PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru memegang peranan yang sangat penting dan strategis dalam upaya
membentuk watak bangsa dan mengembangkan potensi siswa dalam kerangka
pembangunan pendidikan di Indonesia. Tampaknya kehadiran guru hingga saat ini
bahkan sampai akhir hayat nanti tidak akan pernah dapat digantikan oleh yang
lain, terlebih pada masyarakat Indonesia yang multikultural dan multibudaya,
kehadiran teknologi tidak dapat menggantikan tugas-tugas guru yang cukup
kompleks dan unik.
Oleh sebab itu, diperlukan guru yang memiliki kemampuan yang maksimal
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dan diharapkan secara
berkesinambungan mereka dapat meningkatkan kompetensinya, baik kompetensi
pedagogik, kepribadian, sosial, maupun profesional. Profesional artinya
dilaksanakan secara sungguh- sungguh dan didukung oleh para petugas secara
profesional. Petugas yang profesional adalah petugas yang memiliki keahlian,
tanggung jawab, dan rasa kesejawatan yang didukung oleh etika profesi yanng
kuat. Untuk menguji kompetensi tersebut, pemerintah menerapkan sertifikasi bagi
guru khususnya guru dalam jabatan. Penilaian sertifikasi dilakukan secara
portofolio.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Guru Profesional
Kata profesional berasal dari kata profesi yang berarti suatu pekerjaan atau
jabatan yang menuntut keahlian tertentu.Dengan kata lain pekerjaan yang bersifat
profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang
dipersiapkan untuk pekerjaan tersebut. Sedangkan menurut Ahmad Tafsir
mendefinisikan bahwa profesionalisme adalah paham yang mengajarkan bahwa
setiap pekerjaan harus dilakukan oleh orang yang profesional. Istilah profesional
aslinya adalah kata sifat dari kata ” profession ” (pekerjaan ) yang berarti sangat
mampu melakukan pekerjaan. Sebagai kata benda, profesional lebih berarti orang
yang melaksanakan sebuah profesi dengan menggunakan profesi sebagai mata
pencaharian.(Mc.Leod,1989).
Guru adalah suatu sebutan bagi jabatan, posisi, dan profesi bagi seseorang
yang mengabdikan dirinya dalam bidang pendidikan melalui interaksi edukatif
secara terpola, formal, dan sistematis. Dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 Tentang
Guru dan Dosen (pasal 1) dinyatakan bahwa: “Guru adalah pendidik professional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal, pada
jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah”. Guru professional akan
tercermin dalam penampilan pelaksanaan tugas-tugas yang ditandai dengan
keahlian baik dalam materi maupun metode pembelajaran. Keahlian yang dimiliki
oleh guru profesional adalah keahlian yang diperoleh melalui suatu proses
pendidikan dan pelatihan yang diprogramkan secara khusus. Keahlian tersebut
mendapat pengakuan formal yang dinyatakan dalam bentuk sertifikasi, akreditasi,
dan lisensi dari pihak yang berwenang (dalam hal ini pemerintah dan organisasi
profesi).
Sedangkan Guru yang profesional adalah orang yang memilki kemapuan
atau keahlian khusus dalam bidan keguruan (pembelajaran) sehingga ia mampu
melakukan tugas dan fungsinya sebagai seorang pembelajar dengan kemampuan
maksimal. Atau dengan kata lain pembelajar profesional adalah orang yang
terdidik dan terlatih dengan baik dan memiliki pengalaman yang kaya
dibidangnya, artinya seorang pembelajar telah memperoleh pendidikan formal
serta menguasai berbagai strategi dalam kegiatan belajar mengajar,selain itu
pemelajar yang profesional juga harus menguasai landasan-landasan pendidikan
yang tercantu dalam kompetensi.
Salah satu kewenangan guru adalah menghadapi peserta didiknya, untuk itu ia
harus memiliki kemampuan dan memiliki standar, dengan prinsif mandiri
(otonom) atas keilmuannya. Jadi untuk berprofesi sebagai seorang guru perlu
adanya kekuatan pengakuan formal melalui tiga tahap; yakni; sertifikasi;
regristrasi dan lisensi.
Sertifikasi adalah pemberian sertifikat yang menunjukkan kewenangan
seseorang anggota seperti ijasah tertentu.Menteri Pendidikan akan mengeluarkan
peraturan menteri nomor 18 tahun 2007 yang berisi kebijakan mengenai sertifikasi
guru. Berdasarkan peraturan tersebut, sertifikasi dilaksanakan dalam bentuk
penilaian portofolio yaitu pengakuan atas pengalaman professional guru dalam
bentuk penilaian terhadap kumpulan dokumen yang mendeskripsikan: kualifikasi
akademik, pendidikan dan pelatiahan, pengalaman mengajar, perencanan dan
pelaksanaan pembelajaran, penilaian dari atasan dan pengawas, prestasi akademik,
karya pengenbangan profesi, keikutsertaan dalam forum ilmiah, penglaman
organisasi dibidang kependidikan dan social, dan penghargaan yang relevan
dengan bidang pendidikan.
Regritasi mengacu kepada suatu pengaturan di mana anggota diharuskan
terdaftar namanya pada suatu badan atau lembaga.Lisensi adalah suatu pengaturan
yang menetapkan seseorang memperoleh izin dari yang berwajib untuk
menjalankan pekerjaanya.
B. Profesionalisme Dibangun Oleh Unsur Kompetensi
Seseorang dikatakan kompeten di bidang tertentu adalah sesorang yang
memiliki kecakapan kerja, atau keahlian khusus yang sesuai dengan tuntutan
bidang kerja yang bersangkutan.
1. Kompetensi dasar
Kompetensi yang harus dimiliki untuk bisa hidup bersama di masyarakat, meliputi
:
Kompetensi yang harus dimiliki untuk melakukan suatu pekerjaan atau kegiatan
antara lain :
4. Kompetensi profesional
a. Kompetensi konseptual
Seorang guru mempunyai dasar teori dari pekerjaan yang menjadi konsentrasi
keahliannya Misalnya, seorang dosen Teknologi Pendidikan harus menguasai
teori dasar dari ilmu Teknologi Pendidikan, sehingga ia dapat menjalankan
tugasnya sebagai dosen Teknologi Pendidikan dengan profesional.
b. Kompetensi teknis
c. Kompetensi kontekstual
Seorang guru memahami landasan sosial, ekonomi, budaya profesi dan
menjaga kelestarian lingkungan hidup yang dikerjakan sesuai konsentrasi
keahliannya
d. Kompetensi adaptif
e. Kompetensi interpersonal
a. Secara akademik
Pekerjaan guru adalah pekerjaan yang bersifat profesi. Secara sederhana pekerjaan
yang bersifat profesi adalah pekerjaan yang hanya dilakukan oleh mereka yang
secara khusus disiapkan untuk itu dan bukan untyuk pelajaran laian.Untuk
menciptakan tenaga –tenaga profesional tersebut pada dasarnya disekolah dibina
dan dikembangkan dari sebagai segi diantaranya:
Segi toritis yaitu dilembaga atau sekolah - sekolah keguruan yang membina
dan menciftakan tenaga-tenaga profesional ini diberikan ilmu - ilmu
pengetahuan selain ilmu pengetahuan yang harus disampaikan kepada anak
didik,juga diberikan ilmu –ilmu pengetahuan khusus unuk menunjang
kepropfesionalannya sebagai guru yang berupa ilmu mendidik, ilmu jiwa ,
didaktik metodik administrasi pendidikan dan sebagainya.
Segi praktis yaitu secara praktis dapat diartikan dengan berdasarkan praktek
adalah cara melakukan apayang tersebut dalam teori ( W.J.S. Porwadarminta
1999:99 )
b. PengalamanBelajar
Dalam menghadapi anak didik tidaklah mudah untuk mengorganisir mereka,
dan hal tersebut banyak menjadi keluhan, serta banyak pula dijumpai guru
yang mengeluh karena sulit untuk menciptakan suasana kegiatan belajar
mengajar yang menyenangkan dan menggairahkan. Hal tersebut dikarenakan
guru kurang mampu untuk menguasai dan menyesuaikan diri terhadap proses
belajar mengajar yang berlangsung.
c. Mencintai profesi sebagai guru
Rasa cinta tumbuh dari naluri kemanusiaan dan rasa cinta akan mendorong
individu untuk melakukan sesuatu sebagai usaha dan pengorbanan. Seseorang
yang melakukan sesuatu dengan tanpa adanya rasa cinta biasanya orang yang
keadaannya dalam paksaan orang lain, maka dalam melaksanakan hak nya itu
dengan merasa terpaksa. Dalam melakukan sesuatu akan lebih berhasil apabila
disertai dengan adanya rasa mencintai terhadap apa yang di nyatakan itu.
d. Berkepribadian
Secara bahasa kepribadian adalah keseluruhan sifat- sifat yang merupakan
watak seseorang. Dalam proses belajar mengajar kepribadian seorang guru ikut
serta menentukan watak kepada siswanya. Dalam proses belajar mengajar
kepribadian seorang guru sangat menentukan terhadap pembentukan
kepribadian siswa untuk menanamkan akhlak yang baik sebagai umat
manusia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Guru adalah suatu sebutan bagi jabatan, posisi, dan profesi bagi seseorang yang
mengabdikan dirinya dalam bidang pendidikan melalui interaksi edukatif secara
terpola, formal, dan sistematis. Dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru
dan Dosen (pasal 1) dinyatakan bahwa: “Guru adalah pendidik professional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengrahkan, melatih,
menilai dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal, pada
jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah”. Guru professional akan
tercermin dalam penampilan pelaksanaan tugas-tugas yang ditandai dengan
keahlian baik dalam materi maupun metode pembelajaran. Keahlian yang dimiliki
oleh guru profesional adalah keahlian yang diperoleh melalui suatu proses
pendidikan dan pelatihan yang diprogramkan secara khusus. Keahlian tersebut
mendapat pengakuan formal yang dinyatakan dalam bentuk sertifikasi, akreditasi,
dan lisensi dari pihak yang berwenang (dalam hal ini pemerintah dan organisasi
profesi).
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA