Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ALOKASI DAN DISTRIBUSI PEMBIAYAAN PENDIDIKAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


“Manajemen Pembiayaan Pendidikan”
Dosen Pengampu: Dr. Erma Fatmawati, S.Ag., M.Pd.I

Disusun Oleh:
Kelas C1
Kelompok 5
1. Muzayyanah Agustin NIM. 211101030005
2. Farhatus Holisoh NIM. 211101030007
3. Anisya Nadila S.E NIM. 211101030022
4. Risma Dwi Yuliana NIM. 211101030025
5. Nur Azizah M. NIM. 211101030045
6. M. Nuruddin Mukti NIM. 212101030009
7. Aqila Yumna Ashilia NIM. 212101030032

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UIN KH.ACHMAD SHIDDIQ JEMBER
2023
PRAKATA

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan
kami semua kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan tugas makalah
kelompok mata kuliah Manajemen Pembiayaan Pendidikan dengan judul
“Alokasi dan Distribusi Pembiayaan Pendidikan.” Tersusunnya makalah ini,
tentunya tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan bantuan secara
materil dan moril, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih


banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati,
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak agar
dapat menjadi motivasi bagi kami untuk lebih baik lagi kedepannya dan semoga
dapat bermanfaat bagi kita semua.

Jember, 10 Maret 2023

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

PRAKATA .......................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3
A. Alokasi Pembiayaan Pendidikan ............................................................................. 3
B. Distribusi Pembiayaan Pendidikan .......................................................................... 5
BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 10
Kesimpulan .................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Biaya pendidikan adalah suatu hal yang berbentuk instrumen dan sangat
penting untuk mempersiapkan tenaga kependidikan melalui program yang
diselenggarakan di sekolah. Mengigat bahwasannya semua masyarakat
membutuhkan pendidikan yang berkualitas, maka perlu adanya suatu
persiapan yang matang mengenai pembiayaan pendidikan. Walaupun
sebenarnya masih banyak kondisi sekolah yang tidak memumpuni, seperti
kurangnya guru yang bermutu, biaya sekolah yang terbatas, sarana yang
belum tercukupi, lingkungan sekolah yang tidak kondusif, dan sebaginya.
Manajemen sekolah menjadi sesuatu yang berkaitan dengan pengelolaan
proses pendidikan, salah satunya adalah pembiayaan pendidikan. Pengelolaan
keuangan sangat penting untuk penganggaran penyelenggaraan pendidikan
suatu lembaga, dana pemerintah pusat, pemerintah daerah dan wali murid,
serta pengelolaan keuangan lembaga.
Pendanaan dalam proses peyelenggaraan sekolah telah menjadi prioritas
utama dalam proses pendidikan. Terkait dengan kebijakan pembiayaan,
tanggung jawab ini ada pada pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan orang
tua. Keputusan pendanaan pendidikan akan mempengaruhi layanan yang
diberikan kepada siswa maupun tenaga kependidikan di suatu lembaga.
Sesuatu yang terkait dengan pembiayaan, memerlukan adanya
pengelolaan dan pengalokasian secara tepat dan akurat sehingga
menghasilkan dana pendidikan yang produktif guna mencapai tujuan
pembiayaan pendidikan yang telah ditentukan. Berdasarkan latar belakang
tersebut, maka perlu bagi kita untuk mengetahui tentang alokasi dan distribusi
pembiayaan pendidikan, agar kita dapat mengelola pembiayaan secara tepat
sehingga akan berdampak pada peningkatan kualitas lembaga pendidikan
yang bersangktuan.

1
2

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, ditemukan beberapa rumusan masalah
diantaranya adalah:
1. Bagaimana pengalokasian pembiayaan di suatu lembaga pendidikan?
2. Bagaimana pendistribusian pembiayaan di suatu lembaga pendidikan?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini
adalah:
1. Untuk mendeskripsikan pengalokasian pembiayaan di suatu lembaga
pendidikan.
2. Untuk mendeskripsikan pendistribusian pembiayaan di suatu lembaga
pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Alokasi Pembiayaan Pendidikan


Menurut Depdiknas, pengalokasian anggaran pendidikan adalah suatu
rencana penetapan jumlah dan prioritas uang yang akan digunakan dalam
pelaksanaan pendidikan disekolah. Dalam konteks ini, fungsi pemimpin
sekolah sangat mentukan karena pengabilan kebijakan dalam masalah
anggaran ditentukan oleh kepala sekolah. Pengalokasian dana pendidikan
selalu mengacu kepada Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Sekolah
(RAPBS) yang penyusunannya bisa dilakukan secara rutin tiap satu tahun
sekali atau bisa dilakukan tiap semester dan harus sesuai dengan tahapan-
tahapan penyusunan anggaran. Penyusunan RAPBS oleh pihak sekolah
dilakukan berdasarkan anggaran rutin yang meliputi belanja pegawai, belanja
barang dan jasa, biaya pemeliharaan, serta belanja modal.1
Anggaran belanja untuk melaksanakan fungsi pendidikan pada sektor
pendidikan dari APBN/APBD setiap tahun anggaran, dialokasikan sekurang-
kurangnya yakni 20% (dua puluh persen) dari belanja negara/daerah. 2
Pengalokasian dana yang bersumber dari APBN diperuntukan untuk
pengembangan kompetensi lulusan seperti pengembangan profesi guru,
pembiayaan remidial dan pengayaan, PMR dan rehabilitas gedung, dan lain
sebagainya. Adapun pengalokasian dana pendidikan yaitu antara lain:
1. Pengalokasian Dana Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)
Menurut Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara dan Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN),
suatu tahun anggaran dimulai dengan penyusunan dan pengesahan

1
Mujayaroh dan Rohmat, “Pengelolaan dan Pengalokasian Dana Pendidikan di Lembaga
Pendidikan,” Arfannur: Journal of Islamic Education 1, no. 1 (2020): 47.
2
Undang Ruslan Wahyudin, Manajemen Pembiayaan Pendidikan (Yogyakarta:
Deepublish, 2021), 70.

3
4

dokumen pelaksanaan anggaran atau biasa disebut juga dengan Daftar


Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA).
DIPA adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang disusun oleh
pengguna anggaran dan disahkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan
atau Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan atas
nama Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN).
Adapun penggunaan dana DIPA adalah sebagai berikut:
a. Belanja pegawai,
b. Belanja barang,
c. Belanja modal,
d. Belanja gaji pegawai dan belanja tunjangan seperti sertifikasi dan
tunjangan kinerja pegawai.
2. Dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah)
Dana BOS adalah program pemerintah yang pada dasarnya adalah
untuk penyediaan biaya operasi non-personalia bagi satuan pendidikan
dasar sebagai pelaksana program wajib belajar. Adapun pengalokasian
dana BOS yaitu sebagai berikut:
a. Penerimaan peserta didik baru (PPDB)
b. Pengembangan perpustakaan
c. Kegiatan pembelajaran dan ekstrakurikuler
d. Kegiatan asesmen /evaluasi pembelajaran
e. Administrasi kegiatan sekolah
f. Pengembangan profesi guru dan tenaga kependidikan
g. Layanan sumber daya dan jasa
h. Pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah
i. Penyediaan alat multimedia pembelajaran
j. Pembayaran guru berstatus non Aparatur Sipil Negara (ASN)
3. Komite Sekolah
Komite sekolah adalah lembaga mandiri yang beranggotakan orang
tua/wali murid, komunitas sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli
pendidikan. Komite sekolah dibentuk atas prakarsa dari masyarakat dan
5

sudah diatur dalam UU SPN No. 20 Tahun 2003 Pasal 56 ayat (3) yang
menyatakan bahwa komite sekolah sebagai lembaga mandiri, dibentuk
dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan dengan memberikan
pertimbangan, arahan, dan dukungan tenaga, sarana prasarana, serta
pengawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan. Adapun
pengalokasian dana komite sekolah yaitu antara lain:
a. Pengadaan sarana dan prasarana, seperti pengadaan toilet siswa,
pembuatan sarana olahraga, pembuatan gedung aula, pembuatan ruang
kelas, dll.
b. Dana sosial untuk siswa sakit.
c. Penghargaan siswa berprestasi dan beasiswa siswa berprestasi jalur
akademik maupun non akademik.
d. Kegiatan kreativitas siswa, seperti karnaval, acara pentas seni,
kegiatan hari besar keagamaan dan hari besar nasional, dll.
Seluruh pengalokasian dana harus selalu di evaluasi untuk mengetahui
apabila terjadi kesalahan dalam pengelolaannya. Hasil evaluasi dipergunakan
untuk meningkatkan kinerja di masa yang akan datang.
Evaluasi dan pertanggungjawaban keuangan sekolah dapat diidentifikasi
ke dalam tiga hal, yaitu pendekatan pengendalian penggunaan alokasi dana,
bentuk pertanggung jawaban keuangan sekolah, dan keterlibatan pengawasan
pihak eksternal sekolah.3

B. Distribusi Pembiayaan Pendidikan


Konsep pembiayaan pendidikan bisa diuraikan sebagai cara memperoleh
uang atau dana pendidikan untuk membiayai atau memenuhi semua
kebutuhan lembaga pendidikan tersebut entah dari mana uang tersebut
berasal, kemana uang itu dibelanjakan, dan kepada siapa uang itu
dibelanjakan. Kemudian ada hal penting mengenai distribusi pembiayaan
pendidikan mencakup fungsi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Pelaksanaan distribusi merupakan penyaluran barang dalam hal ini berupa

3
Mujayaroh dan Rohmat, “Pengelolaan dan Pengalokasian Dana Pendidikan di Lembaga
Pendidikan,” 47-51.
6

dana BOS atau dana BOP PAUD yang disalurkan dari pemerintah ke
madrasah/sekolah yang membutuhkan bantuan dana tersebut untuk
membiayai segala bentuk proses pendidikan yang berlangsung agar
memenuhi standar yang diharapkan. Dalam penggunaan dana, setiap sekolah
harus mengkoordinasikan dan merumuskan rencana utama pembiayaan
pendidikan yaitu merencanakan rencana pembiayaan sekolah dan membuat
keputusan besar di bidang-bidang utama yaitu proyek pendidikan yang harus
dipromosikan. Pendanaan, sistem perpajakan untuk pembiayaan proyek dan
sistem penyaluran dana negara menurut kabupaten atau wilayah pendidikan
sekolah.
Undang-Undang otonomi daerah yang berisikan tentang wewenang dan
semua kepentingan kekuasaan tertinggi di pendidikan maupun kebudayaan,
telah ada di posisi kekuasaan tertinggi pusat pemerintah daerah. Di masa
aturan baru, biaya yang akan di berikan ke lembaga pendidikan lebih
dominan umumnya bersumber dari biaya yang telah di berikan oleh
pemerintah pusat dan juga oleh PAD yang dikaji pada RAPBD. Tetapi sejak
adanya kebijakan tentang otonomi daerah di tetapkan, pola pengelolaan
sedikit beda. Dimana kebanyakan biaya pendidikan digunakan untuk provinsi
serta kabupaten/kota permanen bersumber dari kekuasaan tertinggi yang di
berikan berupa paket maupun berupa biaya alokasi umum. Namun saat ini
tanggungan pengolahan semuanya di berikan ke daerah, maksudnya seberapa
besar perdaerah mengalokasikan biaya pendidikan semuanya tergantung
kepada keputusan serta kepekaan daerah terhadap persoalan pendidikan.4
Pengelolaan keuangan sekolah merupakan proses pencapaian keberhasilan
organisasi/lembaga dalam hal peningkatan kualitas, luasnya akses, dan
efisiensi pengelolaan proses pendidikan. Pendistribusian dana BOS meliputi
delapan standar, yaitu standar kemampuan lulusan, standar proses, standar isi,
standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana pendidikan, standar
pengelolaan, standar pendanaan, dan standar penilaian. Dimana dengan

4
Mohammad Roji, dkk, Manajemen Pembiayaan Pendidikan Islam (Sidoarjo : UMSIDA
Press 2020), 2-3.
7

adanya delapan standar tersebut dapat memungkinkan terwujudnya


pembiayaan pendidikan yang sesuai mutu dan standar pemerintah sehingga
proses pembelajaran di lembaga pendidikan tersebut dapat berjalan dengan
sebagaimana mestinya.5
Berbicara tentang pebiayaan, distribusi dana pendidikan sekolah haruslah
tercermin dalam penggunaannya, yaitu penggunaan dana sekolah untuk
menjalankan sekolah sesuai dengan tujuan pendidikan. Selain itu, perlu
adanya sarana atau fasilitas pembelajaran yang memadai dan relevan dengan
kebutuhan serta memberikan manfaat yang optimal bagi proses pendidikan
dan pengajaran pendidik dan peserta didik. Manfaat dana yang tersalurkan
dengan baik untuk operasional sekolah terbukti terutama dalam hal mendidik
dan membantu siswa dari segi kebutuhannya. Maka, agar pendistribusian
dana dapat berjalan lancar dan mencapai tujuannya, maka kegiatan tersebut
harus dikelola melalui tahapan proses mulai dari perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, koordinasi penggalangan dana, pemantauan,
dan evaluasi operasional sekolah dimana dana dialokasikan menurut tujuan
pendidikan dan tujuan penggunaannya.
Adanya dana yang berasal dari BOS, membuat proses belajar mengajar
dapat berlangsung tanpa dipungut biaya, karena seluruh biaya akan dipenuhi
oleh pemerintah pusat. Hal tersebut, telah membuat sekolah lebih luas diakses
oleh orang-orang dari semua lapisan masyarakat. Dana BOS telah
memberikan dampak positif bagi peningkatan kualitas sekolah yang diukur
dengan naiknya sertifikasi sekolah, naiknya jumlah siswa. Dampak positif
BOS terlihat dari catatan prestasi belajar siswa di sekolah tersebut, termasuk
berbagai kegiatan baik intrakurikuler ataupun ekstrakurikuler. Dengan adanya
dana bantuan dari pemerintah dapat membuat iklim sekolah dan semangat
belajar siswa semakin tumbuh dan berkembang dengan baik.
Adapun implementasi distribusi pembiayaan pendidikan dalam lembaga
pendidikan dasar Islam yaitu:

5
Lika, “Implementasi Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS)”, Jurnal Ilmu
Pemerintahan 4, no.3 (2016): 1.218.
8

1. Madrasah Swasta
Penyaluran dana swasta ke BOS Madrasah menjadi tanggung
jawab kerja Ditjen Pendis yang sama dengan praktik tertentu yang telah
ditetapkan. Dana BOS dicairkan Madrasah melalui mekanisme
pembayaran ke rekening penerima Dana Madrasah dengan langkah
sebagai berikut:
a. PPK membuat pengajuan kepada PPSPM yang dilampirkan
sekurangkurangnya pada surat keputusan terkait hal yang ditetapkan
sebagai penerima BOS di madrasah; Perjanjian pelaksanaan kerjasama
pembagian BOS dengan bank/kantor pos.
b. PPSPM akan menerbitkan SPM yang kemudian dikirimkan ke KPPN
Jakarta.
c. Direktur KPPN Jakarta IV akan menterbitkan surat perintah
pembayaran yayasan SP2D dengan menggunakan rekening channeling;
d. PPK segera mengirimkan SPPb ke Bank Terusan guna mentransfer
dana operasional ke rekening penerima tersebut. Dan estimasi
keterlambatan yaitu 15 hari kalender sesuai kalender perundang-
undangan.
e. Pengelola madrasah akan menyerahkan pengajuan danan uang dan akan
memenuhi persyaratan yang akan ditentukan.
f. Laporan pembukuan dana setelah pekerjaan akan dsampaikan kepala
madrasah pada akhir tahun.
2. Madrasah Negeri
Pengalokasian dana BOS ke satuan kerja Madrasah Ibtidaiyah
Negeri (MIN) dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Pelaksanaan DIPA
Dirjen Pendis sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan oleh Dirjen
Kementerian Keuangan tentang perencanaan anggaran terpisah Bagan
Akun Standar (BAS) dan dana BOS untuk digunakan dalam bentuk DIPA
Rencana Kerja Anggaran Madrasah (RKAM). Teknis penyaluran dana
BOS sebagai berikut:
9

a. Mekanisme pembayaran dana Pengeluaran dana BOS kepada Satker


Madrasah Ibtidaiyah (MIN) dan Madrasah Negeri lainnya mengacu
pada rencana pengeluaran selama satu tahun, rencana penggunaan yang
terintegrasi melalui pembuatan SPM bahwa hal tersebut disebutkan
dalam satker DIPA.
b. Anggaran BOS MIN ditempatkan Departemen Agama Kota. KPA dapat
mengangkat kepala MIN dari luar atau pejabat tertentu yang
mempunyai sertifikat PBJ sebagai PPK.
c. Dalam mempermudah proses pencairan dana dari Kementerian Agama
kepada BPP MIN, maka BPP membentuk rekening bank untuk biaya
beasiswa yang dikelola oleh BPP. Akun BPP ini adalah akun resmi,
bukan akun pribadi.
d. Dalam hal PPK, MIN diselenggarakan oleh PPK di luar MIN, maka
kepala MIN Madrasah tersebut bertanggung jawab untuk mengelola
dana BOS tersebut.
e. Pelaksanaan anggaran BOS diatur dengan Keputusan Menteri
Keuangan mengenai prosedur pembayaran terkait dengan implementasi
anggaran pendapatan dan belanja negara yang diubah oleh Peraturan
Keuangan Republik Indonesia Nomor 178/PMK.05/2018 mengenai
perubahan terkait Peraturan Menteri Keuangan Nomor
190/PMK.05/2012 mengenai Pelaksanaan Belanja Negara dan
Anggaran Pendapatan.6

6
Mazidatul Husna, dkk, ”Implementasi Distribusi Pembiayaan Dalam Lembaga
Pendidikan Dasar Islam,” Jurnal Mozaic Islam Nusantara 8, no. 2 (Oktober 2022): 124-128.
10

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

1. Pengalokasian pembiayaan pendidikan adalah suatu rencana penetapan


jumlah dan prioritas uang yang akan digunakan dalam pelaksanaan
pendidikan disekolah, dimana anggaran belanja untuk melaksanakan fungsi
pendidikan pada sektor pendidikan dari APBN/APBD setiap tahun anggaran,
dialokasikan sekurang-kurangnya 20% (dua puluh persen) dari belanja
negara/daerah.
2. Distribusi merupakan penyaluran barang dalam hal ini berupa dana BOS atau
dana BOP PAUD yang disalurkan dari pemerintah ke madrasah/sekolah yang
membutuhkan bantuan dana tersebut untuk membiayai segala bentuk proses
pendidikan yang berlangsung agar memenuhi standar yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA

Husna, Mazidatul, Dewi Enjelia Febriani, Alwan Khoiri, Nita Agustina, dan
Nurlaila Eka Erfiana. ”Implementasi Distribusi Pembiayaan Dalam
Lembaga Pendidikan Dasar Islam.” Jurnal Mozaic Islam Nusantara 8, no.
2 (2022): 124-128.

Lika. “Implementasi Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS).” Jurnal Ilmu


Pemerintahan 4, no.3 (2016): 1.218.

Mujayaroh dan Rohmat. “Pengelolaan dan Pengalokasian Dana Pendidikan di


Lembaga Pendidikan.” Arfannur: Journal of Islamic Education 1, no. 1
(2020): 47.

Roji, Mohammad, Priyo Nurdiyan, An’bur Ridwan P, Annisa Nur Islamiar, Nony
Anggraeni, Suci Wulandari, Renny Oktafia, Hidayatulloh, dan Eni
Fariyatul Fahyuni. Manajemen Pembiayaan Pendidikan Islam. Sidoarjo :
UMSIDA Press 2020.

Wahyudin, Undang Ruslan. Manajemen Pembiayaan Pendidikan. Yogyakarta:


Deepublish, 2021.

11

Anda mungkin juga menyukai