Disusun oleh :
Siti Sofiatun (1808056096)
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2021
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Allah Subhanahuwata’ala yang telah memberikan
Nikmat dan Rahmat-Nya, sehingga kita masih diberi kesehatan hingga saat ini dan dapat
menyelesaikan tugas makalah Micro Teaching.
Makalah ini disusun sebagai salah satu bahan ajar dalam pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar mata kuliah Micro Teaching. Dalam makalah ini disajikan materi Kompetensi Guru
dan Keterampilan Dasar Mengajar.
Terima kasih saya ucapkan kepada pihak yang telah mendukung dan memberi
masukan untuk dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik mungkin. Saya selaku
penulis mohon maaf apabila ada salah kata dalam penulisan dan kosa kata yang kurang
sopan. Kritik dan saran sangat diharapkan oleh penulis guna memperbaiki penulisan
berikunya. Akhir kata saya ucapkan terima kasih.
Penulis
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam arti luas guru merupakan suatu profesi, yang artinya suatu jabatan atau yang
memerlukan keahlian khusus sebagai guru (Uno, 2007: 15). Orang yang tidak memiliki
keahlian untuk melakukan kegiatan yang hanya pandai berbicara dalam bidang-bidang
tertentu, belum dapat disebut sebagai guru. Untuk menjadi guru, diperlukan syarat syarat
khusus, apalagi sebagai guru profesional yang harus menguasai betul seluk-beluk pendidikan
dan pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya, yang perlu dibina dan
dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu. Dan tugas guru sebagai profesi meliputi
mendidik, mengajar, dan melatih bahwa peran guru di sekolah harus dapat menjadikan
dirinya sebagai orang tua kedua (Usman, 2009: 5).
Pendidikan merupakan suatu proses tranformasi ilmu pengetahuan dari pendidik kepada
peserta didik, agar ia memiliki sikap dan semangat yang tinggi dalam memahami dan
menyadari kehidupannya sehingga terbentuk sikap ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian
yang luhur. Pendidikan boleh dilangsungkan dimana saja dan kapan saja.
Mukhtar dan Iskandar (Depdiknas, 2001 : 31) mengemukakan bahwa pendidikan adalah
usaha
sadar yang dengan sengaja dirancangkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia salah satu usaha
untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia ialah melalui proses pembelajaran di
sekolah.
Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan
dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Proses belajar mengajar merupakan suatu
proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan pelajar atas dasar hubungan timbal
balik yang berlangsung dalam suasana belajar untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau
hubungan timbal balik antara guru dan pelajar itu merupakan syarat utama bagi
berlangsungnya proses belajar mengajar. Interaksi dalam proses belajar mengajar mempunyai
arti yang lebih luas, tidak sekedar hubungan antara guru dengan siswa, tetapi berupa interaksi
educative.
1
Kemampuan menguasai keterampilan dasar mengajar dapat dilaksanakan sebagai wujud
dari profesional dalam mengembangkan potensi peserta didik agar tercapai tujuan
pembelajaran secara optimal. Keterampilan dasar mengajar bersifat universal, yang berarti
bahwa keterampilan ini perlu dikuasi oleh semua guru, baik guru TK, SD, SMP, SMA
maupun dosen di perguruan tinggi. Dengan pemahaman dan kemampuan menerapkan
keterampilan dasar mengajar secara utuh dan terintegrasi, guru diharapkan mampu
meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Turney (1973) mengungkapkan ada delapan
ketrampilan mengajar, yaitu keterampilan bertanya, memberi penguatan, mengadakan variasi,
menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran, membimbing diskusi kelompok kecil,
mengelola kelas, serta mengajar kelompok kecil dan perorangan.
Keterampilan mengajar bagi seorang guru menjadi sangat penting kalau ia ingin menjadi
seorang guru yang profesional, jadi disamping menguasai substansi bidang studi yang
diampu, keterampilan dasar mengajar juga adalah merupakan keterampilan penunjang untuk
keberhasilan dalam proses belajar mengajar.
Oleh karena itu, penting bagi pendidik untuk memahami, menguasai, dan keahlian dalam
memiliki keterampilan dasar mengajar dan kompetensi yang perlu dimiliki guru akan
dijabarkan dalam makalah ini. Sehingga, penulis menyusun makalah ini untuk menunjang
tercapainya tujuan pelaksanaan pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja kompetensi yang harus dimiliki seorang guru?
2. Apa saja keterampilan dasar mengajar seorang guru?
C. Tujuan
1. Mengetahui kompetensi yang dimiliki guru
2. Mengetahui keterampilan dasar mengajar guru
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kompetensi Guru
Kompetensi adalah kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui
pendidikan dan latihan (Sahertian dan Sahertian, 2000) Jadi kompetensi merupakan
kemampuan yang memadai untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang didapat melalui jalur
pendidikan dan latihan. Kompetensi keguruan merupakan salah satu hal yang harus dimiliki
serta dikuasai oleh para guru dalam jenjang pendidikan apapun. Dengan kompetensi ini guru-
guru dapat mengembangkan profesinya sebagai pendidik yang baik, mereka dapat
mengendalikan serta dapat mengatasi berbagai kesulitan dalam melaksanakan kewajibannya.
Menurut Farida Sarimaya, Kompetensi guru merupakan seperangkat pegetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diwujudkan oleh guru
dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya (Sarimaya, 2008: 17).
Menurut Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru Dan Dosen pasal 10 ayat
(1)
kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,
dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
1. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang merefleksikan
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan, dan
berakhlakul karimah. Sub kompetensi kepribadian guru dijabarkan sebagai berikut:
a. Kepribadian yang mantap dan stabil, meliputi bertindak sesuai denan norma
sosial, bangga menjadi guru, dan memiliki konsistensi dalam bentuk tindakan
sesuai norma yang berlaku di masyarakat.
b. Kepribadian yang dewasa, meliputi menampilkan kemandirian dalam bertindak
sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru.
c. Kepribadian yang arif, dimana menampilkan tindakan yang didasarkan pada
kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan masyarakat serta menunjukkan
keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.
d. Kepribadian yang berwibawa, meliputi memiliki perilaku yang berpengaruh
positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani.
3
e. Kepribadian berakhlakul karimah dan dapat mejadi teladan, meliputi bertindak
sesuai dengan nrma religius (imtaq, jujur, ikas, suka menolong) dan memiliki
perilaku yang diteladani peseta didik.
2. Kompetensi Pedagogik Guru
Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru berkenaan dengan
karakteristik siswa dilihat dari berbagai aspek seperti moral, emosional, dan intelektual. Hal
tersebut berimplikasi bahwa seorang guru harus mampu menguasai teori belajar dan prinsip-
prinsip belajar, karena siswa memiliki karakter, sifat, dan ketertarikan yang berbeda.
Berkenaan dengan pelaksanaan kurikulum, seorang guru harus mampu mengembangkan
kurikulum tingkat satuan pendidikan masing-masing yang disesuaikan dengan kebutuhan
lokal. Guru harus mampu mengoptimalkan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan
kemampuannya di kelas, dan harus mampu melakukan kegiatan penilaian terhadap kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan.
Kemampuan yang harus dimiliki guru berkaitan dengan aspek-aspek pedagogik, yaitu:
a. Penguasaan terhadap karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial,
kultural, emosional dan intelektual.
b. Penguasaan terhadap teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
c. Mampu mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan
yang diampu.
d. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik.
e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan
penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik.
f. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimiliki.
g. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.
h. Melakukan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, memanfaatkan hasil
penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.
i. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
4
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran,
sekurang-kurangnya meliputi (a) pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, (b)
pemahaman terhadap peserta didik, (c) pengembangan kurikulum/silabus, (d) perencanaan
pembelajaran, (e) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, (f) pemanfaatan
teknologi pembelajaran, (g) evaluasi proses dan hasil belajar, dan (h) pengembangan peserta
didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
3. Kompetensi Sosial
Guru di mata masyarakat dan siswa merupakan panutan yang perlu dicontoh dan
merupkan suritauladan dalam kehidupanya sehari-hari. Guru perlu memiliki kemampuan
sosial dengan masyakat, dalam rangka pelaksanaan proses pembelajaran yang efektif. Dengan
dimilikinnya kemampuan tersebut, otomatis hubungan sekolah dengan masyarakat akan
berjalan dengan lancar, sehingga jika ada keperluan dengan orang tua siswa, para guru tidak
akan mendapat kesulitan.
Kompetensi sosial adalah kemampuan guru dalam berkomunikasi dan bergaul secara
efektif dengan peserta didik, tenaga kpendidikan, orang tua/wali peserta didik, dan
masyarakat sekitar. Secara kompetensi sosial meliputi kemampuan guru dalam
berkomunikasi, bekerja sama, bergaul simpatik, dan mempunyai jiwa yang menyenangkan.
Kriteria kinerja guru terkait kompetensi sosial yang harus dilakukan adalah:
5
pendidikan, orang tua/wali peserta didik, (d) bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar
dengan mengindahkan norma serta sistem nilai yang berlaku, dan (e) menerapkan prinsip-
prinsip persaudaraan dan semangat kebersamaan.
4. Kompetensi Profesional
Kompetensi Profesional yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru dalam
perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran. Guru mempunyai tugas untuk
mengarahkan kegiatan belajar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran, untuk itu guru
dituntut mampu menyampaikan bahan pelajaran. Guru harus selalu mengupdate, dan
menguasai materi pelajaran yang disajikan serta persiapan diri tentang materi yang selalu
mengikuti perkembangan dan kemajuan terakhir tentang materi yang disajikan. Kemampuan
yang harus dimiliki guru berkenaan dengan aspek Kompetensi Professional sebagai berikut :
Kemampuan lain yang harus dimiliki guru dalam proses pembelajaran dapat diamati dari
aspek perofesional adalah:
a) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung
mata pelajaran yang diampu.
6
b) Menguasai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran/bidang
pengembangan yang diampu.
c) Mengembangkan materi pelajaran yang diampu secara kreatif. Mengembangkan
keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.
d) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan
mengembangkan diri.
Keterampilan bertanya ialah suatu pengajaran itu sendiri. Sebab, pada umumnya guru
dalam pelajarannya selalu melibatkan atau menggunakan metode tanya jawab. Keterampilan
bertanya itu sendiri merupakan ketermpilan yang di gunakan untuk mendapatkan jawaban
dari orang lain. Hampir seluruh proses evaluasi, pengukuran, penilain dan pengujian
dilakukan melalui pertanyaan. Hal ini senada dengan istilah question is knowledge,
pengetahuan di bangun dari rasa ingin tahu manusia yang berwujud pertanyaan.
7
Guru harus menciptakan kegiatan bertanya. Guru juga harus melakukan berbagai macam
cara dan pendekatan agar peserta didik mau menjawab pertanyaan guru. Kegiatan yang
merupakan komunikasi ini sebaiknya tidak di lakukan searah tetapi multi arah antara guru
dengan peserta didik dan antara peserta didik denga peserta didik. Interaksi aktif akan
meningkatkan frekuensi berpikir peserta didik sehingga struktur kognitifnya semakin
berkembang.
Edi Soegito & Yuliani Nurani (2003), menjabarkan terdapat berbagai tujuan yang
menyebabkan guru mengajukan pertanyaan kepada peserta didik di kelas, antara lain :
8
Agar tujuan pemberian pertanyaan kepada peserta didik dapat di capai, guru harus
bersikap ramah. Sikap ramah guru di tunjukkan dalam penampilan melalui gaya mengajar,
suara, ekspresi wajah, dan gerakan badan. Selain itu, pertanyaan yang baik juga dapat
menunjang tercapainya tujuan sebuah pertanyaan. Menurut Uzer Usman (Direktorat Tenaga
Kependidikan, 2008), pertanyaan yang baik adalah sebagai berikut :
a) Petanyaan permintaan
b) Pertanyaan mengarahkan
c) Pertanyaan yang bersifat menggali
d) Pertanyaan retoris
1) Pertanyaan meningatkan
2) Pertanyaan pemahamaan
3) Pertanyaan penerapaan
4) Pertanyaan analisis
5) Pertanyaan evaluasi
6) Pertanyaan penciptaan
9
Berdasarkan variasi pertanyaan yang akan diajukan, keterampilan bertanya dapat
digolongkan ke dalam dua bentuk pertanyaan, yaitu keterampilan bertanya dasar dan
keterampilan bertanya lanjutan. Keterampilan bertanya dasar ialah kemampuan guru dalam
mengajukan pertanyaan untuk mengetahui daya ingat peserta didik. Contohnya : apa, dimana,
kapan, siapa, dan berapa. Sedangkan pertanyaa lanjutan menuntut peserta didik dari sekedar
mengingat fakta, dalil, ataun konsep kepada aspek berpikir menerapkan, menganalisis, dan
mensintesis, serta mengevaluasi, seperti pertanyaan mengapa, bagaimana caranya, dan
bagaimana pengaruhnya.
Penguatan ialah respon positif dalam pembelajaran yang diberikan guru terhadap
perilaku peserta didik yang positif dengan tujuan mempertahankan dan meningkatkan
perilaku tersebut. Dapat diartikan pula penguatan adalah respon terhadap suatu tingkah laku
yang sengaja di berikan agara tingkah laku tersebut dapat terulang kembali. Penguatan yang
diberikan oleh guru merupakan hal yang sangat penting bagi peserta didik. Adapun tujuan
menggunakan penguatan adalah:
10
e. Mengendalikan serta memodifikasi tingkah laku siswa yang kurang positif dan
mendorong munculnya tingkah laku yang produktif
(Marno & Idris, 2009) menyatakan dalam memberikan penguatan, dapat dilakuakan
dalam bentuk verbal dan nonverbal. Secara verbal, penguatan diberikan dengan
menggunakan bahasa lisan. Secara nonverbal, penguatan diberikan dengan cara mebrikan
respons dengan bahasa tubuh. Komponen-komponen keterampilan penguatan adalah sebagai
berikut:
Guru hendaknya memberikan penguatan yang bervariasi. Tidak terbatas pada satu
jenis saja. Apabila penguatan yang di berikan hanya sejenis saja, akan menimbulkan
kebosanan dan lama kelamaan penguatan tersebut tidak akan efektif. Dalam memberikan
penguatan, guru harus memperhatikan prinsip-prinsip penggunannya. Prinsip-prinsip yang
harus diperhatikan guru ialah sebagai berikut:
11
didk. Apabila peserta didik memberikan jawaban yang salah, guru tidak boleh
langsung menyalahkannya, misalnya dengan mengatakan, “jawaban kamu
salah” namun, sebaiknya guru memberikan pertanyaan tuntutan atau
menggunakan sistem pindah gilir kepeserta didik lainnya.
Variasi dapat diartikan sebagai sesuatu yang lain dari biasanya. Memvariasi berarti
mengubah-ubah agar lain dari yang biasanya. Dalam konteks pembelajaran, guru juga harus
terampil menggunakan variasi mengajar agar pengajaran tidak membosankan. Hal ini
dilakukan agar peserta didik tidak bosan dan tetap antusias mengikuti pembelajaran. Jadi,
makna variasi disini adalah segala tindakan guru dalam pembelajaran untuk mengatasi
kebosanan peserta didik dan menjaga perhatian peserta.
Aspek-aspek yang perlu mendapatkan variasi ialah aspek gaya mengajar, aspek
penggunaan alat indra, dan aspek interaksi pembelajaran. Secara lebih rinci, berikut
komponen-komponen variasi mengajar:
12
yang duduk dibangku barisan belakang. Apabila posisi guru hanya di depan
dan di tengah saja, peserta didik yang dibangku bagian belakang akan kurang
perhatian dari proses pengajaran guru. Oleh karena itu, guru perlu
mengadakan variasi dengan mengubah posisi maju-mundur dan depan-
belakang.
5) Pemusatan perhatian, digunakan guru untuk mengarahkan perhatian peserta
didik pada persoalan dalam pembelajaran. Teknik pemusatan secara verbal
dilakukan dengan ucapan guru, seperti “dengarkanlah baik-baik” secara
nonverbal dapat dilakukan dengan cara menunjuk pada benda,
menggerakkan tangan, badan.
6) Kontak pandang, apabila guru menjelaskan materi pembelajaran sambil
menatap mata peserta didik juga dapat menimbulkan kesan akrab. Dengan
demikian, peserta didik akan semakin yakin dengan apa yang disampaikan
oleh guru.
b. Variasi penggunaan alat indera
Media pembelajaran yang baik adalah media pembelajaran yang paling efektif dalam
menunjang tujuan pembelajaran berdasarkan gaya belajar peserta didik. Bagi peserta yang
memiliki gaya belajar visual akan mudah mencerna informasi dengan alat indera
penglihatannya. Jadi hendaknya peserta didik disuguhkan materi pembelajaran berupa
gambar-gambar, poster, grafik, diagram, sketsa, video, dan lain-lain. Apabila peserta didik
memiliki gaya belajar auditorial akan mudah mencerna informasi melalui alat indera
pendengarannya. Contoh media dan alat bantunya dapat berupa dengan penjelasan guru. Jadi
hendaknya peserta didik disuguhkan materi pembelajaran melalui alat peraga atau alat
percobaan yang menarik dan menantang
13
pertanyaan atau guru menugasi peserta didik tertentu untuk melakukan suatu kegiatan. (3)
Interaksi peserta didik-peserta didik Kegiatan pembelajaran yang menggunakan pola interaksi
peserta didik bersifat student centered. Guru membagi kelompok kemudian beberapa
kelompok diberi permasalahan yang harus didiskusikan.
Prinsip-prinsip keterampilan variasi yang dapat menjadi pegangan guru, antara lain:
4. Keterampilan Menjelaskan
Secara gramatikal, kata Menjelaskan mengandung arti membuat jadi jelas. Menjelaskan
masalah berarti membuat permasalahan menjadi lebih jelas. Dalam konteks pembelajaran,
kegiatan menjelaskan di lakukan oleh guru kepada peserta didik atau sebaliknya. Sedangkan
pesan yang di sampaikannya ialah materi pembelajaran yang sudah direncanakan oleh guru.
Guru harus mampu menjelaskan berbagai jenis materi pembelajaran yang di tanyakan atau
yang tidak ditanyakan oleh peserta didik.
14
c. Membantu peserta didik dalam memecahkan masalah.
d. Membantu memudahkan peserta didik dalam mengasimilasi dan
mengakomodasikan konsep.
e. Mengomunikasikan ide dan gagasan kepada peserta didik.
f. Melatih peserta didik mandiri dalam mengambil keputusan.
g. Melatih peserta didik berfikir logis apabila penjelasan guru kurang sistematis.
15
baru menyampaikan konsep materi. Cara seperti ini disebut dengan cara
induktif. Selain itu, ada pula yang menyampaikan konsep terlebih dahulu lalu
dilanjutkan memberikan contoh-contohnya. Cara seperti itu disebut cara
deduktif. Pemilihan pola induktif dan deduktif ditentukan oleh jenis materi,
usia, dan latar belakang pengetahuan peserta didik.
d) Pemberian tekanan. Sering kali guru berbicara Panjang lebar tetapi peserta didik
tidak tahu intinya dari maksud yang dibicaraka. Guru perlu membuat penekanan
pokok-pokok yang sedang dibicarakan agar peserta didik paham dengan apa
yang sedang dibahas. Ada dua acara yang dilakukan guru untuk memberikan
penekanan, yaitu menggunakan variasi mengajar dan membuat struktur sajian.
e) Umpan balik. Guru hendaknya memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk menunjukan pemahaman, keraguan, dan ketidak mengertian mereka.
Misalnya, guru meminta peserta didik menjelaskan kembali apa yang sudah
disampaikan, dan guru meminta peserta didik menyebutkan contoh-contoh yang
berbeda.
Agar penjelasan guru dapat bermakna bagi peserta didik, berikut beberapa prinsip
yang dapat dijadikan pegangan dalam memberikan penjelasan:
1) Penjelasan dapat diberikan pada awal, tengah, atau akhir bergantung keperluan,
atau dapat juga diselingi dengan tanya jawab.
2) Penjelasan harus harus relavan dengan tujuan pembelajaran.
3) Penjelasan diberikan bila ada pertanyaan dari peserta didik atau direncanakan
oleh guru sebelumnya.
4) Penjelasan materi harus bermakna bagi peserta didik.
5) Penjelasan harusb di sesuaikan dengan latar dan kemampuan peserta didik.
16
dipelajarinya, sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang positif pada kegiatan
belajar. Jadi, membuka pelajaran merupakan kegiatan yang mengarahkan peserta didik pda
materi pembelajaran.
Kegiatan yang dilakukan ialah kegiatan yang memang ada kaitan secara langsung pada
materi yang akan di pelajari. Misalnya dengan:
Membuka pelajaran tidak hanya dilakukan pada setiap awal pelajaaran, tetapi pada
setiap awal kegitan atau setiap kali beralih ke hal atau topik baru. Komponen utama
keterampilan membuka dan menutup pelajaran dapat dijabarkan sebagai berikut:
1) Menarik perhatian peserta didik. Guru dapat melakukan variasi gaya mengajar,
variasi penggunaan media, dan variasi pola interaksi.
2) Menimbulkan motivasi. Motivasi peserta didik dibangkitkan dengan menciptakan
kehangatan dan antusiasme guru, menimbulkan rasa ingin tahu, dan
memperhatikan minat peserta didik. Rasa ingin tahu peserta didik dapat
dimunculkan dengan melakukan demostrasi yang membuat peserta didik menjadi
penasaran.
3) Memberikan acuan. Acuan diberikan agar mengetahui gambaran singkat
mengenai topik yang akan dibahas. Cara yang ditempuh dapat dengan
mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas, langkah-langkah pelaksanaan, dan
memajukan beberapa pertanyaan.
4) Membuat kaitan. Kaitan anatara pengalaman peserta didik dan materi akan
membuat pembelajaran menjdi bermakna. Cara yang bisa dilakukan ialah
mengajukan pertanyaan apersepsi dan mengulas singkat pelajaran yang lalu.
5) Meninjau kembali. Guru dapat meninjau pemahaman peserta didik terhadap hal-
hal yang telah dipelajari. Cara yang bisa dilakukan ialah meminta peserta didik
membuat rangkuman atau ringkasan tentang materi sebelumnya.
17
6) Mengadakan evaluasi penugasan peserta didik. Pada setiap akhir kegiatan, guru
dapat mengevaluasi peserta didik dengan cara memberikan tugas. Tugas-tugas
yang diberikan dapat berupa demonstrasi. Penerapan konsep pada kontes yang
berbeda, ekspresi pendapat sendiri, dan tanya jawab secara pengerjaan soal-soal
latihan.
7) Memberi tindak lanjut. Dapat diberikan dalam bentuk pekerjaan rumah,
kunjungan atau percobaan. Penerapan keterampilan membuka dan menuntup
pelajaran harus dilaksanakan secara efektif sehingga hasil pembelajaran
bermakna bagi peserta didik.
Oleh karna itu, prinsip-prinsip berikut ini harus diperhatikanoleh setiap guru ialah:
a) Bermakna, kegiatan harus relavan dengan tujuan dan materi pembelajaran yang di
sajikan secara sesuai dengan karakteristik peserta didik.
b) Berurutan dan berkesinabungan, kegiatan ini tidak bisa dilakukan secara terpisah-
pisah. Keduanya merupakan satu kesatuan yang harus di terapkan secara
berurutan dan berkesinambungan.
c) Dilakukan di setiap awal dan akhir topik, kegiatan membuka dan menuntup tidak
hanya dilakukan diawal dan diakhir pelajaran tetapi dapat dilakukan pada setiap
awal dan akhir penggal kegiatan.
Peserta didik adalah subjek belajar. Pembelajaran sendiri harus berpusat pada peserta
didik. Peserta didik harus berperan aktif dalam proses pembelajaran. Diskusi kelompok kecil
memungkinkan peserta didik untuk belajar secara aktif dengan optimal bersama teman-
temannya. Jumlah kelompok kecil berkisar antara 3 sampai 9 orang. Kegiatan ini
menimbulkan aktivitas mental dan emosional peserta didik. Hal ini meningkatkan
kemampuan interpersonalnya. Tetapi dalam diskusi sering dijumpai peserta didik malah
mengobrol dan keluar dari pelajaran. Oleh karena itu, keterampilan membimbing diskusi
kelompok kecil merupakan keterampilan yang sangat penting yang harus dikuasi guru.
Sebagai salah satu alternatif bentuk pembelajaran (Edi Seogito & Yuliani Nuran,
2003: 74), bentuk diskusi kelompok kecil memiliki manfaat sebagai berikut:
18
Dalam kelompok kecil, siswa memperoleh kesempatan yang lebih luas untuk
menyatakan pendapat, pikiran, atau perasaannya kepada sesama.
b. Menigkatkan disiplin
Dalam kelompok seorang siswa tidak dapat berbuat semaunya tanpa
mempertimbangkan kepentingan teman-teman sekelompoknya. Disiplin harus
ditegakkan untuk mencapai tujuan kelompok secara maksimal.
c. Meningkatkan motivasi belajar
Siswa dapat meningkatkan motivasi dalam belajarnya. Pengetahuan tentang
kemajuan diri sendiri dibandingkan dengan teman-teman sekelompoknya
merupakan dorongan yang kuat untuk belajar lebih sungguh-sungguh.
d. Mengembangkan sikap saling membantu
Pembelajaran dalam bentuk diskusi kelompok kecil memungkinkan siswa dapat
saling mengenal kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Guru harus
memanfaatkan hal itu untuk mengembangkan sikap saling membantu.
e. Meningkatkan pemahaman
Interaksi tatap muka yang informal yang terjadi dalam kegiatan kelompok
memungkinkan para anggotanya secara langsung dapat bertukar pikiran, berbagi
pengalaman dan informasi sehingga pemahaman para anggotanya terhadap
masalah penting yang sedang dibahas bersama meningkat.
19
mengembangkan hubungan interpersonal, dan iklim sosio emosional yang positif, serta
mengembangkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif
Menurut Edi Seogito & Yuliani Nuran (2003) pengelolaan kelas bertujuan:
20
Campur tangan yang berlebihan dapat memberikan kesan bahwa guru tidak memerhatikan
peserta didik, tetapi hanya ingin berkehendak sesuka hatinya sendiri.
Guru perlu mengorganisasikan peserta didik sesuai dengan pokok bahasan, tujuan,
kebutuhan peserta didik, waktu, dan alat yang tersedia. Dalam pembelajaran ini guru
berperan sebagai organisator kegiatan pembelajaran, motivator peserta didik, fasilitator atau
penyedian materi dan kesempatan belajar, konselor, dan sekaligus sebagai peserta kegiatan
yang memiliki hak dan kewajiban yang sama dengann peserta lain.
Dalam pembelajaran kelompok kecil dan perorangan setidaknya ada empat kelompok
keterampilan yang harus dikuasai guru. Kelompok keterampilan yang harus dimiliki guru
ialah:
21
kelompok yang tepat, mengoordinasikan kegiatan, memberi perhatian pada
tugas dan kebutuhan peserta didik, kulminasi dapat berupa laporan, rangkuman,
mendemostrasikan, dan lainnya.
c. Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar
Keterampilan ini memungkinkan guru membantu peserta diidik untuk maju
tanpa mengalami frustasi. Cara yang bisa dilakukan ialah memberi penguatan
dan mengembangkan supervisi. Apabila guru menemukan peserta didik yang
kesulitan guru harus melakukan tindakan sedini mungkin. Sedangkan supervisi
diakhir dilakukakan untuk mengetahui seberapa jauh peserta didik mencapai
tujuan yang diharapkan dan seberapa siap mereka menyerahkan hasil
pekerjaannya.
d. Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran
Keterampilan ini mencakup bantuan kepada peserta didik untuk: (1)
Menetapkan tujuan Dengan cara berdiskusi atau menyediakan bahan-bahan
yang menarik untuk dipelajari. (2) Merencanakan kegiatan pembelajaran Guru
melibatkan peserta didik dalam merencanakan kegiatan pembelajaran yang
mencakup kriteria keberhasilan, langkah-langkah, waktu, dan bahan yang
diperlukan. (4) Memberikan nasihat Dalam hal ini guru harus memberikan
nasihat atau saran-saran yang memungkinkan peserta didik mampu mengatasi
masalahnya sendiri. (5) Memberikan bantuan dalam menilai hasil belajar
Peserta didik harus diberi kesempatan untuk menilai hasil belajarnya sendiri.
Misalnya dengan meminta peserta didik untuk mencocokan hasil belajarnya
dengan kunci jawaban, atau guru meminta peserta didik untuk saling menilai
hasil pekerjaan temannya.
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
23
DAFTAR PUSTAKA
As’adut tabi’in. 2016. Kompetensi Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Pada
Mtsn Pekan Heran Indragri Hulu. Al-Thariqah Vol. 1, No. 2. http://jurnal.staibsllg.ac.id.
diakses 24 Februari 2021 pukul 19.00 WIB
Fitri Mulyani.2009. Konsep Kompetensi Guru Dalam Undang-Undang Nomor 14
Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen. Mulyani.Vol. 03; No. 01. http://jounal.uniga.ac.id.
diakses 24 Februari 2021 pukul 19.05 WIB
Mansyur. 2017. Keterampilan Dasar Mengajar Dan Penguasaan Kompetensi Guru.
el-Ghiroh. Vol. XII, No. 01. http://ejournal.upi.edu. Diakses 24 Februari 2021 pukul 19.10
WIB
24