Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan tidak terlepas dari peran civitas akademik. Civitas

akademik adalah keseluruhan masyarakat akademika yang terdiri atas rektor

atau kepala sekolah, dosen atau guru, serta mahasiswa atau siswa. Guru selaku

bagian dari civitas akademik memiliki peran yang sangat penting dalam dunia

pendidikan karena kualitas kinerja atau mutu guru dapat mempengaruhi proses

pembelajaran dan mutu pendidikan, padahal pendidikan menjadi salah satu

faktor penentu kemajuan bangsa. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan tenaga

pendidik yang profesional dalam mendidik sehingga dapat menjadikan siswa

sebagai generasi penerus bangsa yang cerdas dalam segala aspek.

Pencapaian kualitas hasil pendidikan yang memadai bukan hanya

menuntut guru untuk dapat mewujudkan seperangkat peran dan tugas yang

diembannya, tetapi juga ditentukan oleh perwujudan gagasan dan perilaku

kreatif dalam proses pembelajaran. Kreativitas guru merupakan hal penting

dalam pembelajaran, bahkan dapat menjadi gerbang utama dalam upaya

meningkatkan pencapaian hasil belajar.

Menurut Chaitrunnisa (2018) menyatakan pendidikan menurut UU RI

No.20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

1
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, masyarakat, bangsa dan

negara.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memiliki tanggung jawab

besar dalam mencapai tujuan pendidikan.Pendidikan merupakan modal utama

bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia

yang dimilikinya. Menurut Hanafiah (2016) permasalahan pendidikan yang

dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah masih rendahnya mutu pendidikan

pada setiap jenjang dan satuan pendidikan. Rendahnya mutu pendidikan

tersebut dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Diantaranya adalah mutu proses

pembelajaran yang belum mampu menciptakan proses pembelajaran yang

berkualitas, profesionalisme guru masih dirasakan rendah, menyebabkan

kemampuan siswa tidak dapat berkembang secara optimal dan utuh. Seorang

guru bertugas mengatur, mengarahkan dan menciptakan suasanakegiatan

pembelajaran yang dapat mencapai tujuan pendidikan nasional. Selain itu,

seorang guru disamping menguasai bahan atau materi ajar, tentu perlu pula

mempersiapkan strategi pembelajaran yang optimal, salah satunya memilih

model pembelajaran yang tepat sehingga tugas mengajar guru dapat berjalan

dengan efektif dan siswa akan termotivasi untuk berperan aktif dalam kegiatan

pembelajaran yang akhirnya dapat memperoleh hasil belajar yang optimal.

Keberhasilan siswa dalam mencapai hasil belajar berbeda-beda.

Keberhasilan tersebut dapat mereka peroleh pada saat akhir semester maupun

saat akhir pembelajaran. Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

keberhasilan siswa dalam mencapai hasil belajar, dikelompokkan menjadi dua

2
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah segala faktor

yang berasal dari dalam diri siswa diantaranya tingkat intelegensi, minat,

motivasi, dan sebagainya. Sedangkan faktor eksternal adalah segala faktor dari

luar siswa. Prestasi tersebut berbentuk nilai yang diperoleh ketika anak

mengikuti proses pembelajaran di kelas.

Proses pembelajaran berupa hasil belajar siswa dapat dilihat dari

perilaku siswa dalam belajar, yang tidak berani dalam mengeluarkan pendapat,

menjawab pertanyaan, bahkan untuk bertanya kepada guru saat belajar. Selain

itu siswa kurang mempunyai keiinginan untuk terlibat secara aktif dalam

proses pembelajaran, siswa hanya cenderung menunggu materi yang

disampaikan oleh guru tanpa adanya inisiatif untuk mencari dan menggali

sendiri informasi secara mandiri sebelum materi tersebut disajikan.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Irenewanty(2013) menyatakan

bahwa pembelajaran dengan metode ceramah sering mengalami masalah

terutama berkaitan dengan sifatnya yang monoton dan membuat siswa merasa

bosan. Namun, metode ceramah tetap merupakan metode yang tidak mungkin

ditinggalkan dalam proses pembelajaran.

Menurut Hidayatullah (2016) salah satu model pembelajaran yang

dapat membantu siswa dalam penyelesaian masalah Biologi yaitu dengan

menggunakan model Problem Based Learing. Model Problem Based Learing.

merupakan model pembelajaran yang menggembangkan upaya kerja sama

dalam mencapai tujuan bersama. Sebagaimana pendapat Hanafiah(2009)

bahwa Problem Based Learing merupakan model pembelajaran dimana

3
peserta didik bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan

bagian-bagian dari materi yang di pelajari. Model Problem Based Learing.

Efektif untuk meningkatkan pemahaman siswa dan materi pelajaran.

Model pembelajaran Problem Based Learing. merupakan model

pembelajaran yang dirancang sebagai upaya alternatif meningkatkan hasil

belajar siswa. Dalam pelaksanaannya siswa dituntut untuk dapat memahami

materi, bekerjasama dan berinteraksi aktif dalam mengembangkan ide-ide dan

pemikirannya serta berperan baik sebagai pendengar ataupun sebagai

pembicara dengan pasangan sebangkunya, sehingga dapat meningkatkan hasil

belajar siswa yang semakin optimal di SMAN 3 Gowa. Sejalan dengan

penelitia relevan oleh Boleng (2017) yang menggunakan model pembelajaran

Problem Base Learning pada materi Ekologi, dengan hasil penelitian siswa

hasil yang signifikan dan cocok diterapkan dikelas untuk memenuhi seluruh

kebutuhan siswa.

Hasil observasi di sekolah SMAN 3 Gowa kegiatan pembelajaran yang

dilakukan selama ini terkesan hanya guru yang aktif. Guru lebih banyak

menggunakan metode ceramah saat pembelajaran berlangsung, dan hanya

beberapa waktu saja menggunakan metode tanya jawab, namun tanya jawab

tersebut masih kurang efektif sehingga siswa cendrung pasif dalam menerima

materi pelajaran yang diberikan oleh guru. Hal tersebut mengakibatkan

aktivitas dan hasil belajar siswa menjadi sangat rendah, sedangkan di sini

siswa di tuntut untuk lebih dapat mengasah pengetahuan, pemahaman,

penerapan, mengaplikasikan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi

4
suatu materi yang diajarkan yaitu Ekologi. Rendahnya hasil belajar siswa

dapat dilihat dari proses pembelajaran siswa, dengan nilai rata-rata hasil

belajar siswa kelas X tahun ajaran 2021/2022 Di SMAN 3 Gowa yang

mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) hanya 54 orang atau 50%

dari 109 orang siswa. Dan 49,9% atau 55 orang yang mendapatkan nilai

dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) dengan nilai KKM yang di

terapkan yakni 70

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dipilih model pembelajaran

yang diduga mampu meningkatkan keterlibatan siswa dalam kegiatan

pembelajaran dan membantu siswa dalam meningkatkan motivasi sehingga

diperoleh hasil belajar yang baik terutama pada aspek kognitif. Model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu alternatif

model pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengatasi hal tersebut.

Karena Problem Based Learning (PBL) menuntut siswa untuk aktif selama

proses pembelajaran serta melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan

dari orang lain, dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam

satu kelompok. Sehingga dalam proses pembelajaran ini perlu diterapkan

model Problem Based Learning(PBL). Penelitian yang menguji efektivitas

model pembelajaran Problem Based Learning(PBL) adalah penelitian Cahaya

(2010), bahwa penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning

(PBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa di SMAN 3 Gowa Tahun ajaran

2021/2022.

5
Dari uraian di atas, maka akan dilakukan penelitian dengan judul

“Pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning(PBL) terhadap

Hasil Belaja Siswa Pada materi Ekologi Kelas X SMAN 3 Gowa”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan masa rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model

Problem Based Learning(PBL) pada materi Ekologi Kelas X SMAN 3

Gowa ?

2. Apakah ada pengaruh model pembelajaran Problem Based

Learning(PBL) terhadap hasil belajar siswa pada materi Ekologi Kelas X

SMAN 3 Gowa ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan

model Problem Based Learning(PBL) pada materi Ekologi Kelas X

SMAN 3 Gowa

2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh model pembelajaran Problem

Based Learning(PBL) terhadap hasil belajar siswa pada materi Ekologi

Kelas X SMAN 3 Gowa

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian maka diharapkan penelitian ini dapat

memberikan manfaat sebagai berikut :

6
1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan konstribusi referensi

mengenai persepsi siswa dan orang tua terhadap implementasi

pembelajaran daring di masa pandemi COVID-19.

2. Manfaat Praktis

a) Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kreativitas dan hasil

belajar untuk mata pembelajaran biologi.

b) Bagi Guru

Sebagai bahan kajian dan acuan dalam meningkatkan kualitas

pembelajaran dan dapat dijadikan sebagai referensi untuk

pembelajaran yang efektif dan efisien

c) Bagi peneliti

Diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam pembelajaran di

SMA, serta bagi peneliti mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan

dan mendukung teori-teori yang telah ada, pada penelitian selanjutnya

7
8

Anda mungkin juga menyukai