Abstrak
Keterampilan dan komponen pembelajaran mikro dapat meningkatkan
keterampilan mahasiswa pendidikan sejarah dalam melaksanakan kegiatan
Program Pengalaman Lapangan (PPL). Sehingga dengan adanya keterampilan
dan komponen pembelajaran mikro ini mahasiswa sejarah dapat membantu agar
lebih terbiasa berinteraksi dengan siswa atau peserta didik. Dengan hal tersebut
maka mata kuliah pengajaran mikro sangat penting dan bermanfaat bagi
mahasiswa dalam menciptakan calon guru professional . Mahasiswa calon guru
harus dididik dan dilatih dengan baik agar kemampuan mengajarnya dapat
berkembang dengan maksimal.
Kata Kunci : ketrampilan dan komponen,calon guru propesional,pengajaran
mikro
Abstract
Microlearning skills and components can improve the skills of history education
students in carrying out Field Experience Program (PPL) activities. So that with
these skills and micro-learning components, history students can help to be more
accustomed to interacting with students or students. With this, micro-teaching
courses are very important and useful for students in creating professional
teacher candidates. Prospective teacher students must be well educated and
trained so that their teaching abilities can develop optimally.
Keywords: skills and components,profesionality prospective teachers,micro-
teaching
Pendahuluan
Guru merupakan tenaga pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik untuk menjadi tenaga pendidik professional. Untuk
menjadi guru yang professional seorang guru harus memiliki kompetensi.
Mahasiswa calon guru harus dididik dan dilatih dengan baik agar kemampuan
mengajarnya dapat berkembang dengan maksimal. Calon guru, harus mampu
menguasai keterampilan mengajar karena hal tersebut merupakan bekal
mahasiswa sebagai calon guru untuk menjadi seorang tenaga pendidik yang
profesional.
Menurut (S.S.Fitri,M.Yuli:2018) Mengajar ialah suatu sistem yang
komplek atau integratif dari sejumlah keterampilan dalam menyampaikan pesan
terhadap seorang peserta didik, karena itu dalam mengajar tidak hanya sekedar
memberi atau mentransfer informasi secara lisan, tetapi dalam mengajar harus
dapat menciptakan situasi lingkungan belajar yang dapat menjadikan peserta
didik menjadi aktif dalam belajar. Keterampilan dasar mengajar ialah
keterampilan yang harus dikuasai oleh setiap pendidik, terlepas dari tingkat kelas
maupun bidang studi yang diajarkannya. Dalam mencapai keberhasilan dalam
mengajar tersebut maka dibutuhkan keterampilan dasar seorang pendidik dalam
mengajar.
Menurut (N.Nur:2018) Keterampilan dasar mengajar meliputi
keterampilan membuka dan menutup pembelajaran,keterampilan menjelaskan,
keterampilan bertanya, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan
memberikan penguatan, keterampilan mengelola kelas, keterampilan mengajar
kelompok kecil dan perseorangan, keterampilan memimpin diskusi kelompok
kecil.Diharapkan dalam menguasai keterampilan dasar mengajar calon pendidik
maupun pendidik dapat melaksanakan tugasnya sebagai pendidik yang profesional
nantinya dalam mengembangkan potensi peserta didik, sehingga tercapai tujuan
pembelajaran secara maksimal. Pendidik dapat memberikan motivasi dalam
menuntun siswa untuk berpikir kritis ataupun mengembangkan kreativitasnya dan
dapat menemukan gagasa baru atau suatu karya.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan jenis
kajian pustaka, karena masalah yang diteliti merupakan masalah yang
memerlukan analisis historis. Analisis historis ini dilaksanakan dengan cara
meneliti bahan pustaka yang merupakan data sekunder yang berfokus pada
ketrampilan dan komponen pembelajaran mikro dalam menciptakan calon guru
yang profesional dalam mata kuliah pengajaran mikro dengan di dukung
pemaparan jenis data bersumber data sekunder dari literatur pustaka berupa
dokumen. Maka dapat diketahui bahwa teknik dalam mengumpulkan data pada
studi..ini..menggunakan teknik pengumpulan data dengan dokumen. Kemudian
analisis datanya menggunakan metode kualitatif terhadap sumber data yang tidak
langsung seperti jurnal dan buku.
Hasil dan Pembahasan
1. Keterampilan Mengelola Kelas
b. Menguasai materi
Setelah RPP disusun, Anda harus benar-benar menguasai materi yang akan
disampaikan kepada siswa. Karena kelas yang ribut, tidak disiplin, berisi dan
sebagainya, salah satunya terjadi karena guru kurang menguasai materi, sehingga
siswa menjadi menyepelekan, tidak serius dan tidak fokus.
Ada banyak metode yang dapat digunakan oleh pengajar ketika berada di
kelas. Namun, guru atau pengajar harus terampil dalam memilih metode
pengajarannya di kelas.Metode yang digunakan dalam kelas tertentu, belum tentu
cocok dan sesuai dengan kelas yang lain. Evaluasi dan observasilah metode
terbaik yang dapat digunakan untuk setiap kelas yang berbeda.
e. Kontrol disiplin siswa
Berikut ini adalah beberapa komponen dari diskusi kelompok kecil yang
harus diperhatikan, yaitu:
Menurut (Latifah, N., Fitrian, H. S., Fathurrohman, Y., & Munajah, R. : 2021)
Mengajukan pertanyaan dengan baik adalah mengajar yang baik.Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pada umumnya guru tidak berhasil menggunakan teknik
bertanya yang efektif. Keterampilanbertanya menjadi penting jika dihubungkan
dengan dengan pendapatyang mengatakan “berpikir itu sendiri adalah
bertanya.Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta proses dariseseorang
yang dikenai. Respons yang diberikan dapat berupapengetahuan sampai dengan
hal-hal yang merupakan hasilpertimbangan.Jadi bertanya merupakan stimulus
efektif yangmendorong kemampuan berpikir.Keterampilan bertanya, bagi
seseorang guru merupakanketerampilan yang sangat penting untuk dikuasai.
Sebab melalui keterampilan ini guru dapat menciptakan suasanapembelajaran
lebih bermakna. Dapat anda rasakan, pembelajaran akanmenjadi sangat
membosankan, manakala selama berjam-jam gurumenjelaskan materi pelajaran
tanpa diselingi dengan pertanyaan, baiksekedar pertanyaan pancingan, atau
pertanyaan untuk mengajak siswa.berpikir. Oleh karena itu dalam setiap proses
pembelajaran, modelpembelajaran apapun yang digunakan bertanya merupakan
kegiatan yang selalu merupakan bagian yang tidak terpisahkan.
Para ahli, pertanyaan yang baik, memiliki dampak yang positif terhadapsiswa,
diantaranya:
1) Dapat meningkatkan partisipasi siswa secara penuh dalam prosespembelajaran.
2) Dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, sebab berpikir itusendiri
hakikatnya bertanya.
3) Dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa, serta menuntun siswa untuk
menentukan jawaban.
4) Memusatkan siswa pada masalah yang dibahas.
3. Pemindahan giliran Adakalanya satu pertanyaan perlu dijawab oleh lebih dari
seorang siswa karena jawaban siswa benar atau belum memadai.
4. Penyebaran Untuk melibatkan siswa sebanyak-banyaknya didalam pelajaran,
guru perlu menyebarkan giliran menjawab pertanyaansecara acak.Ia hendaknya
berusaha semua siswa mendapat giliransecara merata. Perbedaannya dengan
pemindahan giliran adalah pemindahan giliran, beberapa siswa secara bergilir
diminta menjawab pertanyaan yang sama, sedangkan pada penyebaran,beberapa
pertnyaan yang berbeda, disebarkan giliran menjawabnya kepada siswa yang
berbeda pula.
6. Pemberian tuntunan Bila siswa itu menjawab salah satu atau tidak dapat
menjawab, guru hendaknya memberikan tuntunan kepada siswa agar ia dapat
menemukan sendiri jawaban yang benar. (Latifah, N., Fitrian, H. S.,
Fathurrohman, Y., & Munajah, R. : 2021 )
4) Peningkatan terjadinya interaksi Agar siswa lebih terlibat secara pribadi dan
lebih bertanggung jawab atas kemajuan dan hasil diskusi, guruhendaknya
mengurangi atau menghilangkan peranannya sebagai penanya sentral dengan cara
mencegah pertanyaan dijawab oleh seorang siswa. Jika siswa mengajukan
pertanyaan, guru tidaksegera menjawab, tetapi melotarkannya kembali kepada
siswa lainnya.
Pandangan Nurlaila. (2009) bahwa hal hal yang harus di hindari pada saaat
mengajukan sendiri dapat menjadi alasan untuk di pertimbangkan nya pertanyaan
itu dapar di terima atau tidak dan hal yang harus dihindari dalam mengajukan
pertanyaan dapat di bagi menjadi 6 yaitu :
4. Hindari jawaban serempak dari siswa Menjawab secara serempak sering terjadi
di kelas ketika kita mengajukan pertanyaan kepada siswa. Hal ini harus dihindari.
Mengapa? Karena kita tidak akan tahu siapa yang menjawab benar dan siapa yang
menjawab salah serta menutup kemungkinan berinteraksi selanjutnya.
Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan
yang sesuai dengan tujuan yang diinginkan merupakan ciri utama kegiatan
menjelaskan. Pemberian penjelasan merupakan salah satu aspek yang penting dari
kegiatan guru dalam berinteraksi dengan siswa di dalam kelas. Dan biasanya guru
lebih mendominasi pembicaraan dan mempunyai pengaruh atau dapat
mempengaruhi siswa melalui penjelasan dan perkataan yang
disampaikannya,sehingga kadangkala siswa menuruti apa yang diutarakan oleh
guru, dengan kata lain siswa mempercayai bahwa penjelasan dari guru itu benar
misalnya dalam memberikan fakta, ide atau pendapat. Oleh karena itu penjelasan
guru haruslah tidak rancu dimana bisa mengakibatkan salah pengertian bagi siswa.
Hal ini haruslah dibenahi untuk ditingkatkan keefektifannya agar tercapai hasil
yang optimal dari penjelasan dan pembicaraan guru sehingga bermakna bagi
siswa.
1.Variasi suara. Variasi suara dapat dilakukan seperti perubahan nada suara dari
keras menjadi lemah, dan tinggi menjadi rendah, cepat menjadi lambat, dari suara
gembira menjadi sedih, atau pada suatu saat memberikan tekanan pada kata-kata
tertentu.
dan mimik. Suatu gerakan dalam proses belajar mengajar yang dilakukan guru
pada saat menerangkan materi yang disampaikan, dan hal itu tidak boleh terlalu
berlebihan. Begitu juga dengan ekspresi wajah-wajah yang merupakan alat
komunikasi yang kuat. Misalnya: memasang ekspresi wajah yang penuh
semangat, ceria dan mendukung suasana belajar yang kondusif agar siswa tertarik
dan bersemangat dalam mengikuti pelajaran yang disampaikan.
b. Motivasi Siswa
Minimal ada tiga jenis variasi stimulus yang dapat dilakukan guru, yaitu:
1. Variasi pada waktu bertatap muka atau melaksanakan proses pembelajaran.
2. Variasi dalam mengunakan media/alat bantu pembelajaran.
3. Varisasi dalam melakukan pola interaksi. ( Aida,W : 2019 )
Penutup
DAFTAR PUSTAKA
Fikri, A. A., Nurona, A., Saadah, L., Nailufa , L. E., & Ismah, V. (2021).
Keterampilan Guru Dalam Membimbing Diskusi PADA Pembelajaran
Abad 21. Dalam Tanjak: Journal of Education and Teaching ; STAIN
Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau , Vol. 2, No. 1,Hal 6 - 10.
Latifah, N., Fitrian, H. S., Fathurrohman, Y., & Munajah, R. (2021). Micro
Teaching. Tanggerang: Universitas Trilogi.