Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat.
Pendidikan adalah hal mutlak yang ada dalam kehidupan. Tanpa pendidikan
maka masyarakat dan individu akan terus terbelenggu dalam kebodohan dan
kevakuman sehingga sulit untuk berbuat sesuatu yang berguna demi meningkatkan
kualitas diri. Pendidikan bisa dilakukan oleh lembaga formal dan informal. Lembaga
formal penyelenggara pendidikan meliputi lembaga-lembaga pendidikan yang
terdaftar. Lembaga informal dimulai dari pendidikan orang tua dan lainnya diluar
pendidikan formal. Pendidikan formal akan sangat berperan penting dalam
membentuk kepribadian dan kualitas individu. Seorang tenaga pendidik yang melatih
dan mendidik individu harus benar-benar terlatih. Dengan kata lain seorang pendidik
harus profesional.
Pendidikan merupakan permulaan untuk meraih sesuatu yang berguna dengan
ketentuan bahwa apa yang telah diberikan mesti diajarkan dengan secara moral dapat
di pertanggungjawabkan. Itu berarti bahwa pendidikan harus diselenggarakan untuk
memperoleh keadaan yang lebih baik dan berkembang dengan mengolah berbagai
kemampuan yang membedakan manusia dari mahluk hidup lainnya.
Tajamnya persaingan dalam aspek kehidupan, menuntun setiap manusia
mampu mengadaptasikan diri terhadap segala perubahan yang terjadi. Komponen
utama yang sangat berperan adalah kualitas sumber daya manusia. Seiring dengan
berkembangnya pengetahuan dan teknologi, hal tersebut berbanding lurus dengan
perubahan kehidupan yang begitu pesat. Artinya manusia dibutuhkan kecakapan diri,
baik dari pola pikir, perilaku serta keterampilan yang memadai untuk menyesuaikan
perubahan tersebut.
Salah satu strategi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah
memposisikan sektor pendidikan sebagai alat utama dalam pembangunan.

1
Dalam pendidikan selalu ada unsur pendidik dan peserta didik. Pendidik
dalam pendidikan jalur formal yaitu guru. Guru sebagai pemangku tanggung jawab
dalam proses pembelajaran harus mengerti dan memahami bagaimana berprilaku
sebagai contoh untuk anak didiknya.
Guru sebagai profesi menjadi tenaga pendidik yang diharuskan memiliki
kompetensi-kompetensi tertentu seperti kompetensi paedagogik, kompetensi
profesional, kompetensi personal dan kompetensi sosial. Semua kompetensi itu
berkaitan dengan upaya peningkatan kualitas dan keprofesionalan guru.
Pekerjaan menjadi seorang guru itu bukan hanya sekedar bekerja, namun guru
itu sebagai profesi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan guru sebagai tenaga profesi ?
2. Bagaimana yang dimaksud dengan mengajar sebagai profesi profil ?
3. Apa saja persyaratan guru ?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan guru sebagai tenaga profesi.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan mengajar sebagai profesi profil.
3. Untuk mengetahui apa saja persyaratan guru.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Guru Sebagai Tenaga Profesi


Secara definisi kata “guru” bermakna sebagai pendidik profesional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal. Tugas utama itu akan
efektif jika guru memiliki derajat profesionalitas tertentu yang tercermin dari
kompetensi, kemahiran, kecakapan, atau keterampilan yang memenuhi standar mutu
atau norma etik tertentu. Definisi guru tidak termuat dalam UU No. Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), dimana dalam UU ini profesi guru
dimasukkan kedalam rumpun pendidik.
Sesungguhnya guru dan pendidik merupakan dua yang bisa berbeda
maknanya.kata pendidik (Bahasa Indonesia) merupakan padanan dari kata educator
(Bahasa Inggris). Didalam Kamus Webster kata Educator berarti educationist atau
educationalist yang padanannya dalam bahasa Indonesia adalah pendidik, spesialis
dibidang pendidikan, atau ahli pendidikan. Kata guru (Bahasa Indonesia) merupakan
padanan dari kata teacher (Bahasa Inggris). Didalam Kamus Webste, kata teacher
bermakna sebagai “ The person who teach, esspecially in school” atau guru adalah
seseorang yang mengajar, khususnya di sekolah.
Kini penyandang profesi guru telah mengalami perluasan perspektif dan
pemaknaanya. Dalam peraturan pemerintah (PP) No. 74 Tahun 2008 tentang guru,
sebutan guru mencakup: (1) guru itu sendiri, baik guru kelas, guru bidang study
maupun bimbingan dan konseling atau guru bimbingan karir; (2) guru dengan tugas
tambahan sebagai kepala sekolah; dan (3) guru dalam jabatan pengawas. Sebagai
perbandingan atas “cakupan” sebutan guru ini, di Filipina, seperti tertuang dalam
Republic Act 7784, kata guru (teachers) dalam makna luas adalah semua tenaga
kependidikan yang menyelenggarakan tugas-tugas pembelajaran dikelas untuk
beberapa mata pelajaran di kelas untuk beberapa mata pelajaran, termaksud praktik
atau seni vokasional pada jenjang pendidikan dasar dan menengah (elementary and
secondary level). Istilah guru juga mencakup individu-individu yang melakukan tugas
bimbingan dan konseling, supervisi pembelajan di institusi pendidikan atau sekolah-
sekolah negeri dan swasta, teknisi sekolah, administrator sekolah, dan tenaga layanan
bantu sekolah (supporting staf) untuk urusan administratif, guru juga bermakna

3
lulusan pendidikan yang telah lul;us ujian negara (goverment examination) untuk
menjadi guru meskipun secara aktual belum menjadi guru.
Secara formal untuk menjadi profesional guru, kepala sekolah, pengawas, dan
beberapa jenis tenaga kependidikan lainnya disyaratkan memenuhi kualifikasi
akademik minimum dan bersertifikat pendidik atau sertifikat lainnya yang relavan.
Guru-guru yang emenuhi kriteria profesional yang akan mampu menjalankan fungsi
utamanya secara efektif dan efisien untuk mewujudkan proses pendidikan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, yakni berkembangnya
potensi pesrta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang
demokratis dan bertanggung jawab.
Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur
pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundangan-undangan.
Kedudukan guru sebagai tenaga profsional dimaksud berfungsi untuk meningkatkan
martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan
ilmu pengetahuan.
Kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan
sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu
berkembangnya potensi pesrta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi
warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Pengakuan kedudukan guru
sebgai tenaga profesional itu dibuktikan dengan sertifikat pendidik. Pengakuan yang
sama juga berlaku untuk untuk tenaga kependidikan yang lain yang berpredikat
profesional, meski keharusan memiliki sertifikat tidak selalu identik denga sertifikat
identik dengan sertifikat pendidik yang diwajibkan kepada guru.
Untuk memenuhi kriteria profesionl itu, guru harus menjalani profesionalisasi
atau proses menuju derajat profesional yang sesungguhnya secara teru menerus,
termaksud kompetensi mengelola kelas. Didala UU Nomor 74 Tahun 2008 dibedakan
antara pembinaan danpengemnangan potensi guru yang belum dan yang sudah
berkualifikasi S-1 atau D-IV.
Pengembangan dan peningkatan kualifikasi akademik bagi guru yang belum
memenuhi kualifikasi S-1 atau program D-IV dilakukan melalui pendidikan tinggi
program S-1 atau program D-IV pada perguruan tinggi yang menyelenggarakan

4
program pendidikan tenaga kependidikan dan/atau program pendidikan
nonkependidikan yang terakreditasi.
Pengembangan dan peningkatan kompetensi bagi guru yang sudah memiliki
sertifikat pendidik dilakukan dalam rangka menjaga agar kompetensi keprofesiannya
tetap sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya
serta olahraga.pengembangan dan peningkatan kompetensi dimaksud dilakukan
melalui sistem pembinaan dan pengembangan keprofesian guru berkelanjutan yang
dikaitkan dengan peroleh angka kredit jabatan fungsional.
Pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru (P3KG) kadang kadang
juga berlaku bagi tenaga kependidikan lainnya meliputi pembinaan kompetensi
pedagogik kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
P3KG termasuk juga pengawas sekolah yang dilakukan melalui jabatan fungsional.
Sementara itu pembinaan dan pengembangan karier meliputi penugasan , kenaikan
pangkat dan promosi. Upaya pembinaan dan pengembangan karier guru ini harus
sejalan dengan jenjang jabatan fungsional mereka. Pola pembinaan dan
pengembangan profesi dan karier guru tersebut diharapkan dapat menjadi acuan bagi
institusi terkait pelaksanaan pembinaan profesi dan karier guru.
Pengembangan profesi dan karier tersebut diarahkan untuk meningkatkan
kompetensi dan kinerja guru dalam rangka pelaksanaan dan proses pendidikan serta
pembelajaran di kelas dan di luar kelas. Upaya peningkatan kompetensi dan
profesionalitas ini tentu harus sejalan dengan upaya untuk memberikan penghargaan,
peningkatan kesejahteraan dan perlindungan terhadap guru.

B. Mengajar Sebagai Profesi Profil


Profesi pada hakekatnya adalah sikap yang bijaksana yaitu pelayanan dan
pengabdian yang dilandasi oleh keahlian, kemampuan, teknik dan prosedur yang
mantap diiringi sikap kepribaadian tertentu. Profesi juga bisa dikatakan sebagai
pelayanan jabatan yang bermanfaat dan bernilai bagi masyarakat sebagai suatu
spesialisasi dari jabatan intelektualyang diperoleh melalui ilmu pengetahuan teoritis
secara terstruktur.
Pasal 1 butir 1 UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
menjelaskan bahwa “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta

5
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah”.
Senada dengan itu, secara implisit, dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan, bahwa guru adalah : tenaga
profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran,
menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan
tinggi (pasal 39 ayat 1).
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi
Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru Dan Angka
Kreditnya menjelaskan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah.
Profesi guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang berdasarkan prinsip-
prinsip sebagai berikut:
1. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme;
2. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,
ketakwaan, dan akhlak mulia;
3. Memiliki kualifikasi pendidikan dan latar belakang pendidikan sesuai dengan
bidang tugas;
4. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas;
5. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan;
6. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja;
7. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat;
8. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan; dan
9. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal
yang berkaitan dengan keprofesian bagi guru.

Guru sebagai suatu profesi adalah suatu hal yang membanggakan. Sudah
selayaknya seorang guru mampu memprofesionalkan dirinya dengan mengikuti
berbagai pendidikan dan pelatihan agar semakin mampu memperluas wawasan dan

6
pengetahuan yang semakin mendalam. Dalam hal ini pemerintah harus
mempersiapkan berbagai macam rencana dan fasilitas untuk mendukung pelatihan
dan pendidikan guru sehingga akan lebih mudah bagi guru untuk meningkatkan
kinerjanya.
Profesi guru merupakan kemampuan yang tidak dimiliki oleh warga masyarakat
pada umumnya yang tidak pernah mengikuti pendidikan keguruan. Ada beberapa
peran yang dapat dilakukan guru sebagai tenaga pendidik, antara lain:
1. Sebagai pekerja profesional dengan fungsi mengajar, membimbing, dan
melatih
2. Pekerja kemanusiaan dengan fungsi dapat merealisasikan seluruh kemampuan
kemanusiaan yang dimiliki
3. Sebagai petugas kemashalatan dengan fungsi mengajar dan mendidik
masyarakat untuk menjadi warga negara yang baik.

Profil guru yang ideal adalah sosok yang mengabdikan diri berdasarkan
panggilan jiwa, panggilan hati nurani, bukan karena tuntutan uang belaka, yang
membatasi tugas dan tanggung jawabnya sebatas dinding sekolah. Tapi jangan hanya
menuntut pengabdian guru, kesejahteraannya juga patut ditingkatkan. Guru yang ideal
selalu ingin bersama anak didik di dalam dan di luar sekolah. 1

C. Persyaratan Guru

Guru adalah pendidik professional karena secara implisit ia telah merelakan


dirinya menerima dan memikul sebagian amanah pendidikan yang terpikul di pundak
orang tua. Ini berarti bahwa orang tua telah memberikan amanah atau sebagian
tanggung jawabnya kepada guru. Orang tua tidak mungkin menyerahkan anaknya
kepada sembarang guru yang tidak professional.

Dalam undang-undang no.20 Tahun 2003 dan peraturan pemerintah RI No. 19


Tahun 2005 bab VI tentang standar pendidik dan tenaga kependidikan memuat
tentang persyaratan menjadi guru seperti dimuat pada pasal 28, yaitu :

a. guru harus memliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agent


pembelajaran, sehat jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasioanal.

1
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, ( Jakarta : Rineka Cipta,
2010 ), hlm, 42.

7
b. kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tingkat pendidikan
minimal yang harus dipenuhi oleh seseorang guru yang dibuktikan dengan ijazah
dan/ atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang undangan
yang berlaku.
c. kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi :
a) kompetensi pedagogic
b) kompetensi kepribadian
c) kompetensi professional
d) kompetensi sosial
d. seseorang yang tidak memiliki ijazah dan/atau sertifikat keahlian sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) tetapi memiliki keahlian khusus yang diakui dan
diperlukan dapat diangkat menjadi guru setelah melewati uji kelayakan dan
kesetaraan. Sehubungan dengan hal diatas maka persyaratan tersebut, harus
dibandingkan dengan persyaratan lainnya dalam pendidikan islam. Kalau perlu
disempurnakan.
Beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik, diantaranya
adalah menguasi bidang pelajaran yang diasuh, menjadi teladan dalam perkataan dan
perbuatan, mampu mengamalkan apa-apa yang diajarkan, berperan sebagai pelanjut
perjuangan para nabi, memiliki keluhuran akhlak dan tingkat pendidikan, saling
membantu dengan sesame pendidik, mengakui suatu kebenaran sebagai hal yang
utama, senantiasa berlaku jujur dalam bertutur, dan berhias diri dengan sifat sabar
dalam setiap hal.
Menjadi guru berdasarkan tuntutan hati nurani tidaklah semua orang dapat
melakukannya, karena orang harus merelakan sebagian besar dari seluruh hidup dan
kehidupannya mengabdi kepada negara dan bangsa guna mendidik anak didik
menjadi manusia susila yang ckap, demokratis dan bertanggung jawab atas
pembangunan dirinya dan pembangunan bangsa dan negara. Menurut Prof. Dr.Zakiah
Drajat ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi sebagai seorang guru yaitu :
1. Takwa kepada Allah swt.
Guru, sesuai dengan tujuan ilmu pendidikan islam, tidak mungkin mendidik anak
didik agar bertakwa kepada Allah, jika ia sendiri tidak bertakwa kepada-Nya.sebab ia
adalah teladan bagi anak didiknya sebagaimana Rasulullah saw. menjadi teladan bagi
umatnya. sejauhnya seorang guru mampu memberi teladan bagi yang baik kepada

8
semua anak didiknya, sejauh itu pulalah ia diperkirakan akan berhasil mendidik
mereka agar menjadi generasi penerus bangsa yang baik dan mulia.
2. Berilmu
Dalam pendidikan yang dilaksanakan dalam keadaan normal ada patokan bahwa
makin tinggi pendidikan guru makin baik pendidikan dan pada gilirannya makin
tinggi pula derajat masyarakat.
3. Sehat Jasmani
Menjadi salah satu bagi mereka yang melamar menjadi seorang guru. Dikarenakan
guru yang memiliki penyakit menular, umpamanya, sangat membahayakan kesehatan
anak-anak. Disamping itu guru yang berpenyakit tidak akan bergairah untuk
mengajar. Guru yang sakit-sakitan juga kerapkali harus absen dan tentunya merugikan
anak-anak didiknya.
4. Berkelakuan Baik
Diantara tujuan pendidikan yaitu membentuk akhlak mulia pada diri pribadi anak
didik dan ini hanya mungkin bisa dilakukan jika pribadi guru berakhlak mulia pula.
Guru yang tidak memiliki akhlak mulia tidak akan mungkin dipercaya untuk
mendidik.2

Abudin Nata, secara garis besar menjelakan ada tiga syarat khusus untuk profesi
untuk seorang pendidik, yaitu :

1. seorang guru yang professional harus menguasai bidang ilmu pengetahuan yang
akan diajarkannya dengan baik. Ia benar-benar seorang ahli dalam bidang ilmu yang
diajarkannya. Selanjutnya karna bidang pengetahuan apapun juga mengalami
perkembangan, maka seorang guru juga harus terus menerus meningkatkan dan
mengembangkan ilmu yang diajarkannya, sehingga tidak ketinggalan zaman. Untuk
itu seorang guru harus terus menerus melakukan penelitian menggunakan berbagai
macam metode.
2. Seorang guru yang profesioanal harus memiliki kemampuan menyampaikan atau
mengajarkan ilmu yang dimilikinya (transfer of knowledge) kepada murid-muridnya
secara efektif dan efisien. Untuk ini, seorang guru harus memiliki ilmu keguruan
yang dahulu terdiri dari 3 bidang keilmuan yaitu pedagogic, didaktik, dan metodik.

2
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, ( Jakarta : Rineka Cipta,
2010 ), hlm 34.

9
3. seorang guru yang professional harus berpegang teguh pada kode etik profesi. Kode
etik disini lebih dikhususkan lagi tekanannya pada pelunya memiliki akhlak yang
mulia. Dengan akhlak mulia, seorang guru akan dijadikan panutan, contoh dan
teladan. Dengan demikian ilmu yang diajarkan atau nasihat yang diberikan kepada
siswa akan didengarkan dan dilaksanakan dengan baik.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat kita simpulkan yaitu sebagai berikut :
1. Secara definisi kata “guru” bermakna sebagai pendidik profesional dengan tufgas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal.
2. Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan
dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan
formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundangan-undangan.
Kedudukan guru sebagai tenaga profsional dimaksud berfungsi untuk
meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran berfungsi
untuk meningkatkan ilmu pengetahuan.
3. Profesi guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang berdasarkan prinsip-
prinsip sebagai berikut:
 Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme;
 Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,
ketakwaan, dan akhlak mulia;
 Memiliki kualifikasi pendidikan dan latar belakang pendidikan sesuai dengan
bidang tugas;
 Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas;
 Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan;
 Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja;
 Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat;

10
 Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan; dan
 Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal
yang berkaitan dengan keprofesian bagi guru.
4. Profil guru yang ideal adalah sosok yang mengabdikan diri berdasarkan panggilan
jiwa, panggilan hati nurani, bukan karena tuntutan uang belaka, yang membatasi
tugas dan tanggung jawabnya sebatas dinding sekolah.
5. Menjadi guru berdasarkan tuntutan hati nurani tidaklah semua orang dapat
melakukannya, karena orang harus merelakan sebagian besar dari seluruh hidup
dan kehidupannya mengabdi kepada negara dan bangsa guna mendidik anak didik
menjadi manusia susila yang ckap, demokratis dan bertanggung jawab atas
pembangunan dirinya dan pembangunan bangsa dan negara.
6. Dalam undang-undang no.20 Tahun 2003 dan peraturan pemerintah RI No. 19
Tahun 2005 bab VI tentang standar pendidik dan tenaga kependidikan memuat
tentang persyaratan menjadi guru seperti dimuat pada pasal 28.

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini, penyusun menyadari masih banyak kekurangan
baik dari tulisan ataupun bahasan yang penyusun sajikan. Mungkin karena
keterbatasan sumber materi dan masih kurangnya kemampuan dari penyusun. Oleh
karena itu, penyusun mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari
pembaca, yang dapat dijadikan acuan dalam pembuatan makalah berikutnya.

11

Anda mungkin juga menyukai