Anda di halaman 1dari 7

PROFESIONALISME PENDIDIK

Nama : Nova Reza Ningtyas

NIM : 6211420103

ILMU KEOLAHRAGAAN

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2021
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peningkatan kualitas pendidikan adalah agenda yang besar dalam pendidikan
di Indonesia. Dalam rangka untuk mewujudkan pendidikan yang pastinya bermutu
tentu tidak terlepas dari peranan beberapa pihak, salah satunya peran dari tenaga
kependidikan. Dalam upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, aspek utama yang
ditentukan yaitu kualitas guru. Hal ini disebabkan guru merupakan titik sentral dalam
pembaharuan dan peningkatan mutu pendidikan, dengan kata lain salah satu
persyaratan penting bagi peningkatan mutu pendidikan adalah apabila pelaksanaan
proses belajar mengajar dilakukan oleh pendidik-pendidik yang dapat diandalkan
keprofesionalannya
Undang-Undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005 menjelaskan bahwa
profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan
menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau
kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan
pendidikan profesi. Selanjutnya dalam melakukan kewenangan profesionalismenya,
guru dituntut memiliki seperangkat kemampuan (competency) yang beraneka ragam.
Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005 dan Peraturan
Pemerintah No. 19 Tahun 2005 dinyatakan bahwa kompetensi guru meliputi
kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi profesional dan
kompetensi sosial. Berlakunya undang-undang dan peraturan tersebut menuntut para
guru untuk meningkatkan profesionalismenya melalui pelatihan, penulisan karya
ilmiah, dan sebagainya.
B. Rumusan Masalah
Maka dari itu permasalahan yang akan di bahas pada kesimpulan materi kali
ini adalah tentang profesionalisme pendidik.
C. Tujuan
Tujuan dari pembahasan ini adalah untuk memberikan wawasan kepada seluruh
mahasiswa pedagogi pentingnya menjadi seorang pendidik yang berprofesional.
BAB II PEMBAHASAN

Professional memiliki makna yang mengacu pada sebutan untuk orang yang
menyandang profesi dan juga tentang penampilan seseorang dalam mewujudkan untuk kerja
sesuai dengan profesinya. Guru merupakan seorang yang menyandang gelar profesional
dalam bidang pendidikan. (Efendi, 2017) tenaga kependidikan adalah komponen penting
dalam penyelenggaraan pendidikan, yang bertugas untuk menyelenggarakan agenda
mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan, mengelola serta memberikan pelayanan teknis
di bidang kependidikan. (Dewi, 2015) dalam jurnal milik Usman menyatakan pengertian guru
profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang
keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan
kemampuan maksimal. Kualifikasi pendidikan guru sesuai dengan prasyarat minimal yang
ditentukan oleh syarat-syarat seorang guru yang profesional. Sebagaimana dalam UU Nomor
14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen (pasal 1) dinyatakan bahwa guru adalah pendidik
professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengrahkan, melatih,
menilai dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal, pada jenjang
pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

Profesionalisme adalah suatu bidang pekerjaan yang berbasis pada keahlian


tertentu(Usman, 2001). Seorang profesional memahami apa, mengapa, dan bagaimana suatu
pekerjaan dilakukan. Mengetahui upaya dan juga langkah strategis serta memahami akibat
dan risiko dari suatu pekerjaan yang diembannya .Oleh karena itu, seorang profesional bukan
hanya dibekali keahlian tertentu, tetapi juga ditopang oleh mental dan kepribadian yang
mendukung bidang keahlian dan pekerjaannya. Menurut Pasal 2 PP Nomor 74 tahun 2008
tentang Guru (Peraturan ini diterbitkan sebagai amanat dan tindak lanjut dari Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen) kompetensi merupakan seperangkat
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan diaktualisasikan
oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan(Hadiprayitno, 2016). Kompetensi guru
sebagaimana dimaksud meliputi kompensasi pedagogis, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi(Rochyadi,
2014). Untuk membangun profesionalisme guru Indonesia yang profesional dipersyaratkan
mempunyai;

a. Dasar ilmu yang kuat sebagai pengejawantahan terhadap masyarakat teknologi dan
masyarakat ilmu pengetahuan di abad 21;
b. Penguasaan kiat-kiat profesi berdasarkan riset dan praksis pendidikan yaitu ilmu
pendidikan sebagai ilmu praksis bukan hanya merupakan konsep-konsep belaka.
Pendidikan merupakan proses yang terjadi di lapangan dan bersifat ilmiah, serta riset
pendidikan hendaknya diarahkan pada praksis pendidikan masyarakat indonesia;
c. Pengembangan kemampuan profesional berkesinambungan, profesi guru merupakan
profesi yang berkembang terus menerus dan berkesinambungan antara lptk dengan
praktek pendidikan.

Kekerdilan profesi guru dan ilmu pendidikan disebabkan terputusnya program preservice dan
in-service karena pertimbangan birokratis yang kaku atau manajemen pendidikan yang
lemah(Samani, 2003). Dengan adanya persyaratan profesionalisme guru ini, perlu adanya
paradigma baru untuk melahirkan profil guru Indonesia yang profesional di abad 21 yaitu;

a. Memiliki kepribadian yang matang dan berkembang;


b. Penguasaan ilmu yang kuat;
c. Keterampilan untuk membangkitkan peserta didik kepada sains dan teknologi; dan
d. Pengembangan profesi secara berkesinambungan. Keempat aspek tersebut merupakan
satu kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan dan ditambah dengan usaha lain yang
ikut mempengaruhi perkembangan profesi guru yang profesional.

Untuk mencapai seorang guru betul-betul profesional di bidangnya maka perlu adanya
kompetensi yang harus di capai oleh seorang guru yang profesional, karena kompetensi
adalah seperangkat ilmu pengetahuan dan ketrampilan mengajar guru dalam menjalankan
keprofesionalan sebagai seorang guru sehingga tujuan dari pendidikan dapat dicapai dengan
baik(Desilawasi & Amrizal, 2014). Menurut (Suparno, 2000) bahwa standar kompetensi yang
harus dimiliki dari seorang guru dibagi menjadi 3 yaitu

a. Pengelolan pembelajaran salah satunya dengan pengkondisian kelas,


b. Penguasaan Akedemik dimana seorang guru harus menguasai materi-materi yang
disampaikan.
c. Pengembangan profesi keguruan Menurut Standard kompetensi yang ada dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, dalam peraturan tersebut bahwa
kompetensi yang harus dimiliki seorang guru profesional ada 4 macam antara lain:
1. Kompetensi Pendagogik
Kemampuan Guru dalam memahami karakteristik atau kemampuan yang dimiliki
oleh peserta didik melalui berbagai cara yang utama yaitu dengan memahami
pesdik melalui perkembangan kognitif peserta didik, merancang pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta
didik
2. Kompetensi Profesional Kompetensi profesional merupakan salah satu unsur
yang harus dimiliki oleh Seorang guru yaitu dengan cara penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam, yang terdiri dari penguasaan materi
kurikulum dalam mata pelajaran di sekolahdan beberapa substansi keilmuan yang
menaungi materi, serta penguasaan terhadap stuktur dan metodologi keilmuannya
3. Kompetensi Kepribadian Kompetensi kepribadian merupakan salah satu
kemampuan personal yang harus dimiliki oleh seorang guru profesional dengan
cara mencerminkan kepribadian yang mantap pada diri sendiri, bijaksana dan
arif , dewasa dan berwibawa, mempunyai akhlak mulia menjadi sauri teladan
yang baik bagi peserta didik.
4. Kompetensi Sosial Kompetensi sosial merupakan salah satu Kompetensi yang
harus dimiliki oleh seorang guru melalui cara – cara yang baik dalam
berkomunikasi dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan,
orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Dengan komunikasi yang
aktif maka seorang guru telah mampu menjadi fasilitator yang baik bagi
perkembangan pendidikan

Sementara itu, perwujudan unjuk kerja professional guru ditunjang dengan jiwa
profesionalisme yaitu sikap mental yang senantiasa mendorong untuk mewujudkan diri
sebagai guru professional. Menurut (Sari, 2013) kualitas professionalism ditunjukkan oleh
lima unjuk kerja sebagai berikut :

a. Keinginan untuk selalu menampilkan perilaku yang mendekati standar ideal.


b. Meningkatkan dan memelihara citra profesi.
c. Keinginan untuk senantiasa mengejar kesempatan pengembamgan professional yang
dapat meningkatkan dan memperbaiki kualitas pengetahuan dan keterampilan.
d. Mengejar kualitas dan cita-cita dalam profesi.
e. Memiliki kebanggaan terhadap profesinya
BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN
Profesionalisme merupakan suatu bidang pekerjaan yang berbasis pada
keahlian tertentu. Seorang profesional memahami apa, mengapa, dan bagaimana suatu
pekerjaan dilakukan. Sebagaimana dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru
dan Dosen (pasal 1) dinyatakan bahwa guru adalah pendidik professional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengrahkan, melatih, menilai dan
mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal, pada jenjang pendidikan
dasar dan pendidikan menengah. Untuk mencapai seorang guru betul-betul
profesional di bidangnya maka perlu adanya kompetensi yang harus di capai oleh
seorang guru yang profesional, karena kompetensi adalah seperangkat ilmu
pengetahuan dan ketrampilan mengajar guru dalam menjalankan keprofesionalan
sebagai seorang guru sehingga tujuan dari pendidikan dapat dicapai dengan baik.
B. SARAN
Saran bagi seluruh pembaca agar terkhusus mahasiswa pedagogi agar dapat
mengamalkan ilmu nya kepada peserta didik dan diharapkan dapat menjadi pendidik
yang profesional.
DAFTAR PUSTAKA

Desilawasi, D., & Amrizal, A. (2014). Guru Profesional Di Era Global. Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat, 20(77).

Dewi, T. A. (2015). Pengaruh profesionalisme guru dan motivasi kerja terhadap kinerja guru
ekonomi SMA se-Kota Malang. Skripsi: Universitas Muhammadiyah Metro.

Efendi, Y. K. (2017). Pelaksanaan Program Pendidikan Pelatihan Di Dinas Tenaga Kerja


Transmigrasi Dan Kependudukan Pemerintah Propinsi Jawa Timur. Khazanah Pendidikan,
10(2).

Hadiprayitno, G. (2016). Kompetensi Profesional dan Pedagogi Mahasiswa dalam Pelaksanaan


Program Pengalaman Lapangan. Jurnal Cakrawala Pendidikan, 35(2).

Rochyadi, I. (2014). Upaya Meningkatkan Kompetensi Guru PAUD Melalui Pendidikan dan
Pelatihan Guru di PAUD Bougenville Kecamatan Sukajadi Kota Bandung.
EMPOWERMENT: Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Luar Sekolah, 3(1), 1–10.

Samani, M. (2003). dkk, Pembinaan Profesi Guru. Jakarta: Depdiknas.

Sari, C. D. L. (2013). Pengaruh Profesionalisme Guru Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
Guru Sma Batik 2 Surakarta.

Suparno, A. S. (2000). Membangun Kopetensi Belajar, Jakarta: Direktorat. Jendral Pendidikan


Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Usman, M. U. (2001). Menjadi guru profesional Cet. XIII. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai