PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan kunci utama bagi bangsa yang ingin maju dan unggul
dalam persaingan global. Pendidikan adalah tugas negara yang paling penting dan
Tujuan pendidikan adalah merubah pola pikir dari siswa serta menanamkan akhlak
mulia kepada diri siswa tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan suatu
ada beberapa masalah yang dialami siswa seperti kurangnya prestasi belajar siswa.
peserta didik Indonesia kurang optimal. Laporan-laporan tersebut antara lain oleh The
rendahnya hasil belajar peserta didik. Berdasarkan kajian data, diketahui bahwa hasil
belajar siswa SMA/sederajat masih rendah dalam hal pencapaian nilai dalam
pembelajaran guru dituntut untuk mampu mengemas kegiatan pembelajaran dengan
model yang dapat memberikan kesempatan bagi para siswa melakukan eksplorasi
(Wasonawati, 2014)
dari faktor eksternal dan faktor internal, adanya anggapan pada diri siswa bahwa
memepelajari kimia sulit dipahami dan dimengerti, faktor eksternal antara lain dalam
Dalam kelas yang menerapkan problem based learning, peserta didik bekerja dalam
tim untuk memecahkan masalah nyata (real world) (Sudarmin, 2015:75). Model
problem based learning mendorong siswa untuk lebih aktif berpikir, berani
learning juga melatih keterampilan siswa dalam mengaitkan konsep dasar yang sudah
dan toleransi yang tinggi baik antar sesama anggota kelompok maupun dengan
kelompok lain,(2) Interaksi sosial antar siswa lebih banyak dikembangkan sebab
hampir setiap langkah dalam model ini ada dalam situasi kelompok, (3)
C. Tujuan PBL
Tujuan utama dari proses PBL adalah untuk mengenali kemampuan siswa
mereka (Jacob dan Cherian, 2012). PBL dipahami sangat terstruktur, student
kolaboratif (Redhwan dan Yuri, 2012). Pembelajaran berbasis masalah (PBL) layak
mendapat tempat yang lebih menonjol dalam sarjana ilmu pendidikan dasar bagi guru
langkah PBL adalah sebagai berikut. 1) Orientasi siswa pada masalah. Guru
belajar yang disampaikan oleh guru dan mempersiapkan logistic yang diperlukan. 2)
dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan
membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya. Siswa merencanakan dan
menyiapkan karya berupa laporan dan menyampaikannya kepada teman yang lain. 5)
untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap materi yang telah dipelajari,
a. Memerlukan waktu yang lama jika ingin memperoleh hasil pemecahan yang baik
dan benar.
b. Sukar diterapkan pada kurikulum yang berpusat pada materi pembelajaran (subject
oriented).
merupakan cara menyampaikan keterangan atau informasi secara lisan dari guru
kepada siswa. Menurut arendes (dalam trianto, 2011), model pembelajaran langsung
salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses
belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan procedural yang
terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap,
a. Menyampaikan Tujuan dan Menyiapkan Siswa Tujuan langkah awal ini untuk
menarik dan memusatkan perhatian siswa, serta memotivasi mereka untuk berperan
berpartisipasi dalam pembelajaran tertentu, dan mereka perlu mengetahui apa yang
harus dapat mereka lakukan setelah selesai berperan serta dalam pelajaran itu
pada hasil belajar yang telah dimilikinya, yang relevan dengan pokok pembicaraan
kemampuan guru untuk memberikan informasi yang jelas dan spesifik kepada siswa,
keterampilan dengan berhasil, guru perlu dengan sepenuhnya menguasai konsep atau
menguasai komponen-komponennya.
mengamati tingkah laku yang benar dan bukan sebaliknya, guru perlu benar-benar
memperhatikan apa yang terjadi pada setiap tahap demontrasi ini berarti, bahwa jika
guru menghendaki agar siswa-siswanya dapat melakukan sesuatu yang benar, guru
didemontrasikan.
i. Memberikan Latihan Terbimbing Salah satu tahap penting adalah cara guru
j. Mengecek Pemahaman dan Memberikan Umpan Balik Tahap ini kadang disebut
juga dengan tahap resitasi, yaitu guru memberikan beberapa pertanyaan lisan atau
tertulis kepada siswa dan guru memberikan respon terhadap jawaban siswa. Guru
dapat menggunakan berbagai cara memerikan umpan balik, misalnya umpan balik
kepada siswa untuk menerapkan keterampilan yang baru saja diperoleh secara
mandiri.
Dalam setiap model pembelajaran yang diterapkan oleh guru, pasti memiliki
kelebihan dan kelemahan. Menurut Ibid, dalam Setiawan 2017 Tidak terkecuali
a. Kelebihan
1) Dengan model pembelajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan urutan
informasi yang diterima oleh siswa sehingga guru dapat mempertahankan fokus
3) Siswa yang tidak dapat mengarahkan diri sendiri dapat tetap berprestasi apabila
model pembelajaran langsung digunakan secara efektif. Karena disini, guru secara
penuh memegang kendali siswa serta menjadi (guide) bagi siswa untuk mencapai apa
yang diharapkan.
b. Kelemahan
1) Dalam model pembelajaran langsung, guru sulit untuk mengatasi perbedaan dalam
macam siswa yang memiliki tingkat intelegensi yang berbeda-beda. Dan setiap siswa
memiliki perlakuan yang berbeda pula. Jadi guru harus berpikir keras untuk
2) Karena siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktif, sulit
3) Karena guru memainkan peran pusat dalam model ini, kesuksesan strategi
pembelajaran ini bergantung pada image guru. Artinya, guru harus memiliki kesiapan
yang lebih dalam berhadapan dengan siswa, lebih percaya diri, dan juga
berpengetahuan yang luas pula. Selain itu, gaya berkomunikasi guru juga
mempengaruhi sukses tidaknya model ini. Jika hal ini tidak dicapai oleh guru, maka
pembelajaran akan terhambat, suasana kelas menjadi tidak kondusif, serta siswa akan
menjadi bosan.
a. Prestasi Prestasi adalah ”haasil yang telah dicapai (dari yang telah
pengertian bahwa prestasi adalah pengetahuan yang diperoleh atau ketrampilan yang
nilai yang diberikan oleh guru, dan nilai tersebut bisa dengan nilai tinggi, sedang dan
rendah.
b. Belajar Belajar adalah ”Berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”,
sehingga belajar ini merupakan suatu kegiatan yang harus ada di dalam kehidupan
manusia sesuai dengan naluri manusia yang selalu ingin maju, terutama dalam proses
Kapasitas yang terdapat dalam individu antara lain intelegensi, bakat, minat, dan
Prestasi belajar adalah kecakapan nyata atau aktual yang menunjukan adanya aspek
kecakapan yang segera didemonstrasikan dan diujikan karena merupakan hasil usaha
belajar yang dicapai di sekolah baik berupa pengetahuan, sikap, atau keterampilan
menyatu dalam kehidupan manusia, ada yang tinggi dan ada yang rendah. Untuk
memenuhi kebutuhan itu mereka berusaha dengan berbagai cara dan cara yang paling
sering dilakukan adalah belajar. Melalui cara inilah orang akan memperoleh
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dan melalui cara ini juga siswa akan
2013)
2.4.1 Hidrokarbon
senyawa yang dihasilkan dari kedua unsur ini sangat banyak. Sebagian besar senyawa
kimia yang terdapat di alam ini merupakan senyawa karbon. Salah satu senyawa
karbon yang jumlahnya sangat banyak dan pengunaannya cukup penting adalah
Atom karbon mempunyai nomor atom 6, sehingga dalam sistem periodic terletak
pada golongan IVA dan periode 2. Keadaan tersebut membuat atom karbon
2. Atom karbon dapat membentuk ikatan tunggal, rangkap dua, dan rangkap tiga.
a. Senyawa alifatik yaitu senyawa karbon yang rantai C-nya terbuka, berupa rantai
b. Senyawa siklik yaitu senyawa karbon yang rantai C-nya tertutup atau
melingkar. Senyawa siklik dibagi menjadi dua, yaitu senyawa karbosiklik dan
heterosiklik.
1) Senyawa karbosiklik
Senyawa aromatik merupakan senyawa siklik yang rantai lingkar atom karbonnya
memiliki ikatan tunggal berselang-seling dengan ikatan rangkap. Salah satu contoh
berikut.
Senyawa alisiklik adalah senyawa alifatik yang rantai karbonnya tertutup atau
Senyawa heterosiklik adalah senyawa siklik yang rantai lingkarnya terdiri atas
dapatmembentuk ikatan kovalen tunggal, rangkap dua, dan rangkap tiga. Sehingga
membentuk ikatan kovalen tunggal, rangkap dua, dan rangkap tiga. Sehingga
senyawa hidrokarbon dapat dibagi menjadi 2 yaitu senyawa hidrokarbon jenuh dan
alkana. Sedangkan senyawa hidrokarbon tak jenuh adalah senyawa hidrokarbon yang
1. Alkana
2. Alkena
1. Sifat alkana
Sifat fisis, titik didih dan titik leleh alkana semakin meningkat dengan makin
panjangnya rantai C atau pertambahan nilai Mr. Ini disebabkan gaya antarmolekul
Mr, karena akibat gaya antar molekul yang semakin kuat sehingga sulit bagi
banyak rantai kabon (C), C1-C4 adalah berwujud gas, C5-C17 adalah bewujud
cair, C18 keatas = bewujud padat. Sifat kimia alkana, diantaranya dapat
mengalami reaksi:
- Substitusi (reaksi pengantian oleh halogen: F2, Cl2, Br2, I2) Contoh: reaksi alkana
Metana Klorometana
- Reaksi pembakaran (reaksi pembakaran alkana menghasikan CO2 dan H2O)
Contoh: alkana dibakar dengan O2 berlebih
CH4 (g) + 2O2 (g) CO2 (g) + 2H2O (g)
Sedangkan pembakaran tidak sempurna menghasilkan CO dan H2O.
Contoh: 2CH4 (g) + O2 (g) 2CO (g) + 4H2O (g)
Reaksi perengkahan alkana (eliminasi yang melibatkan peruraian alkana) pada
suhu tinggi (750-900 0C) tanpa udara.
C2H6(g) CH2=CH2(g) + H2(g)
Etana Etena
(Purba, 2008).
2. Sifat alkena dan alkuna
Sifat fisik dan wujud zat alkena dan alkuna hampir sama dengan alkana,
sedangkan sifat kimia alkena diantaranya:
- Adisi dengan halogen (halogenasi)
Contoh :
CH2=CH2 + Cl2 CH2Cl- CH2Cl
Etena 1,2 dikloroetana
- Adisi dengan hidrogen halida (hidrohalogenasi)
CH2=CH2 + HBr CH3CH2Br
Etena 1-bromoetana
- Polimerisasi adisi melibatkan penggabungan banyak molekul alkena
(monomer)membentuk molekul yang sangat besar (polimer) dengan katalis.
contohnya disini adalah pembentukan polimer PVC (polivinilklorida) terbebtuk
dari monomer kloroetena). Reaksi yang terjadi:
CH2=CH – Cl + CH2=CH – Cl [....CH2-CH (Cl) - CH2 – CH(Cl) ....]n
- Pembakaran
CH2= CH2(g) + 3O2(g) 2CO2 (g) + 2H2O (g)
Sifat kimia alkuna diantaranya:
1) Adisi dengan halogen (halogenasi)
contoh:
Tahap 1: CH≡CH + Cl2 CHCl=CHCl
Etuna 1,2 dikloroetena
Tahap 2 : CHCl=CHCl + Cl2 CHCl2-CHCl2
1,2 dikloroetena 1,1,2,2 tetrakloroetana
2) Adisi dengan hidrogen halida (hidrohalogenasi)
Tahap 1: CH≡CH + HCl CH2=CHCl
Etuna Kloroetena
Tahap 2 : CH2=CHCl + HCl CHCl2-CHCl2
Kloroetena 1,2 dikloroetana
3) Reaksi subtitusi
R-C≡CH R-C≡C- + H+
Posisi atom H dapat disubtitusi oleh atom lain, misal atom Na.
R-C≡CH + NaCl R-C≡CNa + HCl
4) Pembakaran
2CH≡CH (g) + 5O2
2.4.5 Isomer
Isomer adalah senyawa yang berbeda tapi mempunyai rumus molekul
yang sama, tetapi rumus strukturnya berbeda. Keisomeran terjadi karena senyawa
dengan rumus molekul sama dapat mempunyai struktur atau konfigurasi yang
berbeda. Struktur berkaitan dengan cara atom-atom saling berkaitan, sedangkan
konfigurasi berkaitan dengan susunan ruang atom-atom dalam molekul. Isomer
yang ada pada alkana adalah isomer struktur, yaitu isomer kerangka (isomer yang
terjadi akibat perbedaan kerangka atau rantai karbonnya) yang dimulai dari butana
(C4H10) yang memiliki 2 isomer.
CH3-CH2-CH2-CH3: n-butana
CH3-CH(CH3)-CH3: 2 metilpropana (isobutana)
Isomer yang terjadi pada alkena adalah isomer kerangka, posisi dan
geometri. Isomer kerangka adalah isomer yang terjadi akibat perbedaan kerangka
atau rantai karbonnya. Isomer posisi terjadi karena adanya perbedaan posisi letak
cabang atau posisi letak ikatan rangkapnya. Isomer geometri terjadi karena
terdapat perbedaan kedudukan atom (gugus atom) dalam ruang.
Isomer kerangka:
CH2=CH-CH2-3 : 1-butena
CH2=C(CH3)-CH3 : 2-metil-1-propena
Isomer posisi:
CH2=CH-CH2-CH3 : 1-butena
CH3-CH=CH-CH3 : 2-butena
Isomer geometri
Gambar 4. Cis-2-butena dan Trans-2-butena
Perhatikan senyawa cis-2-butena dan trans 2-butena. Kedua senyawa
tersebut memiliki letak ikatan rangkap yang sama. Perbedaannya terletak pada
letak gugus CH3. Jika ikatan rangkap pada senyawa alkena dianggap sebagai suatu
bidang batas dan letak gugus CH3 berada dalam satu sisi, maka disebut posisi cis.
Sementara itu, jika letak gugus CH3 terletak pada sisi yang berseberangan, maka
disebut posisi trans.
Alkuna memiliki isomer kerangka pada posisi. Keisomeran alkuna dimulai
dari butuna.
Isomer kerangka:
CH≡C-CH2-CH2-CH3 : 1-pentuna
CH≡C-CH(CH3)-CH3 : 3-metil-1-butuna
Isomer posisi:
CH≡C-CH2-CH2-CH3 : 1-pentuna
CH3-C≡C-CH2-CH3 : 2-pentuna
(Permana, 2009).
2.4.6 Minyak Bumi
Minyak bumi (bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latin: petrus-karang
dan oleum- minyak) dijuluki juga sebagai emas hitam, adalah suatu cairan kental
yang berwarna coklat sampai hitam atau kehijauan, yang mudah terbakar dan
berbau kurang sedap, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi
(Permana, 2009).
1. Proses terbentuknya minyak bumi
Minyak bumi terbentuk dari sisa-sisa fosil hewan kecil(plankton) yang
hidup di laut jutaan tahun yang lalu. Sisa- sisa tumbuhan dan hewan ini tertimbun
endapan lumpur, pasir, dan zat lain, serta mendapat tekanan dari panas bumi
secara alami. Bersamaan proses tersebut bakteri pengurai merombak
senyawasenyawa
kompleks menjadi senyawa minyak bumi yang terkumpul dalm pori-pori
batu kapur. Dengan adanya gaya kapiler, minyak bumi bergerak perlahan-lahan
keatas. Jika gerakan ini terhalang batuan yang tidak berpori, maka terjadi
akumulasi minyak dalam batuan. Inilah sebabnya minyak bumi disebut petroleum
(pertus=batu, oleum=minyak) (Justiana et al., 2009).
2. Pemisahan Komponen-komponen dalam Minyak Bumi
Komponen-komponen minyak mentah harus dipisahkan berasarkan titik
didihnya agar dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Metode yang digunakan
adalah distilasi bertingkat. Destilasi bertingkat adalah proses distilasi
(penyulingan) dengan menggunakan tahap-tahap/fraksi-fraksi pendinginan sesuai
trayek titik didih campuran yang diinginkan, sehingga proses pengembunan
terjadi pada beberapa tahap/beberapa fraksi tadi. Cara seperti ini disebut
fraksionasi. Pemilihan metode tersebut berdasarkan pada kandungan minyak
mentah yang terdiri atas berbagai senyawa hidrokarbon, misalnya senyawa
alkana, alkena, aromatik, naptalena, alkena, alkuna. Senyawa-senyawa tersebut
mempunyai panjang rantai dan titik didih yang berbeda-beda. Semakin panjang
rantai karbon yang dimilikinya, semakin tinggi titik didihnya (Justiana et al.,
2009
Mutu Bensin
Bensin atau sering disebut gasolin terdiri dari campuran isomer heptana
(C7H16) dan oktana (C8H18). Mutu bahan bakan bensin ditentukan oleh jumlah
ketukan (knocking) yang ditimbulkan. Jumlah ketukan dinyatakan dengan nilai
oktan. Semakin tinggi mutu bensin, berarti jumlah ketukan semakin sedikit, dan
angka oktannya semakin tinggi. Bensin merupakan fraksi minyak bumi yang
mengandung senyawa n–heptana dan isooktana. Misalnya bensin premium yang
beredar di pasaran dengan bilangan oktan 80 berarti bensin tersebut mengandung
80% isooktana dan 20% n–heptana. Bensin super mempunyai bilangan oktan 98
berarti mengandung 98% isooktana dan 2% n–heptana. Pertamina meluncurkan
produk bensin ke pasaran dengan 3 nama, yaitu: premium (bilangan oktan 80–88),
pertamax (bilangan oktan 91–92) dan pertamax plus (bilangan oktan 95).
Penambahan zat antiketukan pada bensin bertujuan untuk memperlambat
pembakaran bahan bakar. Untuk menaikkan bilangan oktan antara lain
ditambahkan MTBE (Metyl Tertier Butil Eter), tersier butil alkohol, benzena, atau
etanol. Penambahan zat aditif Etilfluid yang merupakan campuran 65% TEL
(Tetra Etil Lead), 25% 1,2-dibromoetana dan 10% 1,2-dikloro etana sudah
ditinggalkan karena menimbulkan dampak pencemaran timbal ke udara.Timbal
(Pb) bersifat racun yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan seperti pusing,
anemia, bahkan kerusakan otak (Harnanto, 2009).
4. Dampak Pembakaran Minyak Bumi
Pembakaran bahan bakar minyak dapat berlangsung dua cara yaitu
pembakaran sempurna dan tidak sempurna. Pembakaran sempurna menghasilkan
energi yang cukup besar dibandingkan pembakaran tidak sempurna.Tetapi gas
CO2 yang dihasilkan dapat menyebabkan terjadinya greenhouse effect (efek
rumah kaca).
Reaksi pembakaran sempurna:
CH4(g) + 2O2(g) CO2(g) + 2H2O(g) + Energi
Reaksi pembakaran tak sempurna:
2CH4 (g) + 3O2 (g) 2CO (g) + 4H2O(g) + Energi
Gejala yang timbul jika keracunan gas CO adalah sesak napas, daya ingat
berkurang, ketajaman penglihatan menurun, dan lelah jantung. Tubuh akan
kekurangan suplai oksigen, akibatnya badan lemas, pingsan, bahkan dapat
menyebabkan kematian.
Reaksi:
CO (g) + Hb (g) HbCO (aq)
Pembakaran bahan bakar minyak juga dapat menghasilkan zat polutan lain
seperti: oksida belerang (SO2 dan SO3), oksida nitrogen (NO dan NO2), dan
partikel-partikel debu. Gas-gas tersebut jika masuk di udara dapat menyebabkan
terjadinya hujan asam.
Reaksinya:
SO2(g) + H2O (l) H2SO3(aq)
Bereaksi dengan O2 membentuk SO3 kemudian bereaksi dengan uap air
membentuk asam sulfat.
Reaksinya:
2SO2(g) + O2(g) 2SO3 (g)
SO3 (g) + H2O (l) H2SO4 (aq)
Asam sulfat di udara lembab mudah larut dalam air hujan sehingga air
hujan bersifat asam, atau dikenal dengan hujan asam. Hujan asam dapat
menyebabkan tumbuhan dan hewan yang tidak tahan hidup dalam suasana asam
akan mati, dan perabotan yang berasal dari logam terkorosi. Selain gas SO2 dan
SO3, gas NO dan NO2 juga dapat menyebabkan hujan asam. Mengingat dampak
yang ditimbulkan dan terbatasnya sumber tambang minyak di dunia ini, maka
mulai sekarang dicari energi alternatif lain seperti: licol /batu bara yang
dibersihkan, biodiesel dari minyak jarak, biodiesel (etanol dari tebu, minyak
jagung, minyak kelapa sawit), biogas dari kompos/kotoran hewan, tenaga nuklir,
tenaga panas bumi/geothermal, tenaga air terjun, tenaga gelombang air laut,
tenaga angin, tenaga surya.
5. Senyawa Hidrokarbon dalam Kehidupan Sehari-hari
Senyawa-senyawa hidrokarbon yang kita gunakan dalam berbagai hal,
sebagian besar merupakan senyawa-senyawa derivat kompleks hidrokarbon.
Berikut beberapa produk dan kegunaan senyawa hidrokarbon.
a. Hidrokarbon dalam bidang pangan seperti: tetraterpena, merupakan senyawa
beta karoten pada wortel monoterpena, merupakan senyawa dalam minyak
jeruk (limonena), propena dan butena digunakan sebagai pemasak buahbuahan.
b. Hidrokarbon dalam bidang sandang dan papan seperti: polivinilklorida (PVC)
serat, tali plastik, dan botol plastik, nilon digunakan untuk serat pakaian,
dakron merupakan serat poliester untuk pengganti kapas.
c. Hidrokarbon dalam bidang seni dan estetika: polivinil asetat, banyak
digunakan untuk perekat dan cat lateks, polietilena/ polietena merupakan
polimer etena (CH2=CH2) yang digunakan sebagai kantong plastik, ember,
panci dan pembungkus makanan (Utami, Budi 2009).
2.5 Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian ini yang diajukan adalah :
Model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) lebih efektif digunakan
dalam pembelajaran dari pada model pembelajaran langsung pada materi
Hidrokarbon di kelas XI IPA SMA Negeri 3 Kendari
Setelah uraian diatas, peneliti mengajukan hipotesis statistik sebagai berikut:
H0 : μ1≤ μ2
H2 : μ1> μ2
Keterangan :
Hipotesis nul: Rata-rata hasil belajar siswa yang diajar melalui model
pembelajaran PjBL lebih kecil atau sama dengan rata-rata hasil belajar siswa yang
diajar melalui model pembelajaran langsung pada materi Hidrokarbon di kelas XI
IPA SMA Negeri 3 Kendari.
Hipotesis alternatif: Rata-rata hasil belajar siswa yang diajar melalui model
pembelajaran PjBL lebih besar dari rata-rata hasil belajar siswa yang diajar
melalui model pembelajaran langsung pada materi Hidrokarbon di kelas XI IPA
SMA Negeri 3 Kendari.
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA 1 menui kelas XI IPA 1 dan kelas
IPA 2, semester genap tahun ajaran 2020/2021, yang menggunakan kurikulum 2013
eksperimen semu atau quasi eksperimen desain ini memiliki kelompok kontrol tetapi
tidak dapat berfungsi sepenuhnya dan mengontor variabel variabel luar yang
membandingkan hasil dari kedua perlakuan yang berbeda hal ini bertujuan untuk
Desain penelitian menggunakan pretest dan postest control grup desig yaitu
sedangkan kelas kedua dilakukan metode konvesional yaitu metode ceramah dan
tanya jawab. Sebelum penelitian dimulai kedua kelas tersebut diberikan pretest dan
postes. Pretest dilakukan untuk mengetahui pengetahuan awal mengenai materi yang
akan diajarkan postest dilakukan untuk mengetahui pengetahuan siswa setelah proses
R1 O1 X O2
R2 O2 - O2
Keterangan
O1 pretest yang diberikan sebelum proses belajar mengajar dimulai diberikan kepada
siswa
O2 postest yang diberikan setelah proses belajar mengajar berlangsung dan diberikan
C. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
a) Penelitian tidak serta merta dilakukan begitu saja namun dilakukan secara
penelitian.
c) Mengkaji Silabus Kimia SMA dengan tujuan untuk menentukan materi Kimia
masalah, Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan disertai bimbingan dari dosen.
e) Membuat instrumen penelitian berupa angket motivasi belajar, soal tes untuk
f) Melakukan judgement soal tes dengan dosen untuk kemudian soal tersebut
diuji cobakan kepada siswa yang memiliki kondisi yang sama dengan sampel
penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
perlakuan.
e) Memberikan tes akhir (posttest) yang soalnya sama dengan tes awal (pretest )
3. Tahap Penyelesaian
a) Mengolah data hasil tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) untuk
b) Menganalisis data hasil tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest)
selanjutnya.
Prosedur dari penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.1 sebagai berikut:
Identifikasi Masalah
Validasi instrumen tes minat dan hasil belajar siswa serta lembar observasi
Instrumen tes yang telah divalidasi
Menarik Kesimpulan
Populasi target penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 SMA
1 menui tahun ajaran 2020/2021, sedangkan sampel adalah kelompok atau couster
sampling sisa telah terkumpul dalam sebuah kelas pengambilan sampel dilakukan
dengan cara mengambil seluruh siswa dikelas tertentu sebagai sampel penelitian.
Pemilihan dua kelas yang di jadikan sampel diambil dari populasi terjangkau
E. Intrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
penelitian. Dalam penelitian ini digunakan intsrumen tes hasil belajar dan observasi.
1. Tes
Instrumen yang digunakan berupah tes objektif yang berupah soal pilihan
ganda dengan jumlah 20 butir soal yang telah diuji kelayakkannya.melalui validasi
2. Lembar Observasi
aktifitas belajar siswa dan aktifitas mengajar guru ketika kegiatan pembelajaran
PBL.
1. Validitas Instrumen
Validitas adalah suatu derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek
penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Validasi terhadap butir
soal konsep mol divalidasi oleh Dosen. Analisis ini mencakup materi, konstruk, dan
bahasa yang bertujuan untuk memperoleh butir soal yang lebih baik dan bermutu.
Validasi dilakukan dengan cara memberikan tanda check list (√) pada kolom validitas
yang disediakan, sedangkan validasi angket dilakukan oleh Guru Bidang Studi Kimia
2. Reliabilitas Instrumen
cukup dipercaya sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.
Suatu tes dapat dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang relatif hampir
sama bila diteskan pada kelompok yang berbeda, untuk mengetahui tingkat
reliabilitas soal tes, maka soal tes juga diberikan kepada kelompok yang memiliki
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan tes, kemudian diolah dengan
Penentuan hasil belajar siswa untuk soal essay dalam penelitian ini
SPi
berikut : Xi= x 100 %
Sm
Nilai standar devesiasi siswa dijitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
S=
√∑ ( χi− χ ) 2
n−1
n : banyak sampel
Guru
50%-74,9% Sedang
Keterangan:
N-g = gain ternormalisasi
Spost = skor post-test
Spre = skor pre-test
Smax = skor maksimum ideal
Hasil tes uji coba terbatas digunakan untuk memperoleh N-Gain tenormalitas
rumus N-Gain digunakan untuk melihat peningkatan penguasaan konsep yang di
capai peserta didik tinggi rendahnya N-Gain diklasifikan sebagai berikut
Tabel 3.3 Pengkategorian perolehan skor N-gain
Rentang Kriteria
diteliti terdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji data ini disusun dalam daftar
frekuensi yang terdiri dari banyaknya kelas. Selanjutnya diuji dengan menggunakan
i−1
Keterangan :
X2 = Chi-kuadrat hitung
k = banyaknya kelas
variasiterbesar
F=
variasi terkecil
(Sudjana, 2002)
Kriteria pengujian dalah jika Fhituung < Ftabel, maka H0 diterima untuk harga-
Keterangan:
U = nilai uji Mann-Whitney
n1= sampel kelas eksperimen
n2 = sampel kelas kontrol
R = Ranking ukuran sampel
Berdasarkan distribusi U, criteria keputusan pengujian adalah:
H1 di terima apabilaUhitung<U(0,05;db)
H1 d tolak apabila Uhitung>U(0,05;db)
Lampiran 4
Standar Kompetensi
Kompetesi Dasar
A. Indikator
C. Materi Pembelajaran
identifikasi atom C,H dan O, kekhasan atom karbon, atom C primer, atom C
sekunder , atom C tertier, dan atom C kuarterner.
D. Kegiatan Pembelajaran
2. pendekatan : saintifik
F. Langkah-Langkah Pembelajaran
F. Langkah-Langkah Pembelajaran
G. Penilaian
1. teknik penilaian : tes
2. bentuk instrument : pilihan ganda
G. Penilaian
Standar Kompetensi
KI-4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
Kompetesi Dasar
A. Indikator
D. Materi Pembelajaran
1. Pokok Materi : Hidrokarbon
D. Kegiatan pembelajaran
2. Pendekatan : Saintifik
F. Langkah-Langkah Pembelajaran
G. Penilaian
Standar Kompetensi
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan.
Kompetesi Dasar
4.2 Menyajikan hasil pemahaman tentang proses pembentukan dan teknik pemisahan
fraksi-fraksi minyak bumi beserta kegunaannya
A. Indikator
D. Materi Pembelajaran
D. Kegiatan pembelajaran
2. pendekatan : saintifik
F. Langkah-Langkah Pembelajaran
F. Langkah-Langkah Pembelajaran
G. Penilaian
Lampiran 4
Standar Kompetensi
Kompetesi Dasar
A. Indikator
B. Tujuan Pembelajaran
C. Materi Pembelajaran
Identifikasi atom C,H dan O, kekhasan atom karbon, atom C primer, atom C
sekunder , atom C tertier, dan atom C kuarterner.
D. Kegiatan Pembelajaran
F. Langkah-Langkah Pembelajaran
Elaborasi
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya mengenai materi yang belum dipahami ,
kemudian guru memberikan respon terhadap
pertanyyan siswa
Konfirmasi
Guru memberikan latihan soal kepada siswa kemudian
memmanggil siswa secara acak untuk mengerjakan soal
didepan kelas
Penutup 10 menit
3. Guru mengarahkan siswa untuk menyimplkan
pelajaran mengenai hidrolisis garam
4. Salam penutup
G. Penilaian
Lampiran 5
Standar Kompetensi
KI-4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
Kompetesi Dasar
A. Indikator
C. Tujuan
D. Materi Pembelajaran
D. Kegiatan pembelajaran
F. Langkah-Langkah Pembelajaran
Ekplorasi 70 Menit
Guru menjelaskan materi tentang penentuan nama
senyawa hidrokarbon
Elaborasi
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya mengenai materi yang belum dipahami ,
kemudian guru memberikan respon terhadap
pertanyyan siswa
Konfirmasi
Guru memberikan latihan soal kepad siswa kemudian
memmanggil siswa secara acak untuk mengerjakan soal
didepan kelas
Penutup 10 menit
1. guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan
materi pembelajaran mengenai ph larutan garam
2. salam penutup
G. Penilaian
Standar Kompetensi
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan.
Kompetesi Dasar
4.2 Menyajikan hasil pemahaman tentang proses pembentukan dan teknik pemisahan
fraksi-fraksi minyak bumi beserta kegunaannya
A. Indikator
B. Tujuan
D. Materi Pembelajaran
D. Kegiatan pembelajaran
F. Langkah-Langkah Pembelajaran
Ekplorasi 70 Menit
Guru menjelaskan materi tentang penentuan ph larutan
garam ( garam yang berasal dari asam kuat dan basa
lemah)
Elaborasi
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya mengenai materi yang belum dipahami ,
kemudian guru memberikan respon terhadap
pertanyyan siswa
Konfirmasi
Guru memberikan latihan soal kepad siswa kemudian
memmanggil siswa secara acak untuk mengerjakan soal
didepan kelas
.
Penutup 10 menit
3. guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan
materi pembelajaran mengenai ph larutan garam
salam penutup
G. Penilaian
Petunjuk pengisian
Isilah dengan tanda ceklis () pada kolom skor jika siswa melakukan aktifitas sesuai
aspek yang diamati
Isilah dengan tanda garis datar (-) pada kolom skor jika siawa tidak melakukan
aktifitas
No A. Kegiatan pendahuluan 1 2 3 4
Kegiatan penutup
Total skor
.
Rubik Penilaian Aktifitas Guru
1. Pendahuluan,
a. Skor 4, apabila 15-19 siswa yang siap menerima pembelajaran guru
b. Skor 3 apabila 10-15 siswa yang siapa dalam menerima
pembelajaran dengan adany motivasi sebelum pembelajaran
c. Skor 2, apabila 7-10 siswa yang siap dalam menerima pemebelajaran
dengan adanya motivasi sebelum pembelajaran
d. Skor 1, apabila hanya 5 siswa yang siap menerima pembelajaran
dengan adanya motivasi sebelum pemebelajaran
2. Mengamati
a. skor 4, apabila 15-19 sisiwa memperhatikan guru menjelaskan
mengenai meteri pembelajaran dan mengerjakan lks yang telah
dibagikan oleh guru
b. skor 3, apabila 10-15 sisiwa memperhatikan guru menjelaskan
mengenai meteri pembelajaran dan mengerjakan lks yang telah
dibagikan oleh guru
c. Skor 2, apabila 7-10 sisiwa memperhatikan guru menjelaskan
mengenai meteri pembelajaran dan mengerjakan lks yang telah
dibagikan oleh guru
d. Skor 1 , apabila hanya 5 siswa yang memperhatikan guru
menjelaskan mengenai meteri pembelajaran dan mengerjakan lks
yang telah dibagikan oleh guru
3. Menanya
a. Skor 4, apabila 15-19 siswa mengajukan pertanyaan kepada guru dan
menangggapi pertanyaan sisiwa lain
b. Skor 3, apabila 10-15 siswa mengajukan pertanyaan kepada guru dan
menangggapi pertanyaan sisiwa lain
c. Skor 2, apabila 7 -15 siswa mengajukan pertanyaan kepada guru dan
menangggapi pertanyaan sisiwa lain
d. Skor 1, apabila hanya 5 siswa mengajukan pertanyaan kepada guru
dan menangggapi pertanyaan sisiwa lain
4. Mengumpulkan data
a. Skor 4, apabila 15-19 siswa mengumpulkan informasi atau materi
yang diperlukan saat pembelajaran
b. Skor 3, apabila 10-15 siswa mengumpulkan informasi atau materi
yang diperlukan saat pembelajaran
c. Skor 2, apabila 7-10 siswa mengumpulkan informasi atau materi
yang diperlukan saat pembelajaran
d. Skor 1, apabila hanya 5 siswa mengumpulkan informasi atau materi
yang diperlukan saat pembelajaran
5. Mengasosiasi
a. Skor 4, apabila 15-19 siswa menjawab sosl pada lks
b. Skor 3, apabila 10-15 siswa menjawab sosl pada lks
c. Skor 2, apabila 7-10 siswa menjawab sosl pada lks
d. Skor 1, apabila hanya 5 siswa menjawab sosl pada lks
6. Penutup
a. skor 4 apabila 15-19 siswa yang siap menyimpulkan materi telah
disampaikan
b. skor 3 apabila 10-15 siswa yang siap menyimpulkan materi telah
disampaikan
c. skor 2 apabila 7-10 siswa yang siap menyimpulkan materi telah
disampaikan
d. skor 1 apabila hanya 5 siswa yang siap menyimpulkan materi telah
disampaikan
penilaian
jumlah skor hasil obsrvasi
p% = x 100 %
jumlah skor maksimal
kriteria
No A. Kegiatan pendahuluan 1 2 3 4
B. Kegiatan inti
Kegiatan penutup
Total skor
Rubik Penilaian Aktifitas Guru
1. Pendahuluan,
a. Skor 4, apabila 15-19 siswa yang siap menerima pembelajaran
dengan adanya motivasi sebelum pembelajaran
b. Skor 3 apabila 10-15 siswa yang siapa dalam menerima
pembelajaran dengan adany motivasi sebelum pembelajaran
c. Skor 2, apabila 7-10 siswa yang siap dalam menerima
pemebelajaran dengan adanya motivasi sebelum pembelajaran
d. Skor 1, apabila hanya 5 siswa yang siap menerima pembelajaran
dengan adanya motivasi sebelum pemebelajaran
2. Mengamati
a. skor 4, apabila 15-19 siswa memperhatikan guru memberikan
sedikit gambaran mengenai cara penetuan pH dari larutan garam
yang terhidrolisis
b. skor 3, apabila 10-15 siswa memperhatikan guru memberikan
sedikit gambaran mengenai cara penetuan pH dari larutan garam
yang terhidrolisis
c. Skor 2, apabila 7- 10 siswa memperhatikan guru memberikan
sedikit gambaran mengenai cara penetuan pH dari larutan garam
yang terhidrolisis
d. Skor 1 , apabila hanya 5 siswa memperhatikan guru memberikan
sedikit gambaran mengenai cara penetuan pH dari larutan garam
yang terhidrolisis
3. Menanya
a. Skor 4, apabila 15-19 siswa mengajukan pertanyaan kepada guru
dan menangggapi pertanyaan sisiwa lain
b. Skor 3, apabila 10-15 siswa mengajukan pertanyaan kepada guru
dan menangggapi pertanyaan sisiwa lain
c. Skor 2, apabila 7 -15 siswa mengajukan pertanyaan kepada guru
dan menangggapi pertanyaan sisiwa lain
d. Skor 1, apabila hanya 5 siswa mengajukan pertanyaan kepada
guru dan menangggapi pertanyaan sisiwa lain
4. Mengumpulkan data
a. Skor 4, apabila 15-19 siswa membagi tugas dan mengkaji
masalah yang diberikan
b. Skor 3, apabila 10-15 siswa membagi tugas dan mengkaji
masalah yang diberikan
c. Skor 2, apabila 7-10 siswa membagi tugas dan mengkaji masalah
yang diberikan
d. Skor 1, apabila hanya 5 siswa membagi tugas dan mengkaji
masalah yang diberikan
5. Mengasosiasi
a. Skor 4, apabila 15-19 siswa menjawab sosl pada lks
b. Skor 3, apabila 10-15 siswa menjawab sosl pada lks
c. Skor 2, apabila 7-10 siswa menjawab sosl pada lks
d. Skor 1, apabila hanya 5 siswa menjawab sosl pada lks
6. Penutup
a. skor 4 apabila 15-19 siswa yang siap menyimpulkan materi telah
disampaikan
b. skor 3 apabila 10-15 siswa yang siap menyimpulkan materi telah
disampaikan
c. skor 2 apabila 7-10 siswa yang siap menyimpulkan materi telah
disampaikan
d. skor 1 apabila hanya 5 siswa yang siap menyimpulkan materi
telah disampaikan
penilaian
jumlah skor hasil obsrvasi
p% = x 100 %
jumlah skor maksimal
kriteria
Presentase kualitas Kriteria
keterlaksanaan pemebalajaran
0,24 % - 24,9 % Sangat kurang
Petunjuk pengisian
Isilah dengan tanda ceklis () pada kolom skor jika siswa melakukan aktifitas
sesuai aspek yang diamati
Isilah dengan tanda garis datar (-) pada kolom skor jika siawa tidak melakukan
aktifitas
No A. Kegiatan pendahuluan 1 2 3
B. Kegiatan inti
Kegiatan penutup
Total skor
Rubik Penilaian Aktifitas Guru
1. Pendahuluan,
a. Skor 4, apabila 15-19 siswa yang siap menerima pembelajaran
dengan adanya motivasi sebelum pembelajaran
b. Skor 3 apabila 10-15 siswa yang siapa dalam menerima
pembelajaran dengan adany motivasi sebelum pembelajaran
c. Skor 2, apabila 7-10 siswa yang siap dalam menerima
pemebelajaran dengan adanya motivasi sebelum pembelajaran
d. Skor 1, apabila hanya 5 siswa yang siap menerima pembelajaran
dengan adanya motivasi sebelum pemebelajaran
2. Mengamati
a. skor 4, apabila 15-19 siswa memperhatikan guru memberikan
sedikit gambaran mengenai cara penetuan pH dari larutan garam
yang terhidrolisis
b. skor 3, apabila 10-15 siswa memperhatikan guru memberikan
sedikit gambaran mengenai cara penetuan pH dari larutan garam
yang terhidrolisis
c. Skor 2, apabila 7- 10 siswa memperhatikan guru memberikan
sedikit gambaran mengenai cara penetuan pH dari larutan garam
yang terhidrolisis
d. Skor 1 , apabila hanya 5 siswa memperhatikan guru memberikan
sedikit gambaran mengenai cara penetuan pH dari larutan garam
yang terhidrolisis
3. Menanya
a. Skor 4, apabila 15-19 siswa mengajukan pertanyaan kepada guru
dan menangggapi pertanyaan sisiwa lain
b. Skor 3, apabila 10-15 siswa mengajukan pertanyaan kepada guru
dan menangggapi pertanyaan sisiwa lain
c. Skor 2, apabila 7 -15 siswa mengajukan pertanyaan kepada guru
dan menangggapi pertanyaan sisiwa lain
d. Skor 1, apabila hanya 5 siswa mengajukan pertanyaan kepada guru
dan menangggapi pertanyaan sisiwa lain
4. Mengumpulkan data
a. Skor 4, apabila 15-19 siswa membagi tugas dan mengkaji masalah
yang diberikan
b. Skor 3, apabila 10-15 siswa membagi tugas dan mengkaji masalah
yang diberikan
c. Skor 2, apabila 7-10 siswa membagi tugas dan mengkaji masalah
yang diberikan
d. Skor 1, apabila hanya 5 siswa membagi tugas dan mengkaji
masalah yang diberikan
5. Mengasosiasi
a. Skor 4, apabila 15-19 siswa menjawab sosl pada lks
b. Skor 3, apabila 10-15 siswa menjawab sosl pada lks
c. Skor 2, apabila 7-10 siswa menjawab sosl pada lks
d. Skor 1, apabila hanya 5 siswa menjawab sosl pada lks
6. Penutup
a. skor 4 apabila 15-19 siswa yang siap menyimpulkan materi telah
disampaikan
b. skor 3 apabila 10-15 siswa yang siap menyimpulkan materi telah
disampaikan
c. skor 2 apabila 7-10 siswa yang siap menyimpulkan materi telah
disampaikan
d. skor 1 apabila hanya 5 siswa yang siap menyimpulkan materi telah
disampaikan
penilaian
jumlah skor hasil obsrvasi
p% = x 100 %
jumlah skor maksimal
penelitian
Petunjuk pengisian
Isilah dengan tanda ceklis () pada kolom skor jika siswa melakukan aktifitas sesuai
aspek yang diamati
Isilah dengan tanda garis datar (-) pada kolom skor jika siawa tidak melakukan
aktifitas
No C. Kegiatan pendahuluan 1 2 3 4
Guru melakukan pembukaan dengan salam
pembuka dan berdoa untuk memulai
1 pembelajaran
D. Kegiatan inti
Kegiatan penutup
Total skor
1. Pendahuluan
a. Skor 4 , apabila guru mengucapkan salam, memberikan motivasi apresepsi
dan menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa sebelum proses
belajar mengajar yang dikaitkan denngan kehidupan sehari-hari
b. Skor 3, apabila guru hanya mengucapkan salam , memberikan motivasi
apresepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa sebelum
proses belajar mengajar tampa dikaitkan denngan kehidupan sehari-hari
c. Skor 2, apabila guru hanya mengucapkan salam , memberikan motivasi
apresepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa sebelum
proses belajar mengajar
d. Skor 1 apabila guru tidak memberikan motivasi apresepsi dan
menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa sebelum proses belajar
mengajar
2. Mengamati
a. Skor 4, apabila guru mengerahkan siswa bergabung dengan kelompok dan
mengarahkan siswa memperhatikan materi yang diajarkan dan membaca
LKS yang telah dibagikan
b. Skor 3, apabila guru kurang jelas mengerahkan siswa bergabung dengan
kelompok dan mengarahkan siswa memperhatikan materi yang diajarkan
dan membaca LKS yang telah dibagikan
c. Skor 2, apabila guru tidak mengerahkan siswa bergabung dengan
kelompok dan mengarahkan siswa memperhatikan materi yang diajarkan
dan membaca LKS yang telah dibagikan
d. Skor 1, apabila guru tidak mengerahkan siswa bergabung dengan
kelompok dan tidak mengarahkan siswa memperhatikan materi yang
diajarkan dan membaca LKS yang telah dibagikan
3. Menanya
a. Skor 4, apabila guru meminta kepada siswa bertanya bila ada yang ingin
di tanyakan dan melempar pertanyaan kepada siswa lain
b. Skor 3, apabila guru meminta kepada siswa bertanya bila ada yang ingin
di tanyakan dan tidak melempar pertanyaan kepada siswa lain
c. Skor 2, apabila guru tidak meminta kepada siswa bertanya bila ada yang
ingin di tanyakan dan hanya melempar pertanyaan kepada siswa lain
d. Skor 1, apabila guru tidak meminta kepada siswa bertanya bila ada yang
ingin di tanyakan dan hanya melempar pertanyaan kepada siswa lain
4. Mengupulkan data
a. Skor 4, apabilla guru mengarahkan siswa untuk mencari informasi yang
berkaitan dengan hidrolisis garam
b. Skor 3, apabilla guru kurang jelas mengarahkan siswa untuk mencari
informasi yang berkaitan dengan hidrolisis garam
c. Skor 3, apabilla guru kurang jelas mengarahkan siswa untuk mencari
informasi yang berkaitan dengan hidrolisis garam
d. Skor 1, apabilla guru tidak mengarahkan siswa untuk mencari informasi
yang berkaitan dengan hidrolisis garam
5. Mengasosiasi
a. Skor 4, apabila guru menjelaskan dan mengarahkan siswa untuk
menjawab soal LKS
b. Skor 3, apabila guru kurang jelas dalam menjelaskan dan mengarahkan
siswa untuk menjawab soal LKS
c. Skor 2, apabilla guru tidak menjelaskan dan hanya mengarahkan siswa
untuk menjawab soal LKS
d. Skor 1, apabilla guru tidak dan tidak mengarahkan siswa untuk
menjawab soal LKS
6. Penutup
a. Skor 4, apabila guru mengarahkan siswa dan siswa dapat menyimpulkan
materi yang telah disampaikan.
b. Skor 3, apabila guru mengarahkan siswa dan siswa dapat menyimpulkan
materi yang telah disampaikan, tetapi siswa kurang paham
c. Skor 2, apabila guru kurang jelas mengarahkan siswa dan siswa dapat
menyimpulkan materi yang telah disampaikan.
d. Skor1, apabila guru tidak mengarahkan siswa dan siswa dapat
menyimpulkan materi yang telah disampaikan.
Penilaian
jumlah skor hasil observasi
P (%) = x 100 %
jumlah skor maksimal
Kriteria
Petunjuk pengisian
Isilah dengan tanda ceklis () pada kolom skor jika siswa melakukan aktifitas sesuai
aspek yang diamati
Isilah dengan tanda garis datar (-) pada kolom skor jika siawa tidak melakukan
aktifitas
No E. Kegiatan pendahuluan 1 2 3 4
Guru melakukan pembukaan dengan salam
pembuka dan berdoa untuk memulai
1 pembelajaran
F. Kegiatan inti
Kegiatan penutup
Total skor
7. Pendahuluan
e. Skor 4 , apabila guru mengucapkan salam, memberikan motivasi apresepsi
dan menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa sebelum proses
belajar mengajar yang dikaitkan denngan kehidupan sehari-hari
f. Skor 3, apabila guru hanya mengucapkan salam , memberikan motivasi
apresepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa sebelum
proses belajar mengajar tampa dikaitkan denngan kehidupan sehari-hari
g. Skor 2, apabila guru hanya mengucapkan salam , memberikan motivasi
apresepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa sebelum
proses belajar mengajar
h. Skor 1 apabila guru tidak memberikan motivasi apresepsi dan
menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa sebelum proses belajar
mengajar
8. Mengamati
e. Skor 4, apabila guru mengerahkan siswa bergabung dengan kelompok dan
mengarahkan siswa memperhatikan materi yang diajarkan dan membaca
lks yang telah dibagikan
f. Skor 3, apabila guru kurang jelas mengerahkan siswa bergabung dengan
kelompok dan mengarahkan siswa memperhatikan materi yang diajarkan
dan membaca lks yang telah dibagikan
g. Skor 2, apabila guru tidak mengerahkan siswa bergabung dengan
kelompok dan mengarahkan siswa memperhatikan materi yang diajarkan
dan membaca lks yang telah dibagikan
h. Skor 1, apabila guru tidak mengerahkan siswa bergabung dengan
kelompok dan tidak mengarahkan siswa memperhatikan materi yang
diajarkan dan membaca lks yang telah dibagikan
9. Menanya
e. Skor 4, apabila guru meminta kepada siswa bertanya bila ada yang ingin
di tanyakan dan melempar pertanyaan kepada siswa lain
f. Skor 3, apabila guru meminta kepada siswa bertanya bila ada yang ingin
di tanyakan dan tidak melempar pertanyaan kepada siswa lain
g. Skor 2, apabila guru tidak meminta kepada siswa bertanya bila ada yang
ingin di tanyakan dan hanya melempar pertanyaan kepada siswa lain
h. Skor 1, apabila guru tidak meminta kepada siswa bertanya bila ada yang
ingin di tanyakan dan hanya melempar pertanyaan kepada siswa lain
10. Mengupulkan data
e. Skor 4, apabilla guru mengarahkan siswa untuk mencari informasi yang
berkaitan dengan hidrolisis garam
f. Skor 3, apabilla guru kurang jelas mengarahkan siswa untuk mencari
informasi yang berkaitan dengan hidrolisis garam
g. Skor 3, apabilla guru kurang jelas mengarahkan siswa untuk mencari
informasi yang berkaitan dengan hidrolisis garam
h. Skor 1, apabilla guru tidak mengarahkan siswa untuk mencari informasi
yang berkaitan dengan hidrolisis garam
11. Mengasosiasi
e. Skor 4, apabila guru menjelaskan dan mengarahkan siswa untuk
menjawab soal lks
f. Skor 3, apabila guru kurang jelas dalam menjelaskan dan mengarahkan
siswa untuk menjawab soal lks
g. Skor 2, apabilla guru tidak menjelaskan dan hanya mengarahkan siswa
untuk menjawab soal lks
h. Skor 1, apabilla guru tidak dan tidak mengarahkan siswa untuk
menjawab soal lks
12. Penutup
e. Skor 4, apabila guru mengarahkan siswa dan siswa dapat menyimpulkan
materi yang telah disampaikan.
f. Skor 3, apabila guru mengarahkan siswa dan siswa dapat menyimpulkan
materi yang telah disampaikan, tetapi siswa kurang paham
g. Skor 2, apabila guru kurang jelas mengarahkan siswa dan siswa dapat
menyimpulkan materi yang telah disampaikan.
h. Skor1, apabila guru tidak mengarahkan siswa dan siswa dapat
menyimpulkan materi yang telah disampaikan.
Penilaian
jumlah skor hasil observasi
P (%) = x 100 %
jumlah skor maksimal
Kriteria
Petunjuk pengisian
Isilah dengan tanda ceklis () pada kolom skor jika siswa melakukan aktifitas sesuai
aspek yang diamati
Isilah dengan tanda garis datar (-) pada kolom skor jika siawa tidak melakukan
aktifitas
No G. Kegiatan pendahuluan 1 2 3 4
Guru melakukan pembukaan dengan salam
pembuka dan berdoa untuk memulai
1 pembelajaran
H. Kegiatan inti
Kegiatan penutup
Total skor