Anda di halaman 1dari 45

ANEKA RAGAM PRASARANA PENDIDIKAN DI SMA DAN SMK

KELOMPOK IV

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Manajemen Sarana dan Prasarana
Yang dibina oleh Ibu Desi Eri Kusumaningrum, S. Pd., M. Pd.

Oleh :

1. Ayunda Ika Widya Sakti 180131601096


2. Muh Yusril Faizin 180131601044
3. Nena Fauziah Indra Sari 180131601036
4. Tiodorus Sinaga 180131601010
5. Urlisya Nurmildi Maulidya 180131601028

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Februari 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa


karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Aneka Ragam Prasarana di SMA dan
SMK ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga
kami berterima kasih pada Ibu Desi Eri Kusumaningrum, S. Pd. M. Pd.
selaku Dosen mata kuliah Pengantar Pendidikan Universitas Negeri
Malang yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami sangat
berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai Aneka Ragam Prasarana di SMA dan
SMK. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga malakah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna
bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.

Malang, Februari 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan…..................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................3

A. Konsep Manajemen Sarana dan Prasarana..............................................................3


B. Landasan Hukum Standar Prasarana SMA dan SMK.............................................6
C. Mekanisme Pengadaan Sarana dan Prasarana di SMA dan SMK….....................16
D. Jenis – Jenis Prasarana di SMA dan SMK…........................................................19
E. Pengaturan Penggunaan Prasarana di SMA/SMK….............................................30

BAB III PENUTUP..............................................................................................................40

A. Kesimpulan............................................................................................................40
B. Saran......................................................................................................................40

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................41

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen SMA dan SMK akan efektif dan efisien apabila
didukung oleh sumber daya manusia yang profesional untuk
mengoperasikan sekolah, kurikulum yang sesuai dengan tingkat
perkembangan dan karakteristik siswa, kemampuan dan commitment
(tanggung jawab terhadap tugas) tenaga kependidikan yang handal, dan
semuanya itu didukung sarana-prasarana yang memadai untuk mendukung
kegiatan belajar-mengajar, dana yang cukup untuk menggaji staf sesuai
dengan fungsinya, serta partisipasi masyarakat yang tinggi. Bila salah satu
hal diatas tidak sesuai dengan yang diharapkan atau tidak berfungsi
sebagaimana mestinya, maka efektivitas dan efisiensi pengelolaan sekolah
kurang optimal. Dengan demikian harus ada keseimbangan antara
komponen-komponen diatas. Untuk mencapai keseimbangan tersebut,
diperlukan pengelola yang mengerti dan memahami prinsip-prinsip dalam
pegelolaan sarana prasarana sekolah untuk tercapainya tujuan pendidikan
tertentu.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Manajemen Sarana dan Prasarana
Pendidikan ?
2. Bagaimanakah landasan hukum standar prasarana pendidikan ?
3. Bagaimanakah mekanisme pengadaan prasarana pendidikan di
SMA dan SMK ?
4. Apa saja jenis-jenis prasarana pendidikan di SMA dan SMK ?
5. Bagaimana Pengelolaan Prasarana di SMA/SMK ?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Manajemen Sarana dan
Prasarana Pendidikan
2. Untuk mengetahui landasan hukum standar prasarana pendidikan
3. Untuk mengetahui mekanisme pengadaan prasarana pendidikan di
SMA dan SMK
4. Untuk mengetahui jenis-jenis prasarana pendidikan di SMA dan
SMK
5. Untuk mengetahui pengelolaan prasarana di SMA/SMK

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan


1. Pengertian Manajemen Pendidikan
Manajemen adalah rangkaian segala kegiatan yang menunjuk kepada
usaha kerja sama antara dua orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan
yang telah ditetapkan. Manajemen berasal dari kata “to manage” yang
artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur
berdasarkan urutan dan fungsi-fungsi manajemen itu. G.R. Terry ( Nur
Hamiyah dan M. Jauhar, 2015 : 123 ) menyatakan bahwa manajemen
adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian, yang
dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah
ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber
lainnya.
Pengertian diatas dapat kita simpulkan bahwa menajemen pendidikan
adalah salah satu cabang ilmu manajemen. Manajemen pendidikan adalah
suatau kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan
usaha kerja sama sekelompok manusia yang tergabung dalam organisasi
pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan
sebelumnya, agar efektif dan efisien. Pengertian tersebut didukung oleh
defenisi manajemen yang di kemukakan oleh Mulyani A. Nurhadi
(Muhamad Mustari, 2014 : 5) yaitu manajemen pendidikan adalah suatu
kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha
kerja sama sekelompok manusia yang tergabung dalam organisasi
pendidikan,untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan
sebelumnya ,agar efektif dan efisien. Dalam pengertian tersebut sudah
menunjukkan adanya gerak , yaitu usaha kerja sama, personil yang
melakukan, yaitu dua orang atau lebih, dan untuk apa kegiatan itu

3
dilakukan, yaitu untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dalam pendidikan.
Tiga unsur tersebut, yaitu gerak, orang, dan arah kegiatan menunjukkan
bahwa manajemen terjadi dalam sebuah organisasi, bukan pada kerja
tunggal yang dilakukan oleh seorang individu.
2. Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan
Sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu urgensi
manajemen pendidikan. Sarana dan prasarana pendidikan merupakan
istrumen penting dalam pendidikan dan menjadi salah satu Standar
Nasional Pendidikan. Pentingnya sarana dan prasarana pendidikan setiap
instansi berlomba-lomba untuk memenuhi standar sarana dan prasarana
pendidikan demi meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
Sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan
perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di
sekolah. Menurut Arikunto dan Yuliana (Muhamad Mustari, 2014 : 119)
sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses
belajar mengajar baik yang bergerak maupun tidak bergerak agar
pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, efektif, dan
efisien. Misalnya : ruang, buku, perpustakan, laboratorium dan sebagainya.
Prasarana adalah mencangkup semua peralatan dan perlengkapan yang
secara tidak langsung menunjang proses pendidikan. Menurut Barnawi dan
M.Arifin ( 2012 : 48 ) prasarana pendidikan adalah semua perangkat dan
perlengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan
pendidikan di sekolah. Misalnya lokasi atau tempat, bangunan, lapangan,
uang dan sebagainya.
Istilah-istilah dalam sarana dan prasarana yaitu alat pembelajaran, alat
peraga, dan media pembelajaran. Alat pembelajaran adalah benda yang
secara langsung oleh guru atau murid dalam proses pembelajaran,
misalnya : buku, alat tulis,penggaris, alat praktikum, bahan parktikum.
Alat peraga adalah semua alat bantu proses pendidikan dan pembelajaran
yang dapat berupa benda atau perbantuan dari yang kongkret sampai
dengan yang abstrak yang dapat mempermudah dalam pemberian
pengertian kepada peserta didik, misalnya : konsep perhitungan, tata

4
surya,alat transportasi. Media pembelajaran adalah sarana pendidikan
yang digunakan sebagai perantara didalam pembelajaran. Media
pembelajaran dapat diklasifikasikan media audio,media visual,dan audio
visual.
3. Pengertian Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidika
Manajemen sarana dan prasarana adalah pendidikan adalah
serangkaian kegiatan mengatur dan mengelola sarana dan prasarana yang
dilakukan oleh sekolah untuk menunjang proses pembelajaran secara
efektif dan efisien. Menurut Soebagio ( Nur Hamiyah dan M. Jauhar, 2015
: 124 ) manajemen sarana dan prasarana merupakan proses kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, pengadaan, penghapusan, dan
pengendalian logistik atau perlengkapan. Sedangkan menururut
Sulistyorini (Muhamad Mustari, 2012 : 120) manajemen sarana dan
prasana dapat diartikan sebagai proses kerja sama pendayagunaan semua
sarana dan prasarana pendidikan secara efektif dan efisien. Barnawi dan
Arifin (2014) mengatakan bahwa manajemen sarana dan prasarana adalah
segenap proses pengadaan dan pendayagunaan saranadan prasarana agar
mendukung tercapainya tujuan pendidikan secara tepat guna dan tepat
sasaran. Dari beberapa defenisi diatas menunjukkan bahwa sarana dan
prasarana yang harus didayagunakan dan dikelola untuk kepentingan
pembelajaran. Pengelolaan sarana dan prasarana tersebut dimaksudkan
agar penggunaanya bisa berjalan dengan efektif dan efisien.

5
B. Landasan Hukum Standar Prasarana SMA dan SMK
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005
tentang “Standar Nasional Pendidikan” Bab VII pasal 42 ayat
kedua yang berbunyi :
(2) Setiap Satuan Pendidikan wajib memiliki prasarana yang
meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan,
ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang
laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang
kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat
beribadah, tempat bermain, tempat berekreasi, dan
ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
2. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indoensia
nomor 24 tahun 2007
a. Satuan Pendidikan
1) Satu SMA/MA memiliki minimum 3 rombongan
belajar dan maksimum 27 rombongan belajar.
2) Satu SMA/MA dengan tiga rombongan belajar
melayani maksimum 6000 jiwa. Untuk pelayanan
penduduk lebih dari 6000 jiwa dapat dilakukan
penambahan rombongan belajar di sekolah yang
telah ada atau pembangunan SMA/MA baru.
b. Lahan
1) Lahan untuk satuan pendidikan SMA/MA
memenuhi ketentuan rasio minimum luas lahan
terhadap peserta didik seperti tercantum pada Tabel
dibawah ini.

6
Rasio Minimum Luas Lahan terhadap Peserta Didik
Banyak Rasio minimum luas lahan terhadap peserta
No
rombongan didik (M2/peserta didik)
Bangunan Bangunan dua Bangunan tiga
belajar
satu lantai lantai lantai
1 3 36,5 - -
2 4-6 22,8 12,2 -
3 7-9 18,4 9,7 6,7
4 10-12 16,3 8,7 6,0
5 13-15 14,9 7,9 5,4
6 16-18 14,0 7,5 5,1
7 19-21 13,5 7,2 4,9
8 22-24 13,2 7,0 4,8
9 25-27 12,8 6,9 4,7
2) Untuk satuan pendidikan yang memiliki rombongan
belajar dengan banyak peserta didik kurang dari
kapasitas maksimum kelas, lahan juga memenuhi
ketentuan luas minimum seperti tercantum pada
Tabel dibawah ini.
Luas Minimum Lahan
Banyak rombongan Luas minimum lahan (M2)
No Bangunan Bangunan dua Bangunan tiga
belajar
satu lantai lantai lantai
1 3 2170 - -
2 4-6 2570 1420 -
3 7-9 3070 1650 1340
4 10-12 3600 1920 1400
5 13-15 4070 2190 1520
6 16-18 4500 2420 1670
7 19-21 5100 2720 1870
8 22-24 5670 3050 2100
9 25-27 6240 3340 2290
3) Luas lahan yang dimaksud pada angka 1 dan 2 di
atas adalah luas lahan yang dapat digunakan secara
efektif untuk membangun prasarana sekolah berupa
bangunan gedung dan tempat bermain/berolahraga.

7
4) Lahan terhindar dari potensi bahaya yang
mengancam kesehatan dan keselamatan jiwa, serta
memiliki akses untuk penyelamatan dalam keadaan
darurat.
5) Kemiringan lahan rata-rata kurang dari 15%, tidak
berada di dalam garis sempadan sungai dan jalur
kereta api.
6) Lahan terhindar dari gangguan-gangguan berikut.
a) Pencemaran air, sesuai dengan PP RI No. 20
Tahun 1990 tentang Pengendalian
Pencemaran Air.
b) Kebisingan, sesuai dengan Kepmen Negara
KLH nomor 94/MENKLH/1992 tentang
Baku Mutu Kebisingan.
c) Pencemaran udara, sesuai dengan Kepmen
Negara KLH Nomor 02/MENKLH/1988
tentang Pedoman Penetapan Baku Mutu
Lingkungan.
7) Lahan sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur
dalam Peraturan Daerah tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten/Kota atau rencana lain
yang lebih rinci dan mengikat, dan mendapat izin
pemanfaatan tanah dari Pemerintah Daerah
setempat.
8) Lahan memiliki status hak atas tanah, dan/atau
memiliki izin pemanfaatan dari pemegang hak atas
tanah sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku untuk jangka waktu
minimum 20 tahun.
c. Bangunan Gedung
1) Bangunan gedung untuk satuan pendidikan
SMA/MA memenuhi ketentuan rasio minimum luas

8
lantai terhadap peserta didik seperti tercantum pada
Tabel dibawah ini.
Rasio Minimum Luas Lantai Bangunan terhadap Peserta Didik
Banyak rombongan Rasio minimum luas lantai bangunan terhadap
No
belajar peserta didik (M2/peserta didik)
Bangunan Bangunan dua Bangunan tiga
satu lantai lantai lantai
1 3 10,9 - -
2 4-6 6,8 7,3 -
3 7-9 5,5 5,8 6,0
4 10-12 4,9 5,2 5,4
5 13-15 4,5 4,7 4,9
6 16-18 4,2 4,5 4,6
7 19-21 4,1 4,3 4,4
8 22-24 3,9 4,2 4,3
9 25-27 3,9 4,1 4,1
2) Untuk satuan pendidikan yang memiliki rombongan
belajar dengan banyak peserta didik kurang dari
kapasitas maksimum kelas, lantai bangunan juga
memenuhi ketentuan luas minimum seperti
tercantum pada Tabel dibawah ini.

Luas Minimum Lantai Bangunan


Banyak rombongan Rasio minimum luas lantai bangunan terhadap
No
belajar peserta didik (M2/peserta didik)
Bangunan Bangunan dua Bangunan tiga
satu lantai lantai lantai
1 3 650 - -
2 4-6 770 840 -
3 7-9 920 990 1020
4 10-12 1080 1150 1180
5 13-15 1220 1310 1360
6 16-18 1350 1450 1500

9
7 19-21 1530 1630 1680
8 22-24 1700 1830 1890
9 25-27 1870 2000 2060
3) Bangunan gedung memenuhi ketentuan tata
bangunan yang terdiri dari:
a) koefisien dasar bangunan maksimum 30 %;
b) koefisien lantai bangunan dan ketinggian
maksimum bangunan gedung yang
ditetapkan dalam Peraturan Daerah;
c) jarak bebas bangunan gedung yang meliputi
garis sempadan bangunan gedung dengan
jalan, tepi sungai, tepi pantai, jalan kereta
api, dan/atau jaringan tegangan tinggi, jarak
antara bangunan gedung dengan batas-batas
persil, dan jarak antara as jalan dan pagar
halaman yang ditetapkan dalam Peraturan
Daerah.
4) Bangunan gedung memenuhi persyaratan
keselamatan berikut.
a) Memiliki struktur yang stabil dan kukuh
sampai dengan kondisi pembebanan
maksimum dalam mendukung beban muatan
hidup dan beban muatan mati, serta untuk
daerah/zona tertentu kemampuan untuk
menahan gempa dan kekuatan alam lainnya.
b) Dilengkapi sistem proteksi pasif dan/atau
proteksi aktif untuk mencegah dan
menanggulangi bahaya kebakaran dan petir.
5) Bangunan gedung memenuhi persyaratan kesehatan
berikut:
a) Mempunyai fasilitas secukupnya untuk
ventilasi udara dan pencahayaan yang
memadai.

10
b) Memiliki sanitasi di dalam dan di luar
bangunan gedung untuk memenuhi
kebutuhan air bersih, pembuangan air kotor
dan/atau air limbah, kotoran dan tempat
sampah, serta penyaluran air hujan.
c) Bahan bangunan yang aman bagi kesehatan
pengguna bangunan gedung dan
tidak menimbulkan dampak negatif terhadap
lingkungan.
6) Bangunan gedung menyediakan fasilitas dan
aksesibilitas yang mudah, aman, dan nyaman
termasuk bagi penyandang cacat.
7) Bangunan gedung memenuhi persyaratan
kenyamanan berikut.
a) Bangunan gedung mampu meredam getaran
dan kebisingan yang mengganggu kegiatan
pembelajaran.
b) Setiap ruangan memiliki temperatur dan
kelembaban yang tidak melebihi kondisi di
luar ruangan.
8) Setiap ruangan dilengkapi dengan lampu
penerangan. Bangunan gedung bertingkat
memenuhi persyaratan berikut. :
a) Maksimum terdiri dari tiga lantai.
b) Dilengkapi tangga yang mempertimbangkan
kemudahan, keamanan, keselamatan, dan
kesehatan pengguna.
9) Bangunan gedung dilengkapi sistem keamanan
berikut.
a) Peringatan bahaya bagi pengguna, pintu
keluar darurat, dan jalur evakuasi jika terjadi

11
bencana kebakaran dan/atau bencana
lainnya.
b) Akses evakuasi yang dapat dicapai dengan
mudah dan dilengkapi penunjuk arah yang
jelas.
10) Bangunan gedung dilengkapi instalasi listrik dengan
daya minimum 1300 watt.
11) Pembangunan gedung atau ruang baru harus
dirancang, dilaksanakan, dan diawasi secara
profesional.
12) Kualitas bangunan gedung minimum permanen
kelas B, sesuai dengan PP No. 19 Tahun 2005 Pasal
45, dan mengacu pada Standar PU.
13) Bangunan gedung sekolah baru dapat bertahan
minimum 20 tahun
14) Pemeliharaan bangunan gedung sekolah adalah
sebagai berikut.
a) Pemeliharaan ringan, meliputi pengecatan
ulang, perbaikan sebagian daun
jendela/pintu, penutup lantai, penutup atap,
plafon, instalasi air dan listrik, dilakukan
minimum sekali dalam 5 tahun.
b) Pemeliharaan berat, meliputi penggantian
rangka atap, rangka plafon, rangka kayu,
kusen, dan semua penutup atap, dilakukan
minimum sekali dalam 20 tahun.
c) Bangunan gedung dilengkapi izin
mendirikan bangunan dan izin penggunaan
sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

12
15) Bangunan gedung dilengkapi izin mendirikan
bangunan dan izin penggunaan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor
40 tahun 2008 Pasal 1 yang berbunyi :
15) Lahan adalah bidang permukaan tanah yang di atasnya terdapat
prasarana SMK/MAK meliputi bangunan, lahan praktik, lahan
untuk prasarana penunjang, dan lahan pertamanan.
16) Infrastruktur adalah prasarana penunjang untuk keamanan dan
kenyamanan lingkungan sekolah.
17) Bangunan adalah gedung yang digunakan untuk menjalankan
fungsi SMK/MAK.
18) Ruang kelas adalah ruang untuk pembelajaran teori dan praktik
yang tidak memerlukan peralatan khusus.
19) Ruang praktik, meliputi bengkel, studio, demplot, kandang,
bangsal, dan ruang sejenis, adalah tempat pelaksanaan kegiatan
praktik, perawatan dan perbaikan peralatan.
20) Lahan praktik adalah sebidang lahan untuk melaksanakan
kegiatan praktik.
21) Area kerja adalah tempat melaksanakan kegiatan pendidikan dan
pelatihan dalam ruang yang hanya dibatasi dengan garis lantai.
22) Ruang guru praktik/instruktur adalah ruangan kerja instruktur
dalam ruang praktik/bengkel kerja/studio.
23) Bangunan praktik adalah bangunan bukan gedung untuk
mendukung pelaksanaan praktik di lahan.
24) Ruang laboratorium adalah ruang untuk pembelajaran secara
praktik yang memerlukan peralatan khusus.
25) Ruang sirkulasi adalah ruang penghubung antar bagian
bangunan SMK/MAK.
26) Ruang perpustakaan adalah ruang untuk menyimpan dan
memperoleh informasi dari berbagai jenis bahan pustaka.

13
27) Ruang guru adalah ruang untuk guru bekerja di luar ruang
kelas, beristirahat, dan menerima tamu.
28) Ruang pimpinan adalah ruang untuk pimpinan melakukan
kegiatan pengelolaan SMK/MAK.
29) Ruang tata usaha adalah ruang untuk pengelolaan administrasi
SMK/MAK.
30) Ruang konseling adalah ruang untuk peserta didik mendapatkan
layanan konseling dari konselor berkaitan dengan
pengembangan pribadi, sosial, belajar, karir, dan bursa kerja.
31) Ruang UKS adalah ruang untuk menangani peserta didik yang
mengalami gangguan kesehatan dini dan ringan di SMK/MAK.
32) Ruang organisasi kesiswaan adalah ruang untuk melakukan
kegiatan kesekretariatan pengelolaan organisasi peserta didik.
33) Jamban adalah ruang untuk buang air besar dan/atau kecil.
34) Gudang adalah ruang untuk menyimpan peralatan pembelajaran
di luar ruang kelas, peralatan SMK/MAK yang tidak/belum
berfungsi, dan arsip SMK/MAK.
35) Tempat berolahraga adalah ruang terbuka atau tertutup yang
dilengkapi dengan sarana untuk melakukan pendidikan jasmani
dan olah raga.
36) Tempat bermain adalah ruang terbuka atau tertutup untuk
peserta didik dapat melakukan kegiatan bebas, termasuk
kegiatan kesenian.
37) Tempat beribadah adalah tempat warga SMK/MAK melakukan
ibadah yang diwajibkan oleh agama masing-masing pada waktu
sekolah.

14
C. Mekanisme Pengadaan Sarana dan Prasarana di SMA dan SMK
Pengadaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyediakan semua jenis
sarana dan prasana pendidikan di sekolah yang sesuai dengan kebutuhan dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam konteks persekolahan,
pengadaan merupakan segala kegiatan yang dilakukan dengan cara menyediakan
semua keperluan barang dan jasa berdasarkan hasil perencanaan dengan maksud
untuk menunjang kegiatan pembelajaran agar berjalan secara efektif dan efisien
sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Pengadaan sarana dan prasarana merupakan fungsi operasional pertama dalam
manajemen sarana dan prasarana pendidikan persekolahan.
Pengadaan sarana dan prasarana pada dasarnya merupakan upaya
merealisasikan rencana pengadaan perlengkapan yang telah disusun sebelumnya.

15
Sering kali suatu lembaga pendidikan mendapatkan bantuan dari pemerintah,
dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional, Dinas Pendidikan Nasional Kota /
Kabupaten. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah pun hamper
setiap tahun memiliki program pengadaan buku paket, buku bacaan, KIT IPA.
Namun, bantuan tersebut dalam jumlah terbatas dan tidak selalu ada, sehingga
sekolah dituntut untuk selalu berusaha juga dengan melakukan pengadaan
perlengkapan dengan cara lain.
Langkah- langkah pengadaan sarana dan prasarana:
1. Pembelian
a. Membeli di pabrik
Yang dimaksud membeli di pabrik yaitu memperoleh perlengkapan sekolah
dengan cara membeli langsung di pabrik yang memproduksi peralatan dan
perlengkapan di sekolah. Pembelian secara langsung biasanya relatif lebih
murah apabila disbanding dengan pembelian di toko.
b. Membeli di toko
Tidak semua sekolah berada di dekat pabrik sehingga apabila membeli ke
pabrik atau penerbit memerlukan biaya tambahan yang tidak sedikit untuk
biaya perjalanannya. Apabila hal yang demikian itu terjadi, sebaiknya
pengelola sarana dan prasarana atau panitia pengadaan dapat membeli di
toko yang dekat dengan sekolahnya dan telah memiliki Nomor Pokok Wajib
Pajak (NPWP). Misalnya, akan membeli seratus rim kertas HVS putih
berukuran folio. Sebenarnya panitia pengadaan bisa membeli di pabrik
tersebut jauh dengan sekolah maka pengadaan bisa langsung membelinya di
toko yang menjual barang yang dibutuhkan.
c. Memesan
Sering kali terjadi suatu lembaga pendidikan seperti SMA atau SMK
membutuhkan sarana dan prasarana yang berbeda-beda seperti SMA pasti
membutuhkan alat-alat untuk praktik dan setiap alat-alat yang dibutuhkan
tersebut terkadang habis maka petugas pengadaan harus memesan terlebih
dahulu. Lalu seperti SMK membutuhkan perlengkapan untuk setiap jurusan
sedangkan perlengkapan yang dibutuhkan tidak ada maka petugas
pengadaan harus memesannya.

16
Cara pemesanan ada dua cara, yaitu:
1) Pemesanan secara langsung, yaitu langsung dating ke toko atau pabrik
untuk memesan perlengkapan sekolah yang dibutuhkannya.
2) Pemesanan secara tidak langsung, yaitu petugas pengadaan
mengirimkan surat kepada toko atau pabrik tempat memesan. Pada
umumnya pembelian atau pemesanan dibayar terlebih dahulu ditambah
dengan biaya pengirimannya. Surat yang dikirimkan untuk memesan
perlengkapan harus ditulis atau diketik dengan jelas dan rapi serta
mencantumkan alamat lengkap sekolah tersebut agar pabrik atau toko
mudah menemukan pembeli. Selain itu dalam surat pesanan harus
menjelaskan dengan rinci judul barang-barang yang dipesan,
jumlahnya, dan merek barang yang dipesan.
2. Hadiah atau Sumbangan
Perlengkapan sekolah bisa diperoleh dari hadiah atau sumbangan dari
perorangan maupun organisasi, badan-badan atau lembaga-lembaga tertentu.
Namun, hadiah atau sumbangan yang berbentuk prasarana dapat berupa tanah
beberapa bidang atau material untuk pembangunan gedung yang dibutuhakan
lalu hadaiah atau sumbangan berupa alat-alat praktik laboratorium untuk SMA
dan alat-alat praktik sesuai jurusan untuk SMK. Permintaan hadiah atau
sumbangan dijadikan utuk tambahan sarana dan prasarana pendidikan di
sekolah, dapat dirinci sebagai berikut :
a. Hadiah atau sumbangan dari murid-murid yang akan masuk ke sekolah
atau yang akan lulus dari sekolah. Mengenai jenis dan jumlahnya tidak
ditentukan.
b. Hadiah atau sumbangan dari guru atau staff lainnya bisa berupa buku-buku
baru maupun buku-buku yang masih layak kondisinya, majalah, surat
kabar, dan sebagainya.
c. Hadiah atau sumbngan dari BP3. Permintaan hadiah atau sumbangan ini
bisa diajukan pada waktu rapat anggota BP3, atau langsung diajukan
kepada ketua BP3.
d. Hadiah atau sumbangan dari penerbit, terutama untuk memperoleh sarana
pendidikan berupa buku. Untuk memperoleh sumbangan ini, guru

17
pustakawan terlebih dahulu mengajukan permintaan kepada penerbit yang
bersangkutan.
e. Hadiah atau sumbangan dari lembaga-lembaga pemerintah atau lembaga-
lembaga swasta, seperti Perpustakaan Nasional, Dinas Pendidikan
Nasional, Dinas Pendidikan Provinsi, Direktorat Jenderal Pendidikan.

3. Tukar-menukar
Untuk memperoleh tambahan sarana sekolah, pengelola perlengkapan
sekolah dapat mengadakan hubungan kerja sama dengan pengelola perlengkapan
sekolah lainnya. Hubungan kerja sama tersebut berupa saling menukar
perlengkapan sekolah. Perlengkapan sekolah yang ditukarkan perlu di seleksi
dengan sebaik-baiknya sehingga kegiatan tukar-menurkar perlengkapan sekolah
tidak ada pihak yang akan dirugikan.
4. Meminjam
Sering kali ada seseorang yang memiliki sejumlah barang, buku-buku, surat
kabar, dan majalah yang dibutuhkan oleh sekolah namun seseoran itu ridak
bersedia memberikannya kepada sekolah maka alternatifnya adalah sekolah
meminjam barang tersebut dalam waktu yang telah ditentukan.

D. Jenis-Jenis Prasarana di SMA dan SMK


Sebuah SMA/MA sekurang-kurangnya memiliki prasarana sebagai
berikut.
1. Ruang Kelas
a. Fungsi ruang kelas adalah tempat kegiatan pembelajaran teori, praktik
yang tidak memerlukan peralatan khusus, atau praktik dengan alat khusus
yang mudah dihadirkan.
b. Jumlah minimum ruang kelas sama dengan banyak rombongan belajar
c. Kapasitas maksimum ruang kelas adalah 32 siswa.
d. Rasio minimum luas ruang kelas adalah 2 m2/siswa. Untuk rombongan
belajar dengan siswa kurang dari 15 orang, luas minimum ruang kelas
adalah 30 m2.Lebar minimum ruang kelas adalah 5 m.

18
e. Ruang kelas memiliki jendela yang memungkinkan pencahayaan yang
memadai untuk membaca buku dan untuk memberikan pandangan ke luar
ruangan.
f. Ruang kelas memiliki pintu yang memadai agar siswa dan guru dapat
segera keluar ruangan jika terjadi bahaya, dan dapat dikunci dengan baik
saat tidak digunakan

2. Ruang Perpustakaan
a. Ruang perpustakaan berfungsi sebagai tempat kegiatan siswa dan guru
memperoleh informasi dari berbagai jenis bahan pustaka dengan
membaca, mengamati, mendengar, dan sekaligus tempat petugas
mengelola perpustakan.
b. Luas minimum ruang perpustakaan sama denean luas satu setengah kali
ruang kelas. Lebar minimum ruang perpustakaan adalah 5m.
c. Ruang perpustakaan dilengkapi jendela untuk memberi pencahayaan yang
memadai untuk membaca buku
d. Ruang perpustakaan terletak di bagian sekolah/madrasah yang mudah
dicapai

3. Ruang Laboratorium Biologi


a. Ruang laboratorium biologi berfungsi sehagai tempat berlangsungnya
kegiatan pembelajaran biologi secara praktik
b. Ruang laboratorium biologi dapat menampung minimum satu rombongan
belajar
c. Rasio minimum ruang laboratorium biologi adalah 2,4 m'2/siswa.
d. Ruang laboratorium biologi memilki fasilias yang memungkinkan
pencahayaan memadai untuk membaca buku dan mengamati obyek
percobaan.

4. Ruang Laboratorium Fisika

19
a. Ruang laboratorium fisika berfungsi sebagai tempat berlangsungnya
kegiatan pembelajaran fisika secara praktik yang memerlukan peralatan
khusus.
b. Ruang laboratorium fisika dapat menampung minimurn satu rombongan
belajar
c. Rasio minimum ruang laboratorium fisika adalah 2,4 m2/siswa.
d. Ruang laboratorium fisika memiliki fasilitas yang memungkinkan
pencahayan memadai untuk membaca buku dan mengamati obyek
percobaan

5. Ruang Laboratorium Kimia


a. Ruang laboratorium kimia berfungsi sebagai tempat berlangsungnya
kegiatan pembelajaran kimia secara praktik yang memerlukan peralatan
khusus
b. Ruang laboratorium kimia dapat menampung minimum satu rombongan
belajar
c. Rasio minimum ruang laboratorium kimia adalah 2,4 m/siswa.
d. Ruang laboratorium kimia memiliki fasilitas yang memungkinkan
pencahayaanmemadai untuk membaca buku dan mengamati obyek
percobaan

6. Ruang Laboratorium Komputer


a. Ruang Laboratorium komputer berfungsi sebagai tempat mengembangkan
keterampilan dalam bidang teknologi informasi dankomunikasi
b. Ruang Laboratorium komputer dapat menampung minimum satu
rombongan belajar yang belajar yang bekerja dalam kelompok @2 orang.
c. Rasio minimum luas ruang laboratorium komputer adalah 2 m2/siswa.

7. Ruang Laboratorium Bahasa


a. Ruang laboratorium bahasa berfungsi sebagai tempat mengembangkan
keterampilan berbahasa, khusus untuk sekolah/madrasah yang mempunyai
Jurusan Bahasa.

20
b. Ruang laboratorium bahasa dapat menampung minimum satu rombongan
belajar
c. Rasio minimum luas ruang laboratorium komputer adalah 2 m2/siswa

8. Ruang Pimpinan
a. Ruang pimpinan berfungsi sebagai tempal melakukan kegiatan
pengelolaan sekolah/madrasah, pertemuan dengan sejumlah kecil guru,
orang tua murid unsur komite sckolah/madrasah, petugas dinas
pendidikan, atau lamu lainnya
b. Luas minimum nung pimpinan adalah 12m2 dan lebar minimum adalah 3
m.
c. Ruang pimpinan mudah diakses oleh guru dan tamu sekolah/madrasah,
dapat dikunci dengan baik.

9. Ruang Guru
a. Ruang guru berfungsi sebagai tempat guru bekerja dan istirahat serta
menerima baik siswa ataupun tamu lainnya
b. Rasio minimum luas ruang guru adalah 4 m 2/guru dan luas minimum
adalah 56 m2.
c. Ruang guru mudah dicapai dani halaman sekolah/madrasah ataupun dari
luar lingkungan sekolal/madrasah, serla dekat dengan ruang pimpinan.

10. Ruang Tata Usaha


a. Ruang tata usaha berfungsi sebagai tempat kerja petugas untuk
mengerjakan administrasi sekolah/madrasah.
b. Rasio minimumn luas ruang tata usaha adalah 4 m 2/petugas dan luas
minimum adalah 16 m2
c. Ruang tata usaha mudah dicapai dari halaman sekolah/madrasah ataupun
dari luar lingungan sekolah/madrasah, serta dekat dengan ruang pimpinan

11. Tempat Beribadah

21
a. Tempat berbadah berfungsi sebagai tempat warga sekolah/madrasah
melakukan ibadah yang diwajibkan oleh agama masing-masing pada
waktu sekolah/madrasah
b. Banyak tempat beribadah sesuai dengan kebutuhan dengan luas minimum
adalah 12m2 tiap satuan pendidikan

12. Ruang Konseling


a. Ruang konseling berfungsi sebagai tempat siswa mendapatkan layaran
konseling darikonselor berkaitan dengan pengembangan pribadi,
sosial,belajar dan karir
b. Luas minimum ruang konseling adalah 9m2.
c. Ruang konseling dapat memberikan kenyamanan suasana dan menjamin
privasi siswa

13. Ruang UKS


a. Ruang UKS berfungsi sebagai tempat untuk penanganan dini siswa yang
mengalami gangguan kesehatan di sekolah/madrasah.
b. Luas minimum ruang UKS adalah 12 m2

14. Ruang Organisasi Kesiswaan


a. Ruang Organisasi kesiswaan berfungsi sebagai tempat melakukan kegiatan
kesekretariatan pengelolaan organisasi kesiswaan.
b. Luas minimum ruang organisasi kesiswaan adalah 9m2.

15. Jamban
a. Jamban berfungsi sebagai tempat buang air besar dan/atau kecil.
b. Minimum terdapat 1 unit jamban untuk setiap 40 siswa pria, 1 unit jamban
untuk setiap 30 siswa wanita, dan 1 unit jamban untuk guru. Banyak
minimum jamban setiap sekolah/madrasah adalah 3 unit
c. Luas minimum unit jamban adalah 2 m2
d. Jamban harus berdinding, beratap, dapat dikunci, dan mudah dibersihkan
e. Tersedia air bersih di setiap unit jamban.

22
16. Gudang
a. berfungsi sebagai tempat menyimpan peralatan pembelajaran dari luar
kelas, tempat menyimpan sementara peralatan sekolah/madrasah yang
tidak/belum berfungsi, dan tempat menyimpan arsip sekolah/madrasah
yang telah berusia lebih dari 5 tahun.
b. Luas minimum gudang adalah 21 m2
c. Gudang dapat dikunci

17. Ruang Sirkulasi


a. Ruangsirkulasi horizontal berfungsi sebagai tempat penghubung antar
ruang dalam bangunan sekolah/madrasah dan sebagai tempat
berlangsungnya kegiatan bermain dan interaksi sosial siswa di luar jam
pelajaran.
b. Ruang sirkulasi horizontal berupa koridor yang menghubungkan ruang-
ruang di dalam bangunan sekolah/madrasah yang luas minimum adalah
30% dari luas total seluruh ruang pada bangunan.
c. Ruang sirkulasi horizontal dapat menghubungkan ruang-ruang dengan
baik
d. Koridor tanpa dinding pada lantai alas bangunan bertingkat dilengkapi
pagar pengaman dengan tinggi 90-110 cm
e. Bangunan bertingkat dilengkapi tangga.

18. Tempat Bermain/Berolahraga


a. Tempat bermain/berolahraga berfungsi sebagai area bermain, berolahraga.
pendidikan jasmani, upacara, dan kegiatan ekstrakurikuler
b. Rasio minimum luas tempat bermain/berolahraga adalah 3 m2/siswa.
c. Sebagian tempat bermain ditanami pohon penghijauan.
d. Tempat bermain/berolahraga diletakkan di tempat yang paling sedikit
mengganggu proses pembelajaran di kelas
e. Tempat bermain/berolahraga tidak digunakan untuk tempat parkir

23
Sebuah SMK/MAK sekurang-kurangnya memiliki prasarana yang
dikelompokkan dalam ruang pembelajaran umum, ruang penunjang, dan ruang
pembelajaran khusus.

Ruang Pembelajaran Umum

1. Ruang Kelas
a. Ruang kelas berfungsi scbagai tempat berlangsungnya kegiatan
pembelajaran teori, praktik yang tidak memerlukan peralatan khusus,atau
praktik dengan alat khusus yang mudah dihadirkan.
b. Jumlah minimum ruang kelas adalah 60% dari Jumlah rombongan belajar.
c. Kapasitas maksimum ruang kclas adalah 32 peserta didik
d. Rasio minimum luas ruang kelas adalah 2 m2/peserta didik
e. Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 16 orang, luas
minimum ruang kelas adalah 32 m2
f. Lebar minimum ruang kelas adalah 4 m.

2. Ruang Perpustakaan
a. Ruang perpustakaan berfungsi scbagai tempat kegiatan peserta didik dan
agar memperoleh informasi dari berbagai jenis bahan pustaka dengan
membaca mengamati, mendengar, dan sekaligus tempat petugas mengelola
perpustakan.
b. Luas minimum ruang perpustakaan adalah 96 m2
c. Lebar minimum nang perpustakaan adalah 8 m.
d. Ruang perpustakaan terletak di kelompok ruang kelas.

3. Ruang Laboratorium Biologi


a. Ruang laboratorium biologi berfungsi sebagai tempat berlangsungnya
kegiatan pembelajaran biologi secara praktik yang memerlukan peralatan
khusus

24
b. Ruang laboratorium biologi dapat menampung minimum setengah
rombongan belajar
c. Rasio minimum ruang laboratorium biologi adalah 3 m2/peserta didik
d. Luas minimum ruang laboratorium biologi adalah 64 m2 termasuk ruang
penyimpanan dan persiapan 16 m2
e. Lebar minimum ruang laboratorium biologi adalah 8 m.

4. Ruang Laboratorium Fisika


a. Ruang laboratorium fisika berfungsi sebagai tempat berlangsungnya
kegiatan pembelajaran fisika secara praktik yang memerlukan peralatan
khusus
b. Ruang laboratorium fisika dapat menampung minimum setengah
rombongan belajar
c. Rasio minimum ruang laboratorium fisika adalah 3 m2/peserta didik
d. Luas minimum ruang laboratorium fisika adalah 64 m2 termasuk ruang
penyimpanan dan persiapan 16 m2
e. Lebar minimum ruang laboratorium fisika adalah 8 m.

5. Ruang Laboratorium Kimia


a. Ruang laboratorium kimia berfungsi sebagai tempat berlangsungnya
kegiatan pembelajaran kimia secara praktik yang memerlukan peralatan
khusus
b. Ruang laboratorium kimia dapat menampung minimum setengah
rombongan belajar
c. Rasio minimum ruang laboratorium kimia adalah 3 m2/peserta didik
d. Luas minimum ruang laboratorium kimia adalah 64 m2 termasuk ruang
penyimpanan dan persiapan 16 m2
e. Lebar minimum ruang laboratorium kimia adalah 8 m.

6. Ruang Laboratorium IPA

25
a. Ruang laboratorium IPA berfungsi sebagai tempat berlangsungnya
kegiatan pembelajaran IPA secara praktik yang memerlukan peralatan
khusus
b. Ruang laboratorium IPA dapat menampung minimum setengah
rombongan belajar
c. Rasio minimum ruang laboratorium IPA adalah 3 m2/peserta didik
d. Luas minimum ruang laboratorium IPA adalah 64 m2 termasuk ruang
penyimpanan dan persiapan 16 m2
e. Lebar minimum ruang laboratorium IPA adalah 8 m.

7. Ruang Laboratorium Komputer


a. Ruang laboratorium Komputer berfungsi sebagai tempat berlangsungnya
kegiatan pembelajaran Komputer secara praktik yang memerlukan
peralatan khusus
b. Ruang laboratorium Komputer dapat menampung minimum setengah
rombongan belajar
c. Rasio minimum ruang laboratorium Komputer adalah 3 m2/peserta didik
d. Luas minimum ruang laboratorium Komputer adalah 64 m2 termasuk
ruang penyimpanan dan persiapan 16 m2
e. Lebar minimum ruang laboratorium Komputer adalah 8 m.

8. Ruang Laboratorium Bahasa


a. Ruang laboratorium bahasa berfungsi sebagai tempat berlangsungnya
kegiatan pembelajaran bahasa secara praktik yang memerlukan peralatan
khusus
c. Ruang laboratorium bahasa dapat menampung minimum setengah
rombongan belajar
d. Rasio minimum ruang laboratorium bahasa adalah 3 m2/peserta didik
a. Luas minimum ruang laboratorium bahasa adalah 64 m2 termasuk ruang
penyimpanan dan persiapan 16 m2
b. Lebar minimum ruang laboratorium bahasa adalah 8 m.

26
9. Ruang Praktik Gambar Teknik
a. Ruang Praktik Gambar Teknik berfungsi sebagai tempat berlangsungnya
kegiatan pembelajaran menggambar teknik, perhitungan bahan, dan
menghitung anggaran biaya
b. Ruang Praktik Gambar Teknik dapat menampung minimum setengah
rombongan belajar
c. Rasio minimum ruang laboratorium bahasa adalah 3 m2/peserta didik
d. Luas minimum ruang laboratorium bahasa adalah 64 m2 termasuk ruang
penyimpanan dan persiapan 16 m2
e. Lebar minimum ruang laboratorium bahasa adalah 8 m.

Ruang Penunjang

1. Ruang Pimpinan
a. Ruang pimpinan berfungsi sebagai tempat melakukan kegiatan
pengelolaan SMK/MAK, pertemuan dengan sejumlahkecil guru, orang tua
murid, unsur komite sekolah/majelis madrasah, petugas dinas pendidikan,
atau tamu lainmya.
b. Luas minimum ruang pimpinan adalah 18 m2 dan lebar minimurn adalah 3
m. Ruang pimpinan mudah diakses oleh tamu.

2. Ruang Guru
a. Ruang guru berfungsi scbagai tempat guru bekerja dan istirahat serta
menerima tamu, baik peserta didik maupun tamu lainnya
b. Rasio minimun luas ruang guru adalah 4m2/pendidik dan luas minimum
adalah 56 m2
c. Ruang guru mudah dicapai dari halaman SMK/MAK ataupun dari luar
lingkungan SMK/MAK

3. Ruang Tata Usaha


a. Ruang tata usaha berfungsi sebagai tempat kerja petugas untuk
mengerjakan administrasi SMK/MAK.

27
b. Rasio minimum luas ruang tata usaha adalah 4 m 2/petugas dan luas
minimum adalah 32 m2
c. Ruang tata usaha mudah dicapai dari halaman SMK/MAK ataupun dari
luar lingkungan SMK/MAK, serta dekat dengan ruang pimpinan

4. Tempat Beribadah
a. Tempat beribadah berfungsi sebagaitempat warga SMK/MAK melakukan
ibadah yang diwajibkan oleh agama masing-masing pada waktu sekolah
b. Banyak tempat beribadah sesuai dengan kebutuhan tiap SMK/MAK,
dengan luas minimum adalah 24 m2
5. Ruang Konseling
a. Ruang konseling berfungsi sebagai tempat peserta didik mendapatkan
layanan konseling dari konselor berkaitan dengan pengembangan pribadi,
sosial,belajar karir, dan bursa kerja.
b. Luas minimum ruang konseling adalah 12 m2
c. Ruang konseling dapat memberikan kenyamanan suasana dan menjamin
privasi peserta didik.

6. Ruang UKS
a. Ruang UKS berfungsi sebagai tempat untuk penanganan dini peserta didik
yang mengalami gangguan kesehatan di SMK/MAK.
b. Luas minimum ruang UKS adalah 12 m2

7. Ruang Organisasi Kesiswaan


a. Ruang organisasi kesiswaan berfungsi sebagai tempat melakukan kegiatan
kesekretariatan pengelolaan organisasi kesiswaan.
b. Luas minimum ruang organisasi kesiswaan adalah 12 m2

8. Jamban
a. Jamban berfungsi sebagai tempat buang air besar dan/atau kecil.
b. Minimum terdapat I unit jamban untuk setiap 40 peserta didik pria, 1 unit
jamban untuk setiap 30 peserta didik wanita, dan 1 unit jamban untuk guru

28
c. Jumlah minimum jamban di setiap SMK/MAK adalah 3 unit
d. Luas minimum 1 unit jamban adalah 2 m2
e. Jamban harus berdinding, beratap, dapat dikunci,dan mudah dibersihkan
f. Tersedia air bersih di setiap unit jamban.

9. Gudang
a. berfungsi sebagai tempat menyimpan peralatan pembelajaran dari luar
kelas, tempat menyimpan sementara peralatan sekolah/madrasah yang
tidak/belum berfungsi, dan tempat menyimpan arsip sekolah/madrasah
yang telah berusia lebih dari 5 tahun.
b. Luas minimum gudang adalah 21 m2
c. Gudang dapat dikunci

10. Ruang Sirkulasi


a. Ruang sirkulasi horizontal berfungsi sebagai tempat penghubung antar
ruang dalam bangunan SMK/MAK dan sebagai tempat berlangsungnya
kegiatan bermain dan interaksi sosial siswa di luar jam pelajaran.
b. Ruang sirkulasi horizontal berupa koridor yang menghubungkan ruang-
ruang di dalam bangunan sekolah/madrasah yang luas minimum adalah
30% dari luas total seluruh ruang pada bangunan.
c. Ruang sirkulasi horizontal dapat menghubungkan ruang-ruang dengan
baik
d. Koridor tanpa dinding pada lantai alas bangunan bertingkat dilengkapi
pagar pengaman dengan tinggi 90-110 cm
e. Bangunan bertingkat dilengkapi tangga.

11. Tempat Bermain/Berolahraga


a. Tempat bermain/berolahraga berfungsi sebagai area bermain, berolahraga.
pendidikan jasmani, upacara, dan kegiatan ekstrakurikuler
b. Rasio minimum luas tempat bermain/berolahraga adalah 3 m2/siswa.
c. Sebagian tempat bermain ditanami pohon penghijauan.

29
d. Tempat bermain/berolahraga diletakkan di tempat yang paling sedikit
mengganggu proses pembelajaran di kelas
e. Tempat bermain/berolahraga tidak digunakan untuk tempat parkir

Ruang Pembelajaran Khusus meliputi ruang praktik yang disesuaikan dengan


program keahlian seperti :
a. Ruang Praktik Program Keahlian Teknik Pemesinan,
b. Ruang Praktik Program Keahlian Teknik Akuntansi
c. Ruang Praktik Program Keahlian Teknik Multimedia, dsb.

E. Pengaturan Penggunaan Prasarana Pendidikan


Pengelolaan Prasarana Ruang Kelas meliputi :
1. Perencanaan ruang kelas
a. Perencanaaan kebutuhan tambahan ruang kelas dengan adanya
penambahan daya tampung sekolah atau rehabilitasi ruang kelas. Agar
dapat menghasilkan tipe sekolah yang efektif dan efisien maka dibuat
tipe – tipe sekolah besar, sedang dan kecil, disesuaikan dengan jumlah
siswa dan lokasi. Selain ruang teori juga direncanakan untuk
penambahan ruang laboratorium, perpustakaan dan serbaguna.
b. Perencanaan proses RKB atau hasil rehab dan ruang belajar yang
dimiliki. Jika sekolah sudah membangun ruang kelas baru (RKB)
maka perlu direncanakan pendayagunaannya.
c. Perencanaan proses pengadaan atau porses rehabilitasi. Proses akan
dapat dilaksanakan jika sekolah tersebut mengajukan permohonan
kepada Kantor Wilayah dan mendapatkan persetujuannya.
d. Perencanaan kebutuhan prabot untuk fungsinya pembangun RKB.
Biasanya dengan adanya pembangunan RKB maka kebutuhan perabot
pun disesuaikan. Sebab RKB tanpa perabot maka kurang efektif dan
efisien.
e. Perencanaan inventarisasi, pemeliharaan dan pelaporan. Dalam
pemeliharaan dan pelaporan ruang kelas perlu dilakukan setiap saat.

30
Karena jika ruang tidak dipelihara maka sudah dipastikan ruangan itu
akan cepat rusak dan hancur.
2. Organisasi prasarana ruang kelas
Diupayakan agar ruang kelas semuanya dapat berfungsi dengan baik,
misalnya untuk teori, praktek, ruang BK, ruang UKS, serbaguna dan
sebagainya. Pengorganisasian dan fungsionalitas ruangan ini diatur oleh
wakil kepala sekolah bagian sarana dan prasarana. Perawatan atau
pemeiharaan dilakukan secara berkala.
3. Koordinasi prasarana ruang kelas
Dalam menfaatkan ruang kelas harus adanya koordinasi antar semua pihak
sekolah sehingga kelas dapat berfungsi secara efektif dan efisien.
4. Pelaksanaan prasarana ruang kelas
Setelah direncanakan dan mengadakan koordinasi dengan staf di sekolah,
maka pemanfaatan pelaksanaan kelas itu harus disesuaikan dengan
rencananya. Apabila dalam sekolah itu terdapat ruang kelas banyak maka
sekolahkan sebaiknya dipergunakan satu shift, hal ini dilakukan agar
keamanan dan kebeihan dapat terjaga dengan baik. Sebalikya apabila
sekolah mengunakan untuk dua shift maka waktu untuk membersihkan
dan merawatnya kurang sehingga menjadi kotor. Selain itu, dalam
pencampaian target kurikulum dan daya serap sekolah yang dipakai da
shift itu rendah.
5. Pengendalian atau pengawasan prasarana ruang kelas
Rungan kelas agar kondisinya selalu bersih dan baik maka harus selalu
diawasi dan dikontrol serta dijaga oleh semua warga sekolah, khususnya
siswa..
Petugas khusus yang mengawasi bagaimana bersih atau tidakya dan baik
atau rusaknya ruangan kelas ialah Wakil Kepala Sekolah bidang sarana
dan prasarana.

Pengelolaan Prasarana Ruang Laboratorium meliputi :


1. Perencanaan ruang laboratorium

31
a. Perencanaan kebutuhan jenis laboratorium yang diperlukan sesuai
tuntutan kurikulum yang berlaku.
Mengingat pada saat ini banyak laboratorium IPA yang belum
dianfaatkan sebagaimana mestnya bahkan pengellaan dan
pemanfatannya sebagai sumber belajar belum berkembang maka perlu
perencanaan kebutuhan jenis laboratorium yang diperlukan sesuai
dengan tunutan kurikulum yang berlaku. Selain ruangan maka alat
maupun bahan praktik hendaknya disediakan dan dikirim oleh kantor
wilayah.
b. Perencanaan kebutuhan jumlah lab untuk setiap jeis berdasarkan
jumlah siswa dengan rombongan belajar yang akan dimanfaatkan.
Idealnya, sekolah yang hanya mempunyai satu ruangan labolatorium
cukup untuk yang memiliki siswa 10 rombongan belajar berarti 1 hari
hanya digunakan untuk dua rombongan belajar maka diperukan waktu
5 hari dan 1 hari untuk kebersihan dan perawatan. Dari hasil
pemantauan yang pernah dilakukan oleh Kemendiknas diperoleh
informasi bahwa pengunaan perangkat alat maupun bahan
laboratorium IP belum optimal dan bahkan ada yang belum digunakan
sama sekal. Masalah tersebut disebabkan oleh beberapa faktor antara
lain:
1. Kemampuan dan penguasaan guru terhadap peralatan dan
pemanfatan bahan praktik laboratorium IPA masih belum
memadai, mengingat penggunaan yang utuh atas keseluruhan
onsep dan bukan parsial.
2. Kurang memadainya baik kualitas maupun kuantitas tnaga laboran
menyebabkan pemanfaatan laboratorium IPA belum optimal.
c. Perencanaan kebutuhan tanah untuk membangun laboratorium adalah
mutlak diperlukan. Hendaknya semua sekolah mempunyai ruang
laboratorium. Jika tanahnya tidak cukup maka diupayakana ada satu
ruangan untuk praktek laboratorium.
d. Perencanaan kebutuhan alat lab. Sesuai dengan jenis dan jumlah siswa.
Peralatan laboratorium dapat dibagi menjadi kelompok umum dan

32
khusus yang dimaksud umum ialah peralatan murut segi pemakaian.
Sedangkan kelompok khusus ialah berdasaran keterkaitan dengan mata
pelajaran dan perlakuan perawatannya.
1) Yang termasu umum antara lain:
a) Perkakas seperti obeng, tang, pisau, catut, kikir, palu, gunting
dan lainya.
b) Instrument seperti: jangka sorong, neraca dan meteran.
c) Alat gelas, seperti tabung reaksi dan gelas kimia.
d) Bagan, seperti bagan penampang melintang batang dan daun.
e) Film ialah slide, film strip dan film biasa.
2) Yang termasuk khusus antara lain:
a) Mikroskop.
b) Komprator lingkungan.
c) Osiloskop.
d) Audio generator.
e) Neraca.
f) Slinki.
Kebutuhan alat – alat ini agar disesuaikan dengan jumlah
kelompok siswa, sehingga semu kelompok siswa dapat
melakukan praktik dengan baik.
e. Perencanaan proses pengadaan laboratorium dan alat laboratorium
Pengadaan laboratorium dan alat laboratorium dapat dilakukan dengan
permohonan dengan kantor wilayah. Dilakukan setiap tahun melalui
Seksi Sarana dan Prasarana dan dana untuk pengadaan
laboratoriumnya dan alatnya.
Alat – alat IPA dalam laboatorium antara lain: (Biologi)
1) Kuadrat
2) Protometer
3) Respirometer sederhana
4) Aquarium
5) Pooter
Sedangkan alat – alat fisika antara lain:

33
1) Neraca mekanik
2) Neraca pegas/dynamometer
3) Basicmeter
4) Katrol
5) Kereta dinamika dan tiker timer
6) Bangku optic
f. Perencanaan pendayagunaanlaboratorium agar pendayagunaan dapat
efektif dan efisien maka diperlukan tenaga yang dapat bertanggung
jawab yaitu:
1) Koordinator laboratorium → Ka. Sekolah
2) Penanggung jawab administrasi → administrasi oleh laboran
3) Penanggung jawab teknis → koordinasi guru IPA
4) Penanggung jawab bidang studi → guru mata pelajaran. Misal:
biologi, fisika.
g. Perencanaan inventarisasi perawatan biayaoperasional dan bahan habis
pakai. Dalam satutahun pelajaran semu kebutuhan perawatan biaya
operasional dan dana untuk belajar bahan habis pakai harus didata,
diinventarisasikan dan direnanakansecara tepat sehingga dalam
kegiatan tidak terjadi kehabisan bahan.
h. Perencanaan pelaporan.
Semua kegiatan dari perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan selalu
diakhiri dengan laporan, misalnya Per semester atau Per akhir tahun.
Petugas yang menyusun harus mengikuti petunjuk Kantor Wilayah.
2. Organisasi ruang laboatorium ialah antara pengelola laboratorium dan
penanggung jawab teknis. Jika digunakan leh sekolah lain maka harus ada
persyaratan secara tertulis sehingga adanya rasa tanggung jawab bersama.
3. Koordinasi prasarana ruang laboran ialah seluruh guru IPA melakukan
pembagian jadwal agar disepakati dan diatur oleh petugas laboran.
4. Pelaksanaan prasarana ruang laboratorium ialah dalam pelaksanaan
pemakaiannya dapat dibuat jadwal supaya kegiatan praktek mudh
diaturnya. Tata tertib penggunaan laboratorium juga harus dipasang di
dinding agar dapat dibaca oleh siswa.

34
5. Pengendalian/pengawasan prasarana ruang laboratorium
Dalam pengawasannya harus lebih baik dari rungan kelas, karena
menyangkut prabotan dan alat maupun bahan praktik.

Pengelolaan Prasarana Ruang Olahraga dan Lapangan Olahraga mencakup:


1. Perencanaan ruang olahraga dan lapangan olahraga sebagai penunjang dalam
tujuan pendidikan.
a. Perencanaan kebutuhan olahraga dan lapangan olahraga serta luasnya
disesuaikan dengan jumalah siswanya. Karena sekolah yang ideal ialah
yang memiliki lapangan dan perlengkapan olahraga.
b. Perencanaan kebutuhan lahan untuk bangunan atau lapangan olahraga
dengan membebaskan tanah kosong sekelilingnya jika memang masih
memungkinkan.
c. Perencanaan kebutuhan perabot dan jenis alat olahraga.
Perabot dan jenis alat olahraga perlu disiapkan sejak awal tahun ajaran
agar dalam pelaksanaan praktek olahraga dapat dilaksanakan.
d. Perencanaan pendayagunaan ruang dan lapangan olahraga.
Apabila di dalam sekolah terdapat beberapa guru olahraga maka
pendayagunaan ruang dan lapangan olahraga dapat diatur/dikoordinasikan.
e. Perencanaan inventarisasi, perawatan dan biaya operasional habis pakai.
Agar dapat mengetahui kondisi alat olahraga maka setiap menerima harus
dibuat dalam buku inventaris demikian juga klau mengeluarkan alat
perawatan terhadap alat itu harus diusahakan dengan baik, misalkan kalau
rusak agar diperbaiki dan disimpan di tempat aman jika setelah dipakai.
f. Perencanaan pelaporan dan posisi perabot olahraga/koordintor guru mata
pelajarannya olahraga secara berkala melaporkan keadaan alat – alat.
2. Organisasi prasarana ruang olahraga dan lapangan olahraga.
Berhubung lapangan olaharaga di sekolah pda umumnya digunakan untuk
sekolahnya maka peraturan cukup dikelola oleh sekolah itu sendiri. Apabila
lapangan tersebut digunakan oleh pihak luar maka, maka harus ada izin tertulis
dari kantor wilayah.
3. Koordinasi prasarana ruang olahraga dan lapangan olahaga.

35
Semua guru olahraga dan wakil kepala sekolah bidang sarana prasarana,
supaya dapat memadai dan layak untuk dipakai sebagai kegiatan olahraga.
4. Pelaksanaan prasarana ruang olahraga dan lapangan olahraga.
Penggunaan ruangan bertujuan utuk menghindari cuaca luar yang tidak
memungkinkan seperti hujan.
5. Pengendalian pengawasan ruang olahraga dan lapangan olahraga.
Pengawasannya harus mendapat perhatian diupayakan harus selalu bersih dan
kondisiya baik serta layak dipakai tidak membahayakan, jika mengalami
kerusakan harus segera diperbaiki jangan menunggu sampai rusak parah.

Pengelolaan Ruang Perpustakaan :


Secara umum perpustakan itu sendiri sebagai tempat kegiatan
penghimpunan, pengolahan dan penyebarluasan (pelayanan) segala informasi,
baik tercetak maupun terekam dalam berbagai media.
Ada beberapa jenis perpustakaan yang tersebar di masyarakat, misalnya:
perpustakaan sekolah, perpustakaan perguruan tinggi, perpustakaan khusus dan
perpustakaan umum. Dilihat dari fungsinya sebagai pusat pelayanan masyarakat.
Perpustakaan tersebut bisa terdiri dari berbagai macam perpustakaan lagi yang
lebih spesifik berfungsi langsung terhadap lembaga yang menaunginya.
Perpustakaan sekolah adala perpustakaan yang ada dilingkungan sekolah.
Berperan sebagai media dan sarana untuk menunjang proses pembelajaran. Oleh
karena itu, perpustakaan seolahmerupakan bagian integral dari program
penyelenggaraa pendidikan tingkat sekolah.

1. Tujuan perpustakaan sekolah


Tujuan didirikannya perpustakaan untuk memberikan bekal kemampuan dasar
kepada peserta didik. Perpustakaan sebagai bagian integral dari sekolah,
merupakan komponen utama pendidikan di sekolah, diharapkan dapat menunjang
pencapaian tujuan tersebut.
Maka tujuan perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut:
1. Mendorong mempercepat proses penguasaan teknik membaca para siswa.

36
2. Membantu menulis kreatif bagi para siswa dengan bimbingan guru dan
pustakawan.
3. Menumbuhkembangkan minat dan kebiasaan membaca siswa.
4. Mendorong, memelihara dan memberi semangat membaca dan semangat
belajar bagi para siswa.
5. Memberikan hiburan sehat untuk mengisi waktu senggang.
6. Memperluas memperdalam dan memperkaya pengalaman belajar dengan
membaca buku atau koleksi lain.

2. Fungsi perpustakaan sekolah


Perpustakaan memiliki empat fungsi sebagai beikut:
1. Fungsi edukatif: segala fasilitas dan sarana yang ada di perpustakaan sekolah
membantu para siswa untuk belajar dan memperoleh kemampuan dasar dalam
menstransfer konsep – konsep pengetahuan.
2. Fungsi informatif: berkaitan dengan mengupayakan penyediaan koleksi
perpustakaan yang bersifat “memberi tahu” akan hal – hal yang berhubugan
dengan kepentingan guru dan siswa.
3. Fungsi rekreasi: dengan disediakannya koleksi yang bersifat ringan seperti
surat kabar, diharapkan dapat menghibur pembacanya di saa yang
memungkinkan.
4. Fungsi riset atau penelitian: koleksi perpustakan sekolah sudah bisa dijadikan
bahan untuk membantu dilakukannya penelitian sederhana.

3. Tugas perpustakaan sekolah


Sesuai dengan pengertian perpustakaan yang memiliki tiga kegiatan utama yaitu
kegiatan penghimpunan, pengolahan dan pennyebarluasan segala macam
informasi pendidikan kepada para siswa dan guru, maka tugas inti perpustakaan
yaitu:

37
1. Menghimpun atau mengumpulkan, mendayagunakan, memelihara dan
membina secara terus – menerus bahan koneksi atau sumber informasi (bahan
pustaka) dalambentuk apa saja, seperti buku, majalah dan surat kabar.
2. Mengolah sumber informasi dengan menggunakan sistem atau cara tertentu,
sejak dari bahan pustaka tersebut datang ke perpustakaan sampa kepada
bahan pustaka tersebut siap disajikan untuk dilayankan kepada penggunanya.
3. Menyebarluaskan sumber informasi atau bahan – bahan pustaka kepada
segenap anggota yang membutuhkannya sesuai dengan kepentingannya yang
berbeda satu dengan yang lain.

4. Pengolahan bahan pustaka


Kegiatan pengolahan bahan pustaka termasuk ke dalam salah satu tugas inti
perpustakaan. Secara umum kegiatan peolahan bahan pustaka di perpustakaan
dikelompokkan sebagai berikut:
1. Inventarisasi kegiatan ini terdiri atas beberapa pekerjaan seperti:
 Pemeriksaan
Koleksi yang sampai di perpustakaan harus diperiksa terlebih dahulu,
apakah sudah sesuai dengan yang diminta atau tidak dan periksa juga
bentuk fisik buku. Dan yang paling penting kelengkapan isi dari buku
yang dipesan.
 Pengecapan/pemberian stempel
Pembubhan cap dapat dilakukan pada bagian atau halaman tertentu
pada setiap buku milik perpustakaan. Minimal, tiga cap harus
dibubuhkan pada setiap buku.
 Pendaftaran buku indeks
Setiap buku yng masuk harus didaftarkan ke dalam buku induk
berdasarkan urutan masuknya buku tersebut ke perpustakaan, tanpa
mempertimbangkan apakah buku tersebut buku lama atau buku baru.
2. Klasifikasi bahan pustaka.
Salah satu tujuan utama perpustakan ialah mengusahaka semuapenunjang
dapat secara mudah dan langsung memperoleh bahan yang diperlukannya.

38
Klasifikasi adalah pengelompokan yang sistematis dari sejumlah obyek,
gagasan,buku atau benda – benda lain ke dalam kelas atau golongan tertentu
berdasarkan ciri – ciri yang sama.
3. Katalogisasi
Katalogisasi ialah proses pembuatan daftar pustaka (buku, majalah, CD) milik
suatu perpustakaan.
4. Shelving
Shelving adalah kegiatan penjajaran koleksi ke dalam rak/tempat koleksi
berdasarkan sistem tertentu. Kegiatan ini merupakan langkah terakhir dari
pengolahan bahan pustaka. Tujuannya agar koleksi dapat ditemukan dengan
muah dan dapat dikenali oleh pengguna atau pustakawan.

5. Layanan perpustakaan
Layanan perpustakaan adalah pemenhn kebutuhan dan keperluan kepada
pengguna jasa perpustakaan. Tujuan layanan perpustkaan adala melayani
pengunjung dan pengguna perpustakaan. Perpustakaan memberikan layanan
bahan purtaka kepada masyarakat untuk bahan pustaka tersebut yang telah diolah
dapat dimanfaatkan dengan cepat oleh masyarakat penggua perpustakaan.

39
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen sekolah akan efektif dan efisien apabila didukung oleh
sumber daya manusia yang profesional untuk mengoperasikan sekolah,
kurikulum yang sesuai dengan tingkat perkembangan dan karakteristik
siswa, kemampuan dan komitmen (tanggung jawab terhadap tugas) tenaga
kependidikan yang handal, dan semuanya itu didukung sarana-prasarana
yang memadai untuk mendukung kegiatan belajar-mengajar, dana yang
cukup untuk menggaji staf sesuai dengan fungsinya, serta partisipasi
masyarakat yang tinggi.

B. Saran
1. Bagi pihak pemerintah, seharusnya perlu memperhatikan sarana dan
prasarana pendidikan yang ada di setiap sekolah.
2. Bagi pihak sekolah, seharusnya perlu merawat dan menjaga setiap
sarana dan prasarana yang ada di sekolahnya

40
DAFTAR RUJUKAN

Arikunto dan Yuliana. Dalam Mustari, Muhamad. 2012. Manajeman


Pendidikan, Depok : PT Rajagrafindo Persada.
Barnawi dan Arifin, M. 2012. Manajemen Sarana dan Prasarana
Sekolah,Jokjakarta : Ar-Ruzz Media.
G.R. Terry. Dalam Hamiyah, Nur dan Jauhar, M. 2015. Pengantar Manajemen
Pendidikan Di Sekolah, Jakarta : Prestasi Pustakarya.
Nurhadi, A. Mulyani. Dalam Mustari, Muhamad. 2014. Manajeman
Pendidikan, Depok : PT Rajagrafindo Persada.
Soebagio. Dalam Hamiyah, Nur dan Jauhar, M 2015. Pengantar Manajemen
Pendidikan Di Sekolah, Jakarta : Prestasi Pustakarya.
Sulistyorini. Dalam Mustari, Muhamad. 2014. Manajeman Pendidikan, Depok :
PT Rajagrafindo Persada.
Menteri Pendidikan Nasional . 2007. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN
NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2007. Dari
http://vervalsp.data.kemdikbud.go.id/prosespembelajaran/file/Permendi
knas%20No%2024%20Tahun%202007.pdf
Menteri Pendidikan Nasional.2008. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN
NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2008. Dari
https://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2009/04/permen-no-40-
tahun-2008-standar-sarana-prasaranastandar-smk.pdf
Kementrian Agama. 2005. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005. Dari
https://kemenag.go.id/file/dokumen/PP1905.pdf
Nurabadi, Ahmad. 2014. Manajemen Sarana & Prasarana Pendidikan, Malang :
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang

41

Anda mungkin juga menyukai