Erliyanti1
1
Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Terbuka
E-mail: Erliyanti@gmail.com
ABSTRAK
Problem Based Learning adalah metode pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru
untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan dengan menggunakan masalah.
Penggunaan masalah dalam proses pembelajaran merupakan suatu bentuk kerja yang memuat tugas-
tugas kompleks berdasarkan kepada pertanyaan dan permasalahan yang sangat menantang dan
menuntun siswa untuk merancang, memecahkan masalah, membuat keputusan, melakukan kegiatan
investigasi, serta memberikan kesempatan siswa untuk bekerja secara mandiri. Tujuan penggunaan
metode ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran tematik di kelas III
SDN 65 Banda Aceh. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian Tindakan
kelas. Subjek penelitian yaitu siswa kelas III sebanyak 24 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penggunaan metode problem Based Learning pada siklus I masih dalam ketegori rendah. Panguasaan
siswa pada tahap siklus II sudah menunjukkan kategori sedang. Sehingga antara siklus I dan siklus II
mengalami peningkatan. Hasil penelitian menujukkan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran
tematik dengan menggunakan metode pembelajaran Problem Based Learning mengalami peningkatan
hasil belajar siswa.
PENDAHULUAN
METODE
Berdasarkan tabel di atas, maka jumlah siswa yang sudah tuntas (di atas nilai KKM
70) sebanyak 15 siswa dengan persentase 62.5% dan terdapat 9 siswa yang belum tuntas
dengan persentase 37.5% karena dalam pelaksanaan siklus I belum tuntas secara klasikal
(80%), maka perlu dilanjut ke siklus II.
Berdasarkan temuan yang peneliti dapatkan pada siklus I, maka untuk pembelajaran
yang kedua yaitu pada siklus II. Peneliti merencanakan ingin melakukan perubahan ke arah
yang lebih baik agar keaktifan dan hasil belajar siswa lebih meningkat, yaitu dengan
Penerapan Problem Based Learning dalam proses belajar mengajar.
Maka untuk siklus ke II peneliti ingin membuat suatu perubahan dengan
merencanakan pembelajaran dengan menggunakan model dalam proses belajar mengajar agar
siswa lebih bergairah, termotivasi siswa untuk belajar lebih aktif lagi khususnya pada
pembelajaran tematik dengan menggunakan penerapan Problem Based Learning agar hasil
belajar menjadi lebih baik.
Adapun hasil evaluasi siswa berdasarkan KKM pada Siklus II adalah sebagai berikut:
Tabel 1.2 Hasil evaluasi siswa berdasarkan KKM pada siklus
Siklus Nilai Frekuensi Tuntas Tidak Tuntas Persentase
≥70 19 √ 79.2%
II
<70 5 √ 20.8%
Jumlah 24 100%
Berdasarkan tabel di atas, maka jumlah siswa yang sudah tuntas (di atas nilai KKM
70) sebanyak 19 siswa dengan persentase 79.2% dan terdapat 5 siswa yang belum tuntas
dengan persentase 20.8%, karena dalam pelaksanaan Siklus sudah tuntas secara kiasikal
(80%).
Dalam pelaksanaan tindakan siklus ke II ini siswa sudah mulai aktif, namun belum
secara keseluruhan. Pada Siklus ke II, siswa sudah berani melakukan tanya jawab walaupun
kadang-kadang masih ada yang ragu-ragu untuk bertanya. Pemahaman siswa dalam belajar
sudah mulai meningkat, sehingga perubahan pada hasil belajar siswa juga terjadi. Siswa sudah
dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik walaupun masih ada sebagian siswa yang
jawabannya kurang tepat. Ada sedikit kendalanya, yaitu pada saat mempresentasikan hasil
kerja kelompok tidak semua siswa berani mempresentasikan hasil kerja mereka tetapi ada
peningkatan dalam proses belajar mengajar dibandingkan pada tindakan pembelajaran Siklus
I.
Pengkategorian skor hasil sebagai motivasi belajar siswa pada siklus pertama
menunjukkan hasil belajar siswa SDN 65 Banda Aceh belum menunjukkan hasil yang
optimal. Untuk merespon hal tersebut maka bentuk refleksi yang dilakukan memotivasi agar
lebih aktif dan lebih bersemangat dalam membangun hubungan kerja sama yang baik dengan
sesama kelompoknya serta memberikan banyak kesempatan kepada siswa untuk
menunjukkan kemampuannya baik. Kemampuan secara individu maupun kelompok. Adapun
kendala yang ditemukan dalam proses pembelajaran yakni; 1) sebagain siswa masih kurang
mampu membuat perenacanaan kegiatan belajar; 2) siswa masih memiliki kecenderungan
individual dari pada berkalaborasi dengan temannya; 3) pengerjaan tugas kelompok masih
dilakukan oleh anggota kelompok siswa berakademik tinggi; 4) suasana diskusi atau presntasi
didominasi oleh siswa tertentu saja. Menyikapi berbagai masalah yang terjadi selama siklus I,
maka perbaikan yang dilakukan pada siklus II lebih ditekankan pada pengolaan kelas agar
lebih mengoptimalkan hasil belajar siswa untuk dapat meningkatkan hasil belajar tematik.
Situasi pembelajaran saat memasuki siklus II memperlihat kemajuan dari aspek
perhatian, hasil, motivasi. Hal tersebut berdampak pada peningkatan aktivitas dan hasil
belajar peserta didik. Pada pembelajaran Problem Based Learning peserta didik menjadi aktif,
karena peserta didik berperan sebagai subyek belajar di kelas. Siswa yang aktif mempelajari
materi pembelajaran, aktif mengemukakan pendapat, tanya jawab, mengembangkan
pengetahuannya, memecahkan masalah, diskusi dan menarik kesimpulan (Munir, 2008).
Faktor yang mempengaruhi proses belajar tersebut adalah bagaimana mengakumulasi
pengetahuan yang ada dan membangun kerangka konseptual. Individu tidak dapat
menafsirkan setiap pendapat dalam kerangka konseptual yang tidak sesuai dengan fakta-fakta
ilmiah. Hal ini menyebabkan proses belajar menjadi lebih sulit. Kesalahpahaman pengetahuan
terjadi jika konsep tidak dipelajari secara akurat, terstruktur dan bermakna (Kurt, 2013).
Penelitian Ames dan Archer (1988) melaporkan bahwa peserta didik menggunakan
strategi/metode pembelajaran dengan tantangan tugas secara lebih efektif, memiliki sikap
yang lebih positif terhadap kelas dan memiliki keyakinan kuat untuk keberhasilan dalam
belajar. Untuk mengembangkan kemandirian belajar siswa maka guru hendaknya
menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menghindarkan sesuatu yang akan
mengganggu belajar siswa, mendorong siswa memahami metode dan prosedur yang benar
dalam menyelesaikan suatu tugas, membantu siswa mengatur waktu, menumbuhkan rasa
percaya diri pada siswa mereka mampu mengerjakan tugas yang diberikan, mendorong siswa
untuk mengontrol emosi dan tidak mudah panik ketika menyelesaikan tugas atau menghadapi
kesulitan, serta memperlihakan kemajuan yang telah dicapai siswa (Rijal dan Bachtiar, 2015).
Penerapan Problem Based Learning telah menunjukan bahwa pendekatan tersebut
sanggup membuat siswa mengalami proses pembelajaran yang bermakna, yaitu pembelajaran
yang dikembangkan berdasarkan faham konstruktivisme. Peserta didik diberi kesempatan
untuk menggali sendiri informasi melalui membaca berbagai buku secara langsung, membuat
presentasi untuk orang lain, mengkomunikasikan hasil aktivitasnya kepada orang lain, bekerja
dalam kelompok, memberikan usul atau gagasannya untuk orang lain dan berbagai aktivitas
lainnya. Semuanya menggambarkan tentang bagaimana semestinya siswa belajar agar lebih
bermakna.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid dan Dian Andayani, (2005), Pendidikan Agama islam Berbasis Kompetensi, Cet.
II; Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Abdul Rachman Shaleh, (2005), Pendidikan Agama dan pembangunan Watak Bangsa,
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Ahmad Susanto, (2016), Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, Cet. IV; Jakarta:
Prenada Media Group.
Arifin, (1996), Ilmu Pendidikan Islam, Cet. IV; Jakarta: Bumi Aksara.
Army Nur Yudha. (2017). Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Discovery Learning
Berbantuan Talking Stick Siswa Kelas 2. Jurnal Handayani (JH). Vol 7 (2).
Fitriani. (2016). Pengaruh Motivasi Belajar dan Disiplin Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa di
SMP Karya Indah Kecamatan Tapung, Jurnal PeKA Vol 4 No 2 Tahun 2016 ISSN:
2337-652x
Kosilah dan Septian. (2020). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Assure Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Inovasi Penelitian. Vol.1 No.6.
Ridwan Abdullah Sani, (2014), Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013, Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Rulam Ahmadi, (2014), Pengantar pendidikan Asas dan Filsafat Pendidikan, Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media.
Sadirman, (2005). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Cet. XII; Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Trianto Ibnu Badar Al-Tabany, (2014), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif
dan Kontekstual: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada kurikulum 2013,
(kurikulum tematik Integratif), Jakarta: Kencana.
Trianto, (2012) Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KPS). Jakarta: Bumi Aksara.
Umar Tirtarahardja dan La Sulo, (2012) Pengantar Pendidikan, Cet. I; Jakarta: PT Asdi
Mahasatya.