Anda di halaman 1dari 14

BAB II

KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi teori
1. Kompetensi Guru
Para ahli memberikan definisi yang variatif terhadap pengertian
kompetensi guru. Perbedaan pandangan tersebut cenderung muncul dalam
redaksional dan cakupannya. Sedangkan inti dasar pengertiannya memiliki
sinergisitas antara pengertian satu dengan yang lainnya. Kompetensi guru
dinilai berbagai kalangan sebagai gambaran profesional atau tidaknya
tenaga pendidik (guru). Bahkan kompetensi guru memiliki pengaruh
terhadap keberhasilan yang dicapai peserta didik.
Menurut kamus Umum Bahasa Indonesia (WJS. Purwadarnita)
kompetensi berarti kewenangan kekuasaan untuk menentukan atau
memutuskan sesuatu hal. Pengertian dasar kompetensi yakni kemampuan
atau kecakapan. Yang dimaksud kompetensi guru dalam penelitian ini
adalah kompetensi guru yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial.

Menurut Nana Sudjana memahami kompetensi sebagai suatu


kemampuan yang disyaratkan untuk memangku profesi. Senada dengan
Nana Sudjana, Sardiman mengartikan Kompetensi adalah kemampuan
dasar yang harus dimiliki seseorang berkenaan dengan tugasnya. Kedua
definisi tersebut menjelaskan bahwa kompetensi adalah kemampuan dasar
yang harus dimiliki oleh seseorang, dalam hal ini oleh guru.
Jadi kompetensi merupakan sesuatu kemampuan, kewenangan,
kekuasaan, dan kecakapan yang dimiliki oleh seseorang dalam
melaksanakan suatu kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya untuk
menentukan suatu tujuan.
Menurut Peraturan Pemerintah Guru adalah jabatan fungsional, yaitu
kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan
hak seorang PNS dalam suatu organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya

7
8

didasarkan keahlian atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri.


Menurut Keputusan Men.Pan Guru adalah Pegawai Negeri Sipil yang
diberi tugas, wewenang dan tanggung jawab oleh pejabat yang berwenang
untuk melaksanakan pendidikan di sekolah.

Menurut Undang-undang No. 14 tahun 2005 Guru adalah pendidik


profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.
Peranan guru dalam membimbing belajara siiswa akan berdampak luas
terhadap kehidupan serta perkembangan masyarakat pada umumnya
(jabatan guru bersifat strategis), kita juga sepakat bahwa guru hendaknya
mampu ber[eran langsung secara positif dalam kehidupan di masyarakat
(diluar tugas persekolahan), tetapi hendaknya kita juga realistis untuk tidak
menuntut beban kerja, tanggung jawab moral, dan pengorbanan yang
berlebihan dari para guru. Untuk membantu kejelasan tentang persepsi kita
sehubungan siapa guru itu dan apa peran sosialnya sebagai berikut :
a. Guru diharap mampu berperan sebagai agen pembagharuan sosial
(mampu menyebarluaskan kebenaran, kecakapan kerja baru, dan nilai-
nilai luhur), bak melalui jalur pendidikan sekolah maupun melalui
peran sosialnya diluar jalur sekolah(dalam kehidupan bermasyarakat
sehari-hari)
b. Guru diharap mampu bertindak sebagai organisator pengajaran,
menjadi fasilitator mengajar siswa (segala bantuannya memudahkan
serta memperkaya hasil belajar siswa), dan dalam hal yang teknis (didaktis-
metodis) guru tersebut mampu membing belajar siswa. Tolak ukur dari usaha
pembelajaran tersebut adalah sejauh mana siswa dapat belajar untuk mencapai
tujuan (hasil) secara efektif –efisien. Dengan kata lain guru ikut bertanggung
jawab atas keberhasilan belajar siswa, dalam hal ini tetap diakui bahwa sisw
mesti aktif dan bertanggung jawab dalam proses serta hasil belajar yang
dicapainya.
9

c. Sebagai perluasan dari tugas keguruan diatas, lebih-lebih yang


berhubungan dengan tindak susila, seorang guru mesti pantas menjadi
teladan bagi siswa dan sesama warga masyarakat di lingkungannya.
d. Guru bertanggung jawa secara profesinal untu secara terus- menerus
meningkatkan kecakapan keguruannya baik yang menyangkut dasar
keilmuan,keckapan-kecakapan teknis- didaktis, maupun sikap
keguruannya, pengembangan kecakapan keguruan menuntut keaktifan
guru yang bersangkutan dan adanya bantuan dari pihak-pihak lain yang
terkait (in-service- training)
Kompetensi guru merupakan seperangkat pengetahuan, ketrampilan,
dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan.

Kompetensi guru juga merupakan kemampuan seorang guru dalam


melaksanakan kewajiban-kewajiban secara bertanggung jawab dan layak.
Dengan gambaran pengertian tersebut, dapatlah disimpulkan bahwa
kompetensi guru adalah kemampuan dan kewenangan guru dalam
melaksanakan profrsi keguruannya.
Kompetensi keguruan menunjuk kuantitas serta kualitas layanan
pendidkan yang dilaksanakan oleh guru yang bersangkutan secara
terstandart. Masalah-masalah yang muncul sehubungan dengan analisis
keguruan ini, adalah apa isis kompetensi keguruan tersebut, kapan
seseorang guru muda dinyatakan telah menguasai kompetensi
keguruannya, baagaimana mengukur serta menilai kepantasan penguasaan
kompetensi keguruan tersebut, bagaimana mengelola pendidikan pra-
jabatan guru yang baik, dan bagaimana membantu guru untuk
memperkembangkan kompetensinya lebih lanjut (setelah ia bertugas
sebagai guru) pertanyan lain yang juga diketengahkan adalah apa dampak
sosial yang akan terjadi, baik bagi siswa maupun masyarakat pada
umumnya, jika guru tidak menguasai kompetensi keguruannya secara
terstandart atau sebaliknya.
10

Jadi pengertian dari kompetensi guru adalah orang yang profesinya atau
pekerjaannya mengajar dan memiliki kemampuan dan kewenangan dalam
melaksanakan profesi keguruannya. Selain itu, kompetensi guru
merupakan kemampuan atau kesanggupan guru dalam melaksanakan
tugasnya, melaksanakan proses belajar mengajar, kemampuan atau
kesanggupan untuk benar-benar memiliki bekal pengetahuan dan
keterampilannya sesuai dengan sebaik-sebaiknya.
Makna penting kompetensi dalam dunia pendidikan didasarkan atas
keseimbangan rasional, bahwasannya proses pembelajaran merupakan
proses yang rumit dan kompleks. Ada beragam aspek yang saling
berkaitan dan memengaruhi berhasil atau gagalnya kegiatan pembelajaran.
Banyak guru yang telah bertahun-tahun mengajar, tetapi sebenarnya
kegiatan yang dilakukan tidak banyak memberikn aspek perubahan positif
dalam kehidupan siswanya. Sebaliknya, ada juga guru yang relatif baru
namun telah memberikan kontribusi konkrit kearah kemajuan dan
perubahan positif pada diri siswa.
Macam-macam Kompetensi Guru
Kompetensi keguruan meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Sesuai
dengan penelitian yang dilakukan peneliti hanya membatasi pada
pembahasan kompetensi pedagogic guru, sebagai berikut:

Kompetensi pedagogik adalah pemahaman guru terhadap anak didik,


perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan anak didik untuk mengaktualisasikan sebagai kompetensi
yang dimilikinya. Kompetensi pedagogik ini juga sering dimaknai sebagai
kemampuan mengelola pembelajaran, yang mana mencakup tentang
konsep kesiapan mengajar, yang ditunujkkan oleh penguasaan
pengetahuan dan keterampilan mengajar.
Sub kompetensi dalam kompetensi Pedagogik adalah :
1) Memahami peserta didik secara mendalam yang meliputi memahami
peserta didik dengan memamfaatkan prinsip- prinsip perkembangan
11

kognitif, prinsip-prinsip kepribadian, dan mengidentifikasi bekal ajar


awal peserta didik.
2) Merancang pembelajaran,teermasuk memahami landasan pendidikan
untuk kepentingan pembelajaran yang meliputi memahmi landasan
pendidikan, menerapkan teori belajar dan pembelajaran, menentukan
strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik,
kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar, serta menyusun
rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih.
3) Melaksanakan pembelajaran yang meliputi menata latar ( setting)
pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.

Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran yang meliputi


merancang dan melaksanakan evaluasi (assessment) proses dan hasil
belajar secara berkesinambungan denga berbagai metode,menganalisis
hasil evaluasi proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat
ketuntasan belajar (mastery level), dan memamfaatkan hasil penilaian
pembelajaran untuk perbaikan kualitas program pembelajaran secara
umum.
4) Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensinya meliputi memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan
berbagai potensi akademik, dan memfasilitasipeserta didik untuk
mengembangkan berbagai potensi nonakademik.

2. Media Pembelajaran
Pengertian media mengarah pada sesuatu yang dapat meneruskan
informasi (pesan) antara sumber (pemberi pesan) dan penerima pesan.
Media merupakan segala bentuk dan saluran yang digunakan
menyampaikan pesan atau informasi (AECT dalam Arsyad, 2011). Masih
dari sudut pandang yang sama, Kemp dan Dayton (1985:3),
mengemukakan bahwa peran media dalam proses komunikasi adalah
sebagai alat pengirim (transfer) yang mentransmisikan pesan dari pengirim
(sender) kepada penerima pesan atau informasi (receiver) (Kartika, 2008).
12

Sejalan dengan hal tersebut Munadi (2012) menyatakan bahwa “media


merupakan segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan
pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar
yang kondusif di mana penerimanya dapat melakukan proses belajar
secara efisien dan efektif”.
Media memiliki peran yang sangat penting dalam pendidikan sebagai
suatu sarana atau perangkat yang berfungsi sebagai perantara atau saluran
dalam suatu proses komunikasi antara komunikator dan komunikan
(Asyar, 2011). Media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan
sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran (Djamarah,
2002). Di mana media dapat menampilkan informasi melalui suara,
gambar, gerakan dan warna, baik secara alami maupun manipulasi,
sehingga membantu guru untuk menciptakan suasana belajar menjadi lebih
hidup, tidak monoton dan tidak membosankan.
Media pembelajaran dapat dikatakan sebagai alat bantu pembelajaran,
yaitu segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan peserta didik
sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini masih
cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan,
manusia dan metode yang digunakan untuk tujuan pembelajaran.
Gagne dan Briggs (1975) dalam Arsyad (2011:4) mengemukakan
bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan
untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain
buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide
(gambar bingkai), foto gambar, grafik, televisi, dan komputer. Media
pembelajaran adalah semua alat (bantu) atau benda yang digunakan dalam
pembelajaran, dengan maksud untuk menyampaikan pesan (informasi)
pembelajaran dari sumber (pendidik maupun sumber lain) kepada
penerima (peserta didik). Secara umum media pembelajaran memiliki
peran sebagai berikut:
a. Memperjelas penyajian pesan pembelajaran agar tidak terlalu bersifat
13

verbal.
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra.
c. Penggunaan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat
mengatasi sikap pasif peserta didik.
d. Menjadikan pengalaman manusia dari abstrak menjadi konkret.
e. Memberikan stimulus dan rangsangan kepada peserta didik untuk
belajar secara aktif.
f. Dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik sehingga dapat
meningkatkan prestasi belajar.
Media pembelajaran biasanya dipahami sebagai benda-benda yang
dibawa masuk ke ruang kelas untuk membantu efektivitas proses belajar
mengajar. Pemahaman sempit ini dipengaruhi oleh pandangan cognitivism
yang melihat proses belajar sebagai transfer pengetahuan dari pengajar ke
peserta didik yang kebanyakan berlangsung dalam ruang kelas. Jika
menggunakan pandangan constructivism maka pengertian belajar dan
media pembelajaran menjadi lebih luas. Media pembelajaran tidak terbatas
pada apa yang digunakan pengajar di dalam kelas, tetapi pada prinsipnya
meliputi segala sesuatu yang ada di lingkungan peserta didik dimana
mereka berinteraksi dan membantu proses belajar mengajar.
Secara umum media pembelajaran dapat dikelompokan menjadi
empat yaitu:
a. Media Visual, yaitu suatu jenis media yang semata-mata hanya
memanfaatkan indera penglihatan peserta didik untuk menyampaikan
pesan pembelajaran. Dengan demikian penggunaan media pembelajaran
ini tergantung dari kemampuan penglihatan peserta didik. Sebagai
contoh: media cetak, seperti buku, modul, jurnal, poster, dan peta;
model seperti globe bumi dan miniatur; dan media realitas alam sekitar.
b. Media Audio, yaitu jenis media pembelajaran dengan hanya melibatkan
indera pendengaran peserta didik. Pesan dan informasi yang
diterimanya adalah berupa pesan verbal seperti bahasa lisan dan pesan
nonverbal dalam bentuk bunyi-bunyian, musik, dan bunyi tiruan.
14

c. Media audio-visual, adalah jenis media yang digunakan dalam kegiatan


pembelajaran dengan melibatkan indera penglihatan dan indera
pendengaran dalam suatu proses atau kegiatan. Pesan dan informasi
yang dapat disalurkan melalui media ini dapat berupa pesan verbal dan
nonverbal yang mengandalkan baik penglihatan maupun pendengaran.
Sebagai contoh film, program TV dan video.
Multimedia, yaitu media yang melibatkan beberapa jenis media secara
terintegrasi dalam suatu kegiatan pembelajaran. Secara sederhana, Meyer
(2009) dalam Asyhar (2011). Mendefinisikan multimedia sebagai media
yang menghasilkan bunyi dan teks. Sementara Martin (2010) dalam
Asyhar (2011) membedakan multimedia dan audiovisual. Video
Konferensi dan video caset termasuk kedalam media audio visual dan
aplikasi komputer interaktif dan non interaktif merupakan beberapa contoh
multimedia.

3. Media Powerpoint Interaktif


Program Microsoft Power Point berguna untuk membuat dokumen
dengan format slide. Biasanya, program komputer satu ini dipakai untuk
kebutuhan presentasi, mengajar, atau membuat animasi secara sederhana.
Kehadiran program ini menggeser proyektor sebagai cara presentasi model
lama.
Dengan bantuan Power Point, presentasi menjadi mudah dan menarik.
Sebab, sudah tersedia template yang bisa diterapkan pada bahan dokumen
yang hendak dipresentasikan. Selain itu, beberapa template yang
disediakan secara online bertebaran dimana-mana.
Sebelum bernama Microsoft Power Point, program ini bernama Inc.
yang dikembangkan Bob Gaskins dan Dennis Austin dengan perusahaan
Forethought. Tanggal 31 Juli 1987, Microsoft mengakuisisi perusahaan ini
dengan harga 14 juta dolar US.
15

Nama program ini pun diubah menjadi Power Point. Tahun 90-an,
Microsoft merilis Power Point 2.0. Sejak saat itu, Power Point menjadi
bagian tidak terpisahkan dari Microsoft Office bersama Word dan Excel.
Fungsi Power Point (PPT)
Seperti disebutkan sebelumnya, Fungsi Microsoft Power Point bisa
digunakan untuk kebutuhan presentasi, mengajar, atau membuat animasi
secara sederhana. Namun, ada beberapa kelebihan dan manfaat yang
dimiliki Power Point untuk mendukung peran dan fungsinya itu,
diantaranya:
Power Point memudahkan pengguna untuk menambahkan audio,
video, gambar/foto, hingga animasi. Hal ini membuat presentasi menjadi
lebih hidup dan menarik.
Slide bisa diatur dan dicetak. Presentasi bisa diakses melalui
perangkat komputer dimanapun, dengan catatan terkoneksi dengan cloud
atau menggunakan penyimpanan berupa USB.
Fitur Power Point
Sebagaimana sebuah program, Power Point juga memiliki bagian-
bagian yang tidak bisa dipisahkan darinya. Berikut bagian-bagian
Microsoft Power Point dan penjelasannya secara lengkap.
• Tombol Office
Tombol Office adalah tombol-tombol yang dipakai dalam mengakses
perintah dasar yang berhubungan dengan dokumen. Contohnya membuat,
membuka, menyimpan, mencetak, dan lain sebagainya.
• Quick Acces Toolbar
Quick Acces Toolbar adalah ikon-ikon yang dipakai dalam mengakses
perintah pengguna secara cepat. Defaultnya, ikon-ikon ini ada tiga ikon –
Save, Undo, Repeat.
•Tab Menu
Tab Menu adalah berisi menu-menu yang menunjukkan perintah-
perintah untuk mengolah sebuah dokumen.
•Title Bar
16

Title Bar adalah nama file dokumen yang sedang dibuka.


• Ribbon
Ribbon adalah menu yang terletak dari perintah-perintah menu utama
program.
• Slides Pane
Slides Paneadalah menu yang dipakai menampilkan thumbnail slide di
dokumen.
•Status Bar
Status Bar adalah menu yang dipakai untuk menunjukkan status
dokumen. Contohnya tema atau jumlah slide yang dipakai dalam slide.
• Notes Pane
Notes Pane adalah menu yang dipakai sebagai penampil catatan dalam
slide.
• Slide Area
Slide Area adalah menu yang dipakai sebagai penampil slide dari
dokumen.
• Tombol View
Tombol View adalah menu yang dipakai sebagai pengatur tampilan
slide.
• Zoom Controls
Zoom Controls adalah menu yang dipakai untuk mengatur ukuran
slide – zoom in memperbesar dan zoom out memperkecil.

Kelebihan dan Kekurangan Microsoft Power Point


Sebagai sebuah produk, Power Point juga memiliki kelebihan dan
kekurangan. Dimana pihak Microsoft selalu mencoba untuk menutupi
kekurangan yang muncul di versi terbaru yang dirilis. Nah, apa saja
kelebihan dan kekurangan dari Power Point?
a. Kelebihan Microsoft Power Point
• Pengguna mudah membuat presentasi slide
• Power Point memiliki beragam tools pembantu
17

• Template bervariasi
• File bisa dieksport ke PDF
• Power Point mempunyai fitur kolaborasi
• Memiliki fitur layanan awan
• Fitur proteksinya sangat bisa diandalkan
b. Kekurangan Microsoft Power Point
• Tidak bisa digunakan di komputer dengan OS lain, khusus Windows
• Harga lisensinya mahal
• Program berat
Media Presentasi Power Point
Media ini dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak presentasi
yang dikembangkan microsoft dalam paket program aplikasi microsoft
office. Dengan menggunakan program aplikasi Microsoft Power Point,
materi pembelajaran dapat ditampilkan dalam bentuk tampilan/visual yang
lebih menarik dan dapat pula disisipkan suara, sehingga menjadi lebih
menarik dan interaktif. Standar ukuran slide yang baik adalah sebagai
berikut :
a. Ukuran Font

Jarak Audien dengan Ukuran


Ukuran font
layar Huruf

10 m 5 mm 20 poin

(10-15) m 10 mm 40 poin

(15-20)m 15 mm 60 poin

b. Jenis Font yang mudah dibaca

 Mudah Di Baca (Gill Sans MT)


 MUDAH DI BACA (Trebuchet MS)
 MUDAH DI BACA (verdana)
18

 Mudah Di Baca (arial)

c. Penegasan atau penekanan pada bagian yang penting

 Bergaris bawah contoh PowerPoint


 Warna pada font contoh PowerPoint
 Tebal font contoh Powerpoint

 Besar ukuran font berbeda contoh Powerpoint

Powerpoint
 Font di blok contoh

Dengan menggunakan bantuan LCD Proyektor materi pembelajaran


dalam bentuk Power Point dapat ditayangkan pada layar sehingga
penyampaian pesan kepada siswa lebih efektif. Media power interaktif
memberikan banyak fitur menarik seperti tema yang dapat disesuaikan
dengan materi, warna dan bentuk tulisan yang menarik serta dapat
menambahkan gambar, video dan efek suara.

4. Metode Bimbingan Berkelanjutan


Pengertian bimbingan berkelanjutan sebagai bantuan yang diberikan
kepada individu untuk dapat memilih, mempersiapkan diri dan memangku
suatu jabatan dan mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya.
Bimbingan membantu individu untuk lebih mengenal berbagai informasi
tentang dirinya sendiri.
Berdasarkan pendapat ahli bahwa bimbingan dilakukan untuk
meningkatkan perwujudan diri individu. Dapat dipahami bahwa
bimbingan membantu individu untuk mengaktualisasikan diri dengan
lingkungannya. Bimbingan adalah petunjuk penjelasan cara mengerjakan
sesuatu, tuntutan.
Dari beberapa pengertian bimbingan di atas, dapat ditarik kesimpulan
19

bahwa bimbingan adalah pemberian bantuan kepada individu secara


berkelanjutan dan sistematis yang dilakukan oleh seorang ahli yang telah
mendapat latihan khusus untuk itu,dimaksudkan agar individu dapat
memahami dirinya, lingkungannya, serta dapat mengarahkan diri dan
menyesuaikan diri dengan lingkungan untuk dapat mengembangkan
potensi dirinya secara optimal untuk kesejahteraan dirinya dan
kesejahteraan masyarakat. Menurut Redaksi Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Edisi Kedua, ”Berkelanjutan adalah berlangsung terus menerus,
berkesinambungan”.
Berdasarkan pengertian bimbingan dan berkelanjutan dapat ditarik
suatu kesimpulan bahwa bimbingan berkelanjutan adalah pemberian
bantuan yang diberikan seorang ahli kepada seseorang atau individu
secara berkelanjutan berlangsung secara terus menerus untuk dapat
mengembangkan potensi dirinya secara optimal dan mendapat kemajuan
dalam bekerja.
Kegiatan Bimbingan berkelanjutan yang dilakukan sasaran utamanya
adalah semua guru yang ada di SDN 2 Jambu Mlonggo Jepara. Tujuan
utamanya adalah supaya guru mampu meningkatkan keterampilan
operasionalnya dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan
media pembelajaran powerpoint interaktif. Bimbingan berkelanjutan pada
guru SDN 2 Jambu Mlonggo Jepara dengan peningkatan penggunaan
media pembelajaran powerpoint interaktif diberikan oleh peneliti dengan
prinsip – prinsip sebagai berikut: Profesional, yaitu peneliti memiliki
kompetensi yang memadai dan memberikan pendampingan dengan
baik,Berdasarkan kebutuhan, yaitu aspek-aspek pendampingan adalah
butir- butir yang memang guru perlukan untuk meningkatkan mutu
pembelajaran,Integral, yaitu aspek-aspek dan aktivitas pendampingan
memfasilitasi guru dalam mengimplementasikan pembelajaran dengan
media powerpoint interaktif, Kolegial, yaitu hubungan kesejawatan antara
peneliti dan guru berkelanjutan, yaitu bahwa pendampingan pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan media powerpoint interaktif
20

dilanjutkan oleh sekolah sendiri melalui mekanisme yang


dikembangkannya.

B. KERANGKA BERPIKIR
Minat dan kompetensi guru dalam pembuatan media powerpoint
interaktif rendah, sehingga peneliti mengadakan kegiatan bimbingan
berkelanjutan terhadap guru di SDN 2 Jambu dengan tujuan untuk
meningkatkan kompetensi guru dalam pembuatan media powerpoint
interaktif. Secara singkat kerangka berfikir diatas dapat digambarkan
dalam bagan berikut:
Guru :
KONDISI Belum melaksanakan Kompetensi guru dalam
AWAL Bimbingan berkelanjutan membuat media
powerpoint interaktif
rendah

TINDAKAN Melaksanakan Bimbingan SIKLUS I


berkelanjutan Melaksanakan bimbingan
berkelanjutan

Diduga dengan
KONDISI melaksanakan Bimbingan SIKLUS II
AKHIR berkelanjutan dapat Melaksanakan bimbinga
meningkatkan kompetensi berkelanjutan dengan
guru di SDN 2 Jambu bimbingan secara
dalam pembuatan media individu.
powerpoint interaktif

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berfikir

C. HIPOTESIS TINDAKAN
Dari kajian teori dan kerangka berpikir seperti tersebut diatas dapat
diajukan hipotesis Tindakan sebagai berikut :
Melalui bimbingan berkelanjutan dapat meningkatkan kompetensi guru
dalam pembuatan media power point interaktif di SDN 2 Jambu Mlonggo
Jepara tahun 2021.

Anda mungkin juga menyukai