Anda di halaman 1dari 15

Ketrampilan Dan Komponen Dalam Micro Teaching Untuk Dapat

Meningkatkan Kualitas Mahasiswa Sejarah


Sebagai Calon Guru Profesional

Fitriyan Della Widya Ningrum


Universitas PGRI Silampari Lubuklinggau
Email : fitriyandellawidyaningrum@gmail.com

Abstrak
Keterampilan dan komponen pembelajaran mikro dapat meningkatkan
keterampilan mahasiswa pendidikan sejarah dalam melaksanakan kegiatan
Program Pengalaman Lapangan (PPL). Sehingga dengan adanya keterampilan
dan komponen pembelajaran mikro ini mahasiswa sejarah dapat membantu agar
lebih terbiasa berinteraksi dengan siswa atau peserta didik. Dengan hal tersebut
maka mata kuliah pengajaran mikro sangat penting dan bermanfaat bagi
mahasiswa dalam menciptakan calon guru professional . Mahasiswa calon guru
harus dididik dan dilatih dengan baik agar kemampuan mengajarnya dapat
berkembang dengan maksimal.
Kata Kunci : ketrampilan dan komponen,calon guru propesional,pengajaran
mikro

Abstract
Microlearning skills and components can improve the skills of history education
students in carrying out Field Experience Program (PPL) activities. So that with
these skills and micro-learning components, history students can help to be more
accustomed to interacting with students or students. With this, micro-teaching
courses are very important and useful for students in creating professional
teacher candidates. Prospective teacher students must be well educated and
trained so that their teaching abilities can develop optimally.
Keywords: skills and components,profesionality prospective teachers,micro-
teaching
Pendahuluan
Guru merupakan tenaga pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik untuk menjadi tenaga pendidik professional. Untuk
menjadi guru yang professional seorang guru harus memiliki kompetensi.
Mahasiswa calon guru harus dididik dan dilatih dengan baik agar kemampuan
mengajarnya dapat berkembang dengan maksimal. Calon guru, harus mampu
menguasai keterampilan mengajar karena hal tersebut merupakan bekal
mahasiswa sebagai calon guru untuk menjadi seorang tenaga pendidik yang
profesional.
Menurut (S.S.Fitri,M.Yuli:2018) Mengajar ialah suatu sistem yang
komplek atau integratif dari sejumlah keterampilan dalam menyampaikan pesan
terhadap seorang peserta didik, karena itu dalam mengajar tidak hanya sekedar
memberi atau mentransfer informasi secara lisan, tetapi dalam mengajar harus
dapat menciptakan situasi lingkungan belajar yang dapat menjadikan peserta
didik menjadi aktif dalam belajar. Keterampilan dasar mengajar ialah
keterampilan yang harus dikuasai oleh setiap pendidik, terlepas dari tingkat kelas
maupun bidang studi yang diajarkannya. Dalam mencapai keberhasilan dalam
mengajar tersebut maka dibutuhkan keterampilan dasar seorang pendidik dalam
mengajar.
Menurut (N.Nur:2018) Keterampilan dasar mengajar meliputi
keterampilan membuka dan menutup pembelajaran,keterampilan menjelaskan,
keterampilan bertanya, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan
memberikan penguatan, keterampilan mengelola kelas, keterampilan mengajar
kelompok kecil dan perseorangan, keterampilan memimpin diskusi kelompok
kecil.Diharapkan dalam menguasai keterampilan dasar mengajar calon pendidik
maupun pendidik dapat melaksanakan tugasnya sebagai pendidik yang profesional
nantinya dalam mengembangkan potensi peserta didik, sehingga tercapai tujuan
pembelajaran secara maksimal. Pendidik dapat memberikan motivasi dalam
menuntun siswa untuk berpikir kritis ataupun mengembangkan kreativitasnya dan
dapat menemukan gagasa baru atau suatu karya.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan jenis
kajian pustaka, karena masalah yang diteliti merupakan masalah yang
memerlukan analisis historis. Analisis historis ini dilaksanakan dengan cara
meneliti bahan pustaka yang merupakan data sekunder yang berfokus pada
ketrampilan dan komponen pembelajaran mikro dalam menciptakan calon guru
yang profesional dalam mata kuliah pengajaran mikro dengan di dukung
pemaparan jenis data bersumber data sekunder dari literatur pustaka berupa
dokumen. Maka dapat diketahui bahwa teknik dalam mengumpulkan data pada
studi..ini..menggunakan teknik pengumpulan data dengan dokumen. Kemudian
analisis datanya menggunakan metode kualitatif terhadap sumber data yang tidak
langsung seperti jurnal dan buku.
Hasil dan Pembahasan
1. Keterampilan Mengelola Kelas

Keterampilan mengelola kelas dalm pandangan (Fikri, A. A., Nurona, A.,


Saadah, L., Nailufa , L. E., & Ismah, V : 2021). Pengelolaan kelas adalah
keterampil- an guru unutk menciptakan dan me- melihara kondisi belajar yang
optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar meng-
ajar. Dengan kata lain kegiatan-ke- giatan untuk menciptakan dan mem-
pertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar meng- ajar. Yang
termasuk ke dalam hal ini misalnya penghentian tingkah laku siswa yang
menyelewengkan per- hatian kelas, pemberian ganjaran bagi ketepatan waktu
penyelesaian tugas oleh siswa, atau penetapan norma kelompok yang
produktif.Adapun 5 cara mengelola kelas antara lain yaitu:

a. Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran

Sebelum mengajar, kita harus mempersiapkan rencana pelaksanaan


pembelajaran / RPP dengan baik.Karena dengan RPP kita dapat memahami
kompetensi yang harus dicapai siswa, tujuan pembelajaran, strategi dan metode
pembelajaran yang akan digunakan, materi yang akan disampaikan termasuk
penilaian yang akan dilaksanakan saat akan mengajar.

b. Menguasai materi

Setelah RPP disusun, Anda harus benar-benar menguasai materi yang akan
disampaikan kepada siswa. Karena kelas yang ribut, tidak disiplin, berisi dan
sebagainya, salah satunya terjadi karena guru kurang menguasai materi, sehingga
siswa menjadi menyepelekan, tidak serius dan tidak fokus.

c.Tampilkan performa mengajar terbaik

Setiap pengajar pasti punya ciri khas masing-masing dengan berbagai


kelebihan dan kekurangannya. Ketika Anda berada di kelas, mengajarlah dengan
performa terbaik Anda; gaya bahasa, penampilan, suara yang jelas, tulisan yang
rapi dan bahan yang digerakkan yang dapat dimengerti oleh siswa.

d. Gunakan metode yang sesuai dengan kondisi siswa

Ada banyak metode yang dapat digunakan oleh pengajar ketika berada di
kelas. Namun, guru atau pengajar harus terampil dalam memilih metode
pengajarannya di kelas.Metode yang digunakan dalam kelas tertentu, belum tentu
cocok dan sesuai dengan kelas yang lain. Evaluasi dan observasilah metode
terbaik yang dapat digunakan untuk setiap kelas yang berbeda.
e. Kontrol disiplin siswa

Agar Anda dapat mengelola kelas dengan baik, peraturanilah peraturan


yang dapat menjadikan siswa disiplin ketika Anda sedang mengajar di
kelas.Seperti; pembelajaran tidak akan dimulai sebelum masuk ke kelas semua,
alat tulis siswa lenkap, siswa yang kesiangan tidak dapat mengikuti pembelajaran
dan sebagainya.

2. Keterampilan Memberi Penguatan (Reinforcement)

Keterampilan memberi penguatan adalah respon terhadap suatu tingkah laku


positif yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku
tersebut. Penguatan tidak boleh dianggap sepele atau sembarangan, tetapi harus
mendapatkan perhatian serius.Keterampilan memberi penguatan merupakan
keterampilan yang arahnya untuk memberikan dorongan, tanggapan atau hadiah
bagi siswa agar dalam mengikuti pelajaran merasa dihormati dan diperhatikan.
Penghargaan mempunyai pengaruh positif dalam kehidupan manusia sehari-hari,
yaitu mendorong seseorang memperbaiki tingkah laku serta meningkatkan
kegiatan atau usahanya.Kegiatan memberikan penghargaan atau penguatan dalam
proses belajar mengajar dalam kelas jarang sekali dilaksanakan oleh
guru.Penguatan (Reinforcement) adalah segala bentuk respon, apakah bersifat
verbal ataupun nonverbal yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku
guru terhadap tingkah laku siswa yang bertujuan memberikan informasi atau
umpan balik bagi si penerima atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau
koreksi.Pemberian respon dalam proses interaksi edukatif disebut “pemberian
penguatan” karna hal tersebut dapat membantu meningkatkan hasil
belajar.Penguatan yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran dapat ditujukan
kepada pribadi tertentu dan kepada kelompok, juga pada kelas secara keseluruhan.

Dalam pelaksanaannya pengutaan ini juga dapat dilakukan dengan berbagai


macam bentuk yang bervariasi sesuai dengan kemampuan guru. Penguatan
merupakan respon terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan
kemungkinan terulangnya kembali perilaku tersebut. Penguatan yang dilakukan
oleh guru dalam pembelajaran dapat ditujukan kepada pribadi tertentu dan kepada
kelompok, juga pada kelas secara keseluruhan. Dalam pelaksanaannya penguatan
ini juga dapat dilakukan dengan berbagai macam bentuk yang bervariasi sesuai
dengan kemampuan guru.Guru adalah figur seorang pemimpin. Guru adalah
sosok arsitektur yang dapat membentuk jiwa dan watak anak didik. Tugas guru
tidak hanya sebagai profesi, tetapi sebagai suatu tugas kemanusiaan dan
kemasyarakatan. Tugas guru sebagai pendidik meneruskan dan mengembangkan
nilai-nilai hidup kepada anak didik.
Guru harus menempatkan diri sebagai orang tua kedua, dengan mengemban
tugas yang dipercayakan. Guru tidak hanya sebatas dinding sekolah, tetapi juga
sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat.”Oleh sebab itu profesi guru
harus berdasarkan panggilan jiwa, sehingga dapat menunaikan tugas dengan baik
dan ikhlas. Guru harus mendapatkan haknya secara profesional sehingga
keinginan peningkatan kompetensi guru dari kualitas belajar anak didik bukan
hanya sebuah slogan diatas kertas. Tujuan utama yang hendak dicapai dalam
proses pembelajaran adalah terjadinya tingkah laku yang baik. Sehubungan
dengan itu penguatan dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk mencapai
tingkah laku yang baik dalam pembelajaran.

Proses pembelajaran di sekolah, pemberian penghargaan sabagai salah satu


bentuk penguatan yang dilakukan oleh guru bagi siswa yang berprestasi maka
akan menimbulkan motivasi kuat bagi siswa untuk meningkatkan
prestasinya.Penguatan dapat ditujukan kepada pribadi tertentu, kepada kelompok
tertentu dan kepada kelas secara keseluruhan.Dalam pelaksanaannya penguatan
harus dilakukan dengan segera dan bervariasi.Sehubungan dengan itu, terdapat
beberapa hal yang harus diperhatikan guru dalam memberi penguatan, yaitu:
1. Penguatan harus diberikan dengan sungguh-sungguh
2.Penguatan yang diberikan harus memiliki makna yang sesuai dengan
kompetensi yang diberi penguatan
3. Hindarkan respon negatif terhadap jawaban peserta didik
4. Penguatan harus dilakukan segera setelah suatu kompetensi ditampilkan
5. Penguatan yang diberikan hendaknya bervariasi. (Fikri, A. A., Nurona, A.,
Saadah, L., Nailufa , L. E., & Ismah, V. (2021).

3. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil ( Guiding Small


Discussion)

Keterampilan membimbing diskusi dalam suatu kelompok kecil adalah


suatu keterampilan yang didalamnya dikuasai oleh guru. Dalam kegiatan
mengajar, guru ada kalanya melakukan kegiatan diskusi kelompok. Kegiatan
diskusi melibatkan aktivitas mental dan emosional yang dapat meningkatkan
kemampuan hubungan antar perseorangan. Sehingga dalam membimbing diskusi
kelompok kecil, keterampilan dari guru sangat dibutuhkan untuk menjamin
keberlangsungan diskusi secara efektif. Dalam lingkup diskusi kelompok kecil
jumlah anggota diskusi yaitu tiga hingga sembilan orang.(Arifin, M.,
2017).Membimbing suatu kelompok diskusi merupakan proses yang perlu
dilakukan secara terus menerus dimana dalam interaksi tatap muka peserta didik
dilibatkan untuk berbagi suatu informasi, serta pemecahan masalah atau
pengambilan suatu keputusan. Diskusi kelompok mempunyai pengertian yaitu
suatu strategi yang melibatkan peserta didik untuk berpikir bersama dengan
kelompok dalam memecahkan suatu masalah.(Helmiati, 2013).

Berikut ini adalah beberapa komponen dari diskusi kelompok kecil yang
harus diperhatikan, yaitu:

1. Memusatkan suatu perhatian


Selama diskusi berlangsung guru berusaha untuk memusatkan suatu perhatian
peserta didik pada suatu topik dan tujuan diskusi. Kegiatan dalam memusatkan
perhatian ini antara lain:
a. Kegiatan awal diskusi pada perumusan tujuan serta pengenalan topik
b. Mengemukakan berbagai masalah yang ada secara khusus
c. Mencatat suatu kesalahan yang berbeda dari tujuan

2. Memperluas suatu masalah


Kegiatan memperluas masalah ini intinya ada pada suatu permasalahan yang
dirangkum kembali agar lebih jelas, serta memberikan suatu informasi secara jelas
melalui gagasan yang dimiliki oleh peserta didik.

3. Menganalisis suatu pendapat dari anggota kelompok


Pada komponen menganalisis suatu pendapat dari anggota kelompok ini antara
lain menganalisis suatu pendapat yang memiliki dasar kuat untuk dikemukakan,
dan menguraikan hal-hal yang sudah disetujui.

4. Meningkatkan jalan pikiran peserta didik


Dalam kegiatan ini, mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menentang siswa
dalam proses berpikir, memberi kelonggaran waktu kepada peserta didik dalam
proses berpikir, serta memberi perhatian penuh kepada peserta didik sebagai
wujud dukungan terhadapnya.

5. Memberikan kesempatan berpartisipasi kepada peserta didik dalam sebuah


diskusi
Kegiatan memberikan kesempatan berpartisipasi kepada peserta didik dalam
sebuah diskusi antara lain memancing peserta didik agar lebih semangat dalam
berpikir, memberikan kesempatan berbicara kepada peserta didik, membentuk
sebuah diskusi yang baik, serta mendorong peserta didik agar memberi komentar
pendapat peserta didik lain.

6. Menutup jalannya diskusi


Tindakan yang termasuk ke dalam menutup jalannya sebuah diskusi ini yaitu
membuat rangkuman dari hasil jalannya diskusi, menindaklanjuti dari hasil
jalannya diskusi, serta memberikan nilai dari hasil jalannya diskusi.
4.Keterampilan Bertanya ( Questioning )

Menurut (Latifah, N., Fitrian, H. S., Fathurrohman, Y., & Munajah, R. : 2021)
Mengajukan pertanyaan dengan baik adalah mengajar yang baik.Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pada umumnya guru tidak berhasil menggunakan teknik
bertanya yang efektif. Keterampilanbertanya menjadi penting jika dihubungkan
dengan dengan pendapatyang mengatakan “berpikir itu sendiri adalah
bertanya.Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta proses dariseseorang
yang dikenai. Respons yang diberikan dapat berupapengetahuan sampai dengan
hal-hal yang merupakan hasilpertimbangan.Jadi bertanya merupakan stimulus
efektif yangmendorong kemampuan berpikir.Keterampilan bertanya, bagi
seseorang guru merupakanketerampilan yang sangat penting untuk dikuasai.
Sebab melalui keterampilan ini guru dapat menciptakan suasanapembelajaran
lebih bermakna. Dapat anda rasakan, pembelajaran akanmenjadi sangat
membosankan, manakala selama berjam-jam gurumenjelaskan materi pelajaran
tanpa diselingi dengan pertanyaan, baiksekedar pertanyaan pancingan, atau
pertanyaan untuk mengajak siswa.berpikir. Oleh karena itu dalam setiap proses
pembelajaran, modelpembelajaran apapun yang digunakan bertanya merupakan
kegiatan yang selalu merupakan bagian yang tidak terpisahkan.

Para ahli, pertanyaan yang baik, memiliki dampak yang positif terhadapsiswa,
diantaranya:
1) Dapat meningkatkan partisipasi siswa secara penuh dalam prosespembelajaran.
2) Dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, sebab berpikir itusendiri
hakikatnya bertanya.
3) Dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa, serta menuntun siswa untuk
menentukan jawaban.
4) Memusatkan siswa pada masalah yang dibahas.

5. Komponen-Komponen Keterampilan Dasar Bertanya

1. Penggunaan pertanyaan secara jelas dan singkat Pertanyaan guru harus


diungkapkan secara jelas dan singkatdengan menggunakan kata-kata yang dapat
dipahami oleh siswa sesuai dengan taraf perkembangannya.

2. Pemberian acuan Sebelum memberikan pertanyaan,kadang-kadang guru perlu


memberikan acuan yang berupa pertanyaan yang berisiinformasi yang relevan
dengan jawaban yang diharapkan dengan siswa.

3. Pemindahan giliran Adakalanya satu pertanyaan perlu dijawab oleh lebih dari
seorang siswa karena jawaban siswa benar atau belum memadai.
4. Penyebaran Untuk melibatkan siswa sebanyak-banyaknya didalam pelajaran,
guru perlu menyebarkan giliran menjawab pertanyaansecara acak.Ia hendaknya
berusaha semua siswa mendapat giliransecara merata. Perbedaannya dengan
pemindahan giliran adalah pemindahan giliran, beberapa siswa secara bergilir
diminta menjawab pertanyaan yang sama, sedangkan pada penyebaran,beberapa
pertnyaan yang berbeda, disebarkan giliran menjawabnya kepada siswa yang
berbeda pula.

5. Pemberian waktu berpikir Setelah mengajukan pertanyaan kepada seluruh


siswa, guru perlu memberi waktu beberapa detik untuk berpikir sebelum
menunjuk salah seorang siswa untuk menjawabnya.

6. Pemberian tuntunan Bila siswa itu menjawab salah satu atau tidak dapat
menjawab, guru hendaknya memberikan tuntunan kepada siswa agar ia dapat
menemukan sendiri jawaban yang benar. (Latifah, N., Fitrian, H. S.,
Fathurrohman, Y., & Munajah, R. : 2021 )

6. Komponen-Komponen Keterampilan Bertanya Lanjutan


Komponen – komponen keterampilan bertanya lanjutan ini dalam perspektif
(Nurlaila:2009) Keterampilan bertanya lanjut dibentuk atas dasar penguasaan
komponen-komponen bertanya dasar.Oleh sebab itu,komponen bertanya dasar
masih dipakai dalam penerapanketerampilan bertanya lanjut.Adapun komponen-
komponennya adalah sebagai berikut:
1) Pengubahan tuntunan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaanPertanyaan
yang dikemukakan guru dapat mengandung proses mental yang berbeda-beda,
dari proses mental yang rendah sampai proses mental yang tinggi. Oleh karena itu
guru dalammengajukan pertanyaan hendaknya berusaha mengubah tuntunan
tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan dari tingkat mengikat kembali fakta-
fakta ke berbagai tingkat kognitif lainnya yang lebihtinggi seperti pemahaman,
penerapan, analisis sintesis, danevaluasi. Guru dapat pula mengajukan pertanyaan
pelacak (probing).

2) Pengaturan urutan pertanyaan Untuk mengembangkan tingkat kognitif dari


yang sifatnya rendah yang lebih tinggi dan kompleks guru hendaknya dapat
mengatur pertanyaan yang diajukan kepada siswa dari tingkatmengikat, kemudian
pertanyaan pemahaman,penerapan, analisis,sintesis, dan evaluasi. Usahakan agar
jangan memberikanpertanyaan yang tidak menentu atau yang bolak-balik,
misalnyasudah sampai kepada pertanyaan analisis, kembali lagi kepadapertanyaan
ingatan, dan kemudian melonjak kepada pertanyaanevaluasi. Hal ini akan
mengakibatkan kebingungan kepada siswadan partisipasi siswa dalam belajar
menurun.
3)Penggunaan pertanyaan pelacak Jika jawaban yang diberikan oleh siswa dinilai
benar olehguru, tetaoi masih dapat ditingkatkan menjadi lebih sempurna, guru
dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan pelacak kepada siswa tersebut.

4) Peningkatan terjadinya interaksi Agar siswa lebih terlibat secara pribadi dan
lebih bertanggung jawab atas kemajuan dan hasil diskusi, guruhendaknya
mengurangi atau menghilangkan peranannya sebagai penanya sentral dengan cara
mencegah pertanyaan dijawab oleh seorang siswa. Jika siswa mengajukan
pertanyaan, guru tidaksegera menjawab, tetapi melotarkannya kembali kepada
siswa lainnya.

7. Hal Hal Yang Harus Dihindari Pada Saat Mengajukan Pertanyaan

Pandangan Nurlaila. (2009) bahwa hal hal yang harus di hindari pada saaat
mengajukan sendiri dapat menjadi alasan untuk di pertimbangkan nya pertanyaan
itu dapar di terima atau tidak dan hal yang harus dihindari dalam mengajukan
pertanyaan dapat di bagi menjadi 6 yaitu :

1. Tidak mengulang-ulang pertayaan Apabila siswa tidak mampu menjawab


pertanyaan, maka guru sebaiknya tidak mengulang-ulang pertanyaan tersebut
kepada siswa. Karena hal ini dapat menyebabkan menurunnya perhatian dan
partisipasi siswa.

2. Tidak mengulang-ulang jawaban Mengulang-ulang jawaban siswa akan


membuang-buang waktu dan siswa tidak memperhatikan jawaban temannya
karena menunggu komentar dari guru.

3. Tidak menjawab sendiri pertanyaan yang diajukan Tidak menjawab sendiri


pertanyaan yang diajukan guru kepada siswa, sebelum siswa memperoleh
kesempatan untuk menjawabnya. jika kita menjawab sendiri pertanyaan yang
diajukan sebelum siswa memperoleh kesempatan untuk menjawabnya, memiliki
dampak yang kurang baik dalam pembelajaran,siswa akan frustasi dan
menghilangnya minat untuk mengikuti pelajaran.

4. Hindari jawaban serempak dari siswa Menjawab secara serempak sering terjadi
di kelas ketika kita mengajukan pertanyaan kepada siswa. Hal ini harus dihindari.
Mengapa? Karena kita tidak akan tahu siapa yang menjawab benar dan siapa yang
menjawab salah serta menutup kemungkinan berinteraksi selanjutnya.

5. Menentukan siapa yang harus menjawab sebelum mengajukan pertanyaan


Apabila seorang guru sudah menentukan nama siswa yang menjawab pertanyaan
sebelum pertanyaan itu diajukan, maka hal ini akan menyebabkan siswa yang
tidak ditunjuk menjawab pertanyaan tidak memikirkan jawaban atas pertanyaan
yang diajukan oleh guru. Oleh karena itu, hendaknya pertanyaan ditunjukkan
terlebih dahulu kepada seluruh siswa, setelah itu guru menentukan siapa yang
harus menjawab pertanyaan.

6.Pertanyaan ganda Terkadang ada seorang guru yang mengajukan pertanyaan


yang bersifat ganda, menghendaki beberapa jawaban atau kegiatan yang harus
dilakukan oleh siswa.

8.Keterampilan menjelaskan Pelajaran ( ekplaining )

Keterampilan menjelaskan dalam pengajaran adalah penyajian informasi secara


lisan yang diorganisir dengan sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan
antara satu pesan dengan pesan yang lainnya, sehingga tercapailah suatu
pemahaman yang diinginkan. Misalnya antara sebab dan akibat, definisi dengan
contoh atau dengan suatu yang belum diketahui.

Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan
yang sesuai dengan tujuan yang diinginkan merupakan ciri utama kegiatan
menjelaskan. Pemberian penjelasan merupakan salah satu aspek yang penting dari
kegiatan guru dalam berinteraksi dengan siswa di dalam kelas. Dan biasanya guru
lebih mendominasi pembicaraan dan mempunyai pengaruh atau dapat
mempengaruhi siswa melalui penjelasan dan perkataan yang
disampaikannya,sehingga kadangkala siswa menuruti apa yang diutarakan oleh
guru, dengan kata lain siswa mempercayai bahwa penjelasan dari guru itu benar
misalnya dalam memberikan fakta, ide atau pendapat. Oleh karena itu penjelasan
guru haruslah tidak rancu dimana bisa mengakibatkan salah pengertian bagi siswa.
Hal ini haruslah dibenahi untuk ditingkatkan keefektifannya agar tercapai hasil
yang optimal dari penjelasan dan pembicaraan guru sehingga bermakna bagi
siswa.

9. Keterampilan Mangadakan Variasi ( Variation Stimulus)

1.Variasi dalam menggunakan media dan alat-alat pembelajaran, meliputi:


a) Menggunakan variasi media yang dapat dilihat (visual) seperti menggunakan
gambar, foto, bagan, dan sebagainya.
b) Variasi alat atau media yang dapat didengar (auditif) seperti menggunakan
radio, musik, deklamasi, puisi dan sebagainya.
c) Variasi alat atau bahan yang dapat diraba, dimanipulasi, dan digerakkan
(motorik) seperti berbagai macam peragaan, model, dan lain sebagainya.
2. Variasi dalam pola interaksi guru dengan peserta didik, meliputi:
a) Pola interaksi satu arah
b) Pola interaksi dua arah
c) Pola interaksi multi-arah.
Menurut Marno dan M. Idris pola interaksi dapat divariasikan sebagai berikut:
a) Ceramah guru-tugas kelompok-diskusi kelas
b) Demonstrasi keterampilan-tanya jawab-ceramah
c) Observasi-diskusi kelompok-diskusi kelas
d) Ekprimen-laporan kelompok-debriefing
e) Tanya jawab-ceramah-tugas individual

10.Beberapa variasi guru dalam proses pembelajaran yang perlu diketahui

Variasi Menurut ( Aida,W : 2019 ) bawa variasi dapat dilakukan melalui


enam cara sebagaimana dijelaskan dibawah ini.

1.Variasi suara. Variasi suara dapat dilakukan seperti perubahan nada suara dari
keras menjadi lemah, dan tinggi menjadi rendah, cepat menjadi lambat, dari suara
gembira menjadi sedih, atau pada suatu saat memberikan tekanan pada kata-kata
tertentu.

2 . Memusatkan perhatian. Pemusatan dengan lisan diikuti dengan syarat seperti


menunjuk pada gambar yang tergantung di dinding atau papan tulis dan
sebagainya. Untuk memfokuskan perhatian siswa pada suatu aspek kunci guru
dapat menggunakan atau memberikan peringatan dengan bentuk kata-kata.
Misalnya: “perhatikan baik-baik”, “jangan lupa ini dicatan baik-baik”, dan
sebagainnya.

3. Membuatan kesenyapan sejenak. Kesenyapan adalah suatu keadaan atau diam


secara tiba-tiba ditengah-tengah kegiatan pembelajaran atau saat menerangkan
sesuatu. Kesenyapan tersebut merupakan alat yang baik untuk menarik perhatian
siswa. Kesenyapan ada untuk memberi waktu berfikir, supaya siswa bisa
mengingat kembali informasi-informasi yang mungkin ia hafal, sehingga bisa
menjawab pertanyaan guru dengan baik dan tepat.

4.Mengadakan kontak. Saat guru berbicara atau berinteraksi dengan siswa,


sebaiknya pandangan guru menjelajahi seluruh kelas dan melihat kemata siswa
untuk menunjukkan hubungan yang intim dengan mereka. Kontak pandang dapat
digunakan untuk menyampaikan informasi (seperti membesarkan mata tanda
tercengang), atau dapat juga digunakan untuk mengetahui pengertian dan
pemahaman siswa.
5.Variasi gerakan badan

dan mimik. Suatu gerakan dalam proses belajar mengajar yang dilakukan guru
pada saat menerangkan materi yang disampaikan, dan hal itu tidak boleh terlalu
berlebihan. Begitu juga dengan ekspresi wajah-wajah yang merupakan alat
komunikasi yang kuat. Misalnya: memasang ekspresi wajah yang penuh
semangat, ceria dan mendukung suasana belajar yang kondusif agar siswa tertarik
dan bersemangat dalam mengikuti pelajaran yang disampaikan.

6. Mengubah posisi dengan gerak. Perpindahan posisi, selain bermanfaat bagi


guru agar tidak jenuh, juga agar perhatian siswa tidak monoton. Sebaiknya
pergerakan atau perpindahan posisi guru didasarkan pada tujuan, misalnya karena
sebwlah kanan kelas terdapat siswa yang ribut, maka dengan perpindahan posisi
guru kesebelah kanan dapat mengurangi atau menghentikan kegaduhan siswa.

11. Keterampilan Variasi yang dapat dilakukan dalam proses pembelajaran


Ketermapilan variasi dalam suatu proses pembelajaran sangat penting
dikarenakan dengan hadirnya variasi dalam pembelajaran membuat proses
pembelajaran menjadi menarik,Maka dalam pandangan ( Aida,W : 2019 )
keterampilan variasi yang dapat dilakukan dalam proses pembelajaran yaitu :
a. Agar Perhatian Siswa Meningkat
Selama proses belajar mengajar berlangsung, siswa dituntut untuk
memperhatikan materi, sikap dan teladan yang diberikan guru. Apabila perhatian
siswa berkurang apalagi tidak memperhatikan sama sekali, sulit diharapkan jika
siswa mengetahui dan memahami apa yang diuraikan guru. Oleh karena itu,tujuan
pembelajaran akan tercapai manakala kendala-kendala diatas dapatteratasi,
disamping siswa mau dan mampu mencerna pelajaran yang diberikan guru dengan
penuh perhatian. Dengan perhatian penuh tersebut diharapkan siswaakan mampu
menguasai materi pelajaran yang diberikan guru.

b. Motivasi Siswa

Menurut George R. Terry Motivasi adalah keinginan dalam diri seorangindividu


yang mendorongnya untuk bertindak. Sedangkan menurut Harold Koonts
motivasi menunjukan dorongan dan usaha untuk memenuhi/memuaskansuatu
kebutuhan atau untuk mencapai suatu tujuan. oleh karena itu sesua idefinisi
tersebut didalam belajar guru dapat mengamati perbedaan prestasi siswa yang satu
dengan yang lainnya hasil pengamatan niscaya akan menunjukan bahwa semakin
tinggi prestasi yang dicapai seorang siswa salah satunya terkaitdengan besarnya
motivasi yang ia miliki. Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa motivasi
memegang peranan penting dalam belajar siswa yang tidak memiliki motivasi
belajar, dengan demikian tidak akan mendapatkan kualitas belajar dan prestasi
yang baik.

Selain sendiri harus menjaga motivasi guru hendaklah membantu siswa


untuk menjagadan meningkatkan motivasi belajarnya.Dalam konteks itulah
variasi belajar yang dilakukan oleh guru berkontribusi besar untuk membantu
siswa agar lebih termotivasi dalam belajar memang terdapat banyak siswa milih-
milih pelajaran berdasarkan kesenangannya. Hal yang paling sering terjadi siswa
kurang termotivasi untuk belajar matematika. Hal ini terjadi bukan disebabkan
oleh pandangan siswa bahwa matematika sulit tetapi kemungkinan guru
matematika kurang mampu menampilkan pelajaran matematika dengan berbagai
variasi. Pada setiap siswa sesungguhnya memiliki potensi yang sama terhadap
motivasi, atau lazim disebut dengan “motivasi intrinsik” peranan guru dalam hal
ini ada dua pertama mempertebal motivasi intrinsik siswa, kedua, guru merupakan
faktor motivasi intrinsik atau motivasi ekstrinsik atau motivasi belajar melalui
pengajaran bervariasi itulah bearti guru telah mampu menghadirkan motivasi
ekstrinsik.

c.Menjaga Wibawa Guru

Guru hendaklah menyadari bahwa kehadiranya sewaktu mengajar tidak seluruh


siswa menyenanginya. Banyak guru yang kehadirannya dikelas disambut dengan
senyum kecut, ditertawai, bahkanadakalanya siswa mengunjing guru baik melalui
singgungan (tidak langsung) atau mengunjing ketika guru itu selesai mengajar.
Kondisi ini akan berpengaruh buruk terhadap penerimaan materi pelajaran siswa.
Dengan kata lain, siswa tidak akan optimal mengikuti dan memperoleh pengajaran
dari guru. Faktor ketidaksenangan siswa terhadap guru umumnya terjadi sebagai
reaksi terhadap prilaku guru selama memgajar. Umpamanya, ketika mengajar
guru duduk saja sehingga umpamanya siswa menyebutnya “pak Ambeyen” atau
guru hanya menggunakan ceramah saja sehingga tidak pernah melakukan tulis
menulis dipapan tulis sehingga umpamanya siswa menyebutnya “tukang obat”
gunjingan tersebut dengan jelas merendahkan guru dimata siswa tetapi seorang
guru harus menjadi panutan bagi siswanya.Untuk menghindari berbagai kejadian
yang dapat merendahkan wibawa guru salah satunya guru harus mampu mengajar
dengan penuh percaya diri memiliki kesiapan mental dan intelektual memiliki
kekayaan metode keluasan tehnik dan sebagainya. Dengan kata lain guru harus
memiliki bentuk dan model pengajaran yang bervariasi.
d. Mendorong Kelengkapan Fasilitas Pengajaran
Aspek lain yang sangat penting bagi kemampuan guru memiliki variasi mengajar
bergantung dari ketersediaan fasilitas yang ada dikelas/sekolah. Sebab sangat
disadari bahwa fasilitas merupakan kelengkapan belajar yang harus ada disekolah
fungsi fasilitas antara lain sebagai alat bantu, peraga dan sumber belajar. Jika guru
mampu menghadirkan pengajaran yang bervariasi maka akan sendirinya akan
memicu sekolah menyediakan berbagai fasilitas yang mendukung bagi
penggunaan pengajaran yang bervariai. Atau setidaknya siswa secara aktif
menyediakan berbagai fasilitas yang memungkinkan ketika gurumengajar tersedia
fasilitas yang memadai.

Jenis Jenis Variasi:

Minimal ada tiga jenis variasi stimulus yang dapat dilakukan guru, yaitu:
1. Variasi pada waktu bertatap muka atau melaksanakan proses pembelajaran.
2. Variasi dalam mengunakan media/alat bantu pembelajaran.
3. Varisasi dalam melakukan pola interaksi. ( Aida,W : 2019 )
Penutup

Berdasarkan dari kajian materi tersebut dapat simpulkan bahwa


ketrampilan dan komponen pembelajaran mikro sangat penting untuk mahasiswa
Pendidikan Sejarah dengan materi dan juga praktek tentang bagaimana menjadi
calon guru yang professional dalam mata kuliah Pengajaran Mikro. Karena materi
materi yang disajikan dapat melatih mahasiswa sejarah dalam belajar menjadi
calon guru yang professional dimasa yang akan datang. Pengajaran mikro
berfungsi sebagai alat pembantu atau prasyarat dari program praktek pengalaman
lapangan, dengan kata lain latihan praktek tidak berhenti sampai dikuasainya
komponen-koponen keterampilan mengajar di dalam peng- aruh mikro, tetapi
perlu diteruskan sehingga calon baru dapat mempraktek- kan kemampuan
mengajarnya secara komprehensif dalam real class sehingga dapat terbina
performance seorang guru sebagaimana yang diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Aida, W. (2019). Analisis Kemampuan Keterampilan Dasar Mengajar (Micro


Teaching) Mahasiswa Angkatan I Program Studi Pendidikan IPS Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Pasir Pengaraian. Dalam
Jurnal Ilmiah Edu Research, Universitas Pasir Pengaraian,
Vol.8,No.2,Hal 1 .

Nurlaila. (2009). Pengajaran Mikro : Suatu Pendekatan Menuju Guru Profesional.


Dalam Jurnal Ta'dib, STAIN Batu Sangkar, Vol.1,No.1,Hal 77 - 80.

Fikri, A. A., Nurona, A., Saadah, L., Nailufa , L. E., & Ismah, V. (2021).
Keterampilan Guru Dalam Membimbing Diskusi PADA Pembelajaran
Abad 21. Dalam Tanjak: Journal of Education and Teaching ; STAIN
Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau , Vol. 2, No. 1,Hal 6 - 10.

Latifah, N., Fitrian, H. S., Fathurrohman, Y., & Munajah, R. (2021). Micro
Teaching. Tanggerang: Universitas Trilogi.

Anda mungkin juga menyukai