Anda di halaman 1dari 4

Upaya Meningkatkan Minat Belajar Siswa dengan Model Pembelajaran

Problem Based Learning pada Pelajaran IPS Materi Kegiatan Ekonomi

Pendahuluan

Pendidikan memiliki dua komponen penting yaitu pendidik dan peserta didik. Pendidik
adalah orang atau individu yang bertugas untuk mendidik, membimbing dan
mengarahkan peserta didik dalam melaksanakan proses pendidikan. Sedangkan,
peserta didik adalah orang atau individu yang mendapat didikan, bimbingan dan arahan
dari pendidik sebagai proses untuk tercapainya pelaksanaan pendidikan. Pendidik dan
peserta didik memiliki keterkaitan yang sangat erat dalam melaksanakan proses
pembelajaran, karena proses pembelajaran akan terjadi jika terdapat kedua komponen
tersebut sehingga dapat menciptakan proses komunikasi dua arah yaitu pendidik
sebagai orang yang mengajar dan peserta didik sebagai orang yang belajar.
Pembelajaran merupakan korelasi antara pendidik, peserta didik, dan sumber belajar
dalam suatu lingkungan belajar. Chotimah dan Fathurrohman (2018:40) menyebutkan
bahwa pembelajaran merupakan proses yang diberikan pendidik untuk membantu
peserta didik dalam memperoleh ilmu pengetahuan, keterampilan dan pembentukkan
karakter pada suatu lingkungan belajar. Seorang pendidik dapat dikatakan berhasil jika
tujuan dari pembelajaran tersebut telah tercapai. Suatu sarana diperlukan untuk
mencapai tujuan pembelajaran sehingga dapat mengatur terjadinya proses
pembelajaran sehingga dapat terlaksana dengan baik, terarah, dan menyenangkan.
Salah satu sarana yang dapat digunakan oleh pendidik untuk mengatur berjalannya
suatu proses pembelajaran yaitu dengan menggunakan model pembelajaran. Model
pembelajaran adalah suatu kerangka kegiatan yang dapat memberikan gambaran
secara sistematis dalam melaksanakan pembelajaran dan membantu peserta didik
serta pendidik untuk mencapai tujuan dari suatu pembelajaran yang diinginkan. Proses
dan produk merupakan aspek model pembelajaran. Aspek proses merujuk pada situasi
belajar apakah pembelajaran mampu menciptakan situasi yang menyenangkan dan
mendorong peserta didik terlibat aktif dalam belajar dan berpikir kreatif. Sedangkan,
aspek produk merujuk pada pencapaian tujuan, apakah pembelajaran dapat
meningkatkan kemampuan peserta didik sesuai standar kemampuan atau kompetensi
yang ditentukan (Ramadhani, 2019:22-23). Salah satu model pembelajaran adalah
model pembelajaran berbasis masalah atau Problem-Based Learning (PBL).
Problem-Based Learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang dalam prosesnya
peserta didik dihadapkan ke dalam suatu permasalahan nyata yang pernah dialami oleh
peserta didik. Widiasworo (2018:149) berpendapat bahwa model pembelajaran
berbasis masalah merupakan proses belajar mengajar yang menyuguhkan masalah
kontekstual sehingga peserta didik terangsang untuk belajar. Masalah dihadapkan
sebelum proses pembelajaran berlangsung sehingga dapat memicu peserta didik untuk
meneliti, menguraikan dan mencari penyelesaian dari masalah tersebut. Penulisan
artikel bertujuan untuk memaparkan landasan teori Problem Based Learning, karakter
model Problem Based Learning (PBL), dan pelaksanaan model Problem-Based
Learning (PBL).
Latar Belakang

Hal yang melatarbelakangi praktik pembelajaran ini adalah berdasarkan kondisi yang
terjadi di kelas VII SMP Negeri 7 Satu Atap Pulubala peserta didik memiliki minat yang
rendah dalam belajar. Rendahnya minat belajar peserta didik berpengaruh pada
rendahnya capaian hasil belajar peserta didik. Hal tersebut tampak dari aktivitas belajar
peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Peserta didik nampak
kurang aktif di kelas, peserta didik kurang memperhatikan guru saat menjelaskan materi
pelajaran, peserta didik sering keluar masuk kelas saat jam pelajaran berlangsung,
peserta didik tampak lesu dan tidak bergairah untuk belajar, peserta didik kurang
mampu memberikan tanggapan dengan baik, dan hasil evaluasi peserta didik yang
rendah.

Dari kondisi di atas masalah yang penulis rumuskan adalah rendahnya minat belajar
peserta didik kelas VII SMP Negeri 7 Satu Atap Pulubala

Berdasarkan hasil wawancara, diperoleh beberapa penyebab dari permasalahan, yaitu:

1. Guru belum menggunakan model pembelajaran yang tepat


2. Guru belum menggunakan media pembelajaran yang menarik
3. Guru belum terampil melakukan pembelajaran yang inovatif
4. Guru belum menerapkan soal yang mengarahkan peserta didik untuk berpikir
kritis (HOTS)

Dari penyebab permasalahan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa rendahnya


minat belajar peserta didik sangat berpengaruh kepada hasil belajar. Oleh karena itu,
guru perlu mencari solusi dan upaya untuk meningkatkan minat belajar peserta didik
agar hasil belajar peserta didik dapat meningkat.

Rencana Aksi

Hal-hal yang dilakukan penulis demi kelancaran pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Membuat rencana pembelajaran yang inovatif dengan memilih metode, model,


pendekatan dan media pembelajaran yang sesuai bagi peserta didik.
2. Melaksanakan kegiatan pembelajaran yang berkesan dan dapat menumbuhkan
rasa percaya diri peserta didik, sehingga peserta didik diharapkan dapat lebih
aktif dalam pembelajaran.
3. Melakukan evaluasi dan penilaian untuk mengukur keberhasilan pembelajaran
yang dicapai oleh peserta didik.
4. Melakukan tindak lanjut terhadap hasil belajar yang telah dilakukan peserta didik.

Langkah-langkah yang harus dilakukan yaitu:

1. Memilih materi pelajaran yang akan disampaikan


2. Menentukan model pembelajaran inovatif yang tepat, yaitu Problem Based
Learning (PBL)
3. Memilih metode pelajaran yang dapat membuat peserta didik lebih aktif dalam
pembelajaran yaitu dengan metode diskusi, demonstrasi, tanya jawab,
penugasan dan ceramah interaktif.
4. Menyiapkan media video pembelajaran dan PPT
5. Menyusun modul ajar yang inovatif.

Strategi yang dilakukan adalah

1. Model Pembelajaran : Problem Based Learning (PBL)


2. Metode : Penugasan, pengamatan, tanya jawab, diskusi, ceramah interaktif
3. Pendekatan : Scientific dan TPACK
4. Media pembelajaran: LCD, laptop, Power Point, video pembelajaran

Proses Tahapan Kegiatan Problem Based Learning adalah

● Tahap 1 : Mengorientasi peserta didik pada masalah


Peserta didik dan guru melakukan tanya jawab seputar PPT dan video
● Tahap 2 : Mengorganisasi peserta didik untuk belajar
Peserta didik dibagi dalam kelompok belajar Guru memberikan arahan
pengerjaan LKPD
● Tahap 3 : Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok Membimbing
peserta didik dalam kelompok
Peserta didik belajar memecahkan masalah dalam kelompok belajar
● Tahap 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Melatih percaya diri peserta didik dengan presentasi di depan kelas
● Tahap 5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Peserta didik menanggapi dan mengevaluasi hasil diskusi yang dipresentasikan
kelompok lain Guru memberi penguatan dan bersama siswa merefleksi hasil
kegiatan diskusi

Refleksi Hasil dan Dampak

Setelah melakukan aksi dengan model pembelajaran PBL dan menggunakan media
pembelajaran yang menarik maka dampak yang dapat dilihat adalah sebagai berikut.
1. Minat belajar peserta didik meningkat
2. Kemampuan berpikir kritis peserta didik meningkat.
3. Peserta didik lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran
4. Hasil belajar peserta didik meningkat dengan tercapainya tujuan pembelajaran
5. Peserta didik lebih percaya diri dalam mengungkapkan pendapatnya
6. Peserta didik merasa senang dan lebih termotivasi dengan pembelajaran yang
telah dilaksanakan.
Hasil Penilaian Siswa
1. Rata-rata penilaian evaluasi siswa 88,1, hal ini menunjukkan mayoritas siswa
telah memiliki pemahaman yang baik terkait pembelajaran soal cerita bilangan
bulat dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
2. Presentasi siswa tuntas adalah 89,7%, hal ini menandakan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil pembelajaran siswa
3. Siswa dapat merasakan manfaat dari pembelajaran ini dengan meningkatnya
pemahaman mereka terhadap soal cerita bilangan bulat. Siswa Juga dapat
merasakan pengembangan kemampuan berpikir kritis, pemecahan masalah, dan
kemandirian dalam belajar.

Kesimpulan

Dari keseluruhan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan penulis merasa adanya
peningkatan dalam pembelajaran. Peserta didik menjadi lebih aktif dan menunjukkan
minat belajar dalam pembelajaran dengan model PBL. Sehingga model pembelajaran
ini dapat diterapkan oleh rekan-rekan guru lain yang juga mengalami permasalahan
yang sama

Referensi

Chotimah, C. & Muhammad F. (2018). Paradigma baru sistem pembelajaran dari: Teori,
Metode, Model, Media, hingga Evaluasi Pembelajaran (1st ed.). Yogyakarta, Indonesia:
Ar-Ruzz Media.

Ilmiah. (2016). Perbandingan model pembelajaran discovery learning (Dl) dan: Problem
Based Learning (Pbl) berbasis assessment for learning (Afl) terhadap hasil belajar
matematika siswa kelas VII SMP al mazaakhirah baramuli kab. pinrang. (Skripsi).
Fakultas Tarbiyah & Keguruan, UIN Alauddin, Makassar.
http://repositori.uinalauddin.ac.id/6147/1/SKRIPSI%20ILMIAH.pdf

Kurniawan, M. W. & Wuri W. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah


terhadap motivasi belajar dan hasil belajar pkn. Jurnal Civics, 14, 10-22. doi:
https://doi.org/10.21831/civics.v14i1.14558

Widiasworo, E. (2018). Strategi pembelajaran edutainment berbasis karakter (1st ed.).


Yogyakarta, Indonesia: Ar-Ruzz Media.

Anda mungkin juga menyukai