Anda di halaman 1dari 11

Pengembangan Kompetensi Guru

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas


mata kuliah“Etika dan Profesi Keguruan”

Disusun Oleh:
Vika Arifah (202200123)
Tajul Malik (202200120)

Dosen Pengampu:
Rosita Mubadillah, M.Pd

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
2023
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Guru adalah orang yang memegang peranan penting merancang strategi
pembelajaran karena keberhasilan proses pembelaran tergantung cara dan
kemampuan guru dalam mengajar. Sehingga kompetensi guru mutlak harus dimiliki
dan dikembangkan oleh seorang guru. Kompetensi guru merupakan suatu
kemampuan yang dimiliki oleh seorang guru meliputi aspek pengetahuan,
keterampilan, proses berfikir, penyesuaian diri, sikap dan nilai-nilai yang dianut
dalam melaksanakan profesi sebagai guru. Jenis jenis kompetensi yang harus dimiliki
oleh seorang guru, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial dan kompetensi profesional. Di samping itu, kompetensi guru sangat penting
dalam rangka penyusunan kurikulum, karena kurikulum haruslah disusun
berdasarkan kompetensi yang dimiliki oleh guru, begitu juga dalam hal hubungan
kegiatan dan hasil belajar siswa, kompetensi guru sangat berperan penting, guru yang
berkompeten akan mampu mengelola kelasnya, sehingga belajar para siswa berada
pada tingkat optimal.

Peningkatan kualitas sistem Pendidikan sangat dipengaruhi oleh kualitas guru


sebagai agen pembelajaran di sekolah. Semakin meningkatnya kualitas seorang guru,
maka diharapkan siswa yang menjadi peserta didik dalam proses pembelajaran akan
meningkat kualitasnya. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan membahas
mengenai kompetensi guru.
2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Kompetensi guru?
2. Sebutkan dan jelaskan beberapa kompetensi guru?
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Kompetensi Guru

Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan


sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Mc Ashan
mengemukakan bahwa kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan, dan
kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya
sehingga ia dapat melakukan perilaku perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik
dengan sebaik-baiknya. Lebih lanjut mengartikan kompetensi sebagai penguasaan

2
terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk
menunjang keberhasilan. Hal tersebut menunjukkan bahwa kompetensi mencakup
tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang
keberhasilan.
Sementara menurut Jejen Musfah kompetensi merupakan kemampuan
seseorang yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap, yang dapat
diwujudkan dalam hasil kerja nyata yang bermanfaat bagi diri dan lingkungannya.
Sedangkan menurut Undang Undang No. 14 Tahun 2005, pasal 1 ayat 10 tentang Guru
dan Dosen, kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku
yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan
tugas keprofesionalan. Sehingga kompetensi guru merupakan suatu kemampuan yang
dimiliki oleh seorang guru meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, proses berfikir,
penyesuaian diri, sikap, dan nilai – nilai yang dianut dalam melaksanakan profesi
sebagai seorang guru.
Berkaitan dengan faktor proses, guru menjadi faktor utama dalam penciptaan
suasana pembelajaran. Kompetensi guru dituntut dalam menjalankan tugasnya secara
profesional. Studi tentang pendidikan guru di akhir abad ke 20 dan awal abad ke 21
menunjukkan fenomena yang semakin kuat menempatkan guru sebagai suatu profesi.
Di negara-negara yang sudah maju jabatan guru disadari betul-betul sebagai suatu
profesi yang sama hak dan kondisinya dengan profesi-profesi lainnya, sehingga orang
tak ragu-ragu atau berfikir lama-lama untuk memilih jabatan guru itu.
Upaya peningkatan kualitas pendidikan untuk mengangkat dari keterpurukan
tidak mungkin terlaksana dengan baik apabila tidak dibarengi dengan upaya penegakan
standar penyelenggaraan pendidikan, standar pelayanan pendidikan serta standar
kompetensi guru, standar lulusan dan standar tenaga kependidikan lainnya. Standar
penyelenggaraan Pendidikan mengisyaratkan bahwa lembaga penyelenggara
pendidikan wajib memenuhi tuntutan minimum segala masukan (input) yang akan
diproses dan standar proses yang memenuhi prosedur yangdapat
dipertanggungjawabkan. Sedangkan standar pelayanan dimaksudkan agar lembaga.1
Pendidikan dan Kebudayaan, 1984/1985 (dalam B. Suryosubroto, 2002)
mengemukakan 10 kompetensi yang harus dimiliki guru adalah sebagai berikut :
1. Menguasai Bahan pelajaran

1
M Insya Musa, ‘Pengembangan Kompetensi Guru Terhadap Pelaksanaan Tugas Dalam Mewujudkan Tenaga
Guru Yang Profesional’, Jurnal Pesona Dasar, 2.4 (2016), 18–19.

3
2. Mengelola Program Belajar Mengajar
3. Mengelola Kelas
4. Penggunaan Media atau Sumber Belajar
5. Menguasai Landasan Pendidikan
6. Mengenal fungsi layanan bimbingan dan penyuluhan di sekolah
7. Mengenal dan Menyelenggarakan Administrasi Sekolah
8. Memahami Prinsip-Prinsip dan Menafsirkan Hasil Penelitian Pendidikan guna
keperluan pengajaran.
Senada dengan hal di atas dalam buku Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar
Mengajar, Kurikulum SMTA ( 1984), dikatakan bahwa kompetensi guru meliputi :
1. Membuat program pengajaran
2. Mengorganisasikan kelas dan siswa, meliputi :
3. Mengatur ruangan dan perabot pelajaran di kelas
4. Mengatur siuswa dalam belajar.
5. Memilih metode belajar mengajar.
6. Menggunakansarana dan lingkungan sebagai sumber belajar.
Sementara itu Tim Proyek Peningkatan dan Pengembangan Guru (dalam Hadari
Nawawi, 1982), merumuskan kemampuan guru dalam mengelola proses belajar
mengajar adalah :
1. Merumuskan tujuan instruksional.
2. Mengenal dan dapat menggunakan metode mengajar.
3. Mampu memilih, menyusun dan menggunakan prosedur instruksional yang
relevan dengan materi dan murid.
Kompetensi guru juga sangat penting dalam rangka penyusunan kurikulum. Ini
dikarenakan kurikulum pendidikan haruslah disusun berdasarkan kompetensi yang
dimiliki oleh guru. Tujuan, program pendidikan, sistem penyampaian, evaluasi dan
sebagainya, hendaknya direncanakan sedemikian rupa agar relevan dengan tuntutan
kompetensi guru secara umum. Dengan demikian diharapkan guru tersebut mampu
menjalankan tugas dan tanggung jawab sebaik mungkin. Bukan hanya itu, dalam
hubungan dengan kegiatan dan hasil belajar siswa, kompetensi guru juga berperan
penting. Guru yang berkompeten akan lebih mampu mengelola kelasnya, sehingga
belajar para siswa berada pada tingkat yang optimal.2

2
Ramaliya, ‘Pengembangan Kompetensi Guru Dalam Pembelajaran’, Bidayah: Studi Ilimu-Ilmu Keislaman, 9.1
(2018), 77–87.

4
Diharapkan dengan upaya itu hasil pendidikan yang dicapai juga akan lebih baik.
Patut disadari bahwa setiap hal baru yang dirasa asing dan berkaitan langsung dengan
kepentingan dan nasib guru akan menimbulkan reaksi beragam, dari sikap pasrah
sampai reaksi menentang. Secara psikologis akan menimbulkan kekhawatiran, karena
mereka tidak terbiasa untuk mengenali kemampuan diri melalui refleksi dan evaluasi
diri. Jika guru memiliki rasa confident (percaya diri) akan kompetensi yang dimilikinya,
tidak akan menimbulkan rasa waswas dan khawatir yang berlebihan. 3
Pengembangan kompetensi guru dapat juga dilakukan dengan berbagai alternatif
lain, seperti yang ditawarkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional, yaitu melalui: Program peningkatan kualifikasi
pendidikan guru, Program penyetaraan dan sertifikasi, Program pelatihan terintegrasi
berbasis kompetensi, program supervisi pendidikan, program pemberdayaan MGMP
(Musyawarah Guru Mata Pelajaran), simposium guru, membaca dan menulis jurnal
atau karya ilmiah, berpartisipasi dalam pertemuan ilmiah, melakukan penelitian
(khususnya penelitian tindakan kelas) dan aktif dalam organisasi profesi dan
menggalang kerjasama dengan teman sejawat. Tugas profesional guru dapat dipilah
menjadi empat fungsi sekalipun di dalam praktik merupakan satu kesatuan terpadu
saling terkait, mendukung dan memperkuat satu terhadap aspek yang lain. Empat fungsi
yang dimaksud adalah:
1. Guru sebagai pendidik
2. Guru sebagai pengajar
3. Guru sebagai pelatih
4. Guru sebagai pembimbing
2. Jenis-jenis kompetensi guru
a. Kompetensi pedagogik
Pedagogik dimaknai sebagai sebuah pendekatan pendidikan berdasarkan
tinjauan psikologis anak. Muara dari pendekatan ini adalah dalam rangka
membantu siswa melakukan proses pembelajaran. Kompetensi pedagogik
merupakan seperangkat kemampuan guru yang berkaitan dengan ilmu maupun
seni mengajar. Rumusan kompetensi ini, sejalan dengan Standar Nasional
Pendidikan yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
pasal 28, ayat 3 yang menyebutkan bahwa kompetensi adalah kemampuan

3
Marcos Moshinsky, ‘No Title‫’یلیب‬, Nucl. Phys., 13.1 (1959), 104–16.

5
mengelola proses pembelajaran yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik,
perancangan serta pelaksanaan proses pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan
pengembangan peserta didik dalam mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.
b. Kompetensi kepribadian
Keperibadian merupakan suatu masalah yang abstrak, hanya dapat dilihat
melalui penampilan, tindakan, ucapan, dan cara berpakaian seseorang. Setiap
orang mempunyai kepribadian yang berbeda. Kompetensi keperibadian
merupakan suatu performansi pribadi (sifat-sifat) yang harus dimiliki seorang
guru.
Sedangkan menurut pasal 28 ayat 3 butir b Standar Nasional Pendidikan
menyebutkan bahwa kompetensi ini merupakan kemampuan kepribadian yang
arif, stabil, berwibawa, dewasa, berakhlak mulia serta menjadi teladan peserta
didik. Beberapa kompetensi kepribadian yang harus dimiliki oleh seorang guru
meliputi; kepribadian yang utuh, kemampuan mengaktualisasikan diri, dapat
berkomunikasi dengan orang lain dan mampu mengembangkan profesi. Jadi
kemampuan kepribadian menyangkut jati diri seseorang guru sebagai pribadi yang
baik, bertanggung jawab, dan terbuka sekaligus mempunyai pengetahuan tentang
perkembangan peserta didik dan memiliki kemampuan memperlakukan mereka
secara individual.4
c. Kompetensi sosial
Kompetensi sosial guru merupakan kemampuan guru untuk memahami dirinya
sendiri yang tidak terpisahkan dari masyarakat sekaligus mampu mengembangkan
tugas sebagai anggota masyarakat dan warga negara. Kompetensi ini menyangkut
kemampuan berkomunikasi dengan peserta didik dan lingkungannya. Mulyasa
(2009) menyatakan bahwa tujuh kompetensi sosial yang harus dimiliki seorang
guru agar mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif, meliputi :
1. Pengetahuan tentang adat istiadat, baik sosial maupun agama.
2. Pengetahuan tentang budaya.
3. Pengetahuan tentang demokrasi.
4. Pengetahuan tentang estetika.
5. Memiliki apresiasi serta kesadaran sosial.

4
Riskha Nur Fitriyah, ‘Pengembangan Kompetensi Guru Di Era Revolusi Industri 4.0 Melalui Pendidikan Dan
Pelatihan’, 2019: Seminar Nasional Multi Disiplin Ilmu Dan Call for Papers, 1, 2019, 359–64.

6
6. Memiliki sikap yang baik terhadap pengetahuan dan pekerjaan.
7. Setia kepada harkat dan martabat manusia.
d. Kompetensi profesional
Menurut Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara
luas dan mendalam. kompetensi profesional adalah berbagai kemampuan yang
diperlukan agar dapat mewujudkan dirinya sebagai guru profesional. Kompetensi
profesional meliputi kepakaran atau keahlian dalam bidangnya yaitu penguasaan
bahan yang harus diajarkannya beserta metodenya, rasa tanggung jawab akan
tugasnya dan rasa kebersamaan dengan sejawat guru lainnya.
Dengan kompetensi tersebut, maka akan menjadikan guru profesional, baik
secara akademis maupun non akademis. Masalah kompetensi guru merupakan hal
penting yang harus dimiliki oleh setiap guru dalam jenjang pendidikan apapun.
Guru yang terampil mengajar tentu harus pula memiliki pribadi yang baik dan
mampu melakukan social adjustment dalam masyarakat. Kompetensi guru sangat
penting dalam rangka penyusunan kurikulum. Ini dikarenakan kurikulum
pendidikan haruslah disusun berdasarkan kompetensi yang dimiliki oleh guru.
Tujuan, program pendidikan, sistem penyampaian, evaluasi, dan sebagainya,
hendaknya direncanakan sedemikian rupa agar relevan dengan tuntutan
kompetensi guru secara umum. Dengan demikian diharapkan guru tersebut mampu
menjalankan tugas dan tanggungjawab sebaik mungkin. Dalam hubungan dengan
kegiatan dan hasil belajar siswa, kompetensi guru berperan penting. Proses belajar
mengajar dan hasil belajar para siswa bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola,
struktur dan isi kurikulumnya, akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh
kompetensi guru yang mengajar dan membimbing para siswa.5
Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung
serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang
berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses
belajar mengajar tersirat adanya satu kesatuan kegiatan yang tak terpisahkan antara
siswa yang belajar dan guru yang mengajar. Agar proses pembelajaran dapat
dilaksanakan secara efektif dan efisien, maka guru mempunyai tugas dan peranan
yang penting dalam mengantarkan peserta didiknya mencapai tujuan yang

5
Muhammad Hatta, Empat Kompetensi Untuk Membangun Profesionalisme Guru, 2018.

7
diharapkan.
3. Aspek-aspek kompetensi guru
Dalam kompetensi harus terdapat banyak aspek mengenai penguasaan materi.
Menurut Sanjaya (2008) menjelaskan dalam kompetensi sebagai tujuan terdapat
beberapa aspek, yaitu:
a. Aspek Pengetahuan (Knowledge). Yaitu kemampuan yang berkaitan dalam bidang
kognitif. Seorang guru mengetahui teknik-teknik untuk mengidentifikasi
kebutuhan siswa dan menentukan strategi pembelajaran yang tepat sesuai dengan
kebutuhan siswa.
b. Aspek Pemahaman (Understanding). Yaitu kedalaman pengetahuan yang dimiliki
setiap individu. Guru bukan hanya sekedar tahu tentang teknik mengidentifikasi
siswa, tapi juga memahami langkah-langkah yang harus dilakukan dalam proses
identifikasi tersebut.
c. Aspek Kemahiran (Skill). Yaitu kemampuan individu untuk melaksanakan secara
praktik tentang tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Kemahiran guru
dalam menggunakan media dan sumber pembelajaran dalam proses belajar
mengajar di dalam kelas, kemahiran guru dalam melaksanakan evaluasi
pembelajaran.
d. Aspek Nilai (Value). Yaitu norma-norma yang dianggap baik oleh setiap individu.
Nilai inilah yang selanjutnya akan menuntun setiap individu dalam melaksanakan
tugas-tugasnya. seperti nilai kejujuran, nilai kesederhanaan, nilai keterbukaan dan
lain-lain.
e. Aspek Sikap (Attitude). Yaitu pandangan individu terhadap sesuatu. Seperti sikap
senang atau tidak senang, suka atau tidak suka. Sikap ini erat kaitannya dengan
nilai yang dimiliki individu, artinya mengapa individu bersikap demikian? Itu
disebabkan karena nilai yang dimilikinya.
f. Aspek Minat (Interest). Merupakan kecenderungan individu untuk melakukan
suatu perbuatan. Minat adalah aspek yang dapat menentukan motivasi seseorang
untuk melakukan aktivitas tertentu.
Kondisi tersebut membawa kepada era globalisasi, siap tidak siap, mau tidak mau,
suka ataupun tidak suka setiap orang harus menghadapi kenyataan tersebut. Seorang
guru harus mampu menghadapi kondisi tersebut serta ikut berkompetisi dalam
gelombang informasi dan menyikapinya sebagai sebuah tantangan dan peluang. Guru
sebagai tenaga pendidik adalah pelaksana profesi kependidikan.

8
Dalam melaksanakan profesinya diperlukan beberapa persyaratan yang harus
dimiliki oleh seorang guru, agar memiliki kualifikasi dan kompetensi di bidang
pendidikan. Hal tersebut menjadi syarat bagi terwujudnya guru yang profesional, yakni
memiliki kompetensi secara menyeluruh. Suatu profesi yang dijalani akan semakin
ketinggalan dan terpuruk jika tidak dilaksanakan secara profesional.
Guru akan menjadi profesi yang berkembang jika terus menerus mengubah dan
mengembangkan diri, karena praktis pendidikan akan terus berlangsung dalam situasi
dan waktu yang berbeda. Suatu profesi yang berkembang adalah profesi yang terus
menerus mengubah dan mengembangkan diri. Oleh karena itu guru harus terus
mengembangkan dan meningkatkan kemampuannya agar terjadi perubahan pada
dirinya dan dapat melakukan perubahan pada pelaksanaan tugas dan kewajibannya.6

C. ANALISIS
1. Analisis Pengertian Kopetensi Guru
Kompetensi guru merupakan suatu kemampuan yang dimiliki oleh seorang
guru meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, proses berfikir, penyesuaian diri,
sikap dan ilmiah, berpartisipasi dalam pertemuan ilmiah, melakukan penelitian
(Khususnya Penelitian Tindakan Kelas), magang, mengikuti berita aktual dari media
pemberitaan, berpartisipasi dan aktif dalam organisasi profesi dan menggalang
kerjasama dengan teman sejawat. Kemudian ada beberapa tantangan guru dalam
mengembangkan kompetensi, diantaranya tantangan dalam undangundang, tantangan
dalam bidang sosial budaya, tantangan dalam bidang teknologi dan tantangan dalam
bidang politik nilai-nilai yang dianut dalam melaksanakan profesi sebagai guru.
Ada empat jenis kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru yaitu
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi
profesional. Kepentingan kompetensi guru dalam pembelajaran dalam rangka
penyusunan kurikulum. Ini dikarenakan kurikulum pendidikan haruslah disusun
berdasarkan kompetensi yang dimiliki oleh guru. Demikinan juga dalam hubungan
dengan kegiatan dan hasil belajar siswa, kompetensi guru berperan penting. Proses
belajar mengajar dan hasil belajar para siswa bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola,
struktur dan isi kurikulumnya, akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh kompetensi
guru yang mengajar dan membimbing para siswa.

6
Musa.

9
2. Analisis Jenis-Jenis Kopetensi Guru
Kompetensi profesi pendidik meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.Jabaran hal tersebut di
atas dapat dimaknai sebagai berikut :
a. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik
yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
b. Kompetensi kepribadian adalah kepribadian pendidik yang mantap, stabil, dewasa,
arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
c. Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik berkomunikasi dan berinteraksi
secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang
tua/wali peserta didik, dan masyarakat.
d. Kompetensi profesional adalah kemampuan pendidik dalam penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing
peserta didik memperoleh kompetensi yang ditetapkan.

10
DAFTAR PUSTAKA
Fitriyah, Riskha Nur, ‘Pengembangan Kompetensi Guru Di Era Revolusi Industri 4.0
Melalui Pendidikan Dan Pelatihan’, 2019: Seminar Nasional Multi Disiplin Ilmu Dan
Call for Papers, 1, 2019, 359–64, (Diakses : 5 Maret 2023)
Hatta, Muhammad, Empat Kompetensi Untuk Membangun Profesionalisme Guru, 2018,
(Diakses : 5 Maret 2023)
Moshinsky, Marcos, ‘No Title‫’یلیب‬, Nucl. Phys., 13.1 (1959), 104–16, (Diakses : 5 Maret
2023)
Musa, M Insya, ‘Pengembangan Kompetensi Guru Terhadap Pelaksanaan Tugas Dalam
Mewujudkan Tenaga Guru Yang Profesional’, Jurnal Pesona Dasar, 2.4 (2016), 18–19,
(Diakses : 5 Maret 2023)
Ramaliya,Bidayah, ‘Pengembangan Kompetensi Guru Dalam Pembelajaran’, : Studi Ilimu-
Ilmu Keislaman, 9.1 (2018), 77–87, (Diakses : 7 Maret 2023)

11

Anda mungkin juga menyukai