Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM”


Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Etika Profesi Guru
Dosen pengampu : Dra. Siti Annijat Maimunah, M. Pd.

Disusun Oleh:

Zafi Nur Ma’arij (19110045)


Elly Matahari Cahaya Ningsih (19110053)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM

MALANG

2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyanyang. Puji
syukur kehadirat Allah SWT. Karena dengan limpahan berkah dan rahmat-Nya kita dapat
menyelesaikan makalah karya tulis ilmiah ini dengan judul “Kompetensi Guru
Pendidikan Agama Islam”.

Shalawat serta salam penulis curahkan kepada junjungan nabi besar Muhammad
SAW. Karena beliau lah yang telah menuntun kita dari jalan yang gelap gulita menuju
jalan yang terang benerang yakni agama Islam.

Makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah Etika Profesi Guru jurusan
Pendidikan Agama Islam di Universitas Pendidikan Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Malang.

Kemudian kami ucapkan terimakasih atas bimbingan serta arahan dari bapak Dra.
Siti Annijat Maimunah, M. Pd. Selaku dosen pengampu kami. Terimakasih juga kepada
seluruh pihak terkait yang turut berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari
semua itu, apabila adanya kekurangan baik dari segi penulisan maupun tata bahasa dalam
makalah ini kami mohon maaf sebesar-besarnya. Oleh karena itu, kami dengan lapang dada
menerima kritik dan saran dari pembaca agar kami bisa lebih baik untuk kedepannya.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk lebih memahami
kompetensi-kompetensi yang harus dicapai oleh calon maupun guru Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti sehingga kita dapat menjadi guru yang profesional dalam mengajar
di kelas maupun diluar kelas.

Malang, 20 Februari 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan, guru merupakan orang yang sangat dominan dan
paling penting, karena bagi siswa guru dijadikan tokoh teladan (panutan), bahkan
cenderung dijadikan tokoh identifikasi diri. Sebagai seorang guru yang memiliki
perilaku dan kemampuan untuk mengembangkan siswa secara utuh, maka
hendaknya guru menguasai berbagai hal sebagai kompetensi dasar keguruan.
Jabatan guru merupakan pekerjaan profesi, oleh karena itu kompetensi guru
sanggatlah dibutuhkan dalam proses belajar mengajar. Efektivitas pembelajaran
dapat tercapai sangat tergantung dari kemampuan guru untuk mencapai keberhasilan
proses pembelajaran tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kompetensi Guru ?

2. Apa saja Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi kompetensi guru
2. Untuk memahami kopetensi guru Pendidikan Agama Islam.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Kompetensi Guru


Kompetensi berasal dari kata competency, yang berarti kemampuan atau
kecakapan .1 Menurut kamus Bahasa Indonesia, kompetensi dapat diartikan
(kewenangan) kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan suatu hal. Menurut
Kunandar Kompetensi adalah menggambarkan kualifikasi atau kemampuan
seseorang, baik yang kualitatif maupun kuantitatif. Kompetensi juga berarti sebagai
pengetahuan, keterampilan dan nilainilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan
berpikir dan bertindak.2
Guru adalah orang yang bertugas mencerdaskan kehidupan bangsa dalam
semua aspeknya, baik spiritual, emosional, intelektual, fisikal, finansial maupun aspek
lainnya. Dalam bahasa teknik edukatif, guru terkait dengan kegiatan untuk
mengembangkan peserta didik dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.3
Menurut Hambali, Kompetensi guru mengandung arti kemampuan seseorang
guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban secara bertanggung jawabguru dalam
melaksanakan profesi keguruannya. Jadi, pengertian kompetensi guru adalah
seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada dalam diri guru agar dapat
mewujudkan kinerjanya secara tepat dan efektif. Pengertian kompetensi guru
pendidikan agama Islam yakni pendidikan penting bagi kehidupan manusia, terutama
dalam mencapai ketentraman batin dan kesehatan mental. Agama Islam merupakan
bimbingan hidup yang paling baik, pencegah perbuatan salah yang paling ampuh,
pengendali moral yang tiada taranya. Maka kompetensi guru agama Islam adalah
kewenangan untuk menentukan pendidikan agama Islam yang akan diajarkan pada
jenjang tertentu di sekolah tempat guru tersebut mengajar.4
B. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam
Kompetensi guru telah diatur dalam Permendiknas RI No. 16 Tahun 2007
tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru bahwa Kompetensi guru
meliputi :

1
Muh Hambali, ‘Manajemen Pengembangan Kompetensi Guru Pai’, J-MPI (Jurnal Manajemen Pendidikan
Islam), 1.1 (2016), p. 72 <https://doi.org/10.18860/jmpi.v1i1.3229>.
2
Hambali, p. 72.
3
Hambali, p. 73.
4
Hambali, p. 73.
1. Kompetensi Pedagogis
Kompetensi pedagogi adalah kemampuan mengelola pembelajaran yang
meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi pembelajaran dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.5 Kompetensi pedagogik
merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang
sekurang-kurangnya meliputi 6 :
a) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan
b) Pemahaman terhadap peserta didik
c) Pengembangan kurikulum atau silabus
d) Perancangan pembelajaran
e) Pelaksanaan pembelajaran
f) Pemanfaatan teknologi pembelajaran
g) Evaluasi hasil belajar
h) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
kompetensi yang dimiliki.
2. Kompetensi Personal
kepribadian seorang guru dalam mengajar akan berpengaruh bagi siswa yang
diajarnya. Seorang guru Pendidikan Agama Islam dituntut untuk memiliki
kepribadian yang baik sehingga patut menjadi suri tauladan bagi murid-
muridnya. Kesadaran guru tergambar dalam personifikasi pribadi yang unggul
merupakan syarat mutlak menjadi guru. Keunggulan kepribadian menunjukkan
nilai dan sikap yang dapat diterima oleh organisasi profesi dan masyarakat
madrasah. Kapasitas kepribadian perlu menunjukkan keteladanan di dalam
madrasah maupun di luar madrasah.Keteladanan merupakan dasar dalam
penciptaan kelembagaan yang kondusif. Kompetensi kepribadian adalah
sejumlah cakupan prasyarat yang harus dimiliki oleh guru dalam diri dan
kepribadiannya. kompetensi kepribadian meliputi bertindak sesuai dengan
norma agama, hukum, sosial, dan budaya, menampilkan diri sebagai pribadi

5
Ariyanti and others, ‘Signifikansi Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam’, Jurnal Aplikasi Teknologi
Pangan, 4.1 (2021), 137–53 (p. 143)
<http://www.ejurnal.its.ac.id/index.php/sains_seni/article/view/10544%0Ahttps://scholar.google.com/scholar
?hl=en&as_sdt=0%2C5&q=tawuran+antar+pelajar&btnG=%0Ahttps://doi.org/10.1016/j.jfca.2019.103237>.
6
Hambali, p. 76.
yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat,
dan menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi
guru dan rasa percaya diri.7
3. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing
peserta didik memenuhi standart kompetensi yang ditetapkan dalam Standart
Nasional Pendidikan. Sesuai dengan Standart Nasional Pendidikan, penjelasan
Pasal 28 ayat (3) butir c yakni Sebagai pendidik professional. Guru bukan saja
dituntut melaksanakan tugasnya secara profesional, akan tetapi juga harus
memiliki pengetahuan dan kemampuan yang luas dan mendalam bertujuan agar
dapat membimbing peserta didik yang sesuai dengan standart kompetensi peserta
didik yang di tetapkan oleh Standart Pendidikan Nasional.8

Dalam kaitannya profesionalisme guru, setidaknya ada tiga ciri, yaitu:

1. Guru yang profesional harus menguasai bidang ilmu pengetahuan


yang akan diajarkan dengan baik, benar-benar seorang ahli
dibidangnya. Guru selalu meningkatkan dan mengembangkan
keilmuannya sesuai dengan perkembangan zaman.
2. Guru yang profesional harus memiliki kemampuan menyampaikan
atau mengajarkan ilmu yang dimilikinya kepada siswa secara efektif
dan efisien, dengan memiliki ilmu kependidikan.
3. Guru yang profesional harus berpegang teguh kepada kode etik
profesional sebagaimana disebutkan di atas. Kode etik di sini lebih
menekankan pada perlunya memiliki akhlak mulia.
Secara ringkas kompetensi profesional guru dapat digambarkan sebagai
berikut :
a) Sebuah Konsep, struktur, dan metode keilmuan/teknologi/seni yang
menaung dengan materi ajar. Materi ajar yang ada dalam kurikulum
sekolah .
b) Hubungan konsep antar mata pelajaran terkait.
7
Mulyani Mudis Taruna, ‘Perbedaan Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam’, Jurnal “Analisa”, 18.2 (2011),
180–96 (p. 183)
<https://www.researchgate.net/publication/291261276_Kompetensi_Guru_Pendidikan_Agama_Islam>.
8
Djam’an Satori dkk, Materi Pokok Profesi Kependidikan, hal 135
c) Penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan seharihari.
d) Kompetisi secara profesional dalam konteks global dengan tetap
melestarikan nilai dan budaya nasional.9

Dengan beberapa uraian diatas dapat digaris bawahi, Kompetensi


profesional merupakan kemampuan guru dalam penguasaan materi pelajaran
secara luas dan mendalam. Mengerti tujuan proses pembelajaran terhadap materi
yang diajarkan dan hasil yang akan didapat. Guru mengampu mata pelajaran
yang sesuai dengan kompetensi yang dimilikanya, atau dengan kata lain bekerja
secara proporsional.

4. Kompetensi Sosial
Dalam Standart Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir d
dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah
kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan
bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Hal tersebut
diuraikan lebih lanjut dalam RPP tentang Guru, bahwa kompetensi sosial
merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat, yang sekurang-
kurangnya memiliki kompetensi untuk:

a) Berkomunikasi secara lisan, tulisan, dan isyarat.


b) Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional.
c) Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/wali peserta didik.
d) Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.10

Guru yang efektif adalah guru yang mampu membawa siswanya dengan
berhasil mencapai tujuan pengajaran. Mengajar di depan kelas merupakan
perwujudan interaksi dalam proses komunikasi. Menurut Undang-undang Guru
dan Dosen kompetensi sosial adalah “kemampuan guru untuk berkomunikasi
dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru,

9
Farida Sarimaya, Sertifikasi Guru, (Bandung, Yrama Widya, 2008), hal 21
10
E Mulyasa, Sertifikasi Guru, hal 173
orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar”.11 Untuk dapat
melaksanakan peran sosial kemasyarakatan, guru harus memiliki kompetensi:

a. aspek normatif kependidikan, yaitu untuk menjadi guru yang baik tidak
cukup digantungkan kepada bakat, kecerdasan, dan kecakapan saja,
tetapi juga harus beritikad baik sehingga hal ini bertautan dengan
norma yang dijadikan landasan dalam melaksanakan tugasnya.
b. pertimbangan sebelum memilih jabatan guru.
c. mempunyai program yang menjurus untuk meningkatkan kemajuan
masyarakat dan kemajuan pendidikan.

11
Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, hal 75
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kompetensi guru merupakan dasar untuk mengukur keterampilan
pembelajaran dan kepribadian.Kedudukan guru mempunyai posisi penting dalam
lembaga pendidikan karena kondisi guru mempunyai hubungan langsung dengan
perkembangan pengetahuan peserta didik. Empat kompetensi guru yakni meliputi (1)
kompetensi Pedagogis; (2) Kompetensi Kepribadian; (3) Kompetensi Profesional; dan
(4) Kompetensi Sosial, merupakan suatu ukuran yang ditetapkan dalam bentuk
penguasaan pengetahuan dan berperilaku layaknya seorang guru untuk menduduki
jabatan fungsional sesuai bidang tugas, kualifikasi dan jenjang pendidikan supaya
mutu guru dapat diketahui. Standar kompetensi guru bertujuan mendapatkan jaminan
kualitas guru dalam meningkatkan proses pembelajaran.
Daftar Pustaka
Ariyanti, Farhad Ghafouri Kesbi, Ali Rafiei Tari, Gunaria Siagian, Siti Jamilatun, Fernando
G. Barroso, and others, ‘Signifikansi Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam’,
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan, 4.1 (2021), 137–53
<http://www.ejurnal.its.ac.id/index.php/sains_seni/article/view/10544%0Ahttps://schola
r.google.com/scholar?hl=en&as_sdt=0%2C5&q=tawuran+antar+pelajar&btnG=%0Ahtt
ps://doi.org/10.1016/j.jfca.2019.103237>

Hambali, Muh, ‘Manajemen Pengembangan Kompetensi Guru Pai’, J-MPI (Jurnal


Manajemen Pendidikan Islam), 1.1 (2016) <https://doi.org/10.18860/jmpi.v1i1.3229>

Mulyani Mudis Taruna, ‘Perbedaan Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam’, Jurnal
“Analisa”, 18.2 (2011), 180–96
<https://www.researchgate.net/publication/291261276_Kompetensi_Guru_Pendidikan_
Agama_Islam>

Abdul majid dan dian andayani. 2004 pendidikan agama islam berbasis kompetensi. (pustaka
rosdakarya).

Ramayulis. 2002. Pendidikan agama islam.jakarta. pustaka kalam mulia.

Departemen agama. 2005. Wawasan tugas guru dan tenaga kependidikan. Jakarta.

E Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007
A. Samana, Profesionalisme Keguruan, Yogyakarta: Kanisius, 1994

Anda mungkin juga menyukai