Anda di halaman 1dari 82

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan kunci utama bagi bangsa yang ingin maju dan unggul

dalam persaingan global. Pendidikan adalah tugas negara yang paling penting dan

sangat strategis. Terwujudnya pendidikan yang bermutu membutuhkan upaya yang

terus menerus untuk selalu meningkatkan kualitas pendidikan (Permendiknas, 2003).

Dalam meningkatkan pendidikan yang berkualitas, kualitas guru dan pembelajaran

memiliki peran yang sangat penting

Pendidikan dikatakan berhasil apabila tujuan pendidikan dapat tercapai.

Tujuan pendidikan adalah merubah pola pikir dari siswa serta menanamkan akhlak

mulia kepada diri siswa tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan suatu

proses, yaitu proses pembelajaran (Desriyanti, 2014).Namun didalam pendidikan juga

ada beberapa masalah yang dialami siswa seperti kurangnya prestasi belajar siswa.

Berbagai laporan mengungkapkan bahwa prestasi belajar (academic achievement)

peserta didik Indonesia kurang optimal. Laporan-laporan tersebut antara lain oleh The

International Association for the Evaluation of Educational Achievement (IEA)

Tahun 2011 (Yuzarion, 2017).

Masalah utama pembelajaran yang masih banyak ditemui adalah tentang

rendahnya hasil belajar peserta didik. Berdasarkan kajian data, diketahui bahwa hasil

belajar siswa SMA/sederajat masih rendah dalam hal pencapaian nilai dalam
pembelajaran guru dituntut untuk mampu mengemas kegiatan pembelajaran dengan

model yang dapat memberikan kesempatan bagi para siswa melakukan eksplorasi

sederhana sehingga mereka tidak hanya sekedar menerima dan menghafal.

(Wasonawati, 2014)

Permasalahan yang sering muncul dalam proses pembelajaran kimia berasal

dari faktor eksternal dan faktor internal, adanya anggapan pada diri siswa bahwa

memepelajari kimia sulit dipahami dan dimengerti, faktor eksternal antara lain dalam

proses pembelajarannnya guru hanya mrnggunakan guru hanya menggunakan model

pembelajaran yang sama seperti materi yang diajarkan (Awalia, 2019)


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Problem Based Learning

Model based learning problem merupakan model pembelajaran yang

menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar.

Dalam kelas yang menerapkan problem based learning, peserta didik bekerja dalam

tim untuk memecahkan masalah nyata (real world) (Sudarmin, 2015:75). Model

problem based learning mendorong siswa untuk lebih aktif berpikir, berani

mengemukakan pendapat serta dituntut untuk mampu memecahkan masalah

berdasarkan informasi dan pengetahuan yang mereka dapatkan. Problem based

learning juga melatih keterampilan siswa dalam mengaitkan konsep dasar yang sudah

ada dengan konsep baru berdasarkan pemahamannya sendiri, sehingga siswa

memiliki pemahaman yang lebih terhadap konsep yang dipelajari.

B. Model Problem Based Learning

Model Problem Based Learning melalui pendekatan Two Stay-Two Stray

memiliki kelebihan yaitu (1) Meningkatkan kerja sama, tanggung jawab,kepekaan

dan toleransi yang tinggi baik antar sesama anggota kelompok maupun dengan

kelompok lain,(2) Interaksi sosial antar siswa lebih banyak dikembangkan sebab

hampir setiap langkah dalam model ini ada dalam situasi kelompok, (3)

Meningkatkan pemahaman terhadap materi pelajaran, (4) Meningkatkan pencurahan


waktu pada tugas, (5) Penerimaan terhadap perbedaan individu menjadi lebih besar,

(6) Meningkatkan kemampuan berkomunikasi (Tarhan, 2007)

C. Tujuan PBL

Tujuan utama dari proses PBL adalah untuk mengenali kemampuan siswa

untuk memecahkan masalah dan mengembangkan keterampilan belajar dan motivasi

mereka (Jacob dan Cherian, 2012). PBL dipahami sangat terstruktur, student

centered, metodologi pendidikan, kelompok kecil dan kegiatan pemecahan masalah

kolaboratif (Redhwan dan Yuri, 2012). Pembelajaran berbasis masalah (PBL) layak

mendapat tempat yang lebih menonjol dalam sarjana ilmu pendidikan dasar bagi guru

pre-service karena proses memberdayakan siswa dan pendidik untuk memikul

tanggung jawab (Ardiyanti, 2015)

D. Langkah-Langkah Model Pembelajaran PBL

Model PBL memiliki beberapa langkah pada implementasinya dalam proses

pembelajaran. Menurut Kemendikbud, (2014: 28) mengemukakan bahwa langkah-

langkah PBL adalah sebagai berikut. 1) Orientasi siswa pada masalah. Guru

menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan, dan

memotivasi siswa terlibat aktif dalam pemecahan masalahsiswa mendengarkan tujuan

belajar yang disampaikan oleh guru dan mempersiapkan logistic yang diperlukan. 2)

Mengorganisasikan siswa untuk belajar. Guru membantu siswa mendefinisikan dan

mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. Siswa

mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang di angkat. 3) Membimbing


pengalaman individual/kelompok. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan

informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapat penjelasan dan

pemecahan masalah. Siswa mengumpulkan informasi yang sesuai dengan

melaksanakan eksperimen dan berusaha menemukan jawaban atas masalah yang di

angkat. 4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Guru membantu siswa

dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan

membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya. Siswa merencanakan dan

menyiapkan karya berupa laporan dan menyampaikannya kepada teman yang lain. 5)

Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Guru membantu siswa

untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap materi yang telah dipelajari,

meminta kelompok presentasi hasil kerja. Siswa melakukan refleksi kegiatan

penyelidikannya dan proses yang dilakukan.

E. Keunggulan Problem Based Learning

Keunggulan pembelajaran menggunakan model problem based learning

menurut Akinoglu dan Tandogan (2007), adalah sebagai berikut :

a. Pembelajaran berpusat pada siswa, bukan guru.

b. Model pembelajaran mengembangkan pengendalian diri siswa, mengajarkan

membuat rencana yang prospektif dalam menghadapi realitas dan mengekspresikan

emosic. Mengembangkan keterampilan siswa dalam pemecahan masalah dan

mendorong siswa untuk belajar konsep baru dalam memecahkan masalah.

d. Mengembangkan kerjasama dan keterampilan berkomunikasi siswa untuk belajar

dan bekerja dalam kelompok.


e. Menyatukan teori dan praktik. Siswa dapat menggabungkan pengetahuan lama

dengan yang baru.

f. Siswa memperoleh keterampilan manajemen waktu, fokus, pengumpulan data,

penyusunan laporan dan evaluasi.

Kelemahan problem based learning menurut Saptorini (2011) antara lain:

a. Memerlukan waktu yang lama jika ingin memperoleh hasil pemecahan yang baik

dan benar.

b. Sukar diterapkan pada kurikulum yang berpusat pada materi pembelajaran (subject

oriented).

F. Model Pembelajran Langsung

Model pembelajaran langsung tidak sama dengan metode ceramah , tetapi

metode ceramah merupakan bagian dari pembelajan langsung metode ceramah

merupakan cara menyampaikan keterangan atau informasi secara lisan dari guru

kepada siswa. Menurut arendes (dalam trianto, 2011), model pembelajaran langsung

salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses

belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan procedural yang

terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap,

selangkahh demi selangkah terstruktur .


G. Langkah-langkah Model Pembelajaran langsung

Langkah-langkah pembelajaran model pembelajaran langsung ( Direct

Instruction ) pada dasarnya mengikuti pola- pola pembelajaran secara umum.

(Menurut Kardi dan Nur dalam Setiawan, 2017) langkah-langkah pembelajaran

langsung meliputi tahapan sebagai berikut :

a. Menyampaikan Tujuan dan Menyiapkan Siswa Tujuan langkah awal ini untuk

menarik dan memusatkan perhatian siswa, serta memotivasi mereka untuk berperan

serta dalam pembelajaran itu.

b. Menyampaikan Tujuan Siswa perlu mengetahui dengan jelas, mengapa mereka

berpartisipasi dalam pembelajaran tertentu, dan mereka perlu mengetahui apa yang

harus dapat mereka lakukan setelah selesai berperan serta dalam pelajaran itu

c. Menyiapkan Siswa Kegiatan ini bertujuan untuk menarik perhatian siswa,

memusatkan perhatian siswa pada pokok pembicaraan, dan mengingatkan kembali

pada hasil belajar yang telah dimilikinya, yang relevan dengan pokok pembicaraan

yang akan dipelajari.

d. Presentasi dan Demonstrasi Melakukan presentasi atau demontrasi pengetahuan

dan keterampilan. Kunci untuk berhasil ialah mempresentasikan informasi sejelas

mungkin dan mengikuti langkah-langkah demontrasi yang efektif.

e. Mencapai Kejelasan Hasil-hasil penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa

kemampuan guru untuk memberikan informasi yang jelas dan spesifik kepada siswa,

mempunyai dampak yang positif terhadap proses belajar siswa.


f. Melakukan Demonstrasi Agar dapat mendemontrasikan suatu konsep atau

keterampilan dengan berhasil, guru perlu dengan sepenuhnya menguasai konsep atau

keterampilan yang akan didemontrasikan, dan berlatih melakukan demontrasi untuk

menguasai komponen-komponennya.

g. Mencapai Pemahaman dan Penguasaan Untuk menjamin agar siswa akan

mengamati tingkah laku yang benar dan bukan sebaliknya, guru perlu benar-benar

memperhatikan apa yang terjadi pada setiap tahap demontrasi ini berarti, bahwa jika

guru menghendaki agar siswa-siswanya dapat melakukan sesuatu yang benar, guru

perlu berupaya agar segala sesuatu yang didemontrasikan juga benar.

h. Berlatih Agar dapat mendemontrasikan sesuatu dengan benar diperlukan latihan

intensif,dan memperhatikan aspek-aspek penting dari keterampilan atau konsep yang

didemontrasikan.

i. Memberikan Latihan Terbimbing Salah satu tahap penting adalah cara guru

mempersiapkan dan melaksanakan pelatihan terbimbing. Keterlibatan siswa secara

aktif dalam pelatihan dapat meningkatkan retensi, membuat belajar berlangsung

dengan lancer dan memungkinkan siswa menerpakan konsep/keterampilan pada

situasi yang baru.

j. Mengecek Pemahaman dan Memberikan Umpan Balik Tahap ini kadang disebut

juga dengan tahap resitasi, yaitu guru memberikan beberapa pertanyaan lisan atau

tertulis kepada siswa dan guru memberikan respon terhadap jawaban siswa. Guru

dapat menggunakan berbagai cara memerikan umpan balik, misalnya umpan balik

secara lisan, tes, dan komentar tertulis.


k. Memberikan Kesempatan Latihan Mandiri Pada tahap ini guru memberikan tugas

kepada siswa untuk menerapkan keterampilan yang baru saja diperoleh secara

mandiri.

H. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Langsung

Dalam setiap model pembelajaran yang diterapkan oleh guru, pasti memiliki

kelebihan dan kelemahan. Menurut Ibid, dalam Setiawan 2017 Tidak terkecuali

model pembelajaran langsung. Adapun kelebihan dan kelemahan model pembelajaran

langsung, sebagai berikut :

a. Kelebihan

1) Dengan model pembelajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan urutan

informasi yang diterima oleh siswa sehingga guru dapat mempertahankan fokus

mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa.

2) Model Pembelajaran langsung (terutama kegiatan demonstrasi) dapat memberikan

tantangan untuk mempertimbangkan kesenjangan antara teori (hal yang seharusnya)

dan observasi (kenyataan yang terjadi).

3) Siswa yang tidak dapat mengarahkan diri sendiri dapat tetap berprestasi apabila

model pembelajaran langsung digunakan secara efektif. Karena disini, guru secara

penuh memegang kendali siswa serta menjadi (guide) bagi siswa untuk mencapai apa

yang diharapkan.

b. Kelemahan

1) Dalam model pembelajaran langsung, guru sulit untuk mengatasi perbedaan dalam

hal kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya


belajar, atau ketertarikan siswa. Karena di dalam setiap kelas, terdapat bermacam-

macam siswa yang memiliki tingkat intelegensi yang berbeda-beda. Dan setiap siswa

memiliki perlakuan yang berbeda pula. Jadi guru harus berpikir keras untuk

menemukan berbagai cara dalam mengatasi perbedaanperbedaan di setiap siswa.

2) Karena siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktif, sulit

bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal mereka.

3) Karena guru memainkan peran pusat dalam model ini, kesuksesan strategi

pembelajaran ini bergantung pada image guru. Artinya, guru harus memiliki kesiapan

yang lebih dalam berhadapan dengan siswa, lebih percaya diri, dan juga

berpengetahuan yang luas pula. Selain itu, gaya berkomunikasi guru juga

mempengaruhi sukses tidaknya model ini. Jika hal ini tidak dicapai oleh guru, maka

pembelajaran akan terhambat, suasana kelas menjadi tidak kondusif, serta siswa akan

menjadi bosan.

I. Pengertian Prestasi Belajar

a. Prestasi Prestasi adalah ”haasil yang telah dicapai (dari yang telah

dilaksanakan, dikerjakan dan sebagainya)” Dari pengertian tersebut dapat diambil

pengertian bahwa prestasi adalah pengetahuan yang diperoleh atau ketrampilan yang

dikembangkan dalam pelajaran di sekolah yang biasanya ditunjukkan dengan nilai-

nilai yang diberikan oleh guru, dan nilai tersebut bisa dengan nilai tinggi, sedang dan

rendah.
b. Belajar Belajar adalah ”Berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”,

sehingga belajar ini merupakan suatu kegiatan yang harus ada di dalam kehidupan

manusia sesuai dengan naluri manusia yang selalu ingin maju, terutama dalam proses

pendidikan formal, belajar adalah hal yang sangat penting.

Prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh seseorang dalam belajar

sesuai kapasitas (kemampuan, kecakapan, dan kesanggupan) yang dimilikinya.

Kapasitas yang terdapat dalam individu antara lain intelegensi, bakat, minat, dan

motivasi yang semuanya itu memengaruhi pencapaian belajar yang maksimal.

Prestasi belajar adalah kecakapan nyata atau aktual yang menunjukan adanya aspek

kecakapan yang segera didemonstrasikan dan diujikan karena merupakan hasil usaha

belajar yang dicapai di sekolah baik berupa pengetahuan, sikap, atau keterampilan

yang dimanifestasikan dalam bentuk nilai. Berprestasi merupakan bagian yang

menyatu dalam kehidupan manusia, ada yang tinggi dan ada yang rendah. Untuk

memenuhi kebutuhan itu mereka berusaha dengan berbagai cara dan cara yang paling

sering dilakukan adalah belajar. Melalui cara inilah orang akan memperoleh

kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dan melalui cara ini juga siswa akan

mudah mencapai keunggulan atau kesuksesan yang mereka idamkan ( Maysaroh,

2013)

J. Kajian Materi Hidrokarbon

2.4.1 Hidrokarbon

Senyawa karbon yang paling sederhana adalah hidrokarbon karena hanya


terdiri dari dua unsur, yaitu karbon (C) dan hidrogen (H). Meskipun demikian jumlah

senyawa yang dihasilkan dari kedua unsur ini sangat banyak. Sebagian besar senyawa

kimia yang terdapat di alam ini merupakan senyawa karbon. Salah satu senyawa

karbon yang jumlahnya sangat banyak dan pengunaannya cukup penting adalah

senyawa hidrokarbon. Senyawa hidrokarbon adalah senyawa yang terbentuk dari

unsur hidrogen dan karbon (Justiana, 2009).

2.4.2 Kekhasan atom karbon

Atom karbon mempunyai nomor atom 6, sehingga dalam sistem periodic terletak

pada golongan IVA dan periode 2. Keadaan tersebut membuat atom karbon

mempunyai beberapa keistimewaan sebagai berikut.

1. Atom karbon dapat membentuk 4 ikatan kovalen

2. Atom karbon dapat membentuk ikatan tunggal, rangkap dua, dan rangkap tiga.

3. Atom karbon dapat membentuk rantai karbon

Berdasarkan bentuk rantai karbonnya, senyawa karbon dibagi menjadi 2,

yaitu senyawa alifatik dan siklik.

a. Senyawa alifatik yaitu senyawa karbon yang rantai C-nya terbuka, berupa rantai

lurus dan rantai bercabang.

b. Senyawa siklik yaitu senyawa karbon yang rantai C-nya tertutup atau

melingkar. Senyawa siklik dibagi menjadi dua, yaitu senyawa karbosiklik dan

heterosiklik.

1) Senyawa karbosiklik

Senyawa karbosiklik yaitu senyawa siklik yang rantai lingkarnya hanya


terdiri atas atom karbon. Senyawa karbosiklik masih dibagi lagi menjadi dua yaitu

senyawa aromatik dan alisiklik.

a). Senyawa aromatik

Senyawa aromatik merupakan senyawa siklik yang rantai lingkar atom karbonnya

memiliki ikatan tunggal berselang-seling dengan ikatan rangkap. Salah satu contoh

senyawa aromatik adalah benzena. Perhatikan rumus struktur senyawa benzena

berikut.

Gambar 1. Contoh senyawa aromatik (benzena)

b). Senyawa alisiklik

Senyawa alisiklik adalah senyawa alifatik yang rantai karbonnya tertutup atau

melingkar. Perhatikan rumus struktur siklopropana dan siklopentana berikut

Gambar 2. Rumus struktur siklopropana dan siklopentana


c). Senyawa hetrosiklik

Senyawa heterosiklik adalah senyawa siklik yang rantai lingkarnya terdiri atas

atom karbon dan atom lain.

Perhatikan rumus struktur berikut.

Gambar 3. Rumus struktur heterosiklik


(Khamidinal et al., 2009)

2.4.3 Pengelompokan Senyawa karbon

Atom-atom karbon selain dapat membentuk rantai karbon, juga

dapatmembentuk ikatan kovalen tunggal, rangkap dua, dan rangkap tiga. Sehingga

membentuk ikatan kovalen tunggal, rangkap dua, dan rangkap tiga. Sehingga

senyawa hidrokarbon dapat dibagi menjadi 2 yaitu senyawa hidrokarbon jenuh dan

senyawa hidrokarbon tak jenuh. Senyawa hidrokarbon jenuh adalah senyawa

hidrokarbon yang ikatan rantai karbonnya jenuh (tunggal). Contoh senyawasenyawa

alkana. Sedangkan senyawa hidrokarbon tak jenuh adalah senyawa hidrokarbon yang

mengandung ikatan kovalen rangkap 2 atau 3 pada rantai

karbonnya. Contoh: alkena dan alkuna.

1. Alkana

Alkana merupakan senyawa hidrokarbon yang ikatan rantai karbonnya

tunggal. Rumus umum alkana adalah CnH2n + 2.

2. Alkena

Alkena merupakan senyawa hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap dua

pada rantai karbonnya. Rumus umum alkena adalah CnH2n


Alkuna merupakan senyawa hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap tiga pada

rantai karbonnya. Rumus umum alkuna adalah CnH2n-2.

2.4.4 Sifat-sifat Hidrokarbon

1. Sifat alkana

Sifat fisis, titik didih dan titik leleh alkana semakin meningkat dengan makin

panjangnya rantai C atau pertambahan nilai Mr. Ini disebabkan gaya antarmolekul

semakin kuat sehingga semakin besar energi yang dibutuhkan untuk

mengatasi gaya tersebut. Volatilitas alkana berkurang dengan bertambahnya nilai

Mr, karena akibat gaya antar molekul yang semakin kuat sehingga sulit bagi

molekul-molekul untuk memisah membentuk fase uap. Berikut wujud pada

banyak rantai kabon (C), C1-C4 adalah berwujud gas, C5-C17 adalah bewujud

cair, C18 keatas = bewujud padat. Sifat kimia alkana, diantaranya dapat

mengalami reaksi:

- Substitusi (reaksi pengantian oleh halogen: F2, Cl2, Br2, I2) Contoh: reaksi alkana

dengan klorin (klorinasi) CH4 + Cl2 CH3Cl + HCl

Metana Klorometana
- Reaksi pembakaran (reaksi pembakaran alkana menghasikan CO2 dan H2O)
Contoh: alkana dibakar dengan O2 berlebih
CH4 (g) + 2O2 (g) CO2 (g) + 2H2O (g)
Sedangkan pembakaran tidak sempurna menghasilkan CO dan H2O.
Contoh: 2CH4 (g) + O2 (g) 2CO (g) + 4H2O (g)
Reaksi perengkahan alkana (eliminasi yang melibatkan peruraian alkana) pada
suhu tinggi (750-900 0C) tanpa udara.
C2H6(g) CH2=CH2(g) + H2(g)
Etana Etena
(Purba, 2008).
2. Sifat alkena dan alkuna
Sifat fisik dan wujud zat alkena dan alkuna hampir sama dengan alkana,
sedangkan sifat kimia alkena diantaranya:
- Adisi dengan halogen (halogenasi)
Contoh :
CH2=CH2 + Cl2 CH2Cl- CH2Cl
Etena 1,2 dikloroetana
- Adisi dengan hidrogen halida (hidrohalogenasi)
CH2=CH2 + HBr CH3CH2Br
Etena 1-bromoetana
- Polimerisasi adisi melibatkan penggabungan banyak molekul alkena
(monomer)membentuk molekul yang sangat besar (polimer) dengan katalis.
contohnya disini adalah pembentukan polimer PVC (polivinilklorida) terbebtuk
dari monomer kloroetena). Reaksi yang terjadi:
CH2=CH – Cl + CH2=CH – Cl [....CH2-CH (Cl) - CH2 – CH(Cl) ....]n
- Pembakaran
CH2= CH2(g) + 3O2(g) 2CO2 (g) + 2H2O (g)
Sifat kimia alkuna diantaranya:
1) Adisi dengan halogen (halogenasi)
contoh:
Tahap 1: CH≡CH + Cl2 CHCl=CHCl
Etuna 1,2 dikloroetena
Tahap 2 : CHCl=CHCl + Cl2 CHCl2-CHCl2
1,2 dikloroetena 1,1,2,2 tetrakloroetana
2) Adisi dengan hidrogen halida (hidrohalogenasi)
Tahap 1: CH≡CH + HCl CH2=CHCl
Etuna Kloroetena
Tahap 2 : CH2=CHCl + HCl CHCl2-CHCl2
Kloroetena 1,2 dikloroetana
3) Reaksi subtitusi
R-C≡CH R-C≡C- + H+
Posisi atom H dapat disubtitusi oleh atom lain, misal atom Na.
R-C≡CH + NaCl R-C≡CNa + HCl
4) Pembakaran
2CH≡CH (g) + 5O2
2.4.5 Isomer
Isomer adalah senyawa yang berbeda tapi mempunyai rumus molekul
yang sama, tetapi rumus strukturnya berbeda. Keisomeran terjadi karena senyawa
dengan rumus molekul sama dapat mempunyai struktur atau konfigurasi yang
berbeda. Struktur berkaitan dengan cara atom-atom saling berkaitan, sedangkan
konfigurasi berkaitan dengan susunan ruang atom-atom dalam molekul. Isomer
yang ada pada alkana adalah isomer struktur, yaitu isomer kerangka (isomer yang
terjadi akibat perbedaan kerangka atau rantai karbonnya) yang dimulai dari butana
(C4H10) yang memiliki 2 isomer.
CH3-CH2-CH2-CH3: n-butana
CH3-CH(CH3)-CH3: 2 metilpropana (isobutana)
Isomer yang terjadi pada alkena adalah isomer kerangka, posisi dan
geometri. Isomer kerangka adalah isomer yang terjadi akibat perbedaan kerangka
atau rantai karbonnya. Isomer posisi terjadi karena adanya perbedaan posisi letak
cabang atau posisi letak ikatan rangkapnya. Isomer geometri terjadi karena
terdapat perbedaan kedudukan atom (gugus atom) dalam ruang.
Isomer kerangka:
CH2=CH-CH2-3 : 1-butena
CH2=C(CH3)-CH3 : 2-metil-1-propena
Isomer posisi:
CH2=CH-CH2-CH3 : 1-butena
CH3-CH=CH-CH3 : 2-butena
Isomer geometri
Gambar 4. Cis-2-butena dan Trans-2-butena
Perhatikan senyawa cis-2-butena dan trans 2-butena. Kedua senyawa
tersebut memiliki letak ikatan rangkap yang sama. Perbedaannya terletak pada
letak gugus CH3. Jika ikatan rangkap pada senyawa alkena dianggap sebagai suatu
bidang batas dan letak gugus CH3 berada dalam satu sisi, maka disebut posisi cis.
Sementara itu, jika letak gugus CH3 terletak pada sisi yang berseberangan, maka
disebut posisi trans.
Alkuna memiliki isomer kerangka pada posisi. Keisomeran alkuna dimulai
dari butuna.
Isomer kerangka:
CH≡C-CH2-CH2-CH3 : 1-pentuna
CH≡C-CH(CH3)-CH3 : 3-metil-1-butuna
Isomer posisi:
CH≡C-CH2-CH2-CH3 : 1-pentuna
CH3-C≡C-CH2-CH3 : 2-pentuna
(Permana, 2009).
2.4.6 Minyak Bumi
Minyak bumi (bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latin: petrus-karang
dan oleum- minyak) dijuluki juga sebagai emas hitam, adalah suatu cairan kental
yang berwarna coklat sampai hitam atau kehijauan, yang mudah terbakar dan
berbau kurang sedap, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi
(Permana, 2009).
1. Proses terbentuknya minyak bumi
Minyak bumi terbentuk dari sisa-sisa fosil hewan kecil(plankton) yang
hidup di laut jutaan tahun yang lalu. Sisa- sisa tumbuhan dan hewan ini tertimbun
endapan lumpur, pasir, dan zat lain, serta mendapat tekanan dari panas bumi
secara alami. Bersamaan proses tersebut bakteri pengurai merombak
senyawasenyawa
kompleks menjadi senyawa minyak bumi yang terkumpul dalm pori-pori
batu kapur. Dengan adanya gaya kapiler, minyak bumi bergerak perlahan-lahan
keatas. Jika gerakan ini terhalang batuan yang tidak berpori, maka terjadi
akumulasi minyak dalam batuan. Inilah sebabnya minyak bumi disebut petroleum
(pertus=batu, oleum=minyak) (Justiana et al., 2009).
2. Pemisahan Komponen-komponen dalam Minyak Bumi
Komponen-komponen minyak mentah harus dipisahkan berasarkan titik
didihnya agar dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Metode yang digunakan
adalah distilasi bertingkat. Destilasi bertingkat adalah proses distilasi
(penyulingan) dengan menggunakan tahap-tahap/fraksi-fraksi pendinginan sesuai
trayek titik didih campuran yang diinginkan, sehingga proses pengembunan
terjadi pada beberapa tahap/beberapa fraksi tadi. Cara seperti ini disebut
fraksionasi. Pemilihan metode tersebut berdasarkan pada kandungan minyak
mentah yang terdiri atas berbagai senyawa hidrokarbon, misalnya senyawa
alkana, alkena, aromatik, naptalena, alkena, alkuna. Senyawa-senyawa tersebut
mempunyai panjang rantai dan titik didih yang berbeda-beda. Semakin panjang
rantai karbon yang dimilikinya, semakin tinggi titik didihnya (Justiana et al.,
2009
Mutu Bensin
Bensin atau sering disebut gasolin terdiri dari campuran isomer heptana
(C7H16) dan oktana (C8H18). Mutu bahan bakan bensin ditentukan oleh jumlah
ketukan (knocking) yang ditimbulkan. Jumlah ketukan dinyatakan dengan nilai
oktan. Semakin tinggi mutu bensin, berarti jumlah ketukan semakin sedikit, dan
angka oktannya semakin tinggi. Bensin merupakan fraksi minyak bumi yang
mengandung senyawa n–heptana dan isooktana. Misalnya bensin premium yang
beredar di pasaran dengan bilangan oktan 80 berarti bensin tersebut mengandung
80% isooktana dan 20% n–heptana. Bensin super mempunyai bilangan oktan 98
berarti mengandung 98% isooktana dan 2% n–heptana. Pertamina meluncurkan
produk bensin ke pasaran dengan 3 nama, yaitu: premium (bilangan oktan 80–88),
pertamax (bilangan oktan 91–92) dan pertamax plus (bilangan oktan 95).
Penambahan zat antiketukan pada bensin bertujuan untuk memperlambat
pembakaran bahan bakar. Untuk menaikkan bilangan oktan antara lain
ditambahkan MTBE (Metyl Tertier Butil Eter), tersier butil alkohol, benzena, atau
etanol. Penambahan zat aditif Etilfluid yang merupakan campuran 65% TEL
(Tetra Etil Lead), 25% 1,2-dibromoetana dan 10% 1,2-dikloro etana sudah
ditinggalkan karena menimbulkan dampak pencemaran timbal ke udara.Timbal
(Pb) bersifat racun yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan seperti pusing,
anemia, bahkan kerusakan otak (Harnanto, 2009).
4. Dampak Pembakaran Minyak Bumi
Pembakaran bahan bakar minyak dapat berlangsung dua cara yaitu
pembakaran sempurna dan tidak sempurna. Pembakaran sempurna menghasilkan
energi yang cukup besar dibandingkan pembakaran tidak sempurna.Tetapi gas
CO2 yang dihasilkan dapat menyebabkan terjadinya greenhouse effect (efek
rumah kaca).
Reaksi pembakaran sempurna:
CH4(g) + 2O2(g) CO2(g) + 2H2O(g) + Energi
Reaksi pembakaran tak sempurna:
2CH4 (g) + 3O2 (g) 2CO (g) + 4H2O(g) + Energi
Gejala yang timbul jika keracunan gas CO adalah sesak napas, daya ingat
berkurang, ketajaman penglihatan menurun, dan lelah jantung. Tubuh akan
kekurangan suplai oksigen, akibatnya badan lemas, pingsan, bahkan dapat
menyebabkan kematian.
Reaksi:
CO (g) + Hb (g) HbCO (aq)
Pembakaran bahan bakar minyak juga dapat menghasilkan zat polutan lain
seperti: oksida belerang (SO2 dan SO3), oksida nitrogen (NO dan NO2), dan
partikel-partikel debu. Gas-gas tersebut jika masuk di udara dapat menyebabkan
terjadinya hujan asam.
Reaksinya:
SO2(g) + H2O (l) H2SO3(aq)
Bereaksi dengan O2 membentuk SO3 kemudian bereaksi dengan uap air
membentuk asam sulfat.
Reaksinya:
2SO2(g) + O2(g) 2SO3 (g)
SO3 (g) + H2O (l) H2SO4 (aq)
Asam sulfat di udara lembab mudah larut dalam air hujan sehingga air
hujan bersifat asam, atau dikenal dengan hujan asam. Hujan asam dapat
menyebabkan tumbuhan dan hewan yang tidak tahan hidup dalam suasana asam
akan mati, dan perabotan yang berasal dari logam terkorosi. Selain gas SO2 dan
SO3, gas NO dan NO2 juga dapat menyebabkan hujan asam. Mengingat dampak
yang ditimbulkan dan terbatasnya sumber tambang minyak di dunia ini, maka
mulai sekarang dicari energi alternatif lain seperti: licol /batu bara yang
dibersihkan, biodiesel dari minyak jarak, biodiesel (etanol dari tebu, minyak
jagung, minyak kelapa sawit), biogas dari kompos/kotoran hewan, tenaga nuklir,
tenaga panas bumi/geothermal, tenaga air terjun, tenaga gelombang air laut,
tenaga angin, tenaga surya.
5. Senyawa Hidrokarbon dalam Kehidupan Sehari-hari
Senyawa-senyawa hidrokarbon yang kita gunakan dalam berbagai hal,
sebagian besar merupakan senyawa-senyawa derivat kompleks hidrokarbon.
Berikut beberapa produk dan kegunaan senyawa hidrokarbon.
a. Hidrokarbon dalam bidang pangan seperti: tetraterpena, merupakan senyawa
beta karoten pada wortel monoterpena, merupakan senyawa dalam minyak
jeruk (limonena), propena dan butena digunakan sebagai pemasak buahbuahan.
b. Hidrokarbon dalam bidang sandang dan papan seperti: polivinilklorida (PVC)
serat, tali plastik, dan botol plastik, nilon digunakan untuk serat pakaian,
dakron merupakan serat poliester untuk pengganti kapas.
c. Hidrokarbon dalam bidang seni dan estetika: polivinil asetat, banyak
digunakan untuk perekat dan cat lateks, polietilena/ polietena merupakan
polimer etena (CH2=CH2) yang digunakan sebagai kantong plastik, ember,
panci dan pembungkus makanan (Utami, Budi 2009).
2.5 Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian ini yang diajukan adalah :
Model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) lebih efektif digunakan
dalam pembelajaran dari pada model pembelajaran langsung pada materi
Hidrokarbon di kelas XI IPA SMA Negeri 3 Kendari
Setelah uraian diatas, peneliti mengajukan hipotesis statistik sebagai berikut:
H0 : μ1≤ μ2
H2 : μ1> μ2
Keterangan :
Hipotesis nul: Rata-rata hasil belajar siswa yang diajar melalui model
pembelajaran PjBL lebih kecil atau sama dengan rata-rata hasil belajar siswa yang
diajar melalui model pembelajaran langsung pada materi Hidrokarbon di kelas XI
IPA SMA Negeri 3 Kendari.
Hipotesis alternatif: Rata-rata hasil belajar siswa yang diajar melalui model
pembelajaran PjBL lebih besar dari rata-rata hasil belajar siswa yang diajar
melalui model pembelajaran langsung pada materi Hidrokarbon di kelas XI IPA
SMA Negeri 3 Kendari.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA 1 menui kelas XI IPA 1 dan kelas

IPA 2, semester genap tahun ajaran 2020/2021, yang menggunakan kurikulum 2013

B. Metode dan Desain


Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan metode

eksperimen semu atau quasi eksperimen desain ini memiliki kelompok kontrol tetapi

tidak dapat berfungsi sepenuhnya dan mengontor variabel variabel luar yang

mempegaruhi eksperimen penelitian ini membandinngkan dua kelompok yang diberi

perlakuan dengan penggunaan model PBL dan metode konvesional kemudian

membandingkan hasil dari kedua perlakuan yang berbeda hal ini bertujuan untuk

mengetahui perbedaan hasil belajar siswa setelah diadakannya perlakuan

Desain penelitian menggunakan pretest dan postest control grup desig yaitu

kelompok pertama diberi perlakuan (kelompok eksperimen) model PBL sedangkan

sedangkan kelas kedua dilakukan metode konvesional yaitu metode ceramah dan

tanya jawab. Sebelum penelitian dimulai kedua kelas tersebut diberikan pretest dan

postes. Pretest dilakukan untuk mengetahui pengetahuan awal mengenai materi yang

akan diajarkan postest dilakukan untuk mengetahui pengetahuan siswa setelah proses

pembelajaran. Desain penelitian seperti pada tabel 3.1

Tabel 3.1 desain penelitian

Kelas Tes awal Pelaksana Tes akhir

R1 O1 X O2

R2 O2 - O2

Keterangan
O1 pretest yang diberikan sebelum proses belajar mengajar dimulai diberikan kepada

siswa

X pemberian proses belajar mengajar menggunakan model PBL

O2 postest yang diberikan setelah proses belajar mengajar berlangsung dan diberikan

kepada kedua kelas

C. Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan

a) Penelitian tidak serta merta dilakukan begitu saja namun dilakukan secara

bertahap. Pada tahap ini dilakukan beberapa persiapan sebagai berikut:

b) Melakukan studi literatur untuk menguatkan teori-teori yang berkaitan dengan

penelitian.

c) Mengkaji Silabus Kimia SMA dengan tujuan untuk menentukan materi Kimia

yang akan menjadi bahan dalam penelitian.

d) Membuat perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) dengan pendekatan saintifik memalui model pembelajaran berbasis

masalah, Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan disertai bimbingan dari dosen.

e) Membuat instrumen penelitian berupa angket motivasi belajar, soal tes untuk

mengukur minat dan belajar siswa dan lembar observasi.

f) Melakukan judgement soal tes dengan dosen untuk kemudian soal tersebut

diuji cobakan kepada siswa yang memiliki kondisi yang sama dengan sampel

penelitian.

g) Menentukan validitas, reliabilitas dan daya pembeda soal tes tersebut.


h) Merevisi soal tes.

2. Tahap Pelaksanaan

a) Membagikan Physics Motivation Questionnaire (PMQ) kepada sampel

penelitian untuk mengetahui motivasi awal siswa sebelum diberikan

perlakuan.

b) Memberikan tes awal (pretest) kepada sampel penelitian.

c) Melaksanakan pembelajaran kimia materi stoikiometri dengan menggunakan

pendekatan saintifik pada sampel penelitian.

d) Melakukan observasi mengenai keterlaksanaan proses pembelajaran.

e) Memberikan tes akhir (posttest) yang soalnya sama dengan tes awal (pretest )

pada sampel penelitian dan membagikan kembali angket motivasi belajar.

3. Tahap Penyelesaian

a) Mengolah data hasil tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) untuk

mengetahui ada atau tidaknya peningkatan minat dan belajar siswa.

b) Menganalisis data hasil tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest)

c) Mengolah data hasil pengisian Physics Motivation Questionnaire (PMQ).

d) Menganalisis apakah pendekatan saintifik efektif digunakan untuk

meingkatkan minat dan prestasi belajar siswa.

e) Menarik kesimpulan hasil penelitian berdasarkan pada hasil pengolahan data

yang menjawab rumusan masalah penelitian.


f) Melakukan evaluasi terhadap kekurangan dan hambatan yang ditemui selama

proses penelitian sehingga dapat dijadikan perbaikan untuk penelitian

selanjutnya.

Prosedur dari penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.1 sebagai berikut:

Identifikasi Masalah

Pembuatan RPP, Lembar Observasi dan Instrumen Penelitian

Validasi instrumen tes minat dan hasil belajar siswa serta lembar observasi
Instrumen tes yang telah divalidasi

Tes Awal (Pretest )

Pelaksanaan kegiatan belajar dengan model pembelajaran Problem Based


Learning

Test Akhir (Posttest), tes respon siswa terhadap model pembelajaran


Problem Based Learning

Pengolahan Data Hasil


Penelitian

Analisis dan pembahasan hasil penelitian

Menarik Kesimpulan

Gambar 3.1 Gambar diagram alir prosedur penelitian

D. Populasi dan Sampel

Populasi target penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 SMA

1 menui tahun ajaran 2020/2021, sedangkan sampel adalah kelompok atau couster

sampling sisa telah terkumpul dalam sebuah kelas pengambilan sampel dilakukan

dengan cara mengambil seluruh siswa dikelas tertentu sebagai sampel penelitian.

Pemilihan dua kelas yang di jadikan sampel diambil dari populasi terjangkau

sebanyak 2 kelas yakni kelas XI MIA 1 dan kelas XI MIA 2.

E. Intrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengukur

penelitian. Dalam penelitian ini digunakan intsrumen tes hasil belajar dan observasi.

1. Tes

Instrumen yang digunakan berupah tes objektif yang berupah soal pilihan

ganda dengan jumlah 20 butir soal yang telah diuji kelayakkannya.melalui validasi

asli melalui tingkat kesulitan dari C1 sampai C4.

2. Lembar Observasi

Lembar obsevasi instrumen non tes yang digunakan untuk mengetahui

aktifitas belajar siswa dan aktifitas mengajar guru ketika kegiatan pembelajaran

berlangsung tujuan untuk mengetahui sejauh mana penerapan model pembelajaran

PBL.

1. Validitas Instrumen

Validitas adalah suatu derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek

penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Validasi terhadap butir

soal konsep mol divalidasi oleh Dosen. Analisis ini mencakup materi, konstruk, dan

bahasa yang bertujuan untuk memperoleh butir soal yang lebih baik dan bermutu.

Validasi dilakukan dengan cara memberikan tanda check list (√) pada kolom validitas

yang disediakan, sedangkan validasi angket dilakukan oleh Guru Bidang Studi Kimia

SMAN 1 Negeri 1 Menui dan Dosen Pendidikan Kimia.

2. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas instrumen merupakan syarat untuk pengujian validitas instrumen.

Reliabilitas dapat diartikan sebagai tingkat keterandalan, kepercayaan dan kestabilan


suatu instrumen. Uji reliabilitas digunakan untuk menunjukkan bahwa instrumen

cukup dipercaya sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.

Suatu tes dapat dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang relatif hampir

sama bila diteskan pada kelompok yang berbeda, untuk mengetahui tingkat

reliabilitas soal tes, maka soal tes juga diberikan kepada kelompok yang memiliki

kemampuan yang hampir sama dengan kelompok yang akan diteliti.

F. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan tes, kemudian diolah dengan

menggunakna tehnik statistik deskriptif . rancangan penelitian deskritif digunakan

untuk mendeskripsikan prestasi belajar siswa terhadap materi hidrolisis garam,

sedangkan untuk menguji hipotesis menggunakan statistik inferensial.

1. Menentukan Nilai Hasil Pretest dan Possttest Siswa

Penentuan hasil belajar siswa untuk soal essay dalam penelitian ini

menggunakan renteang 0-100. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai

SPi
berikut : Xi= x 100 %
Sm

Keterangan : Xi = nilai yang dipeoleh siswa ke i

SPi = skor yang diperoleh siswa ke i

Sm = dskor maksium mungkin dicapi (skor max)

2 Nilai Rata-Rata dan Standar Deviasi Hasil Belajar Siswa

Nilai rata-rata hasil belajar siswa di hituung dengan menggunakan

rumus sebagai berikut :


∑x
X́ =
n

Nilai standar devesiasi siswa dijitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

S=
√∑ ( χi− χ ) 2
n−1

Keterangan : X́ : Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Siswa

∑x : jumlah seluruh sampel

n : banyak sampel

S : standar deviasi sampel

Xi : nilai pengamatan (Sugiyono, 2006)

3. Menetukan Presentasi Aktifitas Belajar Siswa dan Aktifitas Mengajar

Guru

Analisis lembaran mengetahui aktifitas belahjar dan aktifitas mengajar guru

dalam mengajar dikelas dalam menganalisis menggunakan analisis presentase.

Presentase tersebut kemudian diimplemetasikan berdasarkan table 3.3 dengan

menggunakan rumus (Arikunto. 2002).

Jumlah skor hasil observasi


P%¿ x 100 %
jumlah skor maksimal

Tabel 3.2 interprestasi pelaksaan pembelajaran

Presentase keterlaksaan Kriteria


pembelajaran
0,0% - 24,9% Sangat kurang
25% - 49,9% Kurang

50%-74,9% Sedang

75% - 100% Baik

4. Menentukan nilai N-Gain

Untuk melihat penikangkatan belajar siswa sebelum dan sesudah

pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, dihitung dengan

menggunakan rumus N-g faktot ( Gain Source Normalized) dengan rumus :

N-g = Spost - Spre


Smax – Spre (Meltzer, 2002)

Keterangan:
N-g = gain ternormalisasi
Spost = skor post-test
Spre = skor pre-test
Smax = skor maksimum ideal
Hasil tes uji coba terbatas digunakan untuk memperoleh N-Gain tenormalitas
rumus N-Gain digunakan untuk melihat peningkatan penguasaan konsep yang di
capai peserta didik tinggi rendahnya N-Gain diklasifikan sebagai berikut
Tabel 3.3 Pengkategorian perolehan skor N-gain
Rentang Kriteria

N-Gain ¿ 0,3 Rendah

0,3 ≤ N-Gain ≤ 0,7 Sedang

N- gain ¿0,7 Tinggi

(Yohanis, dkk. 2013)

3.6.4 Uji Normalitas dan Homogenitas


Uji normalitas inferesial dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang

diteliti terdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji data ini disusun dalam daftar

frekuensi yang terdiri dari banyaknya kelas. Selanjutnya diuji dengan menggunakan

analisis chi-kuadrat dengan rumus:


k
x =∑ ❑¿ ¿
2

i−1

Keterangan :

X2 = Chi-kuadrat hitung

0i = frekuensi pengamatan ke- i

Ei = frekuensi harapan ke-i

k = banyaknya kelas

kriteria pengujian normalitas pada taraf α = 0,05 sebagai berikut :

X2hituung ≤ Ftabel maka data terdisibusi normal

X2hituung > Ftabel maka data tidak terdisibusi normal.

Uji homogenenitas dimaksudkan untuk mengetahui varians data yang diteliti

mempunyai varians yang homogenatau tidak homogen dengan menggunakan uji F

dengan rumus sebagai berikut

variasiterbesar
F=
variasi terkecil

(Sudjana, 2002)

Kriteria pengujian dalah jika Fhituung < Ftabel, maka H0 diterima untuk harga-

harga lainnya tolak H0 : varians data homogen.


a. Uji Hipotesis
Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas terhadap peningkatan hasil
belajar siswa maka selanjutnya dilakuakan uji beda rata-rata dengan ketentuan
sebagai berikut:
1). Jika data terdistribusi normal dan homoge makauntuk pengujian hipotesis
digunakan uji t-independent denganrumus:
X ₁−X ₂
thitung =

S 1
+
1
n₁ n₂
Keterangan:
X1 = Rata-rata peningkatan nilai siswa kelas eksperimen
X2= rata-rata penilaian siswa kelas control
S = Simpangan baku
n1 = jumlah siswa pada kelas eksperimen
n2 = jumlah siswa pada kelas kontrol
thitund = Hipotesis (nilai hitung)
Kriteria pengujian yang digunakan adalah:
H1 diterima jika thitung<t(t-∝), dk dan H1 ditolak jika thitung>t(1-∝), dk dengan derajat
kebebasan dk = (n-1) pada α = 0,05
2). Jika data tidak terdistribusi normal atau tidak homogeny atau tidak
keduanya, maka untuk pengujian hipotesis digunakan uji mann-Whitney dengan
rumus:
n2
n 2(n 1+ 1)
U = n1n2 + = ∑ R
2 i=n 2+1

Keterangan:
U = nilai uji Mann-Whitney
n1= sampel kelas eksperimen
n2 = sampel kelas kontrol
R = Ranking ukuran sampel
Berdasarkan distribusi U, criteria keputusan pengujian adalah:
H1 di terima apabilaUhitung<U(0,05;db)
H1 d tolak apabila Uhitung>U(0,05;db)

Lampiran 4

RENCANA PELAKSAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : SMA


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/2
Materi pookok : Hidrokarbon
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Pertemuan : 1 (pertama)

Standar Kompetensi

KI3 :Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,


konseptual,prosedural,dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah

Kompetesi Dasar

3.4 Menganalisis struktur dan sifat senyawa hidrokarbon berdasarkan


pemahaman kekhasan atom karbon dan penggolongan senyawanya.

A. Indikator

1. Mengidentifikasi unsur C, H, dan O dalam senyawa karbon melalui percobaan.

2. Mendeskripsikan kekhasan atom karbon dalam senyawa karbon.

3. Membedakan atom C primer, sekunder, tertier dan kuarterner.


B. Tujuan Pembelajaran

setelah mempelajari materi ini diharapakan siswa dapat

1. Mengidentifikasi unsur C, H, dan O dalam senyawa karbon melalui


percobaan.
2. Mendeskripsikan kekhasan atom karbon dalam senyawa karbon.
3. Membedakan atom C primer, sekunder, tertier dan kuarterner.

C. Materi Pembelajaran

identifikasi atom C,H dan O, kekhasan atom karbon, atom C primer, atom C
sekunder , atom C tertier, dan atom C kuarterner.

D. Kegiatan Pembelajaran

1. model pembelajaran : PBL (Problem based learning)

2. pendekatan : saintifik

3. Metode Pembelajaran : Diskusi Kelempok , Penugasan

E. Media, Alat, Dan Sumber Belajar

1. alat : spidol, papan tulis

2. sumber belajar : buku kimia kelas XI dan LKS

F. Langkah-Langkah Pembelajaran

F. Langkah-Langkah Pembelajaran

Kegiatan Waktu ket


Pendahukuan 10 menit
Fase 1 (oreantasi siswa pada masalah)
1. Oreantasi
a) Guru melakuakan pembukaan dengan salam
pembuka dan berdoa untuk memulai
pelajaran
b) Guru memeriksa kehadiran peserta didik
sebagai sikap disiplin
c) Guru menyisapkan sikap fisik dan psikik
peserta didik dalam mengawali kegiatan
pembelajaran hidrolisis garam
d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Apersepsi
Guru mengaikatkan materi pembelajaran dengan
materi hidrokarbon contoh mengaitkan materi
hidrokarbon dengan materi yang sebelumnya
seperti rumus molekul dan rumus struktur
3. Motivasi
1. Guru memotivasi siswa agar terlibat aktif proses
pemecahan masalah dengan mengajukan
beberapa fenomena dalam kehidupan sehari-hari
misalanya : hidrokarbon dalam kehidupan sehari-
hari“?
2. Guru mengarahkan siswa untuk menyadari
masalah dari fenomena tersebut.

kegiatan inti 70 Menit


Mengamati

 Siswa mengkaji dari berbagai sumber tentang senyawa


hidrokarbon
.  Siswa mengamati demonstrasi pembakaran senyawa
karbon (contoh pemanasan gula).
 Siswa mengamati struktur hidrokarbon melalui
molymod dan jenis atom C berdasarkan letaknya.
 Siswa mengamati struktur alkana,alkena dan alkuna.
Menanya

 Siswa mengajukan pertanyaan terkait dengan hasil


pengamatan tentang hidrokarbon,
misalnya: - mengapa senyawa hidrokarbon banyak
sekali terdapat di alam?
 Siswa mengajukan pertanyaan terkait dengan hasil
pengamatan pembakaran senyawa karbon (pemanasan
gula).
 Siswa mengajukan pertanyaan terkait dengan struktur
hidrokarbon melalui molymood (rantai terbuka,
tertutup).
 Siswa mengajukan pertanyaan terkait dengan struktur
alkana,alkena dan alkuna
Mengumpulkan data

 Siswa menganalisis kekhasan atom karbon.


 Siswa menganalisis senyawa yang terjadi pada
pembakaran senyawa karbon berdasarkan hasil
pengamatan.
 Siswa mengumpulkan informasi mengenai jenis atom
C berdasarkan jumlah atom C yang terikat dari rantai
atom karbon (atom C primer, sekunder , tertier, dan
kuarterner).
 Siswa mengumpulkan informasi terkait mengenai
struktur alkana, alkena dan alkuna.
Mengasosiasi
 Siswa menghubungkan kekhasan atom karbon dengan
ikatan yang dibentuk oleh atom karbon.
 Siswa menghubungkan penyusun senyawa karbon dari
data pengamatan.
 Siswa berlatih menganalisis jenis atom C berdasarkan
jumlah atom C yang terikat dari rantai atom karbon.
 Siswa menghubungkan rumus struktur alkana, alkena
dan alkuna dengan sifat fisiknya. Mengkomunikasikan
 Siswa menyampaikan ringkasan pembelajaran dengan
lisan atau tertulis, dengan menggunakan tata bahasa
yang benar.
Penutup 10 menit
1. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan
tentang hidrokarbon Guru meminta siswa
mengumpulkan LKS yang telah dikerjakan
2. Guru menyampaikan materi untuk pertemuan
berikutnya
Guru menuntup pembelajaran dengan salam penutup.

G. Penilaian
1. teknik penilaian : tes
2. bentuk instrument : pilihan ganda

G. Penilaian

1. teknik penilaian : tes


2. bentuk instrument : pilihan ganda
Lampiran 2

RENCANA PELAKSAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Menui


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/2
Materi Pookok : Hidrolisis garam
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Pertemuan : 2 (kedua)

Standar Kompetensi

KI-4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

Kompetesi Dasar

4.2 Menggolongkan senyawa hidrokarbon berdasarkan strukturnya dan hubungannya


dengan sifat senyawa.

A. Indikator

1) Mengelompokkan senyawa hidrokarbon berdasarkan kejenuhan ikatan

2) Memberi nama senyawa alkana, alkena, dan alkuna

C. Tujuan Pembelajaran Setelah menyelesaikan pembelajaran ini, peserta didik


diharapkan mampu:

1. Mengelompokkan senyawa hidrokarbon berdasarkan kejenuhan ikatan

2. Memberi nama senyawa alkana, alkena, dan alkuna

D. Materi Pembelajaran
1. Pokok Materi : Hidrokarbon

2. Sub Pokok Materi : Alkena, alkena, dan alkuna

D. Kegiatan pembelajaran

1. model pembelajaran : PBL (Problem based learning)

2. Pendekatan : Saintifik

3. Metode Pembelajaran : Diskusi Kelompok , Penugasan

E. Media, Alat, Dan Sumber Belajar

1. alat : spidol, papapn tulis

2. sumber belajar : buku kimia kelas XI dan LKS

F. Langkah-Langkah Pembelajaran

Kegiatan Waktu ket


Pendahukuan 10 menit
Fase 1 (oreantasi siswa pada masalah)
Oreantasi
e) Guru melakukan pembukaan dengan salam
pembuka dan berdoa untuk mmeulai
pelajaran
f) Guru memeriksa kehadiran peserta didik
sebagai sikap disiplin
g) Guru menyiapkan sikap fisik dan psikik
peserta didik dalam mengawali kegiatan
pembelajaran.
h) Guru bertanya kepada kepada siswa terkait
materi sebelumnya dan menjelaskan kepada
siswa terkait materi yang kurang dipahamii
siswa
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada
pertemuan yang berlangsung
Apersepsi
Sebagai motivasi dan apersepsi guru
mengarahakan Guru mengarahkan siswa
mengingat kembali tentang materi sebelumnya
mengenai hidrokarbon
kegiatan inti 70 Menit
mengorganisasikan
fase 2 (mengorganisasikan siswa untuk belajar )
1. Guru membagi sisws kedalam beberapa
kelompok
2. Guru mengarakan siswa untuk duduk
berdasarkan kelompoknyan masing-masing
3. Guru mendistribusikan handout materi dan LKS
kepada siswa.
 Siswa menghubungkan kekhasan atom karbon dengan
ikatan yang dibentuk oleh atom karbon.
 Siswa menghubungkan penyusun senyawa karbon dari
data pengamatan.
 Siswa berlatih menganalisis jenis atom C berdasarkan
jumlah atom C yang terikat dari rantai atom karbon.
 Siswa menghubungkan rumus struktur alkana, alkena
dan alkuna dengan sifat fisiknya.
Mengamati
 Siswa menghubungkan kekhasan atom karbon dengan
ikatan yang dibentuk oleh atom karbon.
 Siswa menghubungkan penyusun senyawa karbon dari
data pengamatan.
 Siswa berlatih menganalisis jenis atom C berdasarkan
jumlah atom C yang terikat dari rantai atom karbon.
 Siswa menghubungkan rumus struktur alkana, alkena
dan alkuna dengan sifat fisiknya.
Menanya
Siswa mengajukan pertanyaan terkait dengan hasil
pengamatan tentang hidrokarbon,
misalnya: - mengapa senyawa hidrokarbon banyak
sekali terdapat di alam?
 Siswa mengajukan pertanyaan terkait dengan hasil
pengamatan pembakaran senyawa karbon (pemanasan
gula).
 Siswa mengajukan pertanyaan terkait dengan struktur
hidrokarbon melalui molymood (rantai terbuka,
tertutup).
 Siswa mengajukan pertanyaan terkait dengan struktur
alkana,alkena dan alkuna
Fase 3 (membimbing penyelididkan individual atau
kelompok)
Mengumpulkan informasi
Siswa menganalisis kekhasan atom karbon.
 Siswa menganalisis senyawa yang terjadi pada
pembakaran senyawa karbon berdasarkan hasil
pengamatan.
 Siswa mengumpulkan informasi mengenai jenis atom
C berdasarkan jumlah atom C yang terikat dari rantai
atom karbon (atom C primer, sekunder , tertier, dan
kuarterner).
 Siswa mengumpulkan informasi terkait mengenai
struktur alkana, alkena dan alkuna.
Mengasosiasi
 Siswa menghubungkan kekhasan atom karbon dengan
ikatan yang dibentuk oleh atom karbon.
 Siswa menghubungkan penyusun senyawa karbon dari
data pengamatan.
 Siswa berlatih menganalisis jenis atom C berdasarkan
jumlah atom C yang terikat dari rantai atom karbon.
 Siswa menghubungkan rumus struktur alkana, alkena
dan alkuna dengan sifat fisiknya.
Fase 4 (mengemabangkan dan mengkaji)
1. Guru membatu siswa dalam merencanakan
dalam manyajikan permasalahan yang ada.
2. Guru mempersilakan perwakilan untuk
menyimpulkan hasil diskusinya
3. Guru menginstruksikan kepada aiawa yang tidak
maju untuk menyimak hasil kerja.
Fase 5 (menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah)
1. Guru membatu siswa untuk melakukan refleksi
atau evaluasi terhadap hasil presenatasi yang
merekan lakuakn
2. Guru memberikan klarifikasi terhadap
pernyataan yang keliru
Mengkomunikasikan
 Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok dengan
menggunakan tata bahasa yang benar.
Penutup 10 menit
 Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan
materi hidrokarbon
 Guru meminta siswa mengumpulkan LKS yang
telah dikerjakan
 Guru menyampaikan materi untuk pertemuan
berikutnya
 Guru menuntup pembelajaran dengan salam
penutup.

G. Penilaian

1. teknik penilaian : tes


2. bentuk instrument : pilihan ganda
Lampiran

RENCANA PELAKSAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Menui


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/2
Materi Pookok : Hidrolisis garam
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Pertemuan : 3 (ketiga)

Standar Kompetensi

Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan.

Kompetesi Dasar

4.2 Menyajikan hasil pemahaman tentang proses pembentukan dan teknik pemisahan
fraksi-fraksi minyak bumi beserta kegunaannya

A. Indikator

1) Menjelaskan proses pembentukan minyak bumi.

2) Menjelaskan teknik pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi.

3) Menjelaskan kegunaan minyak bumi.

4) Menyusun perencanaan aktivitas dalam menyelesaikan proyek.

C. Tujuan Pembelajaran Setelah menyelesaikan pembelajaran ini, peserta didik


diharapkan mampu:

1. Menjelaskan proses pembentukan minyak bumi.


2. Menjelaskan teknik pemisahan minyak bumi (fraksi minyak bumi).

3. Menjelaskan kegunaan minyak bumi dalam kehidupan sehari-hari.

4. Menyusun perencanaan aktivitas dalam menyelesaikan proyek.

D. Materi Pembelajaran

1. Pembentukan minyak bumi

2. Tekhnik pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi

D. Kegiatan pembelajaran

1. model pembelajaran : PBL (Problem based learning)

2. pendekatan : saintifik

3. Metode Pembelajaran : Diskusi Keleompok.

E. Media, Alat, Dan Sumber Belajar

1. alat : spidol, papapn tulis

2. sumber belajar : buku kimia kelas XI dan LKS

F. Langkah-Langkah Pembelajaran

F. Langkah-Langkah Pembelajaran

Kegiatan Waktu ket


Pendahuluan 10 menit
Fase 1 (oreantasi siswa pada masalah)
Oreantasi
 Guru melakuakan pembukaan dengan salam
pembuka dan berdoa untuk memulai pelajaran
 Guru memeriksa kehadiran peserta didik sebagai
sikap disiplin
 Guru menyisapkan sikap fisik dan psikik peserta
didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran
hidrokarbon
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Apersepsi
Guru mengaikatkan materi pembelajaran dengan yang
sebelumnya
Motivasi
 Guru memotivasi siswa agar terlibat aktif proses
pemecahan
 Guru mengarahkan siswa untuk menyadari masalah
dari fenomena tersebut.

kegiatan inti 70 Menit


fase 2 (mengorganisasikan siswa untuk belajar )
1. Guru mengarakan siswa untuk duduk
berdasarkan kelompoknyan masing-masing
2. Guru mendistribusikan handout materi dan LKS
kepada siswa
Mengamati
 Siswa menggali informasi dengan cara membaca/
mendengar/menyimak tentang, proses pembentukan
minyak bumi dan gas alam, komponen-komponen
utama penyusun minyak bumi, fraksi minyak bumi,
mutu bensin, dampak pembakaran bahan bakar terhadap
lingkungan dan kesehatan serta upaya untuk
mengatasinya
Menanya
 Siswa mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan
bagaimana terbentuknya minyak bumi dan gas alam,
cara pemisahan (fraksi minyak bumi), bagaimana
meningkatkan mutu bensin, apa dampak pembakaran
bahan bakar terhadap lingkungan, kesehatan dan upaya
untuk mengatasinya serta mencari bahan bakar alternatif
selain dari minyak bumi dan gas alam
Fase 3 (membimbing penyelididkan individual atau
kelompok)
Mengumpulkan informasi
 Siswa mengumpulkan informasi tentang proses
penyulingan bertingkat
 Siswa mengumpulkan informasi tentang dampak
pembakaran bahan bakar terhadap lingkungan,
kesehatan dan upaya untuk mengatasinya serta mencari
bahan bakar alternatif selain dari minyak bumi dan gas
alam.
Fase 4 (mengemabangkan dan mengkaji)
Mengasosiasi
 Siswa menganalisis proses penyulingan bertingkat
untuk menyimpulkan dasar dan teknik pemisahan
minyak bumi menjadi fraksi-fraksinya.
 Siswa Membedakan kualitas bensin berdasarkan
bilangan oktannya.
 Siswa menyimpulkan dampak pembakaran
hidrokarbon terhadap lingkungan dan kesehatan serta
cara mengatasinya.
 Siswa mengajukan gagasan tentang bahan bakar
alternatif selain dari minyak bumi dan gas alam.
Mengkomunikasikan
 Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok dengan
menggunakan tata bahasa yang benar
Fase 5 (menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah)
1. Guru membatu siswa untuk melakukan refleksi
atau evaluasi terhadap hasil presenatasi yang
merekan lakuakan
2. Guru memberikan klarifikasi terhadap
pernyataan yang keliru
Penutup 10 menit
Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran
mengenai hidrokarbon dan minyak bumi.
 Guru bersama siswa merefleksi pembelajaran yang
telah berlangsung.
 Siswa menyimak informasi mengenai rencana
pembelajaran berikutnya

G. Penilaian

1. teknik penilaian : tes


2. bentuk instrument : pilihan ganda

Lampiran 4

RENCANA PELAKSAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Menui


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/2
Materi Pookok : Hidrokarbon
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Pertemuan : 1 (pertama)

Standar Kompetensi

KI3 :Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,


konseptual,prosedural,dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah

Kompetesi Dasar

3.4 Menganalisis struktur dan sifat senyawa hidrokarbon berdasarkan


pemahaman kekhasan atom karbon dan penggolongan senyawanya.

A. Indikator

1. Mengidentifikasi unsur C, H, dan O dalam senyawa karbon melalui percobaan.

2. Mendeskripsikan kekhasan atom karbon dalam senyawa karbon.

3. Membedakan atom C primer, sekunder, tertier dan kuarterner.

B. Tujuan Pembelajaran

setelah mempelajari materi ini diharapakan siswa dapat

4. Mengidentifikasi unsur C, H, dan O dalam senyawa karbon melalui


percobaan.
5. Mendeskripsikan kekhasan atom karbon dalam senyawa karbon.
6. Membedakan atom C primer, sekunder, tertier dan kuarterner.

C. Materi Pembelajaran

Identifikasi atom C,H dan O, kekhasan atom karbon, atom C primer, atom C
sekunder , atom C tertier, dan atom C kuarterner.
D. Kegiatan Pembelajaran

1. model pembelajaran :konvensional

2. Metode Pembelajaran : ceramah , Tanya jawab.

E. Media, Alat, Dan Sumber Belajar

1. alat : spidol, papapn tulis

2. sumber belajar : buku kimia kelas xi dan lks

F. Langkah-Langkah Pembelajaran

Kegiatan Waktu ket


Pendahuluan 10 menit
3. salam pembuka
4. guru mengecek kehadiran siswa guru memberi
aprepsepsi
5. guru memberikan motivasi kepada siswa
6. guru menyampaikan tujuan pembelajaran
7. guru memberikan manfaat pembelajaran kepada
siswa
Ekplorasi 70 Menit
Guru menjelaskan materi hidrokarbon

Elaborasi
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya mengenai materi yang belum dipahami ,
kemudian guru memberikan respon terhadap
pertanyyan siswa

Konfirmasi
Guru memberikan latihan soal kepada siswa kemudian
memmanggil siswa secara acak untuk mengerjakan soal
didepan kelas

Penutup 10 menit
3. Guru mengarahkan siswa untuk menyimplkan
pelajaran mengenai hidrolisis garam
4. Salam penutup
G. Penilaian

1. teknik penilaian : tes


2. bentuk instrument : pilihan ganda

Lampiran 5

RENCANA PELAKSAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Menui


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/2
Materi Pookok : Hidrolisis garam
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Pertemuan : 2 (kedua)

Standar Kompetensi

KI-4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

Kompetesi Dasar

4.2 Menggolongkan senyawa hidrokarbon berdasarkan strukturnya dan hubungannya


dengan sifat senyawa.

A. Indikator

1) Mengelompokkan senyawa hidrokarbon berdasarkan kejenuhan ikatan

2) Memberi nama senyawa alkana, alkena, dan alkuna

C. Tujuan

Pembelajaran Setelah menyelesaikan pembelajaran ini, peserta didik diharapkan


mampu:

1. Mengelompokkan senyawa hidrokarbon berdasarkan kejenuhan ikatan

2. Memberi nama senyawa alkana, alkena, dan alkuna

D. Materi Pembelajaran

1. Pokok Materi : Hidrokarbon

2. Sub Pokok Materi : Alkena, alkena, dan alkuna

D. Kegiatan pembelajaran

1. model pembelajaran :konvensional

2. Metode Pembelajaran : ceramah , Tanya jawab, Penugasan


E. Media, Alat, Dan Sumber Belajar

1. alat : spidol, papapn tulis

2. sumber belajar : buku kimia kelas XI dan LKS

F. Langkah-Langkah Pembelajaran

Kegiatan Waktu ket


Pendahuluan 10 menit
8. salam pembuka
9. guru mengecek kehadiran siswa guru memberi
aprepsepsi
10. guru memberikan motivasi kepada siswa
11. guru menyampaikan tujuan pembelajaran
12. guru memberikan manfaat pembelajaran kepada
siswa.

Ekplorasi 70 Menit
Guru menjelaskan materi tentang penentuan nama
senyawa hidrokarbon

Elaborasi
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya mengenai materi yang belum dipahami ,
kemudian guru memberikan respon terhadap
pertanyyan siswa

Konfirmasi
Guru memberikan latihan soal kepad siswa kemudian
memmanggil siswa secara acak untuk mengerjakan soal
didepan kelas

Penutup 10 menit
1. guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan
materi pembelajaran mengenai ph larutan garam
2. salam penutup

G. Penilaian

1. teknik penilaian : tes


2. bentuk instrument : pilihan ganda
Lampiran 6

RENCANA PELAKSAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Menui


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/2
Materi Pookok : Hidrolisis garam
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Pertemuan : 3 (ketiga)

Standar Kompetensi

Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan.

Kompetesi Dasar

4.2 Menyajikan hasil pemahaman tentang proses pembentukan dan teknik pemisahan
fraksi-fraksi minyak bumi beserta kegunaannya

A. Indikator

1) Menjelaskan proses pembentukan minyak bumi.

2) Menjelaskan teknik pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi.

3) Menjelaskan kegunaan minyak bumi.

4) Menyusun perencanaan aktivitas dalam menyelesaikan proyek.

B. Tujuan

Pembelajaran Setelah menyelesaikan pembelajaran ini, peserta didik


diharapkan mampu:

1. Menjelaskan proses pembentukan minyak bumi.

2. Menjelaskan teknik pemisahan minyak bumi (fraksi minyak bumi).

3. Menjelaskan kegunaan minyak bumi dalam kehidupan sehari-hari.

4. Menyusun perencanaan aktivitas dalam menyelesaikan proyek.

D. Materi Pembelajaran

1. Pembentukan minyak bumi


2. Tekhnik pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi

D. Kegiatan pembelajaran

1. model pembelajaran :konvensional

2. Metode Pembelajaran : ceramah , Tanya jawab, Penugasan

E. Media, Alat, Dan Sumber Belajar

1. alat : spidol, papapn tulis

2. sumber belajar : buku kimia kelas XI dan LKS

F. Langkah-Langkah Pembelajaran

Kegiatan Waktu ket


Pendahuluan 10 menit
13. salam pembuka
14. guru mengecek kehadiran siswa guru memberi
aprepsepsi
15. guru memberikan motivasi kepada siswa
16. guru menyampaikan tujuan pembelajaran
17. guru memberikan manfaat pembelajaran kepada
siswa.

Ekplorasi 70 Menit
Guru menjelaskan materi tentang penentuan ph larutan
garam ( garam yang berasal dari asam kuat dan basa
lemah)

Elaborasi
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya mengenai materi yang belum dipahami ,
kemudian guru memberikan respon terhadap
pertanyyan siswa

Konfirmasi
Guru memberikan latihan soal kepad siswa kemudian
memmanggil siswa secara acak untuk mengerjakan soal
didepan kelas
.
Penutup 10 menit
3. guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan
materi pembelajaran mengenai ph larutan garam
salam penutup
G. Penilaian

1. teknik penilaian : tes


2. bentuk instrument : pilihan ganda

LEMBAR OBSERVASI SISWA

Nama Sekolah : SMAN 1 Menui Mata Pelajaran : Kimia


Nama Pengamat : Eriyanti S,Pd Kelas/Semester : Xi/Genap
Pertemuan :1 Materi Pokok : Hidrolisis Garam

Petunjuk pengisian
Isilah dengan tanda ceklis () pada kolom skor jika siswa melakukan aktifitas sesuai
aspek yang diamati
Isilah dengan tanda garis datar (-) pada kolom skor jika siawa tidak melakukan
aktifitas

Aspek yang diamati Skor

No A. Kegiatan pendahuluan 1 2 3 4

Siswa menjawab salam pembuka dan


berdoa untuk memulai pembelajaran
1

Siswa termotifasi memperhatikan apersepsi


yang diberikan pada saat kegiatan
1 2 pembelajaran

Siswa mendengarkan dan menyimak guru


menyampaikan meteri pokok dan tujuan
3 pembelajaran

Skor Kegiatan Pendahuluan


B. Kegiatan inti

Mengamati Siswa membaca materi hidrolisis


garam dan lks yang di bagikan

Menanya Siswa mengajukan pertanyaan


kepada guru dan menanggapi
pertanyaan siswa lain

Mengumpulkan Siswa mengumpulkan informasi


data atau materi yang diperlukan saat
pembelajaran

Mengasosiasi Siswa menjawab soal pada lks

Skor Kegiatan inti

Kegiatan penutup skor

3 Siswa menyimpulkan sesuai arahan dari guru

Kegiatan penutup

Total skor

.
Rubik Penilaian Aktifitas Guru

1. Pendahuluan,
a. Skor 4, apabila 15-19 siswa yang siap menerima pembelajaran guru
b. Skor 3 apabila 10-15 siswa yang siapa dalam menerima
pembelajaran dengan adany motivasi sebelum pembelajaran
c. Skor 2, apabila 7-10 siswa yang siap dalam menerima pemebelajaran
dengan adanya motivasi sebelum pembelajaran
d. Skor 1, apabila hanya 5 siswa yang siap menerima pembelajaran
dengan adanya motivasi sebelum pemebelajaran
2. Mengamati
a. skor 4, apabila 15-19 sisiwa memperhatikan guru menjelaskan
mengenai meteri pembelajaran dan mengerjakan lks yang telah
dibagikan oleh guru
b. skor 3, apabila 10-15 sisiwa memperhatikan guru menjelaskan
mengenai meteri pembelajaran dan mengerjakan lks yang telah
dibagikan oleh guru
c. Skor 2, apabila 7-10 sisiwa memperhatikan guru menjelaskan
mengenai meteri pembelajaran dan mengerjakan lks yang telah
dibagikan oleh guru
d. Skor 1 , apabila hanya 5 siswa yang memperhatikan guru
menjelaskan mengenai meteri pembelajaran dan mengerjakan lks
yang telah dibagikan oleh guru
3. Menanya
a. Skor 4, apabila 15-19 siswa mengajukan pertanyaan kepada guru dan
menangggapi pertanyaan sisiwa lain
b. Skor 3, apabila 10-15 siswa mengajukan pertanyaan kepada guru dan
menangggapi pertanyaan sisiwa lain
c. Skor 2, apabila 7 -15 siswa mengajukan pertanyaan kepada guru dan
menangggapi pertanyaan sisiwa lain
d. Skor 1, apabila hanya 5 siswa mengajukan pertanyaan kepada guru
dan menangggapi pertanyaan sisiwa lain
4. Mengumpulkan data
a. Skor 4, apabila 15-19 siswa mengumpulkan informasi atau materi
yang diperlukan saat pembelajaran
b. Skor 3, apabila 10-15 siswa mengumpulkan informasi atau materi
yang diperlukan saat pembelajaran
c. Skor 2, apabila 7-10 siswa mengumpulkan informasi atau materi
yang diperlukan saat pembelajaran
d. Skor 1, apabila hanya 5 siswa mengumpulkan informasi atau materi
yang diperlukan saat pembelajaran
5. Mengasosiasi
a. Skor 4, apabila 15-19 siswa menjawab sosl pada lks
b. Skor 3, apabila 10-15 siswa menjawab sosl pada lks
c. Skor 2, apabila 7-10 siswa menjawab sosl pada lks
d. Skor 1, apabila hanya 5 siswa menjawab sosl pada lks
6. Penutup
a. skor 4 apabila 15-19 siswa yang siap menyimpulkan materi telah
disampaikan
b. skor 3 apabila 10-15 siswa yang siap menyimpulkan materi telah
disampaikan
c. skor 2 apabila 7-10 siswa yang siap menyimpulkan materi telah
disampaikan
d. skor 1 apabila hanya 5 siswa yang siap menyimpulkan materi telah
disampaikan

penilaian
jumlah skor hasil obsrvasi
p% = x 100 %
jumlah skor maksimal

kriteria

Presentase kualitas Kriteria


keterlaksanaan pemebalajaran
0,24 % - 24,9 % Sangat kurang
25% - 49,9% Kurang

50% - 74,95 Sedang

75% - 100 % baik

LEMBAR OBSERVASI SISWA

Nama Sekolah : SMAN 1 Menui Mata Pelajaran : Kimia


Nama Pengamat : Eriyanti S,Pd Kelas/Semester : Xi/Genap
Pertemuan :2 Materi Pokok : Hidrolisis
Garam
Petunjuk pengisian
Isilah dengan tanda ceklis () pada kolom skor jika siswa melakukan aktifitas
sesuai aspek yang diamati
Isilah dengan tanda garis datar (-) pada kolom skor jika siawa tidak melakukan
aktifitas

Aspek yang diamati Skor

No A. Kegiatan pendahuluan 1 2 3 4

Siswa menjawab salam pembuka dan


berdoa untuk memulai pembelajaran
1

Siswa termotifasi memperhatikan


apersepsi yang diberikan pada saat
1 2 kegiatan pembelajaran

Siswa mendengarkan dan menyimak


guru menyampaikan meteri pokok dan
3 tujuan pembelajaran
Skor Kegiatan Pendahuluan

B. Kegiatan inti

Mengamati Siswa memperhatikan guru


memeberikan gambaran penetuan
pH dari larutan garam yang
terhidrolisis

Menanya Siswa mengajukan pertanyaan


kepada guru dan menanggapi
pertanyaan siswa lain

Mengumpulkan Siswa membagi tugas dan


data mengakaji berdasarkan masalah
yang diberikan

Mengasosiasi Siswa menjawab soal pada lks

Skor Kegiatan inti

Kegiatan penutup skor

3 Siswa menyimpulkan sesuai arahan dari guru

Kegiatan penutup

Total skor
Rubik Penilaian Aktifitas Guru

1. Pendahuluan,
a. Skor 4, apabila 15-19 siswa yang siap menerima pembelajaran
dengan adanya motivasi sebelum pembelajaran
b. Skor 3 apabila 10-15 siswa yang siapa dalam menerima
pembelajaran dengan adany motivasi sebelum pembelajaran
c. Skor 2, apabila 7-10 siswa yang siap dalam menerima
pemebelajaran dengan adanya motivasi sebelum pembelajaran
d. Skor 1, apabila hanya 5 siswa yang siap menerima pembelajaran
dengan adanya motivasi sebelum pemebelajaran
2. Mengamati
a. skor 4, apabila 15-19 siswa memperhatikan guru memberikan
sedikit gambaran mengenai cara penetuan pH dari larutan garam
yang terhidrolisis
b. skor 3, apabila 10-15 siswa memperhatikan guru memberikan
sedikit gambaran mengenai cara penetuan pH dari larutan garam
yang terhidrolisis
c. Skor 2, apabila 7- 10 siswa memperhatikan guru memberikan
sedikit gambaran mengenai cara penetuan pH dari larutan garam
yang terhidrolisis
d. Skor 1 , apabila hanya 5 siswa memperhatikan guru memberikan
sedikit gambaran mengenai cara penetuan pH dari larutan garam
yang terhidrolisis
3. Menanya
a. Skor 4, apabila 15-19 siswa mengajukan pertanyaan kepada guru
dan menangggapi pertanyaan sisiwa lain
b. Skor 3, apabila 10-15 siswa mengajukan pertanyaan kepada guru
dan menangggapi pertanyaan sisiwa lain
c. Skor 2, apabila 7 -15 siswa mengajukan pertanyaan kepada guru
dan menangggapi pertanyaan sisiwa lain
d. Skor 1, apabila hanya 5 siswa mengajukan pertanyaan kepada
guru dan menangggapi pertanyaan sisiwa lain
4. Mengumpulkan data
a. Skor 4, apabila 15-19 siswa membagi tugas dan mengkaji
masalah yang diberikan
b. Skor 3, apabila 10-15 siswa membagi tugas dan mengkaji
masalah yang diberikan
c. Skor 2, apabila 7-10 siswa membagi tugas dan mengkaji masalah
yang diberikan
d. Skor 1, apabila hanya 5 siswa membagi tugas dan mengkaji
masalah yang diberikan
5. Mengasosiasi
a. Skor 4, apabila 15-19 siswa menjawab sosl pada lks
b. Skor 3, apabila 10-15 siswa menjawab sosl pada lks
c. Skor 2, apabila 7-10 siswa menjawab sosl pada lks
d. Skor 1, apabila hanya 5 siswa menjawab sosl pada lks
6. Penutup
a. skor 4 apabila 15-19 siswa yang siap menyimpulkan materi telah
disampaikan
b. skor 3 apabila 10-15 siswa yang siap menyimpulkan materi telah
disampaikan
c. skor 2 apabila 7-10 siswa yang siap menyimpulkan materi telah
disampaikan
d. skor 1 apabila hanya 5 siswa yang siap menyimpulkan materi
telah disampaikan

penilaian
jumlah skor hasil obsrvasi
p% = x 100 %
jumlah skor maksimal

kriteria
Presentase kualitas Kriteria
keterlaksanaan pemebalajaran
0,24 % - 24,9 % Sangat kurang

25% - 49,9% Kurang

50% - 74,95 Sedang

75% - 100 % baik

LEMBAR OBSERVASI SISWA

Nama Sekolah : SMAN 1 Menui Mata Pelajaran : Kimia


Nama Pengamat : Eriyanti S,Pd Kelas/Semester : Xi/Genap
Pertemuan :3 Materi Pokok : Hidrolisis
Garam

Petunjuk pengisian
Isilah dengan tanda ceklis () pada kolom skor jika siswa melakukan aktifitas
sesuai aspek yang diamati
Isilah dengan tanda garis datar (-) pada kolom skor jika siawa tidak melakukan
aktifitas

Aspek yang diamati Skor

No A. Kegiatan pendahuluan 1 2 3

Siswa menjawab salam pembuka dan


berdoa untuk memulai pembelajaran
1

Siswa termotifasi memperhatikan apersepsi


yang diberikan pada saat kegiatan
1 2 pembelajaran

Siswa mendengarkan dan menyimak guru


menyampaikan meteri pokok dan tujuan
3 pembelajaran

Skor Kegiatan Pendahuluan

B. Kegiatan inti

Mengamati Siswa memperhatikan guru


memperhatikan guru memberikan
sedikit gambaran mengenai
carapenetuan pH dari larutan yang
terhidrolisis

Menanya Siswa mengajukan pertanyaan


kepada guru dan menanggapi
pertanyaan siswa lain

Mengumpulkan Siswa membagi tugas dan


data menganalisis maslah yamg diberikan

Mengasosiasi Siswa menjawab soal pada lks

Skor Kegiatan inti

Kegiatan penutup skor

3 Siswa menyimpulkan sesuai arahan dari guru

Kegiatan penutup

Total skor
Rubik Penilaian Aktifitas Guru

1. Pendahuluan,
a. Skor 4, apabila 15-19 siswa yang siap menerima pembelajaran
dengan adanya motivasi sebelum pembelajaran
b. Skor 3 apabila 10-15 siswa yang siapa dalam menerima
pembelajaran dengan adany motivasi sebelum pembelajaran
c. Skor 2, apabila 7-10 siswa yang siap dalam menerima
pemebelajaran dengan adanya motivasi sebelum pembelajaran
d. Skor 1, apabila hanya 5 siswa yang siap menerima pembelajaran
dengan adanya motivasi sebelum pemebelajaran
2. Mengamati
a. skor 4, apabila 15-19 siswa memperhatikan guru memberikan
sedikit gambaran mengenai cara penetuan pH dari larutan garam
yang terhidrolisis
b. skor 3, apabila 10-15 siswa memperhatikan guru memberikan
sedikit gambaran mengenai cara penetuan pH dari larutan garam
yang terhidrolisis
c. Skor 2, apabila 7- 10 siswa memperhatikan guru memberikan
sedikit gambaran mengenai cara penetuan pH dari larutan garam
yang terhidrolisis
d. Skor 1 , apabila hanya 5 siswa memperhatikan guru memberikan
sedikit gambaran mengenai cara penetuan pH dari larutan garam
yang terhidrolisis
3. Menanya
a. Skor 4, apabila 15-19 siswa mengajukan pertanyaan kepada guru
dan menangggapi pertanyaan sisiwa lain
b. Skor 3, apabila 10-15 siswa mengajukan pertanyaan kepada guru
dan menangggapi pertanyaan sisiwa lain
c. Skor 2, apabila 7 -15 siswa mengajukan pertanyaan kepada guru
dan menangggapi pertanyaan sisiwa lain
d. Skor 1, apabila hanya 5 siswa mengajukan pertanyaan kepada guru
dan menangggapi pertanyaan sisiwa lain
4. Mengumpulkan data
a. Skor 4, apabila 15-19 siswa membagi tugas dan mengkaji masalah
yang diberikan
b. Skor 3, apabila 10-15 siswa membagi tugas dan mengkaji masalah
yang diberikan
c. Skor 2, apabila 7-10 siswa membagi tugas dan mengkaji masalah
yang diberikan
d. Skor 1, apabila hanya 5 siswa membagi tugas dan mengkaji
masalah yang diberikan
5. Mengasosiasi
a. Skor 4, apabila 15-19 siswa menjawab sosl pada lks
b. Skor 3, apabila 10-15 siswa menjawab sosl pada lks
c. Skor 2, apabila 7-10 siswa menjawab sosl pada lks
d. Skor 1, apabila hanya 5 siswa menjawab sosl pada lks
6. Penutup
a. skor 4 apabila 15-19 siswa yang siap menyimpulkan materi telah
disampaikan
b. skor 3 apabila 10-15 siswa yang siap menyimpulkan materi telah
disampaikan
c. skor 2 apabila 7-10 siswa yang siap menyimpulkan materi telah
disampaikan
d. skor 1 apabila hanya 5 siswa yang siap menyimpulkan materi telah
disampaikan

penilaian
jumlah skor hasil obsrvasi
p% = x 100 %
jumlah skor maksimal
penelitian

Presentase kualitas Kriteria


keterlaksanaan pemebalajaran
0,24 % - 24,9 % Sangat kurang

25% - 49,9% Kurang

50% - 74,95 Sedang

75% - 100 % baik


LEMBAR OBSERVASI GURU

Nama Sekolah : SMAN 1 Menui Mata Pelajaran : Kimia


Nama Pengamat : Eriyanti S,Pd Kelas/Semester : XI/Genap
Pertemuan :1 Materi Pokok : Hidrolisis Garam

Petunjuk pengisian
Isilah dengan tanda ceklis () pada kolom skor jika siswa melakukan aktifitas sesuai
aspek yang diamati
Isilah dengan tanda garis datar (-) pada kolom skor jika siawa tidak melakukan
aktifitas

Aspek yang diamati Skor

No C. Kegiatan pendahuluan 1 2 3 4
Guru melakukan pembukaan dengan salam
pembuka dan berdoa untuk memulai
1 pembelajaran

Guru memotifasi dan memberikan


1 apersepsi kepada siswa
2

guru menyampaikan meteri pokok dan


tujuan pembelajaran kepada seluruh siswa
3 sebelum proses belajar mengajar yang
dikaitkan kehidupan sehari-hari.

Skor Kegiatan Pendahuluan

D. Kegiatan inti

Mengamati Guru mengarahkan siswa bergabung


dengan kempok masing-masing dan
memebaca LKS yang telah
dibagikan

Menanya Guru meminta kepada siswa


bertanya bila ada yang ingin
ditanyakan dan melempar
pertanyaan kepada siswa lain

Mengumpulkan Guru mengarahkan siswa untuk


data membagi tugas dan mengarahkan
siswa mencari informasi atau materi
dari literasi lain

Mengasosiasi Guru menjelaskan dan mengarahkan


siswa menjawab soal yang ada pada
LKS

Skor Kegiatan inti

Kegiatan penutup skor


3 Guru membimbing siswa dan menyimpulkan materi yang
telah dipelajari

Kegiatan penutup

Total skor

Rubric penilaian aktifitas guru

1. Pendahuluan
a. Skor 4 , apabila guru mengucapkan salam, memberikan motivasi apresepsi
dan menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa sebelum proses
belajar mengajar yang dikaitkan denngan kehidupan sehari-hari
b. Skor 3, apabila guru hanya mengucapkan salam , memberikan motivasi
apresepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa sebelum
proses belajar mengajar tampa dikaitkan denngan kehidupan sehari-hari
c. Skor 2, apabila guru hanya mengucapkan salam , memberikan motivasi
apresepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa sebelum
proses belajar mengajar
d. Skor 1 apabila guru tidak memberikan motivasi apresepsi dan
menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa sebelum proses belajar
mengajar
2. Mengamati
a. Skor 4, apabila guru mengerahkan siswa bergabung dengan kelompok dan
mengarahkan siswa memperhatikan materi yang diajarkan dan membaca
LKS yang telah dibagikan
b. Skor 3, apabila guru kurang jelas mengerahkan siswa bergabung dengan
kelompok dan mengarahkan siswa memperhatikan materi yang diajarkan
dan membaca LKS yang telah dibagikan
c. Skor 2, apabila guru tidak mengerahkan siswa bergabung dengan
kelompok dan mengarahkan siswa memperhatikan materi yang diajarkan
dan membaca LKS yang telah dibagikan
d. Skor 1, apabila guru tidak mengerahkan siswa bergabung dengan
kelompok dan tidak mengarahkan siswa memperhatikan materi yang
diajarkan dan membaca LKS yang telah dibagikan
3. Menanya
a. Skor 4, apabila guru meminta kepada siswa bertanya bila ada yang ingin
di tanyakan dan melempar pertanyaan kepada siswa lain
b. Skor 3, apabila guru meminta kepada siswa bertanya bila ada yang ingin
di tanyakan dan tidak melempar pertanyaan kepada siswa lain
c. Skor 2, apabila guru tidak meminta kepada siswa bertanya bila ada yang
ingin di tanyakan dan hanya melempar pertanyaan kepada siswa lain
d. Skor 1, apabila guru tidak meminta kepada siswa bertanya bila ada yang
ingin di tanyakan dan hanya melempar pertanyaan kepada siswa lain
4. Mengupulkan data
a. Skor 4, apabilla guru mengarahkan siswa untuk mencari informasi yang
berkaitan dengan hidrolisis garam
b. Skor 3, apabilla guru kurang jelas mengarahkan siswa untuk mencari
informasi yang berkaitan dengan hidrolisis garam
c. Skor 3, apabilla guru kurang jelas mengarahkan siswa untuk mencari
informasi yang berkaitan dengan hidrolisis garam
d. Skor 1, apabilla guru tidak mengarahkan siswa untuk mencari informasi
yang berkaitan dengan hidrolisis garam
5. Mengasosiasi
a. Skor 4, apabila guru menjelaskan dan mengarahkan siswa untuk
menjawab soal LKS
b. Skor 3, apabila guru kurang jelas dalam menjelaskan dan mengarahkan
siswa untuk menjawab soal LKS
c. Skor 2, apabilla guru tidak menjelaskan dan hanya mengarahkan siswa
untuk menjawab soal LKS
d. Skor 1, apabilla guru tidak dan tidak mengarahkan siswa untuk
menjawab soal LKS
6. Penutup
a. Skor 4, apabila guru mengarahkan siswa dan siswa dapat menyimpulkan
materi yang telah disampaikan.
b. Skor 3, apabila guru mengarahkan siswa dan siswa dapat menyimpulkan
materi yang telah disampaikan, tetapi siswa kurang paham
c. Skor 2, apabila guru kurang jelas mengarahkan siswa dan siswa dapat
menyimpulkan materi yang telah disampaikan.
d. Skor1, apabila guru tidak mengarahkan siswa dan siswa dapat
menyimpulkan materi yang telah disampaikan.

Penilaian
jumlah skor hasil observasi
P (%) = x 100 %
jumlah skor maksimal
Kriteria

Presentase kualitas Kriteria


keterlaksanaan pemebalajaran
0,24 % - 24,9 % Sangat kurang

25% - 49,9% Kurang

50% - 74,95 Sedang

75% - 100 % baik


LEMBAR OBSERVASI GURU

Nama Sekolah : SMAN 1 Menui Mata Pelajaran : Kimia


Nama Pengamat : Eriyanti S,Pd Kelas/Semester : XI/Genap
Pertemuan :2 Materi Pokok : Hidrolisis Garam

Petunjuk pengisian
Isilah dengan tanda ceklis () pada kolom skor jika siswa melakukan aktifitas sesuai
aspek yang diamati
Isilah dengan tanda garis datar (-) pada kolom skor jika siawa tidak melakukan
aktifitas

Aspek yang diamati Skor

No E. Kegiatan pendahuluan 1 2 3 4
Guru melakukan pembukaan dengan salam
pembuka dan berdoa untuk memulai
1 pembelajaran

Guru memotifasi dan memberikan


1 apersepsi kepada siswa
2

guru menyampaikan meteri pokok dan


tujuan pembelajaran
3

Skor Kegiatan Pendahuluan

F. Kegiatan inti

Mengamati Guru memberikan gambaran cara


penetuan pH larutan garam yang
terhidrolisis

Menanya Guru meminta kepada siswa


bertanya bila ada yang ingin
ditanyakan dan melempar
pertanyaan kepada siswa lain

Mengumpulkan Guru mengarahkan siswa untuk


data membagi tugas dan mengarahkan
siswa mencari informasi atau materi
dari literasi lain

Mengasosiasi Guru menjelaskan dan mengarahkan


siswa menjawab soal yang ad pada
lks

Skor Kegiatan inti

Kegiatan penutup skor

3 Guru membimbing siswa dan menyimpulkan materi yang


telah dipelajari

Kegiatan penutup

Total skor

Rubric penilaian aktifitas guru yang ke 2

7. Pendahuluan
e. Skor 4 , apabila guru mengucapkan salam, memberikan motivasi apresepsi
dan menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa sebelum proses
belajar mengajar yang dikaitkan denngan kehidupan sehari-hari
f. Skor 3, apabila guru hanya mengucapkan salam , memberikan motivasi
apresepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa sebelum
proses belajar mengajar tampa dikaitkan denngan kehidupan sehari-hari
g. Skor 2, apabila guru hanya mengucapkan salam , memberikan motivasi
apresepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa sebelum
proses belajar mengajar
h. Skor 1 apabila guru tidak memberikan motivasi apresepsi dan
menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa sebelum proses belajar
mengajar
8. Mengamati
e. Skor 4, apabila guru mengerahkan siswa bergabung dengan kelompok dan
mengarahkan siswa memperhatikan materi yang diajarkan dan membaca
lks yang telah dibagikan
f. Skor 3, apabila guru kurang jelas mengerahkan siswa bergabung dengan
kelompok dan mengarahkan siswa memperhatikan materi yang diajarkan
dan membaca lks yang telah dibagikan
g. Skor 2, apabila guru tidak mengerahkan siswa bergabung dengan
kelompok dan mengarahkan siswa memperhatikan materi yang diajarkan
dan membaca lks yang telah dibagikan
h. Skor 1, apabila guru tidak mengerahkan siswa bergabung dengan
kelompok dan tidak mengarahkan siswa memperhatikan materi yang
diajarkan dan membaca lks yang telah dibagikan
9. Menanya
e. Skor 4, apabila guru meminta kepada siswa bertanya bila ada yang ingin
di tanyakan dan melempar pertanyaan kepada siswa lain
f. Skor 3, apabila guru meminta kepada siswa bertanya bila ada yang ingin
di tanyakan dan tidak melempar pertanyaan kepada siswa lain
g. Skor 2, apabila guru tidak meminta kepada siswa bertanya bila ada yang
ingin di tanyakan dan hanya melempar pertanyaan kepada siswa lain
h. Skor 1, apabila guru tidak meminta kepada siswa bertanya bila ada yang
ingin di tanyakan dan hanya melempar pertanyaan kepada siswa lain
10. Mengupulkan data
e. Skor 4, apabilla guru mengarahkan siswa untuk mencari informasi yang
berkaitan dengan hidrolisis garam
f. Skor 3, apabilla guru kurang jelas mengarahkan siswa untuk mencari
informasi yang berkaitan dengan hidrolisis garam
g. Skor 3, apabilla guru kurang jelas mengarahkan siswa untuk mencari
informasi yang berkaitan dengan hidrolisis garam
h. Skor 1, apabilla guru tidak mengarahkan siswa untuk mencari informasi
yang berkaitan dengan hidrolisis garam
11. Mengasosiasi
e. Skor 4, apabila guru menjelaskan dan mengarahkan siswa untuk
menjawab soal lks
f. Skor 3, apabila guru kurang jelas dalam menjelaskan dan mengarahkan
siswa untuk menjawab soal lks
g. Skor 2, apabilla guru tidak menjelaskan dan hanya mengarahkan siswa
untuk menjawab soal lks
h. Skor 1, apabilla guru tidak dan tidak mengarahkan siswa untuk
menjawab soal lks
12. Penutup
e. Skor 4, apabila guru mengarahkan siswa dan siswa dapat menyimpulkan
materi yang telah disampaikan.
f. Skor 3, apabila guru mengarahkan siswa dan siswa dapat menyimpulkan
materi yang telah disampaikan, tetapi siswa kurang paham
g. Skor 2, apabila guru kurang jelas mengarahkan siswa dan siswa dapat
menyimpulkan materi yang telah disampaikan.
h. Skor1, apabila guru tidak mengarahkan siswa dan siswa dapat
menyimpulkan materi yang telah disampaikan.

Penilaian
jumlah skor hasil observasi
P (%) = x 100 %
jumlah skor maksimal
Kriteria

Presentase kualitas Kriteria


keterlaksanaan pemebalajaran
0,24 % - 24,9 % Sangat kurang

25% - 49,9% Kurang

50% - 74,95 Sedang

75% - 100 % baik


.
LEMBAR OBSERVASI GURU

Nama Sekolah : SMAN 1 Menui Mata Pelajaran : Kimia


Nama Pengamat : Eriyanti S,Pd Kelas/Semester : XI/Genap
Pertemuan :3 Materi Pokok : Hidrolisis Garam

Petunjuk pengisian
Isilah dengan tanda ceklis () pada kolom skor jika siswa melakukan aktifitas sesuai
aspek yang diamati
Isilah dengan tanda garis datar (-) pada kolom skor jika siawa tidak melakukan
aktifitas

Aspek yang diamati Skor

No G. Kegiatan pendahuluan 1 2 3 4
Guru melakukan pembukaan dengan salam
pembuka dan berdoa untuk memulai
1 pembelajaran

Guru memotifasi dan memberikan


1 apersepsi kepada siswa
2

guru menyampaikan meteri pokok dan


tujuan pembelajaran
3

Skor Kegiatan Pendahuluan

H. Kegiatan inti

Mengamati Guru memberikan gambaran cara


penetuan pH larutan garam yang
terhidrolisis

Menanya Guru meminta kepada siswa


bertanya bila ada yang ingin
ditanyakan dan melempar
pertanyaan kepada siswa lain

Mengumpulkan Guru mengarahkan siswa untuk


data membagi tugas dan mengarahkan
siswa mencari informasi atau materi
dari literasi lain

Mengasosiasi Guru menjelaskan dan mengarahkan


siswa menjawab soal yang ad pada
lks

Skor Kegiatan inti

Kegiatan penutup skor

3 Guru membimbing siswa dan menyimpulkan materi yang


telah dipelajari

Kegiatan penutup

Total skor

Anda mungkin juga menyukai