Anda di halaman 1dari 18

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

IPA merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan
di Indonesia, termasuk pada jenjang sekolah dasar. Susanto (2013:166), Ilmu
Pengetahuan Alam adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta
melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan
dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan. Dalam
Badan Nasional Standar Pendidikan (2006), bahwa ”IPA berhubungan dengan
cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya
penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip
saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan”. Dari uraian tentang
pengertian IPA tersebut, dapat disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan alam
merupakan pembelajaran berdasarkan pada prinsip-prinsip, proses yang dapat
menumbuhkan sikap ilmiah siswa terhadap konsep-konsep IPA melalui
pengamatan, diskusi dan penyelidikan sederhana.

Pola pembelajaran yang hanya menjelaskan dan membaca tidak akan bisa
menumbuhkan rasa keingintahuan peserta didik, sehingga akan kurang
sempurna jika tidak langsung dilakukan kegiatan praktik, meskipun dengan
mengangkap permasalahan ataupun percobaan sederhana. Selama ini
pembelajaran yang terjadi di SD Negeri 1 Candra Mukti masih sebatas
pemanfaatan media dan alat belajar saja tetapi sangat jarang sekali dilakukan
kegiatan ujicoba sederhana.

Sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA


diterapkan metode pemelajaran Project Based Learning. Di dalam kelompok
kecil tersebut siswa saling bekerjasama untuk menyelesaikan tugas sehingga
terjadi interaksi antarsiswa. Masing-masing kelompok nantinya diharapkan

1
bisa membuat laporan dengan ketentuan peserta didik akan sebisa mungkin
menceritakan mulai dari persiapan, hingga menjadi sebuah karya sederhana
yang tentunya dipahami makna dan manfaat yang akan dicapai oleh peserta
didik.

Pola pembelajaran ini diharapkan peserta didik bisa menjadikan pengalaman


ini menjadi sebuah pembelajaran yang sangat berharga sehinga pembelajaran
IPA semakin menarik dan semakin digemari oleh peserta didik, yang salama ini
menganggap IPA adalah pembelajaran yang membosankan. Sehingga
diharapkan hasil pembelajaran IPA semakin meningkat.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan hal tersebut diatas penulis mengidentifikasikan permasalahan
yang terjadi dengan meminta bantuan teman sejawat untuk
mengamati/mengobservasi di kelas saat melaksanakan pembelajaran
menggunakan lembar observasi. Dengan bantuan teman sejawat dan konsultasi
dengan supervisor, maka penulis dapat merumuskan permasalahan antara lain :
1. Penggunaan Model Pembelajaran yang tidak tepat
2. Kemampuan mengingat kembali materi masih lemah dan kurang sekali.
3. Pembelajaran yang kurang menyenangkan.
4. Kurangnya pemanfaatan alam sekitar sebagai objek belajar khususnya
sains.
Maka dapat dirumuskan suatu masalah yaitu : “Apakah penggunaan model
pembelajaran Project Based Learning (PJBL) dapat meningkatkan hasil
prestasi belajar pada mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam bagi kelas V SD
Negeri 01 Candra Mukti Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten
Tulang Bawang Barat Tahun Pelajaran 2020/2021 ?”.

2
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Tujuan yang diharapakan dari pelaksanaan pembelajaran melalui
penelitian tindakan kelas ini adalah untuk :
a. Meningkatkan kemampuan daya eksperimen siswa terhadap alam
yang merupakan bukti kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
b. Meningkatkan prestasi belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
c. Memenuhi tugas dalam mata kuliah Pemantapan Kemampuan
Profesional pada Program S1 PGSD Universitas Terbuka.
d. Meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam.
e. Meningkatkan keaktifan dan keterlibatan siswa dalam mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam

2. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Dalam hasil pelaksanaan Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP)
guru yang profesional tidak akan puas dengan hasil yang disajikan
kepada siswa. Hal ini mendasari sikap dimana guru harus melakukan
perbaikan pembelajaran kepada siswa. Adapun manfaat perbaikan
tersebut antara lain :
2.1. Bagi Siswa
a. Siswa akan lebih bergairah dan kreatif dalam mengikuti
pembelajaran karena penerapan metode pembelajaran yang
tepat.
b. Mempermudah siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
c. Menciptakan suasana kelas yang kondusif dan dinamis pada
proses pembelajaran berlangsung.
d. Meningkatkan hasil belajar siswa.
e. Menambah rasa syukur kepada Allah SWT.

3
2.2. Bagi Guru
a. Menyusun rencana perbaikan pembelajaran yang lebih baik
b. Menilai proses dan hasil belajar siswa dengan mengacu pada
RP.
c. Melakukan refleksi dan revisi untuk kegiatan perbaikan
selanjutnya.
d. Meningkatkan profesional kerja

2.3 Bagi Sekolah


a. Meningkatkan prestasi belajar siswa.
b. Menerapkan metode yang dilaksanakan terhadap pelajaran yang
lain.
c. Mengembangkan kreatifitas guru dan siswa.
d. Mengembangkan bakat untuk tercapainya visi dan misi sekolah.
e. Mengembangkan kurikulum sekolah.
f. Merealisasikan pengelolaan dan pelaporan administrasi sekolah.

4
II. KAJIAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran Project Based Learning


Model pembelajaran yang dianjurkan untuk digunakan pada kurikulum 2013
adalah model pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik (student
centered) yang salah satunya adalah model pembelajaran Project Based
Learning. Dalam modul implementasi kurikulum 2013 dijelaskan bahwa
Project Based Learning adalah model pembelajaran yang menggunakan
proyek/ kegiatan sebagai inti pembelajaran. Peserta didik melakukan
eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintetis, dan informasi untuk menghasilkan
berbagai bentuk belajar. Model pembelajaran Project Based Learning memiliki
keunggulan yang sangat penting dan bermanfaat bagi siswa, namun model
pembelajaran Project Based Learning sangat jarang digunakan oleh guru,
karena memang dalam prakteknya memerlukan persiapan yang cukup dan
pengerjaannya lama. Mulyasa (2014: 145) mengatakan Project Based
Learning, atau PJBL adalah model pembelajaran yang bertujuan untuk
memfokuskan pserta didik pada permasalahan kompleks yang diperlukan
dalam melakukan investigasi dan memahami pelajaran melalui investigasi.
Model ini juga bertujuan untuk membimbing peserta didik dalam sebuah
proyek kolaboratif yang mengintegrasikan serbagai subyek (materi) kurikulum,
memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali konten
(materi) dengan menggunakan berbagai cara bermakna bagi dirinya, dan
melakukan eksperimen secara kolaboratif.

Menurut Daryanto dan Raharjo (2012: 162) Project Based Learning, atau PJBL
adalah model pembelajaran yang yang menggunakan masalah sebagai langkah
awal dalam mengumpulkan dan menintegrasikan pengetahuan beru
berdasarkan pengalamannya dan beraktifitas secara nyata. PJBL dirancang
untuk digunakan pada permasalahan yang kompleks yang diperlukan peserta
didik dalam melakukan investigasi dan memahaminya.

5
Kemudian Sugihartono, DKK (2015: 84) mengungkapkan metode proyek
adalah metode pembelajaran berupa penyajian kepada peserta didik materi
pelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah yang selanjutnya dibahas dari
berbagai sisi yang relevan sehingga diperolah pemecahan secara menyeluruh
dan bermakna.metode ini memberi kesempatan siswa untuk menganalis suatu
masalah dari sudut pandang peserta didik sesuai dengan minat dan bakatnya.
Fathurrohman (2016: 119) juga mengatakan bahwa pembelajaran berbasis
proyek merupakan model pembelajaran yang menggunakan proyek/ Kegiatan
sebagai sarana pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan
dan keterampilan. Pembelajaran ini adalag ganti dari pembelajaran yang masih
terpusat pada guru. Penekanan pembelajaran ini terletak pada aktivitas perserta
didik yang pada akhir pembelajaran dapat menghasilkan produk yang bisa
bermakna dan bermanfaat

Menurut Daryanto dan Raharjo (2012 : 162), Model pembelajaran Project


Based Learning mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1. Peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja.
2. Adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik.
3. Peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas
permasalahan atau tantangan yang diajukan.
4. Peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan
mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan.
5. Proses evaluasi dijalankan secara kontinyu.
6. Peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah
dijalankan.
7. Produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif.
8. Situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa model


pembelajaran PJBL (Project Based Learning) mempunyai karekteristik yaitu
guru mengajukan permasalahan yang harus diselesaikan oleh peserta didik,
yang kemudian psersta didik harus mendesain proses dan kerangka kerja untuk

6
membuat solusi dar permasalahan tersebut. Peserta didik harus berkerja sama
mencari informasi dan mengevaluasi hasil kerjanya supaya masalah tersebut
dapat terselesaikan, sehingga peserta didik dapat menghasilkan produk dar latar
belakang masalah tersebut.

Menurut Fathurrohman (2016 : 122-123) manfaat Pembelajaran berbasis


proyek sebagai berikut :
1. Memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru dalam pembelajaran
2. Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memcahkan masalah
3. Membuat peserta didik lebih aktif dalam memecahkan masalah yang
kompleks dengan hasil berupa produk nyata berupa barang atau jasa
4. Mengembangkan dan meningkatkan keterampilan peserta didik dalam
mengelola sumber/ bahan/ alat menyelesaikan tugas
5. Meningkatkan kolaborasi peserta didik khususnya pada PJBL yang bersifat
kelompok
6. Peserta didik membuat keputusan dam membuat kerangka kerja
7. Terdapat masalah yang pemecahannya tidak ditentukan sebelumnya
8. Peserta didik merancang proses untuk mendapatkan hasil
9. Peserta didik bertanggung jawab untuk mendapatkan dan mengelola
informasi yang dikumpulkan
10. Peserta didik melakukan evaluasi secara kontinu
11. Peserta didik secara teratur melihat kembali apa yang mereka kerjakan
12. Hasil akhir berupa produk yang dievaluasi kualitasnya
13. Kelas memilki atmosfer yang memberi toleransi kesalahan dan peruabahan

Setiap model pembelajaran dirancang supaya membuat pembelajaran menjadi


efektif dan efisien, sehingga tujuan dan hasil belajar dapat dicapai dengan
maksimal. Namun setiap model pembelajarn pasti mempunyai kelebihan dan
kekurangan. Menurut Daryanto dan Raharjo (2012: 162), Model pembelajaran
Project Based Learning mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut
:

7
1. Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong
kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka
perlu untuk dihargai.
2. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
3. Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan
problem-problem kompleks.
4. Meningkatkan kolaborasi.
5. Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan
keterampilan komunikasi.
6. Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber.
7. Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik
dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan
sumbersumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.
8. Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara
kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai dengan dunia nyata.
9. Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik
maupun pendidik menikmati proses pembelajaran
http://eprints.uny.ac.id/64995/4/4.%20BAB%20II.pdf

B. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar


Pembelajaran merupakan suatu proses penyampaian pengetahuan, yang
dilaksanakan dengan menuangkan pengetahuan kepada siswa (Oemar Hamalik,
2008: 25). Bila pembelajaran dipandang sebagai suatu proses, maka
pembelajaran merupakan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangka
membuat siswa belajar.

IPA adalah pengetahuan khusus yaitu dengan melakukan observasi,


eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori dan demikian seterusnya kait
mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain (Abdullah, 1998: 18).
IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,
sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan sistematis dan IPA bukan
hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-

8
konsep atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan
(Sri Sulistyorini, 2007: 39).

Menurut Iskandar IPA adalah ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang


terjadi alam (Iskandar, 2001: 2). Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mata
pelajaran di SD yang dimaksudkan agar siswa mempunyai pengetahuan,
gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh
dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan,
penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan. Pada prinsipnya, mempelajari IPA
sebagai cara mencari tahu dan cara mengerjakan atau melakukan dan
membantu siswa untuk memahami alam sekitar secara lebih mendalam
(Depdiknas dalam Suyitno, 2002: 7).

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan pembelajaran IPA


adalah ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam dengan
melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori agar
siswa mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang
alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses
ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan.

Tujuan Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar


siswa :
1) Mengembangkan rasa ingin tahu dan suatu sikap positif terhadap sains,
teknologi dan masyarakat.
2) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan.
3) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep sains
yang akan bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
4) Mengembangkan kesadaran tentang peran dan pentingnya sains dalam
kehidupan sehari-hari.
5) Mengalihkan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman ke bidang
pengajaran lain.

9
6) Ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
Menghargai berbagai macam bentuk ciptaan Tuhan di alam semesta ini
untuk dipelajari (Sri Sulistiyorini, 2007: 40)

Berdasarkan pendapat ahli yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa


pembelajaran IPA merupakan salah ilmu pengetahuan yang mempelajari alam
semesta, baik ilmu pengetahuan yang mempelajari alam semesta dengan jalan
mengamati berbagai jenis dan perangkat lingkungan alam serta lingkungan
alam buatan. IPA merupakan ilmu yang mencari tahu tentang alam yang
dilakukan secara sistematik untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-
konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah.

Pembelajaran IPA menekankan kegiatan-kegiatan belajar yang memberikan


pengalaman langsung kepada siswa untuk mengembangkan potensi yang
dimiliki oleh siswa. Pendidikan IPA diarahkan untuk “mencari tahu”
dan “berbuat” sehingga siswa dapat memperoleh pemahamannya mengenai
alam di sekitarnya dengan lebih mendalam.
http://seputarpengertian.blogspot.com/2016/11/pengertian-model-pembelajaran.html

C. Pengertian Hasil Belajar


Pengertian hasil belajar secara umum adalah sesuatu yang dicapai atau
diperoleh siswa berkat adanya usaha atau fikiran yang mana hal tersebut
dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan kecakapan dasar yang
terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri indivdu
penggunaan penilaian terhadap sikap, pengetahuan, kecakapan dasar dan
perubahan tingkah laku secara kuantitatif. Hasil belajar juga dapat didefinisikan
sebagai prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dalam proses kegiatan belajar
mengajar dengan membawa suatu perubahan dan pembentukan tingkah laku
seseorang dalam sebuah sistem pendidikan tertentu.

Definisi hasil belajar lainnya adalah adalah suatu hasil yang diperoleh siswa
setelah siswa tersebut melakukan kegiatan belajar dan pembelajaran serta bukti

10
keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang dengan melibatkan aspek
kognitif, afektif maupun psikomotor, yang dinyatakan dalam simbol, huruf
maupun kalimat.

Pengertian Hasil Belajar Menurut Para Ahli


Menurut Bloom (2009)
Definisi hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Dominan kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan),
comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application
(menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), syhthesis
(mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru) dan
evaluation (menilai). Dominan efektif adalah receiving (sikap menerima),
responding ( memberikan respon).

Menurut Sudjana (2004)


Pengertian hasil belajar menurut Sudjana adalah kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya .

Menurut Lindgren (2009)


Menurut Lindgren, apa yang termasuk dalam hasil pembelajaran meliputi
kecakapan, informasi, pengertian, dan sikap.

Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Hasil belajar siswa juga dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya adalah
faktor internal dan faktor eksternal. Berikut merupakan penjelasan faktor-faktor
yang mempengaruhi hasil belajar siswa.

1. Faktor Internal

11
Faktor internal merupakan faktor yang ada dalam diri individu yang
sedang belajar yang mempengaruhi hasil belajar. Faktor internal ini
meliputi faktor jasmaniah dan faktor psikologis pada diri masing-masing
siswa.

2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu yang turut
mempengaruhi hasil belajar. Faktor eksternal ini meliputi faktor keluarga,
faktor sekolah dan faktor masyarakat.

III. PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

12
A. Subyek Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Lokasi Penelitian
Lokasi pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan di SD
Negeri 1 Candra Mukti Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten
Tulang Bawang Barat Tahun Pelajaran 2020/2021.

2. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan perbaikan pembelajaran adalah dari tanggal 9
November 2020 dan tanggal 10 November 2020 dengan jadwal sebagai
berikut :
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Mata
Hari Tanggal Kelas Jam Ke Keterangan
Pelajaran
Senin 09/10/2020 V 3–4 IPA Perbaikan I
(siklus I)
Perbaikan II
Selasa 10/10/2020 V 3–4 IPA
(siklus II)

3. Kelas Penelitian
Obyek perbaikan pembelajaran ini adalah siswa kelas V dengan jumlah
17 siswa, dengan kemampuan yang heterogen serta berasal dari berbagai
latar belakang ekonomi yang berbeda-beda dan didominasi oleh petani
serta latar belakang sebelum masuk ke jenjang sekolah dasar juga
berbeda – beda.

4. Tema Penelitian
Tema perbaikan pembelajaran yang dilakukan adalah penggunaan model
pembelajaran Project Based Learning dengan pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam sebagai subjek pada tema Ekosistem Sub Tema Kegiatan Berbasis
Proyek dan Literasi.
B. Deskripsi Perbaikan Pembelajaran

13
1. Perencanaan
Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus pembelajaran sesuai dengan
perubahan yang ingin dicapai. Untuk mengetahui kemampuan siswa pola
pengamatan langsung dilakukan, dan juga observasi untuk menentukan
tindakan yang tepat dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa. Dari
tes dan observasi dilaksanakan penelitian tindakan kelas yang masing-
masing dilaksanakan dengan kegiatan sebagai berikut :
Siklus I
1. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan , hal – hal yang akan dilaksanakan guru pada
siklus ini :
Tabel 2. Perencanaan Siklus I
No Kegiatan yang akan di lakukan peneliti pada tahap perencanaan :
1 Menyusun rencana perbaikan pembelajaran siklus
2 Menyiapkan bahan, ketentuan, pentunjuk, praktek
3 Menentukan kelompok proyek siswa
4 Memilih guru pendamping dalam proses pembelajaran yang akan
membantu selama kegiatan.
5 Menyiapkan format pembelajaran yang telah disepakati bersama
guru pembimbing.
6 Menyiapkan alat perekam untuk melakukan dokumentasi selama
perbaikan pembelajaran.

2. Pelaksanaan Tindakan

14
Dalam tahap pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan guru :
Tabel 3. Pelaksanaan Siklus I
No Rincian Kegiatan perbaikan Pembelajaran :
1 Melakukan penyajian materi dikelas dengan memperhatikan
scenario pembelajaran yang telah di rancang dalam RPP,
2 Menerapkan model pembelajaran yang telah ditentukan yaitu
Project Based Learning .
3 Peneliti membagi kelas menjadi 4 kelompok penelitian yaitu :
Kelompok Mawar, Kelompok Melati, Kelompok Anggrek,
4 Guru kembali menyampaikan kompetensi yang akan tercapai
dalam perbaikan pembelajaran. Dengan menerangkan materi
tentang ekosistem, dan manfaat melakukan penyulingan air keruh.
5 Guru kembali membacakan petunjuk teknis kegiatan
penelitian/proyek untuk menyaring air keruh menjadi jernih
dengan bahan dan alat yang telah disampaikan sebelumnya.
6 Guru membantu dalam proses pembuatan alat penyaring air keruh,
yang terdiri dari pasir, botol minum kemasan, kerikil, ijuk,
penampung air bersih.
7 Guru mempersilahkan peserta didik mendemonstrasikan dan
meneliti fungsi dan hasil dari proyek yang sedang dilaksanakan,
dan tidak lupa untuk mencatat semua kejadian yang dilalui.
8 Guru memberikan kesempatan kepada masing – masing kelompok
untuk menyampaikan laporan hasil kegiatan proyek tersebut
didepan kelas.
9 Guru memberikan penghargaan yang sebesar – besarnya bisa
pujian bisa juga tepuk tangan kepada kelompok yang telah
melakukan pembacaan laporan didepan kelas.
10 Guru melakukan post test untuk mengetahui pencapaian
kompetensi.

3. Pengamatan/Obervasi

15
Kegiatan yang di lakukan peneliti dalam tahap ini adalah memilih
pembimbing yang akan membantu proses yang akan melakukan
pengamatan selama perbaikan pembelajaran berlangsung. Dengan
menggunakan test tertulis sebagai alat penentuan ketercapaian kompetensi.

4. Refleksi
Pada akhir pembelajaran akan dilanjutkan dengan refleksi. Refleksi di
lakukan setelah berakhirnya kegiatan pembelajaran. Sebelum melakukan
kegiatan refleksi terlebih dahulu dilakukan diskusi bersama guru
pembimbing yang membantu peneliti dalam melakukan perbaikan
pembelajaran ini tentang proses dan hasil belajar. Jika dari hasil analisis
data dan refleksi belajar belum mencapai standar ketuntasan baru
ditetapkan tindakan ulang pada siklus berikutnya.

Siklus II
1. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan , hal – hal yang akan dilaksanakan guru pada
siklus ini :
Tabel 4. Perencanaan Siklus II
No Kegiatan yang akan di lakukan peneliti pada tahap perencanaan :
1 Menyusun rencana perbaikan pembelajaran siklus
2 Menyiapkan format pembelajaran yang telah disepakati bersama
guru pembimbing.
3 Menyiapkan alat perekam untuk melakukan dokumentasi selama
perbaikan pembelajaran.

2. Pelaksanaan Tindakan

16
Dalam tahap pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan guru :
Tabel 5. Pelaksanaan Siklus II
No Rincian Kegiatan perbaikan Pembelajaran :
1 Melakukan penyajian materi dikelas dengan memperhatikan
scenario pembelajaran yang telah di rancang dalam RPP,
2 Menerapkan model pembelajaran yang telah ditentukan yaitu
Project Based Learning .
3 Melanjutkan penelitian kembali dengan materi dan bahan praktek
yang telah dibuat pada pertemuan siklus I.
4 Guru kembali menyampaikan kompetensi yang akan tercapai
dalam perbaikan pembelajaran. Dengan menerangkan materi
tentang ekosistem, dan manfaat melakukan penyulingan air keruh.
5 Guru kembali membacakan petunjuk teknis kegiatan
penelitian/proyek untuk menyaring air keruh menjadi jernih
dengan bahan dan alat yang telah disampaikan sebelumnya.
6 Guru mempersilahkan peserta didik mendemonstrasikan dan
meneliti fungsi dan hasil dari proyek yang sedang dilaksanakan,
dan tidak lupa untuk mencatat semua kejadian yang dilalui.
7 Guru memberikan kesempatan kepada masing – masing kelompok
untuk menyampaikan laporan hasil kegiatan proyek tersebut
didepan kelas.
8 Guru memberikan penghargaan yang sebesar – besarnya bisa
pujian bisa juga tepuk tangan kepada kelompok yang telah
melakukan pembacaan laporan didepan kelas.
9 Guru melakukan post test untuk mengetahui pencapaian
kompetensi.

5. Pengamatan/Obervasi

17
Kegiatan yang di lakukan peneliti dalam tahap ini adalah memilih
pembimbing yang akan membantu proses yang akan melakukan
pengamatan selama perbaikan pembelajaran berlangsung. Dengan
menggunakan test tertulis sebagai alat penentuan ketercapaian kompetensi.
6. Refleksi
Pada akhir pembelajaran akan dilanjutkan dengan refleksi. Refleksi di
lakukan setelah berakhirnya kegiatan pembelajaran. Sebelum melakukan
kegiatan refleksi terlebih dahulu dilakukan diskusi bersama guru
pembimbing yang membantu peneliti dalam melakukan perbaikan
pembelajaran ini tentang proses dan hasil belajar. Jika dari hasil analisis
data dan refleksi belajar belum mencapai standar ketuntasan baru
ditetapkan tindakan ulang pada siklus berikutnya.

Analisis Data
Teknik yang digunakan oleh penulis dalam perbaikan pembelajaran IPA adalah
sebagai berikut :
1. Menggali pengetahuan awal murid tentang ekosistem.
2. Mengajukan pertanyaan – pertanyaan kepada murid sambil memperhatikan
media proyek.
3. Murid melalui kelompok – kelompok yang telah dibentuk memberikan
kesempatan peserta didik untuk membiasakan berkerjasama.
4. Murid diberikan kesempatan untuk mengemukakan pendapat tentang
kegiatan merawat dan menjaga ekosistem dan gunannya dalam kehidupan
sehari – hari.
5. Merefleksi materi pembelajaran yang telah dimiliki murid.
6. Murid diberikan kesempatan bertanya tentang materi pembelajaran.

18

Anda mungkin juga menyukai