Anda di halaman 1dari 26

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA WUJUD DAN

SIFAT BENDA MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA


SISWA KELAS III
SD NEGERI DRAJIDAN KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2020/2021

Lisa Sari Suryaningsih


NIM. 836774314
e-mail : lisasari001@gmail.com
ABSTRAK
Lisa Sari Suryaningsih, 2020. Meningkatkan Hasil Belajar IPA Wujud dan Sifat
Benda Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas III SD Negeri Drajidan
Tahun Pelajaran 2020/2021. Pemantapan Kemampuan Profesional. Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Terbuka UPJJB Surakarta.
Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas
III SD Negeri Drajidan Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali berjumlah 28
Siswa. Fakta yang ditemukan dalam pelajaran IPA di kelas III SD Negeri
Drajidan bahwa motivasi siswa rendah, siswa masih bergantung pada guru dan
masih belajar dengan metode konvensional atau metode ceramah oleh karena itu
masih banyak siswa yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Metode penelitian menggunakan penelitian tindakan kelas yang mengikuti
langkah-langkahnya yaitu dari perencanaaan, pelaksanaanm observasi dan
refleksi perencanaan dengan mengamati link youtube
https://youtu.be/3D8UNSgIp_I. Dengan pembelajaran IPA kelas III Penelitian ini
dilaksanakan melalui daring pada kelas III di SD Negeri Drajidan Kecamatan
Musuk, Kabupaten Boyolali.
Perbaikan pembelajaran dilakukan melalui perbaikan pembelajaran pada
video siklus I dan siklus II. Berdasarkan pengamatan video dan perbaikan
pembelajaran maka judul PKP ini adalah “Meningkatkan Hasil Belajar IPA
Wujud dan Sifat Benda Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas III SD
Negeri Drajidan Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2020/2021.”

Kata Kunci : Metode Eksperimen,Hasil Belajar IPA

i
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sekolah dasar merupakan tempat pembelajaran untuk mendapatkan
pengetahuan-pengetahuan dasar tentang konsep-konsep maupun prinsip
pengembangan sikap kritis dan kreatif dimana kemampuan ini menjadi pijakan
dalam menempuh jenjang pendidikan lanjutan sampai perguruan tinggi.
Kegiatan belajar mengajar merupakan sebuah interaksi yang bernilai
pendidikan, diantaranya interaksi edukatif antara guru dan dan anak didik ketika
guru menyampaikan bahan pembelajaran kepada anak didik ketika guru
menyampaikan bahan pembelajaran kepada anak didik di kelas. Metode maupun
media pembelajaran yang diterapkan guru ketika proses pembelajaran di kelas
akan sangat menentukan motivasi, aktivitas, kreativitas serta hasil belajar siswa.

Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA adalah suatu ilmu yang mempelajari
tentang alam sekitar beserta isinya. Hal ini berarti IPA mempelajari semua benda
yang ada di alam, peristiwa, dan gejala-gejala yang muncul di alam. Ilmu dapat
diartikan sebagai suatu pengetahuan yang bersifat objektif. Jadi, dari sisi istilah
IPA adalah suatu pengetahuanyang bersifat objektif tentang alam sekitar beserta
isinya.

1. Identifikasi Masalah

Pada pembelajaran IPA yang telah di amati oleh penulis pada video link
YouTube di bawah ini https://youtu.be/3D8UNSgIp_I. Dalam mengamati video
tersebut banyak sekali hal-hal yang perlu diperbaiki. Di awal pembelajaran siswa
sudah dalam keadaan kondusif untuk menerima pembealajaran. Sekanjutnya Guru
tidak melakukan apresepsi. Sedangkan pada kegiatan inti dalam proses
pembelajaran menggunakan metode ceramah, tanpa menggunakan media hanya
buku pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang digunakan sebagai sumber
belajar dan hanya memberikan beberapa materi di papan tulis. Guru lebih banyak

i
menggunakan metode ceramah dalam mengelola konsep sehingga siswahanya
memperoleh konsep yang abstrak dalam kegiatan belajar mengajar, dan berfokus
pada guru. Sehingga keterlibatan siswa masih tampak kurang optimal, ini terlihat
dari kefasifan dan kebingungan siswa dalam mengikuti dan memahami materi
pelajaran yang disampaikan guru. Adapun kegiatan penutup siswa diberikan tugas
mengerjakan soal dan evaluasi.
Berdasarkan hal tersebut peneliti mengidentifikasi permasalahan yang
dialami oleh siswa. Dari beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran
yaitu :

1. Siswa tidak aktif dalam pembelajaran.


2. Siswa malu untuk melakukan tanya jawab dengan guru.
3. Guru hanya melakukan metode ceramah tanpa adanya media.
2. Analisis Masalah
Berdasarkan analisis diatas, maka dari itu peneliti bisa merubah metode
dan media pembelajaran agar siswa mampu menerima materi pembelajaran yang
diajarkan. Dalam hal ini peneliti akan mencoba menggunakan motode eksperimen
dan praktik langsung cara membuat es krim dengan bahan sederahana, agar
pembelajaran bisa aktif dan menyenangkan.
Penyebab utama dari masalah ini adalah guru tidak menggunakan metode
pembelajaran yang menarik dan tidak adanya media belajar atau alat peraga yang
dapat dilihat serta dipraktekkan langsung oleh siswa.

3. Alternatif dan prioritas pemecahan masalah


Berdasarkan analisis masalah di atas, langkah selanjutnya peneliti
merencanakan alternatif pemecahan masalah untuk memperbaiki proses
pembelajaran maka peneliti mengambil beberapa alternatif pemecahan
masalah diantaranya :
a. Penerapan metode pembelajaran eksperimen
b. Membiasakan siswa untuk memecahkan masalah melalui tahapan-
tahapan metode ilmiah

i
c. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk ikut serta dalam kegitan
eksperimen
d. Mengajarkan siswa untuk memberikan tanggapan terhadap
kegiatan eksperimen yang dilakukan.
Dengan Prioritas Pemecahan masalah menggunakan metode eksperimen
yang di lakukan oleh guru dan siswa.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya adalah ‘‘ Apakah dengan menggunakan
metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu pengetahuan Alam
materi wujud dan sifat benda pada siswa kelas III SD Negeri Drajidan Tahun
Pelajaran 2020/2021?’’
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dengan tujuan untuk
meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam materi wujud dan sifat benda
siswa kelas III SD Negeri Drajidan Tahun Pelajaran 2020/2021 dengan metode
eksperimen.
D. Manfaat Penelitian Pebaikan Pembelajaran
1. Manfaat bagi guru sebagai peneliti yaitu:
a. Menumbuhkan rasa percaya diri guru dan kreativitasnya.
b. Meningkatkan kemampuan guru dalam proses pembelajaran.
c. Sebagai upaya meningkatakn kwalitas mengajar
2. Manfaat bagi siswa yaitu:
a. Siswa tertarik dengan pembelajaran.
b. Meningkatkan hasil belajar siswa.
c. Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.
3. Manfaat bagi sekolah yaitu:
a. Membantu tercapainya visi dan misi sekolah.
b. Meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran di sekolah.
4. Manfaat bagi peneliti yaitu:
a. Sebagai bahan untuk peningkatan profesionalisme guru.

i
b. Menambah pengetahuan serta wawasan dalam pendidikan di
masa yang akandatang.

II. KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar IPA


Proses belajar mengajar pada hakekatnya sebagai rumusan tingkah laku
yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa setelah menerima atau menempuh
pengalaman belajarnya. Dan guru adalah sebagai fasilitator, yang bertugas
menciptakan situasi yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran pada diri
siswa.
Suciati (2005), dalam bukunya mengungkapkan bahwa, secara umum
fungsi guru dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai fasilitator yang bertugas
menciptakan situasi yang memungkinkan terjadinya pembelajaran pada diri siswa.
Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau
potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat.
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang
dianggap sudah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan
perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang
berupa stimulus dan output yang berupa respon.
Menurut Nasution (1995), belajar merupakan tingkah laku siswa dari tidak
tahu menjadi tahu. Sehingga belajar mampu merubah diri seseorang dengan
menggunakan serangkaian perlakuan atau kegiatan yang dapat merubah diri baik
tingkah laku maupun sifat seseorang dapat dikatakan belalajar. Kegiatan ini tidak
hanya membaca dan menulis di sekolah sebagai yang dilakukan oleh siswa.
Untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan belajar siswa, perlu dilakukan
suatu penilaian terhadap hasil belajar.Penilaian tersebut dapat dilaksanakan
melalui tehnik tes maupun non tes.
Menurut Sudjana 2004: 22 Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan
yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.
Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi
tiga macam hasil belajar mengajar: (1). Ketrampilan dan kebiasaan, (2).

i
Pengetahuan dan pengarahan, (3). Sikap dan cita-cita (Sudjana 2004:22). Dari
pendapat di ini dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemempuan
ketrampilan, sikap dan ketrampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima
perlakuan yang diberikan oleh gurusehingga dapat mengkonstruksikan
pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.
Evaluasi pendidikan yang dilaksanakan dalam proses belajar mengajar,
adalah untuk melihat sejauh mana komponen-komponenyang ada dalam
pengajaran sesuai dengan apa yang direncanakan. Menurut, Hilda Taba
(1962;310)Bahwa kegiatan yang utama dalam evaluasi meliputi tujuan
pengajaran,jangkauan, perubahan-perubahan terhadap kualitas personal dan
kemampuan siswa. Evaluasi yang dilaksanakan dalam proses belajar mengajar
dimaksudkan untuk menentukan nilai dari suatu peristiwa belajar mengajar.
Proses juga berperan untuk melakukan perubahan terhadap tingkah laku dan sikap
anak didik, yang berupa aspek kognitif, yang berhubungan dengan tingkat
pengetahuan yang dimiliki anak didik, aspek efektif yang menyangkut nilai-nilai,
norma-norma yang mencerminkan perilaku anak didik dalam kehidupan sehari-
hari, aspek psikomotor berkaitan dengan ketrampilan yang dimiliki anak didik
setelah mereka mempelajari ilmu dan pengetahuan di sekolah.
Menurut Djamarah ( 2000 : 45 ) hasil adalah prestasi dari suatu kegiatan
yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara indvidu ataupun kelompok. Hasil
tidak akan pernah dihasilkan selama orang tidak melakukan sesuatu. Untuk
menghasilkan sebuah prestasi dibutuhkan perjuangan dan pengorbanan yang
sangat besar.Hanya dengankeuletan, sungguh – sungguh, kemauan yang tinggi
dan rasa optimisme dirilah yang mampu untuk mencapainya.
Biasanya lembaga yang lebih dikenal sebagai lembaga pembelajarana
adalah sekolah, dan dibimbing atau disusun oleh Guru. Menurut Jonassen
( 1991 ) perpektif kontruktivesme juga mempunyai pemahaman tentang hasil.
Tetapi proses yang melibatkan cara dan strategi dalam belajar juga dinilai penting.
Dalam proses belajar, hasil belajar, cara belajar dan strategi belajar akan
mempengaruhi perkembangan tata pikir dan skema berfikir seseorang.

i
Hasil belajar merupakan hal penting dalam mempertimbangan dan
menetapkan sesuatu yang menyangkut maslah belajar. Hasil belajar dapat diukur
dengan menggunakan alat ukur yang sesuai.
Menurut teori Gestalt ( 2002 ) yang terpenting dalam belajar adalah
penyesuian pertama yaitu mendapat respon atau tanggapan yang tepat. Belajar
yang terpenting adalah bikan mengulangi hal – hal yang harus dipelajari tetapi
mengerti apa yang dipelajari. Jadi yang terpenting dalam belajar adalah mengerti
tetang apa yang dipelajari.

B. PEMBELAJARAN DENGAN METODE EKSPERIMEN


1. Pengertian Metode Eksperimen
Metode merupakan cara-cara yang ditempuh oleh guru untuk
menciptakan situasi pembelajaran yang membuat menyenangkan dan
mendukung kelancaran proses belajar dan tercapainya prestasi belajar anak
yang memuaskan Mulyani Sumantri dan Johar Permana (1999. 134) menurut
Syaiful Bahari Djamarah dan Aswan Zain (20120. 46), metode adalah satu cara
yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, sedangkan
menurut Hamzah B Uno (2010: 2), metode pembelajaran didefinisikan sebagai
cara yang digunakan guru, yang dalam menjalankan fungsinya merupakan alat
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran lebih bersifat
procedural, yaitu beridi tahapan tertentu.
Metode eksperimen atau percobaan menurut Mulyani Sumantri dan Johar
permana (1999: 157), diartikan sebagai cara belajar mengajar yang melibatkan
peserta didik dengan mengalami dan membuktikan sendiri proses dan hasil
percobaan tersebut. Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan zain (2010: 84),
mengatakan bahwa metode eksperimen adalah cara penyajian dimana siswa
dapat melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri
sesuatu yang dipelajarinya. Dalam proses belajar mengajar dengan metode ini
siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri,
mengikuti proses, mengamati objek, menganalisis, menarik mebuktikan dan

i
menarik kesimpulan sendiri mengenai proses yang dialaminya.
Metode eksperimen adalah salah satu cara mengajar, di mana siswa
melakukan sesuatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta
menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan
didepan kelas dan dievaluasi oleh guru Roestiyah (2012 : 80).
Menurut Paul Suporno (2007: 77) mengatakan bahwa secara umum
metode eksperimen merupakan suatu metode mengajar yang mengajak supaya
siswa melakukan percobaan sebagai pembuktian, pengecekan bahwa teori
yang sudah di pelajari itu memang benar.
Beberapa pengertian metode eksperimen dapat disimpulkan bahwa
metode eksperimen merupakan metode mengajar yang melibatkan peserta didik
untuk melakukan mengalami dan membuktikan sendiri proses dan hasil
percobaan tersebut.
Metode eksperimen dibedakan menjadi dua, yaitu yang terencana atau
terbimbing dan eksperimen bebas Paul Suporno (2007: 78)
Eksperimen Terbimbing
Metode eksperimen terbimbing Paul Suporno (2007: 78), yaitu metode
yang seluruh jalannya percobaan telah dirancang oleh guru sebelum percobaan
dilakukan oleh siswa, baik dari langkah-langkah percobaan, peralatan yang
harus digunakan apa yang harus diamati dan diukur semuanya sudah
ditentukan sejak awal.
Beberapa hal yang harus dilakukan guru dalam eksperimen
terbimbing Paul Suporno (2007: 78-79) yaitu :
1) Memilih eksperimen apa yang akan ditugaskan kepada siswa.
2) Merencanakan langkah-langkah percobaan seperti: apa tujuannya,
peralatan yang digunakan, bagaimana merangkai percobaan, data yang
harus dikumpulkan siswa, bagaimana menganalisis data, dan apa
kesimpulannya.
3) Mempersiapkan semua peralatan yang akan digunakan sehinnga
pada saat siswa mencoba semua siap dan lancer.
4) Pada saat percobaan sendiri guru dapat berkeliling melihat

i
bagaimana siswa melakukan percobaannya dan memberikan masukan
pada siswa.
5) Bila ada peralatan yang macet guru membantu siswa agar alat dapat
jalan dengan baik.
6) Membantu siswa dalam menarik kesimpulan dengan percobaan yang
dilakukan.
7) Setelah siswa membuat laporan, maka guru harus memeriksanya.
8) Guru sebaiknya mempersiapkan petunjuk dan lagkah percobaan
dalam satu lembar kerja sehingga memudahkan siswa bekerja.
Beberapa hal yang harus dilakukan oleh siswa dalam percobaan
antara lain sebagai berikut Paul Suporno (2007: 79).
a) Membaca petunjuk percobaan yang teliti.
b) Mencari alat yang diperlukan.
c) Merangkaikan alat-alat sesuai dengan skema percobaan.
d) Mulai mengamati jalannya percobaan.
e) Mencatat data yang diperlukan
f) Mendiskusikan dalam kelompok untuk mengambil kesimpulan dari
data yang ada.
g) Membuat laporan percobaan dan mengumpulkan.
h) Dapat juga mempresentasikan percobaan didepan kelas. b
Eksperimen Bebas
Metode eksperimen bebas Paul Suporno (2007: 81), yaitu dalam
eksperimen guru tidak memberikan petunjuk pelaksanaan percobaan
terinci, dengan kata lain siswa harus lebih banyak berpikir sendiri,
bagaimana akan merangkai rangkai, apa yang harus diamati, diukur, dan
dianalisis serta disimpulkan. Dengan percobaan bebas menantang siswa
untuk merancanakan percobaan sendiri tanpa banyak dipengaruhi oleh
arah guru dandapat membangun kreativitas siswa.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen terbimbing. Di mana
segala sesuatu yang diperlukan pada percobaan telah direncanakan oleh
guru.

i
2. Tujuan Metode Eksperimen
Adapun tujuan dari metode eksperimen, menurut Sumantri dan Johar
Permana (1999: 158), adalah:
1) Mengejar bagaimana menarik kesimpulan dari berbagai fakta,
informasi atau data yang berhasil dikumpulkan melalui pengamatan
terhadap proses eksperimen.
2) Mengejar bagaimana menarik kesimpulan dari fakta yang terdapat
pada hasil eksperimen, melalui eksperimen yang sama,
3) Melatih siswa merancang, mempersiapkan, melaksanakan, dan
melaporkan percobaan.
4) Melatih siswa menggunakan logika induktif untuk menarik
kesimpulan dari fakta, informasi atau data yang terkumpul melalui
percobaan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan metode


eksperimen yaitu agar peserta didik dapat merancang, mempersiapkan,
melaksanakan, melaporkan, membuktikan serta menarik kesimpulan dari
berbagai fakta dan informasi yang didapat ketika mereka melakukan
percobaan sendiri.
3. Alasan Penggunaan Metode Eksperimen
Menurut Sumantri dan Johar Permana (1999: 158), alasan penggunaan
metode eksperimen antara lain:
a Metode eksperimen diberikan untuk memberikan kesempatan kepada
peserta didik agar dapat mengalami sendiri atau melakukan sendiri,
mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, keadaan, atau proses
sesuatu.
b Metode eksperimen dapat menumbuhkan cara berpikir rasional dan
ilmiah.
4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Eksperimen
a Kelebihan metode eksperimen menurut Syaiful Syagala (2010: 220-

i
221), yaitu:
1) Metode ini dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau
kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri dari pada hanya menerima
kata guru atau buku saja.
2) Dapat mengembangkan sikap mengadakan studi eksploratis tentang
sains dan teknologi, suatu sikap dari seseorang ilmuwan.
3) Metode ini didukung oleh asas-asas didaktik modern antara lain: (a)
siswa belajar dengan mengalami atau mengamati sendiri proses atau
kejadian; (b) siswa terhindar jauh dari verbalisme; (c) memperkaya
pengalaman dengan hal-hal yang bersifat objektif dan realistis; (d)
mengembangkan sikap berpikir ilmiah (e) hasil belajar akan tahan lama
dan internalisasi.
Selain itu menurut Roestiyah N.K (2010: 82), keunggulan dari metode
eksperimen antara lain:
1) Dengan eksperimen siswa terlatih menggunakan metode ilmiah
dalam menghadapi segala masalah, sehingga tidak mudah percaya pada
sesuatu yang belum pasti kebenarannya, dan tidak mudah percaya pula
kata orang sebelum ia membuktikan kebenarannya.
2) Mereka lebih aktif berpikir dan berbuat; hal mana itu sangat
dikehendaki oleh kegiatan belajar mengajar yang modern, di mana siswa
lebih banyak aktif belajar sendiri dengan bimbingan guru.
3) Siswa dalam melaksanakan proses eksperimen di samping
memperoleh ilmu pengetahuan; juga menemukan pengalaman praktis serta
keterampilan dalam menggunakan alat-alat percobaan.
4) Dengan eksperimen siswa membuktikan sendiri kebenaran teori,
sehingga akan mengubah sikap mereka yang tahayul, ialah peristiwa-
persitiwa yang tidak masuk akal.
Keunggulan-keunggulan dari metode ekperimen yang digunakan
dalam kegiatan belajar-mengajar menurut Moedjiono dan Moh.Dimyati
(1992: 78):
1) Siswa secara aktif terlibat mengumpulkan fakta, informasi atau data

i
yang diperlukannya melalui percobaan yang dilakukan.
2) Siswa memperoleh kesempatan untuk membuktikan kebenaran
teoritis secara empiris melalui eksperimen, sehingga siswa terlatih
membuktikan ilmu secara ilmiah.
3) Siswa berkesempatan untuk melaksanakan prosedur metode ilmiah
dalam rangka menguji kebenaran hipotesis-hipotesis.
b Kekurangan Metode Eksperimen
Adapun metode eksperimen juga memiliki kekurangan, menurut Syaiful
Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2010: 85):
1) Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi.
2) Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang
tidak selalu mudah diperoleh dan mahal.
3) Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan.
4) Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan
karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan
kemampuan atau pengendalian.
5. Prosedur Pelaksanaan Metode Eksperimen
Menurut Roestiyah N.K (2012: 81), dalam melaksanakan suatu
eksperimen perlu memperhatikan prosedur antara lain:
a Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksperimen, mereka
harus memahami masalah yang akan dibuktikan melalui eksperimen.
b Kepada siswa perlu diterapkan pula tentang :
1) alat-alat serta bahan-bahan yang akan digunakan dalam percobaan.
2) agar tidak mengalami kegagalan siswa perlu mengetahui variabel-
variabel yang perlu dikontrol dengan ketat.
3) urutan yang akan ditempuh sewaktu eksperimen berlangsung.
4) selalu proses atau hal-hal penting saja yang akan dicatat.
5) perlu menetapkan bentuk catatan atau laporan berupa uraian,
perhitungan, grafik dan sebagiannya.
c Selama eksperimen berlangsung, guru harus mengawasi pekerjaan
siswa, Bila perlu memberikan saran atau pertanyaan yang menunjang

i
kesempurnaan jalannya eksperimen.
d Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil
penelitian. mendiskusikan ke kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau
sekedar tanya jawab.
Menurut Moedjiono dan Moh. Dimyati (1993: 78-79), prosedur
pemakaian metode eksperimen, langkah-langkahnya sebagai berikut:
a Mempersiapkan pemakaian metode eksperimen, yang mencakup
kegiatan-kegiatan:
1) Menetapkan kesesuaian metode eksperimen terhadap tujuan-tujuan
yang hendak dicapai.
2) Menetapkan kebutuhan peralatan, bahan, dan sarana lain yang
dibutuhkan dalam eksperimen sekaligus memeriksa ketersediaannya di
sekolah,
3) Mengadakan uji eksperimen (guru mengadakan eksperimen sendiri
untuk menguji ketepatan proses dan hasilnya) sebelum menugaskan
kepada siswa, sehingga dapat diketahui secara pasti kemungkinan-
kemungkinan yang akan terjadi,
4) Menyediakan peralatan, bahan, dan sarana lain yang dibutuhkan
untuk eksperimen yang akan dilakukan,dan
5) Menyediakan lembaran kerja.
b Melaksanakan pemakaian metode eksperimen, dengan kegiatan-
kegiatan:
1) Mendiskusikan bersama seluruh siswa mengenai prosedur, peralatan,
dan bahan untuk eksperimen serta hal-hal yang perlu diamati dan dicatat
selama eksperimen.
2) Membantu, membimbing, dan mengawasi eksperimen yang
dilakukan oleh para siswa, di mana para siswa mengamati serta mencatat
hal-hal yang dieksperimenkan, dan Para siswa membuat kesimpulan dan
laporan tentang eksperimennya.
c Tindak lanjut pemakaian metode eksperimen, melalui kegiatan-
kegiatan

i
1) Mendiskusikan hambatan dan hasil-hasil eksperimen,
2) Membersihkan dan menyimpan peralatan, bahan atau saran lainnya,
3) Evaluasi akhir eksperimen oleh guru.
Berdasarkan beberapa pendapat mengenai prosedur pelaksanaan
metode eksperimen di atas, prosedur pelaksanaan yang digunakan pada
penelitian ini yaitu dengan menjelaskan tentang tujuan metode eksperimen
yang akan dibuktikan melalui eksperimen, perlu menerangkan alat, bahan
yang digunakan dalam percobaan, siswa perlu memperhatikan hal-hal apa
saja yang harus dilakukan dan yang perlu dicatat saat percobaan. Guru
mengawasi dan memberikan saran atau pertanyaan yang menunjang
selama jalannya eksperimen. Siswa mendiskusikan hasil eksperimennya di
depan kelas. (Lisa, 2020:94)
III. PELAKSANAAN PERBAIKAN
A. Informasi Subyek Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di ruang kelas III SD Negeri Drajidan
yang beralamat Dukuh Wonorejo RT 02 RW 01, Sruni, Kecamatan
Musuk, Kabupaten Boyolali.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan melalui video pembelajaran siklus I dan
siklus II. Pengambilan video simulasi perbaikan siklus I dilaksanakan
pada hari Kamis tanggal 22 Oktober 2020 pada pukul 10.00 WIB dan
pelaksanaan pengamatan melalui tuweb pada hari Minggu tanggal 25
Oktober 2020 pada pukul 15.00 WIB. Sedangkan pelaksanaan simulasi
pembelajaran siklus II dilaksanakan pada hari Senin tanggal 26 Oktober
2020 pada pukul 10.00 WIB dan pelaksanaan pengamatan melalui tuweb
pada hari Minggu tanggal 31 Oktober 2020 pada pukul 15.00 WIB.
3. Karakteristik Siswa Kelas III
Siswa kelas II di SD Negeri Drajidan memiliki karakteristik yang
berbeda. Ada beberapa siswa yang memiliki daya tangkap baik sebanyak
30 % ada pula yang daya tangkapnya kurang baik 15% sedangkan 55 %

i
lainnya normal. Untuk itu dalam pembagian kelompok dibuat secara
heterogen agar saling melengkapi kekurangan satu dengan yang lain.
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan
siklus II. Model penelitian yang digunakan adalah model daur (siklus)
yang mencakup empat komponen, yaitu perencanaan, pelaksanaan,
observasi, dan refleksi.

C. Deskripsi Per Siklus


1. Pra Siklus
a. Perencanaan
Dalam siklus pertama ini permasalahan diperoleh dari
pengamatan video YouTube dimana pembelajaran yang tersebut tidak
menarik dan tidak menyenangkan. Sehingga siswa terlihat bosan dan
kurang aktif. Siswa juga kurang antusias dalam mengikuti
pembelajaran maka diperlukan cara untuk menangani permasalahan
ini yaitu dengan menerapkan model pembelajaraan eksperimen dalam
pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Pada tahap pra siklus, kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan
menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Dalam proses
pembelajaran, guru menjelaskan materi dengan berceramah, guru
menjelaskan semua materi IPA Pokok Bahasan Wujud dan Sifat Benda.
Dengan metode ceramah, interaksi antara guru dan murid sangat kurang,
siswa juga kurang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran. Dalam
proses pembelajaran, guru memberikan pertanyaan kepada siswa untuk
mendapatkan perhatian dari siswa. Di akhir pembelajaran, guru tidak
memberikan soal untuk evaluasi karena kurang antusianya siswa.
c. Observasi dan Evaluasi
Pada tahap ini dilakukan observasi dan evaluasi terhadap
pembelajaran pra siklus. Dalam mengobservasi dan evaluasi, peneliti

i
dibantu oleh Suervisor 2. Peneliti dan Supervisor 2 mengobservasi
kemampuan belajar siswa pada kegiatan pra siklus.
d. Refleksi
Pada tahap ini dilakukan refleksi atau perenungan terhadap
pembelajaran pra siklus, selanjutnya dilihat apakah tujuan
pembelajaran telah tercapai sesuai target pada indicator kinerja. Jika
belum mencapai target, maka dilanjutkan pada tindakan siklus 1 dan
kelemahan-kelemahan yang terjadi pada pembelajaran pra siklus akan
diperbaiki pada tindakan perbaikan siklus 1.
2. Siklus I
a. Perencanaan
Dalam siklus pertama ini permasalahan diperoleh dari pengamatan
video YouTube dimana pembelajaran yang tersebut tidak menarik dan
tidak menyenangkan. Sehingga siswa terlihat bosan dan kurang aktif.
Siswa juga kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran maka
diperlukan cara untuk menangani permasalahan ini yaitu dengan
menerapkan model pembelajaraan eksperimen dalam pembelajaran.
Terdapat beberapa hal-hal yang perlu dilakukan dalam tahap
perencanaan tindakan pada tahap ini, yaitu:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
mendukung pemakaian bahan ajar yang telah direncanakan dalam
pembelajaran di kelas.
2) Mempersiapkan alat dan bahan untuk eksperimen.
b. Pelaksanan
Setelah tahap perencanaan tindakan I disusun maka tahap
selanjutnya adalah pelaksanaan tindakan I. Kegiatan yang
dilaksanakan pada tahap ini adalah melaksanakan video simulasi
pembelajaran sesuai RPP dengan tindakan yang telah disusun dan
melibatkan tindakan yang ingin dilakukan yaitu penggunaan model
eksperimen.
c. Pengamatan

i
Tahap pengamatan atau observasi dilakukan setelah tindakan
dilakukan. Teknik pengamatan yaitu dengan melihat atau mengamati
video simulasi siklus I yang telah dibuat. Alat yang digunakan untuk
mengamati berupa video dan cara mengamati melalu tuweb sehingga
hasil pengamatannya dapat disampaikan kepada peneliti. Kegiatan
yang dilakukan dalam tahap observasi adalah mengamati dan
mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan
tindakan berlangsung sebagai catatan lapangan. Dalam hal ini yang
bertindak sebagai pengamat (observer) adalah tutor dan teman.
d. Refleksi
Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan refleksi untuk mengkaji
secara menyeluruh semua tindakan yang telah dilakukan berdasarkan
temuan data yang telah diperoleh. Teknik pada refleksi ini adalah hasil
temuan data berupa masukan baik berupa kelebihan maupun
kekurangan. Data hasil berupa catatan temuan tersebut digunakan
sebagai alat refleksi. Solusi yang diupayakan pada tahap ini adalah
memperbaiki setiap indikator kegiatan dan mempersiapkan materi ajar
dengan baik pula. Serta memperbaiki kekurangan pada kegiatan siklus
I.
3. Siklus II
a. Perencanaan siklus II
Siklus ini dilaksanakan karena adanya permasalahan yang
diperoleh dari siklus I yaitu masih banyak kekurangan pada saat siklus
I terutama dalam penerapan sintak model pembelajaran eksperimen
yang belum terlihat sehingga proses pembelajaran belum optimal.
Terdapat beberapa hal-hal yang perlu dilakukan dalam tahap
perencanaan tindakan pada tahap ini, yaitu:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Perbaikan
yang mendukung pemakaian bahan ajar yang telah direncanakan
dalam pembelajaran di kelas.

i
2) Mempersiapkan video simulasi pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran eksperimen.

b. Tahap pelaksanaan tindakan II


Setelah tahap perencanaan tindakan II disusun maka tahap
selanjutnya adalah pelaksanaan tindakan II. Kegiatan yang
dilaksanakan pada tahap ini adalah melaksanakan video simulasi
pembelajaran sesuai RPP dengan tindakan yang telah disusun dan
melibatkan tindakan yang ingin dilakukan yaitu penggunaan model
pembelajaran eksperimen
c. Tahap Pengamatan Siklus II
Tahap pengamatan atau observasi dilakukan setelah tindakan
dilakukan. Teknik pengamatan yaitu dengan melihat atau mengamati
video simulasi siklus I yang telah dibuat. Alat yang digunakan untuk
mengamati berupa video dan cara mengamati melalu tuweb sehingga
hasil pengamatannya dapat disampaikan kepada peneliti. Kegiatan yang
dilakukan dalam tahap observasi adalah mengamati dan mencatat
semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan
berlangsung sebagai catatan lapangan. Dalam hal ini yang bertindak
sebagai pengamat (observer) adalah tutor dan teman.
d. Tahap Refleksi Siklus II
Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan refleksi untuk mengkaji
secara menyeluruh semua tindakan yang telah dilakukan berdasarkan
temuan data yang telah diperoleh. Teknik pada refleksi ini adalah hasil
temuan data berupa masukan baik berupa kelebihan maupun
kekurangan. Data hasil berupa catatan temuan tersebut digunakan
sebagai alat refleksi. Solusi yang diupayakan pada tahap ini adalah
memperbaiki setiap indikator kegiatan dan mempersiapkan materi ajar
dengan baik pula. Hasil perbaikan yang telah dilakukan menujukkan
bahwa proses pembelajaran telah sesuai dengan yang diharapkan. Hal
tersebut terlihat dengan penerapan pembalajaran yang sesuai dengan

i
sintaks model eksperimen sehingga pembelajaran dikatakan sudah
dalam kategori baik maka penelitian ini berhenti pada tahap siklus II

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

1. Pelaksanaan Siklus 1
Dengan melihat kondisi pra siklus pada video Youtube maka
dilakukan perbaikan pembelajaran. Pelaksanaan simulasi perbaikan
pembelajaran siklus 1 dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 22 Oktober
2020 di SD Negeri Drajidan pada pukul 10.00 WIB. Pelaksaanan
simulasi perbaikan mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
yang sudah disusun di hari sebelumnya. Simulasi pelaksanaan
pembelajaran tersebut direkam dalam bentuk video untuk diamati pada
tuweb hari minggu, 25 Oktober 2020. Pada simulasi tersebut guru
melaksanakan simulasi siklus I terdiri dari pendahuluan, kegiatan inti,
dan penutup. Masing-masing kegiatan tersebut dijelaskan sebagai
berikut:
a. Pendahuluan
1. Guru menyapa siswa, menanyakan kabar, dan mengecek
kehadiran siswa.
2. Siswa berdoa bersama sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing dipimpin oleh salah satu siswa. Religius
3. Menyanyikan lagu “Indonesia Raya” bersama-sama. dilanjutkan
lagu Nasional “Garuda Pancasila”. Nasionalis
4. Guru melakukan meriuviuw kembali pembelajaran sebelumnya.
5. Guru memberikan tujuan yang hendak di capai dalam
eksperimen.
6. Guru menyiapkan kebutuhan peralatan bahan, dan sarana lain
yang dibutuhkan dalam eksperimen.
7. Guru Mengondisikan siswa untuk persiapan eksperimen.

i
8. Kegiatan pembukaan dapat diawali dengan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menyebutkan benda yang yang
sudah di siapkan guru untuk eksperimen.
9. Guru mengarahkan siswa untuk membedakan wujud benda.
10. Guru menyiapkan lembar kerja.
11. Ajukan pertanyaan apakah cahaya juga benda, bagaimana
dengan suara, ajak siswa untuk mendiskusikannya. Biarkan siswa
dengan pendapatnya terlebih dahulu.

b. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan dengan bersama-sama seluruh siswa mengenai
prosedur, peralatan, dan bahan untuk eksperimen serta hal-hal
yang perlu dicatat dan diamati selama eksperimen..
2. Membantu, membimbing, dan mengawasi eksperimen yang
dilakukan oleh siswa dimana para siswa mengamati serta
mencatat hal-hal yang di eksperimenkan.
3. Para siswa membuat kesimpulan dan laporan tentang eksperimen
c. Penutup
1. Guru menutup pelajaran dengan memberikan teka-teki “Ada
sebuah benda, tak terlihat namun dapat tercium, tak dapat
ditangkap, namun dapat dirasakan” (jawab: gas).
2. Siswa melakukan refleksi kegiatan hari ini, kegiatan dapat
berupa tanya jawab berikut. Mandiri
Bagaimana perasaan mereka mengikuti kegiatan hari ini?
Apakah mereka menemukan kesulitan?
Apa yang masih belum mereka pahami?
Apa yang paling siswa sukai dalam kegiatan hari ini?
Sebutkan apa yang termasuk benda padat, gas maupun cair?

i
3. Guru mengajak siswa mensyukuri nikmat Tuhan yang diberikan,
bagaimana Tuhan mempersiapkan alam ini dengan aneka benda-
benda yang ada untuk memenuhi kehidupan manusia.
4. Kegiatan kelas diakhiri dengan doa bersama sesuai dengan
agama dan kepercayaan masing-masing oleh petugas. Religius.
2. Pelaksanaan Siklus 1
Setelah mendapat masukan berupa kelebihan dan kekurangan pada siklus I
maka akan dilaksanakan simulasi pembelajaran siklus II. Dengan melihat
masukan dari siklus I diharapkan Pembelajaran akan lebih baik lagi dan lebih
optimal. Pelaksanaan simulasi pembelajaran siklus II dilaksanakan pada hari
Senin tanggal 26 Oktober 2020 di SD Negeri Drajidan pada pukul 10.00 WIB.
Pelaksaanan simulasi perbaikan mengacu pada Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Perbaikan yang sudah disusun di hari sebelumnya. Simulasi
pelaksanaan pembelajaran tersebut direkam dalam bentuk video untuk diamati
pada tuweb hari minggu, 31 Oktober 2020. Pada video simulasi tersebut guru
melaksanakan simulasi siklus II yang terdiri atas pendahuluan, kegiatan inti,dan
penutup. Masing-masing kegiatan dijelaskan sebagai berikut :
a. Pendahuluan
1. Guru menyapa siswa, menanyakan kabar, dan mengecek kehadiran siswa.
2. Siswa berdoa bersama sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-
masing dipimpin oleh salah satu siswa. Religius
3. Menyanyikan lagu “Indonesia Raya” bersama-sama. dilanjutkan lagu
Nasional “Dari Sabang Sampai Merauke”. Nasionalis
4. Guru melakukan meriuviuw kembali pembelajaran sebelumnya.
5. Guru memberikan tujuan yang hendak di capai dalam kegiatan
pembelajaran dengan metode eksperimen.
6. Guru menyiapkan kebutuhan peralatan bahan, dan sarana lain yang
dibutuhkan dalam eksperimen.
7. Guru Mengondisikan siswa untuk persiapan eksperimen.

i
8. Kegiatan pembukaan dapat diawali dengan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menyebutkan benda yang yang sudah di siapkan guru
untuk eksperimen.
9. Guru mengarahkan siswa untuk membedakan wujud benda.
10. Guru menyiapkan lembar kerja.
11. Guru mengajukan Pertanyaan Kepada Siswa tentang bahan yang akan di
gunakan untuk praktikum :
Ajukan pertanyaan apakah garam dan Es Batu juga termasuk benda ?
Bagaimana garam bisa berubah menjadi butiran garam ?
Bagaimana es Batu bisa berubah menjadi padat ?
12. Ajak siswa untuk mendiskusikan tentang perbahan wujud dari garam dan
es batu
b. Inti
1. Guru membagi kelompok secara heterogen.
2. Guru membagi siswa dalam kelompok beranggotakan 4 orang dan kepada
setiap anggota kelompok diberi nomor 1 sampai 4 (Fase 1 : penomoran)
3. Mendiskusikan dengan bersama-sama seluruh siswa mengenai prosedur,
peralatan, dan bahan untuk eksperimen serta hal-hal yang perlu dicatat
dan diamati selama eksperimen.
4. Guru memberikan petunjuk langkah-langkah eksperimen
5. Guru membimbing siswa untuk melakukan eksperimen
6. Para siswa membuat kesimpulan dan laporan tentang eksperimen.
7. Siswa mengerjakan soal individu berkaitan dengan kegiatan
praktikum
c. Penutup
1. Guru menutup pelajaran dengan memberikan teka-teki “Ada sebuah
benda, tak terlihat namun dapat tercium, tak dapat ditangkap, namun dapat
dirasakan” (jawab: gas).
2. Siswa melakukan refleksi kegiatan hari ini, kegiatan dapat berupa tanya
jawab berikut. Mandiri
Bagaimana perasaan mereka mengikuti kegiatan hari ini?

i
Apakah mereka menemukan kesulitan?
Apa yang masih belum mereka pahami?
Apa yang paling siswa sukai dalam kegiatan hari ini?
Sebutkan apa yang termasuk benda padat, gas, maupun cair?
3. Guru mengajak siswa mensyukuri nikmat Tuhan yang diberikan, bagaimana
Tuhan mempersiapkan alam ini dengan aneka benda-benda yang ada untuk
memenuhi kehidupan manusia.
4. Kegiatan kelas diakhiri dengan doa bersama sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing oleh petugas. Religius
B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Setelah melaksanakan simulasi siklus I maka dilakukan pengamatan
melalui video yang telah direkam kemudian disampaikan melalui tuweb pada
hari minggu tanggal 25 Oktober 2020 pada pukul 15.00 WIB. Melalui video
tersebut pengamat (observer) menyampaikan temuan data berupa kelebihan dan
kekurangan dari video simulasi pelaksanaan siklus I. Pengamat (Observer)
terdiri dari Tutor dan 1 teman. Menurut pengamatan tutor Dr. Hanik
Likustyawati, M.Kes pada simulasi pelaksanaan siklus 1 memiliki kekurangan
yaitu belum terlihatnya sintaks model pembelajaran eksperimen seperti
menyampaikan tujuan pembelajaran, pemberian nomor kepala (penomoran),
berfikir bersama, menjawab pertanyan dan mengajak siswa untuk mengamati
alat dan bahan praktikum. Kemudian menurut pengamatan Joko Agung
Nugroho memberikan masukan guru belum menyampaikan tujuan kegiatan
eksperimen guru belum mengadakan evaluasi bersama siswa guru kurang
membimbing siswa dalam kegiatan eksperimen. Kelebihannya dengan model
Eksperimen Siswa secara aktif terlibat mengumpulkan fakta, informasi atau data
yang diperlukannya melalui percobaan yang dilakukan.Siswa memperoleh
kesempatan untuk membuktikan kebenaran teoritis secara empiris melalui
eksperimen, sehingga siswa terlatih membuktikan ilmu secara ilmiah. Siswa
berkesempatan untuk melaksanakan prosedur metode ilmiah dalam rangka
menguji kebenaran hipotesis-hipotesis. Dapat menambah rasa percaya diri
siswa dan dengan pemberian hadiah. Dari beberapa masukan tersebut dapat

i
disimpulkan bahwa pada simulasi pelaksanaan siklus I belum memperlihatkan
sintaks model pembelajaran secara jelas. Dengan adanya kekurangan pada siklus
I dikatakan belum berhasil. Kekurangan pada siklus I ini menjadikan masukan
dalam pelaksanaan simulasi siklus II untuk dijadikan perbaikan.

2. Hasil dan Pembahasan Siklus II

Pada siklus I kemarin banyak kekurangan dalam pelaksanaannya,


sehingga dilakukan simulasi pelaksanaan dengan memperbaiki kekurangan
tersebut. Seperti halnya siklus I, pengamatan dilakukan dengan menganalis video
pelaksanaan siklus II yang telah direkam kemudian melalui tuweb pada hari
minggu tanggal 31 Oktober 2020 pada pukul 15.00 WIB. Melalui rekaman video
tersebut, pegamat menyampaikan temuan berupa kelebihan dan kekurangan pada
pelaksanaan siklus II. Pengamat (Observer) terdiri dari Tutor dan 1 teman.
Menurut tutor Dr. Hanik Likustyawati, M.Kes bahwa pembelajaran sudah berjalan
baik dan sintaks dari model pembelajaran eksperimen sudah terlihat. Menurut
Joko Agung Nugroho bahwa kekurangan pada siklus I sudah ada pada simulasi
pelaksanaan siklus II. Dan pembelajaran sudah berjalan baik. Dari beberapa
pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran sudah berjalan baik dan
sintaks dari model pembelajaran Eksperimen sudah terlihat. Maka dengan
demikian pelaksanaan siklus II dinyatakan berhasil dan penelitian ini berhenti
pada siklus II.

Kelebihan yang diperoleh pada siklus II ini adalah

a) Terjadinya interaksi antar siswa melalui diskusi dalam menyelesaikan


masalah yang dihadapi sehingga siswa menjadi aktif

b) Siswa pandai atau siswa kurang sama-sama memperoleh manfaat melalui


aktifitas belajar secara langsung dan mempraktekan bersama-sama

c) Siswa termotivasi untuk berpartisipasi dalam eksperimen secara kelompok


.

i
d) Dengan model pembelajaran Eksperimen siswa dapat belajar secara
langsung tentang perubahan wujud benda .

Dengan keberhasilan pada pelaksanaan siklus II ini diharapkan hasil belajar dapat
meningkat dengan maksimal.

V. KESIMPULAN DAN SARAN


A. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa


pembelajaran dengan menerapkan model Eksperimen diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) wujud dan sifat benda pada siswa kelas III di SD Negeri Drajidan
Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2020/2021 dengan
perbaikan rpp dan video sebagaimana proses pembelajajaran pada siklus I dan
Siklus II.

Hal ini dapat dilihat dari proses pembelajaran menggunakan model


pembelajaran Eksperimen yang berjalan baik serta sintaks model pembelajaran
Eksperimen sudah terlihat. Dengan demikian hasil belajar siswa diharapkan akan
meningkat.

B. SARAN

Dari hasil perbaikan pembelajaran melaului tuweb yang berupa rancangan-


rancangan dan persiapan pembelajaran melalui model pembelajaran Eksperimen
perancangan video pembelajaran , maka peneliti akan menuliskan beberapa saran
yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan guru ketika melaksanakan
pembelajaran di kelas:

1. Bagi Siswa

Sebaiknya siswa selalu aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
dan bagi siswa yang menganggap IPA adalah pelajaran yang sulit dan

i
membosankan hendaknya mulai merubah anggapan tersebut, karena sebenarnya
matematika itu menyenangkan dan tidak sulit..

2. Bagi Guru

Guru sebagai mediator dan motivator bagi siswa sangat mempengaruhi kemajuan
siswa. Oleh sebab itu, guru harus pandai memilih model pembelajaran agar siswa
menjadi tertarik dan senang dalam menerima materi pembelajaran matematika
yang mana disesuaikan dengan media pembelajaran yang dipakai. Seperti
menerapkan model pembelajaran Eksperimen pada pelajaran IPA dengan materi
yang berbeda untuk meningkatkan hasil belajar IPA

3. Bagi Sekolah

Sebaiknya sekolah menambah atau lebih melengkapi sarana pembelajaran yang


ada disekolah, untuk menunjang proses pembelajaran IPA. Seperti media, sumber
belajar, dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai