Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah pengelolaan
kelas
Disusun Oleh :
Kelompok 3
Haziq Antalariq
Indah Lestari
PAI VA
TEBING TINGGI
2021
KATA PENGANTAR
Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................................
C. Tujuan.....................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan.............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peran seorang guru pada pengelolaan kelas sangat penting khususnya dalam
menciptakan suasana pembelajaran yang menarik. Hal itu karena secara prinsip, guru
memegang dua tugas sekaligus masalah pokok, yakni pengajaran dan pengelolaan kelas.
Masalah pengajaran berkaitan dengan segala usaha untuk membantu siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran, sedangkan masalah pengelolaan berkaitan dengan usaha
untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi sedemikian rupa sehingga proses
pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien demi tercapainya tujuan
pembelajaran.
Seperti yang telah diketahui ada banyak kendala saat seorang guru sedang
mengelola kelas, baik masalah individu maupun kelompok, untuk menghadapi masalah
tersebut perlu adanya ketepatan tindakan pengelolaan kelas. Ketepatan tindakan
pengelolaan kelas, dapat dilakukan apabila cara kerja guru dalam pengelola kelas
didasari kerangka acuan pendekatan pengelolaan kelas. Oleh karena itu, seorang guru
hendaknya memahami dan mempunyai berbagai pendekatan pengelolaan kelas serta
memahami kondisi psikologis para siswa yang dihadapinya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pendekatan dalam pengelolaan kelas?
2. Apa tujuan pendekatan dalam pengelolaan kelas?
3. Apa saja macam-macam bentuk pendekatan dalam pengelolaaan kelas?
4. Bagaimana proses pendekatan dalam pengelolaan kelas yang efektif?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pendekatan dalam pengelolaaan kelas
2. Untuk mengetahui tujuan pendekatan dalam pengelolaan kelas
3. Untuk mengetahui macam-macam bentuk pendekatan dalam pengelolaan
kelas
4. Untuk mengetahui proses pendekatan dalam pengelolaan kelas yang efektif
BAB II
PEMBAHASAN
Pendekatan secara bahasa berasal dari kata dekat yang berarti pendek, tidak jauh,
hampir, akrab, dan menjelang. Sementara pendekatan secara bahasa dapat diartikan
sebagai proses atau cara perbuatan mendekati. [1]
Dapat disimpulkan bahwa suatu pendekatan dalam pengelolaan kelas adalah proses
penciptaan iklim atau suasana emosional dan hubungan sosial yang positif dalam kelas.
Suasana emosional dan hubungan sosial yang positif arinya ada hubungan yang baik
antara guru dengan siswa.
Strategi atau cara guru dalam mengendalikan perilaku siswa agar dapat
melakukan sesuai yang diinginkan guru.
Strategi yang digunakan yaitu dengan cara menegur siswa yang berperilaku
tidak sesuai dan yang melanggar peraturan dengan cara lemah lembut. Teguran ini dapat
dilakukan secara verbal maupun nonverbal dengan maksud untuk memberitahukan
bukan menuduh.
Strategi guru dalam merespon terhadap perilaku menyimpang siswa yang tingkat
penyimpangannya cukup berat.
Kelebihan dari pendekatan ini adalah terciptanya suatu disiplin tinggi dalam
bentuk peraturan atau norma-norma yang harus ditaati sehingga terciptanya suatu
ketertiban di kelas. Kelemahannya adalah pendekatan ini kurang efektif. guru yang
menganut pendekatan ini umumnya menganggap apa yang ia katakan adalah mutlak
benar. Guru dianggap yang paling tahu. siswa kurang diberi kesempatan untuk
mengemukakan dan mengembangkan ide atau buah pikirannya.
Peranan guru adalah memaksa peserta didik berperilaku sesuai dengan perintah
guru. Pendekatan intimidasi berguna dalam situasi tertentu dengan menggunakan
teguran keras. Teguran keras adalah perintah verbal yang keras yang diberikan pada
situasi tertentu dengan maksud untuk segera menghentikan perilaku siswa yang
penyimpangannya berat. Misal, guru memergoki dua peserta didik berkelahi.kemudian
guru bertindak “berhenti” dengan harapan setelah mendengar suara guru kedua peserta
didik itu akan berhenti berkelahi.
Pendekatan intimidasi telah dipakai secara luas dan ada manfaatnya, terdapat
kecaman terhadap pendekatan ini. Penggunaan pendekatan ini hanya bersifat
pemecahan masalah secara sementara dan hanya menangani gejala-gejala masalahnya,
bukan masalahnya itu sendiri. Kelemahan lain yang timbul dari penerapan pendekatan
ini adalah tumbuhnya sikap bermusuhan dan hancurnya hubungan antara guru dan
peserta didik.[5]
Kelebihan Pendekatan ini cukup efektif untuk dilaksanakan karena tingkah laku
positif anak didik dapat terkembangkan sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan
dapat tercapai. Kelemahannya yaitu siswa menjadi bergantung kepada guru dalam
mengembangkan sikap baiknya. Siswa tersebut akan teransang bertingkah baik bila ada
sebuah pujian dari guru dan sebagainya. Contohnya: Guru memberikan pujian dan
hadiah kepada anak yang bertingkah laku baik dan memberikan sanksi kepada anak
yang bertingkah laku buruk dengan tujuan anak tersebut tidak mengulangi perbuatannya
itu lagi.
Dalam pendekatan ini, peran guru adalah mendorong perkembangan dan kerja
sama kelompok. Pengelolaan kelas dengan proses kelompok memerlukan kemampuan
guru untuk menciptakan kondisi-kondisi yang memungkinkan kelompok menjadi
kelompok yang produktif, selain itu guru juga harus dapat menjaga kondisi itu agar
tetap baik. Untuk menjaga kondisi kelas tersebut guru harus dapat mempertahankan
semangat yang tinggi, mengatasi konflik, dan mengurangi masalah-masalah
pengelolaan.
c. Daya tarik; mengacu pada persahabatan dalam kelompok kelas. Pengelolaan kelas
efektif adalah pengelolaan yang membantu mengembangkan hubungan baik antara
perorangan di antara anggota kelompok.
f. Kesatuan; kelompok kelas akan efektif jika sebagian besar anggotanya termasuk guru
sangat tertarik pada kelompok sebagai satu kesatuan. Guru dapat menciptakan
kelompok kelas yang bersatu dengan membuat diskusi tentang penghargaan, dengan
penyebaran kepemimpinan, mengembangkan persahabatan kelompok, dan sering
menggunakan arus komunikasi dua arah.[7]
5. Pendekatan Sosio-Emosional
Guru adalah penentu utama atas hubungan antar dan iklim kelas. Oleh karena
itu, tugas pokok guru dalam manajemen kelas adalah membangun hubungan antar
pribadi yang positif dan meningkatkan iklim sosio-emosional yang positif pula.
a. Secara pribadi melibatkan diri dengan siswa; menerima siswa tetapi bukan kepada
perilakunya yang menyimpang; menunjukkan kesediaan membantu siswa memecahkan
masalah.
b. Perilaku siswa; menangani masalah tetapi tidak menilai atau menghakimi siswa.
c. Membantu siswa membuat penilaian atau pendapat tentang perilakunya yang menjadi
masalah itu. Pusatkan perhatian kepada apa yang dilakukan oleh siswa yang
menimbulkan masalah dan yang meyebabkan kegagalannya.
d. Membantu siswa merencanakan tindakan yang lebih baik, jika perlu berikan
alternatif-alternatif, bantulah siswa membuat keputusan sendiri berdasarkan
penilaiannya atas alternatif-alternatif yang ada untuk mengembangkan perasaan
tanggung jawab sendiri.
h. Memberikan kesempatan kepada siswa merasakan akibat wajar dari perilakunya yang
menyimpang tetapi jangan menghukumnya; bantulah siswa mencoba lagi menyusun
rencana yang lebih baik dan mengikatkan diri dengan rencana tersebut.[8]
6. Pendekatan Intruksional
b. Menerapkan kegiatan yang efektif adalah kemampuan guru mengatur arus dan tempo
kegiatan kelas oleh banyak orang sehingga mencegah siswa melalaikan tugasnya.
c. Menyiapkan kegiatan rutin kelas adalah kegiatan sehari-hari yang perlu dipahami dan
dilakukan siswa.
e. Memberikan dorongan yang bermakna adalah suatu proses usaha guru dalam
menunjukkan minat yang sungguh-sungguh terhadap perilaku siswa yang menunjukkan
tanda-tanda kebosanan dan keresahan.
7. Pendekatan Resep
Pendekatan resep (cook book) ini dilakukan dengan memberi satu daftar yang
dapat menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan oleh guru
dalam mereaksi semua masalah atau situasi yang terjadi di kelas. Dalam daftar itu
digambarkan tahap demi tahap apa yang harus dikerjakan oleh guru. Peranan guru
hanyalah mengikuti petunjuk seperti yang tertulis dalam resep. Dalam pengelolaan, guru
lebih banyak memberi anjuran, wejangan, perintah, sehingga mengabaikan kebutuhan
siswa. Di samping itu, guru menjadi tidak kreatif karena terpaku pada penyelesaian
materi.[10]
8. Pendekatan Perubahan Tingkah Laku
a. Ada empat proses yang perlu diperhitungkan dalam belajar bagi semua orang pada
segala tingkatan umur dan dalam segala keadaan.
b. Proses belajar itu sebagian atau seluruhnya dipengaruhi (dikontrol) oleh kejadian-
kejadian yang berlangsung di lingkungan. Dengan demikian, tugas pokok guru adalah
menguasai dan menerapkan keempat proses yang telah terbukti (bagi kaum behavioris)
merupakan pengontrol tingkah laku manusia, yaitu: penguatan positif, penghukuman,
penghilangan dan penguatan negatif.
Pengelolaan kelas dilakukan sebagai upaya untuk mengubah tingkah laku siswa
dalam kelas dari yang kurang baik menjadi baik. Oleh sebab itu, kita harus mampu
melakukan pendekatan berdasarkan perubahan tingkah laku agar tujuan manajemen
kelas dapat tercapai dengan baik.
Agar pendekatan ini dapat berjalan dengan efektif, sebaiknya kita perlu mencatat
beberapa kegiatan yang dapat mengakibatkan kacaunya suasana dalam kelas, sekaligus
mencatat hal-hal yang membuat siswa dapat menjaga suasana kelas tetap kondusif.
Misalnya, selama ini kita terbiasa memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab
bersama sehingga suasana menjadi gaduh. Jika kebiasaan tersebut dapat mengurangi
kedisiplinan siswa, maka kita sebaiknya perlu mengganti kebiasaan tersebut dengan hal
lain yang dapat mengembalikan kedisiplinan mereka.
Di samping itu, kita juga perlu merangsang siswa agar dapat bertingkah laku
positif di dalam kelas dengan cara memberi pujian atau ucapan terima kasih selama
mereka bisa menjaga sikap disiplin dalam kelas. Kebiasaan ini tentu akan menimbulkan
perasaan senang dalam diri siswa, sehingga mereka akan terus terpacu untuk menjaga
sikap-sikapnya. [11]
9. Pendekatan Pengajaran
Pembelajaran tidak hanya terpaku pada kegiatan yang lebih dari hanya berbicara
dan transfer pengetahuan. Seiring dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi
sekolah mencari bentuk baru dalam proses pembelajaran anak. Pembelajaran yang
dimaksud adalah perkembangan teknologi dimasa kini dan mendatang, murid butuh
untuk persiapan dirinya terutama kaitanya dengan perkembangan proyek yang harus
dikerjakan baik secara individual maupun kelompok. Hal ini tentunya mendorong para
guru untuk lebih bertindak sebagai coaching dari pada upaya sekedar telling dan
spending ilmu pengetahuan.
b. Mengarah kepada peran guru sebagai pelatih dari pada sebagai penyalur pengetahuan
d. Dapat memberikan dorongan kepada murid untuk bekerja lebih keras dan lebih
berhati-hati dalam belajar
e. Membangun budaya nilai dan mutu pekerjaan dalam sekolah secara signifikan.[13]
D. Proses Pendekatan Dalam Pengolaan Kelas Yang Efektif
1. Penataan ruang kelas
Penataan ruang bertumpu pada penetapan tempat duduk siswa, dengan format
memudahkan siswa dalam memandang gurunya. Biasanya hal ini dipengaruhi jumlah
siswa dalam satu kelas. Jumlah siswa yang tidak terlalu banyak akan memudahkan
siswa untuk menata meja dan kursi, agar di mana pun siswa duduk, mereka tetap bisa
memperhatikan guru saat mengajar.
Berbeda bila kelas terlalu padat dan banyak siswa. Biasanya siswa yang duduknya
paling belakang dan pojok akan kesulitan memandang guru, karena tertutup dengan
siswa lainnya. Siswa juga memerlukan ruang yang cukup agar mereka bisa
menempatkan buku dan alat-alat tulis mereka. Sehingga saat mereka membutuhkan
sesuatu, mereka bisa dengan mudah menemukannya. Misalnya saat siswa membutuhkan
penghapus. Mereka tidak perlu bingung mencarinya, karena mereka punya tempat yang
cukup untuk meletakkan penghapus di atas meja.
Formasi tempat duduk siswa juga perlu diubah dalam jangka waktu tertentu.
Perubahan formasi tempat duduk perlu dilakukan agar siswa tidak bosan di kelas. Siswa
perlu mengenal lebih dekat teman-teman mereka dalam satu kelas, sehingga mereka
tidak jenuh belajar. Siswa pun perlu merasa nyaman saat berada di kelas, jauh dari bau
yang tidak sedap, suara berisik, cahaya yang terlalu menyilaukan, dan lainnya. Hal ini
akan mempengaruhi konsentrasi anak saat belajar. [14]
Kondisikan semua siswa dengan baik secara fisik maupun psikis, termasuk siswa
yang terlambat masuk ke dalam kelas. Sebelum siswa benar-benar siap jangan memulai
mengajar. Ada kalanya saat kita masuk kelas, suasana kelas sangat gaduh atau anak
berjalan ke sana kemari dari tempat duduk mereka. Sebagai pendidik kita tidak boleh
menoleransi hal ini.
Sejak awal tahun ajaran, seorang pengajar harus menetapkan suatu aturan, bahwa
setiap ada guru yang masuk kelas dan hendak mengajar, siswa harus langsung
memberikan salam. Saat siswa memberikan salam, mereka harus melakukannya dengan
sopan. Hal ini akan memudahkan kita dalam proses belajar mengajar selanjutnya.
Bagaimana pun anak-anak perlu belajar untuk bisa fokus dan memperhatikan guru sejak
awal pembelajaran. Kalau ada murid yang terlambat, berhenti sejenak mengajar.
Perhatikan siswa yang terlambat. Ajak untuk mengikuti pelajaran dengan baik. Kalau
tidak, boleh jadi siswa yang terlambat ini berpotensi untuk mengganggu proses
pembelajaran dan menyulitkan pengelolaan kelas.
Saat ada siswa melakukan pelanggaran, kita harus tegas dalam memberikan
konsekuensi, sesuai dengan aturan yang telah disepakati. Alangkah lebih baik bila
aturan dibuat bersama siswa sejak awal tahun ajaran. Saat membuat suatu aturan dan
metode pemberian konsekuensi, kita perlu mengajak siswa untuk bekerja sama.
Sehingga saat mereka melakukan pelanggaran dan menerima konsekuensi, mereka bisa
menerimanya dengan baik. Kalau ada murid yang terlambat, berhenti sejenak mengajar.
Perhatikan siswa yang terlambat. Ajak untuk mengikuti pelajaran dengan baik. Kalau
tidak, boleh jadi siswa yang terlambat ini berpotensi untuk mengganggu proses
pembelajaran dan menyulitkan pengelolaan kelas.
Beberapa siswa mungkin tidak fokus dengan materi yang kita berikan. Ada banyak
sebab mengapa siswa bisa tidak fokus pada pelajaran, bisa karena ngantuk, bosan,
capek, dan sebab lainnya. Sebagai pendidik kita harus memiliki banyak cara agar siswa
tetap fokus memperhatikan saat pembelajaran. Beberapa cara yang bisa kita praktekkan
adalah dengan memberikan pertanyaan kepada siswa dengan cara menunjuk siswa
(terutama yang terlihat kurang fokus), mengajak siswa melakukan ice breaking, dan
kejutan-kejutan menarik lainnya.
Mulailah mengajar dengan serius. Bila sudah berhasil menggiring siswa dalam
suasana demikian, atur irama pembelajaran menjadi santai kemudian serius lagi, dan
begitu seterusnya. Kalau serius melulu siswa akan ngantuk atau bosan mengikuti
pelajaran. Makanya perlu juga pembelajaran diselingi dengan homor dan intermezo
sebagai penyegaran bagi siswa. Ada kalanya kita mengajak siswa untuk serius dalam
memperhatikan dan mengikuti pelajaran, namun tidak ada salahnya juga bila kita
mengajak siswa untuk tertawa dengan humor-humor segar. Hal-hal yang bersifat humor
bisa diberikan kepada siswa berupa cerita, ekspresi wajah, bernyanyi lagu lucu, dan hal-
hal yang bersikap humor lainnya yang bersifat mencairkan suasananya.
Ada kalanya saat kita usai mengajarkan semua materi pelajaran, kita masih memiliki
sisa waktu antara 5 hingga 10 menit. Sebagai pendidik yang baik, kita tidak boleh
membiarkan anak-anak “menganggur” di sisa waktu. Di waktu siswa tersebut, kita bisa
memberikan pengayaan, mengajak anak nonton film pendek yang berhubungan dengan
pelajaran, memberikan tanya jawab, memberikan soal latihan, dan aktivitas lainnya.
Sejak awal pembelajaran kita perlu menunjukkan semangat yang baik. Jangan
sampai kita terlihat lelah, mengantuk, sedih, dan keadaan hati yang tidak baik lainnya.
Perasaan negatif bisa membuat siswa kehilangan semangat. Sebagai pendidik, kita perlu
belajar mengelola emosi. Keterampilan pendidik dalam mengelola emosi bisa membuat
siswa merasa nyaman dan lebih bersemangat dalam belajar. Kalau ada murid yang
terlambat, berhenti sejenak mengajar. Perhatikan siswa yang terlambat. Ajak untuk
mengikuti pelajaran dengan baik. Kalau tidak, boleh jadi siswa yang terlambat ini
berpotensi untuk mengganggu proses pembelajaran dan menyulitkan pengelolaan kelas.
8. Posisi berdiri ketika mengajar
Ketika mengajar, guru perlu mengatur posisi berdiri. Ini bertujuan untuk
mengendalikan siswa keseluruhan. Jangan itu ke itu saja siswa yang menjadi pusat
perhatian guru. Selain itu guru jangan terlalu sering membelakangi siswa karena
menulis di papan tulis. Sebaliknya guru guru menulis dengan posisi menyamping
sehingga siswa dapat terpantau.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses pendekatan yang efektif dalam pengelolaan kelas antara lain: penataan
ruang kelas, mengantisipasi kondisi kelas, tetapkan aturan dengan tegas namun
“bersahabat”, pastikan siswa tetap focus, serius tapi santai, jangan biarkan waktu tersisa
kosong, bersemangat sejak awal pembelajaran, posisi berdiri ketika mengajar.
Daftar Pustaka
Hasan Alwi dkk, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), 246.
Ardy W, Manajemen Kelas Teori dan plikasi untuk Menciptakan Kelas yang Kondusif
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media), 105
Novan Ardy W, Manajemen Kelas Teori dan Aplikasi untuk ,,, 110.
Novan Ardy W, Manajemen Kelas Teori dan Aplikasi untuk ,,, 115-122
Evis Karwati, dan Donni Juni Priansa, Manajemen Kelas classroom management
(Bandung: Alfabeta, 2014), 15-16.
https://id.scribd.com/document/327881532/Makalah-Pendekatan-Pengelolaan-Kelas,
Diakses 10 Oktober, 07.31