Anda di halaman 1dari 83

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab I ini akan dikemukakan latar belakang, rumusan masalah dan cara

pemecahan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian.

A. Latar Belakang

Dewasa ini masalah pendidikan di Indonesia merupakan salah satu

masalah yang menjadi sorotan dari berbagai kalangan baik dari lingkungan

masyarakat, depertemen pendidikan maupun depertemen lainnya. Oleh karena

itu sektor pendidikan merupakan sektor yang paling dominan dalam

meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas sekaligus menjadi objek

serta subjek dalam pembangunan nasional.

Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan

pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang

digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk

mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada

dua dimensi kurikulum yang pertama adalah rencana dan pengaturan

mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara

yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran (Kemendikbud).

Kingsley (Kurniawan, 2014:10) membedakan hasil belajar siswa

(individu) menjadi tiga jenis yaitu : 1) keterampilan dan kebiasaan 2)

pengetahuan dan pengertian 3) sikap dan cita-cita. Setiap golongan bisa diisi

1
dengan bahan yang ditetapkan dalam kurikulum. Bloom et a (Kurniawan,

2014:10) menggolongkan hasil belajar menjadi tiga bagian yaitu kognitif,

efektif dan psikomotor. Hasil belajar kognitif yaitu hasil belajar yang ada

kaitannya dengan ingatan kemampuan berpikir atau intelektual. Gagne

(Kurniawan 2014:10) mengajukan lima kategori hal belajar yang ingin

dibentuk dari proses pembelajaran yaitu : 1) keterampilan intelektual

(intelectual skill) 2) strategi kognitif (cognitive strategi) 3) informasi verbal

(verbal information) 4) keteramapilan gerak ( motoric skill) 5) sikap (attitude).

Hasil belajar merupakan keterampilan kognitif yaitu pengetahuan tentang cara

bagaimana melakukan sesuatu.

Gulo (Putra, 2013:86) menyatakan bahwa model inkuiri berarti suatu

rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh

kemapuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis

dan analitis, sehingga dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh

percaya diri. Hamdayama (2014:132) menyatakan bahwa model inkuiri adalah

rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir

secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari

suatu masalah yang dipertanyakan. Schamidt (Putra, 2013:83) inkuiri adalah

suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan

melakukan observasi atau eksperimen guna mencari jawaban maupun

memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan

mengggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis.

2
Model pembelajaran inkuiri memiliki beberapa kelebihan menurut

Roestiyah (2012:136) menyebutkan beberapa keunggulan yang dimiliki oleh

model pembelajaran inkuiri yaitu dapat membantu siswa dalam menggunakan

ingatan yang sudah ada untuk dikaitkan dengan konsep yang akan dibahas,

mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, memberi

kebebasan pada siswa dalam belajar, serta mendorong siswa untuk dapat

berpikir dan memecahkan masalah atas masalah yang sedang dihadapinya.

Berdasarkan dari observasi yang telah dilakukan, permasalahan pada hasil

belajar siswa yang dialami adalah guru dalam keseharian menyampaikan

materi dengan menerapkan metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan.

Selain itu guru tidak menggunakan media pembelajaran. Hanya menggunakan

buku paket dan latihan soal pada LKPD. Oleh karena itu proses pembelajaran

lebih banyak berpusat pada guru dan siswa hanya sebagai pendengar saja.

Dalam pengamatan, siswa menangkap atau mengerti tentang materi yang

diterangkan, tetapi setelah siswa diberi kesempatan bertanya, sedikit sekali

diantara mereka yang mengajukan pertanyaan. Ketika guru bertanya kepada

siswa, hanya beberapa siswa yang bisa menjawab pertanyaan guru dengan

benar, itu pun anak-anak yang pandai saja. Ketika guru memberikan soal-soal

latihan, terdapat siswa yang duduk sambil tidur-tiduran, tampak kurang

bersemangat dalam belajar. Akar penyebab kejenuhan atau kurang semangat

belajar pada siswa, karena guru kurang tepat dalam pemilihan model

pembelajaran. Akibatnya pencapaian hasil belajar siswa tidak tercapai secara

maksimal.

3
Yose Dwi Parleni (2015) dalam peneilitian yang berjudul “Pengaruh

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Pemahaman Konsep Materi

IPA Di Kelas IV SD Negeri Sidosari Kecamatan Natar Tahun Ajaran

2014/2015”. Pada siklus I dan siklus II menunjukan bahwa pencapaian hasil

sudah ada peningkatan. Pencapaian pemahaman siklus II menunjukan sebesar

87% siswa tuntas dan di siklus II setelah pembelajaran mencapai 93%,

sehingga model ini berhasil mengarahkan siswa untuk berpartisipasi aktif

selama pembelajaran, dan lebih menguasai materi pelajaran dan tugas yang

diberikan oleh guru. Sehingga dapat disimpulkan dari pembelajaran IPA

dengan mengunakan model pembelajaran Inkuiri, siswa Kelas IV SDN

Sidosari Di Kecamatan natar Tahun Ajaran 2014/2015 lebih antusias,

mengarahkan siswa untuk berpartisipasi aktif selama pembelajaran, dan lebih

menguasai materi pelajaran dan tugas yang diberikan oleh guru, sehinga dapat

meningkatkan dan berpengaruh terhadap prestasi belajar IPA siswa.

Hasil Penelitian Ida Damayanti (2014) dalam penelitiannya yang berjudul

“Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Mata Pelajaran IPA Sekolah Dasar” di kelas IV SDN Kromong. Telah

dilakukan penerapan model Inquiry untuk meningkatkan hasil belajar siswa

dalam pembelajaran IPA. Hasil belajar siswa menunjukan peningkatan yang

baik untuk setiap siklus. Model yang digunakan dalam penelitian ini juga

untuk mengembangkan kemampuan berfikir dan aktivitas siswa kelas IV SDN

Kromong, Jombang. Hasil penenlitian mengalami peningkatan pada setiap

fasenya, hal ini dapat dibuktikan dengan hasil data yang diperoleh peneliti

4
ialah aktivitas guru dan aktivitas siswa selama penerapan model pembelajaran

inkuiri dalam pembelajaran IPA mengalami peningkatan.

Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan presentase aktivitas guru

dan siswa pada siklus I dan siklus II. Aktivitas guru mengalami peningkatan

sebesar 16,91%,yaitu dari 74,27% pada siklus I menjadi 91,18% padasiklus II.

Sedangkan aktivitas siswa mengalami peningkatan sebesar 13,75%, yaitu dari

71,25% pada siklus I menjadi 85,00% pada siklus II. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil

belajar siswa untuk setiap siklus di kelas IV SDN Kromong, Jombang.

Dengan demikian berdasarkan latar belakang yang ada maka model

pembelajaran ini dapat dijadikan alternatif bagi peneliti untuk melakukan

penelitian yang berjudul “ Penerapan Model Inkuiri Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Tentang Konsep Ekosistem pada Siswa Kelas V di Sekolah

Dasar Inpres Tini Kabupaten Belu” .

B. Rumusan Masalah dan Cara Pemecahan Masalah

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah bagaimana penerapan model inkuiri terhadap hasil

belajar tentang konsep ekosistem pada siswa kelas V di Sekolah Dasar

Inpres Tini Kabupaten Belu ?

2. Cara Pemecahan Masalah

Cara pemecahan masalah dalam penelitian ini menggunakan model Inkuiri

dalam penerapan penelitian tindakan kelas, dan bertujuan untuk

5
meningkatkan hasil belajar tentang konsep ekosistem pada siswa kelas V

SD Inpres Tini Kabupaten Belu.

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan

Berdasarkan pertanyaan dalam penelitian yang terdapat pada rumusan

masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk

meningkatkan hasil belajar tentang konsep ekosistem pada siswa kelas

V di Sekolah Dasar Inpres Tini Kabupaten Belu.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1) Bagi penulis, untuk menambah wawasan dalam melakukan

penelitian khususnya dalam bidang pendidikan

2) Bagi siswa, untuk meningkatkan hasil belajar tentang konsep

perubahan wujud benda

3) Bagi guru, sebagai pedoman dalam pembelajaran dengan penerapan

pembelajaran menggunakan model ikuiri

4) Bagi dinas pendidikan, untuk meningkatkan kualitas pendidikan

dasar.

6
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Bab II ini berisi landasan teori yang berisi kajian teori, kerangka berpikir dan

hipotesis. Kajian teori membahas tentang teori-teori yang mendukung.

Selanjutnya dirumuskan dalam kerangka berpikir dan hipotesis yang berisi dengan

sementara.

A. Deskripsi Teori

1. Model Pembelajaran

Menurut Jihat dan Haris (2012:25) model mengajar dapat diartikan

sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun

kurikulum, Mengatur materi peserta didik dan memberi petunjuk kepada

pengajar di kelas dalam setting pengajaran atau setting lainnya.

Sukardi (Dianti Asmayani, 2018:46) model pembelajaran adalah bentuk

atau tipe kegiatan pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan

bahan ajar oleh guru kepada siswa.. Model pembelajaran adalah tipe

pembelajaran yang mengandung konsep-konsep teoritis tentang metode dan

strategi pembelajaran.

Berdasarkan kedua pendapat tersebut, maka peneliti menyimpulkan

bahwa model pembelajaran adalah pendekatan yang digunakan dalam

belajar sehingga pembelajarannya lebih efektif.

7
2. Model Pembelajaran Inkuiri

1) Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri

Model pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan

pembelajaran yang menekan pada proses berpikir kritis dan analitis

untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari masalh yang

dipertanyakan.

Menurut Majid (2016:222) mengemukakan bahwa “model

pembelajaran inkuiri adalah model pembelajaran yang menekankan pada

proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan”.

Hal senada disampaikan Gulo (Sentanu, 2013:3) “model

pembelajaran inkuri adalah model pembelajaran yang melibatkan

seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara

sistematis, kritis, logis, analisis, sehingga peserta didik dapat

merumuskan sendiri penemuannya dengan rasa percaya diri.”

Sementara itu Komalasari (2019:220) berpendapat bahwa: model

pembelajaran inkuiri adalah model pembelajaran yang berupaya

menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah pada diri peserta didik,

sehingga dalam proses pembelajaran ini peserta didik yang lebih banyak

belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memahami konsep

dan memecahkan masalah.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, peneliti

menyimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri adalah model

pembelajaran yang menuntut siswa agar mampu berpikir kritis serta

8
kreatif dalam menyelesaikan masalah berdasarkan hasil penemuannya

sendiri sehingga menimbulkan sikap percaya diri.

2) Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Inkuiri

Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan serta kekurangannya

masing-masing. Dengan adanya kelebihan serta kekurangan tersebut

dapat menjadi acuan guru untuk menyampaikan materi pembelajaran.

Adapun kelebihan dan kelemahan model pembelajaran inkuiri adalah

sebagai berikut:

Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan Model Inkuiri

No Kelebihan Kekurangan

1 Model inkuiri merupakan Jika model inkuiri digunakan


model pembelajaran yang sebagai model pembelajaran,
menekankan kepada maka akan sulit mengontrol
pengembangan aspek kognitif, kegiatan dan keberhasilan
afektif, dan psikomotor, secara siswa.
seimbang sehingga
pembelajaran akan lebih
bermakna.

2 Model inkuiri memberikan Model ini sulit dalam


ruang kepada siswa untuk merencanakan pembelajaran
belajar sesuai dengan gaya oleh karena terbentur dengan
belajar meraka. kebiasaan siswa dalam
belajar.

3 Model inkuiri merupakan Dalam


model yang dianggap sesuai mengimplementasikannya,
dengan perkembangan memerlukan waktu yang
psikologi belajar modern yang panjang sehingga sering guru
menganggap belajar adalah sulit menyesuaikannya
proses perubahan tingkah laku. dengan waktu yang telah
ditentukan.

4 Keuntungan lain adalah model Semua kriteria keberhasilan


pembelajaran ini dapat ditentukan oleh kemampuan
melayani kebutuhan siswa siswa menguasai materi
yang memiliki kemampuan di pelajaran, maka model inkuiri

9
atas rata-rata. Artinya, siswa akan sulit diimplemintasikan
yang memiliki kemampuan oleh setiap guru.
belajar yang bagus tidak akan
terlambat oleh siswa yang
lemah dalam belajar.

Sumber: dikutip dari skripsi oleh Dwi Haryanti (2014: 15)

3) Langkah-Langkah Pembelajaran Inkuiri

Sintaks model pembelajaran inkuiri dideskripsikan seperti dalam tabel.

Tabel 2.2
Sintaks Model Pembelajaran Inkuiri
Fase Indikator Perilaku Pendidik
ke-

1 Orientasi Merangsang dan mengajak


siswa untuk memecahkan
masalah

2 Menyajikan pertanyaan Membimbing siswa


atau masalah mengidentifikasi masalah

3 Membuat hipotesis Memberi kesempatan kepada


siswa untuk curah pendapat
dalam bentuk hipotesis

4 Merancang percobaan Merancang percobaan


Memberi kesempatan siswa
untuk menentukkan langkah-
langkah yang sesuai dengan
hipotesis

5 Mengumpulkan dan Memberi kesempatan pada


menganalisis data tiap kelompok untuk
menyampaikan hasil
pengolahan data yang
terkumpul

6 Membuat kesimpulan Membimbing siswa membuat


kesimpulan

Sumber:(https;//fatonipgsd071644221.wordpress.com/2010/01/12/
sintaks-tahapan-modelmodelpembelajaran/)

10
Berdasarkan sintaks model pembelajaran inkuiri yang telah

dikemukankan oleh ahli di atas, maka langkah-langkah tersebut

digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini menggunakan model

pembelajaran inkuiri.

3. Hakikat Belajar

a) Pengertian Belajar

Susanto (2013:1) belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses

dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.

Abdillah (2018:6) menyatakan bahwa belajar adalah suatu usaha

sadar yang dilakukan individu dalam perubahan tingkah laku, baik

melalui latihan maupun pengalaman yang menyangkut aspek-aspek

kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu

(Ainurrahman, 2012:35).

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, maka peneleti

menyimpulkan bahwa belajar adalah suatu usaha yang dilakukan

seseorang guna memperoleh pengetahuan, pemahaman, serta

keterampilan dimana ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku.

b) Teori Belajar

Teori belajar merupakan upaya untuk mendeskripsikan bagaimana

manusia belajar. Terdapat berbagai teori belajar, di antaranya yaitu teori

belajar behavioristik, teori belajar kognitif dan teori belajar

konstruktivistik.

1) Teori Belajar Behavioristik

11
Menurut Budiningsih (2014:19) teori belajar behavioristik “belajar

adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi

antara stimulus dan respon”. Seorang dianggap telah belajar sesuatu

jika ia dapat menunjukkan perubahan tingkah lakunya.

2) Teori Belajar Kognitif

Menurut Piaget (Komalasari, 2013:19), menyebutkan bahwa

bagaimana seseorang memperoleh kecakapan intelektual, pada

umumnya akan berhubungan dengan proses mencari keseimbangan

antara apa yang ia rasakan dan ketahui pada satu sisi dengan apa yang

ia lihat sebagai suatu fenomena baru sebagai pengalaman dan

persoalan.

3) Teori Belajar Konstruktivistik

Menurut Slavin (Rani, 2018:12-13), teori konstruktivistik adalah teori

yang menyatakan bahwa Peserta didik harus menemukan sendiri dan

menstransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru

dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan itu tidak

lagi sesuai.

Berdasarkan uraian mengenai teori belajar di atas, maka teori

belajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori belajar

konstruktivistik dimana teori belajar ini sesuai dengan model

pembelajaran inkuri yang melibatkan peserta didik untuk mencari,

menemukan pengetahuan baru dengan menghubungkan pengetahuan

yang ada berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki.

12
4. Hasil Belajar

Susanto (2013:7) mengemukakan bahwa “hasil belajar adalah perubahan-

perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik menyangkut aspek kognitif,

afektif dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar”.

Sementara itu Kunandar (2011:277) mengemukakan bahwa: “hasil

belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu materi

tertentu dari mata pelajaran berupa data kualitatif maupun kuantitatif

sehingga dapat diketahui seberapa besar tingkat pencapaian keberhasilan

dari tujuan pembelajaran yang dilaksanakan”.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka peneliti menyimpulkan

bahwa hasil belajar adalah hasil yang diperoleh peserta didik saat

melakukan pembelajaran ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku

baik dari aspek kogntif, afektif, dan psikomotorik.

5. Pembelajaran IPA

Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) penting dipelajari oleh

siswa Sekolah Dasar sebab IPA berhubungan dengan cara mencari tahu

tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan sekedar penguasaan

kumpulan pengetahuan saja tetapi berupa suatu proses penemuan. Proses

pembelajarannya ditekankan pada pengalaman secara langsung untuk

mengembangkan kompetensi, agar mempelajari dan memahami alam sekitar

13
secara ilmiah Depdiknas (Alwi, 2013:71) yang dikutip dari jurnal oleh

Agustina Niki Safitri (2018:13).

Sumanto dkk (Putra, 2013:40) memaparkan Sains atau Ilmu

Pengetahuan Alam adalah cara mencari tahu tentang alam secara sistematis

untuk menguasai tentang pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-

prinsip, proses penemuan serta sikap ilmiah.

Berdasarkan kedua pendapat tersebut, maka peneliti menyimpulkan

bahwa Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu yang mempelajari tentang

makhluk hidup maupun makhluk tak hidup berdasarkan observasi dan

penelitian secara sistematis.

6. Model Inkuiri dalam Pembelajaran Tentang Konsep Ekosistem

Berikut perencanaan peneliti mengenai pembelajaran tentang konsep

perubahan wujud benda menggunakan model inkuiri

a. Fase 1. Orientasi;

1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran tentang jenis-jenis

makanan hewan dan menjelaskan langkah-langkah inkuiri

2) Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok diskusi

b. Siswa mengamati langah-langkah kegiatan pada LKPD tentang jenis-

jenis makanan hewan

c. Fase 2. Menyajikan pertanyaan atau masalah ;

Siswa secara berkelompok merumusakan masalah dengan bimbingan

guru tentang jenis makanan hewan :

14
a) Jenis-jenis makanan hewan dapat dikelompokkan menjadi berapa

bagaian?

b) Apa saja jenis makanan hewan?

d. Fase 3. Mengajukan Hipotesis ;

Siswa menuliskan jawaban sementara berdasarkan gambar yang ada

pada halaman 1 dengan bantuan guru

a) Jenis makananan hewan dikelompokkan menjadi ... bagian

b) Jenis makanan hewan dapat berupa ... dan ...

e. Fase 4. Mengumpulkan data ;

 Siswa membaca bacaan tentang jenis makanan hewan pada buku

siswa halaman 5

 Siswa mengamati media pembelajaran yang telah disediakan guru

 Siswa mengelompokkan hewan sesuai dengan jenis makanannya

menggunaan media pembelajaran yang ada

 Siswa membuat tabel pengelompokan hewan sesuai jenis

makanannya berdasarkan temuannya

f. Fase 5. Menguji hipotesis ;

Siswa secara berkelompok mempresentasikan hasil penemuannya

menggunakan media gambar hewan di depan kelas untuk menjawab

rumusan masalah serta membuktikan hipotesis yang telah dibuat

g. Fase 6. Membuat kesimpulan ;

Siswa merumuskan kesimpulan berdasarkan hasil pengujian hipotesis

bersama-sama dengan bimbingan guru

15
B. Kerangka Berpikir

Pembelajaran di SD Inpres Tini Kabupaten Belu khususnya di kelas V

selama ini sudah berjalan dengan baik. Namun model pembelajarannya

terkesan monoton dan tidak bervariasi. Pembelajaran yang selama ini

dilakukan hanya dengan metode ceramah, tanya jawab, diskusi dan penugasan

saja. Hal ini sering mengakibatkan proses pembelajaran terkesan

membosankan, dan tidak menarik sehingga siswa menjadi tidak aktif dalam

proses pembelajaran. Hal ini berdampak pada hasil belajar siswa yang kurang

memadai. Masih banyak siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM.

Oleh karena itu diperlukan perubahan dalam memilih dan menentukan

model pembelajaran yang lebih bervariasi yang sesuai dengan materi dan

karakteristik siswa sehingga peran siswa dalam proses pembelajaran lebih

aktif dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu model yang dapat

dipilih dan diterapkan adalah model inkuiri. Dengan model pembelajaran ini

dapat lebih meningkatkan keaktifan dan pemahaman siswa, mulai dari

menemukan masalah, bekerja sama dalam kelompok, berdiskusi dan mencari

solusi pemecahan masalah dari sumber belajar yang ada, mengumpulkan

pendapat dan menarik kesimpulan. Sehingga dalam proses pembelajaran

dengan model inkuiri siswa lebih belajar dari pengalamannya sehingga

kegiatan belajar menjadi lebih bermakna. Dalam pembelajaran dengan model

16
inkuiri guru dapat mengaitkan antara materi yang di ajarkan dengan situasi

dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara

pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka kerangka penelitian tindakan kelas

ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Kondisi Awal

1. Guru masih Tindakan


menggunakan
metode ceramah. Menggunakan model
2. Proses pembelajaran inkuiri
monoton/tidak ada
variasi
3. Hasil belajar
menurun

Kondisi Akhir
1. Guru mampu melaksanakan
pembelajaran menggunakan model
inkuiri
2. Hasil belajar meningkat.

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru

didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris

yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan

sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban

yang empirik dengan data, (Sugiyono,2018:96).

17
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa di Sekolah

Dasar Inpres Tini kabupaten Belu. Perumusan hipotesis dalam penelitian

tindakan kelas ini adalah:

”Jika dalam proses belajar mengajar guru menggunakan model inkuiri tentang

ekosistem, maka dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas V di SD

Inpres Tini Kabupaten Belu”.

18
BAB III

METODE PENELITIAN

Bab III ini berisi tentang jenis penelitian, lokasi penelitian, waktu penelitian,

subjek penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik

analisis data.

A. Jenis Penelitian

Menurut Widodo (2017:7) metode penelitian adalah suatu cara atau

teknik yang digunakan dalam melakukan penelitian. Metode penelitian ini

dapat memberikan gambaran mengenai pendekatan, tipe, jenis atau desain dari

suatu penelitian.

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK),

dalam bahasa Inggris penelitian tindakan kelas sering disebut dengan

Classroom Action Research (CAR), yaitu suatu action research yang

dilakukan di kelas.

Menurut Sumardi Suryabrata (Mutia Wati, 2016:45) “penelitian tindakan

kelas (class action research) bertujuan untuk mengembangkan keterampilan-

keterampilan baru atau cara pendekatan baru untuk memecahkan masalah

dengan penerapan langsung di dunia kerja atau dunia aktual yang lain”.

19
Menurut Taniredja (Setiyahningsih, 2016:31) berpendapat bahwa

penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang mengangkat masalah-masalah

aktual yang dilakukan oleh para guru, untuk memperbaiki dan meningkatkan

praktik pembelajaran di kelas secara profesional.

Berdasarkan beberapa pengertian para ahli di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu jenis

penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sebagai bentuk refleksi

diri dengan tujuan untuk meningatkan praktik pembelajaran agar lebih baik.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Sekolah Dasar Inpres Tini Kabupaten

Belu. Alasan peneliti melakukan penelitian di Sekolah Dasar Inpres Tini

karena adanya kesediaan dari pihak sekolah untuk dijadikan tempat penelitian

dan juga dekat dengan lokasi tempat tinggal.

C. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada semester genap tahun ajaran

2020/2021.

D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V Sekolah Dasar Inpres Tini

Kabupaten Belu yang berjumlah 15 orang dengan rincian 6 siswa laki-laki dan

9 siswi perempuan.

E. Prosedur penelitian

20
Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan penelitian tindakan kelas yang

pelaksanaan tindakannya terdiri dari beberapa siklus secara berkelanjutan.

Setiap siklus terdiri atas perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan

(acting), observasi (observing) dan refleksi (reflecting). Tahap penelitian

masing-masing tindakan terjadi secara berulang yang akhirnya menghasilkan

beberapa tindakan dalam penelitian tindakan kelas.

Adapun model siklus penelitian tindakan kelas dapat diuraikan sebagai

berikut:
Perencanaan

Refleksi Siklus I Tindakan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi Siklus II Tindakan

pengamatan

Gambar . siklus dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas


Sumber : dikutip dari skripsi oleh Laila (2018:36)

Berdasarkan ulasan tahap tindakan tersebut, maka peneliti merumuskan

langkah-langkah pelaksanaan PTK sebagai berikut:

1. Perencanaan

21
Sebelum melaksanakan tindakan maka perlu diadakan persiapan kegiatan

dengan tahapan sebagai berikut:

a. Mempersiapkan perangkat pembelajaran yang berupa silabus, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang terdiri dari 1 lampiran untuk 1 kali

pertemuan. RPP yang dibuat berisi materi tentang ekosistem, bahan ajar,

media pembelajaran (gambar-gambar hewan), LKPD (Lembar Kerja

Peserta Didik), soal tes/evaluasi dan kunci jawaban.

b. Mempersiapkan lembar pengamatan untuk teman sejawat untuk mengamati

selama berlangsungnya proses pembelajaran. Teman sejawat mencatat hal-

hal yang ditemukan selama proses pembelajaran baik kelebihan maupun

kekurangan untuk memberikan masukan setelah selesainya pembelajaran

untuk perbaikan pembelajaran pada siklus berikutnya.

c. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas

dalam pelaksanaan PTK, misalnya alat tulis, daftar hadir siswa dan kamera.

2. Pelaksanaan

Kegiatan dalam tahap ini antara lain:

a. Peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai perencanaan

b. Melakukan observasi saat sedang terjadi proses pembelajaran

3. Observasi dan tes

Kegiatan observasi atau pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran

dilakukan oleh teman sejawat atau guru kelas dengan menggunakan format

observasi yang telah disiapkan. Kegiatan observasi terdapat keaktifan siswa

pada proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan tes dilakukan dengan

22
memberikan soal tes pada akhir pembelajaran. Jumlah soal tes sebanyak 15

butir pada setiap siklus.

4. Refleksi

Kegiatan refleksi oleh peneliti bersama guru kelas atau teman sejawat

dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan yang terjadi selama

kegiatan proses pembelajaran berlangsung dan mencari solusi untuk

memperbaiki kekurangan pada siklus berikutnya.

F. Teknik Pengumpulan Data

Pemilihan teknik dalam kegiatan pengumpulan data dilakukan agar kita

memperoleh data penelitian sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Pada

penelitian ini peneliti menggunakan teknik observasi, tes dan dokumentasi

untuk mengumpulkan data penelitian. Berikut adalah penjelasan teknik

observasi, tes dan dokumentasi.

1. Observasi

Observasi adalah salah satu teknik pengumpulan data dengan cara

mengadakan pengamatan secara langsung. Menurut Sukmadinata

(2011:220) berdasarkan partisipasi peneliti dalam kegiatan

pengumpulan data, metode observasi dapat dilakukan dengan

partisipatif (partisipatory observation) maupun non partisipatif

(non partisipatory observation).

Pada penelitian ini peneliti menggunakan observasi jenis

participant observation. Hal ini dikarenakan peneliti akan melakukan

23
observasi langsung terhadap proses pembelajaran pada siswa kelas V

di Sekolah Dasar Inpres Tini Kabupaten Belu untuk mengamati

aktivitas belajar peserta didik selama proses pembelajaran serta

mengetahui keefektifan dari model inkuiri dalam meningkatkan

penguasaan pada materi tentang konsep Ekosistem.

Aktivitas siswa yang diamati, mencakup :

a. Perhatian siswa terhadap penjelasan guru

b. Keaktifan dalam berdiskusi

c. Keaktifan dalam mengemukakan pertanyaan

d. Keaktifan dalam menjawab pertanyaan

Data keaktifan siswa dan guru/peneliti diambil melalui observasi

dengan menggunakan lembar observasi berbentuk tulisan. Data ini

diambil dengan melihat keaktifan siswa selama proses pembelajaran

berlangsung dan keaktifan/kemampuan peneliti dalam melaksanakan

kegiatan pembelajaran.

2. Tes

Menurut Arikunto (2014:193) tes adalah serentetan pertanyaan atau

latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,

pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh

individu atau kelompok. Data hasil belajar siswa dapat diketahui

menggunakan metode tes. Tes dalam penelitian ini digunakan untuk

mengukur kemampuan siswa setelah mempelajari materi yang

24
dibelajarkan. Tes yang digunakan adalah tes tertulis dalam bentuk

pilihan ganda dengan jumlah 15 soal yang diberikan pada saat posttest.

3. Dokumentasi

Teknik dokumentasi ini dimaksudkan untuk memperoleh data dan

informasi terkait dengan aktivitas guru dan aktivitas siswa saat proses

pembelajaran yang nantinya menjadi hasil penelitian.

Aktivitas guru yang diamati, mencakup :

a. Guru mempersiapkan siswa untuk belajar

b. Guru menyampaikan topik, tujuan, dan indikator pencapaian

hasil belajar yang akan dicapai

c. Keaktifan guru dalam memberikan rangsangan kepada siswa

melalui tanya jawab tentang materi yang diajarkan. Dokumentasi

yang digunakan dalam penelitian ini berupa foto-foto.

G. Teknik Analisis Data

1. Data Hasil Observasi

Data observasi dianalisis dengan mendeskripsikan aktifitas siswa dan

guru selama pembelajaran berlangsung dengan rentangan skor 1-4 dimana

1 adalah skor terendah dan 4 adalah skor tertinggi dengan rumus:

Jumlah skor yang diperoleh


N= ×100
Jumlah skor maksimal

(Sudjana, 2016:133)

25
2. Data Hasil Tes

a) Nilai Ketuntasan Individual

Penilaian yang digunakan adalah skor mentah yang didapat siswa

dibagi dengan skor maksimum ideal dari tes tersebut kemudian dikali

100.

∑ Skor Mentah Siswa


N= × 100
Skor Ma ksimum

b) Nilai Rata-rata Kelas

∑x
X=
∑n

Keterangan : X = Nilai rata-rata

∑x = Jumlah nilai seluruh siswa

∑n = Jumlah siswa

(Purwanto, 2012:102)

c) Nilai Presentasi Ketuntasan Belajar

∑ siswa yang tuntas


P= ×100 %
∑ siswa

Ket. : P = Presentase ketuntasan

(Daryanto, 2011 : 192)

26
Nilai yang diperoleh melalui perhitungan tersebut akan digunakan

untuk menetapkan kualitas hasil belajar siswa dalam proses kegiatan

pembelajaran.

H. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan adalah suatu kriteria yang digunakan untuk


melihat tingkat keberhasilan dari kegiatan Penelitian Tindakan Kelas dalam
meningkiatkan atau memperbaiki kegiatan belajar mengajar di kelas. Tolak
ukur dari keberhasilan pembelajaran siswa dalam penelitian tindakan kelas ini
ditetapkan berdasarkan kesepatakatan sekolah yaitu untuk mata pelajaran IPA
KKM yang ditetapkan adalah ≥75. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini
adalah apabila terjadi peningkatan hasil belajar secara klasikal ≥85% siswa
mencapai keiteria ketuntasan minimal ≥70 maka proses pembelajaran
dinyatakan berhasil dan pelaksanaan siklusnya dihentikan.
Adapun criteria yang digunakan untuk menentukan tingkat
keberhasilan siswa dalam penguasaan materi pembelajaran, perolehan nilai
adalah sebagai berikut:
Rata-rata Kriteria
81%-100% Baik Sekali (BS)
61%-80% Baik
41%-60% Cukup
21%-40% Kurang
<20% Kurang Sekali (KS)
Aqib ( 2016 : 41)

27
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Hasil penelitian Siklus I

Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti di kelas V

SD Inpres Tini dilakukan selama 1 minggu, terhitung dari tanggal 19

Juni 2021 sampai tanggal 24 Juli 2021. Hal ini dimaksudkan untuk

memperoleh hasil penelitian berupa hasil tes pada setiap siklus. Hasil tes

setelah pembelajaran yang dikerjakan oleh setiap siswa akan dijadikan

sebagai bahan refleksi dalam melakukan siklus berikutnya. Adapun hasil

nontes berupa lembar observasi aktifitas guru dan lembar observasi

aktifitas siswa. Tahapan penelitian yang dilakukan pada siklus I dapat

diuraikan berikut:

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan siklus I peneliti menyusun rencana-

rencana yang akan dilakukan saat pembelajaran sesuai materi yang

diajarkan:

28
a) Meminta izin penelitian di lokasi penelitian yaitu SD Inpres

Tini.

b) Membuat skenario pembelajaran Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) untuk beberapa siklus sesuai dengan

kompetensi dasar yang telah ditetapkan dan sesuai dengan

model pembelajaran Inkuiri.

c) Menyiapkan alat yang dibutuhkan dalam pembelajaran

d) Menyiapkan LKPD, bahan ajar, media, dan instrumen penilaian.

e) Membuat lembar observasi guru dan siswa.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada Hari Selasa

Tanggal 20 Juli 2021 di Kelas V SD Inpres Tini. Uraian Kegiatan

pada siklus ini meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan

akhir.

1) Kegiatan awal

1. Kelas dibuka dengan salam dan doa, menanyakan kabar dan

mengecek kehadiran siswa.

2. Guru mengarahkan siswa agar lebih siap dalam belajar.

3. Guru menyampaikan topik, tujuan, dan indikator pencapaian

hasil belajar yang akan dicapai.

2) Kegiatan Inti

a. Orientasi

29
1. Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok

diskusi

2. Siswa mengamati langah-langkah kegiatan pada LKPD

tentang jenis makanan hewan

b. Merumuskan Masalah

Siswa secara berkelompok merumusakan masalah dengan

bimbingan guru tentang jenis makanan hewan:

1. Jenis-jenis makanan hewan dapat dikelompokkan

menjadi berapa bagian?

2. Apa saja jenis makanan hewan?

c. Mengajukan hipotesis

Siswa menuliskan jawaban sementara berdasaran gambar

yang ada pada halaman 1 dengan bantuan guru:

1. Jenis makananan hewan dikelompokkan menjadi ...

bagian

2. Jenis makanan hewan dapat berupa ... dan ...

d. Mengumpulan data

1. Siswa membaca bacaan tentang jenis makanan hewan

pada buku siswa halaman 5

2. Siswa mengamati media pembelajaran yang telah

disediakan guru

30
3. Siswa mengelompokkan hewan sesuai dengan jenis

makanannya menggunaan media pembelajaran yang ada

4. Siswa membuat tabel pengelompokan hewan sesuai jenis

makanannya berdasarkan temuannya.

e. Menguji Hipotesis

Siswa secara berkelompok mempresentasikan hasil

penemuannya menggunakan media gambar hewan di depan

kelas untuk menjawab rumusan masalah serta membuktikan

hipotesis yang telah dibuat.

d. Merumuskan Kesimpulan

Siswa merumuskan kesimpulan berdasarkan hasil pengujian

hipotesis bersama-sama dengan bimbingan guru.

3) Kegiatan akhir

1. Guru serta siswa bersama-sama melakukan perenungan

dengan menjawab pertanyaan yang ada pada buku siswa

halaman 8.

2. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa mengenai

materi yang telah dipelajari hari ini

3. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara mandiri

4. Untuk mengakhiri pembelajaran, guru mengajak siswa untuk

bersyukur atas ilmu dan semua kegembiraan yang telah

31
mereka rasakan hari ini dengan berdoa bersama. Guru juga

mengingatkan tentang sikap doa yang baik.

5. Selesai berdoa, siswa memberi salam kepada guru. Guru

mengingatkan siswa untuk memberikan salam pada orang

tua.

c. Observasi

Observasi atau pengamatan dilaksanakan selama proses

pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan oleh wali kelas V SD

Inpres Tini itu sendiri atas nama Bapak Marsel Tae, S.Pd yang

berperan sebagai pengamat untuk mengumpulkan data atau informasi

aktifitas siswa dan peneliti selama kegiatan pembelajaran berlangsung

dengan berpedoman pada lembar observasi yang telah disiapkan.

1) Hasil observasi kegiatan guru siklus I

Berdasarkan hasil observasi guru siklus I dalam

pembelajaran tentang ekosistem mengunakan model inkuiri dapat

di lihat pada table berikut :

Tabel 4.1 Hasil Keterampilan Guru Siklus I Oleh Observer I

Skor
No Aspek Yang Dinilai
Observer
1 Guru mengucapkan salam 4
2 Mempersiapkan siswa untuk belajar 3
Memotivasi siswa agar dapat belajar
3 3
dengan baik
4 Menyampaikan topik, tujuan dan indikator 4

32
pencapaian hasil belajar yang akan dicapai
5 Guru menjelaskan langkah-langkah inkuiri 3
Guru memancing kemampuan dan
kreatifitas berpikir siswa melalui tanya
6 3
jawab tentang materi jenis-jenis makanan
hewan dengan mengacu pada buku siswa
Guru membentuk siswa menjadi beberapa
7 4
kelompok dengan beranggotakan 5 orang
Guru mempersiapkan gambar-gambar
8 hewan yang akan digunakan untuk 3
melakukan pengamatan
Guru membimbing siswa dalam kelompok
9 3
untuk menemukan masalah
Guru membimbing siswa merumuskan
10 3
hipotesis sesuai masalah hasil pengamatan
Guru mengarahkan siswa untuk
11 mencocokan/menyesuaikan hipotesis 3
dengan materi pada bahan ajar
Guru bersama siswa membuat kesimpulan
12 3
tentang hasil pengamatan
13 Menguasai kelas 3
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
14 3
alokasi waktu yang direncanakan
Menumbuhkan partisipasi aktif siswa
15 3
dalam pembelajaran
Menunjukan sikap terbuka terhadap respon
16 3
siswa
Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara
17 2
jelas, baik, dan benar
Guru melakukan evaluasi berkaitan dengan
pembelajaran yang berlangsung (guru
18 memberikan soal post test kepada siswa 2
untuk dikerjakan serta meminta siswa
mengerjakan dengan tertib dan jujur).
19 Menyimpulkan hasil belajar bersama siswa 3
Jumlah Skor 58
Presentase 60,42%
Kriteria Baik
Sumber data : hasil olahan peneliti siklus I tahun 2021

Keterangan : Pedoman penskoran untuk 19 aspek aktivitas guru

adalah : 4 = Sangat Baik, 3 = Baik, 2 = Cukup, 1 = Kurang. Dari

33
tabel 4.1, dapat diketahui bahwa jumlah skor yang diperoleh

adalah 58, sehingga apabila dimasukan ke dalam rumus, menjadi :

Jumlah Skor yang diperoleh 58


N= × 100=N = × 100=60 , 42 %
Jumlah Skor maksimum 96

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa jumlah

skor perolehan penilaian aktivitas guru selama proses

pembelajaran pada siklus 1 yang diamati oleh observer

berjumlah 58 dengan rata-rata mencapai 60,42% dengan

kategori baik. Dengan demikian, disimpulkan bahwa kegiatan

guru siklus 1 yang diamati oleh observer kurang maksimal

dalam pelaksanaan pembelajaran sehingga perlu dilakukan

perbaikan pada siklus II.

2) Observasi kegiatan siswa siklus I.

Tabel 4.2 Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus I Oleh Observer I

Aspek yang di nilai


No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jmlh Nilai Kategori

1 ATM 3 3 2 2 2 2 2 2 2 20 56 C
2 DAS 3 3 2 2 2 2 2 2 2 20 56 C
3 DRMA 3 3 3 2 2 2 2 2 2 21 58 C
4 FM 3 3 2 2 2 2 2 3 2 21 58 C
5 GSL 3 3 2 2 2 2 2 3 2 21 58 C
6 MM 4 3 3 2 2 2 2 2 2 22 61 B
7 RAS 3 2 2 3 2 2 3 3 2 21 58 C
8 AK 3 3 3 2 2 3 2 2 2 22 61 B
9 JAB 3 2 3 2 3 2 2 2 2 21 58 C
10 YK 3 3 4 2 2 2 2 2 2 22 61 B
11 VG 4 3 3 2 2 2 2 2 2 22 61 B
12 MK 3 2 3 2 2 3 2 2 2 21 61 B
13 KAS 3 3 2 2 2 2 3 2 2 21 58 C
14 MHB 3 3 3 2 2 2 2 2 2 21 58 C

34
15 MB 3 3 2 2 3 2 2 2 2 21 58 C
Jumlah 317
Jumlah Nilai 881

Nilai Rata-rata 58,70


Sumber data : hasil olahan peneliti siklus I tahun 2021
Jumlah Skor yang diperoleh
N= × 100
Jumlah Skor maksimum

317
¿ N= ×100=58 ,70 %
540

Keterangan indikator: (1) cara merespon salam, (2)

mempersiapkan diri untuk belajar, (3) menerima motivasi dari

guru agar dapat belajar dengan baik (4) menyimak pemaparan

guru tentang tema dan subtema yang akan dipelajari, kompetensi

dasar, tujuan pembelajaran dan materi pokok (5) siswa

mengamati langah-langkah kegiatan pada LKPD tentang

penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya (6) siswa

membuat pertanyaan mengenai hal yang ingin diketahui tentang

jenis-jenis makanan hewan (7) siswa menuliskan jawaban

sementara berdasarkan gambar yang ada pada buku siswa

halaman 5 (8) siswa melakukan kegiatan penemuan (9) menyimak

kesimpulan yang diberikan oleh guru. Keterangan skor : pedoman

penskoran untuk 9 indikator aktifitas siswa adalah 4 = sangat

baik, 3 = baik, 2 = cukup, 1 = kurang.

Tabel 4.3 Pengelompokan Jumlah skor

Rata-rata Kriteria
81%-100% Baik Sekali (BS)
61%-80% Baik
41%-60% Cukup

35
21%-40% Kurang
<20% Kurang Sekali (KS)
Aqib ( 2016 : 41)

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa jumlah

skor perolehan penilaian aktivitas siswa selama proses

pembelajaran pada siklus 1 yang diamati oleh observer

berjumlah 317 dengan rata-rata mencapai 58,70% dengan

kategori cukup. Terdapat beberapa aktivitas siswa selama proses

pembelajaran masih rendah, hal ini dikarenakan siswa belum

mampu dalam beberapa indikator. Dengan demikian,

disimpulkan bahwa aktivitas siswa pada pembelajaran tentang

ekosistem menggunakan model inkuiri pada siklus 1 yang

diamati oleh observer masih rendah dalam pelaksanaan

pembelajaran. Sehingga perlu dilakukan perbaikan pada siklus

II.

3) Hasil belajar siswa

Pada setiap akhir pertemuan di setiap siklus, dilakukan

evaluasi untuk menilai hasil belajar siswa tentang ekosistem.

Hasil belajar siswa berupa pengetahuan pada siklus I disajikan

dalam tabel berikut ini :

Tabel 4.4 Hasil Belajar Siswa (Pengetahuan) Siklus I

Nomor Soal

No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Jmlh Nilai T TT

1 ATM 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 12 80 √

2 DAS 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 9 60 √

36
3 DRMA 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 8 53 √

4 FM 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 9 60 √

5 GSL 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 8 53 √

6 MM 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 11 73 √

7 RAS 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 10 67 √

8 AK 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 9 60 √

9 JAB 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 13 87 √

10 YK 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 11 73 √

11 VG 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 9 60 √

12 PC 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 11 73 √

13 FK 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 7 47 √

14 MHB 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 11 73 √

15 MB 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 8 53 √

Jumlah nilai seluruh siswa 146 972 6 9

Rata-rata kelas 64,80%

Presentasi ketuntasan belajar 40% 60%

Sumber data : hasil olahan penelitian siklus I tahun 2021

Berdasarkan hasil tes di atas jumlah skor yang diperoleh

adalah 1.189. Jika dimasukan dalam rumus sebagai berikut :

N = Jumlah seluruh nilai x 100%


Jumlah siswa

N = 972 X 100%
15

= 64,80%

Sedangkan siswa yang tuntas 6 orang, jika dimasukan

dalam rumus :

P = ∑ siswa yang tuntas x 100

37
∑siswa

P= 6 X 100%
15

= 40%

4) Refleksi

Refleksi dilakukan diakhir pembelajaran siklus I. Refleksi

ini dilakukan untuk mengkaji hasil yang telah dicapai dan

permasalahan yang ditemukan selama pembelajaran siklus I

sehingga dapat dilakukan perbaikan pada siklus selanjutnya.

Adapun kekurangan dan kelebihan yang ditemukan selama

pelaksanaan siklus I.

Kekurangan yang ditemukan adalah guru masih kurang

mampu melibatkan siswa dalam pembelajaran terkait materi yang

diajarkan, guru kurang mampu dalam mengarahkan siswa untuk

menyampaikan kesimpulan, sebagian siswa kurang memiliki

keberanian memberikan pertanyaan.

Kelebihan yang ditemukan adalah perangkat pembelajaran

yang disiapkan sesuai dengan model pembelajaran inkuiri. Pada

aspek aktivitas, sebagian besar siswa senang dalam melaksanakan

aktivitas model pembelajaran inkuiri hal ini terlihat dari siswa

yang dengan senang berdiskusi dalam kelompok.

Hasil belajar siswa pada siklus I seperti yang diuraikan di

atas belum berhasil. Oleh karena itu, penelitian ini dilanjutkan ke

siklus II dengan harapan setelah kegiatan pembelajaran dengan

38
menggunakan model pembelajaran inkuiri siswa dapat mencapai

niai KKM yaitu 65 seperti yang ditentukan.

2. Hasil Penelitian Siklus II

a. Perencanaan

Pada siklus II dilakukan 1 kali pertemuan. Pelaksanaan

tindakan siklus II dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 23 Juli 2021

di Kelas V SD Inpres Tini. Adapun uraian kegiatan yang dilakukan

dalam tahap perencanaan adalah sebagai berikut :

1) Mengevaluasi pembelajaran

2) Mengidentifikasi permasalahan dalam siklus II

3) Membuat skenario pembelajaran (Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran/RPP) untuk siklus II sesuai dengan kompetensi

dasar yang telah ditetapkan dan sesuai dengan model

pembelajaran Inkuiri.

4) Menyiapkan dan menyusun teknik penilaian serta alat dan bahan

yang dibutuhkan dalam pembelajaran

5) Menyiapkan lembar penilaian dan membuat lembar observasi

b. Pelaksanaan

1) Kegiatan awal

1. Guru Menyapa, memberi salam, menanyakan kabar serta

kondisi kesehatan siswa serta mengingatkan siswa untuk

selalu bersyukur kepada Tuhan.

39
Salah satu siswa memimpin doa bersama guru mengingatkan

pentingnya berdoa.

2. Melakukan salam PPK/ Tepuk PPK.

3. Mengajak siswa menyanyikan lagu wajib.

4. Masing-masing siswa menyampaikan komitmen untuk

menunjukkan sikap hari ini, didahului dari guru.

5. Guru mengajak siswa mengamati gambar pada buku siswa

halaman 5.

6. Siswa diminta mengutarakan gagasan mengenai gambar yang

telah diamati.

7. Siswa mendengarkan penjelasan serta penguatan tentang

gambar dan hubungannya dengan materi yang akan dipelajari

2) Kegiatan Inti

a. Orientasi

1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran tentang jenis-

jenis makanan hewan dan menjelaskan langkah-langkah

inkuiri

2. Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok

diskusi

3. Siswa mengamati langah-langkah kegiatan pada LKPD

tentang penggolongan hewan berdasarkan jenis

makanannya.

b. Merumuskan Masalah

40
Siswa secara berkelompok merumusakan masalah dengan

bimbingan guru tentang jenis makanan hewan :

1) Jenis-jenis makanan hewan dapat dikelompokkan

menjadi berapa bagaian?

2) Apa saja jenis makanan hewan?

c. Mengajukan hipotesis

Siswa menuliskan jawaban sementara berdasaran gambar

yang ada pada halaman 1 dengan bantuan guru :

1) Jenis makananan hewan dikelompokkan menjadi ...

bagian

2) Jenis makanan hewan dapat berupa ... dan ...

d. Mengumpulkan data

1) Siswa membaca bacaan tentang jenis makanan hewan

pada buku siswa halaman 5

2) Siswa mengamati media pembelajaran yang telah

disediakan guru

3) Siswa mengelompokkan hewan sesuai dengan jenis

makanannya menggunaan media pembelajaran yang

ada

4) Siswa membuat tabel pengelompokan hewan sesuai

jenis makanannya berdasarkan temuannya

e. Menguji Hipotesis

41
Siswa secara berkelompok mempresentasikan hasil

penemuannya menggunakan media gambar hewan di depan

kelas untuk menjawab rumusan masalah serta membuktikan

hipotesis yang telah dibuat

e. Merumuskan Kesimpulan

Siswa merumuskan kesimpulan berdasarkan hasil pengujian

hipotesis bersama-sama dengan bimbingan guru.

3) Kegiatan Akhir

1. Guru serta siswa bersama-sama melakukan perenungan

dengan menjawab pertanyaan yang ada pada buku siswa

halaman 8.

2. Guru dan siswa membuat kesimpulan mengenai hasil belajar

hari ini.

3. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa mengenai

materi yang telah dipelajari hari ini

4. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara mandiri

5. Siswa bersama guru merayakan keberhasilan pembelajaran

dengan menyanyikan yel-yel penyemangat. Dilanjutkan

dengan salam dan tepuk PPK.

c. Observasi

1) Hasil observasi keaktifan guru siklus II

42
Berdasarkan hasil observasi guru siklus II dalam

pembelajaran tentang ekosistem mengunakan model inkuiri dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.5 Hasil Keterampilan Guru Siklus II Oleh Observer

Skor
No Aspek Yang Dinilai
Observer
1 Guru mengucapkan salam 4
2 Mempersiapkan siswa untuk belajar 4
Memotivasi siswa agar dapat belajar
3 3
dengan baik
Menyampaikan topik, tujuan dan indikator
4 4
pencapaian hasil belajar yang akan dicapai
5 Guru menjelaskan langkah-langkah inkuiri 3
Guru memancing kemampuan dan
kreatifitas berpikir siswa melalui tanya
6 3
jawab tentang materi jenis-jenis makanan
hewan dengan mengacu pada buku siswa
Guru membentuk siswa menjadi beberapa
7 4
kelompok dengan beranggotakan 5 orang
Guru mempersiapkan gambar-gambar
8 hewan yang akan digunakan untuk 4
melakukan pengamatan
Guru membimbing siswa dalam kelompok
9 4
untuk menemukan masalah
Guru membimbing siswa merumuskan
10 4
hipotesis sesuai masalah hasil pengamatan
Guru mengarahkan siswa untuk
11 mencocokan/menyesuaikan hipotesis 3
dengan materi pada bahan ajar
Guru bersama siswa membuat kesimpulan
12 4
tentang hasil pengamatan
13 Menguasai kelas 4
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
14 4
alokasi waktu yang direncanakan
Menumbuhkan partisipasi aktif siswa
15 3
dalam pembelajaran
Menunjukan sikap terbuka terhadap respon
16 4
siswa
Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara
17 3
jelas, baik, dan benar
18 Guru melakukan evaluasi berkaitan dengan 3

43
pembelajaran yang berlangsung (guru
memberikan soal post test kepada siswa
untuk dikerjakan serta meminta siswa
mengerjakan dengan tertib dan jujur).
19 Menyimpulkan hasil belajar bersama siswa 4
Jumlah Skor 62
Presentase 81,58%
Kriteria Baik Sekali
Sumber data : hasil olahan peneliti siklus II tahun 2021

Keterangan skor : pedoman penskoran untuk 16 indikator

aktifitas siswa adalah 4 = sangat baik, 3 = baik, 2 = cukup, 1 =

kurang.

Tabel 4.6 Pengelompokan jumlah skor


Rata-rata Kriteria
81%-100% Baik Sekali (BS)
61%-80% Baik
41%-60% Cukup
21%-40% Kurang
<20% Kurang Sekali (KS)
Aqib ( 2016 : 41)

Dari tabel 4.5 dapat diketahui bahwa jumlah skor yang

diperoleh adalah 62, sehingga apabila dimasukan ke dalam

rumus, menjadi :

Jumlah Skor yang diperoleh 62


N= × 100=N = ×100=81 , 58 %
Jumlah Skor maksimum 76

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa jumlah

skor perolehan penilaian keaktifan aktivitas guru selama proses

pembelajaran pada siklus II yang diamati oleh observer

berjumlah 62 dengan rata-rata mencapai 81,58% dengan

kategori baik sekali yang ditunjukkan oleh 19 indikator yang

mendapatkan skor 3 dan 4 dengan kategori baik sekali, yang

44
ditunjukkan aktivitas guru selama kegiatan pembelajaran sudah

mampu mengatur dan mengelola kegiatan pembelajaran dengan

baik. Dengan demikian, disimpulkan bahwa aktivitas guru siklus

II yang diamati oleh observer mencapai indikator keberhasilan

dalam pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan pada siklus II.

2) Data hasil observasi siswa siklus II

Tabel 4.7 Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus II Oleh


Observer

Aspek yang di nilai


No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jmlh Nilai Kategori

1 ATM 4 3 4 3 3 3 4 4 4 32 89 BS
2 DAS 4 3 4 4 3 4 4 4 3 33 92 BS
3 DRMA 4 3 3 4 4 3 3 4 4 32 89 BS
4 FM 4 3 4 3 4 3 4 3 3 31 86 BS
5 GSL 4 3 4 4 3 4 4 3 3 32 89 BS
6 MM 4 4 3 4 3 3 4 3 3 31 86 BS
7 RAS 4 4 3 4 3 4 3 4 3 32 89 BS
8 AK 3 4 3 4 4 3 4 3 4 32 89 BS
9 JAB 4 4 4 3 3 4 4 3 3 32 89 BS
10 YK 3 4 4 3 3 4 3 4 3 32 89 BS
11 VG 4 4 3 4 4 3 3 4 3 32 89 BS
12 MK 4 3 3 4 3 3 4 4 3 31 86 BS
13 KAS 3 4 3 3 4 4 3 4 3 31 86 BS
14 MHB 4 3 3 4 3 4 3 4 3 31 86 BS
15 MB 4 3 3 4 3 3 4 4 4 32 89 BS
Jumlah 476
Jumlah Nilai 1.323

Nilai Rata-rata 88,20


Sumber data : hasil olahan peneliti siklus II tahun 2021

Jumlah Skor yang diperoleh


N= × 100
Jumlah Skor maksimum

45
476
N= ×100
540

¿ 88 , 12 %

Keterangan indikator: (1) cara merespon salam, (2)

mempersiapkan diri untuk belajar, (3) menerima motivasi dari

guru agar dapat belajar dengan baik (4) menyimak pemaparan

guru tentang tema dan subtema yang akan dipelajari, kompetensi

dasar, tujuan pembelajaran dan materi pokok (5) siswa

mengamati langah-langkah kegiatan pada LKPD tentang

penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya (6) siswa

membuat pertanyaan mengenai hal yang ingin diketahui tentang

jenis-jenis makanan hewan (7) siswa menuliskan jawaban

sementara berdasarkan gambar yang ada pada buku siswa

halaman 5 (8) siswa melakukan kegiatan penemuan (9) menyimak

kesimpulan yang diberikan oleh guru. Keterangan skor : pedoman

penskoran untuk 9 indikator aktifitas siswa adalah 4 = sangat

baik, 3 = baik, 2 = cukup, 1 = kurang.

Tabel 4.8 Pengelompokan jumlah skor

Rata-rata Kriteria
81%-100% Baik Sekali (BS)
61%-80% Baik
41%-60% Cukup
21%-40% Kurang
<20% Kurang Sekali (KS)
Aqib ( 2016 : 41)

Berdasarkan tabel 4.7, dapat diketahui bahwa jumlah

skor perolehan penelitian aktivitas siswa selama proses

46
pembelajaran pada siklus II yang diamati oleh observer

berjumlah 476 dengan rata-rata mencapai 88,12% dengan

kategori baik sekali, yang ditunjukkan selama aktivitas siswa

dalam proses pembelajaran sudah baik dan mengalami

peningkatan bahkan siswa sudah memiliki kemampuan/indikator

yang dinilai yaitu, siswa sangat antusias dalam proses

pembelajaran dan siswa sangat aktif. Maka, disimpulkan bahwa

aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran tentang ekosistem

menggunakan model inkuiri pada siklus II yang diamati oleh

observer sudah memuaskan, artinya siswa sudah sangat

memahami materi yang diajarkan dan berperan aktif dalam

kegiatan pembelajaran yang dilakukan serta telah memenuhi

indikator ketuntasan yang telah ditetapkan.

3) Hasil tes belajar siswa

Pada setiap akhir pertemuan di setiap siklus, dilakukan

evaluasi untuk menilai hasil belajar siswa tentang ekosistem

dalam siklus II. Hasil belajar siswa berupa pengetahuan pada

siklus II disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.9 Hasil Belajar Siswa (Pengetahuan) Siklus II


Nomor Soal

No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Jmlh Nilai T TT


1 ATM 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 13 87 √
2 DAS 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 9 60 √
3 DRMA 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 12 80 √
4 FM 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 13 87 √
5 GSL 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 14 93 √
6 MM 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 100 √
7 RAS 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 13 87 √

47
8 AK 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 12 80 √
9 JAB 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 100 √
10 YK 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 13 80 √
11 VG 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 13 80 √
12 MK 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 14 93 √
13 KAS 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 12 80 √
14 MHB 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 14 93 √
15 MB 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 9 60 √
Jumlah nilai seluruh siswa 191 1.260 13 2
Rata-rata kelas
84%
Presentasi ketuntasan belajar 87%
13%
Sumber data : hasil olahan penelitian siklus II tahun 2021

Berdasarkan hasil tes diatas jumlah skor yang diperoleh

adalah 1.700 jika dimasukan dalam rumus sebagai berikut:

N = Jumlah seluruh nilai x 100%


Jumlah siswa

N = 1.260 X 100%
15

= 84%

Sedangkan siswa yang tuntas 13 orang, jika dimasukan dalam

rumus :

P = ∑ siswa yang tuntas x 100%


∑siswa

P= 13 X 100%
15

= 87%

Dari tabel hasil evaluasi di atas pada siklus kedua

diperoleh nilai rata-rata 84% yaitu dari 15 siswa, yang tuntas pada

siklus kedua sebanyak 13 siswa (87%) dan 2 siswa (13%) yang

belum tuntas atau tidak memenuhi standar KKM. Hasil ini

menunjukan adanya peningkatan hasil belajar dibandingkan

48
dengan hasil belajar siklus pertama yaitu nilai rata-rata 64,80%

yaitu dari 15 siswa yang tuntas pada siklus pertama sebanyak 9

siswa (60%) dan 6 siswa (40%) yang tidak tuntas atau tidak

memenuhi standar KKM yaitu 65. Secara klasikal ketuntasan

belajar pada siklus kedua telah mencapai 87% yaitu lebih dari

ketuntasan-ketuntasan klasikal sebesar 80% maka dapat dikatakan

pada siklus kedua ketuntasan kelas sudah tercapai dengan

demikian penelitian dihentikan.

4) Refleksi

Berdasarkan deskripsi data pelaksanaan tindakan siklus II

tentang siklus ekosistem mengunakan model inkuiri, dapat

disimpulkan bahwa keaktifan guru dan siswa serta hasil belajar

siswa mengalami peningkatan dan telah memenuhi indikator

keberhasilan yang telah ditetapkan sebelumnya. Berdasarkan hasil

tersebut, pelaksanaan tindakan dihentikan sampai siklus II.

Selanjutnya guru bersama peneliti menentukan kelebihan dan

kekurangan yang ada pada siklus II ini.

Kelebihan yang ditemukan pada siklus II yaitu guru selama

kegiatan pembelajaran sudah mampu mengatur dan mengelola

kegiatan pembelajaran dengan baik sesuai dengan model

pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran ekosistem.

Kekurangan yang ditemukan pada siklus II yaitu dari 15

siswa hanya 2 orang siswa (13%) yang tidak tuntas dan tidak

49
memenuhi standar KKM yang ditentukan yaitu sebesar 65.

Berdasarkan hasil Refleksi pada siklus II, maka dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran pada siklus II telah berhasil, hal

ini dapat dilihat dari jumlah siswa yang tuntas pada hasil tes

belajar sebanyak 13 orang siswa (87%).

3. Perbandingan Nilai Siklus I dan Siklus II

a. Observasi Guru

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, peningkatan

aktivitas guru dalam pembelajaran tentang ekosistem pada siklus I

jumlah skor perolehan penelitian aktifitas guru selama proses

pembelajaran yang diperoleh dari observer berjumlah 58 dengan

rata-rata mencapai 60,42% dengan kategori baik. Pada hasil siklus II,

perolehan skor penilaian yang diperoleh dari observer berjumlah 62

dengan nilai rata-rata 81,58% dengan kategori baik sekali.

Perbandingan hasil observasi guru dari observer dapat dilihat pada

table dan diagram berikut:

Tabel 4.10 Perbandingan Hasil Observasi Keterampilan Guru


Siklus I dan Siklus II
Hasil Observasi
Aktifitas Guru Siklus I Siklus II Kategori
Pelaksanaan Jumlah skor 58 62 Meningkat
Pembelajaran Rata-rata 60,42% 87,50% Meningkat
Kategori Baik Baik Sekali Meningkat
Sumber data: hasil olahan penelitian siklus I dan siklus II tahun 2021

Gambar 4.1 Diagram Hasil Observasi Keterampilan Guru


Siklus I dan Siklus II

50
Keaktifan Guru
81.58%
80.00%
60.42%
60.00%
Keaktifan Guru
40.00%

20.00%

0.00%
SIKLUS I SIKLUS II

Sumber data: hasil olahan penelitian siklus I dan siklus II tahun 2021

b. Observasi Aktivitas Siswa

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, peningkatan

aktivitas siswa tentang ekosistem mengunakan model inkuiri

memperoleh hasil siklus I yang dilakukan oleh observer memperoleh

jumlah skor 317 dan nilai rata-rata adalah sebesar 58,70%

memperoleh kategori cukup. Sedangkan hasil siklus II, berdasarkan

pengamatan hasil observasi keaktifan aktivitas siswa pada siklus II

yang dilakukan oleh observer memperoleh hasil dengan jumlah skor

476 dan nilai rata-rata 88,15% dengan kategori baik sekali.

Perbandingan hasil observasi siswa dari observer dapat dilihat pada

table dan diagram berikut:

Tabel 4.11 Perbandingan Hasil Observasi Kegiatan Siswa


Siklus I dan Siklus II
Hasil Observasi
Aktifitas Siswa Siklus I Siklus II Kategori
Proses Jumlah skor 317 476 Meningkat
Pembelajaran Rata-rata 58,70% 88,15% Meningkat
Kategori Cukup Baik Sekali Meningkat
Sumber data : hasil olahan penelitian siklus I dan siklus II tahun 2021

Gambar 4.2 Diagram Hasil Observasi Kegiatan Siswa

51
Siklus I dan Siklus II

Keaktifan Siswa
100.00%
88.15%
80.00%
60.00% 58.70% Keaktifan Siswa

40.00%
20.00%
0.00%
SIKLUS I SIKLUS II

Sumber data : hasil olahan penelitian siklus I dan siklus II tahun 2021

c. Hasil Tes

Untuk melihat sejauh mana adanya peningkatan terhadap hasil

tes belajar siswa berupa soal pilihan ganda yang berjumlah 15 nomor

setelah peneliti melakukan perbaikan menggunakan model inkuiri maka

peneliti telah membuat perbandingan yang dapat dilihat pada table dan

diagram dibawah ini.

Tabel 4.12 Perbandingan hasil belajar siswa (pengetahuan) dalam


pembelajaran siklus I dan siklus II

Hasil Tes
No Nama Siklus I Ket Siklu II Ket Peningkatan
1 ATM 80 T 87 T 7
2 DAS 60 TT 60 TT 0
3 DRMA 53 TT 80 T 27
4 FM 60 TT 87 T 27
5 GSL 53 TT 93 T 40
6 MM 73 T 100 T 27
7 RAS 67 TT 87 T 20
8 AK 60 TT 80 T 20
9 JAB 87 T 100 T 13
10 YK 73 T 80 T 7
11 VG 60 TT 80 T 20
12 MK 73 T 93 T 20
13 KAS 47 TT 80 T 33

52
14 MHB 73 T 93 TT 20
15 MB 53 TT 60 T 7
Jumlah 972 1.260 281
Rata-rata 64,80% 84% 18,73%

Sumber data : hasil olahan penelitian siklus I dan siklus II tahun 2021

Gambar 4.2 Perbandingan hasil belajar siswa (pengetahuan) dalam


pembelajaran siklus I dan siklus II

Hasil Tes
90.00% 84.00%
80.00%
70.00% 64.80%
60.00%
50.00% Hasil Tes
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
SIKLUS I SIKLUS II
Sumber data : hasil olahan penelitian siklus I dan siklus II tahun 2021

B. PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian di atas, maka dapat diketahui bahwa penggunaan

model inkuiri sangat cocok dalam mengajarkan materi ekosisten Hal ini dapat

dilihat dari hasil observasi guru dan siswa serta hasil evaluasi belajar siswa

dalam mengikuti proses pembelajaran dari setiap siklus penelitian yang

dijabarkan sebagai berikut :

53
1. Hasil Observasi

a. Hasil Observasi Guru

Peningkatan aktivitas guru dalam pembelajaran ekosistem

menggunakan model inkuiri dilihat pada hasil siklus I, jumlah skor

perolehan penelitian aktifitas guru selama proses pembelajaran yang

diperoleh dari observer sebagai berikut. Skor perolehan penelitian

yang dilakukan oleh observer berjumlah 58 dan rata-rata mencapai

60,42% dengan kategori baik. Pada hasil siklus II, perolehan skor

penilaian yang diperoleh dari observer berjumlah 62 dengan nilai

rata-rata 81,58% dengan kategori baik sekali. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa, hasil observasi keaktifan aktivitas guru

dalam pelaksanaan pembelajaran mengunakan model inkuiri dalam

pembelajaran ekosistem pada siklus 1 dan dilanjutkan pada siklus II

yang dinilai oleh observer telah mengalami peningkatan dan

tergolong kategori baik sekali pada siklus II dan telah memenuhi

indikator ketuntasan yang telah ditetapkan yaitu 80%.

b. Hasil observasi siswa

Peningkatan aktivitas siswa pada pembelajaran ekosistem

mengunakan model inkuiri memperoleh hasil siklus I yang

dilakukan oleh observer memperoleh jumlah skor 317 dan nilai rata-

rata adalah sebesar 58,70% memperoleh kategori cukup, akan tetapi

hasil ini belum membuktikan bahwa semua siswa mampu

mengikuti pembelajaran dengan baik. Maka dari itu untuk

54
memperoleh hasil yang lebih baik lagi diperlukan perbaikan pada

siklus II. Hasil siklus II, berdasarkan pengamatan hasil observasi

keaktifan aktivitas siswa pada siklus II yang dilakukan oleh observer

memperoleh hasil dengan jumlah skor 476 dan nilai rata-rata

88,12% dengan kategori baik sekali. Jadi dapat disimpulkan bahwa

keaktifan aktifitas siswa selama proses pembelajaran mengunakan

model inkuiri pada pembelajaran ekosistem mengalami peningkatan

hal ini dibuktikan dengan sebagian besar siswa mampu mengikuti

pembelajaran dengan baik. Pembelajaran dengan model inkuiri

membuat sebagian siswa merasa senang karena siswa dilibatkan

dalam proses pembelajaran serta siswa berperan aktif dalam

pembelajaran secara kelompok. Kesimpulanya, keaktifan siswa

sudah lebih baik dari sebelumnya dan sudah memenuhi indikator

yang telah ditetapkan yaitu 80%.

2. Hasil Belajar Siswa

Perolehan hasil tes atau hasil belajar siswa pada siklus I maupun pada

siklus II mengalami peningkatan, hal ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

1) Pada siklus I jumlah nilai yang di dapat mencapai 972 dengan nilai rata-

rata hasil tes siswa sendiri mencapai 64,80% dengan kategori cukup

dimana dari 15 siswa, yang tuntas atau memenuhi standar KKM yang

ditentukan yaitu 65 sebanyak 6 orang siswa (40%) sementara siswa yang

mendapat nilai dibawah standar KKM sebanyak 9 orang siswa (60%)

55
2) Pada siklus II nilai yang didapat mencapai 1.260 dengan nilai rata-rata

hasil tes siswa sendiri mencapai 84 % dengan kategori baik sekali dimana

dari 15 siswa, yang tuntas atau memenuhi standar KKM yang ditentukan

yaitu 65 sebanyak 13 orang siswa (87%) sementara siswa yang tidak

memenuhi standar KKM sebanyak 2 orang siswa (13%).

Hasil tes pada siklus I dan siklus II, umumnya setiap siswa memiliki

tingkat pemahaman akan pengetahuan yang mereka terima berbeda-beda. Ada

siswa yang memahami sesuatu dengan sangat cepat dan ada siswa yang

memahami sesuatu dengan lambat. Dari pemahaman yang ada di atas dapat

dilihat bahwa tingkat pemahaman atau hasil tes mengalami peningkatan dari

siklus I sampai pada siklus II sehingga penelitian tindakan kelas dengan

menggunakan model inkuiri pada materi ekosistem di kelas V SD Inpres Tini

berhasil karena sesuai dengan indikator keberhasilan.

56
BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai penggunaan model

pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang

ekosistem di kelas V SD Inpres Tini diperolah simpulan sebagai berikut:

pertama, ketrampilan guru secara keseluruhan dari observer memperoleh skor

58 dan nilai rata-rata 60,42% dengan kategori baik. Pada siklus II,

ketrampilan guru meningkat dengan jumlah skor 62 dan rata-rata 81,58%

dengan kategori baik sekali. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa

ketrampilan guru meningkat setiap siklusnya.

Kedua, aktifitas siswa dapat meningkat dengan mengunakan model

inkuiri. Hal ini dapat dilihat bahwa pada siklus I siswa mendapat jumlah skor

keseluruhan dari observer berjumlah 317 dengan rata-rata 58,70% dengan

57
kategori cukup. Pada pelaksanaan siklus II, jumlah skor aktifitas siswa

meningkat dengan memperoleh skor keseluruhan berjumlah 1.323 dengan

rata-rata 88,12% dan masuk dalam kategori baik sekali.

Ketiga, hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal tes tentang

ekosistem diakhir pembelajaran mengalami peningkatan, pada siklus I jumlah

skor secara keseluruhan yang diperoleh siswa 972 dengan nilai rata-rata

mencapai 64,80% dan ketuntasan klasikal mencapai 40%. Pada siklus II, baik

nilai rata-rata siswa maupun ketuntasan klasikal siswa mengalami

peningkatan, jumlah skor secara keseluruhan yang diperoleh siswa 1.260

dengan nilai rata-rata mencapai 84% dan ketuntasan klasikal mencapai 87%.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model

pembelajaran inkuiri, dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang

ekosistem di kelas V SD Inpres Tini.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, saran yang

dapat diberikan peneliti adalah sebagai berikut:

Bagi guru diharapkan dapat menggunakan model inkuiri dalam proses

pembelajaran karena sangat inovatif, kreatif dan menyenangkan dan

memudahkan siswa dalam memahami materi yang telah dijelaskan serta

dapat menciptakan suasana kelas aktif dan membuat siswa lebih berperan

aktif dalam proses belajar mengajar.

Adapun bagi siswa agar selama pembelajaran berlangsung, siswa

hendaknya selalu aktif selama proses pembelajaran, memberikan pendapat

58
dan menerima pendapat dari siswa lain serta mengajukan pertanyaan

terhadap apa yang belum dipahaminya sehingga pembelajaran berlangsung

secara maksimal dan memperoleh hasil belajar yang maksimal.

Sedangkan bagi sekolah perlu untuk aktif mendukung pembelajaran

yang dilakukan oleh guru dan menyediakan fasilitas pembelajaran yang

diperlukan sehingga mutu pembelajaran dapat meningkat.

LAMPIRAN

HASIL OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA SIKLUS I

Aspek yang di nilai

No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 ATM 3 3 2 2 2 2 2 2 2

2 DAS 3 3 2 2 2 2 2 2 2

3 DRMA 3 3 3 2 2 2 2 2 2

4 FM 3 3 2 2 2 2 2 3 2

5 GSL 3 3 2 2 2 2 2 3 2

6 MM 4 3 3 2 2 2 2 2 2

7 RAS 3 2 2 3 2 2 3 3 2

8 AK 3 3 3 2 2 3 2 2 2

9 JAB 3 2 3 2 3 2 2 2 2

10 YK 3 3 4 2 2 2 2 2 2

11 VG 4 3 3 2 2 2 2 2 2

12 MK 3 2 3 2 2 3 2 2 2

59
13 KAS 3 3 2 2 2 2 3 2 2

14 MHB 3 3 3 2 2 2 2 2 2

15 MB 3 3 2 2 3 2 2 2 2

LAMPIRAN

HASIL OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA SIKLUS II

Aspek yang di nilai

No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 ATM 4 3 4 3 3 3 4 4 4

2 DAS 4 3 4 4 3 4 4 4 3

3 DRMA 4 3 3 4 4 3 3 4 4

4 FM 4 3 4 3 4 3 4 3 3

5 GSL 4 3 4 4 3 4 4 3 3

6 MM 4 4 3 4 3 3 4 3 3

7 RAS 4 4 3 4 3 4 3 4 3

8 AK 3 4 3 4 4 3 4 3 4

9 JAB 4 4 4 3 3 4 4 3 3

10 YK 3 4 4 3 3 4 3 4 3

11 VG 4 4 3 4 4 3 3 4 3

12 MK 4 3 3 4 3 3 4 4 3

60
13 KAS 3 4 3 3 4 4 3 4 3

14 MHB 4 3 3 4 3 4 3 4 3

15 MB 4 3 3 4 3 3 4 4 4

LAMPIRAN

HASIL BELAJAR SISWA SIKLUS I

Nomor Soal

No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Jmlh

1 ATM 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 12

2 DAS 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 9

3 DRMA 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 8

4 FM 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 9

5 GSL 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 8

6 MM 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 11

7 RAS 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 10

8 AK 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 9

9 JAB 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 13

10 YK 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 11

61
11 VG 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 9

12 MK 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 11

13 KAS 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 7

14 MHB 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 11

15 MB 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 8

LAMPIRAN

HASIL BELAJAR SISWA SIKLUS II

Nomor Soal

No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 ATM 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1

2 DAS 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0

3 DRMA 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1

4 FM 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1

5 GSL 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1

6 MM 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

7 RAS 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0

62
8 AK 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1

9 JAB 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

10 YK 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1

11 VG 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1

12 MK 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1

13 KAS 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1

14 MHB 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1

15 MB 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1

LAMPIRAN

DOKUMENTASI PENELITIAN

63
64
65
LAMPIRAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

SIKLUS I

Satuan Pendidikan : SD Inpres Tini


Kelas / Semester : V (Lima)
Tema 5 : Ekosistem
Sub Tema 1 : Komponen Ekosistem
Pembelajaran :1
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Hari / Tgl Pelaksanaan :

A. KOMPETENSI INTI (KI)


KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca dan menanya ) dan menanya berdasarkan rasa ingin
tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan
benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis,
dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan peri-laku anak
beriman dan berakhlak mulia

66
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian
Mata Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
Pelajaran
3.5. Menganalisis hubungan 3.5.1 Mengidentifikasi
antar komponen ekosistem hewan berdasarkan
IPA dan jaring-jaring makanan jenis makanannya
di lingkungan sekitar.
4.5 Membuat karya tentang 4.5.1 Membuat bagan
konsep jaring-jaring tentang penggolongan
makanan dalam suatu hewan berdasarkan
ekosistem. jenis makanannya

C. Tujuan Pembelajaran
Dengan membuat bagan, siswa mampu menggolongkan hewan berdasarkan
jenis makanannya secara benar.
Karakter siswa yang diharapkan : Religius
Nasionalis
Mandiri
Integritas
D. Materi Pokok
Jenis-jenis makanan hewan
E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Model : Inkuiri
Metode : Eksperimen, tanya jawab, penugasan, ceramah, pengamatan, dan
diskusi

67
F. Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan ( 15 menit )
1. Kelas dibuka dengan salam dan doa, menanyakan kabar dan mengecek
kehadiran siswa.
2. Guru mengarahkan siswa agar lebih siap dalam belajar.
3. Guru menyampaikan topik, tujuan, dan indikator pencapaian hasil
belajar yang akan dicapai.
2. Kegiatan Inti

a. Orientasi

1. Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok diskusi

2. Siswa mengamati langah-langkah kegiatan pada LKPD tentang jenis

makanan hewan

b. Merumuskan Masalah

1. Siswa secara berkelompok merumusakan masalah dengan bimbingan

guru tentang jenis makanan hewan:

2. Jenis-jenis makanan hewan dapat dikelompokkan menjadi berapa

bagian?

3. Apa saja jenis makanan hewan?

c. Mengajukan hipotesis

1. Siswa menuliskan jawaban sementara berdasaran gambar yang ada pada

halaman 1 dengan bantuan guru:

2. Jenis makananan hewan dikelompokkan menjadi ... bagian

3. Jenis makanan hewan dapat berupa ... dan ...

68
d. Mengumpulkan data

1. Siswa membaca bacaan tentang jenis makanan hewan pada buku siswa

halaman 5

2. Siswa mengamati media pembelajaran yang telah disediakan guru

3. Siswa mengelompokkan hewan sesuai dengan jenis makanannya

menggunaan media pembelajaran yang ada

4. Siswa membuat tabel pengelompokan hewan sesuai jenis makanannya

berdasarkan temuannya.

e. Menguji Hipotesis

Siswa secara berkelompok mempresentasikan hasil penemuannya

menggunakan media gambar hewan di depan kelas untuk menjawab

rumusan masalah serta membuktikan hipotesis yang telah dibuat.

f. Merumuskan Kesimpulan

Siswa merumuskan kesimpulan berdasarkan hasil pengujian hipotesis

bersama-sama dengan bimbingan guru.

3. Kegiatan akhir

1. Guru serta siswa bersama-sama melakukan perenungan dengan menjawab

pertanyaan yang ada pada buku siswa halaman 8.

2. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa mengenai materi yang telah

dipelajari hari ini

3. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara mandiri

4. Untuk mengakhiri pembelajaran, guru mengajak siswa untuk bersyukur

atas ilmu dan semua kegembiraan yang telah mereka rasakan hari ini

69
dengan berdoa bersama. Guru juga mengingatkan tentang sikap doa yang

baik.

5. Selesai berdoa, siswa memberi salam kepada guru. Guru mengingatkan

siswa untuk memberikan salam pada orang tua.

G. Media / Alat
Buku bacaan tentang hewan dan jenis makanannya, gambar-gambar hewan,
spidol, papan tulis
H. Sumber Belajar
1. Diana Karitas, dkk.2017. Buku Guru SD/MI Kelas V Tema 5 “ Ekosistem”
Tematik Terpadu Kurikulum 2013.Jakarta : Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan
2. Diana Puspa Karitas, dkk.2017. Buku Siswa SD/MI Kelas V Tema 5 “
Ekosistem” Tematik Terpadu Kurikulum 2013.Jakarta : Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan
I. Penilaian Pembelajaran dan Pengayaan
1. Penilaian
Teknik Penilaian
 Penilaian Sikap : percaya diri, jujur, tanggung jawab, disiplin, rasa ingin
tahu, kerja sama, menghargai
 Penilaian Pengetahuan : tertulis
IPA

Hasil Penilaian
Jenis-Jenis Makanan Hewan Nilai Rata-
No Nama Siswa Tuntas Belum Tuntas Rata
1
2
3
4
5

70
Penilaian Keterampilan
IPA

Hasil Penilaian
Menyajikan Infomasi Dalam Bentuk Nilai
No Nama Siswa Tabel Rata-
Kerapian Mudah Kecermatan Rata
Dibaca
1
2
3
4
5

2. Pengayaan
1) Klasifikasikan hewan berdasarkan jenis makanannya !
2) Tuliskan 5 jenis hewan pemakan tumbuhan dan pemakan hewan lain !

71
72
LAMPIRAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

SIKLUS II

Satuan Pendidikan : SD Inpres Tini


Kelas / Semester : V (Lima)
Tema 5 : Ekosistem
Sub Tema 1 : Komponen Ekosistem
Pembelajaran :1
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Hari / Tgl Pelaksanaan :

A. KOMPETENSI INTI (KI)


KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca dan menanya ) dan menanya berdasarkan rasa ingin
tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan
benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis,
dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan peri-laku anak
beriman dan berakhlak mulia

73
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian
Mata Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
Pelajaran
3.5. Menganalisis hubungan 3.5.1 Mengidentifikasi
antar komponen ekosistem hewan berdasarkan
IPA dan jaring-jaring makanan jenis makanannya
di lingkungan sekitar.
4.5 Membuat karya tentang 4.5.1 Membuat bagan
konsep jaring-jaring tentang penggolongan
makanan dalam suatu hewan berdasarkan
ekosistem. jenis makanannya

C. Tujuan Pembelajaran
Dengan membuat bagan, siswa mampu menggolongkan hewan berdasarkan
jenis makanannya secara benar.
Karakter siswa yang diharapkan : Religius
Nasionalis
Mandiri
Integritas
D. Materi Pokok
Jenis-jenis makanan hewan
E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Model : Inkuiri
Metode : Eksperimen, tanya jawab, penugasan, ceramah, pengamatan, dan
diskusi

74
F. Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan awal
1) Guru Menyapa, memberi salam, menanyakan kabar serta kondisi
kesehatan siswa serta mengingatkan siswa untuk selalu bersyukur
kepada Tuhan.
2) Salah satu siswa memimpin doa bersama guru mengingatkan
pentingnya berdoa.
3) Masing-masing siswa menyampaikan komitmen untuk menunjukkan
sikap hari ini, didahului dari guru.
4) Guru mengajak siswa mengamati gambar pada buku siswa halaman 5.
5) Siswa diminta mengutarakan gagasan mengenai gambar yang telah
diamati.
6) Siswa mendengarkan penjelasan serta penguatan tentang gambar dan
hubungannya dengan materi yang akan dipelajari
2. Kegiatan Inti

a. Orientasi

1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran tentang jenis-jenis makanan

hewan dan menjelaskan langkah-langkah inkuiri

2. Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok diskusi

3. Siswa mengamati langah-langkah kegiatan pada LKPD tentang

penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya.

b. Merumuskan Masalah

1. Siswa secara berkelompok merumusakan masalah dengan bimbingan

guru tentang jenis makanan hewan :

75
2. Jenis-jenis makanan hewan dapat dikelompokkan menjadi berapa

bagaian?

3. Apa saja jenis makanan hewan?

c. Mengajukan hipotesis

Siswa menuliskan jawaban sementara berdasaran gambar yang ada pada

halaman 1 dengan bantuan guru :

1) Jenis makananan hewan dikelompokkan menjadi ... bagian

2) Jenis makanan hewan dapat berupa ... dan ...

d. Mengumpulkan data

1. Siswa membaca bacaan tentang jenis makanan hewan pada buku

siswa halaman 5

2. Siswa mengamati media pembelajaran yang telah disediakan guru

3. Siswa mengelompokkan hewan sesuai dengan jenis makanannya

menggunaan media pembelajaran yang ada

4. Siswa membuat tabel pengelompokan hewan sesuai jenis makanannya

berdasarkan temuannya

e. Menguji Hipotesis

Siswa secara berkelompok mempresentasikan hasil penemuannya

menggunakan media gambar hewan di depan kelas untuk menjawab

rumusan masalah serta membuktikan hipotesis yang telah dibuat

f. Merumuskan Kesimpulan

Siswa merumuskan kesimpulan berdasarkan hasil pengujian hipotesis

bersama-sama dengan bimbingan guru.

76
3. Kegiatan Akhir

1. Guru serta siswa bersama-sama melakukan perenungan dengan

menjawab pertanyaan yang ada pada buku siswa halaman 8.

2. Guru dan siswa membuat kesimpulan mengenai hasil belajar hari ini.

3. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa mengenai materi yang

telah dipelajari hari ini

4. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara mandiri Siswa bersama guru

merayakan keberhasilan pembelajaran dengan menyanyikan yel-yel

penyemangat. Dilanjutkan dengan salam dan tepuk PPK.

77
78
79
LAMPIRAN

OBSERVASI AKTIVITAS GURU SIKLUS I

80
81
LAMPIRAN

HASIL OBSERVASI AKTIVITAS GURU

SIKLUS II

82
83

Anda mungkin juga menyukai