BAB I
PENDAHULUAN
tidak mungkin kalau dihasilkan dengan input yang rendah. Output yang
tinggi biasanya dihasilkan melalui input yang tinggi pula. Maka dari itu
suatu sekolah islam yang ingin meningkatkan kualitas pendidikannya
harus meningkatkan kualitas inputnya dahulu.
Disamping itu walaupun input suatu sekolah tersebut baik, sekolah
tersebut tidak mungkin baik jika tidak didukung dengan pengaturan atau
bahasa sekarang dinamakan manajemen yang baik pula. Banyak sekali
sekolah-sekolah yang inputnya baik tapi kenyataannya outputnya kurang
berhasil atau bermutu. Ketika diselidiki, hal itu bukan disebabkan
pendidikan atau materinya akan tetapi disebabkan manajemen peserta
didiknya yang kurang baik. Maka dari itu penulis disini akan menguraikan
dari beberapa referensi mengenai manajemen peserta didik dan hal-hal
yang berkaitan dengan manajemen peserta didik tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Manajemen Pendidikan Islam?
2. Apa Definisi Peserta Didik dalam Pendidikan Islam?
3. Bagaimana Konsep Manajemen dalam Lembaga Pendidikan Islam?
4. Apa Tujuan dan Fungsi Manajemen Peserta Didik?
5. Apa saja Ruang Lingkup Manajemen Kesiswaan?
6. Bagaimana Karakteristik Peserta Didik?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Manajemen Pendidikan Islam.
2. Untuk Mengetahui Definisi Peserta Didik dalam Pendidikan Islam.
3. Untuk Mengetahui Konsep Manajemen dalam Lembaga Pendidikan
Islam.
4. Untuk Mengetahui Tujuan dan Fungsi Manajemen Peserta Didik.
5. Untuk Mengetahui Ruang Lingkup Manajemen Kesiswaan.
6. Untuk Mengetahui Karakteristik Peserta Didik.
3
BAB II
PEMBAHASAN
1
. Luther Gulick, Dictionary Of Education (New York: Mcgraw-Hill Book Company,
Ttp), h. 145
2
. Folet, Managerial Proses And Organisational Behavior (Glenview: Scott, Ttp), h. 39
4
1. Perencanaan (Planning)
2. Pengorganisasian (Organizing)
3. Pimpinan (leading)
4. Pengawasan (Controling).3
Manajemen sering diartikan sebagai proses perencanaan,
mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan upaya organisasi dengan
segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien.
Pemikiran tentang manajemen bermula pada tahun 5.000 SM di
Mesir. Pada masa itu orang memakai catatan tertulis untuk perdagangan
dan pemerintahan. Pada 3.00 SM –3.00 M masyarakat Roma
memanfaatkan komunikasi efektif dan pengendalian terpusat untuk
efektifitas dan efesiensi. Tahun 1500 M Machiaveli membuat pedoman
pemanfaatan kekuasaan. Tahun 1776 M Adam Smith menyatakan bahwa
pembagian kerja titik kunci badan usaha.4
Kemudian 1841-1925 Henry Fayol mengemukakan pentingnya
administrasi. Menurut penulis manajemen biasa dikatakan sebagai ilmu
jika teori-teorinya mampu menentukan manajer dengan memberi kejelasan
bahwa apa yang harus dilakukan pada situasi tertentu dan memungkinkan
mereka meramalkan akibat-akibat dari tindakan-tindakanya.
Menurut Mary Parker Follet manajemen sebagai seni untuk
melasanakan pekerjaan melalui orang-orang. Defenisi ini perlu mendapat
perhatian karena berdasarkan kenyataan, manajemen mencapai tujuan
organisasi dengan cara mengatur orang lain.
Adapun interpretasi tentang pendidikan berbeda-beda menurut para
pakar. Perbedaannya tak lain hanya terletak pada sudut pandang. Di antara
mereka ada yang mendefinisikan dengan mengkonotasikan dengan
peristilahan bahasa, keberadaan, dan hakekat kehidupan manusia di dunia
ini, dan ada pula yang melihat dari segi proses kegiatan yang dilakukan
3
. Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, Cet. V (Bandung: Pt. Remaja
Rosdakarya, 2001), h. 2
4
. Adan Smith, Management System Analysis And Aplication, Cet. I (Japan: Holt
Saunders International, 1982), h. 29
5
5
. Muhammad Natsir, Capita Selekta (Bandung: Gravenhage, 1954), h. 87
6
6
. Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008), h. 103
7
. Ibid., h. 104
8
. Jamal Abdul Rahman, Tahapan Mendidik Anak, Penerjemah: Bahrun Abu Bakar Ihsan
Zubaidi (Bandung: Irsyad Baitus salam, 2008), h. 16.
7
َ ۡ
َل ُم
ِّك
هت ُه
َم ُونِّ أ
بطُ ۢ ُم م
ِّن َكَج َخ
ۡر َٱه
َّللُ أ و
َ
مع ُۡ ٱلسه ُمَ َلكَل
َعَج
ۡا و ن شَيَُولم َۡتعَ
َ
َرٱۡلَۡبص
ۡ َ و
٧٨ ن َُو
ُر َ ۡ
تشۡك ُم َه
لك ة َلعَدَفَۡٱۡل
ۡ َِّ
و
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan
tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu
pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”. (QS.
An-Nahl: 78).11
Peserta didik di dalam mencari nilai-nilai hidup, harus dapat
bimbingan sepenuhnya dari pendidik, karena menurut ajaran Islam, saat
anak dilahirkan dalam keadaan lemah dan suci/fitrah sedangkan alam
sekitarnya akan memberi corak warna terhadap nilai hidup atas pendidikan
agama peserta didik.12
9
. Jamal Abdul Rahman, Tahapan Mendidik Anak, Penerjemah: Bahrun Abu Bakar Ihsan
Zubaidi (Bandung: Irsyad Baitus salam, 2008), h. 17
10
. M. Nashir Ali, Dasar-Dasar Ilmu Mendidik (Jakarta: Mutiara, 1982), h. 93.
11
. Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Bandung: Diponegoro, 2008), h.
275.
12
. Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h. 170.
8
ٱه َ
َت
َِّّلل ۡر ۚ ف
ِّط َن
ِّيفا ِّينِّ ح ِّلدهكَ لَۡ َج
ۡ و َق
ِّم َأ
ف
َلَ ۚ
هاَۡ
ليََهاسَ ع َ ٱلن َرَط
ِّي ف ه
ٱلت
ِّۚ ٱه
َِّّلل َِّۡخ
لق َ ل ِّيل
ۡدتبَ
َر
َ َۡ
كث ه أ ََلك
ِّن ُ و َيِّمٱلق ۡ ُ ِّكَ ٱلد
ِّين َل
ذ
٣٠ نَُو َۡ
لم يعَ هاسِّ ََل
ٱلن
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah;
(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia
menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah)
13
. Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam (Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 2008), h. 35.
14
. Ibid., h. 35.
9
15
. Op, Cit., Departemen Agama RI, h. 407
16
. R. Ali Mahdum Davir, Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam, dalam
http://mayuzta.blogspot.co.id/2015/06/peserta-didik-dalam-pendidikan islam_22.html, (Diakses
Pada 20 Oktober 2017)
10
17
. Shrode A. William, Organization And Management Basic Syestem Comcepts
(Malaysia: Irwin Book, Ttp), h. 132
12
18
. Ansar Zainuddin, Manajemen Pendidikan Islam, dalam
http://ansarbinbarani.blogspot.co.id/2015/11/manajemen-pendidikan-islam.html. ( Diakses Pada 20
Oktober 2017).
13
19
. Ali Imron, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara, 2011),
h. 12.
14
20
. Ibid., h. 12- 13
21
. Op, Cit., Shrode A. William, h. 132.
15
3. Pengelompokan Siswa
Pengelompokan siswa dimaksudkan agar dalam pelaksanaan
proses kegiatan belajar mengajar di sekolah islam dapat berjalan
lancar, tertib dan dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
Ada beberapa jenis pengelompokan siswa diantaranya:
a. Pengelompokan dalam kelas-kelas.
b. Pengelompokan berdasarkan bidang studi
c. Pengelompokan berdasarkan spesialisasi
d. Pengelompokan dalam sistem kredit
e. Pengelompokan berdasarkan kemampuan
f. Pengelompokan berdasarkan minat.
4. Pembinaan Disiplin Siswa
Disiplin adalah suatu kegiatan dimana sikap, penampilan dan
tingkah laku peserta didik sesuai dengan tatanan nilai, norma dan
ketentuan-ketentuan yang berlaku di sekolah dan kelas dimana mereka
berada. Dalam peningkatan kedisiplinan biasanya terdapat tata tertib
suatu sekolah yang harus dipetuhi oleh seorang siswa misalnya: hadir
10 menit sebelum pelajaran dimulai, mengikuti seluruh kegiatan
pembelajaran dengan baik, dan mengerjakan semua tugas yang
diberikan.
Kewajiban menaati tata tertib yang ada merupakan hal yang
penting karena merupakan bagian dari sistem persekolahan yang
17
22
. Fathurrohman, Memahami Manajemen Kesiswaan Dalam Lembaga Pendidikan Islam,
dalam https://muhfathurrohman.wordpress.com/2012/10/07/memahami-manajemen-kesiswaan-
dalam-lembaga-pendidikan-islam/, (Diakses Pada 20 Oktober 2017).
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen pendidikan Islam adalah proses perencanaan,
mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan pendidikan Islam dengan
segala aspeknya agar tujuan pendidikan tercapai secara efektif dan efisien.
Peserta didik dalam pendidikan Islam adalah individu sedang
tumbuh dan berkembang, baik secara fisik, psikologis, sosial, dan religius
dalam mengarungi kehidupan di dunia dan di akhirat kelak.
Manajemen mempunyai peran atau membantu menjelaskan
perilaku organisasi yang berkaitan dengan motivasi, produktivitas, dan
kepuasan. Manajemen juga mempunyai prinsip dasar dalam praktik
pendidikan antara lain: Menentukan cara/metode kerja, Pemilihan pekerja
dan pengembangan keahliannya, Pemilihan prosudur kerja, Menentukan
batas-baras tugas, Mempersiapkan dan membuat spesipikasi tugas,
Melakukan pendidikan dan latihan dan Menentukan sistem yang
menghasilkan.
Tujuan dari manajemen peserta didik ialah mengatur segala
kegiatan-kegiatan peserta didik agar semua kegiatan-kegiatan tersebut
dapat menunjang proses belajar mengajar di sekolah. Sehingga proses
belajar mengajar di sekolah dapat berjalan lancar, tertib, dan teratur.
23
. R. Ali Mahdum Davir, Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam, Dalam
http://mayuzta.blogspot.co.id/2015/06/peserta-didik-dalam-pendidikan-islam_22.html (Diakses
Pada 20 Oktober 2017)
22
https://muhfathurrohman.wordpress.com/2012/10/07/memahami-
manajemen-kesiswaan-dalam-lembaga-pendidikan-islam/, (Diakses Pada 20
Oktober 2017).
R. Ali Mahdum Davir, Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam, Dalam
http://mayuzta.blogspot.co.id/2015/06/peserta-didik-dalam-pendidikan-
islam_22.html (Diakses Pada 20 Oktober 2017)