Anda di halaman 1dari 7

BEST PRACTICE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED


LEARNING (PBL)UNTUK MENINGKATKAN
MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK
PADA PELAJARAN MATEMATIKA DI
KELAS I SD NEGERI MAGAPU

DISUSUN OLEH

NAMA : BETRIN SERNIWATI WEROKATI,S.Pd


NO UKG : 201501476703
ASAL INSTITUSI : SD NEGERI MAGAPU

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) DALAM JABATAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
TAHUN 2024
LK-3. Panduan Penyusunan Laporan Best Practice

Pada tugas ini Anda diminta untuk menuliskan Laporan Best Practice tentang
pembelajaran yang merupakan best practice dari kegiatan PPL PPG Daljab.
Laporan ini berbentuk esai 500 kata dengan mengikuti langkah-langkah
sebagai berikut.
1. Pilihlah salah satu pembelajaran inovatif yang Anda lakukan selama PPL
PPG Daljab yang menurut Anda paling berhasil dalam aspek peningkatan
proses dan hasil belajar siswa/i.
2. Deskripsikan pembelajaran tersebut dalam bentuk esai dengan
menggunakan kerangka STAR (situasi-tantangan-aksi-refleksi) yang
sesuai dengan kondisi riil di kelas. Sertakan argumentasi Anda bahwa
pembelajaran yang dipilih merupakan best practice.
3. Format penulisan esai menggunakan font Times New Roman ukuran 12
dengan spasi 1.
4. Struktur penulisan esai terdiri dari:
a. Judul
b. Pendahuluan
c. Pembahasan
d. Kesimpulan
e. Daftar Pustaka

STAR mencakup hal-hal di bawah ini.

Situasi Kondisi yang menjadi latar belakang masalah: mengapa best


practice (praktik baik) ini penting dibagikan, apa yang
menjadi peran dan tanggung jawab mahasiswa PPG Daljab.
Tantangan Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan
tersebut, siapa saja yang terlibat.
Aksi Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi
tantangan tersebut, strategi apa yang digunakan, bagaimana
prosesnya, apa saja sumber daya/materi yang diperlukan
untuk melaksanakan strategi tersebut.
Refleksi Refleksi hasil: bagaimana dampak dari aksi terhadap
langkah-langkah yang dilakukan, apakah hasilnya
efektif/tidak, mengapa dan bagaimana respon siswa terkait
strategi yang dilakukan, apa yang menjadi faktor
keberhasilan/ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan.
a. JUDUL
Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Pelajaran Matematika Di
Kelas I SD Negeri Magapu

b. PENDAHULUAN
Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah, dapat memberikan
peranan dan pengalaman bagi siswa. Hasil pembelajaran Matematika pun dapat
sangat dipengaruhi oleh motivasi dari siswa. Baik itu motivasi internal maupun
motivasi eksternal. Pembelajaran matematika dilakukan dengan berbagai upaya,
yaitu salah satunya melalui peningkatan motivasi belajar. Dalam hal belajar
siswa akan berhasil jika dalam dirinya sendiri ada kemauan untuk belajar dan
keinginan atau dorongan untuk belajar, karena dengan peningkatan motivasi
belajar maka siswa akan tergerak, terarahkan sikap dan perilaku siswa dalam
belajar, dalam hal ini belajar matematika. Salah satu faktor yang mempengaruhi
prestasi siswa adalah motivasi. Dengan adanya motivasi, siswa akan belajar
lebih keras, ulet, tekun dan memiliki konsentrasi penuh dalam proses belajar
mengajar. Dorongan motivasi dalam belajar merupakan salah satu hal yang perlu
dibangkitkan dalam upaya pembelajaran di sekolah.
Pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat
belajar dengan baik. Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa
sendiri, dalam hal inilah keaktifan siswa sangat diperlukan. Penjumlahan pada
bilangan 1-10 menjadi salah satu materi pembelajaran Matematika di kelas I.
Karena materi penjumlahan itu sangat penting dalam kehidupan sehari hari pada
siswa didalam lingkungan sekolah maupun pada lingkungan masyarakat serta
dalam lingkungan keluarga. Pada materi pembelajaran Penjumlahan pada
bilangan 1-10 siswa mengalami kesulitan dalam memahami pembelajaran
tentang menjumlahkan angka 1-10. Hal ini dikarenakan beberapa hal yaitu : (1)
Kurangnya pemahaman guru mengenai model-model pembelajaran inovatif, (2)
Kurangnya motivasi peserta didik dalam belajar, (3) Pembelajaran yang kurang
menarik dan monoton membuat siswa tidak termotivasi saat belajar, (4) guru
belum memanfaatkan alat peraga dan teknologi yang dapat memotivasi siswa,
(5) Semangat belajar siswa yang masih kurang, (6) Rasa percaya diri siswa
masih rendah dalam menyampaikan ide dan pikirannya, (7) Guru sulit
mencocokkan materi dengan metode pembelajaran
Alasan Praktik ini penting untuk diterapkan karena dapat menimbulkan
dampak yang sangat besar dan luar biasa dalam proses pembelajaran yaitu agar
model pembelajaran lebih bervariasi sehingga dapat meningkatkan semangat
belajar peserta didik, Media dan alat/bahan pembelajaran lebih inovatif dan tidak
monoton sehingga perhatian perserta didik tidak bosan ( Media pembelajaran
slide PPT, Vidio Materi pembelajaran dari youtube), Proses pembelajaran lebih
tersruktur, Pembelajaran lebih berpusat pada peserta didik, Guru berperan
sebagai fasilitator, Adanya penanaman karakter seperti disiplin dan kerjasama,
Tercapainya tujuan pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan,
Pembelajaran lebih menarik, selain itu bisa menjadi masukan untuk rekan guru
yang mengalami masalah yang sama. Dan untuk meningkatkan hasil belajar
siswa menjadi lebih baik.
Peran penulis dalam praktik ini adalah sebagai guru atau fasilitator yang
memiliki tanggung jawab dalam menciptakan proses pembelajaran yang
inovatif, variatif dan menarik dengan cara memilih model pembelajaran, media
pembelajaran, alat peraga, serta pendekatan yang tepat dan memanfaatkan
metode dan media belajar yang tepat agar tujuan pembelajaran dapat tercapai
sesuai dengan harapan. Pihak yang terlibat dalam pembelajaran Beberapa pihak
terlibat dalam mendukung pembelajaran ini dimulai dari Kepala Sekolah, rekan
sejawat, siswa, serta orang tua siswa.

c. PEMBAHASAN
Menggunakan model pembelajaran Problem-Based Learning (PBL) dalam
pembelajaran Matematika, khususnya dalam materi penjumlahan, adalah
pendekatan yang efektif untuk meningkatkan pemahaman peserta didik yang
mengalami kesulitan belajar. Untuk mengatasi tantangan dari permasalahan yang
dihadapi ada beberapa langkah yang dilakukan guru agar dapat meningkatkan
pemahaman peserta didik yang mengalami kesulitan belajar mengubah bentuk
energi yaitu :
a) Berkaitan dengan pembelajaran Matematika yang terkesan membosankan
bagi peserta didik dapat dengan memberikan penjelasan manfaat dari
pembelajaran yang akan mereka pelajari, dan guru membuat suasana
pembelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan dengan
menambahkan beberapa kegiatan seperti bernyanyi, kuis dalam bentuk
game, atau alat peraga yang membuat rasa bosan mereka hilang agar
menjadi lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran..
b) Pemilihan model dan media yang tepat menjadi sebuah hal yang harus dapat
diatasi oleh guru. Dengan tetap memperhatikan karakteristik siswa, dan
kemampuan guru tersebut. Guru juga diyakini sudah menguasai sintak atau
tahap-tahap dari model pembelajaran yang akan dipilihnya dari mulai tahap
satu sampai akhir yang di tuangkan dalam kegiatan pembuka, inti, dan
penutup. Pada pembelajaran guru menggunakan PBL (Problem Based
Learning).
c) Terkait keaktifan siswa guru dapat melakukan beberapa hal seperti
memberikan reward/apresiasi. Apresiasi/reward tidak harus dalam bentuk
hadiah benda dapat juga dengan memberikan pujian, tepuk tangan. Selain
memberikan reward/apresiasi, diskusi kelompok dapat membuat siswa
menjadi lebih aktif dalam pembelajaran, diskusi juga akan melatih siswa
dalam berpikir kritis dan juga membangun rasa percaya diri.
d) Untuk mengatasi kurangnya pemanfaatan media TPACK dalam
pembelajaran guru dapat memilih media berbasis teknologi sehingga siswa
lebih mudah memahami materi yang disampaikan. Pada pembelajaran kali
ini guru memanfaatkan slide Power Point (PPT), video pembelajaran yang
menarik dari youtube sesuai dengan materi, dan guru juga menggunakan
media konkrit berupa alat peraga.
e) Untuk penilaian guru menyusun bahan evaluasi atau penilaian dengan
berorientasi HOTS agar dapat mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi
seperti kemampuan memecahkanmasalah,kemampuan berargumen. Materi
atau soal dalam HOTS merupakan penilaian yang berbasis situasi nyata
dalam kehidupan sehari – hari.
Dalam mengatasi tantangan untuk mencapai suatu tujuan tersebut antara lain :
1) Kemampuan guru dalam menerapkan model , media , memanajemen proses
pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan alokasi waktu dan cara
menyajikan materi masih terbatas.
2) Peserta didik belum terbiasa belajar melalui model dan media yang
dipersiapkan guru.
3) Ketersediaan sarana dan prasarana di sekolah masih terbatas
4) Guru harus membuat media Power point (PPT) dalam menyajikan materi
pembelajaran lebih menarik lagi agar dapat meningkatkan motivasi belajar
peserta didik .
5) Situasi dan kondisi sekolah yang tidak mendukung seperti kebisingan dari
luar yang mengganggu proses kegiatan pembelajaran.
6) Kemampuan guru melakukan editing vidio durasi 20-30 menit masih
terbatas
Adapun dalam pembuatan Praktek baik ini tentu tidak terlepas dari dukungan
berbagai pihak yang turut mendukung sehingga kegiatan ini dapat terlaksana
dengan baik dan sukses. Pihak-pihak tersebut adalah:
a) Peserta didik sebagai sentral dalam proses kegiatan pembelajaran
b) Guru berperan sebagai fasilitator
c) Dosen pembimbing (Dr.Warni T. Sumar, M.Pd) dan guru pamong ( I b u Masniya
Djafar, S.Pd) sebagai pembimbing dalam proses pembelajaran
d) Kepala sekolah SD Negeri Magapu (Yon Tomba,SP) memberikan
keleluasaan dan menyediakan fasilitas yang dibutuhkan
a) Rekan guru yang membantu terlaksananya kegiatan ini.
Dampak aksi dariLangkah- langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan
tersebut yaitu Guru Perlu melakukan latihan dalam menerapkan model Problem
Based Learning (PBL) dan media pendukung dengan menyesuaikan alokasi waktu
yang ada, Menyajikan materi pembelajaran melalui video dan Power point (PPT)
semenarik mungkin sehingga tidak membosankan bagi peserta didik, Menggunakan
sarana dan prasarana alternatif yang dapat menjangkau kelas tempat penulis
mengajar, Memotivasi peserta didik agar mengikuti pembelajaran dengan baik, Guru
berkoordinasi dengan pihak sekolah dan peserta didik terkait kegiatan yang akan
dilaksanakan, Guru meminta bantuan teman untuk melakukan editing vidio berdurasi
20-30 menit.
Selain itu pemanfaatan media konkrit berupa alat peraga yang dibuat guru
memudahkan peserta didik dalam memahami konsep penjumlahan. Pemilihan
Model PBL juga membuat peserta didik lebih aktif dan dituntut berpikir kritis
terhadap permasalahan yang diberikan guru kepada peserta didik. Pemanfaatan
video pembelajaran juga membuat pesrta didik fokus dan tidak membosankan
dibanding mendengarkan ceramah dari guru. Dari kegiatan yang sudah
dilakukan dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang penjumlahan
dalam kehidupan sehari-hari. Respon peserta didik terhadap Kegiatan
Pembelajaran ini dapat dilihat dari antusias peserta didik saat mengikuti
pembelajaran yang dirasa berbeda dari pembelajaran-pembelajaran sebelumnya.
Peserta didik juga menyatakan bahwa pembelajaran kali ini menyenangkan
disampaikan melalui kegiatan refleksi. Keaktifan siswa saat pembelajaran juga
menjadi tolak ukur guru pada saat pembelajaran berlangsung, menyenangkan,
aktif, dan tidak membosankan.
Faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan
Peran guru dalam memilih model, media, pendekatan menjadi sangat penting
dalam keberhasilan strategi. Penguasaan guru terhadap setiap langkah-langkah
pembelajaran yang disusun juga menjadi salah satu faktor keberhasilan.
Dukungan dan bimbingan dari dosen dan guru pamong serta teman mahasiswa
yang selalu memberi motivasi dan serta saran yang mendukung kegiatan PPl ini.
Dukungan kepala sekolah dan rekan sejawat turut membantu memberikan
fasilitas dan waktu dalam melaksanakan praktek ini.serta antusias peserta didik
dalam mengikuti pembelajaran meskipun kegiatan pembelajaran seperti ini baru
mereka dapatkan.

d. KESIMPULAN
Pembelajaran yang dapat diambil dari keseluruhan proses tersebut Pada
kegiatan yang dihasilkan dapat diketahui bahwa hasil tes evalusi belajar peserta
didik sudah mengalami perbaikan dilihat dari nilai rata-rata yaitu 90,01
dikarenakan siswa yang mendapat nilai diatas KKTP sudah melebihi dari 90%
yaitu 10 peserta didik dan peserta didik yang mendapat nilai dibawah KKTP
sebanyak 1 peserta didik dengan presentase 6,25%. Nilai tertinggi adalah 100
dan nilai terendahnya 60. Dan dalam obervasi guru mengajar, angket siswa, dan
wawancara dapat dikategorikan sangat baik hal ini menunjukan bahwa model
PBL dan media TPACK dengan memanfaatkan slide power point dan video
pembelajaran yang di gunakan oleh guru sudah tepat dan dapat mempermudah
peserta didik dalam memahmi pelajaran dan memberikan motivasi belajar yang
baik kepada peserta didik. Sehingga kegiatan belajar efektif dan menyenangkan.
Pemilihan model pembelajaran, pemanfaatan media, alat peraga, penggunaan
TPACK dengan memanfaatkan media slide power point , serta kemampuan guru
menguasai kelas dapat menciptakan pembelajaran yang menarik dan tidak
membosankan yang dapat membantu peserta didik memahami pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

Agustin, V. N. (2013). Peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa melalui


model problem based learning (PBL). Journal of Elementary Education,
2(1).
Fariana, M. (2017). Implementasi Model Problem Based Learning untuk
meningkatkan pemahaman konsep dan aktivitas siswa. Journal of
Medives: Journal of Mathematics Education IKIP Veteran Semarang,
1(1), 25-33.
Hamdu, G & Agustina,A. (2011). Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap
Pestasi Belajar Matematika Di Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian
Pendidikan. Vol. 12 No. 1. Hal 81-85.
Khusna,M & Dian, D.. (2020). Penerapan model pembelajaran problem based
learning (PBL) untuk men meningkatkan motivasi dan hasil belajar
pada siswa kelas IV SD Muhammadiyah Bnajafran. Jurnal Malysian
Palm Oil Council, 21(1). 1-9.
Setyo, A. A., Fathurahman, M., Anwar, Z., & PdI, S. (2020). Strategi
Pembelajaran Problem Based Learning (Vol. 1). Yayasan Barcode.
Utama Hardiani, K. (2020).Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematika
Disekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 4(4). 775-1467.
Wulandari, E.. (2012). Penerpan model PBL (Problem Based Learning) pada
Pembelajaran Matematika Siswa kelas I SD . Jurnal Cendekia, 1(1). 200-
210

Anda mungkin juga menyukai