Anda di halaman 1dari 15

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat penting
karena pendidikan membantu manusia untuk mengembangkan potensi sehingga
manusia bisa mengelola dan memanfaatkan alam dan lingkungannya sehingga dapat
bertahan hidup. Pendidikan merupakan suatu proses perubahan tingkah laku dan
transfer nilai moral serta ilmu pengetahuan. Titik berat dari pendidikan adalah proses
belajar, bukan hanya proses transfer ilmu, melainkan proses perubahan tingkah laku.
Dengan demikian titik berat dari pendidikan itu adalah proses.
Dalam proses pembelajaran di sekolah, kurikulum, strategi, model dan
metode pembelajaran merupakan hal yang sangat penting. Kurikulum yang
diterapkan di setiap jenjang pendidikan saat ini adalah Kurikulum 13 revisi. Secara
umum kurikulum ini memiliki rumusan yang sangat baik dan benar-benar
merencanakan pendidikan dimana siswalah yang aktif belajar. Kurikulum ini tentulah
perlu ditunjang dengan strategi, model serta metode pembalajaran yang tepat
sehingga siswa dapat aktif dalam proses pembelajaran.
Kenyataan di lapangan menunjukan bahwa ternyata tidak semua siswa dapat
aktif dalam proses pembelajaran. Lebih banyak mereka menganggap bahwa proses
pembelajaran di kelas hanyalah formalitas untuk mendapatkan nilai. Ketika proses
belajar berlangsung mereka kurang berkonsentrasi dalam mengikuti pembelajaran,
mereka lebih banyak mengobrol, acuh tak acuh dan mengantuk. Hal ini tentu tidak
sesuai dengan apa yang diharapkan.
Berdasarkan observasi yang penulis lakukan di kelas X OTKP 5 SMKN 1
Solok, terlihat bahwa siswa kurang bisa berkonsentrasi belajar, kurang termotivasi
dan kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini terbukti dari siswa itu
sendiri yang kurang memperhatikan saat proses belajar dan kurang bersemangat
mengerjakan tugas yang diberikan.
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sangat ditentukan oleh
pemilihan model, dan metode pembelajaran oleh guru sebagai fasilitator. Jika model
dan metode yang digunakan sesuai dengan materi serta karakter siswa yanga akan
mengikuti pembelajaran maka keaktifan siswa dapat ditingkatkan. Model yang dipilih
hendaknya benar-benar membuat siswa tanpa sadar mengikuti pembelajaran dengan
senang hati, bersemangat dan termotivasi.
2

Salah satu model tersebut adalah model pembelajaran kooperatif. Model


pembelajaran ini model pembelajaran yang mengembangkan hubungan kerjasama di
antara peserta didik dalam mengerjakan tugas-tugas akademik di kelas. Model
pembelajaran ini sangat menuntut keaktifan siswa sebagai perserta didik.
Keberhasilan individu dalam satu kelompok ditentukan oleh keberhasilan kelompok.
Model pembelajaran ini akan lebih efektif untuk meningkatkan aktivitas
belajar siswa jika pembelajaran tersebut merupakan aktif, inovatif, kreatif, efektif
dan menyenangkan (PAIKEM). Pembelajaran PAIKEM ini menekankan pada proses
tanpa mengurangi ketercapaian tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Aktif artinya
dalam proses pembelajaran siswalah yang aktif melakukan setiap kegiatan yang ada
dalam pembelajaran. Inovatif artinya dalam kegiatan pembelajaran siswa menemukan
dan membuktikan suatu konsep, fenomena, prinsip, dan hukum. Pembelajaran yang
kreatif merupakan kegiatan pembelajaran yang dapat membuat siswa menuangkan
bakat dan kemampuan yang ia miliki dalam menyelesaikan tugas yang diberikan
guru. Efektif maksudnya adalah bahwa kegiatan yang dilakukan siswa tidak lepas
dari tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Kegiatan yang dilakukan sebanding
dengan tujuan pembelajaran baik dari segi waktu, banyaknya tujuan yang dicapai
maupun hasil pembelajaran. Kegiatan yang menyenangkan dapat tercipta karena
pembelajaran itu membuat siswa bersemangat dan menikmati setiap proses yang
mereka lakukan.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,
maka dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai :
1. Pembelajaran Kooperatif
2. Model Pembelajaran STAD
3. Model pembelajaran PAIKEM

C. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang :
1. Manfaat pembelajaran Kooperatif
2. Langkah-langkah yang diperlukan pada pembelajaran model STAD
3. Manfaat penggunaan pembelajaran model STAD berbasisi PAIKEM pada
pelajaran Matematika
3

D. Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai:
1. Bekal pengetahuan dan motivasi bagi penulis guna meningkatkan pola pengajaran
matematika di masa yang akan datang.
2. Bahan masukan bagi guru bidang studi Matematika dan bidang studi lainnya,
khususnya di SMKN 1 Solok untuk memotivasi siswa dalam usaha
meningkatkan aktivitas belajar siswa.
3. Merubah cara pandang siswa dalam mempelajari Matematika.
4

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Aktivitas dalam Belajar


Selama proses belajar mengajar siswa diharapkan mempunyai aktivitas
belajar positif. Menurut Sriyono (1992: 8) dalam dunia pendidikan keaktifan
sbelajar merupakan tuntutan logis dari pengajaran yang seharusnya, tidak ada
suatu kegiatan belajar mengajar tanpa melibatkan keaktifan siswa.
Permasalahannya adalah tingkat keaktifan siswa itu dalam proses belajar
mengajar. Sedangkan keaktifan siswa itu sendiri sangat tergantung kepada
dorongan atau motivasi yang timbul baik dari dalam diri seseorang maupun dari
luar dirinya, sehingga semakin tinggi dorongan yang timbul dalam diri seseorang
akan semakin aktif dalam belajar.
Aktivitas dalam kegiatan belajar mengajar dapat dipengaruhi oleh faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal berupa motivasi siswa itu sendiri
dalam kegiatan belajar mengajar. Siswa yang memiliki motivasi yang tinggi akan
menunjukkan aktivitas yang baik dalam proses belajar mengajar dan begitu
sebaliknya. Sedangkan faktor eksternal berasal dari lingkungan belajar siswa itu
sendiri, baik lingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat.

B. Model pembelajaran kooperatif


Keberhasilan proses pembelajaran juga sangat ditentukan oleh model
pembelajaran apa yang diterapkan oleh guru di kelas. Model pembelajaran tidak
hanya akan mempengaruhi hasil belajar siswa secara kognitif, tetapi juga
mempengaruhi hasil belajar aspek afektif dan psikomotor. Model pembelajaran
yang sesuai akan membantu siswa untuk memiliki akhlak mulia, budi pekerti
luhur, kepribadian unggul, kepemimpinan, jiwa entrepreneurship, jiwa patriot,
jiwa inovator, prakarsa, kreativitas, kemandirian berdasarkan bakat, minat dan
perkembangan fisik maupun psikologisnya secara optimal.
Salah satu model pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan
aktivitas belajar siswa adalah model pembelajaran kooperatif. Model
pembelajaran kooperatif merupakan model pemebelajaran berkelompok dimana
siswa bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi dan
menyelesaikan tugas kelomponya. Menurut Muhammad (2009), “model
pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pengajaran dimana siswa
5

belajar dalam kelompok kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan


berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling kerjasama
dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran. Dalam pembelajaran
kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu anggota dalam
kelompok belum menguasai materi pelajaran.
Pembelajaran kooperatif dilakukan dalam bentuk diskusi kelompok.
Muslimin (2001) mengemukakan 7 unsur dasar model pembelajaran kooperatif
adalah sebagai berikut :
a. Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka “sehidup
sepenanggungan”.
b. Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya,
seperti milik mereka sendiri.
c. Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya
memiliki tujuan yang sama.
d. Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara
anggota kelompoknya.
e. Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah/ penghargaan yang
juga akan dikenakan untuk semua kelompok.
f. Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan
untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
g. Siswa akan diminta mempertanggungjawakan secara individual materi
yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

Dari ketujuh unsur tersebut dapat terlihat bahwa proses pembelajaran


kooperatif membentuk pribadi siswa yang unggul dan juga dapat membantu
ketercapaian tujuan pembelajaran. Keberhasilan individu ditentukan oleh
keberhasilan kelompoknya. Sehingga jiwa kebersamaan, jiwa kepemimpinan,
jiwa inovator akan terbentuk dalam pribadi siswa.
Dalam pelaksanaannya proses pembelajaran kooperatif memiliki langkah-
langkah. Langkah- langkah pemebelajaran kooperatif menurut Agus (2010) dapat
dilihat dalam table 1.
Tabel 1. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Fase Tingkah laku Guru

(1) (2)

Fase-1: present goal and set Menjelaskan tujuan pembelajaran dan


6

Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik siap belajar


memotivasi siswa.
Fase-2: present information Mempresentasikan informasi kepada peserta
Menyajikan informasi. didik secara verbal
Fase-3: organize student Memberikan penjelasan kepada peserta didik
into learning teams tentang tata cara pembentukan tim belajar dan
Mengorganisasikan siswa membantu kelompok melakukan transisi yang
dalam kelompok-kelompok efisien
belajar.
Fase-4: Assist team work Membantu tim-tim belajar selam peserta didik
and study mengerjakan tugasnya
Membimbing kelompok
bekerja dan belajar
Fase-5: Test on the material Menguji pengetahuan peserta didik mengenai
Evaluasi berbagai materi pembelajaran atau kelompok-
kelampok mempresentasikan hasil kerjanya
Fase-6: Provide recognition Mempersiapkan cara untuk mengakui usaha dan
Memberikan penghargaan prestasi individu maupun kelompok

C. Tipe STAD (Student- Team achievement- Devision)


Pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD)
yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John
Hopkin (dalam Slavin, 1995) merupakan pembelajaran kooperatif yang paling
sederhana, dan merupakan pembelajaran kooperatif yang cocok digunakan oleh guru
yang baru mulai menggunakan pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran
kooperatif tipe STAD adalah salah satu model pembelajaran yang berguna untuk
menumbuhkan kemampuan kerjasama, kreatif, berpikir kritis dan ada kemampuan
untuk membantu.
Menurut Herry (2009) secara garis tahap-tahap kooperatif tipe STAD dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Tahap persiapan
Pada tahap ini, guru mempersiapkan materi berikut perangkat pengajaran
termasuk lembar kerja siswa dan soal quiz serta menentukan metode pembelajaran
dan penyajaian materi pada awal pembelajaran. Pembagian kelompok berdasarkan
skor awal , masing masing kelopok terdiri dari 4-6 dengan variasi yang bervariasi,
7

jenis kelamin, dan ras yang berbeda. Guru menjelaskan bahwa tugas utama kelompok
adalah membantu anggota untuk menguasai materi dan mempersiapkan kuis serta
setiap angota hendaknya berusaha untuk memperoleh nilai yang baik karena nilai
individu mempengaruhi nilai kelompok.
b. Tahap penyajian materi
Sebelum pembelajaran, guru mengimformasikan kepada peserta didik tujuan
yang hendak dicapai dan prasyarat yang harus dimiliki. Penyajian materi dilakukan
secara klasikal. Dalam penyajian materi pembelajaran guru memperhatikan hal-hal
berikut:
 Mengembangkan materi pelajaran sesuai dengan apa yang akan dipelajari
peserta didik dalam kelompok
 Menekankan kepada peserta didik bahwa belajar adalah memahami makna
bukan hafalan
 Mengontrol pemahaman peserta didik sesering mungkin
 Memberikan penjelasan tentang benar atau salahnya jawaban dari suatu
pertanyaan
Setelah peserta didik memahami permasalahan, selanjutnya beralih pada
materi berikutnya.
c. Tahap kegiatan kelompok
Dalam tahap ini peserta didik mempelajari materi dan melaksanakan tugas-
tugas yang diberikan guru dalam LKS. Dalam kegiatan kelompok peserta didik saling
membantu dan berbagi tugas. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas
kelompoknya. Peran guru dalam tahap ini adalah sebagai fasilitator dan motivator
kegiatan tiap kelompok.
d. Tahap pelaksanaan tes individu
Setelah materi dipelajari dan dibahas secara berkelompok, peserta didik diberi
tes dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan yang telah dicapainya.
Hasil tes digunakan sebagai nilai perkembangan individu dan untuk perolehan skor
kelompok.
e. Tahap perhitungan skor perkembangan individu
Skor perkembangan individu dihitung berdasrkan selisih perolehan tes
sebelumnya (skor awal) dengan tes akhir. Berdasarka skor awal peserta didik
memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan sumbangan skor maksimal bagi
kelompoknya berdasarkan skor tes yang diperolehnya
D. Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM)
8

PAIKEM merupakan suatu singkatan dari P: Pembelajaran, A: Aktif, I:


Inovatif K: Kreatif, E: Efektif, dan M: Menyenangkan. PAIKEM didasarkan
pada undang-undang no 20 tentang sisdiknas pasal 40 dimana salah-satu ayatnya
berbunyi: “guru dan tenaga kependidikan berkewajiban untuk menciptakan
suasana pendidikan yang bernakna, menyenangkan kreatif, dan dialogis”. Selain
itu PP no 9ayat 1 juga menyatakan hal yang sama. PP ini menyatakan bahwa
“proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk
berparyisispasi aktif, memberikan ruang gerak yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisikserta psikolagis siswa.”
Hal ini mengindekasikan pada kita bahwa sangatlah penting untuk menciptakan
kegiatan pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.
Dalam PAIKEM terdapat lima pilar uatama yaitu: Aktif, Inovatif, Kreatif,
Efektif dan Menyengkan. Sedangkan huruf merupakan singkatan dari
Pembelajaran dimana menurut Krisnawan (2010) “Pembelajaran adalah usaha
sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah
laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya
kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama dan karena adanya
usaha”.

BAB III
9

PEMBAHASAN MASALAH

A. Sasaran Pembelajaran STAD berbasis PAIKEM


1. Pembelajaran aktif merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa
dan guru berfungsi sebagai fasilitator. Pemebelajaran aktif harus bisa
menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga peserta didik aktif
bertanya, dan mengemukakan gagasannya.
2. Pembelajaran inovatif merupakan pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan sesuatu melalui
aktivitas belajar yang dijalaninya. Seiring dengan kegiatan ini siswa juga
akan meningkatkan aktivitas belajarnya jika pembelajaran itu kreatif.
Artinya pembelajaran menstimulasi siswa untuk mengembangkan
gagasannya dengan memanfaatkan sumber belajar yang ada.
3. Pembelajaran efektif adalah pembelajaran yang menghasilkan apa yang
harus dikuasai siswa petelah proses pembelajaran berlansung.
Pembelajaran yang efektif dapat membuat siswa menguasai semua tujuan
pembelajaran yang berdimensi mental fisik, maupun social.
4. Pembelajran menyenangkan adalah pembelajaran denga sussana socio
emotional climate positif. Peserta didik merasakan bahwa proses belajar
yang dialaminya bukan sebuah penderitaan, melainkan berkah. Cirri-ciri
suasana pembelajaran yang menyenangkan diantaranya:
1. Rileks
2. Bebas dari tekanan
3. Aman
4. Menarik
5. Bangkitnya minat belajar
6. Adanya keterlibatan penuh
7. Perhatian peserta didik tercurah
8. Lingkungan belajar yang menarik
9. Bersemangat
10. Keadaan gembira
11. Konsentrasi tinggi

B. Tahap-tahap Pelaksanaan Pembelajaran


10

Dalam pelaksanaan model pembelajaran STAD yang berbasis PAIKEM,


penulis melakukan beberapa tahap kegiatan untuk mendapatkan hasil yang baik
dan maksimal. Adapun rencana kegiatan yang diprogramkan adalah sebagai
berikut:
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
2) Menyiapkan Lembar Diskusi Siswa.
3) Membagi anggota kelas kedalam kelompok heterogen yang masing-masing
kelompok terdiri dari 4 orang, karena kelas X OTKP 5 terdiri atas 30
orang, maka kelompok dapat dibentuk 6 kelompok.
4) Membuat lembaran observasi yaitu data tentang aktivitas siswa dalam proses
belajar mengajar. Alat yang digunakan untuk data ini adalah ceklis.
Setelah langkah perencanaan di atas, selanjutnya dilaksanakan proses seperti
berikut ini :
a. Tindakan
Adapun pelaksanaan tindakan yang dilakukan adalah:.
a. Guru melaksanakan proses pembelajaran yaitu:
1) Memberikan apersepsi dan motivasi
2) Memberikan LDS sebagai bahan diskusi
3) Mempresentasikan hasil diskusi
4) Melengkapi hasil diskusi
5) Mengarahkan siswa untuk membuat rangkuman dan memberikan tugas
rumah.
b. Memberikan tes kecil dengan langkah- langkah sebagai berikut:
1) Siswa menyediakan kertas satu lembar untuk jawaban tes kecil
2) Guru membacakan soal yang telah disiapkan
3) Lembaran jawaban dikumpulkan langsung oleh siswa kepada guru
4) Lembaran jawaban diperiksa, dinilai kemudian diserahkan kepada siswa
pada pertemuan berikutnya.

b. Observasi
Observasi diartikan sebagai kegiatan mengenali dan mengamati semua
indikator, perubahan-perubahan yang terjadi dan hasil akhir yang dicapai sebagai
dampak dari tindakan yang telah dilakukan. Tahap ini berjalan bersamaan dengan
saat pelaksanaan tindakan atau proses belajar mengajar berlangsung.
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data berupa kegiatan siswa. Hal-
hal yang diamati adalah aktivitas verbal, aktivitas non-verbal dan aktivitas mental.
11

Aktivitas verbal meliputi kegiatan siswa mengajukan pertanyaan pada guru atas
materi pelajaran yang sedang berlansung, menjawab pertanyaan dari guru atau
teman sekelas, mendengarkan uraian materi pelajaran. Aktivitas non-verbal seperti
memperagakan gerak dan menyelesaikan tugas rumah. Sementara aktivitas mental
meliputi keseriusan siswa mengikuti tes dan uji fisik.

c. Refleksi
Tahapan ini bertujuan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang
telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan
refleksi/ perenungan. Melalui refleksi dapat ditemukan beberapa kekuatan dan
kelemahan pelaksanaan tindakan pada siklus pertama, yang nantinya akan
dijadikan sebagai dasar untuk perencanaan tindakan pada siklus kedua.

C. Alat Pengumpul Data


a. Lembar Diskusi Siswa yaitu LDS yang berisi petunjuk bagi siswa dalam
belajar dan bekerja.
b. Lembar observasi

D. Teknik analisis data


Data tentang aktivitas siswa setiap pertemuan diinterpretasikan dalam bentuk
persentase. Untuk menentukan persentase aktivitas siswa digunakan rumus:

keterangan:
P = persentase aktivitas siswa tiap pertemuan
F = jumlah siswa yang terlibat
N = jumlah siswa yang hadir

BAB IV
KESIMPULAN
12

Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa melalui kegiatan


pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan dapat meningkatkan
aktivitas siswa dalam belajar fisika. Hal tersebut terlihat dari perubahan-perubahan
aktivitas siswa dalam mengikuti proses belajar-mengajar, karena siswa tahu bahwa di
akhir jam pelajaran akan diadakan diadakan reword terhadap hasil kerja kelompok
dan individu, sehingga siswa lebih termotivasi dan berkonsentrasi pada pelajaran saat
proses belajar mengajar berlangsung. Penerapan pembelajaran yang aktif, inovatif,
kreatif, efektif dan menyenangkan dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar
dan mendorong semangat belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA
13

,Suharsimi Arikunto. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:


Rineka Cipta

Agus Suprijono.2010. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.


Yogyakarta: Pustaka Belajar

Elida Prayitno. 1989. Motivasi dalam Belajar. Padang: IKIP Padang


Herry Sukarman. 2009. Pembelajaran, Aktif, Inovetif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan. Jakarta: PPPPTK IPA
Ibrahim Muslimin. 2001. Pembelajaran Kooperatif . Surabaya : Ganesha

Oemar Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Bumi Aksara

Sadirman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja
Grafindo Persada

Wina Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Kencana

LEMBAR OBSERVASI
AKTIVITAS BELAJAR SISWA
14

Sekolah : SMKN 1 SOLOK


Mata pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : X OTKP 5
Alokasi waktu : 1 x Pertemuan
Standar kompetensi : 3.2 Menerapkan persamaan dan pertidaksamaan
nilai mutlak bentuk linear satu variabel
Kompetensi dasar : 3.2.1 Menyelesaikan persamaan linear satu
variabel

Indicator
No Nama Siswa L/P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1. Adrini Wulan Sari P √ √ √ √ √
2. Arilisni Zabrina L √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3. Alda L √ √ √ √ √ √ √
4. Anisa Yulia Putri P √ √ √ √ √ √ √ √
5. Anisa Zulasri P √ √ √ √ √
6. Bintang Asrul L √ √ √ √
7. Dara Adrionas P √ √ √ √ √ √
8. Deni Putra L √ √ √ √ √ √ √ √
9. Desnita Eka Putri L √ √
10. Febi Aulia L √ √ √
11. Gustina Fadilla L √ √ √
12. Egi Prasetio L √ √ √ √ √ √ √ √
13. Hananda Dwi Putri L √ √
14. Irma Ramadhani P √ √ √ √ √ √ √ √
15. Ivandrio P √ √ √ √ √ √ √ √ √
16. Lidia Pitu P √ √ √ √ √ √ √ √
17. Lira Anggini P √ √ √ √ √ √ √ √
18. Lucky Setiawan L √ √ √ √ √ √
19. Maria Purnama Sari P √ √ √ √ √
20 Meri Riskia P √ √ √ √
21. Muhammad Ilham P √ √ √ √ √ √ √
22. Pardi Surya P √ √ √ √
23. Quja Alhaq L √ √ √ √ √ √ √
24. Roky Falendra L √ √ √ √ √ √ √ √ √
15

Rukmini Hardianti P √ √ √ √ √ √ √
Salsabila P √ √ √ √ √ √ √
Shofia Mustika P √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Tarisya Yuliandra P √ √ √ √ √ √ √ √
Vera Noria P √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
Winni Mariska P

Jumlah 19 22 13 18 23 20 17 20 18 19
Presentasi 63 73 43 60 76 66 56 67 60 63

No Indikator Aktivitas
1 Membawa alat dan bahan untuk kegiatan pembelajaran
2 Mendengarkan keterangan guru
3 Mengemukakan pendapat
4 Bertanya pada teman/guru
5 Kerjasama dalam kelompok
6 Mengerjakan tugas di dalam kelompok
7 Menanggapi presentasi kelompok lain
8 Menghargai pendapat teman
9 Menjawab pertanyaan guru
10 Membuat kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai