Anda di halaman 1dari 36

ABSTRAK

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Materi Gaya dan Gerak Melalui
Metode Demonstrasi Dengan Alat Peraga Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Inpres
Nabarua Nabire, Hellen Maryen, 826186168, hellenmaryen414@gmail.com.
Salah satu komponen peningkatan mutu di SD adalah sarana dan prasarana
pendidikan termasuk dididalamnya penggunaan media belajar atau alat peraga
pendidikan serta menciptakan pembelajaran yang aktif dan memberikan siswa
peran dalam belajar. IPA merupakan mata pelajaran yang harus di pelajari secara
langsung entah itu menggunakan alat peraga atau siswa diajak belajar langsung di
lingkungan sekitar.
Yang menjadi latar belakang masalah setelah diidentifikasi adalah : (1)
Siswa kurang memperhatikan dalam pembelajaran ; (2) Siswa kurang berani
mengemukakan pendapat dan argumen ; (3) Kurang aktifnya siswa di dalam
pembelajaran (4) Kurang tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan.
Permasalahan yang ingin dikaji dalam penulisan laporan ini adalah: (a)
Apakah penerapan model pembelajaran Demonstrasi pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas IV
SD Negeri Inpres Nabarua Nabire? (b) Bagaimana cara menerapkan model
pembelajaran Demonstrasi pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV
SD Negeri Inpres Nabarua Nabire?
Untuk meningkatkan hasil belajar IPA maka penulis melakukan perbaikan
pembelajaran tersebut melalui penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk : a)
Mengetahui sejauh mana model demonstration menggunakan alat peraga dapat
meningkatkan hasil belajar IPA materi Gaya Dan Gerak Dengan Alat Peraga Pada
Siswa Kelas IV SD Negeri Inpres Nabarua Nabire – Papua. b) Meningkatkan
penguasaan materi pembelajaran terhadap siswa, sehingga hasil belajar siswa
tercapai secara optimal. c) Melakukan refleksi diri, sehingga guru dapat
berkembang dalam meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam penyajian
materi pembelajaran secara professional. d) Menerapkan metode demonstration
menggunakan alat peraga agar pembelajaran lebih menarik dan terjadi
peningkatan hasil belajar IPA. Penulisan ini menggunakan penelitian tindakan
kelas sebanyak 2 siklus.
Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan,
evaluasi dan refleksi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri
Inpres Nabarua Nabire.
Dari hasil yang didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami
peningkatan dari pra siklus, siklus 1 dan siklus 2, yaitu, prasiklus (48,39 %),
siklus I (61,29 %), siklus II (83,87 %). Ini juga ditandai dengan kenaikan nilai
rata-rata dari 61,29 % pada siklus I menjadi 70,16 % pada siklus II.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah model pembelajaran Demonstrasi
dapat berpengaruh positif terhadap motivasi dan hasil belajar Siswa SD Negeri
Inpres Nabarua Nabire serta model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai
salah satu alternatif pembelajaran IPA.

Kata Kunci : Hasil Belajar, Metode Demonstrasi, Alat peraga

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penjelasan ahmad D. Marimba mungkin salah satu pendapat yang


mendekati pendapat kamu nih. Dimana pendidikan sebagai proses belajar
yang dilakukan secara sadar oleh seseorang untuk membentuk perkembangan
jasmani, rohani. Diharapkan dengan tujuan belajar mampu membentuk
pribadi yang unggul. Ahmad D. Marimba pun menekankan bahwa pendidikan
tidak sekedar pandai saja secara akademik saja, tetapi secara non akademik
dan secara karakter pun juga sangat penting. (https://Penjelasan ahmad D.
Marimbapenerbitbukudeepublish.com/pengertian-pendidikan-menurut-para-
ahli/)

Menurut Aristoteles, pengertian pendidikan adalah salah satu fungsi


dari suatu negara yang dilakukan demi tujuan negara itu sendiri. Ia
memandang bahwa pendidikan merupakan bekal untuk beberapa aktivitas
atau pekerjaan yang layak. Pendidikan semestinya dipandu oleh undang-
undang untuk membuatnya sesuai dengan hasil analisis psikologis dan
mengikuti perkembangan secara bertahap. (Aristoteles dalam
https://www.merdeka.com/jateng/pengertian-pendidikan- menurut-para-ahli-
lengkap-beserta-tujuan-dan-manfaatnya-kln.html)

Menurut Prof. Richey Planning for teaching, an Introduction to


Education’ menjelaskan bahwa : “Pendidikan adalah yang berkenaan dengan
fungsi yang luas dari pemeliharaan dan perbaikan kehidupan suatu
masyarakat terutama membawa warga masyarakat yang baru (generasi baru)
bagi penuaian kewajiban dan tanggung jawabnya di dalam masyarakat. (Prof.
Richey dalam https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian- pendidikan/)

Menurut Crow, Pendidikan ditafsirkan dengan makna untuk


mempertahankan manusia dengan kebutuhan-kebutuhan yang senantiasa
bertambah, dan merupakan suatu harapan untuk dapat mengembangkan diri
agar berhasil, serta untuk memperluas, men-intensif-kan ilmu pengetahuan
dan memahami elemen-elemen yang ada di-sekitarnya. Pendidikan juga
mencakup segala perubahan yang terjadi sebagai akibat dari partisipasi
individu dalam pengalaman-pengalaman dan belajar. (Crow dalam
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-pendidikan/)

Menurut John Dewey mengemukakan bahwa pendidikan adalah suatu


proses pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi di
dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda,
mungkin pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk untuk
menghasilkan kesinambungan social. Proses ini melibatkan pengawasan dan
perkembangan dari orang yang belum dewasa dan kelompok dimana dia
hidup. (John Dewey dalam https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-
pendidikan/)

Tujuan dari pendidikan merupakan gambaran kondisi akhir atau nilai-


nilai yang ingin dicapai dari suatu proses pendidikan. Tujuan pendidikan
memiliki dua fungsi, yaitu : (1) menggambarkan kondisi akhir yang ingin
dicapai (2) memberikan arah dan cara bagi semua usaha atau proses yang
dilakukan.

Dalam pembelajaran di SDN Inpres Nabarua Nabire kelas IV


ditemukan berbagai masalah yang terjadi pada proses pembelajaran IPA
seperti rendahnya hasil belajar siswa dikarenakan oleh kurangnya minat
belajar, siswa kurang memahami materi gaya dan gerak, rasa percaya diri dan
perhatian siswa dalam pelajaran IPA, kurangnya keaktifan siswa pada saat
mengikuti pelajaran IPA. Pada saat proses pembelajaran IPA siswa masih
berpusat pada guru sehingga guru lebih mendominasi pada kegiatan belajar
mengajar dan siswa hanya pasif mendengarkan guru menyampaikan materi.
Walaupun guru selalu memberikan kesempatan bertanya namun siswa lebih
cenderung diam. Dalam mengajar guru menggunakan metode ceramah dan
tanya jawab tanpa menggunakan alat peraga yang lebih menarik

2
perhatian siswa dalam belajar. Alasan guru tidak menggunakan alat peraga
disebabkan tidak semua materi pelajaran menggunakan alat peraga. Hal
ini berakibat siswa pasif, tidak bergairah, minat siswa kurang, perhatian
siswa tidak terfokus dan cepat bosan dalam mengikuti pelajaran IPA.

Diantara beberapa masalah tersebut di atas, maka alternatif pemecahan


masalah adalah dengan menerapkan model pembelajaran demonstrasi
berbantuan alat peraga yang tepat karena apabila siswa tertarik maka pada diri
siswa akan tumbuh minat belajar. Penggunaan alat peraga yang kreatif akan
meningkatkan minat siswa untuk belajar lebih baik dan rasa percaya diri
siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Untuk mencapai tingkat penguasaan materi pembelajaran yang baik,


penulis melakukan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) pada mata pelajaran IPA di kelas IV SD Negeri Inpres Nabarua
Nabire dengan judul : “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Ipa Materi Gaya
dan Gerak Melalui Metode Demonstrasi Dengan Alat Peraga Pada Siswa
Kelas IV SD Negeri Inpres Nabarua Nabire”.

B. Rumusan Masalah

Apakah melalui model demonstrati menggunakan alat peraga dapat


meningkatkan hasil belajar IPA Gaya Dan Gerak Dengan Alat Peraga Pada
Siswa Kelas IV SD Negeri Inpres Nabarua Nabire?

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Untuk meningkatkan hasil belajar IPA, maka penulis melakukan


perbaikan pembelajaran tersebut melalui penelitian tindakan kelas yang
bertujuan untuk :
1. Mengetahui sejauh mana model demonstration menggunakan alat peraga dapat
meningkatkan hasil belajar IPA materi Gaya Dan Gerak Dengan Alat Peraga
Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Inpres Nabarua Nabire.

3
2. Meningkatkan penguasaan materi pembelajaran terhadap siswa, sehingga hasil
belajar siswa tercapai secara optimal.
3. Melakukan refleksi diri, sehingga guru dapat berkembang dalam meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan dalam penyajian materi pembelajaran secara
professional.
4. Menerapkan metode demonstration menggunakan alat peraga agar
pembelajaran lebih menarik dan terjadi peningkatan hasil belajar IPA.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan Penelitian Tindakan Kelas yang telah dilakukan, penulis


akhirnya dapat menguraikan manfaat penelitian. Adapun manfaatnya dibagi
menjadi 3 yaitu sebagai berikut :
1. Sekolah

1) Memberikan hal positif dalam rangka perbaikan kualitas dalam


pembelajaran
2) Mendorong efektifitas dan efisiensi kerja bagi guru dan staf di sekolah

2. Guru

1) Hasil penelitian ini dapat digunakan guru untuk meningkatkan hasil


belajar pada mata pelajaran lainnya
2) Dapat merangsang guru-guru yang lain agar termotifasi dan
menggunakan metode ini untuk meningkatkan hasil belajar siswa di
dalam kelasnya masing-masing
3) Memperoleh banyak variasi mengajar serta metode mengajar yang
bagus untuk menciptakan peserta didik yang kompeten dan berkualitas
3. Siswa

1) Mampu memahami pelajaran IPA pada materi Gaya Dan Gerak

2) Siswa lebih antusias dan lebih bersemangat dalam mengikuti kegiatan


belajar mengajar
3) Hasil belajar siswa lebih meningkat.

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Metode Demonstrasi

1. Pengertian Metode Demonstrasi


Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara
memperagakan suatu benda tertentu yang tidak terlepas dari penjelasan
secara lisan oleh guru. Menurut Sanjaya W. (2006 : 152), metode
demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan
memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses,
situasi, atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.
Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan
secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa
hanya sekedar memperhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan
bahan pelajaran lebih konkret dalam strategi pembelajaran ekspositori dan
inkuiri.
Menurut Fat (dalam udhiexz) metode demonstrasi adalah metode
mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan
melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui
penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau
materi yang sedang disajikan.
Sedangkan menurut Daryanto (2009: 403), metode demonstrasi
merupakan cara penyajian bahan pelajaran dengan memperagakan atau
mempertunjukkan kepada siswa suatu proses situasi, atau benda tertentu
yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan yang sering disertai
penjelasan lisan. Seringkali orang mengira bahwa metode demonstrasi
hanya digunakan pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam saja, padahal
tidak demikian halnya. Metode ini dapat dipergunakan bagi penyajian
semua jenis mata pelajaran termasuk matematika. Dengan demonstrasi,
proses penerimaan terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara
mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna,

5
juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan pada apa yang
diperagakan guru selama pelajaran berlangsung.
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara
memperagakan suatu benda tertentu yang tidak terlepas dari penjelasan
secara lisan oleh seorang guru. Menurut Sanjaya W (2006:152) metode
demonstrasi ” Metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan
mempertunjukan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda
tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan.” Sebagai metode
penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh
guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekedar
memperhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran
lebih konkret dalam setrategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri.
Sedangkan menurut Daryanto (2009:403) metode demonstrasi ”cara
penyajian bahan pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukan
kepada siswa suatu proses situasi, atau benda tertentu yang sedang
dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan yang sering disertai penjelasan
Iisan.” Sering kali orang mengira bahwa metode demonstrasi hanya
digunakan pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam saja. Padahal tidak
demikian halnya. Metode ini dapat dipergunakan bagi penyajian semua
jenis mata pelajaran termasuk matematika. Dengan demonstrasi proses
penerimaan terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam,
sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna, juga siswa
dapat mengamati dan memperhatikan pada apa yang diperagakan guru
selama pelajaran berlangsung. Penggunaan teknik demonstrasi sangat
menunjang proses interaksi belajar mengajar dikelas, sehingga kesan yang
diterima lebih lama pada jiwanya. Akibatnya memberikan motivasi yang
kuat untuk síswa agar lebih giat belajar. Dengan demonstrasi itu siswa
dapat berpartisipasi aktif dan memperoleh pengalaman langsung serta
dapat mengembangkan kecakapannya.
Metode demonstrasi merupakan metode yang paling pertama
digunakan oleh manusia purba takala menambah kayu untuk memperbesar

6
nyala api unggun, sementara anak-anak mereka memperhatikan dan
menirunya. Dalam metode demonstrasi diharapkan setiap Iangkah dari hal-
hal yang didemonstrasikan dapat dilihat dengan mudah oleh siswa melalui
prosedur yang benar meskipun demikian siswa perlu juga mendapatkan
waktu yang cukup lama untuk memperhatikan sesuatu yang
didemonstrasikan. Dalam demonstarsi terutama dalam mengembangkan
sikap-sikap, guru perlu merencanakan.
Dari beberapa pendapat di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa
metode demonstrasi merupakan suatu metode penyajian pelajaran dengan
memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses,
situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan.
Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan
secara lisan oleh guru.
Penggunaan teknik demonstrasi sangat menunjang proses interaksi
belajar mengajar di kelas, sehingga kesan yang diterima lebih lama pada
jiwa siswa didik. Hal ini berakibat pada motivasi yang lebih kuat untuk
siswa agar lebih giat belajar. Dengan demonstrasi itu siswa dapat
berpartisipasi aktif dan memperoleh pengalaman langsung serta dapat
mengembangkan kecakapannya. Dalam metode demonstrasi diharapkan
setiap langkah dari hal-hal yang didemonstrasikan dapat dilihat dengan
mudah oleh siswa melalui prosedur yang benar meskipun demikian siswa
perlu juga mendapatkan waktu yang cukup lama untuk memperhatikan hal
yang didemonstrasikan. Metode demonstrasi terutama dalam
mengembangkan sikap-sikap, guru perlu merencanakan pendekatan secara
lebih berhati-hati dan ia melakukan kecakapan untuk mengarahkan
motivasi dan berfikir siswa.

2. Kelebihan Model Pembelajaran Demonstrasi

Kelebihan Pembelajaran Demonstrasi memiliki kelebihan sebagai


berikut :

7
1. Metode ini dapat membuat pengajaran menjadi lebih
jelas dan lebih kongkret sehingga dapat menghindarkan verbalisme
2. Siswa diharapkan lebih mudah memahami apa yang
dipelajari
3. Proses pengajaran akan lebih menarik
4. Siswa dirangsang untuk aktif mengamati,
menyesuaikan antara teori dengan kenyataan, dan mencoba
melakukannya sendiri
5. Melalui metode ini, dapat disajikan materi pelajaran
yang tidak mungkin, kurang sesuai dengan menggunakan metode lain.

( http://www.jejakpendidikan.com/2016/12/kelebihan-dan-kekurangan-
metode.html)

3. Langkah-langkah model Demonstrasi

Adapun langkah-langkah model pembelajaran Demonstrasi yang akan


dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai yaitu
menjelaskan tentang gaya dan gerak
b. Guru menjelaskan pengertian gaya dan gerak serta macam-macam
gaya (Gravitasi, otot, magnet, pegas, listrik, dan gesek)
c. Guru menunjukkan beberapa alat yang berhubungan dengan gaya
gravitasi, otot, magnet, pegas, listrik, dan gesek) seperti: bola,
magnet, ketapel, penggaris dan potongan kertas (percobaan listrik
statis), terminal listrik (contoh listrik dinamis)
d. Guru mencontohkan adanya hubungan gaya dan gerak dalam
kehidupan sehari-hari seperti menggiring bola, mengerem sepeda,
mengubah bentuk benda dari bahan plastisin, dan mengubah arah
benda seperti melakukan gerak memantulkan bola ke dinding/lantai
e. Guru menunjuk siswa untuk bekerjasama dengan kelompoknya dalam
membuktikan adanya pengaruh gaya terhadap benda dari beberapa

8
bahan yang sudah dibagikan
f. Guru memberikan tugas individu kepada siswa
B. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Suprijono (2013:7) hasil belajar adalah perubahan perilaku


secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan
saja. Menurut Jihad dan Haris (2012:14) hasil belajar merupakan
pencapaian bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah
kognitif, afektif, dan psikomotoris dari proses belajar yang dilakukan
dalam waktu tertentu.

(Suprijono (2013:7). https://karyatulisku.com/pengertian-hasil-belajar-dan-


jenis-jenis-hasil-belajr/)

Pengertian tentang hasil belajar dipertegas oleh Nawawi (dalam


Susanto, 2013: 5) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan
sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di
sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes
mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. (Nawawi (dalam Susanto,
2013: 5). https://karyatulisku.com/pengertian- hasil-belajar-dan-jenis-
jenis-hasil-belajr/)

Menurut Sudjana (2009: 3) “mendefinisikan hasil belajar siswa


pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam
pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif,
afektif dan psikomotor”.

(Sudjana (2009: 3). https://karyatulisku.com/pengertian-hasil-belajar-dan-


jenis-jenis-hasil-belajr/)

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu

9
menurut Slameto (2010:54) menerangkan bahwa faktor – faktor yang
mempengaruhi hasil belajar adalah: 
a. Faktor intern meliputi : 

1. Faktor jasmaniah terdiri dari


faktor kesehatan dan faktor cacat tubuh. 

2. Faktor psikologis terdiri dari


inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan
kesiapan. 

3. Faktor kelelahan baik kelelahan


secara jasmani maupun kelelahan secara rohani. 

b. Faktor ekstern meliputi: 

1. Faktor keluarga
terdiri dari cara orang tua mendidik, relasi antaranggota keluarga,
suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua,
dan latar belakang kebudayaan. 

2. Faktor sekolah
terdiri dari metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa,
relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu
sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode
belajar, dan tugas rumah. 

3. Faktor
masyarakat terdiri dari kegiatan siswa dalam masyarakat, teman
bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat. 

( http://www.rangkumanpustaka.com/2017/04/faktor-faktor-yang-
mempengaruhi-hasil.html )

3. Materi pelajaran yang di PTK kan

Siklus I

10
A. Pengertian Gaya

Gerakan mendorong atau menarik yang menyebabkan benda


bergerak di sebut gaya. Gaya yang dikerjakan pada suatu benda akan
mempengaruhi benda tersebut. Gaya terhadap suatu benda dapat
mengakibatkan benda yang semula diam menjadi bergerak,
menyebabkan benda yang semula bergerak menjadi berhenti atau
berubah arah, atau merubah bentuk benda. Sebagai contoh, pada saat
kamu menendang bola mak bola akan bergerak dan berubah arah.
Sedangkan contoh perubahan bentuk benda karena pengaruh gaya
adalah ketika kamu bermain dengan plastisin. Kamu dapat membuat
berbagai macam bentuk. Gaya tangan menyebabkan bentuk plastisin
berubah sesuai dengan bentuk yang diinginkan.  Besar kecilnya gaya
dapat diukur menggunakan alat yang bernama neraca pegas atau
dinamometer. Sedangkan satuan gaya dinyatakan dalam satuan newton
yang bisa ditulis dengan huruf N.
Adapun dampak yang dapat diberikan gaya terhadap suatu benda
yaitu gaya yang dikenakan pada suatu benda menjadikan benda tersebut
mengalami perubahan, baik perubahan gerak, kedudukan, maupun
bentuk benda.
Berikut adalah beberapa contoh kegiatan yang dipengaruhi oleh
gaya dorong dalam kehidupan sehari-hari.
1. Permainan ayunan

2. Mendorong mobil mogok

3. Penjual bakso mendorong gerobak bakso

4. Tukang sampah mendorong gerobak sampah

Amin Suprihatini, Uti Darmawati, Sri Mintarjo (2016).

Pengaruh Gaya Terhadap Gerak Benda Pengaruh gaya terhadap


benda dapat dibedakan menjadi beebrapa bagian, sebagai berikut.

11
1. Gaya menyebabkan benda diam bergerak Contoh: kelereng yang
awalnya diam dan dapat bergerak setelah disentil, meja yang awalnya
diam dapat berpindah tempat setelah didorong dan sebagainya.
2. Gaya menyebabkan benda bergerak diam Contoh: bola yang melaju
kencang akan diam setelah ditangkap oleh kiper (penjaga gawang).
3. Gaya dapat menyebabkan benda berubah arah Contoh: bola pingpong
atau bola kasti yang dilempar ke arah tembok akan berubah arah
setelah membentur tembok.
4. Gaya dapat menyebabkan benda bergerak lebih cepat Contoh: Mobil
atau motor yang bergerak lambat akan bertambah kecepatannya
setelah digas oleh pengemudinya.
5. Gaya dapat mengubah bentuk benda Contoh: kaleng minuman yang
kosong akan penyok setelah diinjak dengan keras, plastisin berubah
bentuk jika ditekan. (Maria Ulfa - 16 Nov 2021. dalam
https://tirto.id/pengertian-gaya-contoh-gaya-tarikan-dorongan-
beserta-macamnya-gbcz)
Gambar 1. Alat peraga siklus 1

B. Pengertian gerak

Definisi gerak cobalah kita berlari. Pada saat berlari maka terjadi
perpindahan, dimana kita berpindah dari suatu tempat ketempat laiinya.

12
Jadi yang dimaksud dengan gerak adalah perpindahan posisi benda dari
tempat asalnya karena adanya gaya.
Contoh gerak .gaya dapat mempengaruhi gerak sebuah benda,
seperti :
1. Gerak karena gaya otot :
   Pada saat mengayuh sepeda,
   Saat berolahraga
   Saat bermain tarik tambang
2.  Gerak karena gaya pegas :
 Pada saat bermain ketapel
 Bermain panahan
3. Gerak karena gaya mesin :
 Mobil pengeruk
 buldoser
 dan berbagai mesing yang digunakaan dalam bidang industry.

C. Hubungan Gaya Dan Gerak

Gaya dan gerak saling berhubungan satu sama lain. Contoh


hubungan gaya dan gerak yaitu ketika mendorong kursi ke depan kita
memberikan gaya pada kursi sehingga menyebabkan kursi tersebut
berpindah posisi ke depan. Dan masih banyak lagi hubungan antara
gaya dan gerak dalam kehidupan sehari-hari. Ini sebagai referensi
kalian ketika menemukan contoh soal gerak dan gaya dalam
kehidupan sehari-hari. Berikut beberapa contoh hubungan gaya dan
gerak.
 Ketika bermain jungkat-jungkit, dua orang. Ketika sisi yang satu
memberikan gaya (dorongan) ke atas maka sisi tersebut akan naik
ke atas dan sisi lain berubah menjadi di bawah, begitu sebaliknya.
Gaya yang diberikan akan membuat sisi satu dan sisi lain bergerak
ke atas dan ke bawah.
 Ketika menendang bola. Bola yang awalnya diam setelah diberi

13
gaya akan bergerak.
 Saat tarik tambang. Ada dua sisi yaitu sisi kanan dan sisi kiri yang
sama-sama memberikan gaya. Jika sisi satu memberikan gaya
yang
 lebih besar maka sisi yang lain akan terdorong ke depan, begitu
sebaliknya.
 Mendorong troli di supermarket. Ketika memberikan gaya pada
troli maka troli akan bergerak. Sehingga selalu terjadi hubungan
antara gaya dan gerak.
 Pemakaian Traktor Pegas. Traktor pegas akan bergerak dengan
memberikan gaya pada karet traktor. Ketika roda traktor pegas
diputar ke belakang maka karet akan tergulung pada bilah bambu
dan menyebabkan karet semakin kencang. Ketika traktor dilepas
maka gulungan karet juga ikut terlepas. Semakin lama karet
digulung maka semakin besar gaya pegasnya.
(Shinta Febriyana Widyaswari Saputri dalam
https://nusacaraka.com/2019/04/29/hubungan-gerak-dan-gaya/)

Siklus II

A. Jenis – Jenis Gaya

Aktifitas sehari-hari kita memang sering melibatkan gaya. Gaya


yang menghasilkan kerja otot manusia, seperti tarikan dan dorongan
yang kita lakukan saat membuka dan menutup pintu disebut gaya otot.
Tetapi sebenarnya tidak hanya otot manusia yang dapat menghasilkan
gaya, berikut adalah jenis-jenis gaya :
1. Gaya magnet

Gaya magnet adalah gaya yang dihasilkan oleh magnet. Magnet alam
adalah sejenis logam yang pertama kali ditemukan dikota Magnesia.

14
Magnet memiliki kekuatan yang menarik jarum, paku, atau benda
lainnya terbuat dari besi atau baja. Kekuatan ini disebut gaya magnet.

2. Gaya listrik statis

Gaya listrik statis adalah kekuatan yang dimiliki benda yang


bermuatan listrik untuk menarik benda-benda disekitarnya. Kita dapat
melakukab percobaan untuk membuktikan adanya gaya listrik statis.
Coba kalian gosok-gosokkan penggaris plastik pada rambut kalian.
Siapkan juga kertas yang disobek-sobek halus. Setelah ddigosokan
beulang kali pada rambut, dekatkan penggaris pada potongan-
potongan kertas. Kalian akan melihat potongan kertas tertarik kearah
penggaris. Penggaris bisa menarik potongan kertas dengan gaya listrik
statis.

3. Gaya Otot

Gaya otot adalah kekuatan yang dihasilkan oleh otot manusia. Gaya
ini sering dilakukan pada saat kita mengangkat beban atau sedang
senam di sekolah. Apabila kita sering melakukan olahraga maka otot
mu akan bertambah besar dan kuat.

4. Gaya Gravitasi Bumi

Gaya gravitasi adalah kekuatan bumi untuk benda menarik dilain ke


bawah. Bila kita melempar benda keatas. Baik dari kertas, pensil atau
benda lain maka semua benda itu akan jatuh kebawah. Berbeda bila
diluar angkasa para astronot tidak merasakan gravitasi, akibatnya
mereka akan melayang-layang bila berada diluar angkasa.

5. Gaya pegas

15
Gaya pegas adalah Kekuatan yang ditimbulkan oleh karet atau pegas
yang direnggangkan. Misalnya, saat kamu bermain panahan, karet
mampu mendorong anak panah terlontar dengan cepat dan jauh.

6. Gaya gesek

Gaya gesek adalah bila kedua saling bergesekan, maka antara


keduanya akan muncul gaya gesek. Gaya gesek bisa menguntungkan
dan merugikan. Bila kita berjalan dijalan yang kering, antara sepatu
dan jalan akan muncul gaya gesek. Gaya gesek ini membantu kita
untuk bisa berjalan. Bayangkan bila jalanan licin, makan gaya gesek
akan kecil dan kita akan kesulitan berjalan.
4. Media Pembelajaran/Alat Peraga

1. Pengertian Alat Peraga

Alat peraga adalah semua atau apa pun yang dapat digunakan dan
dapat digunakan untuk menjelaskan konsep pembelajaran dari materi
abstrak atau tidak jelas dengan jelas dan jelas, sehingga siswa dapat
berpikir, merasakan, khawatir, Itu dapat merangsang minat Anda. .

Bahan adalah alat yang dapat digunakan untuk mendukung proses


belajar mengajar yang memainkan peran utama dalam mendukung guru
atau kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru. Penggunaan materi
ini dimaksudkan untuk memberikan bentuk fisik pada materi yang
dijelaskan dalam materi pembelajaran.

Bahan pelengkap yang biasanya digunakan dalam proses belajar


mengajar memiliki keunggulan “menambah kegiatan belajar,
menghemat waktu belajar, dan memberikan alasan rasional untuk
belajar” bagi siswa. (https://pakdosen.co.id/alat-peraga/)

Wijaya dan Rusyan “1994” Dukungan pendidikan berarti bahwa


media pendidikan dapat berfungsi sebagai stimulus untuk belajar dan

16
memotivasi siswa untuk belajar dan tidak bosan mencapai tujuan
pembelajaran mereka. (Wijaya dan Rusyan “1994” dalam
https://pakdosen.co.id/alat-peraga/)

2. Manfaat Alat Peraga

Dapat disimpulkan beberapa manfaat penggunaan alat peraga bagi


siswa. Di antaranya adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan motivasi belajar,

b. Menyediakan variasi belajar,

c. Memberi gambaran struktur yang memudahkan belajar,

d. Memberikan contoh yang selektif,

e. Merangsang berpikir analisis,

f. Menyediakan situasi belajar yang kurang bersifat formal (tanpa


beban atau tekanan).
Dapat disimpulkan beberapa manfaat penggunaan alat peraga bagi
guru. Di antaranya adalah sebagai berikut :
a. Memberikan pedoman dalam merumuskan tujuan pembelajaran,

b. Memberikan sistematika mengajar,

c. Memudahkan kendaki pengajaran,

d. Membantu kecermatan dan ketelitian dalam penyajian,

e. Membangkitkan rasa percaya diri dalam mengajar,

f. Meningkatkan kualitas pengajaran.

(https://www.google.com/search?q=(Amalia+Sapriati%2C+2019).&o
q=(Amalia+Sapriati%2C+2019).&aqs=chrome..69i57.409j0j9&source
id=chrome&ie=UTF-8)

17
BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian


1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian di SD Negeri Inpres Nabarua Nabire
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober tahun pelajaran
2022/2023
Siklus I dilaksanakan pada hari Jumat 4 November 2022.
Siklus II dilaksanakan pada hari Jumat 11 November 2022.
3. Subyek Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SD Negeri
Inpres Nabarua, Distrik Nabire, Kabupaten Nabire Jumlah siswa kelas IV
siswa SD Negeri Inpres Nabarua adalah 31 orang, yang terdiri atas 16
siswa laki- laki dan 15 siswa perempuan.

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran

Secara umum langkah-langkah dalam melakukan PTK dapat


digambarkan sebagai berikut (dimodifikasi dari model yang dikembangkan
oleh Kemmis & Mc. Taggart, 1991). (TIM-FKIP UT, 2020).
Menetapkan Fokus melalui Studi Pendahuluan
Identifikasi Masalah
Analisis Masalah
Pengembangan Alternatif Tindakan

18
https://goeroendeso.wordpress.com/2018/03/18/mengenal-siklus-dalam-
penelitian-tindakan-kelas/

Deskripsi Persiklus

1. Deskripsi Pra Siklus

Dalam pembelajaran IPA pada kelas IV SD dengan tema Daerah Tempat


Tinggalku dijumpai hasil evaluasi terhadap materi tersebut kurang dari KKM.
Adapun hasilnya adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Nilai Pra Siklus
No Nama Siswa Nilai Keterangan
1 Abdul Rafa Zaki 70 Tuntas
2 Abdulrahman Sudin 50 Tidak Tuntas
3 Abra Shafin Kalbi 50 Tidak Tuntas
4 Alen Darina Simbiak 50 Tidak Tuntas
5 Althaf Ziyad 40 Tidak Tuntas
6 Alzhaira Manohara 50 Tidak Tuntas
7 Andi Muhammad Yasir 70 Tuntas
8 Arman 40 Tidak Tuntas
9 Aurel Natalia 60 Tuntas

19
10 Benyamin Wayoi 30 Tidak Tuntas
11 Denis M Bondosano 70 Tuntas
12 Fatimahtul Azzahra 30 Tidak Tuntas
13 Fiki 60 Tuntas
14 Janiba Akila Rumau 70 Tuntas
15 Magdalena Edelweis 40 Tidak Tuntas
16 Milka Helena Riana 70 Tuntas
17 Miryam Merry Edoway 50 Tidak Tuntas
18 Muhamad Forian Dipa 40 Tidak Tuntas
19 Muhammad Abyan Sakura 50 Tidak Tuntas
20 Muhammad Reza Maulana 50 Tidak Tuntas
21 Muhammad Faturrahman 60 Tuntas
22 Nadiya Nurhani 65 Tuntas
23 Naiya Nagita 70 Tuntas
24 Patresius Orweyanduk 40 Tidak Tuntas
25 Regina Wulandari 45 Tidak Tuntas
26 Risky Ricardo Runtunuwu 55 Tidak Tuntas
27 Riska Aska 65 Tuntas
28 Simon Kayame 65 Tuntas
29 Wa Ledi 70 Tuntas
30 Yolanda Orweyanduk 60 Tuntas
31 Zinnirah Arumiah Wahab 60 Tuntas

Dari tabel diatas ternya siswa yang tuntas hanya 15 siswa (48,39 %). Untuk itu
maka diperlukan adanya perbaikan pembelajaran pada materi IPA Gaya dan
Gerak.
Deskripsi Siklus I

Siklus I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 4 November 2022

a) Rencana Pembelajaran

1. Guru menjelaskan pengertian gaya dan gerak serta macam-macam gaya

20
2. Melalui metode demonstrasi guru menunjukkan beberapa alat yang
berhubungan dengan gaya
3. Peserta didik dalam kelompoknya melakukan percobaan sebagaimana yang
sudah dicontohkan oleh guru terkait macam-macam gaya dalam kehidupan
sehari-hari.
4. Melalui metode demonstrasi guru mencontohkan adanya hubungan gaya
dan gerak dalam kehidupan sehari-hari

5. Siswa bekerjasama dalam kelompoknya membuktikan adanya pengaruh


gaya terhadap benda dari beberapa bahan yang sudah dibagikan
6. Guru memberikan tugas individu/soal kepada siswa.

b) Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan penulis mengajar tentang gaya dan gerak dalam


kehidupan sehari-hari beserta contohnya di kelas IV SD Negeri Inpres Nabarua
Nabire dengan indikator siswa dapat melakukan percobaan tentang hubungan
gaya dan gerak, siswa dapat Membuat laporan hasil percobaan tentang
hubungan gaya dan gerak. Disamping itu dalam proses kegiatan belajar
mengajar disampaikan tujuan pembelajaran, melakukan apersepsi sesuai
dengan materi. Dalam pembelajaran juga ditampilkan gambar alat peraga
siklus 1.
Gambar 2. Alat peraga siklus 2

21
c) Pengamatan

Guru melakukan perbaikan pembelajaran dibantu teman sejawat sebagai


observator, pengamat mengamati tindakan yang dilakukan oleh guru dan siswa
serta mendata hasil dan kemajuan yang dicapai oleh siswa dengan
menggunakan lembar observasi (terlampir).
Adapun hasil pengamatan yang dicatat oleh observator adalah :

- Penggunaan konsep sudah sesuai dengan materi pembelajaran.

- Penggunaan alat peraga sudah ada tetapi kurang maksimal karena alat
peraga yang digunakan hanya benda-benda disekitar kita

- Langkah-langkah pembelajaran sudah sesuai dengan model pembelajaran


yang di pakai
- Penggunaan model pembelajaran sudah bagus hanya pembagian siswa
dalam kelompok terlalu banyak sehingga masih ada siswa yang pasif tidak
aktif dalam kelompok
- Hasil belajar siswa belum maksimal karena masih ada siswa yang belum
mencapai nilai KKM untuk IPA
Tabel 1 . Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus I

No Aspek yang diamati Penilaian

Pengamatan KBM
1 A. Pendahuluan

1. Memotivasi siswa 4

2. Menyampaikan tujuan pembelajaran 4


3. Menghubungkan dengan pelajaran
3
sebelumnya
B. Kegiatan inti

1. Mempresentasikan langkah-langkah 3

22
metode pembelajaran demonstrasi
2. Membimbing siswa melakukan
kegiatan 3

3. Melatih keterampilan demonstrasi 3

4. Penggunaan alat peraga 4

Memberikan bantuan kepada siswa yang 3


mengalami kesulitan
C. Penutup

1. Membimbing siswa membuat 4


rangkuman
4
2. Memberikan evaluasi
II Pengelolaan Waktu 4
Antusiasme Kelas

III 1. Siswa antusias 3

2. Guru antusias 3

Keterangan : Nilai : Kriteria

1) Tidak Baik

2) Kurang Baik

3) Cukup Baik

4) Baik
d. Refleksi

Peneliti melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran yang sudah


dilaksanakan, mengolah nilai hasil evaluasi pembelajaran, dan menganalisa
tindakan perbaikan yang telah dilaksanakan. Hasil dari refleksi ini akan
digunakan oleh guru peneliti untuk merancang dan menentukan rencana
tindakan siklus berikutnya, apabila pada pelaksanaan siklus pertama ini

23
ternyata belum berhasil. Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut:
1) Guru belum memotivasi siswa dalam menyampaikan pembelajaran
2) Guru kurang dalam pengelolaan waktu
3) Siswa cukup antusias selama pembelajaran berlangsung
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih terdapat
kekurangan, sehingga perlu adanya refisi untuk dilakukan pada siklus
berikutnya.
1) Guru perlu lebih memaksimalkan alat peraga dalam penyampaian
pembelajaran
2) Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik sesuai rancangan
3) Guru harus menambah alat peraga agar siswa lebih aktig dan antusias

Deskripsi Siklus II

Siklus II dilaksanakan pada hari Senin tanggal 11 November 2022

a) Perencanaan
1. Guru bersama murid membaca buku materi mengenai pengaruh gaya
terhadap gerakan benda serta contohnya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Guru meminta siswa untuk cermat dalam mengamati gambar berbagai
contoh pengaruh gaya terhadap gerak benda.
3. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan pengaruh
gaya terhadap gerakan benda.
4. Guru menstimulus daya analisis siswa dengan mengajukan pertanyaan :
Apa saja berbagai contoh pengaruh gaya terhadap gerakan benda dalam
kehidupan sehari-hari lainnya ?
5. Guru mencontohkan adanya hubungan gaya dan gerak dalam khidupan
sehari-hari seperti menarik dan mendorong kursi serta membuka dan
menutup pintu kelas.
6. Siswa memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru.
7. Menujuk salah seorang siswa untuk mendemonstrasikan sesuai scenario

24
yang telah disiapkan.
8. Seluruh siswa memperhatikan demonstrasi dan menganalisanya.
9. Tiap siswa mengemukakan hasil analisanya dan juga pengalaman siswa
didemonstrasikan.
10. Guru memberikan soal agar mengetahui pemahaman anak tentang materi
yang baru saja diberikan.
b) Pelaksanaan

Penulis mengajar tentang Hubungan Gaya dan Gerak di kelas IV SD


Negeri Inpres Nabarua Nabire dengan indikator siswa mampu melakukan
percobaan tentang hubungan gaya dan gerak dan Membuat laporan hasil
percobaan tentang hubungan gaya dan gerak.
Dalam proses kegiatan belajar mengajar penulis menyampaikan tujuan
pembelajaran, melakukan apersepsi sesuai dengan materi kemudian
menuliskan topik pembelajaran. Dalam kegiatan inti model demontrasi
sudah dilengkapi dengan penggunaan alat peraga.
Gambar 2. Alat peraga siklus 2

c) Pengamatan

Adapun hasil pengamatan siklus 2 sebagai berikut :

Pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus II mengalami peningkatan


pada hasil belajar siswa. Adapun langkah-langkah yang dilakukan penulis
dalam siklus II ini, penulis menggunakan metode demonstrasi untuk
meningkatkan hasil pembelajaran siswa, serta memotivasi siswa dalam

25
mengikuti pembelajaran IPA khususnya pada materi hubungan gaya dan gerak.
Kemudian guru member motifasi belajar siswa agar dapat lebih semangat
dalam belajar.
Tabel 2 . Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus I

No Aspek yang diamati Penilaian

I Pengamatan KBM
A . Pendahuluan
1 . Memotivasi Siswa 4
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran 4
3. Menghubungkan dengan pelajaran sebelumnya 3
B . Kegiatan Inti
1. Mempresentasikan langkah-langkah model 4
pembelajaran demonstrasi
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan 4
3. Melatih keterampilan demonstrasi 4
4. Menggunakan alat peraga 4
5. Memberikan bantuan kepada siswa yang 4
mengalami kesulitan

C . Penutup
1. Membimbing siswa dalam membuat 3
rangkuman
2. Memberikan evaluasi 4

II Pengelola Waktu 4
Antusiasme Waktu
III 1. Antusiasme kelas 4
2. Guru Antusias 4

26
Keterangan : Nilai : Kriteria

1) : Tidak Baik

2) : Kurang Baik

3) : Cukup Baik

4) : Baik

c) Refleksi

Dari pengamatan yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran, maka


dapat diketahui bahwa pembelajaran memperoleh hasil yang baik. Hal ini dapat
dilihat dari keberhasilan pada RPP II dengan perubahan perolehan nilai yang
lebih baik. Siswa sudah mencapai presentase hingga 83,87 % meningkat dari
RPP I yang hanya 61,29 %. Dari uraian kegiatan pelaksanaan perbaikan
pembelajaran, melalui dua siklus, terlihat adanya perubahan yang menuju
kesempurnaan. Dari segi guru, siswa dan perangkat pembelajaran, sehingga hasil
yang diperoleh memuaskan.

C. Teknik Analisa Data

Berdasarkan data di atas dapat diketahui setelah melakukan perbaikan


melalui model demonstrasi terdapat peningkatan hasil belajar dari jumlah siswa
sebanyak 31 siswa, jumlah siswa yang tuntas pada siklus I sebanyak 19 siswa
(61,29 %) kemudian naik menjadi 26 siswa (83,87 %) pada siklus II. Jumlah
siswa yang belum tuntas pada siklus I yaitu 12 siswa (38,71 %) kemudian turun
menjadi 5 siswa (16,13 %).

D. Metode pengumpulan data

Data dikumpulkan melalui pengamatan dan hasil evaluasi/tes, dimulai dari

27
awal penelitian sampai dengan pertemuan akhir siklus kedua.
Catatan observasi digunakan untuk mengetahui peningkatan ketrampilan
kooperatif yang mereka miliki.sedangkan evaluasi/tes dilakukan untuk mengukur
peningkatan hasil belajar siswa.

Data yang terkumpul pada setiap setiap pertemuan dikaji dan dianalisis, dan
sajikan dalam bentuk tabel. Kemudian peneliti melakukan refleksi, Dimana dari
hasil analisis data dan refleksi peneliti mengkaji kelebihan dan kelemahan yang
terjadi dalam proses pembelajaran kemudian dideskripsikan sebagai bahan
penyusunan perencanaan tindakan pada proses pembelajaran siklus selanjutnya.

28
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Situasi Kelas

Dari hasil pengamatan saat berlangsungnya proses pembelajaran dapat


ditemukan bebrapa hal diantaranya :
 Ketuntasan belajar siswa masih dibawah nilai KKM. Dari 31
siswa,yang tuntas pada pra siklus hanya 15 siswa (48,39 %).

2. Hasil belajar Siswa

Nama siswa Hasil Evaluasi


Siklus Keterangan Siklus Keterangan
No
I II
1. Abdul Rafa Zaki 75 Tuntas 85 Tuntas

2. Abdulrahman Sudin 60 Tuntas 75 Tuntas

3. Abra Shafin Kalbi 55 Tidak Tuntas 70 Tuntas

4 Alen Darina 55 Tidak Tuntas 65 Tuntas


Simbiak

5. Althaf Ziyad 50 Tidak Tuntas 60 Tuntas

6. Alzhaira Manohara 60 Tuntas 70 Tuntas

7. Andi Muhammad 80 Tuntas 90 Tuntas


Yasir

8. Arman 45 Tidak Tuntas 55 Tidak Tuntas

9. Aurel Natalia 65 Tuntas 70 Tuntas

10. Benyamin Wayoi 40 Tidak Tuntas 50 Tidak Tuntas

11. Denis M Bondosano 75 Tuntas 85 Tuntas

12. Fatimahtul Azzahra 35 Tidak Tuntas 45 Tidak Tuntas

29
13. Fiki 70 Tuntas 80 Tuntas

14. Janiba Akila Rumau 75 Tuntas 80 Tuntas

15. Magdalena 45 Tidak Tuntas 60 Tuntas


Edelweis

16. Milka Helena Riana 80 Tuntas 85 Tuntas

17. Miryam Merry 60 Tuntas 75


Tuntas
Edoway

18. Muhamad Forian 50 Tidak Tuntas 60 Tuntas


Dipa

19. Muhammad Abyan 55 Tidak Tuntas 65 Tuntas


Sakura

20. Muhammad Reza 55 Tidak Tuntas 65 Tuntas


Maulana

21. Muhammad 65 Tuntas 75 Tuntas


Faturrahman

22. Nadiya Nurhani 70 Tuntas 75 Tuntas

23. Naiya Nagita 75 Tuntas 80 Tuntas

24. Patresius 45 Tidak Tuntas 50 Tidak Tuntas


Orweyanduk

25. Regina Wulandari 50 Tidak Tuntas 55 Tidak Tuntas

26. Risky Ricardo 60 Tuntas 65 Tuntas


Runtunuwu
27. Riska Aska 70 Tuntas 80 Tuntas
28. Simon Kayame 70 Tuntas Tuntas
65
28. Wa Ledi 75 Tuntas 80 Tuntas
30. Yolanda 70 Tuntas 85 Tuntas
Orweyanduk
31. Zinnirah Arumiah 65 Tuntas 75 Tuntas
Wahab

30
61,29 70,16
Nilai Rata-Rata
61,29 83,87
Ketuntasan
% %

Berdasarkan data dari table di atas dapat disimpulkan :


1. Siklus I

a. Secara Individu

 Jumlah peserta didik : 31 siswa

 Masuk sekolah : 31 siswa

 Tuntas belajar : 19 siswa atau 61,29 %

 Belum tuntas : 12 siswa atau 38,71 %

 Ketuntasan belajar : 53,85%

b. Secara Klasikal :

 Nilai rata – rata siswa 61,29

2. Siklus II

a. Secara Individu

 Jumlah peserta didik : 31 siswa

 Masuk sekolah : 31 siswa

 Tuntas belajar : 26 siswa 83,87 %

 Belum tuntas : 5 siswa 16,13 %

 Ketuntasan belajar : 80,77 %

b. Secara Klasikal :

31
 Nilai rata-rata siswa 70,16

B. Pembahasan dari setiap Siklus

Pada tabel diatas dapat diketahui setelah diadakan tindakan perbaikan


menggunakan model demonstrasi terdapat peningkatan hasil belajar siswa
walaupun belum sesuai harapan. Dari jumlah 31 siswa, jumlah siswa yang
tuntas dari siklus 1 sebanyak 19 siswa (61,29 %) naik menjadi 26 siswa (83,87
%) pada siklus II, sedangkan jumlah siswa yang belum tuntas belajar pada
siklus I sebanyak 12 siswa (38,71 %) turun menjadi 5 siswa (16,13 % %)
Nilai rata kelas setelah tindakan perbaikan siklus II juga mengalami
peningkatan, pada siklus I nilai rata-rata mencapai 61,29 dan pada siklus II
menjadi 70,16.
Pada tabel dibawah ini, penulis sajikan rekapitulasi ketuntasan belajar
siswa dari siklus I sampai dengan siklus II.

Tabel 4. Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa

Siswa Siswa Belum

No Uraian Tuntas Belajar Tuntas Belajar


Banyaknya % Banyaknya %

(orang) (orang)
1. Siklus I 19 61,29 12 38,71
2. Siklus II 26 83,87 5 16,13

Berdasarkan data tabel di atas siswa yang tuntas dari siklus pertama
sampai tindakan siklus kedua mengalami peningkatan. Pada kondisi siklus I
hanya 19 siswa (61,29 % ), pada siklus II meningkat menjadi 26 siswa (83,87
%).
Sementara pada kondisi siswa yang belum tuntas belajar pada siklus
pertama sebanyak 12 siswa (38,71 %) menurun menjadi 5 siswa (16,13 %),
pada siklus kedua.

32
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A. Kesimpulan

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus,
dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Pembelajaran dengan model Demonstrasi menggunakan alat peraga
memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar IPA materi
Materi Gaya Dan Gerak Dengan Alat Peraga pada siswa kelas IV SD Negeri
Inpres Nabarua Nabire yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar
siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I 61,29 %, meningkat menjadi 83,87
% pada siklus II, kemudian nilai rata-rata juga mengalami kenaikan dari
rata- rata 61,29 menjadi 16,13.
2. Penerapan metode pembelajaran demonstrasi mempunyai pengaruh positif,
yaitu dapat meningkatkan Hasil Belajar Ipa Melalui Metode Demonstrasi
Materi Gaya Dan Gerak Dengan Alat Peraga Pada Siswa Kelas IV SD
Negeri Inpres Nabarua Nabire.

B. Saran Tindak Lanjut

Guru hendaknya sudah melakukan refleksi terhadap kegiatan


pembelajaran, agar dapat mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa
terhadap materi yang diberikan dan untuk mengetahui hasil belajar siswa.
Hendaknya guru selalu dapat mengembangkan metode serta media
pembelajaran/alat peraga yang menarik dan kreatif sehingga dapat menarik
minat belajar siswa dan member motivasi serta kesempatan kepada siswa untuk
terlibat langsung dalam proses pembelajaran.

33
DAFTAR PUSTAKA

Ari Subekti, Buku Pedoman Guru Tema 8 Kelas 4 (Buku Tematik Terpadu
Kurikulum 2013, Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017)
Ahmad D. Marimba. Penjelasan Pendidikan Menurut Para Ahli. Diunduh 19
Oktober 2022. Jam 19.42. dalam https://Penjelasan ahmad D.
Marimbapenerbitbukudeepublish.com/pengertian-pendidikan-menurut-
para-ahli/
Aristoteles. Pengertian Pendidikan Menurut Para Ahli. Diunduh 19 Oktober
2022. Jam 20.14. dalam https://www.merdeka.com/jateng/pengertian-
pendidikan- menurut-para-ahli-lengkap-beserta-tujuan-dan-manfaatnya-
kln.html
Aristoteles. Pengertian Pendidikan Menurut Para Ahli. Diunduh 26 Oktober
2022. Jam 20.09. dari
https://www.merdeka.com/jateng/pengertian-pendidikan- menurut-para-
ahli-lengkap-beserta-tujuan-dan-manfaatnya-kln.html
Amin Suprihatini, Uti Darmawati, Sri Mintarjo (2016). Tema 8 Daerah Tempat
Tinggalku Penerbit Intan Pariwara
Bahri Syaiful (2008: 210). Pengertian Metode Demonstrasi. Diunduh 26 Oktober
2022. Jam 18.18. dalam
https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-demonstrasi.html
Crow. Pengertian Pendidikan. Pengertian Metode Demontrasi. Diunduh 19
oktober 2022. Jam 21.19. dalam
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian- pendidikan/

Daryanto (2009: 403). Pengertian Metode Demonstrasi. Diunduh 1 November


2022. Jam 13.47 . dalam
http://www.jejakpendidikan.com/2017/03/metode- demonstrasi.html
John Dewey. Pengertian Pendidikan. Diunduh 22 Oktober 2022. Jam 20.23.
dalam https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-pendidikan/
Maria Ulfa. Pengertian Gaya dan contoh beserta Macamnya. Diunduh 2

34
November Jam 20.42. dalam https://tirto.id/pengertian-gaya-contoh-gaya-
tarikan- dorongan-beserta-macamnya-gbcz
Mulyono (2012:87). Kelebihan Metode Demonstrasi. Diunduh 2 November
2022. Jam13.40. dari
https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21413113116.pdf
Sanjaya W. (2006 : 152). Pengertian Metode Demonstrasi. Di unduh 5 Oktober 2022.
Jam 10.15 dalam http://www.jejakpendidikan.com/2017/03/metode-
demonstrasi.html

35

Anda mungkin juga menyukai