Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA

“PENGENDALIAN SARANA DAN PRASARAN PENDIDIKAN”

Dosen Pengampu: H. Ngatman Aziz, S.Ag. M.Pd

Di susun Oleh:

Darmi Arlina Harahap

Nova Astina

Masti

Iin Indah Sari

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM-2


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI
SUMATERA UTARA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Manajemen
Sarana Dan Prasarana ini dengan baik, meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga
kami berterima kasih pada Bapak H. Ngatman Aziz, S.Ag. M.Pd selaku Dosen mata kuliah
manajamen sarana dan prasarana yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap ada kritik,
saran dan usulan demi perbaikan makalah yang akan kami buat dimasa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang disusun dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami mohon kritik dan saran yang membangun dari anda demi perbaikan
makalah ini di waktu yang akan datang.

i
DAFTAR ISI

BAB 1…………………………………………………………………………………………1

PENDAHULUAN…………………………………………………………………..…………1

Latar belakang masalah…………………………………….…………………………………1

Rumusana masalah…………………………………………………………………………….1

BAB II…………………………………………………………………………………………2

PEMBAHASAN………………………………………………………………………………2

A. Pengertian pengadaaan sarana dan prasarana pendidikan…………………..…………2


B. Unsure-unsur pengendalian sarana dan prasarana……………..………………………3
C. Pentingnya sarana prasarana dalam proses belajar mengajar………………………….4
D. Peran kepala sekolah dan guru dalam penegndalian sarana dan prasarana……………6
E. Proses manajemen saran dan prasarana ……………………………………………….6

BAB III……..……………………………………………………………………….………11

PENUTUP……………………………………………………………………………………11

KESIMPULAN………………………………………………………………………………11

DAFTAR PUSTAKA……………………………..…………………………………………12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengawasan adalah suatu proses dimana pimpinan ingin mengetahui apakah


hasil pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh bawahannnya sesuai dengan
rencana, perintah, tujuan atau kebijaksanaan yang telah ditentukan. Pengendalian
adalah mengatur, melaksanakan, mengembangkan, membimbing untuk mencapai
tujuan. Pengendalian sarana dan prasaran pendidikan adalah proses mengatur,
melaksanakan, mengembangkan, sarana dan prasana pendidikan sehinga tercapainya
tujuan pendidikan.

Seluruh kegiatan manajemen sarana dan prasarana pendidikan dalam


pelaksanaannya tidak dapat lepas dari proses monitoring atau pengendalian.
Pengendalian ini bertujuan untuk menjaga setiap proses kegiatan manajemen sarana
dan prasarana pembelajaran ini selalu berjalan sesuai prosedur yang telah ditetapkan
sehingga efektifitas dan efisiensi sumber daya dapat tercapai.

B. Rumusan Masalah

1.Pengertian Pengendalian.

2. Pentingnya sarana prasarana dalam proses pembelajaran

3. Peran Kepala Sekolah dan Guru dalam Pengendalian.

4. Proses memanajemen sarana prasarana pendidikan

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengendalian
Pengendalian adalah mengatur, melaksanakan, mengembangkan, membimbing
untuk mencapai tujuan. Pengendalian sarana dan prasaran pendidikan adalah proses
mengatur, melaksanakan, mengembangkan, sarana dan prasana pendidikan sehinga
tercapainya tujuan pendidikan.1

Seluruh kegiatan manajemen sarana dan prasarana pendidikan dalam


pelaksanaannya tidak dapat lepas dari proses monitoring atau pengendalian.
Pengendalian ini bertujuan untuk menjaga setiap proses kegiatan manajemen sarana
dan prasarana pembelajaran ini selalu berjalan sesuai prosedur yang telah ditetapkan
sehingga efektifitas dan efisiensi sumber daya dapat tercapai. Namun demikian
Wahyuningrum (2000: 37), berpendapat bahwa pengendalian bukan merupakan
peraturan yang kaku dan akan sangat membatasi ruang gerak masing-masing fungsi
pengelolaan, tetapi agar merupakan koordinasi serta akselerasi (percepatan) bagi
seluruh fungsi pengelolaan/ administrasi, sehingga pemborosan tenaga, waktu dan
biaya dapat dihindarkan. Menurut Wahyuningrum (2000: 37-38), dalam pelaksanaan
kegiatan pengendalian dapat disusun serangkaian kerja, yaitu:

1. mengikuti proses pengendalian dari pengadaan sampai penghapusan.


2. menyusun tata cara laporan baik lisan maupun tertulis.
3. mengadakan konsultasi dengan pihak pimpinan.
4. mengadakan konsultasi dengan pihak pelaksana fungsi masing-masing kegiatan
5. mengadakan koordinasi antara fungsi perencanaan dengan fungsi-fungsi lainnya
6. menyusun laporan menyeluruh secara periodik tentang pelaksana dari proses
pengelolaan yang terjadi dalam masinf-masing fungsinya.

Fungsi pengendalian adalah fungsi yang mengatur dan mengarahkan cara


pelaksanaan dari suatu rencana, program, proyek dan kegiatan, baik dengan
pengaturan dalam bentuk tatalaksana ataupun melalui tindakan turun tangan untuk

1
Barnawi & M.arifin. manajeemen sarana dan prasarana sekolah (Yogyakarta: Ar Ruzz media,
2012,h.17

2
memungkunkan optimasi dalam penyelenggaraan suatu rencana, program, proyk, dan
kegiatan oleh unsur dan unit pelaksana.

Tujuan pengawasan agar hasil pekerjaan diperoleh secara berdaya guna


(efesien) yaiitu hasil yang sesuai dan tepat dengan pengeluaran yang seminimal
mungkin dan efektif sesuai dengan rencana yang telah di tentukan. Sasaran
pengawasan yaitu unit satuan kerja, bidang yang meliputi depan bidang yaitu bidang
organisasi, bidang kepegawaian, biadang keuangan, bidang proyek pembangunan,
bidang pendidikan dasar dan menengah dan bidang pendidikan luar sekolah dan
bidang kebudayaan.

Dalam melakukan kegiatan pengawasan sarana dan prasarana pendidikan


terdapat empat jenis pengawasan yaitu:

1. pengawasan dari dalam

pengawasan yang dilakukan oleh aperteman atau unit pengawasan yang di bentuk
dalam organisasi itu sendiri.

2. Pengawasan dari luar

Pengawasan yang dilakukan oleh aparat atau unit pengawasan dari organisasi
tersebut.

3. Pengawasan preventif
Pengawasan yang dilakukan sebelum rencana itu diadakan.
4. Pengawasan represif
Pengawasan yang dilakukan setelh adanya pelaksanaan pekerjaan.
Adapun syarat syarat umum pengawasan serta metode pengawasan sarana dan
prasarana yaitu:
1. Metode pengawasan langsung yaitu pengawasan yang pengawasannya dilakukan
secara langsung pada tempat pelaksanaan pekerjaan, baik dengan system
investigative sesuai dengan rencana kegiatan dan peraturan perundang yang
berlaku.
2. Metode pengawasan tidak langsung yaitu pengawasan yang secara formal di
lakukan oleh aparat pengawasan yang bertindak atas nama pimpinan
organisasinya.

3
3. Metode pengawasan informal yaitu pengawasan yang tidak melalui system formal
atau prosedur yang telah di tentukan.
B. Unsur-unsur pengendalian sarana dan prasarana pendidikan
1. Perencanaan pengadaan barang yaitu kegiatan administrasi yang dilaksanakan
demi menghindari terjadinya kesalahan dan kegagalan yang tidak diinginkan.
Perencanaan pengadaan barang ini berdasarkan analisis kebutuhan dan penentuan
skala prioritas bagi kegiatan-kegiatan untuk dilaksanakan yang di sesuaikan
dengan tersedianya dana dan tingkat kepentingan.
2. Prakualifikasi rekanan adalah suatu kegiatan yag dilakukan untuk mengetahui
kemampuan dasar perusahaan baik yang berbentuk badan hukum maupun tidak
yang tkegiatan pokoknya melakukan pekerjaan borongan konsultasi dan
pengadaan barang atau jasa. Rekanan adalah badan usaha yang telah lulus
prakualifikasi untuk melakukan pekerjaan jasa borongan konsultasi dan
pengadaan barang atau jasa.
3. Pengadaan barang dapat diadakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk
jumlah besar melalui tender untuk jumlah kecil dapat dibeli melalui dana taktis.
4. Penyimpanan, setelah pengadaan barang kegiatan selanjutnya adalah
menampungan barang demi keamanan kegiatan penyimpanan meliputi
penerimaan varangm penyimpanan barang, pengeluaran barang.
5. Investarisasi, dilakukan untuk penyempurnan pengurusan dan pengawasan yang
efektif . 2

C. Pentingnya Sarana Prasarana dalam Proses Pembelajaran


Sekolah merupakan lembaga sosial yang keberadaannya merupakan bagian
dari sistem sosial bangsa yang bertujuan untuk mencetak manusia susila yang cakap,
demokratis, bertanggung jawab, beriman, bertaqwa, sehat jasmani dan rohani,
memiliki pengetahuan dan keterampilan, berkepribadian yang mantap dan mandiri.
Agar tujuan tersebut dapat tercapai maka dibutuhkan kurikulum yang kuat, baik

2
Ibrahim bafadal , manajemen perlengkapan sekolah :teori dan aplikasinya (Jakarta :PT bumi perkasa
aksara, 2004), h. 5.

4
secara infrastruktur maupun suprastruktur. Guru sebagai pendidik dituntut untuk dapat
menyelenggarakan pembelajaran yang menarik dan bermakna sehingga prestasi yang
dicapai dapat sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
Setiap mata pelajaran memiliki karakter yang berbeda dengan pelajaran
lainnya. Dengan demikian, masing-masing mata pelajaran juga memerlukan sarana
pembelajaran yang berbeda pula. Dalam menyelenggarakan pembelajaran guru
pastinya memerlukan sarana yang dapat mendukung kinerjanya sehingga
pembelajaran dapat berlangsung dengan menarik. Dengan dukungan sarana
pembelajaran yang memadai, guru tidak hanya menyampaikan materi secara lisan,
tetapi juga dengan tulis dan peragaan sesuai dengan sarana prasarana yang telah
disiapkan guru. Guru membutuhkan sarana pembelajaran dalam menunjang kegiatan
pembelajaran. Selain kemampuan guru dalam menyelenggarakan kegiatan
pembelajaran, dukungan dari sarana pembelajaran sangat penting dalam membantu
guru. Semakin lengkap dan memadai sarana pembelajaran yang dimiliki sebuah
sekolah akan memudahkan guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai tenaga
pendidikan. Begitu pula dengan suasana selama kegiatan pembelajaran. Sarana
pembelajaran harus dikembangkan agar dapat menunjang proses belajar mengajar.
Yamin menyebutkan beberapa hal yang perlu dikembangkan dalam menunjang proses
belajar mengajar yaitu: 3
1. perpustakaan,
2. sarana penunjang kegiatan kurikulum
3. prasarana dan sarana kegiatan ekstrakulikuler dan mulok.

Mengingat pentingnya sarana prasarana dalam kegiatan pembelajaran, maka


peserta didik, guru dan sekolah akan terkait secara langsung. Peserta didik akan lebih
terbantu dengan dukungan sarana prasarana pembelajaran. Tidak semua peserta didik
mempunyai tingkat kecerdasan yang bagus sehingga penggunaan sarana prasarana
pembelajaran akan membantu peserta didik, khususnya yang memiliki kelemahan
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Bagi guru akan terbantu dengan dukungan
fasilitas sarana prasarana. Kegiatan pembelajaran juga akan lebih variatif, menarik
dan bermakna. Sedangkan sekolah berkewajiban sebagai pihak yang paling
bertanggung jawab terhadap pengelolaan seluruh kegiatan yang diselenggarakan.

3
Suharsimi arikunto dan lia yuliana manajemen, h. 282-283

5
Selain menyediakan, sekolah juga menjaga dan memelihara sarana prasarana yang
telah dimiliki.

D. Peran Kepala Sekolah dan Guru dalam Pengendalian


Kepala sekolah bertanggung jawab terhadap pengendalian sarana dan
prasarana pendidikan, adapun salah satu tujuannya adalah untuk menghindari adanya
penyelewengan. Tanggung jawab kepala sekolah untuk melakukan pengawasan dan
koreksi terhadap kondisi sarana dan prasaraan termasuk ruangan sekolah dan terus
menerus ruang lainnya dan halaman serta perlengkapannya harus dilaknsanakan terus
menerus dan teratur. Dalam melaksanakan tugas tersebut perlu diadakan pertemuan
dengan penjaga keersihan sekolah mengenai masalah-masalah dan kekurangan-
kekurangan yang harus diatasi. Pengawasan harus dilaksanakan sedemikian rupa
sehingga hal-hal yang sekecil-kecilnya pun tidak lepas dari tanggung jawabnya. Salah
satu tujuan yang akan dicapai dalam pengendalian adalah menciptakan kondisi
lingkungan yang sehat dan membudayakan bersih kepada murid-murid.

E. Proses manajemen sarana prasarana


Berikut ini hanya dibahas tiga hal sangat penting, yaitu :
1. pengadaan sarana dan prasarana
2. pemeliharaan sarana dan prasarana
3. penghapusan sarana dan prasarana sekolah.

Pengadaan sarana dan prasarana sekolah biasanya dilakukan untuk memenuhi


kebutuhan sesuai dengan perkembangan pendidikan program sekolah, menggantikan
barang-barang yang rusak, hilang, di hapuskan, atau sebab-sebab lain yang dapat di
pertanggung jawabkan. Dengan pengadaan tersebut diharapkan dapat menjaga tingkat
persediaan barang setiap tahun anggaran mendatang. Berkenaan dengan pengadaan
sarana dan prasarana pendidikan di sekolah ada tiga hal yang perlu dipahami.
Pertama, bahwa pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus melalui
perencanaan yang hati-hati. Kedua, bahwa banyak cara dalam pengadaan sarana dan
prasarana pendidikan di sekolah. Ketiga, bahwa pengadaan sarana dan prasarana
pendidikan di sekolah harus diadministrasikan dengan tertib, sehingga semua

6
pegeluaran uang yang berkenaan dengan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan
di sekolah itu dapat dipertanggungjawabkan baik kepada Pemerintah, Yayasan
Pembina, maupun masyarakat.
Pengadaan sarana dan prasarana sekolah seharusnya di rencanakan dengan
hati-hati sehingga semua pengadaannya selalu sesuai dengan, atau memenuhi
kebutuhan pengadaan sarana dan prasarana sekolah. Perencanaan pengadaan sarana
dan prasarana pendidikan dapat didefinisikan sebagai suatu proses memikirkan dan
menetapkan program pengadaan fasilitas sekolah, baik yang berbentuk sarana maupun
prasarana pendidikan di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan tertentu.
Soekarno (1987) mendeskripsikan langkah-langkah perencanaan pengadaan
perlengkapan pendidikan di sekolah sebagai berkut:

1. Menempuh semua usulan pengadaan perlengkapan sekolah yang diajukan oleh


setiap unit kerja dan atau menginvestarisasi kekurangan perlengkapan sekolah.
2. Menyusun rencana kebutuhan perlengkapan sekolah untuk periode tertentu,
misalnya untuk satu triwula atau satu tahun ajaran.
3. Memadukan rencana kebutuhan yang telah disusun dengan perlengkapan yang
tersedia sebelumnya.
4. Memadukan rencana kebutuhan dengan dana atau anggaran sekolah yang tersedia.
Apabila dana yang tersedia tidak mencukupi untuk pengadaan semua kebutuhan
itu, maka perlu dilakukan seleksi terhadap semua kebutuhan perlengkapan yang
telah direncanakan dengan melihat urgensi setiap perlengkapan yang dibutuhkan.
Semua perlengkapan yang urgen segera didaftar.
5. Memadukan rencana (daftar) kebutuhan perlengkapan yang urgen dengan dana
atau anggaran yang tersedia, maka perlu dilakukan seleksi lagi dengan cara
membuat skala prioritas.
6. Penetapan rencana pengadaan akhir.

Bahwa perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah itu


tidak mudah. Perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan yang
dibutuhkan di masa yang akan datang dan bagaimana pengadaannya secara
sistematis, rinci, teliti berdasarkan informasi yang realistik tentang kondisi sekolah.
Pengadaan perlengkapan pendidikan pada dasarnya merupakan upaya
merealisasikan rencana pengadaan perlengkapan yang telah di susun sebelumnya.

7
Sering kali sekolah mendapat bantuan sarana dan prasarana pendidikan dari
Pemerintah, dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional, Dinas Pendidikan
Nasional Provinsi, dan Dinas Pendidikan Nasional Kota/Kabupaten.
Dalam kaitan itu ada beberapa cara yang ditempuh untuk mendapatkan
perlengkapan yang dibutuhkan di sekolah, yaitu sebagai berikut:

1. Pengadaan perlengakapan dengan cara membeli, baik secara langsung di Pabrik,


di Toko, maupun melalui pemesanan terlebih dahulu.
2. Pengadaan perlengkapan dengan cara mendapatkan hadiah atau meminta
sumbangan kepada orang tua murid, lembaga-lembaga sosial tertentu yang tidak
mengikat.
3. Pengadaan perlengkapan dengan cara tukar menukar barang lebih yang dimiliki
sekolah dengan barang lain yang belum dimiliki sekolah.
4. Pengadaan perlengkapan dengan cara meminjam/menyewa.

Secara definitif, inventarisasi dapat diartikan sebagai pencatatan dan


penyusunan daftar barang milik negara secara sistematis, tertib, dan teratur
berdasarkan ketentuan-ketentuan atau pedoman-pedoman yang berlaku.
Kegiatan inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan meliputi dua kegiatan,
yaitu pertama, kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan dan
pembuatan kode barang; dan kedua kegiatan yang berhubungan dengan pembuatan
laporan.
a. Pencatatan sarana dan prasarana sekolah :

1. Buku Penerimaan Barang.


2. Buku Pembelian Barang.
3. Buku Induk Inventaris.
4. Buku Golomgan Invevtaris.
5. Buku Bukan Iventaris.
6. Buku (Kartu) Stok Barang

b. Pembuatan kode khusus untuk perlengkapan yang tergolong barang inventaris.


Caranya dengan membuat kode barang dan menempelkannya atau menuliskannya
pada badan barang perlengkapan yang tergolong sebagai barang investaris. Kode
barang adalah sebuah tanda yang menunjukkan pemilikan barang. Kode tersebut pada

8
badan barang perlengkapan yang sekiranya mudah dibaca dan dilihat. Tujuan
pembuatan dan penulisan kode tersebut adalah untuk memudahkan semua pihak
dalam mengenal kembali semua perlengkapan disekolah, baik ditinjau dari
kepemilikan, penanggung jawab, maupun jenis dan golongannya. Biasanya kode
barang itu berbentuk angka atau numerik yang menunjukkan departemen, lokasi,
sekolah, dan barang.

c. Semua perlengkapan pendidikan disekolah yang tergolong barang inventaris harus


dilaporkan. Laporan tersebut seringkali disebut dengan istilah laporan mutasi barang.
Pelaporan dilakukan dalam periode tertentu, misalnnya sekali dalam satu triwulan.
Dalam satu tahun ajaran misalnnya, pelaporan dilakukan disetiap bulan Juli, oktober,
Januari dan April tahun berikutnya.

Ada beberapa macam pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di


sekolah ditinjau dari sifat maupun waktunya. Ditinjau dari sifatnya ada empat macam
pemeliharaan sarana prasarana pendidikan di sekolah. Keempat macam pemeliharaan
tersebut:

1. Pemeliharaan perlengkapan bersifat pengecekan


2. Pemeliharaan yang bersifat pencegahan
3. Pemeliharaan yang bersifat perbaikan ringan
4. Perbaikan berat

Ditinjau dari waktu pemeliharaannya ada dua macam pemeliharaan sarana dan
prasarana pendidikan di sekolah:

1. Pemeliharaan sehari-hari, Sepeti menyapu, mengepel lantai, membersihkan pintu.


2. Pemeliharaan berkala, misalnya pengontrolan genting, pengapuran tembok

Secara defenitif, penghapusan sarana dan prasarana pendidikan adalah


kegiatan meniadakan barang-barang milik lambaga (bisa juga milik negara) dari
daftar inventaris dengan cara berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Sebagai salah satu aktivitas dalam pengelolaan sarana prasarana pendidikan,
penghapusan bertujuan untuk:

9
1. Mencegah dan atau membatasi kerugian yang lebih besar sebagai akibat
pengeluaran dana untuk perbaikan perlengkapan yang rusak.
2. Mencegah terjadinya pemborosan biaya pengamanan perlengkapan yang tidak
berguna lagi.
3. Membebaskan lembaga dari tanggungjawab pemeliharaan dan pengamanan.
4. Meringankan beban inventarisasi.

Kepala sekolah memiliki untuk melakukan penghapusan terhadap


perlengkapan sekolah. Namun perlengkapan yang akan dihapus harus memenuhi
persyaratan-persyaratan penghapusan. Demikian pula prosedurnya harus mengikuti
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Barang-barang yang memenuhi syarat
untuk dihapus adalah:

1. Barang-barang dalam keaadan rusak berat sehingga tidak dapat manfaatkan lagi
2. Barang-barang yang tidak sesuai dengan kebutuhan
3. Barang-barang kuno yang penggunaannya tidak efisien lagi
4. Barang-barang yang terkena larangan
5. Barang-barang yang mengalami penyusutan diluar kekuasaan pengurus barang
6. Barang-barang yang pemeliharaan tidak seimbang dengan penggunaannya
7. Barang-barang yang berlebihan dan tidak digunakan lagi
8. Barang-barang yang dicuri
9. Barang-barang yang diselewengkan
10. Barang-barang yang terbakar atau musnah akibat adanya bencana alam

10
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Pengendalian adalah mengatur, melaksanakan, mengembangkan, membimbing


untuk mencapai tujuan. Pengendalian sarana dan prasaran pendidikan adalah proses
mengatur, melaksanakan, mengembangkan, sarana dan prasana pendidikan sehinga
tercapainya tujuan pendidikan.

Fungsi pengendalian adalah fungsi yang mengatur dan mengarahkan cara


pelaksanaan dari suatu rencana, program, proyek dan kegiatan, baik dengan
pengaturan dalam bentuk tatalaksana ataupun melalui tindakan turun tangan untuk
memungkunkan optimasi dalam penyelenggaraan suatu rencana, program, proyk, dan
kegiatan oleh unsur dan unit pelaksana.

Tujuan pengawasan agar hasil pekerjaan diperoleh secara berdaya guna


(efesien) yaiitu hasil yang sesuai dan tepat dengan pengeluaran yang seminimal
mungkin dan efektif sesuai dengan rencana yang telah di tentukan

11
DAFTAR PUSTAKA

Barnawi & M.arifin. 2012 manajeemen sarana dan prasarana sekolah (Yogyakarta: Ar Ruzz
media,

Ibrahim bafadal , 2004 manajemen perlengkapan sekolah :teori dan aplikasinya (Jakarta :PT
bumi perkasa aksara,

Suharsimi arikunto dan lia yuliana manajemen,

12

Anda mungkin juga menyukai