Anda di halaman 1dari 12

STRUKTUR TATA LAKSANA MANAJEMEN PENDIDIKAN

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan

Dosen Pengampu: Yulan Tiarni Legistia., S. Pd.I., M.Pd

Disusun Oleh:

Kelompok V

Shifa Halimatu’Sadiyyah : 014.16.0013.18

Yusfika Permatasari : 014.16.0039.18

Semester V (lima)

Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) SYAMSUL’ULUM

KOTA SUKABUMI

2019-2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas segala
berkah, Taufik dan Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas membuat
makalah dengan judul “Struktur Tata Laksana Manajemen Pendidikan”. Tugas
ini disusun untuk melengkapi dan memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen
mata kuliah Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya makalah yang penulis susun ini dapat berguna bagi
penulis sendiri maupun pembaca yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon
maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.

Penulis menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangannya. Oleh


karena itu, penulis mohon kepada pembaca untuk memberi kritik dan saran untuk
penyempurnaan penulisan di masa yang akan datang. Demikian tugas ini kami
buat semoga bermanfaat bagi kita semua.

Sukabumi, 02 November 2020

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Tata Laksana Pendidikan....................................................2


B. Kebijakan Umum Pendidikan Nasional................................................3
C. Jenis-Jenis Lembaga Pendidikan..........................................................4

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 2 tahun 1989
menetapkan bahwa segala kegiatan pendidikan di Indonesia dilaksanakan
dalam suatu sistem yang mengupayakan secara maksimal tercapainya
tujuan pendidikan nasional, yaitu mengembangkan kemampuan serta
meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia, baik
sosial, intelektual, spiritual, maupun kemampuan profesional. Upaya
menjaga dan meningkatkan mutu pendidikan nasional tersebut merupakan
esensi dari program manajemen mutu di bidang pendidikan. Konsep
manajemen mutu menetapkan bahwa fungsi manajemen yang
dilaksanakan para manajer diarahkan agar semua layanan yang diberikan
dapat memuaskan atau melebihi harapan kastemer (pelanggan), antara
lain: siswa, orang tua, ataupun guru dan masyarakat (stakeholders).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari tata laksana pendidikan?
2. Bagaimana kebijakan umum pendidikan nasional?
3. Apa saja jenis-jenis lembaga pendidikan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tata laksana pendidikan.
2. Untuk mengetahui kebijakan umum pendidikan nasional.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis lembaga pendidikan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Tata Laksana Pendidikan


Tata laksana pendidikan adalah sebuah sistem yang mengatur
bagian administrasi suatu lembaga, instansi atau organisasi dalam dunia
pendidikan. Tata laksana pendidikan sering disebut dengan istilah
administrasi tata usaha. Ditinjau dari asal kata tata usaha memiliki dua
kata yaitu “tata” dan “usaha”. Tata adalah suatu peraturan yang harus di
taati, dan usaha ialah suatu usaha dengan mengerahkan tenaga, pikiran
untuk mencapai suatu maksud.
Sedangkan pengertian administrasi tatalaksana sendiri secara
terperinci yaitu segenap proses kegiatan pengelolaan surat-menyurat
dimulai dari menghimpun (menerima), mencatat, mengelola,
menggandakan, mengirim dan menyampaikan semua bahan keterangan
yang diperlukan organisasi. Dengan pengertian ini maka tata laksana atau
tata usaha bukan hanya meliputi surat-menyurat saja tetapi semua bahan
keterangan atau informasi yang berwujud warkat. Warkat ini adalah
catatan terttulis atay bergambar mengenai sesuatu hal untuk keperluan
pengingatan agar apabila sewaktu-waktu diperlukan dapan disiapkan.
Administrasi tatalaksana atau tata usaha sekolah atau pendidikan
merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan
secara sengaja dan bersungguh-sungguh, serta membina kegiatan-kegiatan
yang bersifat tulis-menulis di sekolah dengan semakin efektif dan efisien
untuk membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Menurut William Leffingwr dan Edwin Robinson yang telah
diterjemahkan oleh The Liang Gie, pekerjaan kantor atau tata laksana ini
pekerjannya menyangkut segala usaha perbuatan menyangkut warkat,
pemakaian warkat-warkat dan pemeliharaannya guna dipakai untuk
mencari keterangan dikemudian hari.1

1
Arikunto, dkk. Manajemen Pendidikan. (Yogyakarta: Aditya Media. 2008

2
3

B. Kebijakan Umum Pendidikan Nasional


Kebijakan dipakai sebagai istilah yang diterjemahkan dari kata
“policy”. Policy sendiri secara etimologis diambil dari bahasa Yunani,
Sansekerta dan Latin. Akar kata “policy” dalam bahasa Yunani adalah
“polis” berarti negara kota, sedang bahasa Sansekerta “pur” berarti kota.
Kata ini berkembang dalam bahasa Latin “politic” yang berarti negara.
Dalam bahasa Inggris Pertengahan kata “policie” menunjuk kepada
perbuatan yang berhubungan dengan masalah kenegaraan dan administrasi
pemerintahan. Asal kata “policy” sama dengan asal kata dua kata latin
yaitu “polis” dan “politic”. Kelihatannya hal terakhir ini dapat
memberikan penjelasan mengapa dalam bahasa modern, seperti Jerman
dan Rusia hanya mempunyai satu kata (politik, politikal) yang keduanya
menunjuk kepada kebijakan dan politik.
Kebijakan pendidikan merupakan hasil dari keputusan yang
diambil dengan mempertimbangkan kaitan pendidikan dengan komponen
sosial yang lain. Oleh karena itu, seperti halnya analisis kebijakan dalam
bidang lain, sifat kontekstual dan interdisipliner ini merupakan ciri analisis
kebijakan pendidikan. Analisis kebijakan merupakan usaha untuk
menghasilkan dan mengolah informasi (yang relevan) dengan
menggunakan ilmu sosial terapan. Untuk memecahkan masalah
pendidikan dalam situasi politik tertentu ini dilakukan dengan metode
inquiri (methods of inquiry) dan argumen ganda. Oleh karena itu analisis
kebijakan pendidikan adalah usaha dengan ciri yang disebutkan diatas
yang diterapkan dalam bidang pendidikan.
Kebijakan Pendidikan mengacu pada kumpulan aturan, baik
dinyatakan dan implisit, atau keteraturan dalam praktek yang mengatur
perilaku orang di sekolah-sekolah.
Analisis kebijakan Pendidikan mengacu pada studi ilmiah
kebijakan pendidikan Landasan kebijakan pendidikan juga akan
berhubungan pihak yang berwenang melaksanakan undang-undang yaitu
pihak yang merancang kebijakan tersebut. Pihak tersebut adalah
4

pemerintah, pemerintah beserta pihak yang terkait harus mengkondisikan


agar kebijakan berjalan mengarah pada tujuan utama pendidikan suatu
negara dan berbasis landasan pendidikan.
Landasan yuridis atau kebijakan pendidikan Indonesia adalah
seperangkat konsep peraturan perundang-undangan yang menjadi titik
tolak sistem pendidikan Indonesia, yang menurut Undang-Undang Dasar
1945 meliputi, Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, Undang-
Undang Peraturan Pemerintah pengganti undang-undang, peraturan
pemerintah, dan lainnya. Berikut landasan kebijakan pendidikan yang
diselenggarakan di Indonesia:
1. Dalam pembukaan UUD 1945
2. Pasal 31 UUD 1945
3. UU RI No. 20 Tahun 2003
4. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 1
6. PP 55 Tahun 2007 pasal 5 ayat 1-9 tentang pendidikan agama
7. UU no. 55 Tahun 2007 pada pasal 14 ayat 1-3
C. Jenis-Jenis Lembaga Pendidikan
1. Pendidikan Formal (Lembaga Pendidikan Sekolah)
Pendidikan formal ialah pendidikan yang dilakasanakan disekolah
yang didapati secara sistematis, teratur, bertingkat, dan dengan
mengikuti syarat-syarat yang jelas. sekolah yang lahir dan berkembang
secara efektif dan efisien dari dan oleh serta untuk masyarakat, adalah
alat yang memiliki tugas untuk memberikan pelayanan pengajar
an dalam belajar kepada generasi muda dalam mendidik
masyarakat. Jenis pendidikan formal terdiri atas pendidikan umum,
kejuruan, vokasi, profesi, keagamaan, dan khusus.
Adapun ciri-ciri pendidikan formal adalah:
5

a. Pendidikan yang berlangsung dalam ruang kelas yang sengaja


dibuat oleh sebuah lembaga pendidikan formal.
b. Guru merupakan orang yang telah ditetapkan secara resmi oleh
lembaga.
c. Mempunyai administrasi dan manajemen yang jelas.
d. Adanya sebuah batasan usia sesuai dengan jenjang pendidikan.
e. Mempunyai kurikulum formal.
f. Adanya perencanaan, metode, media, serta evaluasi dalam sebuah
pembelajaran.
g. Adanya sebuah batasan lama studi.
h. Kepada murid yang lulus akan diberikan ijazah.
i. Dapat meneruskan pendidikan pada jenjang yang lebih inggi.
Contoh Lembaga Pendidikan Formal:
a. Pendidikan Anak Usia Dini
b. Taman Kanak-Kanak (TK)
c. Raudhatul Athfal (RA)
d. Pendidikan Dasar (SD, MI, SMP, MTS)
e. Pendidikan Menengah (SMA, SMK, MA, MAK)
f. Pendidikan Tinggi (Diploma, Sarjana, Magister, Spesialis, Doktor)
2. Lembaga Nonformal (Lembaga pendidikan di Masyarakat)
Pendidikan Nonformal diselenggarakan untuk kepentingan warga
masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan, pendidikan
nonformal berfungsi sebagai penambah lembaga pendidiakn, atau
menjadi pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung
pendidikan sepanajang hayat. Satuan pendidikannya terdiri atas
lembaga kurusus, kelompok belajar, lembaga pelatihan, pusat kegiatan
belajar, majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis. Hasil dari
pendidikan nonformal ini dapat dihargai stara dengan hasil program
pendidikan formal., tapi setelah melalui proses penilaian penyetaraan
oleh lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah atau pemda dengan
mengacu pada standar nasional pendidikan.
6

Adapun ciri-ciri pendidikan nonformal tersebut adalah sebagai


berikut:
a. Pendidikan yang berlangsung dalam lingkunagan masyarakat.
b. Guru merupakan fasilitator yang diperlukan.
c. Tidak adanya sebuah pembatasan usia.
d. Materi pelajaran yang praktis disesuaikan dengan kebutuhan
pragmatis.
e. Waktu belajar singkat dan padat materi.
f. Mempunyai manajemen yang terukur dan terarah.
g. Pembelajaran yang bertujuan membekali peserta dengan
keterampilan khusus untuk persiapan diri dalam dunia kerja.
Contoh Pendidikan Nonformal:
a. Satuan Pendidikan Nonformal
a) Lembaga Kursus,
b) Lembaga Pelatihan,
c) Kelompok Belajar,
d) Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat
e) Majelis Taklim
b. Program Pendidikan Nonformal
a) Pendidikan Anak Usia Dini (Kelompok Bermain, Taman
Penitipan Anak)
b) Pendidikan Kepemudaan (Organisasi Kepemudaan, Organisasi
Pemuda, Organisasi Kepanduan/kepramukaan, Organisasi
Palang Merah, Organisasi Pecinta Alam, Organisasi
Kewirausahaan, Organisasi Masyarkat, Organisasi Seni &
Olahraga )
c) Pendidikan Pemberdayaan Perempuan
d) Pendidikan Keaksaraan
e) Pendidikan Keterampilan & Pelatihan Kerja
7

f) Pendidikan Kesetaraan (Program Paket A Setara SD/MI,


Program Paket B Setara SMP/MTS, Program Paket C Setara
SMA/MA, Program Paket C Kejuruan Setara SMK/MAK )
3. Pendidikan Informal (Lembaga Pendidikan Keluarga)
Lembaga pendidikan informal ialah kegiatan pendidikan keluarga.
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama yang
ditemui karena dalam keluarga inilah seorang anak pertama kali
mendapatkan didikan dan bimbingan didalam keluarga. Pendidikan
keluarga juga dikatakan sebagai lingkungan yang utama karena
sebagai besar kehidupan anak berada dalam lingkungan keluarga.
Ciri Pendidikan Informal:
a. Pendidikan yang berlangsung terus-menerus tanpa mengenal
tempat dan waktu.
b. Guru pendidikan informal adalah orang tua.
c. Tidak adanya sebuah manajemen yang jelas.
Contoh Pendidikan Informal:
a. Orang tua merupakan guru belajar di dalam rumah
b. Membantu Adik belajar dirumah, secara tidak langsung membuat
kita belajar juga
c. Dengan mendengarkan pengalaman orang tua dirumah, secara
tidak langsung belajar dari pengalaman orang tua
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Tata laksana pendidikan adalah sebuah sistem yang mengatur
bagian administrasi suatu lembaga, instansi atau organisasi dalam dunia
pendidikan. Tata laksana pendidikan sering disebut dengan istilah
administrasi tata usaha.
Kebijakan pendidikan Indonesia adalah seperangkat konsep
peraturan perundang-undangan yang menjadi titik tolak sistem pendidikan
Indonesia, yang menurut Undang-Undang Dasar 1945 meliputi, Undang-
Undang Dasar Republik Indonesia, Undang-Undang Peraturan Pemerintah
pengganti undang-undang, peraturan pemerintah, dan lainnya
Jenis-jenis lembaga pendidikan terdiri dari dua yaitu, lembaga
pendidikan formal dan nonformal.

8
DAFTAR PUSTAKA

Andi Ahmad. Pengertian Tata Laksana Pendidikan. Dikutip melalui:


https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-tata-laksana-
pendidikan/128739#:~:text=Tata%20laksana%20pendidikan%20sering
%20disebut,yang%20di%20diperlukan%20oleh%20organisasi. Diakses
pada tanggal 11 November 2020

Arikunto, dkk. 2008. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Media

Bitar. 2020. Dikutip melalui: https://seputarilmu.com/2020/09/lembaga-


pendidikan.html11 diakses pada tanggal 11 November 2020

Latersia. 2011. Kebijakan Pendidikan Agama Islam di Indonesia. Dikutip


melalui: http://jasafadilahginting.blogspot.com/2011/10/kebijakan-
pendidikan-agama-islam-di.html?m=1 diakses pada tanggal 12 November
2020

Mahsun Toha. 2015. Kebijakan Pendidikan Nasional dan Implikasinya Terhadap


Pendidikan Agama Islam.

Noviarianti Oz. Tata Laksana Pendidikan. Dikutip melalui:


https://www.academia.edu/11878257/tata_laksana_pendidikan diakses
pada tanggal 11 November 2020

Sa’ud S Udin. Pengembangan Kebijakan Pendidikan Dalam Kerangka Otonomi


Daerah. Bandung: Jurusan Administrasi Pendidikan. UPI

Anda mungkin juga menyukai