Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PKP

PERBAIKAN PEMBELAJARAN IPA MATERI MENGHEMAT


ENERGI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR
SHARE (TPS)
DI KELAS IV SDN.173527 HINALANG KABUPATEN TOBA
TAHUM PELAJARAN 2021/2022

LAURA L. EVALYN PARDEDE


NIM.837716347

LAPORAN
PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESSINAL (PDGK 4501)

PROGRAM STUDI
S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UPBJJ - UNIVERSITAS TERBUKA MEDAN
TAHUN 2022

0
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Menurut pendapat Ahmadi Rulam,(2016), bahwa belajar adalah proses
interaksi dengan lingkungan dilakukjan dengan sadar dan terencana untuk
mengembangkan Kesehatan jasmani maupun rohani. tujuan belajar adalah
memperoleh hasil belajar melalui kegiatan Pendidikan. Salah satu cabang dari
ilmu pengetahuan yang akan dipelajari dan dikembangkan adalah IPA, menurut
Ahmad Susanto, (2013) IPA adalah upaya manusia untuk menyelidiki semesta
alam melalui observasi dan eksperimen secara ilmiah, mendapat suatu
kesimpulan.
IPA menurut kurikulum 2013 dalam tingkat SD adalah supaya siswa
sekolah dasar memiliki konsep, gagasannya serta pengalaman tentang IPA.
Namun bila diamati pembelajaran IPA di SD masi jauh dari pemahaman konsep
dalam mengembangkan pola berpikir sesuai dengan bakat, minat dan
kemampuan siswa untuk menerapkan konsep IPA tersebut dalam kehidupan nyata
sehari-hari. Proses pembelajaran IPA yang dilakukan belum dapat memberikan
kesempatan siswa secara aktif dalam mengamati, mengumpulkan data, membuat
hipotesa dan menarik kesimpulan, karena model pembelajaran yang dilakukan

masih bersifat konfensional dan cenderung berpusat pada guru. Siswa belum

sepenuhnya aktif menemukan sendiri sesuai dengan konsep pembelajaran IPA.


Kemampuan yang ada dalam diri seorang guru antara lain guru harus
pandaibelum mampu untuk menyesuaikan model pembelajaran yang
dipilih dengan materi yang disajikan sehingga tujuan pembelajaran dulit tercapai .
Menurut Trianto (2010:53) bahwa fungsi model pembelajaran adalah sebagai
pedoman bagi perancang pengajar dan para guru dalam melaksanakan
pembelajaran, untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu, sehingga siswa
mampu memahami dan menerima materi IPA dengan pemahaman yang ilmiah.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan setelah berakhirnya Ujian Tengah
Semesyer pada bulan Maret 2022 di kelas IV SDN 173527 Hinalang,

1
dimana penulis sebagai guru kelas di sekolah tersebut menunjukan bahwa adanya
permasalahan yang dialami siswa pada pelaksanaan UTS tersebut pada
pembelajaran IPA khusussnya materi pada tema 2” Selalu Berhemat Energi”
ketuntasan belajar jauh dibawah rata-rata nilai KKm yang telah ditentukan
sebelumnya pada pembelajaran IPA yaitu 70.
Hal ini meninbulkan refleksi bagi guru apa yang terjadi dengan
pembelajaran yang dilakukan selama ini.. Penulis menyadari bahwa pembelajaran
yang dilakukan selama ini hanya pemberian tugas saja sehingga siswa hanya
menyelesaikan tugas yang berupa soal-soal bukan menemukan sendiri teori atau
konsep IPA melalui pengamatan. Memang selama 4 semester ini pembelajaran
tatap muka tidak dapat dilaksanakan untuk mencegah penyebaran virus covid-19.
Kegiatan pembelajaran yang hanya pemberian tugas setiap har, tanpa adanya
diskusi atau membagikan pengalaman masing-masing kepada teman satu kelas.i
yang menjadi permasalahan terbesar sementara konsep IPA adalah melakukan
observasi untuk menemukan data kemudian dapat dioalah untuk mendapatkan
jawaban dari dugaan sementara secara ilmiah.
Masalah yang ditemukan pada pembelajaran IPA dikelas IV khususnya
penghematan energi, penulis mengupayakan melakukan perbaikan pembelajaran
dengan menggunakan Think Pair Share (TPS). dengan menerapkan model
pembelajaran tersebut pada perbaikan pembelajaran IPA penulis berkeyakinan
dapat meningkatkan hasil belajar secara maksimal. Menurut M Sunita (2014: 62)
bahwa model pembelajaran Think Pair Share merupakan model pembelajaran
yang mendorong siswa berfikir secara mandiri tentang permasalahan yang melalui
diskusi dan hasil diskusi tersebut kepada teman di kelas. Pendapat ini juga
diperkuat oleh Shoimin (2014: 208) bahwa model pembelajaran Think Pair Share
memberikan kesempatan pada siswa untuk memikirkan sendiri, berdiskusi,
dengan kelompok, kemudian berbagi informasi terhadap kelompok lain melalui
presentasi.
Permasalahan Pembelajaran IPA pada materi Selalu berhemat Energi akan
dapat diatasi melalui penerapam model pembelajaran Think Pair Share (TPS).
dianggap model yang paling tepat untuk mendorong siswa untuk lebih mampu

2
berfikir kritis dan merespons pendapat teman untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan . dari pemdapat p-pendapat diatas penulis meyakini
pelaksanaan perbaikan pembelajaran akan dilakuan dengan penerapan model
pembelajaran Think Pair Share (TPS).

1. Identifikasi Masalah
Mengacu pada latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka penulis
melakukan identifikasi masalah, baik masalah yang berasal dari siswa maupun
dari guru itu sendiri. Adapun permasalahan tersebut adalah :
1. Guru hanya memberikan tugas untuk diselesaikan selama pembelajaran
darirumah selama ini sehingga siswa tidak mempunyai kesempatan
berbagi informasi dengan teman
2. Guru jarang tidak menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan
materi pembelajaran ,sehingga siswa mengalami kesulitan memahami
konsep materi yang dipelajari
3. Siswa tidak pernah diberi kesempatan untuk berfikir sendiri memecahkan
masalah sehingga siswa cenderung pasif dalam proses pembelajaran.
4. Pembelajaran yang dilakukan guru kurang menantang, sehingga siswa
merasa bosan dan malas sehingga tujuan pembelajaran tak dapat dicapai
5. Hasil belajar siswa belum mencapai KKM yang telah ditetapkan sekolah.

2. Analisis Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, yang menjadi penyebab hasil
belajar siswa tidak mencapai KKM adalah karena pembelajaran yang dilakukan
selama ini hanya pemberian tugas, tidak pernah diberikan kesempatan untuk
berfikir memecahkan masalah berargumentasi kepada teman pembelajaran yang
konfensional siswa malas dan bosan sehingga hasil belajar sangat rendah tidak
dapat mencapai KKM. penulis berasumsi bahwa solusi untuk mengatasi masalah
tersebut dengan menerapkan model pembelajaran Think Pair Share (TPS, pada
pembelajaran IPA materi menghemat energi.

3
B. PERUMUSAN MASALAH
Dari analisis masalah pada mata pelajaran IPA penulis dapat
merumuskan masalah sebagai berikut “ Apakah dengan menggunakan model
Pembelajaran Think Pair Share (TPS dapat meningkatkan perbaikan pembelajaran
IPA materi Menghemat Energi di kelas IVI SDN.173527 Hinalang Kabupaten
Toba Tahun Pelajaran 2021/2022?”

C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah Untuk
mengetahui mengetahui penggunaan model pembelajaran Think Pair Share (TPS)
pada pembelajaran materi Berhemat Energi di kelas IV SDN.173527 Hinalang
Kecamatan Balige Kabupaten Toba Tahun Pelajaran 2021/2022.

D. MANFAAT PENELITIAN
Dengan adanya hasil kegiatan perbaikan pembelajaran dapat menjadi
alternatif perbaikan pembelajaran bagi bagi Sekolah, Guru-guru, siswa, dan
peneliti. Konstribusi hasil perbaikan pembelajaran ini adalah sebagi berikut :
1) Manfaat Teoritis
a) Bagi sekolah dan guru, hasil perbaikan pembelajaran ini diharapkan
memberi sumbangan bagi sekolah sehingga hasil belajar siswa lebih
berkualitas.
b) Bagi institut, perbaikan pembelajaran ini diharapkan dapat memberikan
informasi untuk meningkatkan kualitas mutu pendidikan.
c) Bagi peneliti, Hasil perbaikan pembelajaran ini dapat memberikan bekal
wawasan dan pengetahuan bagi peneliti sebagai guru.
2) Manfaat Praktis
Penulis berharap penelitian tindakan kelas ini dapat dirasakan manfaatnya bagi :
1. Siswa :
Dapat memahami pelajaran yang disampaikan gurunya sehingga pembelajara
menjadi aktif, kreatif, dan menyenangkan.
2. Guru :

4
Lebih bijaksana dalam melihat kesulitan siswa dan dapat membantu
meningkatkan aktifitas siswa dalam proses diskusi kelas.
3.Sekolah :
Memperoleh informasi lebih jelas tentang pentingnya pembelajaran karya sastra.
Dengan demikian dapat dijadikan acuan dalam menetapkan kebijakan-kebijakan
sekolah.

5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. HAKEKAT PEMBELAJARAN IPA


1. Pengertian Pembelajaran
Menurut Slameto,(2010:2) bahwa ”belajar adalah usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang lebih baik
sebagai hasil pengalamannya dengan berinteraksi lingkungannya”. Pembelajaran
disekolah merupakan sebuah proses interaksi antara siswa dengan guru debgan
menggunakan sumber belajar yang sesuai dengan topik yang sedang dipelajari .
Pembelajaran dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan,sikap dan
ketrampilan serta membangkitkan percaya diri yang kuat bagi siswa.
Sesuai dengan pendapat Dimyati dan Mudjiono (Syaiful Sagala, 2011: 62)
“pembelajaran proses yang dilakukan guru secara terprogram secara instruksional
agar peserta didik dapat belajar secara aktif. Sama halnya dengan Undang-Undang
No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa
Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru serta memanfaatkan
sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran.
Dari beberapa penjelasan-penjelasan diatas penulis dapat menyimpulkan
bahwa pengertian pembelajaran adalah usaha sadar yang dilakukan oleh pendidik
terhadap peserta didik dengan memanfaatkan lingkungan belajar sehingga tercipta
perubahan tingkah laku yang lebih baik pada diri peserta didik, Hasil belajar yang
diperoleh adalah kemapuan baru siswa pada pengetahuan, sikap maupun
ketrampilan.

2. Pembelajaran IPA Di SD
Pembelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang telah
dimasikkan pada kurikulum SD agar siswa dapat berfikir kris dalam memahami
dan menyeldiki semesta alam beserta isinya. Menurut Hamalik, (1994:69) bahwa
pembelajaran IPA di SD menekankan pembelajaran langsung untuk
mengembangkan kompetensi siswa untuk menjelajahi dan memahami alam

6
sekitar secara ilmiah. serta memberikan kemudahan secara aktif dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran. Sejalan dengan pendapat Carin dan Sund dalam
Puskur(2007:3) menjelaskan bahwa “IPA adalah pengetahuan yang sistematis
dan teratur, tersususn, serta universal yang datanya diperoleh dari hasil observasi
dan eksperimen”. Diperkuat oleh pendapat Vessel dalam Patta Bundu (2006: 9)
bahwa Ilmu Pengetahuan Alam adalah sesuatu yang dikerjakan para ahli sains
(Scientis) “science is an intellectual search involving inquiry, rational through,
and generalization”. Hasil pekerjaan berupa fakta-fakta dan prinsip-prinsip
disebut dengan produk sains.
Dari penjelasan penjelasan di atas penulis menyimpulkan bahwa
pembelajaran IPA di SD adalah suatu pembelajaran yang dirancang guru agar
dapat mengembangkan kompetensi siswa untuk dapat menjelajahi dan
mengetahui fakta-fakta dan prinsip-prinsi IPA melalui proses ilmiah menemukan
produk ilmiah dan sikap untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Tujuan Pembelajaran IPA di SD


Tujuan pembelajaran IPA di SD adalah untuk memberikan keyakinan dan
keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta mensyukuri kekuasaan-Nya
melalui kekaguman terhadap alam semesta beserta isinya serta peristiwa yang
terjadi didalamnya adalah kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. IPA juga bertujuan
untuk mengembangkan pengetahuan mengenai konsep-konsep materi
pembelajaran IPA untuk meningkatkan keterampilan proses melalui proses
penyelidikan terhadap kejadian maupun subjek di alam sekitar, sehingga yang
berdampak pada sikap cinta terhadap alam beserta isinya.
Menurut Mallinson dalam Bundu (2006: 64) Pembelajaran IPA di SD
memiliki tujuan utama antara lain; mengembangkan dimensi pengetahuan dan
dimensi perfoma siswa. sedangkan pedapat Susanto (2013:171) bahwa
pembelajaran IPA di SD merupakan sebuah konsep yamg perpadu (holistic) pada
pelajaran fisika, kimia, dan biologi. Hal ini diperkuat dengan kajian pada
Kurikulum 2006 (Panitia Sertifikasi Guru, 2011: 112) sebagai berikut.
1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha

7
Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam
Ciptaan-Nya.
2) memiliki pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3) Mengembangkan rasa ingin tahu, positif dan sadar tentang
hubungan IPA, lingkungan, teknologi dan masayarakat.
4) Mengembangkan keterampilan proses menyelidiki fenomena
alam memecahkan masalah dan membuta keputudan memcahkan
masalah secara ilmiah.
5) Turut ambil peran dalam memelihara, menjaga kelestarian
lingkungan alam.
6) Mampu menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah
satu cipataan Tuhan.
7) memiliki pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai
bekal melanjut ketingkat yang lebih tinggi

B. MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS)


1. Definisi Model Pembelajaran
Definisi model pembelajaran menurut Jihad dan Haris (2010:25)
menjelaskan bahwa model pembelajaran adalah pola yang digunakan dalam
menyusun kurikulum, mengatur materi siswa, dan memberi petunjuk kepada
pengajar di kelas dan dalam rencana pengajaran. Selanjutnya menurut pendapat
Trianto (2007:1) bahwa definisi model pembelajaran adalah suatu perencanaan
yang digunanakan oleh pendidik sebagai pedoman dalam merencanakan
pembelajaran di kelas. Diperkuat kembali dengan pendapat Agus (2009: 46)
bahwa definisi model pembelajaran merupakan suatu dasar dalam praktik
pembelajaran dari hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar
yang sengaja dirancang untuk diterapkan dalam kurikulum serta dilaksanakan
dalam proses belajar menajar.
dari pendapat-pendapat yang telah dipaparkan diatas penulis dapat
menyimpulkan bahwa definisi model pembelajadean adalah pola atau cara yang

8
yang merupakan pedoman penyusunan pembelajaran jangka Panjang, dalam
merencanakan kegiatan pembelajaran dikelas.

2.Model Pembelajaran Think Pair Shere (PTS)


Peningkatan mutu pendidikan perlu mendapat perhatian dari berbagai
kalangan, baik pemerintah maupun kalangan pemerhati pendidikan. Karena
pendidikan berperan penting untuk meningkatkan SDM yang berkualitas agar
mampu bersaing dalam mengembangkan IPTEK. Salah satu akternatif model
pembelajaran yang dapat diterapkan adalah Think Pair Share (TPS). Model
pembelajaran ini mengedepankan peserta didik berperan aktif bersama dengan
teman kelompoknya dengan cara berdiskusi untuk memecahkan masalah dan
membaginya pada kelompok lain.
Selama ini menurut Frank Lyman dalam Arends (1997), bahwa Think Pair
Share adalah cara efektif yang berragan untuk menciptakan diskusi kelas.Namun
model TPS ini masih jarang diterapkan oleh guru didalam kelas. Menurut M
Sunita (2014: 62) bahwa model pembelajaran Think Pair Share (TPS), adalah
sebuah model pembelajaran yang mendorong peserta didik berpikir secara mandiri
tentang permasalahan yang disajikan guru kemudian didiskusikan Bersama
kelompoknya lalu membagikan hasil diskusi tersebut kepada teman di kelas.
Dalam penerapan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) siswa
bekerjasama dalam kelompok untuk memcahkan yang diberikan guru, semua
siswa harus berfikir cara menyelesaikan dan membagi hasil pemikiran tersebut
kepada semua teman untuk menemukan jawabannya.
Dari pendapat -pendapat diatas dapat di simpulkan bahwa model
pembelajaran TPS adalah cara yang diterapkan oleh guru dalam pembelajaran
untuk mendorong siswa berfikir menyelesaikan masalah baik berpasangan atau
berkelompok untuk mencari jawaban dan melakukan diskusi kelas untuk
menyamakan persepsi. adalah mendorong siswa belajar secara berkelompok dab
kolaboratif, untuk meningkatkan kemampuan pengetahuan konsep, serta
pemahaman untuk mencapai hasil belajar secara optimal.

9
4. Langkah-langkah Model Think Pair Shere (PTS)
Menurut Trianto (2009:81) langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan
model Think Pair Share (TPS) sebagai berikut:
1) Berpikir (thinking)
 Guru mengajukan masalah dalam pembelajaran,

 Kemudian memberikan waktu pada siswa untuk berfikir sendiri


menemukan jawaban masalah yang diajukan.
2) Berpasangan (pairing)

 Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan berdiskusi


jawaban yang telah diperoleh
3) Berbagi (sharing)
 guru meminta pasangan atau kelompok berbagi jawaban yang ditemukan
 Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai.

 setiap anggota kelompok dapat menanggapi jawaban kelompok lain


untuk memperkuat argumentasi dalak diskusi kelas
 Guru memimpin diskusi kelas dan memberikan konformasi.

 Guru mengarahkan pembicaraan masalah pokok dan menambah materi


yang belum diungkapkan para siswa. Guru mengarahkan siswa kepada
kesimpulan materi dan penutup.
Dari penjelasan diatas langkngkah-langkah model pembelajaran Think
Pair Share (TPS), sangat cocok diterapkan disekolah dasar, karena dapat
mendorong siswa untuk berfikir lebih kritis, menghargai pendapat teman, dan
mendorong siswa untuk beragumentasi dalam menuatkanpendapat yang lebih
akurat.

5. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran TPS.


Kelebihan dan kelemahan model pembelajaran Think Pair Share Menurut Lie
(2008:46) adalah sebagai berikut:
Kelebihan Model Pembelajaran Think Pair and Share yaitu:
a) Meningkatkan partisipasi.
b) Akan cocok untuk tugas sederhana.

10
c) Lebih banyak kesempatan untuk kontribusi masing-masing anggota kelompok.
d) Interaksi lebih mudah.
e) Lebih mudah dan cepat membentuknya.

Sedangkan Kekurangan Model Pembelajaran Think Pair and Share Menurut Lie
(2008:46) adalah sebagai berikut:
a) Banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor.
b) Lebih sedikit ide yang muncul.
c) Jika ada perselisihan, tidak ada penengah.

C. MATERI PENGHEMATAN ENERGI

Salah satu pembahasannya adalah tentang cara menghemat energi.


gagaimana cara menghemat listrik?
1. Matikan Lampu di Siang Hari
Kita membutuhkan lampu sebagai sumber cahaya saat sinar matahari tidak
lagi bercahaya misalnya pada malam hari. Sebaiknya jika matahari masih bersinar
cerah, kita usahakan membuka pintu serta jendela agar sinat matahari dapat kita
gunakan menerangi seisi rumah.Matikan seluruh lampu agar listik yang kita
gunakan menjadi hemat.
Jika memang butuh cahaya tambahan lewat lampu, segera matikan jika sudah
tidak dipakai.
2. Gunakan Lampu Seperlunya
Lampu yang terus menyala juga akan terus memakai daya listrik. hal ini akan
terjadi pemborosan menggunakan energi listrik. jadi agar listrik hemat matikan
lampu kamar mandi setelah memakainya. Jangan biarkan lampu menyala dikamar
bila tak diperlukan matikan alat-alat elektronik yang tidak dibutuhkan .
3. Bijak Menggunakan Alat Eletronik
Jika kita memilikikomputer atau TV Kalau jangan lupa mematikannya jika sudah
tak digunakan.Jika kita membiarkan komputer dan televisi dalam keadaan
menyala dalam waktu yang lama maka energi listrik akan terpakai sia-sia..

11
Jika alat elektronik dibiarkan menyala, ia akan terus menggunakan daya listrik.
Karena itu untuk menghemat listrik, mematikanlah alat elektronik yang sedang
tidak digunakan.Sebaiknya alat elektronik dicabut dari saklar jika sudah tidak
digunakan.

12
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. SUBJEK PENELITIAN
Lokasi Penelitian
- Tempat penelitian : SDN.173527 Hinalang Kecamatan Balige

- Mata Pelajaran : IPA


- Tema/materi : Menghemat Energi
- Waktu : 1 x 35 Menit
 Waktu Pelaksanaan :
- Pelaksanaan Penelitian Perbaikan Pembelajaran dilaksanakan pada bulan
April minggu kedua sampai bulan Juni minggu pertama semester genap
tahun ajaran 2022/2023 pada semester Ganjil Tahun Pelajaran 2021/2022.
Perbaikan pembelajaran akan dilaksanakan sebanyak 2 siklus dengan
waktu pelaksanaan seperti tabel dibawah ini:
Tabel 3.1 Jadwal penelitian Tindak Kelas
Siklus Waktu Pelaksanaan Materi

I Rabu, 28 April 2022 Video 1 Perbaikan Pembelajaran IPA


pada materi Menghemat energi
dengan menggunakan Model Think
Pair Share (TPS),.

II selasa, 10 Mei 2022 Video 2 Perbaikan Pembelajaran IPA


pada materi Menghemat energi
dengan menggunakan Model Think
Pair Share (TPS)

13
A. DESKRIPSI PER SIKLUS

Penelitian perbaikan pembelajaran ini dilakukan dalam dua siklus


dengan melakukan simulasi pembelajaran dengan video pembelajaran tanpa
melibatkan peserta didik. Dalam pembelajaran menggunakan Model Think Pair
Share (TPS), Model penelitian tindakan kelas yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah menggunakan tahapan-tahapan seperti yang dikemukakan
Arikunto (2006:97) bahwa “masing-masing siklus PTK terdiri dari tahapan-
tahapan berikut: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan/observasi, dan
(4) refleksi”.

Siklus I
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan guru menyusun skenario pembelajaran sebagai berikut
Guru menyiapkan bahan pelajaran
 Guru menyiapkan rencana pembelajaran

 Guru menyiapkan perangkat pembelajaran

2. Pelaksanaan
Kegiatan awal :
 guru membuka pelajaran dengan mengawali berdoa Bersama
 Kemudian menyapa siswa bertanya jawab kabar dan keadaan pagi ini

14
 guru mengajaukan pertanyaan sekitar sumber energi yang diketahui oleh siswa
 Kemudia guru menjelaskan tujuan pembelajar

Kegiatan Inti

 Guru mengajak siswa mengamati gambar lampu dan kipas angin di ruang
kelas

 Guru memberi pertanyaan mengapa kipas dapat bergerak dan lampu


dapat menyala
 Siswa menjawqab pertanyaan guru, dengan pengetahuan awalnya

 Siswa mengamati beberapa gamba alat-alat elektronik seperti kipas


angin, setrika, kulkas, dll, kemudian siswa menjelaskan energi yang
dapat menggerakkan benda2 tersebut dengan energi listrik

 Guru memajangkan gambar matahari dipapan tulis dan


guru mengistruksiakan agar mengisi templet tersebut
 guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, serta membagikan LK
 Bersama kelompoknya siswa menyelesaikan LK

 Guru menunjuk perwakilan kelompok untuk mempresentasikan


hasil diskusi.

 Siswa diberi kesempatan untuk menanggapi dan menanyakan hal-hal


yang belum jelas

 Siswa bersama guru menyimpulkan hasil presentasi dan


menegaskan kembali mengenai sumber energi
 melakukan konfirmasi pada jawaban yang kurang sesuai
Kegiatan Penutup

 Guru memberi apresiasi terhadap semua kelompok karena telah


mengikuti pembelajaran dengan baik
 Kemudian secara Bersama-sama merangkum pembelajaran
 menutup pembelajaran dengan berdoa Bersama.

3. Pengamatan
Pada tahap pengamatan dengan memutar video simulasi perbaikan
pembelajaran ditemukan berbagai kelebihan dan kekurangan dapam proses

15
pembelajaran misalnya pada kegiatan awal guru sangat minim mengajukan
pertanyaan untuk menggali pengetahuan siswa Pada kegiatan inti siswa kesulitan
untuk berfikir menemukan jawaban masalah karena kurangnya informasi awal
dari guru. Penggunaan model pembelajaran Model Think Pair Share (TPS), belum
terlihat, sehingga tujuan pembelajaran kurang tercapai. Dengan demikian guru
berniat untuk melanjutkan perbaikan ke siklus Ii untuk menyelesaikan masalah
yang ditemuai dalam proses simaulasi siklus I.
4. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada siklus 1 siswa
kesulitan untuk berfikir menemukan jawaban masalah karena kurangnya
informasi awal dari guru. Penggunaan model pembelajaran Model Think Pair
Share (TPS), belum terlihat, sehingga perlu dilanjutkan dengan perbaikan
pembelajaran siklus II. Langkah selanjutnya dalam perbaikan pembelajaran siklus
II adalah guru merancang kembali pembelajaran pada siklus II dengan merancang
RPP perbaikan siklus II model pembelajaran Think Pair Share (TPS) akan
dimaksimalkan untuk mencapai tujuan dan hasil belajar secara maksimal.

Siklus II
1. Perencanaan
Guru menyiapkan RPP perbaikan pembelajaran siklus II:
 Mempersiapkan hal-hal yang diperlukan pada pembelajaran.
 Menyusun lembar refleksi
 Menyusun rubrik penilian
2. Pelaksanaan
Kegiatan awal :
Kegiatan awal
 guru membuka pelajaran dengan mengawali berdoa Bersama (Religius)
 Kemudian menyapa siswa bertanya jawab kabar dan keadaan pagi ini

 guru mengajaukan pertanyaan sekitar sumber energi yang sering dipakai


siswa dirumah
berapa jam kamu hidupkan TV sehari dirumah, barang-barabg apa saja

16
yang kalian pakai dengan menggunakan energi listrik, jam berapa kalian
matikan lampu kalua sudah pagi? (menanya, mengumpulkan informasi)
 Kemudia guru menjelaskan tujuan pembelajar ( menkomunikasikan)

Kegiatan Inti
 Guru bertanya tentang beberapa energi yang sering dipakai
dalam kehidupan segari-hari
 Guru memberikan waktu beberapa menit untuk memikirkan jawabannya.secara
mandiri. Siswa berfikir mencari jawabannya secara mandiri (Thingking/berpikir)
 Siswa diminta untuk berpasangan memberikan jawaban sesuai pertanyaan.
(mengassosiasi)

 Guru memajangkan beberapa gambar lat-alat elektronik, iswa mengamati


beberapa gamba alat-alat elektronik seperti kipas angin, setrika, kulkas,
dll, kemudian siswa menjelaskan energi yang dapat menggerakkan
benda2 tersebut dengan energi listrik, (mengumpulkan informasi)
 Siswa agar mengisi LK secara berpasangan cara penghematan energi (
(Pairing/berpasangan)
 Guru menunjuk perwakilan kelompok untuk mempresentasikan
hasil diskusi. ( sharing/ berbagi)

 Siswa diberi kesempatan untuk menanggapi dan menanyakan hal-hal


yang belum jelascara menghemat energi dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan Penutup

 Guru memberi apresiasi terhadap semua kelompok karena telah


mengikuti pembelajaran dengan baik

 Kemudian secara Bersama-sama merangkum pembelajaran


( sharing/ berbagi)
 menutup pembelajaran dengan berdoa Bersama. (Religiu

3. Pengamatan
Pengamatan yang dilakukan pada perbaikan siklus II telah berjalan sesuai
dengan perencanaan yang dilakukan Kelemahan yang dilakukan pada siklus I
sydah dapat diperbaiki pada sikllus II perbaikan pembelajaran simulasi siklus II ,
penggunaan Model pembelajaran Think Pair Share (TPS), yang dilakukan oleh

17
guru sudah lebih tepat sehingga siswa aktif berrdiskusi dan menbagikan hasil
diskusi masing-masing melalui persentase kelas, kelompok lain juga akrif
menanggapi. LK telah dapat diselesaikan sengan baik. Dengan menerapkan Model
pembelajaran Think Pair Share (TPS) pada perbaikan pembelajaran, tujuan dan
dan hasil belajar telah tercapai. sehingga diaggap perbaikan pembelajaran siklus II
telah berhasil.

4. Refleksi
Penulis melakukan refleksi pada perbaikan pembelajaran yang dilakukan,
dapat direnungkan kembali bahwa pelaksanaan perbaikan telah berhasil Pada t
kegiatan inti guru sudah terlihat bertindak membimbing dan mengarahkan siswa
dengan baik untuk melakukan hal-hal yang sesuai dengan RPP yang telah disusun
penggunaan Model pembelajaran Think Pair Share (TPS) telah terlaksana sesuai
dengan langkah-langkah model tersebut. Siswa terlihat anrusias dan berani
berfikir secara kritis untuk menemukan jawaban masalah yang diajukan. Denngan
demikian perbaikan pembelajaran siklus II telah berhasil mencapai tujuan dan
hasil belajar yang diharapkan. Perbaikan pembrelajaran tidak dilanjutkan lagi
cukup sampai disiklus II..

18

Anda mungkin juga menyukai