Anda di halaman 1dari 6

Ruang Lingkup Profesi Keguruan

Ruang lingkup layanan guru dalam melaksanakan profesinya, yaitu terdiri atas (1)
layanan administrasi pendidikan; (2) layanan instruksional; dan (3) layanan bantuan, yang
ketiganya berupaya untuk meningkatkan perkembangan siswa secara optimal.
Ruang lingkup profesi guru dapat pula dibagi ke dalam dua gugus yaitu gugus
pengetahuan dan penguasaan teknik dasar profesional dan gugus kemampuan profesional.
Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan sejumlah kompetensi yang berhubungan dengan
kemampuan pribadi dengan segala karakteristik yang mendukung terhadap pelaksanaan
tugas guru.
Beberapa kompetensi kepribadian guru antara lain sebagai berikut.
1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa.
2. Percaya kepada diri sendiri.
3. Tenggang rasa dan toleran.
4. Bersikap terbuka dan demokratis.
5. Sabar dalam menjalani profesi keguruannya.
6. Mengembangkan diri bagi kemajuan profesinya.
7. Memahami tujuan pendidikan.
8. Mampu menjalin hubungan insani.
9. Memahami kelebihan dan kekurangan diri.
10. Kreatif dan inovatif dalam berkarya.
Kompetensi Sosial Guru
Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk menyesuaikan diri kepada
tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya sebagai guru.
Peran yang dibawa guru dalam masyarakat berbeda dengan profesi lain. Oleh karena itu,
perhatian yang diberikan masyarakat terhadap guru pun berbeda dan ada kekhususan
terutama adanya tuntutan untuk menjadi pelopor pembangunan di daerah tempat guru
tinggal.

Beberapa kompetensi sosial yang perlu dimiliki guru, antara lain berikut ini.
1. Terampil berkomunikasi dengan peserta didik dan orang tua Peserta didik.
2. Bersikap simpatik.
3. Dapat bekerja sama dengan BP3.
4. Pandai bergaul dengan Kawan sekerja dan Mitra Pendidikan.
5. Memahami Dunia sekitarnya (Lingkungan).
Komponen-komponen Kompetensi Profesional
Kompetensi Profesional guru adalah sejumlah kompetensi yang berhubungan dengan
profesi yang menuntut berbagai keahlian di bidang pendidikan atau keguruan.
Kompetensi profesional merupakan kemampuan dasar guru dalam pengetahuan tentang
belajar dan tingkah laku manusia, bidang studi yang dibinanya, sikap yang tepat tentang
lingkungan PBM dan mempunyai keterampilan dalam teknik mengajar.
Beberapa komponen kompetensi profesional guru adalah berikut ini.
1. Penguasaan Bahan Pelajaran Beserta konsep-konsep.
2. Pengelolaan program belajar-mengajar.
3. Pengelolaan kelas.
4. Pengelolaan dan penggunaan media serta sumber belajar.
5. Penguasaan landasan-landasan kependidikan.
6. Kemampuan menilai prestasi belajar-mengajar.
7. Memahami prinsip-prinsip pengelolaan lembaga dan program pendidikan di
sekolah.
8. Menguasai metode berpikir.
9. Meningkatkan kemampuan dan menjalankan misi profesional.
Hubungan antara Penguasaan Materi dan Kemampuan Mengajar

Penguasaan Materi menjadi landasan pokok seorang guru untuk memiliki kemampuan
mengajar. Penguasaan materi seorang guru dilakukan dengan cara membaca buku-bulu
pelajaran. Kemampuan penguasaan materi mempunyai kaitan yang erat dengan
kemampuan mengajar guru, semakin dalam penguasaan seorang guru dalam
materi/bahan ajar maka dalam mengajar akan lebih berhasil jika ditopang oleh
kemampuannya dalam menggunakan metode mengajar.
Penguasaan bahan ajar dapat diawali dengan mengetahui isi materi dan cara melakukan
pendekatan terhadap materi ajar.
Guru yang menguasai bahan ajar akan lebih yakin di dalam mengajarkan materi,
senantiasa kreatif dan inovatif dalam metode penyampaiannya.
Keputusan Situasional dan Transaksional
Keputusan situasional menyangkut keputusan tentang apa dan bagaimana pengajaran
akan diwujudkan berdasarkan analisis situasi (tujuan yang ingin dicapai, bahan yang akan
disampaikan, waktu serta fasilitas yang tersedia dan perilaku bawaan siswa).
Keputusan situasional diambil guru ketika menyusun persiapan tertulis dalam bentuk
satuan pelajaran (satpel).
Keputusan transaksional merupakan penyesuaian yang dilakukan oleh guru yang
berkaitan dengan pelaksanaan dari keputusan situasional berdasarkan balikan yang
diperoleh guru dari interaksinya dengan siswa maupun dari interaksi antar siswa dalam
PBM yang sedang berlangsung.
Keputusan transaksional diambil karena adanya perubahan situasi dan kondisi yang
berkembang dalam melaksanakan PBM.
Peran Guru dalam Pengembangan Rancangan Pembelajaran
Proses pembelajaran merupakan proses inkuiri dan reflektif, yang menekankan
pentingnya pengalaman dan penghayatan guru terhadap proses itu. Rancangan
pembelajaran harus dikembangkan atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang
berorientasi kepada perkembangan siswa. Perkembangan adalah tujuan pembelajaran.
Rancangan pembelajaran baik rancangan jangka pendek maupun jangka panjang
mencakup komponen-komponen: (a) Analisis kurikulum, (b) tujuan instruksional, (c)
rencana kegiatan, (d) rencana evaluasi.
Peran Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran dan Manajemen Kelas
1. Pembelajaran yang efektif terwujud dalam perubahan perilaku peserta didik baik
sebagai dampak instruksional maupun dampak pengiring. Proses pembelajaran

berlangsung dalam suatu adegan yang perlu ditata dan dikelola menjadi suatu
lingkungan atau kondisi belajar yang kondusif.
2. Pendekatan pluralistik dalam manajemen kelas memadukan berbagai pendekatan,
dan memandang manajemen kelas sebagai seperangkat kegiatan untuk
mengembangkan dan memelihara lingkungan belajar yang efektif.
3. Masalah pengajaran dan manajemen kelas adalah dua hal yang dapat dibedakan
tetapi sulit dipisahkan. Keduanya saling terkait; manajemen kelas merupakan
prasyarat bagi berlangsungnya proses pembelajaran yang efektif.
4. Lingkungan belajar dikembangkan dan dipelihara dengan memperhatikan faktor
keragaman dan perkembangan peserta didik. Manajemen kelas dikembangkan
melalui tahap-tahap: perumusan kondisi ideal, analisis kesenjangan, pemilihan
strategi, dan penilaian efektivitas strategi.
5. Penataan lingkungan fisik kelas merupakan unsur penting dalam manajemen kelas
karena memberikan pengaruh kepada perilaku guru dan peserta didik
Peran Guru dalam Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi adalah proses memperoleh informasi untuk membentuk judgment dalam
pengambilan keputusan. Informasi yang diperlukan untuk kepentingan evaluasi dijaring
dengan teknik-teknik inkuiri, observasi, analisis, tes. Pemilihan teknik yang digunakan
didasarkan atas jenis informasi yang harus diungkap sehingga dalam suatu evaluasi bisa
digunakan berbagai teknik sekaligus. Pengolahan hasil pengukuran atas hasil belajar
dimaksudkan untuk mengevaluasi proses dan hasil belajar
Peran Guru dalam Memahami Perkembangan Siswa sebagai Dasar Pembelajaran
Selagi pembelajaran merupakan proses pengembangan pribadi siswa maka perkembangan
siswa harus menjadi dasar bagi pembelajaran. Aspek-aspek perkembangan siswa yang
mencakup perkembangan fisik dan motorik, kognitif, pribadi, dan sosial mempunyai
implikasi penting bagi proses pembelajaran. Implikasi itu menyangkut pengembangan isi
dan strategi pembelajaran, dan kerja sama sekolah dengan orang tua.
Pengertian dan Tujuan Bimbingan dan Konseling
1. Bimbingan dapat diartikan sebagai proses membantu individu untuk mencapai
perkembangan optimal.
2. Konseling diartikan sebagai proses membantu individu (klien) secara perorangan
dalam situasi hubungan tatap muka, dalam rangka mengembangkan diri atau
memecahkan masalah yang dihadapinya.

3. Konseling merupakan salah satu jenis layanan bimbingan, yang dipandang inti dari
keseluruhan layanan bimbingan.
4. Bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu individu atau peserta didik
agar dapat mengembangkan kepribadiannya secara optimal, baik menyangkut
aspek fisik, intelektual, emosional, sosial maupun moral-spiritual.
Fungsi, Asas, dan Prinsip Bimbingan
1. Sebagai proses pemberian bantuan kepada individu (siswa), bimbingan berfungsi
sebagai upaya (a) pemahaman,(b) pencegahan, (c) pengembangan, dan (d)
perbaikan.
2. Bimbingan diselenggarakan berdasarkan prinsip-prinsip (a) individu atau peserta
didik sedang berada dalam proses berkembang, (b) sasaran bimbingan adalah
semua peserta didik, (c) mempedulikan semua aspek perkembangan, (d)
kemampuan peserta didik merupakan dasar bagi penentuan pilihan, (e) bimbingan
merupakan bagian terpadu pendidikan, dan (f) bantuan yang diberikan sebagai
upaya mengembangkan kemampuan peserta didik merealisasikan dirinya.
3. Penyelenggaraan bimbingan yang profesional harus mempedulikan asas-asas,
seperti kerahasiaan, keterbukaan, keahlian, kedinamisan, dan tut wuri handayani.
Bidang dan Jenis-jenis Layanan Bimbingan
1. Penyelenggaraan bimbingan itu, meliputi bidang-bidang pribadi, sosial, akademik,
dan karier.
2. Jenis-jenis layanan bimbingan, meliputi orientasi, informasi, pembelajaran,
bimbingan kelompok, penempatan dan penyaluran, konseling perorangan, dan
konseling kelompok
Hubungan Bimbingan dengan Pendidikan
Pendidikan akan terselenggara dengan baik, apabila ditunjang oleh komponenkomponennya yang meliputi bidang kepemimpinan atau administrasi, pengajaran, dan
layanan pribadi siswa atau bimbingan. Melalui bimbingan, proses pendidikan dapat
memfasilitasi berkembangnya aspek-aspek atau karakteristik pribadi siswa secara
optimal.
Peran Kepembimbingan Guru dalam Pembelajaran di Sekolah
Sesuai dengan sifat dan karakteristik perkembangan anak sekolah, bimbingan dan
konseling di sekolah lebih efektif menjadi bagian terpadu dari tugas guru BP. Bimbingan

di sekolah dilaksanakan secara terpadu dalam proses pembelajaran, kecuali hal-hal yang
memerlukan penanganan khusus.
Dalam proses pembelajaran di sekolah guru perlu menampilkan peran kepemimpinan
dengan jalan menciptakan iklim atau suasana pembelajaran yang bermuatan/bernuansa
bimbingan. Dalam proses pembelajaran itu guru berperan tidak hanya sebatas
menyampaikan bahan ajar, tetapi sekaligus mengembangkan perilaku-perilaku efektif
baik yang berkenaan dengan perilaku belajar, pribadi, sosial maupun karir.
Membantu Siswa Bermasalah
Masalah yang dihadapi siswa dapat dibedakan ke dalam masalah belajar dan masalah
bukan belajar. Akan tetapi biasanya masalah tersebut bermuara menjadi kesulitan belajar.
Kesulitan belajar siswa dapat diidentifikasi dengan melakukan tes hasil belajar, tes
kemampuan dasar, pengamatan kebiasaan belajar.
Faktor-faktor yang menimbulkan kesulitan belajar bisa digolongkan ke dalam faktor
eksternal dan internal. Ada beberapa teknik membantu siswa yang kesulitan belajar, yaitu
(1) pengajaran perbaikan, (2) pengayaan, (3) peningkatan motivasi belajar, (4)
peningkatan keterampilan belajar, (5) pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang
efektif.

Anda mungkin juga menyukai