) Nefritis
(uremia) serta adanya penimbunan air di kaki karena reabsorpsi air yang
terganggu (edema) seperti yang di jelaskan dalam gambar 11. Upaya penanganan
25
nefritis adalah dengan proses cuci darah atau pencangkokan ginjal (Kemendikbud,
2017).
b) Batu Ginjal
Batu ginjal adalah gangguan yang terjadi akibat terbentuknya endapan garam
kalsium di dalam rongga ginjal (pelvis renalis), saluran ginjal, atau kandung
kemih. Batu ginjal berbentuk kristal yang tidak dapat larut. Kandungan batu ginjal
adalah kalsium oksalat, asam urat, dan kristal kalsium fosfat. Endapan ini
terbentuknya batu ginjal adalah dengan meminum cukup air putih setiap hari,
membatasi konsumsi garam karena kandungan natrium yang tinggi pada garam
dapat memicu terbentuknya batu ginjal, serta tidak sering menahaan kencing. Batu
ginjal yang kecil dapat saja keluar melalui urine, tetapi seringkali menyebabkan
(Kemendikbud, 2017).
26
c) Albuminuria
glomerulus yang berperan dalam proses filtrasi, sehingga pada urine ditemukan
adanya protein. Albuminuria dapat terjadi akibat kurangnya asupan air ke dalam
kalsium, dan vitamin C dapat membuat glomerulus harus bekerja lebih keras
mencegah albuminuria adalah dengan mengatur jumlah garam dan protein yang
(Kemendikbud, 2017).
d) Hematuria
merah pada urine. Hal ini disebabkan penyakit pada saluran kemih akibat gesekan
dengan batu ginjal. Hematuria juga dapat disebabkan oleh adanya infeksi bakteri
pada saluran kemih. Upaya pencegahan hematuria dapat dilakukan dengan segera
buang air kecil ketika ingin buang air kecil, membersihkan tempat keluarnya urine
27
dari arah depan ke belakang untuk menghindari masuknya bakteri dari dubur,
serta banyak minum air putih. Ketika seseorang sakit hematuria, maka
e) Diabetes Insipidus
air yang masuk ke dalam tubuh, sehingga penderita akan sering buang air kecil
f) Kanker Ginjal
Merupakan penyakit yang timbul akibat pertumbuhan sel pada ginjal yang
tidak terkontrol di sepanjang tubulus dalam ginjal. Hal ini dapat menyebabkan
adanya darah pada urine, kerusakan ginjal, dan juga dapat memengaruhi kerja
organ lainnya jika kanker ini menyebar, sehingga dapat menyebabkan kematian.
g) Jerawat
Jerawat atau acne vulgaris pada gambar 13 merupakan suatu kondisi kulit yang
kulit sehingga berpotensi terjadi penumpukan kotoran dan kulit mati. Faktor
jerawat. Jerawat pada umumnya dapat muncul pada wajah, leher, atau punggung.
h) Biang Keringat
Biang keringat terjadi karena kelenjar keringat tersumbat oleh selsel kulit mati
yang tidak dapat terbuang secara sempurna. Pada gambar 14 keringat yang
disertai gatal. Sel-sel kulit mati, debu, dan kosmetik juga dapat menyebabkan
terjadinya biang keringat. Orang yang tinggal di daerah tropis dan lembap, akan
lebih mudah terkena biang keringat. Biasanya, anggota badan yang terkena biang
29
keringat adalah leher, punggung, dan dada. Biang keringat dapat mengenai siapa
menggunakan pakaian yang menyerap keringat dan longgar, atau apabila kulit
berkeringat segera keringkan dengan tisu atau handuk. Apabila terkena biang
keringat maka dapat diobati dengan memberi bedak atau salep yang dapat
yang terjadi di dalam tubuh kita untuk mengeluarkan zat-zat sisa yang beracun
bagi tubuh.
Proses pembuangan zat-zat sisa metabolisme ini dibantu oleh organ hati, ginjal,
paru-paru, dan kulit. Menjaga kesehatan organ pada sistem ekskresi sangat
penting agar tubuh tetap dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Oleh karena
itu, pola hidup yang sehat harus mulai kamu terapkan sedini mungkin. Beberapa
upaya yang dapat dilakukan antara lain dengan mengatur pola makan yang
seimbang, banyak minum air putih minimal 2 liter sehari, olahraga teratur, serta
tidak menunda untuk buang air kecil. Berdasarkan beberapa upaya tersebut, kamu
harus tahu mengapa hal tersebut dapat mencegah terjadinya gangguan pada sistem
Adapun temuan hasil penelitian yang relevan dengan model Inside Outside
Kabupaten Boyolali Tahun 2015. Hal ini terbukti setelah tes akhir memperoleh
guru dan siswa serta hasil belajar dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I
86,53% pada siklus II dan siklus I diperoleh aktivitas siswa sebesar 64,28%
siswa.
2) Penelitian yang dilakukan oleh Makmur Nurdin (Skripsi, 2017) yang berjudul
model pembelajaran Inside Outside Circle sudah berjalan dengan baik dan
dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Inpres 7/83 Pacing
meningkatkan hasil belajar siswa baik pada mata pelajaran IPA maupun pelajaran
yang lainnya. Perbedaan dengan penelitian yang sebelumnya terletak pada mata
pelajaran yang digunakan dari penelitian yang sebelumnya serta tempat dan
pelajaran IPA di kelas VIII SMP Negeri 1 Poso Pesisir agar menciptakan suasana
belajar yang aktif dan menyenangkan bagi siswa sehingga dapat meningkatkan
C. Kerangka Penelitian
hanya berpusat pada guru yaitu dengan menggunakan model ceramah, tanya
jawab, membahas soal-soal serta melakukan diskusi. hal ini menyebabkan siswa
untuk belajar masih kurang. Metode ceramah dan tanya jawab ini kurang cocok
dengan tingkah laku siswa yang masih kecil sehingga siswa merasa bosan dengan
pelajaran tersebut dan guru juga sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa
merupakan salah satu komponen utama dalam menciptakan suasana yang aktif,
Circle. Inside Outside Circle adalah model pembelajaran dengan sistem lingkaran
kecil dan lingkaran besar di mana siswa saling membagi informasi pada saat yang
32
bersamaan dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur. Sintaksnya
adalah separuh dari jumlah siswa membentuk lingkaran kecil menghadap keluar,
luar berputar kemudian berbagi informasi kepada teman (baru) di depannya, dan
Siklus I: guru
menggunakan
model
pembelajaran
Inside Outside
Circle
Penerapan Model
Kondisi Pembelajaran Inside Outside
akhir Circle Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Kelas VIII
A SMP Negeri 1 Poso Pesisir
pada konsep Sistem Ekskresi
Manusia
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori yang telah dikemukakan dalam tinjauan pustaka dan
pada materi Sistem Eksresi Manusia dapat meningkatkan hasil belajar siswa”.
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
B. Subyek Penelitian
Subyek pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Poso
Pesisir yang berjumlah 23 orang selaku kelas yang perlu diberikan tindakan dalam
C. Prosedur Penelitian
kelas. Skema prosedur penelitian tindakan kelas. Penelitian ini direncanakan akan
dilakukan dalam dua siklus, pada masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan
yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi yang akan di uraikan
sebagai berikut:
35
PELAKSANAAN
PERENCANAAN OBSERVASI
SIKLUS 1
REFLEKSI
PELAKSANAAN
SIKLUS 2
PERENCANAAN OBSERVASI
REFLEKSI
(Muslihuddin., 2009)
1. Siklus I
a. Perencanaan
c) Mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan pada proses pembelajaran dan
Inside Outside Circle dalam pembelajaran IPA (Rosma Hartiny Syam, 2010).
b. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan ini kegiatan model pembelajaran Inside Outside Circle
1) Pendahuluan
b) Guru memberikan motivasi dan menuliskan tujuan dan kompetensi dasar yang
2) Kegiatan Inti
akan dipraktekkan.
3) Kegiatan penutup
c. Observasi
diamati oleh dua orang pengamat yaitu satu orang guru bidang studi dan satu lagi
teman sejawat. Observasi yang dilakukan adalah mengamati setiap tindakan yang
37
meliputi: aktivitas guru, interaksi siswa dengan guru, interaksi siswa dengan
siswa, keaktifan siswa atau semua fakta yang ada selama proses pembelajaran
terjadi pada siswa dan mencatatnya pada lembar observasi yang telah disediakan
d. Refleksi
berdasarkan hasil kerja peserta didik. Hasil refleksi dijadikan sebagai bahan untuk
menentukan apakah siklus I dapat diakhiri atau masih perlu dilakukan siklus
2. Siklus II
a. Perencanaan
pelaksanaan pembelajaran.
b) Mempersiapkan alat evaluasi (tes) dan peneliti beserta guru kelas melakukan
IPA.
38
c) Membuat lembar observasi aktifitas siswa dan guru beserta kriteria penilaian
d) Lembar tes hasil belajar siswa yang digunakan untuk melihat hasil belajar
b. Pelaksanaan
Pada tahap ini berdasarkan hasil dari siklus I urutannya sebagai berikut :
1) Tahap Apersepsi
2) Kegiatan inti
akan dipraktekkan
3) Penutup
c. Observasi
keberhasilan kegiatan guru dan siswa dalam proses belajar mengajar (Rosma
d. Refleksi
tindakan dapat tercapai atau tidak. Apabila hipotesis tindakan belum tercapai maka
tercapai maka siklus ini dapat diakhiri (Rosma Hartiny Syam, 2010).
D. Indikator Penelitian
peserta didik yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung yang diperoleh
dari lembar observasi aktivitas peserta didik. Penelitian kualitatif sebagai suatu
dan melakukan studi pada situasi yang alami. Data yang sudah terkumpul tidak
berarti apa-apa bila tidak diolah dan perlu dianalisi data tersebut yang dibuat sejak
Jumlah skor
Persentase nilai rata-rata (NR) = X 100 %
skor maksimal
penelitian berangkat dari teori menuju data dan berakhir pada penerimaan dan
dengan menggunakan mean dan rerata untuk setiap siklus. Pada analisis data
yang diperoleh dari aktivitas setiap siswa dan guru persiklus menggunakan
rumusan berikut:
Analisis data untuk mengetahui daya serap klasikal digunakan rumus sebagai
berikut:
41
adalah jika daya serap klasikal 68% dan tuntas klasikal rata-rata ≥85%
(Depdiknas, 2006).
3. Indikator Keberhasilan
Kriteria keberhasilan dalam penelitian ini terdiri dari dua hal, yaitu
dari perubahan peningkatan proses hasil belajar IPA siswa menggunakan model
pembelajaran IPA.
peningkatan skor rata-rata hasil belajar dan peningkatan jumlah siswa mencapai
indikator yang ditentukan. Dalam penelitian ini dikatakan berhasil jika terdapat
peningkatan skor rata-rata hasil belajar siswa jumlah siswa yang mengikuti proses
pembelajaran memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan indikator yang
E. Instrument Penelitian
yang tepat, teknik dan alat pengumpulan data yang relevan, penggunaan teknik
dan alat pengumpulan data yang tepat memungkinkan diperolehnya data yang
42
a. Metode Observasi
setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi
tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti. Lembar observasi terdiri dari
lembar observasi guru dan lembar observasi siswa digunakan untuk melihat
aktivitas siswa dan guru dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar IPA dengan
b. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat yang lain yang
dimiliki oleh individu atau kelompok. Model tes digunakan untuk mengukur hasil
belajar peserta didik dalam pelajaran IPA adalah tes tertulis yang berupa tes soal
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
pada siswa kelas VIII A. tindakan yang diberikan adalah menggunakan model
pembelajaran Inside Outside Circle yang di ajarkan pada mata pelajaran IPA
konsep sistem ekskresi manusia. Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus, setiap
siklus terdiri dari 4 tahap. Tahap yang dimaksud adalah perencanaan, pelaksanaan,
pembelajaran mulai dari menyiapkan RPP, lembar kerja siswa, lembar observasi
guru, lembar observasi siswa dan soal-soal tes untuk siklus I dan siklus II. Berikut
materi sistem eksresi manusia dan diakhiri dengan memberikan soal tes. Hasil tes
Sebelum melakukan digunakan sebagai acuan atau sebagai skor awal pada
6. CL 50 Tidak Tuntas
7. KFS 55 Tidak Tuntas
8. OSM 60 Tidak Tuntas
9. A 65 Tidak Tuntas
No Kode Siswa Skor Awal Kategori
10. MD 55 Tidak Tuntas
11. GP 55 Tidak Tuntas
12. CS 50 Tidak Tuntas
13. MCR 70 Tidak Tuntas
14. SFSA 60 Tidak Tuntas
15. MK 65 Tidak Tuntas
16. RG 65 Tidak Tuntas
17. ATB 60 Tidak Tuntas
18. NS 55 Tidak Tuntas
19. CAK 65 Tidak Tuntas
20. TK 55 Tidak Tuntas
21. BAL 55 Tidak Tuntas
22. CCT 70 Tidak Tuntas
23. AI 65 Tidak Tuntas
Jumlah 1370
Tertinggi 70
Terendah 50
Rata-rata 60
Tidak Tuntas 22
Tuntas -
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
ajarkan bersama dengan guru pengampuh mata pelajaran IPA tentang materi ajar
yaitu sistem eksresi manusia, membuat tes evaluasi yang akan dikerjakan oleh
Inside Outside Circle serta menyiapkan lembar pengamatan baik untuk guru
b. Tahap Pelaksanaan
45
siklus dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan setiap akhir dari 2 kali pertemuan
tiga tahap, yaitu kegiatan awal (pendahuluan), kegiatan inti dan kegiatan akhir
pembelajaran dan hasil belajar yang diharapkan dan menghubungkan materi yang
Tahap selanjutnya adalah kegiatan inti. Pada tahap ini siswa dibagi menjadi
dua kelompok yaitu kelompok linkaran besar dan kelompok lingkaran kecil atau
bisa dikatakan dengan kelompok lingkaran dalam dan kelompok lingkaran luar.
Guru menjelaskan materi tentang sistem eksresi kemudian setelah itu siswa saling
berbagi informasi tentang materi sistem eksresi pada manusia. Selanjutnya guru
siswa jika mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran. Guru tetap berada di
46
mengevaluasi proses pembelajaran jika ada siswa yang ribut atau melakukan
Kegiatan selanjutnya adalah kegitan akhir (penutupan). Pada tahap ini guru
bertanya kepada siswa apakah ada yang belum mengerti dan meminta siswa untuk
bertanya jika ada yang belum memahami materi yang telah dipelajari.
c. Tahap Observasi
Hasil observasi aktivitas guru dan siswa pada siklus I dapat di peroleh
berdasarkan dari hasil pengamatan dan ketuntasan hasil belajar yang dilakukan
oleh pengamat.
Tahap ini peneliti melakukan pengisian lembar observasi untuk kegiatan guru
dan siswa yang telah disiapkan. Data observasi kegiatan guru dapat dilihat pada
Jumlah Skor 36
Rata-rata 69,23
Kategori Kurang
48
Hasil observasi aktivitas guru pada Tabel 2 pada siklus I diperoleh jumlah skor
36 dari skor maksimal 56 dengan nilai rata-rata yaitu 69,23 yang tergolong masih
dalam kategori kurang. Data di atas juga menjelaskan bahwa masih ada beberapa
kemampuan guru yang masih rendah dan perlu ditingkatkan antara lain adalah
adalah model pembelajaran Inside Outside Circle dan guru belum mampu
kelompok.
berlangsung, dari awal sampai akhir untuk setiap pertemuan. Hasil Pengamatan
aktivitas siswa pada siklus I dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini:
Berdasarkan Tabel 3 yaitu hasil observasi siswa pada siklus I diperoleh skor
61 dari skor maksimal 52 dan nilai rata-ratanya yaitu 62 yang digolongkan dalam
kategori kurang. Data diatas juga menjelaskan bahwa aktivitas siswa selama
proses pembelajaran melalui model Inside Outside Circle pada siklus I diperoleh
hasil yang kurang antara lain adalah siswa masih banyak mengharap dari guru,
masih belum mampu membagi informasi antara dua kelompok tentang mata
keberhasilan siswa serta mengukur sejauh mana pemahaman pada materi sistem
eksresi manusia maka siswa di berikan evaluasi tes, dan hasilnya dapat dilihat
serap klasikal 67%, ketuntasan belajar klasikal 39,13%. Dapat kita lihat juga
jumlah siswa yang tuntas pada siklus I adalah 9 siswa dan jumlah siswa yang
tidak tuntas 14 siswa, Hal ini menunjukkan bahwa siklus belum mencapai
ketuntasan yang telah ditetapkan yaitu minimal 75, maka akan dilakukan remedial
ulang Kembali.
d. Tahap Refleksi
kegiatan dalam siklus belajar kegiatan yang telah dilakukan, untuk menyelesaikan
siklus berikutnya. Aktivitas guru pada siklus I masih memiliki kekurangan yaitu
kemampuan guru yang masih rendah dan perlu ditingkatkan antara lain adalah
adalah model pembelajaran Inside Outside Circle dan guru belum mampu
kelompok.
51
Outside Circle pada siklus I diperoleh hasil yang kurang antara lain adalah siswa
tentang pelajaran, masih kurang dan masih belum mampu membagi informasi
Berdasarkan hasil tes pada siklus I dapat diketahui bahwa masih terdapat siswa
yang belum mencapai KKM dan belum mencapai nilai ketuntasan klasikal. Oleh
2. Siklus II
Tahap perencanaan siklus II ini materi yang diajarkan sama dengan materi
yang diajarkan pada siklus I sebelumnya yaitu materi tentang sistem eksresi
Inside Outside Circle dan membuat LKS. Pada siklus II ini dilakukan pada
diadakan proses pembelajaran dan di akhir pembelajaran diadakan tes hasil belajar
siswa. Pada tahap ini dilaksanakan pada tanggal 20 Juni 2022. Kegiatan
52
kegiatan inti dan kegiatan akhir (penutup). Tahapan tersebut sesuai dengan RPP I.
pembelajaran dan hasil belajar yang diharapkan dan menghubungkan materi yang
Tahap selanjutnya adalah kegiatan inti. Pada tahap ini siswa dibagi menjadi
dua kelompok yaitu kelompok linkaran besar dan kelompok lingkaran kecil atau
bisa dikatakan dengan kelompok lingkaran dalam dan kelompok lingkaran luar.
Guru menjelaskan materi tentang sistem eksresi kemudian setelah itu siswa saling
berbagi informasi tentang materi sistem eksresi pada manusia. Selanjutnya guru
proses pembelajaran jika ada siswa yang ribut atau melakukan kegiatan yang tidak
53
Kegiatan selanjutnya adalah kegitan akhir (penutupan). Pada tahap ini guru
bertanya kepada siswa apakah ada yang belum mengerti dan meminta siswa untuk
bertanya jika ada yang belum memahami materi yang telah dipelajari.
Tahap observasi siklus II dilakukan juga observasi aktivitas guru dan siswa
serta tentang peningkatan hasil belajar siswa. Hasil observasi aktivitas guru siklus
II dapat dilihat pada tabel 5, aktivitas siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel
6, serta hasil tes siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel 7.
Hasil observasi aktivitas guru pada Tabel 5 di siklus II dapat diketahui bahwa
dari skor maksimal 56 dengan nilai rata-rata yaitu 89,28 yang tergolong dalam
kategori baik.
55
berlangsung, dari awal sampai akhir untuk setiap pertemuan. Hasil Pengamatan
1 2 3 4
1. Siswa memperhatikan penjelasan guru. √
2. Siswa mencatat tujuan pembelajaran. √
3. Siswa membentuk kelompok yang terdiri √
dari kelompok luar dan kelompok dalam.
4. Siswa mencari informasi berdasarkan √
tugas dari guru.
5. Siswa berkumpul saling membaur (tidak √
berdasarkan kelompok).
6. Sebagian siswa berdiri membentuk lingkaran √
kecil dan menghadap keluar.
7. Sebagian siswa membentuk lingkaran besar √
menghadap kedalam.
8. Dua siswa berpasangan dari lingkaran kecil √
dan besar berbagi informasi. Pertukaran
informasi ini bisa dilakukan oleh semua
pasangan dalam waktu yang bersamaan.
9. Siswa berada dilingkaran kecil diam √
ditempat sementara siswa yang berada
dilingkaran besar bergeser satu atau dua
langkah searah jarum jam.
10. Siswa berada dilingkaran besar yang √
membagikan informasi. Demikian
seterusnya, sampai seluruh siswa selesai
berbagi informasi.
11. Siswa membuat kesimpulan. √
12. Siswa mengerjakan latihan dari guru. √
13. Siswa diberi pekerjaan rumah (PR). √
Jumlah 43
Rata-rata 83
Kategori Baik
Tabel 6. Observasi Aktivitas Siswa (Safitri, 2020)
56
berada pada kategori baik, dari tabel tersebut dapat dikatakan bahwa pada siklus II
aktivitas siswa terjadi peningkatan. Hasil tes evaluasi siklus II ditampilkan pada
tabel 7.
Hasil yang capai pada siklus II dilakukan refleksi atas hasil yang telah peroleh.
Secara umum, pembelajaran pada siklus II ini sudah semakin baik jika
dibandingkan dengan pembelajaran pada siklus I. Pada siklus II ini sudah terjadi
pembelajaran Inside Outside Circle. Begitu pula dengan siswa yang sudah
dengan baik. Hal ini dikarenakan aktivitas yang baik juga mempengaruhi
Berikut dijelaskan dalam grafik dibawah ini tentang aktivitas guru dan siswa
Gambar 18. Grafik presentase aktivitas guru dan siswa siklus I dan II
aktivitas guru pada siklus I yaitu memperoleh nilai rata-rata sebesar 69,23%. Dan
pada siklus II memperoleh nilai rata-rata sebesar 89,28%. Begitu juga dengan
aktivitas siswa yang mengalami peningkatan dari siklus I memperoleh nilai rata-
rata sebesar 62%. Dan pada siklus II memperoleh nilai rata-rata sebesar 83%.
58
Berikut dijelaskan dalam grafik dibawah ini tentang hasil belajar siswa pada
100%
80%
60%
40%
20%
0%
Siklus I Siklus II
Siklus I Siklus II
Gambar 19. Grafik presentase hasil belajar siswa siklus I dan siklus II
Grafik diatas dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan
pada siklus I dan siklus II. Pada siklus I daya serap klasikal memperoleh nilai
sebesar 67%. Sedangkan pada siklus II memperoleh nilai sebesar 81%. Begitu
juga dengan ketuntasan belajar klasikal pada siklus I memperoleh nilai sebesar
B. Pembahasan
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2022 tepatnya di kelas VII A SMP
Negeri Poso Pesisir yang berjumlah 22 orang. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2
dilakukan proses pembelajaran dan pada akhir pertemuan kedua dilakukan tes
atau refleksi.
terhadap hasil belajar siswa dalam mempelajari materi sistem eksresi manusia,
dari siklus I ke siklus II terjadi perubahan proses belajar menjadi lebih baik. Hasil
yang telah dilakukan pada siklus I masih sangat kurang, sedangkan pada siklus II
meningkat. Peningkatan ini diukur berdasarkan nilai data yang diperoleh dari
masing-masing siklus. Berikut ini akan diuraikan pembahasan dari semua hasil
1. Aktivitas Guru
belajar IPA kelas VIII A di SMP Negeri 1 Poso Pesisir. Dalam penelitian ini,
pengamat pada aktivitas guru adalah Ibu Rahmanita, S.Pd sebagai guru mata
guru mengalami peningkatan. Sesuai dengan data aktivitas guru yang diperoleh
dari pengamat dengan nilai rata-rata siklus I yaitu 69,23 (kurang) pada siklus ini
karena guru hanya terbiasa menggunakan model pembelajaran ceramah serta guru
pembelajaran Inside Outside Circle guru sudah mampu mengatasi siswa yang
pada tahap observasi siklus II ini guru sudah mampu memperoleh nilai rata-rata
sebanyak 89,28 serta termasuk dalam kategori (baik). Hal ini membuktikan bahwa
2. Aktivitas Siswa
dalam Mata Pelajaran IPA Kelas VIII A di SMP Negeri 1 Poso Pesisir. Dalam
penelitian ini, pengamat aktivitas siswa adalah peneliti itu sendiri. Berdasarkan
peningkatan. Sesuai dengan data aktivitas siswa yang diperoleh dari pengamat
61
dengan nilai rata-rata siklus I adalah 62% termasuk dalam kategori kurang dan
siklus II mendapatkan nilai rasa-rata sebesar 83% dan sudah tergolong dalam
kategori baik.
dalam kelas dan masih ada juga yang kurang disiplin pada proses pembelajaran
bahkan ada beberapa siswa yang hanya keluar kelas untuk bermain, dan pada saat
pembagian kelompok siswa juga masih suka memilih-milih teman dan tidak mau
pembelajaran kurang efesien dan perlu dilakukan penelitian ulang atau penelitian
siklus II. Pada penelitian siklus II sudah mulai terlihat perubahan siswa sudah
tidak bermain dalam proses pembelajaran dan sudah mulai disiplin dalam proses
pembelajaran serta siswa sudah mau berbaur dan sudah bisa menerapkan model
pembelajaran Inside Outside Circle dan siswa sudah bisa saling bertukar
informasi tentang apa yang telah di jelaskan oleh guru dan apa yang mereka
pahami tentang materi sistem eksresi pada manusia dan siswa sudah
mendapatkan nilai rata-rata sebesar 83% dan sudah termasuk dalam kategori
baik.
Untuk melihat hasil belajar siswa secara keseluruhan pada materi sistem
tersebut untuk setiap siklus terjadi peningkatan antara siklus I dan siklus II. Pada
siklus I daya serap klasikal memperoleh nilai persentase sebesar 67% dan nilai
62
siklus I ini dapat terlihat bahwa hasil belajar belum mencapai ketuntasan karena
siswa masih monoton berharap pada guru dan belum mampu mencari informasi
secara mandiri dan pada siklus ini juga siswa masih menyesuaikan dengan model
pembelajaran Inside Outside Circle yang berpusat pada siswa sedangkan model
yang biasa dipakai hanya lah model ceramah yang hanya berpusat pada guru dan
pada hasil belajar yang masih kurang di mata pelajaran IPA pada materi sistem
ekskresi manusia.
Pada siklus II terjadi peningkatan yang sangat signifikan karena pada siklus ini
terapakan siswa sudah mampu mencari dan berbagi informasi secara mandiri,
serta siswa sudah mau membaur dan membuat kelompok siswa sudah mampu
menyelesaikan masalah secara bersama-sama dan tugas yang diberikan juga sudah
mampu terselesaikan dengan baik, dengan demikian nilai yang di peroleh untuk
daya serap klasikalnya sebesar 81% untuk nilai ketuntasan belajar klasikal
penerapan model pembelajatan Inside Outside Circle pada materi sistem eksresi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
belajar IPA siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Poso Pesisir pada konsep sistem
1. Pada siklus I aktivitas guru belum terjadi peningkata karena guru lebih
serta dalam pmebagian kelompok dan belum mampu mengatasi siswa yang
belum membaur dalam kelompok sehingga pada saat observasi guru hanya
mendapatkan rata-rata nilai sebesar 69,23% dan masih dalam kategori kurang,
akan tetapi pada siklus II aktivitas guru sudah mampu mengatasi masalah-
masalah tersebut seperti membuat siswa sudah mau berbaur antara satu sama
serta guru sudah berperan aktif dalam kegiatan belajar siswa pada hasil
2. Pada sisklus I aktivitas siswa belum terlihat karena siswa masih kurang focus
dan banyak bermain pada saat proses pembelajaran dan siswa juga masih
memilih-milih teman serta belum mampu berbaur antara satu dengan yang
siswa sudah tidak bermain dalam proses pembelajaran dan sudah mulai
disiplin dalam proses pembelajaran serta siswa sudah mau berbaur dan sudah
bisa menerapkan model pembelajaran Inside Outside Circle siswa sudah bisa
saling bertukar informasi tentang apa yang telah di jelaskan oleh guru dan apa
yang mereka pahami tentang materi sistem eksresi pada manusia serta sudah
mendapatkan nilai rata-rata sebesar 83% serta sudah trmasuk dalam kategori
baik.
3. Pada hasil belajar siswa terjadi peningkatan yang sangat signifikan. Pada
siklus I daya serap klasikal memperoleh nilai persentase sebesar 67% dan
pembelajaran ceramah yang hanya mengharapkan dari guru saja. Pada siklus
II ini sudah terjadi peningkatan yang sangat signifikan dari siswa yang malas
dan hanya bermain-main saat proses pembelajaran pada siklus ini siswa sudah
menjadi raji dalam mencari informasi serta berbagi kepada sesame teman-
model pembelajatan Inside Outside Circle pada materi sistem eksresi manusia
B. Saran
Terkait hasil penelitian dan pembahasan serta simpulan yang telah disajikan,
1. Diharapkan kepada guru mata pelajaran IPA di SMP Negeri 1 Poso Pesisir
Agar pembelajaran lebih menarik dan aktif, seorang guru dapat memperbaiki
mutu proses dan hasil belajar siswa serta guru mampu bertindak sebagai
fasilitator yang lebih banyak memberikan motivasi kepada siswa untuk aktif
2. Disarankan kepada pihak lain atau peneliti yang lain yang ingin melakukan
penelitian yang sama pada materi yang lain atau mata pelajaran yang lain dapat
DAFTAR PUSTAKA