Anda di halaman 1dari 15

UJIAN AKHIR SEMESTER PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Nama : Yassirly Amria Prodi : PAI MADIN

Judul :Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Metode


Demonstrasi pada Materi Gaya (Penelitian Tindakan Kelas IV SDN
Kertajaya 02 Rumpin Bogor)

Bab I ( PENDAHULUAN)

1. Latar belakang
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut
pengembangan kemampuan siswa Sekolah Dasar dalam bidang akademis.
Selain itu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi juga sangat
diperlukan untuk melanjutkan belajar ke sekolah yang lebih tinggi
maupun untuk mengembangkan bakat, minat, dan menyesuaikan diri
dengan lingkungannya. Misalnya dengan mata pelajaran IPA dapat
melatih keterampilan anak untuk berpikir secara kreatif dan inovatif. IPA
merupakan latihan awal bagi siswa untuk berpikir dalam mengembangkan
daya cipta dan minat siswa secara dini kepada alam sekitarnya. Adapun
arti dari pendidikan adalah “proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan.”
Sehubungan dengan hal tersebut di atas jelas bahwa pengajaran
IPA menunjang kemajuan perkembangan teknologi. Keberhasilan
pengajaran IPA ditentukan oleh berbagai hal, antara lain, kemampuan
siswa dan kemampuan guru itu sendiri di dalam melaksanakan proses
belajar mengajar yang bermakna sesuai dengan tujuan pengajaran IPA
yang terdapat pada kurikulum. Siswa sebagai objek pengajaran, memiliki
kemampuan yang berbeda-beda, ada yang cerdas, ada pula yang kurang.
Untuk itu guru harus pandai dalam menyampaikan materi kepada siswa
karena keragaman yang ada pada siswa.
Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi di atas dan didukung
oleh referensi studi dan penelitian, maka peneliti berkolaborasi dengan
guru kelas IV menerapkan metode pengajaran demonstrasi dalam sebuah
penelitian tindakan kelas (PTK) untuk mengantisipasi masalah tersebut,
yang sekaligus mengurangi cara belajar konvensional yang sering
digunakan dalam belajar mengajar IPA.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan,


maka peneliti merumuskan permasalahannya sebagai berikut:

“Apakah penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan


hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA tentang gaya kelas IV di SDN
Kertajaya 02 Rumpin Bogor?”

3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak


dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar IPA siswa
melalui penggunaan metode demonstrasi.

Manfaat teoritis yang akan diperoleh adalah:

A. Mendapatkan teori/pengetahuan dan pengalaman baru yang relevan


dalam upaya meningkatkan prestasi belajar IPA.

B. Sebagai dasar untuk mengembangkan dan melaksanakan penelitian


lebih lanjut, baik untuk diri sendiri maupun guru kelas.

Hasil penelitian tindakan kelas ini akan memberikan manfaat yang


berarti Bagi perseorangan atau institusi, seperti diuraikan berikut ini:
A. Bagi Siswa

1) Untuk meningkatkan daya tarik siswa dalam mempelajari IPA

2) Untuk meningkatkan perhatian siswa dalam proses pembelajaran


IPA.

3) Untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPA


tentang Gaya.

4) Mendapatkan hasil belajar yang lebih baik dan memuaskan.

5) Untuk melatih kerja sama dalam memecahkan masalah.

B. Bagi guru

1) Memberikan manfaat kepada guru dalam rangka mengembangkan


dan memperbaharui cara mengajarnya untuk meningkatkan
perhatian siswa.

2) Sebagai masukan bagi guru dalam rangka meningkatkan kualitas


proses dan hasil belajar.

3) Menemukan suatu strategi untuk meningkatkan hasil belajar siswa


tentang gaya.

C. Bagi Kepala Sekolah

1) Sebagai masukan dalam rangka memotivasi para


guru untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar.

2) Sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan


keputusan untuk meningkatkan mutu sekolah

3) Sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan nilai KKM.


D. Bagi Peneliti

Dapat digunakan sebagai bahan rujukan yang dapat


memberikan manfaat dalam memperkuat landasan teori yang
dibutuhkan dalam penelitiannya.

4. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah proses pembelajaran


IPA di kelas IV. Untuk fokus penelitiannya adalah sebagai berikut:

A. Hasil belajar sebagian besar siswa pada materi IPA di bawah KKM
70.
B. Keterlibatan siswa dalam PBM masih sangat minim sehingga siswa
tidak memahami materi yang diajarkan.
C. Proses pembelajaran IPA dirasa masih kurang menarik bagi siswa
sehingga berakibat kurang optimalnya hasil pembelajaran.
D. Guru menggunakan metode konvensional dalam mengajar.

Agar masalah tidak terlalu luas, maka dalam penelitian ini penulis
membatasi penelitian yaitu:

A. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar
IPA pada konsep gaya
B. Sekolah yang digunakan pada penelitian ini adalah SDN Kertajaya 02
kelas IV, yang beralamat di Kecamatan rumpin kab. Bogor.
C. Hasil belajar kognitif jenjang C1-C2-C3

5. Definisi Operasional
A. Hasil Belajar
Di dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar dapat di
lihat dari terjadinya perubahan yang di harapkan sesuai dengan tujuan
yang telah di rumuskan. Tujuan yang di maksud tersebut berupa hasil
belajar siswa. Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi
pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Hasil belajar adalah
perubahan tingkah laku yang relatif menentap dalam diri seorang
sebagai sebab akibat dari interaksi seseorang dengan lingkungannya.
Hasil belajar memiliki beberapa ranah atau kriteria dan secara umum
menunjuk kepada aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Hasil belajar berkaitan dengan pencapaian dalam memperoleh
kemampuan sesuai dengan tujuan yang direncanakan. Dengan
demikian tugas utama guru dalam kegiatan ini adalah merancang
instrumen yang dapat mengumpulkan data tentang keberhasilan siswa
mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan data tersebut guru dapat
mengembangkan dan memperbaiki program pembelajaran

B. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang


menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan secara
langsung objek atau cara melakukan sesuatu sehingga dapat
mempelajarinya secara proses. Melalui metode demonstrasi guru
memperlihatkan suatu proses, peristiwa, atau cara kerja suatu alat
kepada peserta didik. Demonstrasi dapat dilakukan dengan berbagai
cara, dari yang sekedar memberikan pengetahuan yang sudah di
terima begitu saja oleh peserta didik, sampai pada cara agar peserta
didik dapat memecahkan suatu masalah.

Metode demonstrasi mempunyai kemampuan atau potensi


mengatasi kekurangan- kekurangan guru, metode demonstrasi mampu
menyampaikan meteri secara jelas dan mudah di pahami
siswa.Dengan demikian penggunan metode demonstrasi dapat
menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, dan
kemauan.
6. Sistematika Pembahasan

1. BAB I Pendahuluan, bab ini berisi tentang uraian latar belakang


masalah, identifikasi masalah penelitian, pembatasan masalah
penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian dan kegunaan
penelitian.

2. BAB II Kajian teori, bab ini menjelaskan perspektif teori yang


terdiri dari : belajar, hasil belajar, metode demontrasi, dan hakikat ilmu
pengetahuan alam

3. BAB III Metode Penelitian, berisi tentang uraian metode


penelitian yang meliputi pendekatan dan jenis penelitian, data penelitian
meliputi unit analisis dan informan, sumber data, prosedur penggalian
data, teknik analisis data dan tahapan-tahapan penelitian.

4. BAB IV Penyajian dan temuan penelitian, merupakan bab yang


berisi tentang uraian penyajian data dan temuan penelitian.

5. BAB V Menerangkan tentang pembahasan.

6. BAB VI Penutup, yang meliputi tentang kesimpulan dan saran.

Bab II ( KAJIAN PUSTAKA)

1. Teori teori variabel


A. Model Pembelajaran

Belajar adalah suatu aktifitas yang dilakukan seseorang dengan


sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep,
pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan
seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam
berfikir, merasa, maupun dalam bertindak.Menurut Slameto “belajar
adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya.

B. Hasil Belajar

Dalam sistem pedidikan nasional, hasil belajar yang akan


dicapai mengacu pada hasil belajar yang diklasifikasikan oleh Bloom.
Klasifikasi Bloom ini secara garis besar membagi pada tiga ranah
yaitu:

(1) Ranah Kognitif, hasil belajar kognitif adalah perubahan tingkah


laku yang terjadi akibat pengetahuan yang dimilikinya.

(2) Ranah Afektif, hasil belajar afektif dibagi menjadi lima tingkatan
yang berhubungan dengan sikap peserta didik selama proses
pembelajaran, yaitu, (a)penerimaan yaitu kesediaan menerima
rangsangan yang diterimanya, (b)partisipasi yaitu kesedian
memberikan respon dengan berpartisipasi dalam kegiatan untuk
menerima rangsangan, (c)penilaian yaitu kesediaan untuk menetukan
pilihan sebuah nilai dari rangsangan tersebut, (d)organisasi yaitu
kesediaan mengorganisasikan untuk menjadi pedoman yang mantap
dalam perilaku, (e)internalisasi yaitu menjadikan nilai-nilai yang
diorganisasikan untuk tidak hanya menjadi bagian dari pribadi dalam
perilaku sehari-hari.

(3) Ranah Psikomotorik, hasil belajar pada ranah ini berhubungan


dengan keterampilan motorik, manipulasi benda atau kegiatan yang
memerlukan koordinasi saraf dan koordinasi badan.
Secara sederhana, yang di maksud dengan hasil belajar siswa
adalah kemampuan yang di peroleh anak setelah melalui kegiatan
belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari
seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan
perilaku yang relative menetap. Untuk mengetahui apakah hasil
belajar yang dicapai telah sesuai dengan tujuan yang di kehendaki
dapat di ketahui melalui evaluasi.

C. Metode Demonstrasi
Metode Demonstrasi ialah metode mengajar dengan
menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau
untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses
pembentukan tertentu pada siswa. Untuk memperjelas pengertian
tersebut dalam prakteknya dapat di lakukan oleh guru atau anak didik
itu sendiri. Peran penggunaan metode demonstrasi mampu
mengkomunikasikan sesuatu yang ingin disampaikan oleh pemberi
kepada penerima. Oleh karena itu dalam merancang proses belajar
hendaknya dipilih metode yang benar-benar efektif dan efisien atau
merancang metode sendiri sehingga dapat menyampaikan pesan
pembelajaran, yang akhirnya terbentuk kompetensi tertentu dari siswa.
Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran
dengan memperagakan dan mempertujukan kepada siswa tentang
suatu proses,situasi atau benda tertentu,baik sebenarnya atau hanya
sekedar tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas
dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses
demonstrasi peran siswa hanya sekedar memperhatikan, akan tetapi
demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Dalam
strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung
keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri.
Dari definisi- definisi di atas, peneliti dapat menyimpulkan
bahwa metode demonstrasi adalah cara-cara guru dalam mengajar
dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa suatu
proses, situasi, kejadian, urutan melakukan suatu kegiatan atau benda
tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk yang sebenarnya
maupun tiruan melalui penggunaan berbagai macam media yang
relevan dengan pokok bahasan untuk memudahkan siswa agar kreatif
dalam memahami materi.

D. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam

Mata Pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang selama ini


di anggap sulit oleh sebagian besar peserta didik, mulai dari jenjang
sekolah dasar sampai sekolah menengah. Salah satu masalah yang
dihadapi dunia pendidikan saat ini adalah masalah lemahnya
pelaksanaan proses pembelajaran yang diterapkan para guru di
sekolah. Proses pembelajaran yang terjadi selama ini kurang mampu
mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik. IPA adalah
pengetahuan khusus yaitu dengan melakukan observasi, eksperimen,
penyimpulan, penyusunan teori dan demikian seterusnya kait
mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain. IPA
berhubungan dengan mencari tahu tentang alam secara sistematis,
sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan sistematis, sehingga
IPA bukan hanya penguasaan kumpulan yang berupa fakta-fakta,
konsep-konsep, atau prinsip prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu
proses penemuan pada prinsipnya mempelajari IPA sebagai cara
mencari tahu dan cara mengerjakan atau melakukan dan membantu
siswa untuk memahami siswa untuk memahami alam secara
mendalam.

Sains atau IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam


semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta
menggunakan prosedur, dan di jelaskan dengan penalaran sehingga
mendapatkan suatu kesimpulan. Hakikat pembelajaran sains yang
didefinisikan sebagai ilmu tentang alam yang dalam Bahasa Indonesia
disebut dengan ilmu pengetahuan alam, dapat diklasifikasikan menjadi
tiga bagian, yaitu : ilmu pengetahuan alam sebagai produk, proses,
dan sikap.

2. Hasil penelitian yang relevan


A. Penelitian yang dilakukan oleh ST Rusiah dengan skripsi berjudul
“Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode
Demonstrasi Pada Materi Bangun Ruang dan Hubungan Antar
Bangun Datar” Penelitian Tindakan Kelas di kelas IV MI Assyairiyah
Attahiriyah Tahun Pelajaran 2011/2012, dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
proses pembelajaran melalui metode demonstrasi dapat meningkatkan
hasil belajar siswa. Hasil belajar dari sebelum siklus ke siklus I
meningkat sebesar 10,69%. Hasil belajar dari siklus I ke siklus II
meningkat sebesar 4,40%. Secara keseluruhan terjadi peningkatan
hasil belajar sebesar 15,09%. Hasil belajar dari awal sampai dengan
akhir siklus II, dengan tingkat ketuntasan (pencapaian KKM) pada tes
sebelum sikus sebesar 50% (18 orang), pada siklus I yang sudah
mencapai nilai KKM 88,88% (32 orang), dan pada siklus II meningkat
menjadi 100% telah mencapai nilai yang ditetapkan yaitu 70.
B. Penelitian yang dilakukan Agus Andriyanto dengan judul skripsi
“Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sifat-sifat Cahaya
Melalui Metode Demonstrasi di Kelas V SDN 5 Telaga Kecamatan
20
Telaga Kabupaten Gorontalo” dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut: Hasil penelitian menunjukan hasil belajar siswa mengalami
peningkatan. Hal ini terlihat pada pembelajaran siklus I diperoleh data
dari 34 orang siswa. Siswa yang belum tuntas ada 13 orang siswa atau
38.23% dan yang tuntas ada 21 orang siswa atau 61.77%. sedangkan
pada siklus II meningkat dimana siswa yang belum tuntas ada 3 orang
siswa atau 8.82% dan yang sudah tuntas menjadi 31 orang siswa atau
91.18%. dari hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan maka
penulis menyampaikan bahwa dengan menggunakan metode
demonstrasi hasil belajar siswa di kelas V SDN 5 Telaga Kab
Gorontalo tentang sifat-sifat cahaya mengalami peningkatan.

3. Hipotesis penelitian

Hipotesis dalam penelitian tindakan kelas sebagai berikut: jika


pembelajaran dengan metode demonstrasi diterapkan dalam mata pelajaran
IPA, maka dapat meningkatkan hasil belajar IPA kelas IV SDN Kertajaya
02 Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor.

Bab III ( METODE PENELITIAN)

1. Pendekatan dan jenis penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian


Tindakan Kelas (PTK), Penelitian tindakan kelas merupakan suatu
penelitian yang mengangkat masalah-masalah aktual yang dihadapi oleh
guru di lapangan.

Metode ini dipilih didasarkan pada pertimbangan bahwa peneliti


adalah seorang guru. Sebagai seorang guru peneliti sangat berkeinginan
memperbaiki kualitas hasil belajar IPA peserta didik khususnya di SDN
Kertajaya 02 Rumpin Bogor, sekolah dimana peneliti melaksanakan tugas
sehari-hari.

2. Lokasi dan waktu tindakan

Penelitian ini dilakukan di Kelas IV SDN Kertajaya 02 yang


beralamat di Kp. Bababakan Ds. Kertajaya Kec. Rumpin Kab. Bogor.
Adapun Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret
2016.
3. Subjek penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Kertajaya


02 dengan jumlah siswa 28 orang yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan
14 siswa perempuan. Pertimbangan dipilihnya kelas tersebut didasarkan
pada temuan masalah bahwa kemampuan IPA siswa kelas tersebut masih
rendah.

4. Desain tindakan penelitian


a. Rencana tindakan
1) Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban
berupa rumusan hipotesa tindakan
2) Menjabarkan indikator-indikator keberhasilan serta
instrument pengumpulan data yang dipakai untuk menganalisa
indikator keberhasilan
3) Menyiapkan instrument pengumpulan data
4) Membuat rancangan tindakan secara rinci yang tertuang dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

b. Implementasi tindakan
1) Menerapkan strategi pembelajaran dengan menggunakan metode
demonstrasi dalam materi gaya.
2) Mengamati pembelajaran yang dilakukan siswa

c. Observasi

Pada tahap ini, peneliti dibantu observer melakukan pengamatan


dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama
pelaksanaan tindakan berlangsung.Pengumpulan data berupa lembar
observasi dan tes hasil belajar.Panduan observasi yang digunakan
terdiri dari dua, yaitu guru dan siswa. Observasi ini digunakan untuk
mengamati secara cermat terhadap penggunaan metode demonstrasi
dalam pembelajaran IPA pada materi gayayang dilaksanakan pada
siklus penelitian..

d. Evaluasi dan refleksi

Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali


apa yang sudah dilakukan. Hasil yang telah diperoleh dari pengamatan
dikumpulkan dan dianalisa oleh peneliti, sehingga dapat diketahui
apakah kegiatan yang telah dilaksanakan mencapai tujuan/target yang
diharapkan atau masih perlu adanya perbaikan. Tahap ini dilaksanakan
dengan maksud untuk memperbaiki kegiatan penelitian sebelumnya
yang akan diterapkan pada penelitian berikutnya.

e. Siklus tindakan
Penelitian ini disusun melalui dua siklus penelitian. Setiap siklus terdiri
atas Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan dan Refleksi. Penelitian
dirancang dalam tiga siklus yaitu siklus I dan siklus II.

5. Instrumen dan pengumpulan data

Adapun Instrumen Penelitian data yang digunakan dalam


penelitian tindakan kelas ini adalah:

a. Tes
Untuk mengukur tingkat hasil belajar siswa digunakan test akhir
siklus I berupa post tes dalam bentuk pihan ganda, isian dan essai.
Test ini bertujuan untuk menganalisa peningkatan hasil belajar
siswa pada materi gaya yang telah disampaikan pada proses
pembelajaran selama siklus.
b. Non Tes
Instrument non test yang digunakan dalam penelitian ini berupa :
1) Lembar observasi tentang aktivitas siswa pada saat proses
pembelajaran, baik yang mengenai keaktifan, motivasi, minat,
sikap, dan kemampuan siswa dalam proses pembelajaran
2) Lembar observasi tentang keterampilan guru dalam
menggunakan Metode Demontrasi dalam menyampaikan
materi pelajaran, membimbing dan mengarahkan siswa,
membangkitnya motivasi siswa, mengelola kelas dan berbagai
kompetensi lain yang harus dimiliki seorang guru.
3) Lembar observasi keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).
4) Catatan lapangan selama proses pembelajaran berlangsung.
5) Dokumentasi, berupa foto, dan dokumen-dokumen lain sebagai
bukti otentik penelitian

Adapun pengumpulan data data yang digunakan peneliti dalam


mengelolah data adalah sebagai berikut:

a. Hasil belajar siswa dalam materi gaya diperoleh dari test hasil
belajar setiap akhir siklus.

b. Keterampilan dan kemampuan guru menggunakan Metode


Demontrasi diperoleh dari lembar pengamatan yang dilakukan oleh
observer.

c. Instrument penelitian dicatat dengan menggunakan lembar catatan


lapangan, baik yang dilakukan peneliti maupun observer.

6. Analisis data

Proses analisis data terdiri atas analisis data pada saat di lapangan
yaitu pada pelaksanaan kegiatan penelitian. Data yang sudah terkumpul
berupa hasil kerja LKS, hasil observasi, catatan lapangan dan hasil belajar
siswa.Semua data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif.
Adapun peneliti menggunakan indikator keberhasilan penelitian untuk
menentukan apakah siklus akan dilanjutkan atau dihentikan. Indikator
keberhasilan tersebut adalah:
a. Data hasil observasi disajikan dalam bentuk tabel kemudian dianalisis
menggunakan nilai persentase. Rumus persentase yang digunakan
adalah:
F
P= x 100 %
N

Keterangan:
P = Angka persentase
F = Frekuensi yang akan dicari persentasenya
N = Number of Cases (Jumlah frekuensi)
b. Adapun teknik analisis data yang peneliti gunakan dalam memperoleh
data hasil belajar siswa adalah tes tertulis, dianalisis dengan membuat
rata-rata nilai tes formatif yang kemudian dibuat persentasenya, yang
dihitung dengan perhitungan sebagai berikut:
Jumlah siswa yang memiliki nilai ketuntasan belajar
x 100 %
Jumlah seluruh siswa

Anda mungkin juga menyukai