Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Proses pendidikan bertujuan untuk mendapatkan mutu sumber daya manusia sesuai
dengan tuntutan kebutuhan pembangunan. Pendukung utama bagi terlaksananya sasaran
tersebut ialah melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu dibawah bimbingan dan
pembinaan tenaga kependidikan yang professional serta implementasi seluruh komponen
manjemen mutu secara terpadu. Pendidik memainkan peran yang sangat penting,
terutama dalam mempersiapkan peserta didik menjadi aktor yang mampu menampilkan
keunggulan dirinya sebagai sosok yang tangguh, kreatip, mandiri, dan professional pada
bidangnya masing-masing. Keberhasilan peserta didik sebagai subjek belajar berkaitan
dengan proses pribadi (individual process) dalam menginternalisasi pengetahuan, nilai,
sifat, sikap dan keterampilan yang ada disekitarnya. Sedangkan keberhasilan pengajar
sebagai subjek mengajar selain ditentukan oleh kualitas pengajar secara pribadi
(individual quality) juga ditentukan oleh standar-standara kompetensi yang dimiliki oleh
pengajar, yang meliputi kompetensi intelektual, kompetensi pedagogi, kompetensi sosial,
dan kompetensi kepribadian. Kualifikasi akademik dan kemampuan prefesionalisme guru
sebagai subjek mengajar juga berperan penting untuk mencapai tujuan pendidikan
Jabatan guru adalah jabatan profesional yang menghendaki seorang guru harus bekerja
secara profesional
B. Rumusan Masalah
A. Jabatan Profesionalisme dan Tantangan Guru Dalam Pembelajaran
B. Kegiatan Guru dalam Pembelajaran
C. Kondsi dan Asas Yang Berhasil
D. Metode Pembelajaran
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Profesi
Kependidikan dan memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang jabatan
profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran agar kegiatan belajar mengajar
berlangsung dengan baik.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Jabatan Profesionalisme dan Tantangan Guru Dalam Pembelajaran.


Jabatan profesional adalah seorang pekerja profesional dituntut menguasai visi
yang mendasari keterampilannya yang menyangkut wawasan filosofis, pertimbangan
rasional dan memiliki sikap yang positif dalam melaksanakan serta
memperkembangkan mutu karyanya. (T.Raka Joni,1980) Jabatan guru merupakan
jabatan profesional yang menghendaki guru harus bekerja secara profesional. Bekerja
sebagai seorang yang profesional berarti bekerja dengan keahlian, dan keahlian hanya
dapat diperoleh melalui pendidikan khusus.
Dalam UU Guru dan Dosen (pasal 1 ayat 1) dinyatakan bahwa, “Guru adalah
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak
usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”.
Berdasarkan UU tersebut Guru tentu telah mengikuti pendidikan keahlian melalui
lembaga kependidikan. Keahlian dalam pendidikan ditandai dengan diberikannya
sertifikat atau akta mengajar. Pertanyaannya, apakah sudah benar guru bekerja secara
profesionali Bagaimana sebenarnya guru yang profesional dalam pembelajaran?
Uraian berikut memberikan pemahaman tentang tugas profesionalisme, guru dalam
pembelajaran.

B. Kegiatan Guru Dalam Pembelajaran


Dalam sebuah pembelajaran tidak ada landasan yang sederhana dalam merumuskan
landasan yang benar- benar cocok dengan sasaran dalam pembelajaran. Untuk itu kita
perlu landasan bagi pengambilan putusan secara memuaskan tentang metode
pengajaran dan kegiatan belajar yang efektif. Salah satu yang bisa kita lakukan adalah
membentuk pembelajaran yang efektif. Adapun pola-pola untuk membentuk
pembelajaran yang efektif adalah :
1. Penyajian Informasi, yaitu guru menyajikan informasi kepada siswa dengan
menggunakan metode ceramah, berbicara dengan informal , menulis di papan tulis,
memperagakan, dan menggunakan bahan pandangan dengar.

2
2. Belajar Mandiri, dalam hal ini siswa balajar sesuai dengan kecepatan membaca,
mengerjakan soal, memecahkan masalah, menulis laporan praktikum, dan lainya.
3. Interaksi antara guru dan siswa, dalam kegiatan ini yang terjadi yaitu seperti tanya
jawab, diskusi, kegiatan kelompok kecil, laporan dan lainya.
Ketiga pola tersebut adalah kategori yang mengelompokkan sebagian besar metode
pengajaran dan pembelajaran. Namun kita tidak dapat menggunakan ketiga pola ini
dan metode-metode pembelajaran dengan sembarangan ketika merencanakan program
pengajaran. Menurut Uno ada beberapa hal yang menjadi alasannya yaitu:
Pertama, dari pengetahuan tentang gaya belajar, baik metode kelompok maupun
metode mandiri harus digunakan. Ada siswa dapat belajara mandiri, tetapi ada juga
sejumlah siswa lebih senang belajar dalam suasana dan situasi pengajaran yang
beraturan dan terpimpin.
Kedua, kondisi dan asas belajar menyebabkan kita tangggap akan perlunya memilih
metode yang memberi peluang untuk peran serta yang aktif dari pihak siswa dalam
segala kegiatan belajar.
Ketiga, jika kita siap menggunakan teknologi pengajaran yang baru (TV, komputer,
dan lain-lain), penakaran biasanya diberikan pada penyajian kelompok atau pada
kegiatan belajar mandiri. Kedua jenis penyajian ini tidak memberikan kesempatan
interaksi antar guru-siswa secara tatap muka.
Keempat, ada persoalan dalam keefesienan menggunakan waktu guru dan siswa,
sarana, serta peralatan. Untuk tujuan tertentu mungkin lebih efesien apabila guru
menyajika informasi kepada seluruh kelas secara serempak (dengan jumlah siswa
berapa saja) daripada menguasai siswa mempelajari bahan secara mandiri.
Menurut Uno, secara kesuluruhan, metode penyajian kelompok dan belajar mandiri
paling berhasil mencapai sasaran dalam ranah afektif dan psikomotor. Lebih jauh, ia
menjelaskan, cara terbaik dan efektif dalam mencapai sasaran afektif adalah melalui
kerja kelompok.

C. Kondisi dan Asas Belajar yang Berhasil


Pengajaran yang efektif ditandai oleh berlangsungnya proses belajar. Proses belajar
dapat dikatakan berlangsung apabila seseorang sekarang dapat mengetahui atau
melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak diketahui atau dapat dilakukan olehnya.
Jadi, hasil belajar akan terlihat dengan adanya tingkah laku baru dalam tingkat
pengetahuan berfikir atau kemampuan jasmaniah. Dikarenakan tugas perancangan

3
pengajaran adalah membantu terjadinya proses belajar, anda harus menyadari dan
memanfaatkan kondisi dan asas yang telah terbukti mendukung proses belajar tersebut
dengan baik. Kondisi dan asas belajar yang berhasil yaitu:
1) Persiapan sebelum mengajar, siswa harus lulus atau menguasai materi
sebelumnya sehingga materi selanjutnya dapat dengan mudah diajarkan.
2) Sasaran belajar
3) Susunan Bahan Ajar
4) Perbedaan Individu
5) Motivasi
6) Sumber Pengajaran
7) Keikutsertaan, siswa ikut memberikan respons dalam pikiran mereka atau
menunjukannya melalui kegiatan jasmani, yang disisipkan selama
berlangsungnya penyajian pengajaran atau peragaan.
8) Balikan, memperkuat pemahaman dan kinerja yang benar memberitahukan
kesalahan dan memperbaiki proses belajar yang salah.
9) Penguatan, siswa terdorong untuk meneruskan kegiatan belajarnya karena
memperoleh penegasan(balikan) tentang jawaban yang dipandang berhasil.
10) Latihan dan Pengulangan, berguna untuk meningkatkan kemampuan mengingat
siswa dalam jangka panjang.
11) Urutan Kegiatan Belajar, tugas atau tata cara yang rumit dapat dipelajari dengan
lebih efektif apabila peragaan dan latihan diberikan secara terpadu.
12) Penerapan, untuk meningkat kemampuan siswa menerapakan atau memindahkan
apa yang dipelajarinya kepada masalah atau situasi baru.
13) Sikap Mengajar, sikap positif yang diperlihatkan pengajar dan asisten terhadap
mata ajar yang disajikan dan terhadap metode pengajaran, sehingga
mempengaruhi motivasi siswa.
14) Penyajian di Depan Kelas

4
D. Metode Penyajian.
a. Beberapa keunggulan metode penyajian sebagai berikut.
1. Ceramah atau format penyajian lainnya yang telah dikenal dan diterima secara
konvensional, baik dari kalangan pengajar maupun siswa. Metode ini merupakan
metode utama dan kebanyakan digunakan oleh pengajar.
2. Pada umumnya diperlukan upaya dan pemikiran, minimal untuk merencanakan
penyajian ceramah, karena pengajar sudah mengenal dan menggunakan metode
penyajian model ini.
3. Ada beberapa pengajar yang merasa bahwa untuk mempertahankan status mereka
atau menambah wibawa di mata siswa, mereka berbicara di depan kelas.
4. Dari segi tujuan pembelajaran, waktu dapat dihemat karena dalam jangak waktu
tertentu lebih banyak informasi dapat disajikan.
5. Sejumlah besar siswa dapat dilayani dalam waktu yang sama, yang jadi pembatas
hanyalah ukuran ruangan.
6. Jika diperlukan, penyajian dapat diubah dengan penyajian bahan ajar tertentu atau
menambahkan bahan baru sebelum, bahkan ketika pengajar menyajikan bahan
ajar.
7. Cara ini layak diterapkan sebagai metode komunikasi apabila informasi yang
akan disampaikan mengharuskan sering terjadinya perubahan dan pemutakhiran.
b. Kelemahan Metode Penyajian.
Adapun kelemahan dari metode penyajian yaitu:
1) Siswa dibatasi keikutsertaannya, mereka hanya menonton, mendengar, mencatat,
dan hanya sedikit atau sama sekali tidak kesempatan bertukat pendapat dengan
pengajar.
2) Adanya keharusan bagi pengajar untuk menyajika bahan ajarnya dengan cara
menarik, bergairah, dan penuh tantangan, agar siswa tetap tertuju pada penyajian
pengajar.
3) Ketika guru memberikan ceramah atau memperagakan sesuatu kepada siswa,
diandaikan siswa memperoleh pengertian yang sama, tingkat pemahaman yang
sama, dan pada waktu yang sama pula.
4) Apabila dizinkan bertanya, pengajaran akan berhenti dan beberapa siswa terpaksa
menunggu sampai pertanyaan itu terjawab sebelum dapat mengikuti penyajian
selanjutnya.

5
5) Pengajar sulit mendapat balikan dari siswa sehubungan kesalahan dan kesulitan
yang dihadapi siswa selama penyajian.
6) Terdapat bukti bahwa bahan penyajian lisan saja tanpa disertai keikutsertaan
siswa secara terencana, hanya dapat diingat dalam jangka waktu pendek.
7) Penyajian bukanlah metode yang dapat diterapkan untuk mengajarkan
keterampilan psikomotor dan sasaran dalam ranah afektif hanya terpengaruh
sedikit sekali.
c. Penerapan Situasi dan waktu
Adapun yang cocok untuk penyampaian dengan metode penyajian yaitu:
1) Sebagai pendahuluan, ikhtisar, atau pengaran pokok bahasan baru.
2) Bertujuan untuk memberi semangat atau membangkitkan tujuan untuk mem
pelajari pokok bahasan.
3) Untuk menyampaikan informasi penting sebagai latar belakang umum atau
persiapan yang diperlukan.
4) Untuk memperkenalkan perkembangan mutakhir dalam suatu bidang , terutama
apabila waktu persiapan terbatas.
5) Sebagai narasumber.
6) Untuk memberikan kesempatan kepada siswa menyajikan laporan di depan kelas.
7) Sebagai ikhtisar atau rangkuman.
d. Rencana Keikutsertaan
Keikutsertaan dibagi dalam tiga jenis yaitu:
1) Interaksi aktif dangan pengajar
2) Kerja di tempat
3) Kegiatan berpikir lain.
e. Rencana Keikutsertaan
Ciri-ciri Ciri khusus program belajar mandiri yang bermutu adalah sebagai berikut.
1. Kegiatan belajar untuk siswa di kembangkan dengan cermat dan rinci.
2. Kegiatan dan sumber belajar di pilih dengan hati-hati dan cermat.
3. Penguasaan siswa terhadap suatu langkah harus di periksa sebelum ia
melanjutkan ke langkah berikutnya.
4. Apabila muncul kesulitan, siswa perlu mempelajari lagi atau meminta bantuan
pengajaran.

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Jabatan guru merupakan jabatan profesional yang menghendaki guru harus bekerja
secara profesional. Berarti seorang guru bekerja dengan keahlian, dan keahlian tersebut
hanya diperoleh dengan pendidikan khusus. Seorang calon pendidik atau guru harus
memahami kondisi dan asas untuk belajar yang berhasil, pola pembelajaran dan metode
yang akan digunakan agar proses pembelajaran efektif dan lancer. Selain itu, seorang
guru perlu memiliki kemampuan merancang dan mengimplementasikan berbagai strategi
pembelajaran yang dianggap cocok dengan materi pembelajaran, termasuk di dalamnya
memanfaatkan bebagai sumber dan media pembelajaran untuk menjamin efektifitas
pembejaran. Dan juga, sebagai jabatan yang professional seorang guru harus mempunyai
berbagai kompetensi yang meliputi kompetensi intelektual, kompetensi pedagogi,
kompetensi sosial, dan kompetensi kepribadian.

B. Saran
Dari uraian tersebut, dalam hal ini kami mengajukan beberapa saran, sebagai berikut:
1. Guru dapat menggunakan beberapa metode pembelajaran untuk meningkatkan
motivasi siswa.
2. Guru sebaiknya dapat memiliki keahlian yang diperoleh dengan pendidikan
khusus.

7
DAFTAR PUSTAKA

Hamzah B. Uno. 2011. Profesi Kependidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

http://einsteinfisika.blogspot.com/2011/07/jabatan-profesional-dan-tantang-guru.html

http://dzestrindi.wordpress.com/2013/04/10/jabatan-profesional-dan-tantangan-guru-dalam-
pembelajaran/

Anda mungkin juga menyukai