Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)


BY: SYARIFAH AINI, S.Pd.I

A. Judul

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MELALUI


MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI MENUNTUT ILMU
DAN BERANI BERTANYA KELAS II DI SDS AN-NAHDHAH BATAM TAHUN
PELAJARAN 2022/2023.

B. Latar Belakang Masalah


Dalam pengelolaan pembelajaran, guru memegang peran yang sangat penting.
Guru merupakan pelaksana proses belajar-mengajar sehingga keberhasilan pengajarannya
sangat menentukan keberhasilan pendidikan pada umumnya. Hasil kajian teoretik
menunjukkan bahwa pengelolaan pembelajaran (learning management) dalam tugas-tugas
fungsional guru akan terlaksana secara efektif dan efisien apabila guru mampu melakukan
perannya sebagai manajer of instruction dalam menciptakan situasi belajar melalui
pemanfaatan fasilitas belajar-mengajar. (A. Buchari :2018)

Kegiatan belajar mengajar merupakan sebuah hal yang wajib ada dalam sebuah
sistem pendidikan. Kegiatan pendidikan ini tentu dilakukan oleh dua orang pelaku, yaitu
guru dan siswa. Serangkaian aktivitas guru dalam proses kegiatan belajar mengajar adalah
mengajar, dan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah belajar. Kegiatan
mengajar dan kegiatan belajar tersebut tidak terlepas dari bahan pelajaran. (M. Z. Sari, Y.
Fitriyani & I. Gunawan :2022)

Masalah utama pembelajaran Agama Islam banyaknya siswa belum memahami


tingkah laku yang terjadi dilingkungan sekitar sehingga dalam pembelajaran apabila diminta
untuk memberikan contoh belum dapat sepenuhnya menjawab sedangkan pembelajaran PAI
tidak lagi mengutamakan pada penyerapan melalui pencapaian informasi, tetapi lebih
mengutamakan pada pengembangan kemampuan dan pemprosesan informasi. (M.
Iswahyudi :2021).
Di SDS An-Nahdhah Batam masih banyak guru yang mengalami kesulitan
dalam menggunakan model pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang optimal. Karena guru dituntut untuk mengejar target materi yang
cukup banyak dan harus diselesaikan pada setiap semester. (Yaya Kusiah :2020).

Keberhasilan pengajaran juga tergantung pada keberhasilan murid dalamproses


belajar mengajar, sedangkan keerhasilan murid tidak hanya tergantung pada sarana
dan prasarana pendidikan, kurikulum maupun metode. Akan tetapi guru mempunyai
posisi yang sangat strategi dalam meningkatkan prestasi murid dalam penggunaan
strategi pembelajaran yang tepat.Pembelajaran Bahasa Indonesia terkadang
membosankan dan salah satu penyebabnya adalahkarena ketidaktepatan pengajar
dalam menentukan model (pendekatan) dalam pembelajaran. (Ayuningrum, 2017).
(dalam, Yaya Kusiah :2020).

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka peneliti ingin mencoba melakukan


penelitian dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Melalui
Model Problem Based Learning (PBL) pada Materi Menuntut Ilmu dan Berani Bertanya
Kelas II di SDS An-Nahdhah Batam Tahun Pelajaran 2022/2023”.

C. Identifikasi Masalah
Dari uraian tersebut di atas maka dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Siswa SDS An-Nahdhah Batam dalam kegiatan pembelajaran masih rendah terutama
dalam meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, hal ini
disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor guru dan faktor siswa. Dari faktor guru, yaitu:
teknik mengajar yang digunakan guru dalam pembelajaran kurang menarik dan
membosankan. Faktor siswa, yaitu: kurangnya minat siswa untuk mengikuti
pembelajaran.
2. Untuk mengatasi masalah yang terdapat pada guru, sebaiknya model atau teknik
pembelajaran yang selama ini digunakan diubah.
3. Untuk mengatasi masalah faktor siswa yang kurang berminat mengikuti proses
pembelajaran, guru sebaiknya memberikan arahan dan pengertian kepada siswa bahwa
pentingnya peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran di kehidupan mereka.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana keterlaksanaan model problem based learning (PBL) dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di SDS An-Nahdhah Batam?
2. Bagaimana peningkatan hasil belajar Pendidikan Agama Islam melalui model problem
based learning (PBL)?
3. Bagaimana Respon peserta didik terhadap pembelajaran Pendidikan Agama Islam
melalui model problem based learning (PBL)?

E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditentukan, maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ingin mengetahui peningkatan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam melalui model problem based learning
(PBL) di kelas II SDS An-Nahdhah Batam.

F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dan kegunaan yang dapat diperoleh melalui penelitian ini, yaitu :
1. Teoritis
a. Hasil penelitian dapat memberikan masukan berharga berupa konsep, sebagai upaya
untuk peningkatan dan pengembangan ilmu.
b. Hasil penelitian dapat dijadikan sumber bahan yang penting bagi para peneliti di
bidang pendidikan.
2. Praktis
a. Bagi jajaran Dinas Pendidikan atau lembaga terkait, hasil penelitian dapat
dipertimbangkan untuk menentukan kebijakan bidang pendidikan, terutama
berhubungan dengan peningkatan mutu pendidikan di sekolah.
b. Bagi Kepala Sekolah dan Pengawas, hasil penelitian dapat membantu meningkatkan
pembinaan profesional dan supervisi kepada para guru secara lebih efektif dan efisien.
c. Bagi para guru, hasil penelitian dapat menjadi tolak ukur dan bahan pertimbangan guna
melakukan pembenahan serta koreksi diri bagi pengembangan profesionalisme dalam
pelaksanaan tugas profesinya
d. Bagi SDS An-Nahdhah sebagai subjek penelitian, hasil penelitian ini dapat dijadikan
alat evaluasi dan koreksi, terutama dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi
proses pembelajaran sehingga tercapai prestasi belajar yang optimal.
G. Kajian Teori
1. Model Problem Based Learning (PBL)
Model pembelajaran Problem Based Learning merupakan model pembelajaran
penyelesaian masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata siswa. Pembelajaran
Problem Solving adalah suatu pembelajaran yang melibatkan siswa secara
langsung dan dapat melatih siswa untuk menghadapi berbagai masalah serta
mencari pemecahan masalah atau solusi dari permasalahan tersebut baik secara
individu maupun kelompok. (R. Argusni, & I. Sylvia :2019).

Tujuan utama Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)


bukanlah penyampaian sejumlah besar pengetahuan kepada peserta didik, melainkan
pada pengembangan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan pemecahan masalah
dan sekaligus mengembangkan kemampuan peserta didik untuk secara aktif
membangun pengetahuan sendiri. Pembelajaran berbasis masalah juga dimaksudkan
untuk mengembangkan kemandirian belajar dan keterampilan sosial peserta didik .
Kemandirian belajar dan keterampilan sosial itu dapat terbentuk ketika peserta didik
berkolaborasi untuk mengidentifikasi informasi, strategi, dan sumber belajar yang
relevan untuk menyelesaikan masalah. (H. Saputra :2021).

Menurut Kunandar (2008:358) Langkah-langkah PBL adalah sebagai berikut:


1. Orientasi peserta didik kepada masalah. Dalam langkah ini peserta didik diberi
suatu masalah sebagai titik awal untuk menemukan atau memahami suatu konsep.
2. Mengorganisasikan peserta didik. Langkah ini membiasakan peserta didik untuk
belajar menyelesaikan permasalahan dalam memahami konsep.
3. Membimbing penyelidikan individu dan kelompok. Dengan langkah ini
peserta didik belajar untuk bekerja sama maupun individu untuk menyelidiki
permasalahan dalam rangka memahami konsep.
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya serta memamerkannya. Peserta didik
terlatih untuk mengomunikasikan konsep yang telah ditemukan.
5. Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Langkah ini dapat
membiasakan peserta didik untuk melihat kembali hasil penyelidikan yang telah
dilakukan dalam upaya menguatkan pemahaman konsep yang telah diperoleh.
(U. Suhendar, & A. Ekayanti :2018).
Kelebihan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
a) Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan
pengetahuan baru bagi siswa.
b) Meningkatkan motivasi dan aktivitas pembelajaran siswa.
c) Membantu siswa dalam mentransfer pengetahuan siswa untuk memahami masalah
dunia nyata.
d) Membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung
jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
e) Mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan
kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
f) Memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang
mereka miliki dalam dunia nyata.
g) Mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar sekalipun belajar
pada pendidikan formal telah berakhir.
h) Memudahkan siswa dalam menguasai konsep-konsep yang dipelajari guna
memecahkan masalah dunia nyata (Sanjaya, 2007).

Kelemahan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)


a) Manakala siswa tidak memiliki niat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa
masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan
untuk mencobanya.
b) Untuk sebagian siswa beranggapan bahwa tanpa pemahaman mengenai materi
yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah mengapa mereka harus berusaha
untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka akan belajar
apa yang mereka ingin pelajari (Sanjaya, 2007).

2. Hasil Belajar
Belajar merupakan perubahan tingkah laku yang dilakukan oleh individu
sehingga adanya penambahan ilmu pengetahuan, ketrampilan, sikap sebagai rangkaian
kegiatan menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya. (T. Nurrita :2018).

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengikuti proses
belajar yang meliputi kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. (T. Nurrita
:2018).
Hasil pembelajaran dapat dijadikan tolak ukur untuk mengidentifikasi dan
mengevaluasi tujuan pembelajaran (Aziz, Yusof, & Yatim, 2012). Sebagai salah satu
patokan untuk mengukur keberhasilan proses pembelajaran, hasil belajar merefleksikan
hasil dari proses pembelajaran yang menunjukkan sejauh mana murid, guru, proses
pembelajaran, dan lembaga pendidikan telah mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditentukan (Kpolovie, Joe, & Okoto, 2014). Hasil belajar juga merupakan laporan
mengenai apa yang telah diperoleh siswa dalam proses pembelajaran (Popenici &
Millar, 2015). Dapat disimpulkan hasil belajar merupakan kompetensi dan
keterampilan yang dimiliki siswa yang diperoleh melalui proses pembelajaran (Mølstad
& Karseth, 2016). (Rike Andriani & R. Rasto :2019).

Merujuk pada Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai
melalui tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, psikomotor (Sudjana, 2009). Ranah kognitif,
berkaitan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri atas 6 aspek yaitu pengetahuan,
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian. Ranah afektif, berkaitan
dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu
menerima, menjawab, atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu
nilai atau kompleks nilai. Ranah psikomotor meliputi keterampilan motorik, manipulasi
benda-benda, koordinasi neuromuscular (menghubungkan, mengamati). (Rike
Andriani & R. Rasto :2019).

3. Pendidikan Agama Islam


PAI sebagai usaha sadar, yakni suatu kegiatan bimbingan, pengajaran dan
latihan yang dilakukan secara berencana dan sadar atas tujuan yang hendak dicapai.
(Jumal Ahmad & A.P.K Manusia :2018).

Zakiah Daradjad (1995), dalam mendefinisikan tujuan Pendidikan Agama Islam


yaitu membina manusia beragama berarti manusia yang mampu melaksanakan ajaran-
ajaran agama Islam dengan baik dan sempurna, sehingga tercermin pada sikap dan
tindakan dalam seluruh kehidupannya, dalam rangka mencapai kebahagiaan dan
kejayaan dunia dan akhirat. Yang dapat dibina melalui pengajaran agama yang intensif
dan efektif. (Zulkipli Nasution :2019).

Majid dan Andayani (2004), mengemukakan tujuh fungsi dalam Pendidikan


Agama Islam. Ketujuh fungsi itu adalah pengembangan, penanaman nilai, penyesuaian
mental, perbaikan, pencegahan, pengajaran dan penyaluran. (Mokh. Iman Firmansyah
(2019).

Menurut al-Ghazali menuntut ilmu merupakan kewajiban manusia, laki-laki dan


perempuan, tua dan muda, orang dewasa dan anak-anak menurut cara-cara yang sesuai
dengan keadaan, bakat dan kemampuan. Bahwa menuntut ilmu merupakan kewajiban
bagi setiap muslim dan muslimah (tanpa membedakan jenis kelamin) dasarnya terdapat
di dalam al-Qur’an maupun di dalam al-Hadits. (S. Saihu :2020).

Al-Qur’an sebagai sumber utama ajaran agama islam yang mengandung


perintah untuk menuntut ilmu pengetahuan. Ayat pertama yang diturunkan oleh Allah
kepada Nabi Muhammad SAW. Adalah berkaitan dengan menuntut ilmu, seperti
firman Allah dalam surah Al-‘Alaq ayat 1-5.(S. Saihu :2020).

Berani artinya mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri besar dalam
menghadapi bahaya kesulitan dan sebagainya tidak takut gentar kecut ( 1995 dalam
Diyanti putri)

Bertanya adalah meminta keterangan penjelasan meminta supaya diberitahu


tentang sesuatu kalau tidak tahu. ( 1995 dalam Diyanti putri)

Dengan berani bertanya, ilmu dan pengetahuan akan bertambah. Sebaliknya,


jika kita malu bertanya, tidak akan banyak hal yang kita ketahui. (Moh. Maskun S.
:2017)

H. Hipotesis Tindakan
Hipotesis dalam penelitian ini adalah: Model PBL dapat meningkatkan hasil belajar
Pendidikan Agama Islam di SDS An-Nahdhah Batam.

I. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian
dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga
termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik
pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.
1. Subyek Penelitian
Subyek yang digunakan untuk penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas II.B.
Jumlah siswa kelas II.B sebanyak 26 orang, dengan perincian 12 putra dan 14 putri.
Keseluruhan siswa kelas II.B beragama Islam.
2. Sumber Data.
Sumber data dalam penelitian ini adalah 26 peserta didik kelas II.B SDS An-Nahdhah
Batam Tahun 2022/2023 sebagai responden. Sumber data lain dari observer yang
melakukan pengamatan terhadap sikap siswa, kondisi pembelajaran dan guru mata
pelajaran PAI ketika tindakan kelas berlangsung.
3. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik dan alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
a. Teknik dan alat Pengumpulan Data untuk keterlaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan lembar Observasi Partisipatif.
b. Teknik dan alat pengumpulan data untuk hasil belajar adalah dengan menggunakan
Tes objektif Pilihan Ganda.
c. Respon peserta didik terhadap pembelajaran menggunakan angket dengan
menggunakan skala likert
4. Validitas Data
Untuk kepentingan keabsahan data, penelitian ini menggunakan teknik trianggulasi.
Dalam hal ini peneliti membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil pre-
test dan post-test serta angket yang diberikan kepada siswa.
5. Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan tahapan pada teknik
pengumpulan data, yaitu:
1. Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran
Setelah memperoleh data observasi kemudian data dianalisis untuk mengetahui
keterlaksanaan pembelajaran. Analisis dilakukan dengan cara menghitung
persentase yang diperoleh menggunakan persamaan:
Persentase = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ : 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑥 100%
Tabel kriteria keterlaksanaan Pembelajaran
Keterlaksanaan Interpetasi
Pembelajaran
< 55 Tidak efektif
55- 70 Kurang efektif
71-85 Efektif
>85 Sangat efektif

2. Analisis Peningkatan Hasil Belajar


Setelah data diperoleh berdasarkan tes tertulis pilihan ganda, selanjutnya adalah
tahap analisis data. Tujuannya untuk mengetahui rentang nilai kemampuan kognitif
yang diperoleh peserta didik setelah diberikan treatment medai pembelajaran.
Analisis dilakukan dengan cara menghitung nilai peserta didik setelah mengerjakan
soal kognitif yang diberikan oleh calon guru, menggunakan persamaan:

S = 𝑅 : 𝑁 𝑥 100

Dengan:
S = nilai yang diperoleh
R = jumlah skor dari item soal yang dijawab benar
N = skor maksimum

Setelah nilai dihitung kemudian dilihat interpretasinya pda tabel dibawah untuk
mengetahui sejauh mana peningkatan kemampuan kognitif peserta didik.

Tabel 2. kriteria kemampuan hasil belajar peserta didik


Nilai Yang Diperoleh Interpretasi
80- 100 Sangat baik
60 – 79 Baik
40 - 59 Cukup
20 - 39 Kurang
0 -19 Gagal

6. Prosedur penelitian
a. Gambaran Umum Tindakan
Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart,
berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya sebagai berikut:
Putaran 1

Refleksi Rencana I

Tindakan I
Putaran 2

Refleksi
Rencana II

Tindakan II
Putaran 3

Rencana III

Refleksi

Tindakan III

Gambar 1 Alur PTK

Penjelasan alur di atas adalah :


a. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun
rumusan masalah, tujuan, membuat rencana tindakan, dan perangkat
pembelajaran.
b. Tindakan dan observasi, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai
upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau
dampak dari diterapkannya model PBL.
c. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak
dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh
pengamat.
d. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat
membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.

Penelitian tindakan kelas ini dibagi dalam tiga siklus, yaitu siklus I, II, dan III
dimana masing-masing siklus dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang
sama) dan membahas pokok bahasan PAI yang diakhiri dengan tes di akhir masing-
masing putaran.
a. Skenario Tindakan
1) Perencanaan (Planning)
a. Peneliti berdiskusi dengan teman sejawat membahas masalah-masalah yang
dihadapi guru selama pembelajaran PAI di kelas.
b. Peneliti menyusun proposal penelitian tindakan berdasarkan masalah-
masalah yang timbul, untuk disampaikan kepada kepala sekolah.
c. Peneliti menyusun angket, lembar observasi, alat evaluasi, alat peraga, materi
pelajaran yang akan dibahas.
d. Memberikan angket untuk mengetahui motivasi belajar siswa pada materi
Pendidikan Agama Islam.
2) Tindakan (Acting).
Materi, langkah-langkah Quantum Teaching dalam membela-jaran Pendidikan
Agama Islam dan kondisi siswa di kelas serta Post tes dan analisis hasilnya.
3) Pengamatan (Observing)
Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti adalah guru sekaligus berperan
sebagai observer bagi peserta didik sedangkan pemantauan tindakan guru
sekaligus memantau peserta didik dilakukan oleh dua orang (Diah
Mulhayatiah, S.Si, M.Pd dan Syarifah Aini, S.Pd.I) secara bergantian maupun
bersama- sama. Hal yang diamati observer dalam melaksanakan tindakan:
✓ Sikap siswa ketika mendengarkan penjelasan guru
✓ Suasana kelas saat diterapkan model PBL
✓ Aktivitas siswa pada saat pembelajaran.
✓ Gejala-gejala positif maupun negatif yang muncul pada saat tindakan yang
diberikan.
4) Refleksi (Reflecting)
Pada tahap ini guru bersama guru observer menganalisis perubahan yang
terjadi pada peserta didik dan suasana kelas dan hal-hal yang dialami selama
proses pembelajaran berlangsung. Peserta didik juga diberi kesempatan untuk
mengemukakan pendapat dan memberi masukan tentang apa yang dialami
untuk penyempurnaan tindakan berikutnya.
Dari hasil lembar observasi dan hasil tes dinilai apakah tindakan yang
dilakukan guru menghasilkan perubahan yang signifikan. Apabila pada siklus
I belum mencapai indikator sesuai yang diharapkan atau belum bisa mengatasi
masalah maka perlu dilanjutkan dalam kegiatan penelitian pada siklus II,
demikian pula bila terjadi pada siklus II tersebut belum mampu menunjukkan
hasil maksimal, dilanjutkan penelitian pada siklus III dan seterusnya sampai
diperoleh kemajuan yang signifikan dalam pemecahan masalah.
Penelitian

DAFTAR PUSTAKA

Andriani, R., & Rasto, R. (2019). Motivasi belajar sebagai determinan hasil belajar siswa.
Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran (JPManper), 4(1), 80-86.

Ahmad, J., & Manusia, A. P. K. (2018). Paradigma pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan
Pendidikan Agama Islam di Sekolah. Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah, 3, 320.

Argusni, R., & Sylvia, I. (2019). Implementasi pelaksanaan model problem based learning
untuk meningkatkan kemampuan problem solving siswa kelas XI IIS SMAN 16
Padang. Jurnal Sikola: Jurnal Kajian Pendidikan dan Pembelajaran, 1(1), 52-59.

Buchari, A. (2018). Peran guru dalam pengelolaan pembelajaran. Jurnal Ilmiah Iqra', 12(2),
106-124.

Firmansyah, M. I. (2019). Pendidikan Agama Islam: Pengertian, Tujuan, Dasar, dan


Fungsi. Taklim: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 17(2), 79-90.

Iswahyudi, M. (2021). PENINGKATAN PEMBELAJARAN MELALUI METODE


PEMBERIAN TUGAS BELAJAR DAN RESITASI PADA SISWA SEKOLAH
DASAR. Prosiding Pendidikan Profesi Guru Agama Islam (PPGAI), 1(1), 871-876.

Kusiah, Y. (2020). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Melalui Metode Kompetisi Dan Aktifitas (Kompak). Jurnal Educatio FKIP UNMA, 6(1), 171-
176.

Maskun, S. M (2017) Senang belajar agama islam dan budi pekerti kelas 2 SD.

Nasution, Z. (2019). Dasar Dan Tujuan Pendidikan Islam Dalam Konsep Alquran. Tarbiyah
Islamiyah: Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam, 9(2).
Nurrita, T. (2018). Pengembangan media pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar
siswa. MISYKAT: Jurnal Ilmu-ilmu Al-Quran, Hadist, Syari'ah dan Tarbiyah, 3(1), 171.

Saihu, S. (2020). Etika Menuntut Ilmu Menurut Kitab Ta’lim Muta’alim. Al Amin: Jurnal
Kajian Ilmu dan Budaya Islam, 3(1), 99-112.

Saputra, H. (2021). Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning). Jurnal


Pendidikan Inovatif, 5, 1-7.

Sari, M. Z., Fitriyani, Y., & Gunawan, I. (2022). Strategi belajar mengajar. Perkumpulan
Rumah Cemerlang Indonesia.

Suhendar, U., & Ekayanti, A. (2018). Problem based learning sebagai upaya peningkatan
pemahaman konsep mahasiswa. Jurnal Dimensi Pendidikan Dan Pembelajaran, 6(1), 15-19.

Anda mungkin juga menyukai