PENDAHULUAN
IPA merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan
di Indonesia, termasuk pada jenjang sekolah dasar. Susanto (2013:166), Ilmu
Pengetahuan Alam adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta
melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan
dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan. Dalam
Badan Nasional Standar Pendidikan (2006), bahwa ”IPA berhubungan dengan
cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya
penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip
saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan”. Dari uraian tentang
pengertian IPA tersebut, dapat disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan alam
merupakan pembelajaran berdasarkan pada prinsip-prinsip, proses yang dapat
menumbuhkan sikap ilmiah siswa terhadap konsep-konsep IPA melalui
pengamatan, diskusi dan penyelidikan sederhana.
Pola pembelajaran yang hanya menjelaskan dan membaca tidak akan bisa
menumbuhkan rasa keingintahuan peserta didik, sehingga akan kurang
sempurna jika tidak langsung dilakukan kegiatan praktik, meskipun dengan
mengangkap permasalahan ataupun percobaan sederhana. Selama ini
pembelajaran yang terjadi di SD Negeri 1 Candra Mukti masih sebatas
pemanfaatan media dan alat belajar saja tetapi sangat jarang sekali dilakukan
kegiatan ujicoba sederhana.
1
bisa membuat laporan dengan ketentuan peserta didik akan sebisa mungkin
menceritakan mulai dari persiapan, hingga menjadi sebuah karya sederhana
yang tentunya dipahami makna dan manfaat yang akan dicapai oleh peserta
didik.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan hal tersebut diatas penulis mengidentifikasikan permasalahan
yang terjadi dengan meminta bantuan teman sejawat untuk
mengamati/mengobservasi di kelas saat melaksanakan pembelajaran
menggunakan lembar observasi. Dengan bantuan teman sejawat dan konsultasi
dengan supervisor, maka penulis dapat merumuskan permasalahan antara lain :
1. Penggunaan Model Pembelajaran yang tidak tepat
2. Kemampuan mengingat kembali materi masih lemah dan kurang sekali.
3. Pembelajaran yang kurang menyenangkan.
4. Kurangnya pemanfaatan alam sekitar sebagai objek belajar khususnya
sains.
Maka dapat dirumuskan suatu masalah yaitu : “Apakah penggunaan model
pembelajaran Project Based Learning (PJBL) dapat meningkatkan hasil
prestasi belajar pada mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam bagi kelas V SD
Negeri 01 Candra Mukti Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten
Tulang Bawang Barat Tahun Pelajaran 2020/2021 ?”.
2
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Tujuan yang diharapakan dari pelaksanaan pembelajaran melalui
penelitian tindakan kelas ini adalah untuk :
a. Meningkatkan kemampuan daya eksperimen siswa terhadap alam
yang merupakan bukti kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
b. Meningkatkan prestasi belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
c. Memenuhi tugas dalam mata kuliah Pemantapan Kemampuan
Profesional pada Program S1 PGSD Universitas Terbuka.
d. Meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam.
e. Meningkatkan keaktifan dan keterlibatan siswa dalam mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam
3
2.2. Bagi Guru
a. Menyusun rencana perbaikan pembelajaran yang lebih baik
b. Menilai proses dan hasil belajar siswa dengan mengacu pada
RP.
c. Melakukan refleksi dan revisi untuk kegiatan perbaikan
selanjutnya.
d. Meningkatkan profesional kerja
4
II. KAJIAN PUSTAKA
Menurut Daryanto dan Raharjo (2012: 162) Project Based Learning, atau PJBL
adalah model pembelajaran yang yang menggunakan masalah sebagai langkah
awal dalam mengumpulkan dan menintegrasikan pengetahuan beru
berdasarkan pengalamannya dan beraktifitas secara nyata. PJBL dirancang
untuk digunakan pada permasalahan yang kompleks yang diperlukan peserta
didik dalam melakukan investigasi dan memahaminya.
5
Kemudian Sugihartono, DKK (2015: 84) mengungkapkan metode proyek
adalah metode pembelajaran berupa penyajian kepada peserta didik materi
pelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah yang selanjutnya dibahas dari
berbagai sisi yang relevan sehingga diperolah pemecahan secara menyeluruh
dan bermakna.metode ini memberi kesempatan siswa untuk menganalis suatu
masalah dari sudut pandang peserta didik sesuai dengan minat dan bakatnya.
Fathurrohman (2016: 119) juga mengatakan bahwa pembelajaran berbasis
proyek merupakan model pembelajaran yang menggunakan proyek/ Kegiatan
sebagai sarana pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan
dan keterampilan. Pembelajaran ini adalag ganti dari pembelajaran yang masih
terpusat pada guru. Penekanan pembelajaran ini terletak pada aktivitas perserta
didik yang pada akhir pembelajaran dapat menghasilkan produk yang bisa
bermakna dan bermanfaat
6
membuat solusi dar permasalahan tersebut. Peserta didik harus berkerja sama
mencari informasi dan mengevaluasi hasil kerjanya supaya masalah tersebut
dapat terselesaikan, sehingga peserta didik dapat menghasilkan produk dar latar
belakang masalah tersebut.
7
1. Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong
kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka
perlu untuk dihargai.
2. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
3. Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan
problem-problem kompleks.
4. Meningkatkan kolaborasi.
5. Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan
keterampilan komunikasi.
6. Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber.
7. Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik
dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan
sumbersumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.
8. Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara
kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai dengan dunia nyata.
9. Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik
maupun pendidik menikmati proses pembelajaran
http://eprints.uny.ac.id/64995/4/4.%20BAB%20II.pdf
8
konsep atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan
(Sri Sulistyorini, 2007: 39).
9
6) Ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
Menghargai berbagai macam bentuk ciptaan Tuhan di alam semesta ini
untuk dipelajari (Sri Sulistiyorini, 2007: 40)
Definisi hasil belajar lainnya adalah adalah suatu hasil yang diperoleh siswa
setelah siswa tersebut melakukan kegiatan belajar dan pembelajaran serta bukti
10
keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang dengan melibatkan aspek
kognitif, afektif maupun psikomotor, yang dinyatakan dalam simbol, huruf
maupun kalimat.
1. Faktor Internal
11
Faktor internal merupakan faktor yang ada dalam diri individu yang
sedang belajar yang mempengaruhi hasil belajar. Faktor internal ini
meliputi faktor jasmaniah dan faktor psikologis pada diri masing-masing
siswa.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu yang turut
mempengaruhi hasil belajar. Faktor eksternal ini meliputi faktor keluarga,
faktor sekolah dan faktor masyarakat.
12
A. Subyek Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Lokasi Penelitian
Lokasi pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan di SD
Negeri 1 Candra Mukti Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten
Tulang Bawang Barat Tahun Pelajaran 2020/2021.
2. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan perbaikan pembelajaran adalah dari tanggal 9
November 2020 dan tanggal 10 November 2020 dengan jadwal sebagai
berikut :
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Mata
Hari Tanggal Kelas Jam Ke Keterangan
Pelajaran
Senin 09/10/2020 V 3–4 IPA Perbaikan I
(siklus I)
Perbaikan II
Selasa 10/10/2020 V 3–4 IPA
(siklus II)
3. Kelas Penelitian
Obyek perbaikan pembelajaran ini adalah siswa kelas V dengan jumlah
17 siswa, dengan kemampuan yang heterogen serta berasal dari berbagai
latar belakang ekonomi yang berbeda-beda dan didominasi oleh petani
serta latar belakang sebelum masuk ke jenjang sekolah dasar juga
berbeda – beda.
4. Tema Penelitian
Tema perbaikan pembelajaran yang dilakukan adalah penggunaan model
pembelajaran Project Based Learning dengan pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam sebagai subjek pada tema Ekosistem Sub Tema Kegiatan Berbasis
Proyek dan Literasi.
B. Deskripsi Perbaikan Pembelajaran
13
1. Perencanaan
Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus pembelajaran sesuai dengan
perubahan yang ingin dicapai. Untuk mengetahui kemampuan siswa pola
pengamatan langsung dilakukan, dan juga observasi untuk menentukan
tindakan yang tepat dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa. Dari
tes dan observasi dilaksanakan penelitian tindakan kelas yang masing-
masing dilaksanakan dengan kegiatan sebagai berikut :
Siklus I
1. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan , hal – hal yang akan dilaksanakan guru pada
siklus ini :
Tabel 2. Perencanaan Siklus I
No Kegiatan yang akan di lakukan peneliti pada tahap perencanaan :
1 Menyusun rencana perbaikan pembelajaran siklus
2 Menyiapkan bahan, ketentuan, pentunjuk, praktek
3 Menentukan kelompok proyek siswa
4 Memilih guru pendamping dalam proses pembelajaran yang akan
membantu selama kegiatan.
5 Menyiapkan format pembelajaran yang telah disepakati bersama
guru pembimbing.
6 Menyiapkan alat perekam untuk melakukan dokumentasi selama
perbaikan pembelajaran.
2. Pelaksanaan Tindakan
14
Dalam tahap pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan guru :
Tabel 3. Pelaksanaan Siklus I
No Rincian Kegiatan perbaikan Pembelajaran :
1 Melakukan penyajian materi dikelas dengan memperhatikan
scenario pembelajaran yang telah di rancang dalam RPP,
2 Menerapkan model pembelajaran yang telah ditentukan yaitu
Project Based Learning .
3 Peneliti membagi kelas menjadi 4 kelompok penelitian yaitu :
Kelompok Mawar, Kelompok Melati, Kelompok Anggrek,
4 Guru kembali menyampaikan kompetensi yang akan tercapai
dalam perbaikan pembelajaran. Dengan menerangkan materi
tentang ekosistem, dan manfaat melakukan penyulingan air keruh.
5 Guru kembali membacakan petunjuk teknis kegiatan
penelitian/proyek untuk menyaring air keruh menjadi jernih
dengan bahan dan alat yang telah disampaikan sebelumnya.
6 Guru membantu dalam proses pembuatan alat penyaring air keruh,
yang terdiri dari pasir, botol minum kemasan, kerikil, ijuk,
penampung air bersih.
7 Guru mempersilahkan peserta didik mendemonstrasikan dan
meneliti fungsi dan hasil dari proyek yang sedang dilaksanakan,
dan tidak lupa untuk mencatat semua kejadian yang dilalui.
8 Guru memberikan kesempatan kepada masing – masing kelompok
untuk menyampaikan laporan hasil kegiatan proyek tersebut
didepan kelas.
9 Guru memberikan penghargaan yang sebesar – besarnya bisa
pujian bisa juga tepuk tangan kepada kelompok yang telah
melakukan pembacaan laporan didepan kelas.
10 Guru melakukan post test untuk mengetahui pencapaian
kompetensi.
3. Pengamatan/Obervasi
15
Kegiatan yang di lakukan peneliti dalam tahap ini adalah memilih
pembimbing yang akan membantu proses yang akan melakukan
pengamatan selama perbaikan pembelajaran berlangsung. Dengan
menggunakan test tertulis sebagai alat penentuan ketercapaian kompetensi.
4. Refleksi
Pada akhir pembelajaran akan dilanjutkan dengan refleksi. Refleksi di
lakukan setelah berakhirnya kegiatan pembelajaran. Sebelum melakukan
kegiatan refleksi terlebih dahulu dilakukan diskusi bersama guru
pembimbing yang membantu peneliti dalam melakukan perbaikan
pembelajaran ini tentang proses dan hasil belajar. Jika dari hasil analisis
data dan refleksi belajar belum mencapai standar ketuntasan baru
ditetapkan tindakan ulang pada siklus berikutnya.
Siklus II
1. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan , hal – hal yang akan dilaksanakan guru pada
siklus ini :
Tabel 4. Perencanaan Siklus II
No Kegiatan yang akan di lakukan peneliti pada tahap perencanaan :
1 Menyusun rencana perbaikan pembelajaran siklus
2 Menyiapkan format pembelajaran yang telah disepakati bersama
guru pembimbing.
3 Menyiapkan alat perekam untuk melakukan dokumentasi selama
perbaikan pembelajaran.
2. Pelaksanaan Tindakan
16
Dalam tahap pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan guru :
Tabel 5. Pelaksanaan Siklus II
No Rincian Kegiatan perbaikan Pembelajaran :
1 Melakukan penyajian materi dikelas dengan memperhatikan
scenario pembelajaran yang telah di rancang dalam RPP,
2 Menerapkan model pembelajaran yang telah ditentukan yaitu
Project Based Learning .
3 Melanjutkan penelitian kembali dengan materi dan bahan praktek
yang telah dibuat pada pertemuan siklus I.
4 Guru kembali menyampaikan kompetensi yang akan tercapai
dalam perbaikan pembelajaran. Dengan menerangkan materi
tentang ekosistem, dan manfaat melakukan penyulingan air keruh.
5 Guru kembali membacakan petunjuk teknis kegiatan
penelitian/proyek untuk menyaring air keruh menjadi jernih
dengan bahan dan alat yang telah disampaikan sebelumnya.
6 Guru mempersilahkan peserta didik mendemonstrasikan dan
meneliti fungsi dan hasil dari proyek yang sedang dilaksanakan,
dan tidak lupa untuk mencatat semua kejadian yang dilalui.
7 Guru memberikan kesempatan kepada masing – masing kelompok
untuk menyampaikan laporan hasil kegiatan proyek tersebut
didepan kelas.
8 Guru memberikan penghargaan yang sebesar – besarnya bisa
pujian bisa juga tepuk tangan kepada kelompok yang telah
melakukan pembacaan laporan didepan kelas.
9 Guru melakukan post test untuk mengetahui pencapaian
kompetensi.
5. Pengamatan/Obervasi
17
Kegiatan yang di lakukan peneliti dalam tahap ini adalah memilih
pembimbing yang akan membantu proses yang akan melakukan
pengamatan selama perbaikan pembelajaran berlangsung. Dengan
menggunakan test tertulis sebagai alat penentuan ketercapaian kompetensi.
6. Refleksi
Pada akhir pembelajaran akan dilanjutkan dengan refleksi. Refleksi di
lakukan setelah berakhirnya kegiatan pembelajaran. Sebelum melakukan
kegiatan refleksi terlebih dahulu dilakukan diskusi bersama guru
pembimbing yang membantu peneliti dalam melakukan perbaikan
pembelajaran ini tentang proses dan hasil belajar. Jika dari hasil analisis
data dan refleksi belajar belum mencapai standar ketuntasan baru
ditetapkan tindakan ulang pada siklus berikutnya.
Analisis Data
Teknik yang digunakan oleh penulis dalam perbaikan pembelajaran IPA adalah
sebagai berikut :
1. Menggali pengetahuan awal murid tentang ekosistem.
2. Mengajukan pertanyaan – pertanyaan kepada murid sambil memperhatikan
media proyek.
3. Murid melalui kelompok – kelompok yang telah dibentuk memberikan
kesempatan peserta didik untuk membiasakan berkerjasama.
4. Murid diberikan kesempatan untuk mengemukakan pendapat tentang
kegiatan merawat dan menjaga ekosistem dan gunannya dalam kehidupan
sehari – hari.
5. Merefleksi materi pembelajaran yang telah dimiliki murid.
6. Murid diberikan kesempatan bertanya tentang materi pembelajaran.
18