Anda di halaman 1dari 37

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN

MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA MATERI


GERAK BENDA DI KELAS III SD NEGERI 003 MARANGKAYU

Disusun Oleh :

SITI RAHMAWATI
NIM : 858425655

UNIVERSITAS TERBUKA FAKULTAS


KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SAMARINDA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
1. Identifikasi Masalah

Pendidikan merupakan suatu aspek yang sangat mendasar bagi pembangunan


bangsa. Dalam penyelenggaraan pendidikan sekolah yang melibatkan guru sebagai
pendidik dan siswa sebagai peserta didik diperlukan kesadaran untuk melakukan
perubahan dan peningkatan dalam pelajaran untuk menumbuh kembangkan kebiasaan
berpikir kreatif, kritis, dan mandiri. Pendidik adalah sosok pekerja profesional yang
sangat menentukan keberhasilan pembelajaran. Tenaga pendidik yang professional akan
terukur dari sejauh mana menguasai kelas yang diasuhnya, hingga mengantarkan peserta
didiknya mencapai hasil belajar yang optimal. Dalam pandangan psikologi belajar,
keberhasilan belajar itu ditentukan oleh tenaga pengajarnya, hal itu disebabkan tenaga
pelajar selain sebagai orang yang berperan dalam proses transformasi pengetahuan dan
keterampilan juga memandu segenap proses pembelajaran.

Empat kemampuan yang harus dikuasai oleh seorang guru dalam pelaksanaan
tugas nya, mulai dari siapa yang dihadapi (memahami karakteristik peserta didik), apa
yang akan diajarkan (penguasaan bidang studi), bagaimana mengerjakannya
(kemampuan menyelenggarakan pembelajaran mendidik), serta kemampuan
mengembangkan diri secara terus menerus. Agar supaya pekerjaan mengajar
mencapai hasil maksimal, maka perlu memperhatikan beberapa faktor yang
merupakan dasar mengajar yang berhasil antara lain metode dan teknik-teknik
mengajar. Satu hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metode mengajar
harus selalu bervariasi, hal ini untuk menghilangkan sifat menonton dalam kelas yang
hakekatnya akan menimbulkan kebosanan. Guru harus mencoba metode-metode,
teknik-teknik baru agar dapat menemukan peningkatan hasil belajar yang optimal dan
hasilnya lebih baik. Dengan penguasaan metode-metode mengajar, serta selalu
mencoba metode-metode dan teknik baru, maka guru akan efektif, sukses, dan
memuaskan dalam mengajar.
Teknik pembelajaran mengacu pada ragam khas penerapan suatu metode
sesuai dengan latar penerapan tertentu setiap kemampuan dan kebiasaan guru,
ketersediaan peralatan, kesepian siswa, dan sebagainya (Joni, 1992/1993)

Teknik pembelajaran merupakan wujud konkret dari penggunaan metode,


strategi, dan pendekatan pembelajaran. Dari langkah-langkah atau teknik
pembelajaran, kita dapat mengetahui metode dapat mengetahui metode apa yang
paling tepat digunakan untuk peningkatan hasil belajar.

Penulisan penelitian ini di latar belakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa
kelas III semester I SDN 003 Marangkayu pada mata pelajaran IPA pokok
bahasa/materi Gerak Benda. Dimana materi Gerak Benda pada mata pelajaran IPA
dianggap sulit oleh sebagian besar siswa kelas III dari 2 Siswa, dari 19 siswa
(10,52%) tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan
yaitu 68,00. Hal ini mendorong penulis untuk mendapatkan kajian dan penelitian
dengan maksud untuk menemukan pemecahannya sehingga kompetensi siswa yang
digali melalui partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar dapat direalisasikan
dengan baik dan maksimal.

2. Analisis Masalah

Berdasarkan uraian diatas, penulis melakukan refleksi tentang apa yang terjadi dan
mengapa hal tersebut terjadi. Dari hasil diskusi dengan rekan sejawat sebagai observer
untuk mengidentifikasi kekurangan dan pembelajaran yang telah penulis laksanakan
terungkap beberapa masalah yaitu guru/penulis menyampaikan materi tergesa-gesa
sehingga siswa tidak menjawab pertanyaan, guru/penulis hanya menggunakan gambar
yang ada dibuku sehingga siswa kurang aktif dalam pembelajaran, sebagian besar
siswa tidak memperhatikan guru yang hanya menggunakan metode ceramah dan
tanya jawab.

3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah


Salah satu cara penulis untuk memperbaiki hasil pembelajaran dan untuk
mengaktifkan siswa dalam pembelajaran penulis mencoba menggunakan metode
Demonstrasi dan Pemberian Tugas. Dalam pembelajaran menggunakan metode
Demonstrasi dan Pemberian Tugas adanya perhatian dan pengamatan saat siswa
melakukan Demonstrasi sehingga melakukan Demonstrasi secara langsung
pemahaman siswa tentang “Gerak Benda” menjadi jelas dan memahaminya serta
bertahan lama, saat pemberian tugas siswa diharapkan bias menjawab soal pertanyaan
dengan tepat berdasarkan Demonstrasi yang telah dilakukan.
Dengan menggunakan metode Demonstrasi dan Pemberian Tugas, diharapkan
dapat meningkatkan pemahaman dan peningkatan hasil belajar siswa khususnya pada
mata pelajaran IPA pokok bahasan/materi Gerak Benda. Diharapkan hasil penelitian
ini akan memberikan kontribusi langsung pada peningkatan kualitas pembelajaran
IPA, sehingga kompetensi dan hasil belajar siswa dapat ditingkatkan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan analisis masalah diatas, pada pembelajaran IPA
materi Gerak Benda maka guru yang bertindak sebagai peneliti merumuskan
permasalahan sebagai berikut :
“Apakah terdapat peningkatan hasil pembelajaran IPA dengan menggunakan
metode demonstrasi dan metode pemberian tugas pada materi Gerak Benda di kelas
III semester I SDN 003 Marangkayu?”

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Untuk mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar IPA pada materi gerak
benda dengan menggunakan metode demonstrasi dan metode pemberian tugas pada
siswa-siswi kelas III Semester I SDN 003 Marangkayu”

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :
1. Guru Kelas
a. Meningkatkan kemampuan guru untuk menggunakan metode mengajar yangtepat
yang biasa membuat anak aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
b. Meningkatkan kemampuan guru untuk melakukan perbaikan pembelajaran.
c. Meningkatkan kemampuan mengajar guru yang senang
mengembangkan pembelajaran inspiratif, interaktif, dan menantang.
d. Dapat memperbaiki strategi pembelajaran dikelas dalam rangka meningkatkan
pemahaman dan hasil belajar sains siswa dengan menggunakan alat peraga pada
materi gerak benda.
2. Siswa
a. Meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai
yang diharapkan.
b. Meningkatkan hasil belajar sains siswa terutama pemahamannya terhadap materi
gerak benda.
c. Meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran dengan pemilihan metode-metode
pembelajaran yang tepat.
3. Sekolah
a. Dari hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang lebih baik pada sekolah
dalam rangka peningkatan mutu dan perbaikan pembelajaran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Metode Pembelajaran yang Efektif dan Pengembangan dalam Penelitian


Tindakan Kelas (PTK).
Salah satu manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk mengefektifkan sebuah
metode pembelajaran adalah peningkatan professional guru,dimana keterlibatan PTK
akan dapat meningkatkan profesionalisme guru dalamp proses pembelajaran. PTK
merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk memahami apa yang terjadi
dikelas dan cara pemecahannya yang dapat dilakukan. (Sudikin,2002)
Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dimulai dari rencana tindakan,
pengamatan,refleksi, dan perencanaan kembali yang merupakan dasar pemecahan
masalah.
Proses pemanfaatan metode yang tepat dalam pembelajaran yang dilakukan oleh
pengajar sangat beraneka ragam.Ada guru yang memulai pelaksanaannya dengan
melihat topik bahasannya. Masing-masing pengajar mempunyai cara tersendiri untuk
menentukan pelaksanaan metode pembelajarannya yang dilakukannya setiap metode
yang dipilih atas dasar pertimbangan institusi,kepraktisan,atau membahas suatu teori-
teori tertentu misalnya dalam pengajran mata pelajaran IPA.
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode mengajar
(Anitah,2004),prinsip tersebut terutama berkaitan dengan faktor kemampuan
siswa,diantaranya berikut ini :
1. Metode mengajar dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa lebih jauh terhadap
materi pelajaran.
2. Metode mengajar dapat memberikan peluang untuk berekspresi yang kreatif dalam
aspek seni.
3. Metode mengajar memungkinkan siswa belajar melalui pemecahan masalah.
4. Metode mengajar memungkinkan siswa untuk selalu ingin menguji kebenaran tertentu.
5. Metode mengajar memungkinkan siswa untuk melakukan penemuan (inkuiri)
terhadap suatu topik permasalahan.
6. Metode mengajar memungkinkan siswa mampu menyimak.
7. Metode mengajar memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri (independent
study)
8. Metode mengajar memungkinkan siswa untuk belajar secara bekerja sama
(cooperative learning)
9. Metode mengajar memungkinkan siswa untuk lebih termotivasi dalam belajar.

Prinsip – prinsip tersebut dalam proses merupakan esensi dan karakteristik dari
masing-masing metode mengajar,adapun metode mengajar itu merupakan salah satu
komponen yang harus ada dalam kegiatan pembelajaran karena untuk mencapai
tujuan pembelajaran maupun dalam upaya membentuk kemampuan siswa diperlukan
adanya metode yang efektif. Penggunaan metode mengajar harus dapat menciptakan
terjadinya interaksi antar siswa dengan siswa maupun antar siswa dengan guru
sehingga proses pembelajaran dapat dilakukan secara maksimal. Pemilihan metode
mengajar harus mempertimbangkan dan mengacu pada pengembangan kemampuan
siswa yang memiliki kemampuan berpikir ilimiah, kreatif, dan inovatif setiap
pemilihan metode mengajar didasarkan pada hasil kajian antara kemampuan yang
diharapkan dengan cara yang akan ditempuh dalam pembelajaran karena metode
mengajar memilki fungsi sentral dalam pembelajaran yaitu sebagai alat atau cara
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Para ahli pendidikan,sepakat mengatakan bahwa strategi pembelajaran berkenaan
dengan pendekatan pengajaran dalam pelaksanaan pembelajaran secara sistematik,
sehingga muatan pelajaran dapat dikuasai anak didik secara tepat dan benar.
Dalam strategi pembelajaran terkandung empat pengertian sebagai berikut :
1. Urutan pelaksanaan pembelajaran yaitu urutan kegiatan pendidik dalam
menyampaikan muatan pelajaran kepada anak didik.
2. Metode pembelajaran yaitu cara yang dilakukan pendidik dalam mengorganisasikan
materi pelajaran dan anak didik yang memungkinkan terjadinya proses belajar secara
kondusif.
3. Media pembelajaran yaitu peralatan dan bahan pembelajaran yang digunakan
pendidik dan anak didik dalam kegiatan pembelajaran.
4. Waktu yang digunakan pendidik dan anak didik dalam menyelesaikan setiap langkah
dalam kegiatan pembelajaran.

Dengan demikian strategi pembelajaran merupakan perpaduan urutan kegiatan,


pengorganisasian materi pelajar dan anak didik, peralatan dan bahan, serta waktu
yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang telah ditentukan.

B. Hakikat Metode Demonstrasi


Metode Demonstrasi hakikatnya merupakan metode mengajar yang
menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung obyek atau
cara melakukan sesuatu dapat mempelajarinya secara proses.Metode mengajar
Demonstrasi juga identik metode mengajar modeling ( Anitah,2014) metode
demonstrasi dapat digunakan pada semua mata pelajaran disesuaikan dengan topik
dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, metode demonstrasi ini merupakan salah
satu metode mengajar yang sering digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran.
Salah satu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan metode demonstrasi adalah
posisi siswa seluruhnya harus dapat memperhatikan (mengamati) terhadap objek yang
akan didemonstrasikan. Penggunaan metode ini akan berdampak terhadap pengalaman
siswa. Pengalaman yang cenderung banyak diperoleh adalah memperhatikan proses atau
prosedur yang sistematis, mempraktikkan keterampilan secara proses,
menggunakan alat atau bahan yang sebenarnya. Selama proses demonstrasi, guru
sudah mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan dalam demonstrasi tersebut.
Guru dituntut menguasai bahan pelajaran serta mampu mengorganisasi kelas,
sering terjadi kesalahan dalam pelaksanaan demontrasi, guru yang aktif sedangkan
siswanya pasif hanya memperhatikan demontrasi guru, bahkan posisi pandang siswa
tidak fokus terhadap objek yang ditampilkan guru, maka tugas guru dituntut mampu
mengorganisasi dan menguasai kelas. Dalam pelaksanaan metode mengajar
demonstrasi selain guru menjadi model juga dapat mendatangkan narasumber yang
akan mendemonstrasikan objek mata pelajaran, dengan syarat harus menguasai bahan
materi yang didemonstrasikan,serta mengutamakan aktivitas siswa untuk melakukan
demonstrasi tersebut. Dalam demonstrasi cenderung bahan dan situasi yang
digunakan adalah objek sebenarnya.
Prosedur metode demonstrasi yang harus dilakukan dalam pembelajaran adalah
sebagai berikut :
a. Mempersiapkan alat bantu yang akan digunakan dalam pembelajaran.
b. Memberikan penjelasan tentang topik yang akan didemonstrasikan.
c. Pelaksanaan demontasikan bersamaan dengan perhatian dan peniruan dari siswa.
d. Penguatan (Diskusi, Tanya jawab, latihan / pemberian tugas) terhadap hasil
demonstrasi.
e. Kesimpulan
Prasyarat untuk mengoptimalkan Pembelajaran Demontrasi adalah kemampuan guru
yang perlu diperhatikan dalam menunjang keberhasilan demonstrasi,diantaranya
adalah :
a. Siswa memiliki motivasi, perhatian dan minat terhadap topik yang akan
didemonstrasikan.
b. Memahami tentang tujuan / maksud yang akan didemonstrasikan.
c. Mampu mengamati proses yang akan didemonstrasikan
d. Mampu mengindetifikasikan kondisi dan bahan yang akan digunakan dalam
demonstrasi.
Keunggulan :
Keunggulan implementasi metode mengajar demontrasi dapat dicapai apabila kondisi
pembelajaran diciptakan secara efektif diantaranya keunggulan tersebut adalah :
a. Siswa – siswi dapat memahami bahan pelajaran sesuai dengan objek yang sebenarnya
b. Dapat mengembangkan rasa ingin tahu siswa
c. Dapat melakukan pekerjaan berdasarkan proses yang sistematis
d. Dapat mengetahui hubungan yang structural atau urutan objek
e. Dapat melakukan perbandingan dari beberapa objek

Kelemahan :
Dalam metode demonstrasi masih tetap ada kelemahan atau kendala-kendala yang
kemungkinan perlu diantisipasi oleh guru jika akan menerapkan metode ini,
diantaranya adalah :
a. Hanya dapat menimbulkan cara berfikir yang konkret
b. Jika jumlah siswa banyak dan posisi siswa tidak diatur maka demonstrasi tidak efektif
c. Bergantung pada alat bantu sebenarnya
d. Sering terjadi siswa kurang berani dalam mencoba atau melakukan praktek yang
didemonstrasikan

C. Metode Pemberian Tugas


Metode pemberian tugas ini disebut resitasi yang dapat diberikan kepada siswa
secara individual maupun kelompok. Dengan metode pemberian tugas diharapkan
siswa lebih mendalami materi pelajaran yang diberikan oleh guru biasanya pemberian
tugas ini diikuti oleh tugas melaporkan hasil kerja siswa di sebut resitasi.
Dalam metode pemberian tugas adalah metode penyajian bahan dimana guru
memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Tugas dapat
diberikan dalam bentuk sejumlah pertanyaan mengenai mata pelajaran tertentu, atau
satu perintah yang baru dibahas dengan diskusi dan perlu dicari uraiannya pada buku
pelajaran, dapat juga berupa tugas tertulis maupun lisan, dapat ditugaskan untuk
mengumpulkan sesuatu, membuat sesuatu, mengadakan terhadap sesuatu ( syaiful
2013 ).
Pelaksanaan metode pemberian tugas yang dilakukan penulis dikelas III pada mata
pelajaran IPA,pokok bahasa /materi “GERAK BENDA” setelah melakukan
demonstrasi dibimbing oleh guru, maka siswa diberi tugas sejumlah pertanyaan
tertulis yang memerlukan jawaban dari siswa dan hasil dari pemberian tugas
soal/pertanyaan tertulis tadi kemudian dievaluasi oleh guru / penulis dan hasil dari
pemberian tugas itulah hasil pembelajaran akan diketahui apakah terjadi perubahan
yaitu peningkatan hasil belajar?
Ternyata hasilnya menunjukkan perubahan yang signifikan yaitu adanya
peningkatan hasil belajar lebih baik,karena mereka terlibat langsung dengan masalah.

D. Hubungan Motivasi dan Prestasi Terhadap Metode Pembelajaran


Pada diri siswa terdapat kekuatan mental yang menjadi penggerak belajar yaitu
motivasi. Siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mental dan berupa
keinginan,perhatian,atau cita-cita. Dalam motivasi terkandung adanya keinginanyang
mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan prilaku
individu belajar (Koeswara,1989)
Prilaku belajar terdapat motivasi baik intrinsic maupun ekstrinsik.Motivasi intrinsic
perlu dipupuk dalam diri anak,sedangkan factor ekstrinsik sebaiknya dikurangi
(pintrich dan Schunk,1996 dalam Hera Lestari Mikarsa,dkk : 3.4)
Bahwa motivasi intrinstik meruipakan sumber yang kuat dan positif dalam
kehidupan manusia.Penguatan motivasi ada ditangan guru dan anggota masyarakat.
Dalam proses belajar mengajar guru harus memotivasi siswa,misalnya :memuji,
memberi hadiah, menegur dan memberi nasehat(motivasi intrinsik).Tindakan tersebut
berarti mendorong siswa untuk belajar (motivasi ekstrinsik), siswa tertarik belajar
karena ingin memperoleh hadiah, prestasi yang baik,dan menghindari hukuman.
Hadiah dan hukuman sering digunakan untuk meningkatkan kegiatan belajar.Jika
siswa belajar dengan hasil memuaskan akan mendapat hadiah dari guru atau orangtua,
sebaliknya jika hasil belajar tidak baik / memperoleh nilai kurang akan mendapat
peringatan atau hukuman dari guru atau orangtua, motivasi meningkat sebab siswa
tidak senang memperoleh peringatan atau hukuman dari guru atau orangtua.
Motivasi sangat berkaitan erat dengan minat siswa terhadap suatu bidang studi
tertentu dan cenderung tertarik perhatiannya sehingga timbul motivasi untuk mempelajari
bidang studi tersebut. Motivasi juga dipengaruhi nilai-nilai yang dianggap penting dalam
kehidupannya. Perubahan nilai akan mengubah tingkah laku manusia dan
motivasinya,oleh sebab itu mata pelajaran yang akan disajikan hendaknya disesuaikan
dengan minat siswa dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang berlaku di
masyarakat. Dengan demikian motivasi dapat merupakan tujuan dan alat dalam
pembelajaran, sehingga dapat menimbulkan dan mengarahkan aktifitas siswa.
Motivasi intrinsik dan ekstrinsik sangat penting karena setiap individu
bermotivasi untuk mengaktualisasikan diri menurut Maslow dan Rogers adalah :
1. Dapat menerima diri sendiri dan orang lain secara wajar
2. Dapat menghargai dengan rasa hormat dan penuh gairah
3. Dapat mengalami pengalaman puncak yang terwujud dalam kreativitas,kegiatan
intelektual dan kegiatan persahabatan.
4. Memiliki rasa ketertarikan, solidaritas kemanusiaan yang tinggi
5. Memiliki watak terbuka menjalin hubungan dengan sesama.

Dari uraian diatas terlihat bahwa antara motivasi dan prestasi terhadap metode
pembelajaran memiliki hubungan erat yaitu bahwa anak akan berusaha menjadi lebih
baik dari hasil yang diperoleh kemampuan berfikir, bersosialisasi dan berkerjasama.
Metode pembelajaran yang tepat akan membawa anak belajar lebih efketif dan dapat
meningkatkan prestasi.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN
PEMBELAJARAN

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan (Action Research), karena


penelitian dilakukan untuk memecahakn masalah pembelajaran dikelas. Penelitian ini
juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana hasil yang
ingin dicapai.
Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti, penanggung
jawab penuh penelitian ini adalah guru. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk
meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana guru secara penuh terlibat dalam
penelitian mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, (observasi), dan Refleksi.

A. Subjek,Tempat,dan Waktu Penelitian,Serta Pihak yang Membantu

1. Subjek Penelitian
 Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
 Topik Materi : Gerak Benda
 Kelas/Semester : III (Tiga) / I (Satu)
 Tahun Pelajaran : 2021 / 2022
 Jumlah Siswa : Putra : 12 orang Putri : 17 orang
2. Tempat Penelitian
 Nama Sekolah : SD Negeri 003 Marangkayu
 Alamat : Jl.Aru palakka RT.02 No.40 Kec. Marangkayu
3.Waktu Penelitian
 Siklus I : Sabtu, 30 September 2017
 Siklus II : Sabtu, 14 Okober 2017

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran


Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Tim
pelatih proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh
pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari
tindakan mereka dalam melaksanakan tugas,memperdalam pemahaman terdadap
tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek
pembelajaran tersebut di lakukan (dalam Mukhlis, 2000 : 3)
Sedangkan menurut Mukhlis (2000 : 5) PTK adalah suatu bentuk kajian
yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi
pembelajaran yang dilakukan.
Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk memperbaiki / meningkatkan
praktek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannya
adalah menumbuhkan budaya meneliti dikalangan guru (Mukhlis,2000 : 5)
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan tahapan – tahapan Perencanaan
(Planning),Pelaksanaan Tindakan (action), Pengamatan (observation), dan Refleksi
(Reflection).Pelaksanaan secara rinci setiap siklus disajikan sebagai berikut.
1. Perencanaan Perbaikan
Berdasarkan rumusan masalah dan hasil kajian dari hasil diskusi dengan sejawat
(rekan kerja),maka tindakan / alternative perbaikan yang akan dilakukan adalah dengan
menggunakan metode Demontrasi dan Pemberian Tugas (Resitasi) serta dalam
pelaksanaan Demonstrasi siswa terlihat langsung (aktif) dan menggunakan alatperaga
sehingga siswa tertarik memperhatikan penjelasan guru serta menarik perhatian siswa
melihat / mengamati kegiatan Demontrasi yang dilakukan setiap kelompok.

Dalam Pelaksanaan Perbaikan, penulis menggunakan langkah – langkah sebagai


berikut :
a. Guru menganalisis hasil belajar siswa yang tidak mencapai ketuntasan dalam
pembelajaran pada pra siklus.
b. Guru mengadakan refleksi diri dari hasil pembelajaran
c. Guru membuat rencana perbaikan pembelajaran
d. Guru menggunakan metode Demonstrasi dan metode pemberian tugas (Resitasi)
dalam pembelajaran.
e. Guru menggunakan alat peraga yang sesuai dengan materi pembelajaran.
f. Guru lebih banyak mengaktifkan siswa dengan berbagai demontrasi dan pemberian
tugas sesuai materi.
g. Guru memeriksa hasil tes yang dikerjakan siswa.
h. Memasukkan ke daftar nilai siswa sebagai data penelitian.

Adapun variable yang diteliti dalam rangka penigkatan partisipasi dan hasil
belajar siswa pada penelitian ini adalah :
 Siswa

Yaitu aktivasi dan partisipasi siswa dalam mengikuti pelajaran meningkat


ditandai dengan keterlibatan siswa selama Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
berlangsung, baik dalam diskusi, mengerjakan tugas, mengkomunikasikan tugas, serta
ketepatan pengambilan keputusan.
 Faktor Guru

Yaitu kemampuan dan ketrampilan mengembangkan kegiatan pembelajaran,


mengembangkan strategi untuk melibatkan siswa secara merata, baik dalam
kelompok maupun individu.
 Proses Pembelajaran

Yaitu proses yang terjadi selama pembelajran berlangsung, meliputi aktivasi


guru dan interaksi guru dan siswa,antar siswa dengan siswa.
Adapun rencana Tindakan Penelitian Kelas (PTK) yang akan dilaksanakan
merupakan proses pembelajaran untuk meningkatkan partisipasi dan hasil belajar
siswa memecahkan masalah pada pelajaran IPA, khususnya materi “Gerak
Benda”.Penelitian dalam hal ini adalah salah satu guru tetap SD Negeri 003
Marangkayu. Penelitian Tindakan Kelas ( PTK) ini dialaksanakan dua siklus dan tiap
siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan partisipasi dan kompetensi yang
dicapai, berdasarkan perencanaan yang telah didesain sebelumnya. Prosedur
pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini meliputi :
a. Perencanaan
Kegiatan in meliputi :
 Penelitian membuat skenario, yakni menetapkan metode pembelajaran yang
beroientasi pada keterlibatan siswa dan kompetensi siswa, dengan menggunakan
metode demontrasi dan resitasi (Pemberian Tugas).
 Penelitian menyiapkan materi (bahan ajar), menyiapkan fasilitas serta sarana
pendukung (alat peraga), dan menyiapkan perangkat soal tugas.
b. Pelaksanaan Tindakan
Dalam fase ini dilaksanakan proses belajar mengajar dengan menekankan aspek
partisipasi siswa dan berorientasi pada peningkatan belajar siswa.
c. Observasi
Dalam tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan
menggunakan, lembar observasi yang telah dipersiapkan bersama teman sejawat.
Adapun tujuan observasi adalah :
 Apakah penggunaan waktu sudah sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan ?
 Apakah dalam pelaksanaan pembelajaran sudah sesuai dengan rencana perbaikan
pembelajaran ?
 Apakah penggunaan alat peraga sesuai dengan materi pelajaran ?
 Apakah siswa lebih tertarik dan bersemangat mengikuti pembelajaran saat guru
menggunakan metode demontrasi ?
 Apakah siswa bisa senang dan lebih aktif ?
d. Refleksi
Data – data yang diperoleh melalui observasi inilah penelitian melakukan refleksi dibantu
oleh teman sejawat terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan, antara lain
:
 Guru dalam menjelaskan materi pembelajaran sudah tidak tergesa – gesa
(menjelaskan materi dengan bahsa yang tidak terlalu cepat).
 Guru mnenggunakan materi pembelajaran menggunakan metode Demonstrasi dan
Resitasi (pemberian tugas).
 Siswa dalam kelompok maupun individu lebih aktif memperhatikan materi pembelajaran
dan ikut terlibat mendemonstrasikan sehingga menimbulkan pemahaman yang lebih jelas
terhadap materi pelajaran dan melaksanakan perannya dengan baik.
2. Pelaksanaan Perbaikan
Prosedur pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilakukan dengan kolaborasi
teman sejawat serta saran perbaikan dari tutor PKP yang langsung terlibat dalam
observasi perbaikan pembelajaran, setelah mengindentifikasi masalah yang dihadapi
dalam pembelajaran, kemudian mendiskusikan cara pemecahannya.
Hasil diskusi dengan teman sejawat dan tutor MK PKP diperoleh bahwa perlu
dilakukan perbaikan pembelajaran sesuai dengan jadwal langkah – langkah yang sesuai
dengan Penelitian Tindakan Kelas. Dengan demikian perlu disusun kegiatan siklus I dan
siklus II terdiri dari perencanaan,pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

Gambar 3.1 Alur PTK


Siklus perbaikan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada siswa Kelas III
SD Negeri 003 Marangkayu.

Melaksanakan
Siklus I Melaksanakan
Merencanakan

Refleksi

Siklus

Melaksanakan

Siklus II

Merencanakan Mengobservasi

Refleksi

Terselesaikan

 Siklus I
a. Perencanaan
 Metode yang digunakan dalam pembelajaran adalah metode Demontrasi dan metode
Pemberian Tugas (Resitasi)
 Menyiapkan materi yang akan diberikan. Tahap orientasi dengan pertanyaan “
Sebutkan macam – macam gerak benda’’
 Kegiatan pembelajaran, penjelasan materi oleh guru, membagi kelompok,
bekerjasama kelompok, dan melakukan Demonstrasi serta memberikan tugas
mengerjakan soal dari hasil demonstrasi.
 Mengenalkan siswa terhadap pola pembelajaran dengan metode Demonstrasi dan
Pemberian Tugas (Resitasi) sehingga diharapkan siswa memahami tujuan dari
pembelajaran dan diharapkan peningkatan hasil belajar.

b. Pelaksanaan
 Dalam fase ini dilaksanakan proses belajar mengajar dengan menekankan aspek
partisipasi siswa dan berorientasi pada peningkatan belajar siswa. Dalam pelaksanaan
pembelajaran siswa menikmati / melaksanakan Demonstrasi yang di intruksikan guru
tetapi pada siklus pertama ini masih ada sebagaian siswa belum mencapai nilai KKM.
c. Pengamatan (Observasi)
 Kegiatan pengamatan (Observasi) pada siklus pertama yang dilakukan adalah
pengamatan pada aktivitas siswa dan aktivitas guru.
 Nilai rata-rata siswa sebelum diberikannya PTK adalah 50,22 kemudian mengalami
peningkatan setelah PTK dengan nilai rata-rata 78,33. Perubahan hasil belajar siswa
mulai tampak pada siklus I, hal ini disebabkan karena pemberian metode Demonstrasi
membuat siswa lebih termotivasi pada kegiatan pembelajaran karena siswa ikut
terlibat langsung.

d. Refleksi
 Refleksi dilakukan untuk mengamati pelaksanaan tindakan dan hasil kerja siklus
pertama serta mencari solusi atas permasalahan yang di hadapi selama kegiatan
pembelajaran langsung.
 Berdasarkan hasil refleksi maka perlu adanya perbaikan-perbaikan diantaranya dalam
pemusatan perhatian siswa yang mudah berubah, kondisi kelas yang kurang tearah
dan kesulitan guru dalam peningkatan kerjasama siswa kelompoknya masing-masing.
 Siklus II

a. Perencanaan
Tahap perencanaan dalam siklus kedua ini disesuaikan dengan hasil refleksi pada
siklus I hampir sama dengan siklus sebelumnya yang dipersiapkan adalah :

 Menyiapkan materi yang akan diajarkan, scenario pembelajaran, menyiapkan alat


peraga yang diperlukan, serta alat evaluasi yang diperlukan saat pelajaran
berlangsung.
 Saat peragaan demonstrasi, guru mengubah kelompok (tidak sama pembagian
kelompok pada siklus I) dengan tujuan supaya setiap kelompok memahami masing-
masing yang diperagakan / didemonstrasikan.
 Menugaskan siswa secara acak maju kedepan kelas menyebutkan masing-masing
gerak benda yang telah didemonstrasikan.
 Melakukan tindakan perbaikan dalam pengkondisian siswa agar lebih aktif dan
lebih focus dalam pemusatan perhatian terhadap pembelajaran, dan melakukan
pembimbingan terhadap semua siswa.
 Memberikan tugas evalusai pada siswa untuk mengetahui hasil peningkatan belajar
siswa setelah melakukan demonstrasi.

b. Pelaksanaan
 Pelaksanaan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran
dan scenario pembelajaran, yang telah di persiapkan.
 Setiap kelompok yang telah dibagi masing-masing maju memperagakan salah satu
contoh / bentuk gerak benda.
 Meminta siswa lebih fokus memperhatikan apa yang didemonstrasikan kelompok lain
yang maju kedepan.
 Setelah semua demonstrasi selesai didemonstrasikan, guru menunjuk secara acak /
perorangan maju kedepan kelas menyebutkan masing-masing gerak benda yang telah
didemonstrasikan.
 Guru memberikan tugas evaluasi diakhir pelajaran untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar yang dicapai siswa dalam pembelajaran.
c. Pengamatan (Observasi)
 Pelaksanaan observasi ini memiliki tujuan yang sama halnya dengan siklus I yaitu
pengamatan pada siswa aktivitas guru.
 Setelah menganalisis tugas evaluasi yang diberikan keapda siswa, ternyata hasil
belajar siswa mengalami peningkatan pada siklus II yaitu nilai rata-rata adalah 88,42
(89,47%) dibandingkan nilai rata-rata pada siklus I yaitu 71,57 dan 7 siswa dari 19
siswa yang tidak mencapai nilai KKM yang telah ditentukan yaitu 70,00.
d. Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan mengevaluasi atas pelaksanaan tindakan yang telah
dijalankan serta mencari pemecahan atas kendala yang dihadapi selama pembelajaran
berlangsung.
Gambar 3.2
Prosedur Pelaksanaan Perbaikan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada Siswa
Kelas III SD Negeri 003 Marangkayu.

Identifikasi Masalah Aktifasi Guru dan Teman


Sejawat

Perumusan Masalah Aktifasi Guru dan Teman Sejawat


C. Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan. Pembelajaran


perlu diadakan analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskripsi
kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau
fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi
belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan
pembelajaran serta aktvitas siswa selama proses pembelajaran.
Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau presentasi keberhasilan siswa
setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan
evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.
1. Untuk menilai ulangan atau tes formatif
Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa yang selanjutnya
dibagi dengan jumlah siswa yang ada dikelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes
formatif dapat dirumuskan
=

Dengan : = Nilai rata – rata

∑X = Jumalah semua nilai siswa


∑N = Jumlah siswa
2. Untuk ketuntasan belajar
Ada dua katagori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan atau secara
klasikal.Beradasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994
(Dekdikbut.1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencai skor 65%
atau nilai 65 dari kelas tersebut tuntas belajar bila dikelas tersebut terdapat 85% yang
telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 65%. Untuk menghitung
presentasi ketuntasan belajar digunakan rumusan sbb :
P = ∑ siswa yang tuntas belajar x 100%
∑ siswa
Keterangan : P = Persentase Ketuntasan Belajar
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Hasil penelitian menunjukkan terjadinya peningkatan keaktifa siswa baik secara pribadi
maupun dalam kelompok. Dalam hal ini perhatian, partisipasi, dan pemahaman siswa dinilai
sangat tinggi. Hasil evaluasi akhir 89,47% dari 19 siswa dapat memahami materi dengan baik
dan hasil tes akhir yang diperoleh sngat memuaskan.
Penelitian ini menggunakan dua situs, dengan tahapan – tahapan pelaksanaan meliputi :
Perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi (pengamatan) dan refleksi. Dalam
kegiatan pembelajaran ini digunakan kombinasi metode demonstrasi dan latihan saat terbimbing,
dengan tujuan memaksimalkan aktifitas siswa dalam pembelajaran baik dari segi perhatian,
partisipasi, maupun pemahaman siswa.
a. Siklus I
Dari hasil pengamatan, aktifitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar belum terlalu
nampak pada pertemuan pertama. Akan tetapi penampilan dan aktifitas guru dalam kegiatan
belajar dikategorikan baik. Dalam siklus ini siswa meningkmati demonstrasi yang diindustrikan
oleh guru, akan tetapi mereka masih mengalami kesulitan dalam pengajaran latihan soal. Bentuk
kerjasama kelompok masih kurang, masih terdapat beberapa siswa yang bersifat individualistis.
Nilai rata-rata hasil belajar siswa sebelum diberikannya PTK adalah 51,05 (21,05%) ;
kemudian mengalami peningkatan setelah PTK dengan nilai rata-rata 7,57 (63,15%) ; perubahan
hasil belajar siswa mulai tampak pada siklus pertama meskipun tidak semua siswa mencapai
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditentukan yaitu 68,00 tetapi hasil belajar yang
dicapai siswa mengalami peningkatan, hal ini disebabkan karena pemberian metode demonstrasi
membuat siswa lebih termotivasi pada kegiatan pembelajaran.
Pada siklus pertama ini masih terdapat beberapa kendala yang menghambat tingkat
pemahaman siswa pada materi oleh sebab itu, berdasarkan hasil refleksi maka perlu adanya
perbaikan diantaranya dalam pemusatan perhatian siswa mudah berubah, kondisi kelas yang
kurang terarah dan kesulitan guru dalam peningkatan kerjasama siswa dalam kelompoknya
masing-masing.
b. Siklus II
Berdasarkan masalah yang dihadapi pada siklus I, tindakan selanjutnya yang dilakukan
guru untuk meningkatkan hasil belajar adalah : (1) memutuskan perhatian siswa pada materi
dengan memberikan demonstrasi yang lebih menarik (2) memberikan bimbingan menyeluruh
kepada siswa dan menekankan kepada siswa untuk bekerjasama dalam kelompoknya untuk
meningkatkan hasil belajar.
Pada siklus kedua ini siswa memperhatikan, mencatat, dan mendengarkan penjelasan
guru dengan baik, guru terus mendorong siswa lebih aktif dalam melakukan demonstrasi maupun
mengerjakan tugas. Guru memberikan tuntunan agar interaksi siswa dengan siswa ataupun siswa
dengan guru terpelihara dengan baik.
Hasil observasi selama pembelajaran berlangsung pada siklus kedua ini aktifitas siswa
mulai meningkat, dimana perhatian siswa dalam kegiatan pembelajaran termasuk katagori baik.
Indikator kategori ini dapat dilihat dari aktifitas siswa saat pembelajaran yang mulai berani
bertanya tanpa ragu-ragu saat pelajaran berlangsung, solidaritas siswa dalam tiap-tiap kelompok
meningkat hal ini tampak pada bentuk kerjasama mereka yang aktif selama demonstrasi
berlangsung. Tingkat pemahaman siswa pun jelas meningkat, karena mereka dapat mengerjakan
tugas yang diberikan dengan tepat dan benar. Hasil yang dicapai pada siklus kedua ini
memuaskan yakni nilai rata-rata kelas adalah 88,42(89,47 %).
Pada siklus kedua ini pencapaian hasil belajar telah diperoleh dengan nilai yang
memuaskan, sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian latihan saat terbimbing dan
pemberian tugas (Resitasi) pada mata pelajaran IPA pada pokok bahasa / materi “ Gerak Benda”
telah dapat meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa.

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


1. Prasiklus
Berdasarkan hasil, penelitian diketahui bahwa pada mata belajaran IPA materi gerak
benda dari 19 siswa masih banyak yang hasil belajaranya belum tuntas yaitu 15 siswa (78,94%)
dan hanya 4 siswa (21,05%) yang hasilnya belum tuntas, nilai rata – rata juga tergolong rendah
atau kurang yaitu 40,26.
Dari nilai pembelajaran IPA materi gerak benda sebelum perbaikan (Prasiklus) dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.1
Hasil Belajar Siswa Sebelum Perbaikan (Prasiklus)
Mata Pelajaran IPA Materi Gerak Benda

No Nama Siswa Nilai Prestasi Keterangan

Tuntas Tidak Tuntas

1. Adhetia 80 

2. Adi syarif 70 

3. Aidin rasya 50 

4. Akmal farhan fadil 40 

5. Aniska 50 

6. Aldi rizaldi 30 

7. Athifah zahira 60 

8. Bernadheta 30 

9. Dhio lendy 60 

10. Ikhsan 20 

11. Khadijah 60 

12. M. adi ridwan 50 

13. M. Deva 40 

14. M. Reyhan sandika 60 

15. M. Zaky fahrezah 70 


16. Nur hafizah 50 

17. Riska 50 

18. Sakinah 80 

19. Satrio 20 

Jumlah Nilai
970

Nilai Rata – rata 51,05

Persentase 21,05%

2. Siklus I
Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I diketahui 12 siswa (63,15%) yang tuntas dan
mencapai KKM masih ada 7 siswa (36,84%) yang belum mencapai nilai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yang telah ditetapkan, namum dapat diketahui pula bahwa ada peningkatan
hasil belajar siswa yaitu nilai rata – rata 72,57 hal disebabkan guru / penulis menggunakan
metode pembelajaran yang tepat yaitu metode demonstrasi dan latihan tugas terbimbing.
Aktifitas dan perhatian siswa meningkat dan mulai terlihat bersemangat mengikuti pelajaran
meskipun masih ada sebagian siswa yang perhatiannya mudah berubah.

Dalam perbaikan IPA materi gerak benda setelah perbaikan ( siklus I) dapat dilihat pada table
sebagai berikut :

Tabel 4.2
Hasil Belajar Siswa Setelah Perbaikan (Siklus I)
Mata Pelajaran IPA Materi Gerak Benda
No Nama Siswa Nilai Prestasi Keterangan

Tuntas Tidak Tuntas

1. Adhetia 80 

2. Adi syarif 70 

3. Aidin rasya 50 

4. Akmal farhan fadil 60 

5. Aniska 80 

6. Aldi rizaldi 60 

7. Athifah zahira 80 

8. Bernadheta 60 

9. Dhio lendy 70 

10. Ikhsan 60 

11. Khadijah 80 

12. M. adi ridwan 80 

13. M. Deva 80 

14. M. Reyhan sandika 80 

15. M. Zaky fahrezah 80 

16. Nur hafizah 60 

17. Riska 80 
18. Sakinah 80 

19. Satrio 60 

Jumlah Nilai
1360

Nilai Rata – rata 71,57%

Persentase 263,15%

3. Siklus II
Berdasarkan data hasil penelitian pada siklus II diketahui bahwa dengan menggunakan
metode demonstrasi dan pemberian tugas kelompok.
Mendemonstrasikan contoh gerak benda di peroleh hasil belajar yaitu 17 siswa (89,47%)
mencapai KKM yang telah ditentukan, hanya 2 siswa (10,52%) yang belum tuntas. Hasil belajar
siswa juga mengalami peningkatan yaitu nilai rata – rata 88,42 (89,47%).
Aktifitas peningkatan hasil belajar ini disebabkan guru sudah siap menggunakan metode
pembelajaran sesuai materi pelajaran, siswa pun aktif dalam pembelajaran karena mereka terlibat
langsung mendemonstrasikan.
Data perbaikan pembelajaran IPA materi Gerak Benda setelah perbaikan (Siklus II) dapat dilihat
pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.3
Hasil Belajar Siswa Setelah Perbaikan (Siklus II)
Mata Pelajaran IPA Materi Gerak Benda

No Nama Siswa Nilai Prestasi Keterangan

Tuntas Tidak Tuntas


1. Adhetia 90 

2. Adi syarif 100 

3. Aidin rasya 90 

4. Akmal farhan fadil 70 

5. Aniska 100 

6. Aldi rizaldi 90 

7. Athifah zahira 90 

8. Bernadheta 80 

9. Dhio lendy 80 

10. Ikhsan 80 

11. Khadijah 100 

12. M. adi ridwan 80 

13. M. Deva 90 

14. M. Reyhan sandika 100 

15. M. Zaky fahrezah 100 

16. Nur hafizah 80 

17. Riska 100 

18. Sakinah 60 

19. Satrio 60 

Jumlah Nilai 1680


Nilai Rata – rata 88,42

Persentase 89,47%

4. Rekapitulasi hasil belajar siswa sebelum perbaikan (prasiklus) dan setelah perbaikan (siklus I
dan siklus II)
Hasil tes formatif yang diadakan diakhir pembelajaran dari 19 siswa kelas III semester 2 SDN
OO3 Marangkayu pada mata pelajaran IPA materi gerak benda prasiklus, siklus I, siklus II dapat
dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.4

No Nama Siswa Nilai Presentasi

Prasiklus Siklus I Siklus II

1. Adhetia 80 80 90

2. Adi syarif 70 80 100

3. Aidin rasya 50 50 90

4. Akmal farhan fadil 40 60 70

5. Aniska 50 80 100

6. Aldi rizaldi 30 80 100

7. Athifah zahira 60 80 90

8. Bernadheta 30 60 80
9. Dhio lendy 60 70 80

10. Ikhsan 20 80 100

11. Khadijah 60 80 100

12. M. adi ridwan 50 60 80

13. M. Deva 40 60 80

14. M. Reyhan sandika 60 80 80

15. M. Zaky fahrezah 70 60 60

16. Nur hafizah 50 80 100

17. Riska 50 80 100

18. Sakinah 80 80 90

19. Satrio 20 60 90

Jumlah Nilai 970 1360 1680

Nilai Rata – rata 51,05 71,57 88,42


BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A. Simpulan
Pembelajaran IPA di SD sebaiknya dilaksanakan secara efektif untuk menumbuhkan
kemampuan berfikir, bekerjasama dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai
aspek penting kecakapan hidup. Oleh sebab itu dengan memanfaatkan metode demonstrasi dan
metode pemberian tugas pada pelajaran IPA di SD menekankan pada pemberian pengalaman
belajar secara langsung melalui penggunaan alat peraga sehingga dapat meningkatkan hasil
belajar dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.

B. Saran dan Tindak Lanjut


a. Saran
Pembelajaran yang dilaksanakan dengan metode yang tepat akan memperoleh hasil
maksimal / baik, karena itu penulisan menyarankan agar para guru dapat menerapkan metode –
metode mengajar yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan, seperti metode
demonstrasi dan pemberian tugas.
b. Tindak Lanjut
Berdasarkan pengalaman dan observasi saat melaksanakan pembelajaran melalui
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kiranya perlu ada lanjutan, yaitu :
 Kelompok kerja guru (KKG) untuk selalu bertukar bertukar pikiran dan pengalaman mengajar
berkenaan dengan masalah dan tugas sehari – hari.
 Harus sering dan berkesinambungan diadakan pelatihan bagi guru untuk meningkatkan mutu
kompetensi dan pemahaman yang menyangkut tugas – tugas guru.
DAFTAR PUSTAKA
Anitah, S.(2014). Strategi Pembelajaran di SD. Tangerang Selatan : Universitas
Terbuka
Ari Kunto, S, suharsjono, & Supardi (2006) Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta :
PT. Bumi Aksara
Depdikbud, 1994 petunjuk belajar mengajar Kurikulum 1994 Jakarta : Depdikbud
Mukhtar dan Yamin, M.(2002). Sepuluj kiat sukses Mengajar di kelas. Jakarta :
P.T. Rakasia Samasta
Roestiyah, N.K.(2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta
Sudikin(2002). Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Insan Cendekia
Wardania, IG. (2014). Perspektif Pendidikan SD. Tangerang Selatan : Universitas
Terbuka

Anda mungkin juga menyukai